Anda di halaman 1dari 75

1

PEDOMAN MANAJEMEN PELAYANAN


LINEN DAN LAUNDRY RUMAH SAKIT
UMUM DAEAH

TAHUN 2017
2

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DI INDONESIA
NOMOR : .....................................

TENTANG
PEDOMAN MANAJEMEN PELAYANAN LINEN DAN LAUNDRY
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA

Menimbang : a. Bahwa dalam melaksanakan pelayanan Laundry dan Sterilisasi


sentral di Rumah Umum Daerah dibutuhkan buku Pedoman
untuk acuan dalam melaksanakan tugas

b. Bahwa sehubungan dengan pernyataan pada butir a, maka perlu


diatur dan ditetapkan dengan surat keputusan Kepaa Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.

Mengingat : 1. Undang – undang Negara RI Nomor : 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan
2. Undang-Undang Negara RI No.44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
3. Peraturan Pemerintah RI. : 23 Tahun 2005 tanggal 13 Juni
2005 tentang Pengelolaan KeuanganBadan Layanan Umum;
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
436/MENKES/SK/VI/1993, tanggal 3 Juni tahun 1993, tentang
berlakunya Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar
Pelayanan Medis di Rumah Sakit;
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
382/MENKES/SK/III/2007, tanggal 27 Maret 2007, tentang
pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
dan Fasilitas Kesehatan lainnya;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA


TENTANG PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN LYNEN DAN
3

LAUNDRY

KESATU : Memberlakukan Pedoman Manajemen sebagaimana lampiran


keputusan ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dari keputusan ini;

KEDUA : Mengintruksikan kepada seluruh Unit yang menggunakan linen


dalam kegiatan pelayanan kepada pasien untuk mengikuti
Pedoman Manajemen Pelayanan Linen dan laundry;
KETIGA :
Surat keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : April 2017
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

dr.
4

TIM PENYUSUN
PEDOMAN MANAJEMEN PELAYANAN LINEN DAN LAUNDRY

Penasehat :
Pengarah :
Penyusun : Chartini

Kontributor :
1.

DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : Apri 2017
Kepaa Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

dr.
5

iii

KATA PENGANTAR

Rumah Umum Daerah merupakan Unit Pelaksana Teknis Pemerintahan


Provinsi DKI Jakarta yang menerapkan pola pengelolaan Rumah sakit Umum
Daerah secara penuh, mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna dan dalm melakukan kegiatannya berdasarkan pada
upaya meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga keselamatan pasien.
Pedoman Manajemen Pelayanan Linen dan Laundry di RSUD telah disusun
oleh Instalasi Penunjang khusus laundry dan Sterilisasi Sentral. Saya ucapkan
selamat dan penghargaan atas usaha dan kerjasama seluruh staf dalam
mengupayakan penerbitan Pedoman ini.
Saya berharap Pedoman ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi
seluruh pegawai dalam pelaksanaan pelayanan untuk menunjang pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Saat ini mutu proses dan hasil pencucian linen
menjadi tolak ukur mutu pelayanan suatu rumah sakit dan menjadi salah satu
standar penilaian dalam akreditasi.
Semoga dengan mengacu pada Pedoman Manajemen Pelayanan Linen dan
Laundry ini dapat menurunkan angka infeksi HAIs di RSUD dalam mendukung
program keselamatan pasien. Khusus untuk Instalasi Penunjang Khusus (
Laundry dan Sterilisasi Sentral), semoga dapat terus meningkatkan kinerja dan
kerjasama dengan unit terkait.

Jakarta, Apri 2017


Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

dr.
6

iv
DAFTAR ISI

Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tentang Manajemen i


Linen…………………………..... iii
Tim Penyusun .................................................................................................
Kata Pengantar ................................................................................................ Iv
Daftar Isi ......................................................................................................... v
Daftar Gambar ……………………………………………………………………………….. vii
BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan………………………………………………………... 2
C. Sasaran ...................................................................................... 2
D. Azas ............................................................................................ 3
E. Ruang Lingkup Pelayanan ........................................................... 3
F. Pengertian Umum ....................................................................... 5

BAB II : KETENTUAN UMUM…………………………………………………………… 6


A. Pengertian .................................................................................. 6
B. Manajemen Pelayanan Linen dan Laundry di Rumah Sakit
Umum Daerah
1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Instalasi Penunjang
Khusus Laundry dan CSSD
a. Struktur Organisasi ......................................................... 8
b. Tata Kerja ........................................................................ 9
2. Sarana dan Prasarana
a. Bangunan ........................................................................ 20
b. Sarana Fisik .................................................................... 26
c. Prasarana ........................................................................ 27

BAB III: PELAYANAN Laundry


A. Sentralisasi Linen
1. Standar Produk .................................................................... 37
2. Standar Desain ..................................................................... 37
3. Standar Materila/Bahan ....................................................... 38
4. Standar Ukuran .................................................................... 39
5. Standar Penggunaan ............................................................. 39
B. Penatalaksanaan Linen .............................................................. 40
1. Kategori Linen ...................................................................... 41
2. Persyaratan Kantong Linen Di Ruangan ................................ 41
3. Prosedur Penanganan Linen Kotor Infeksius Di Unit/ Bangsal
Perawatan ……………………………………………………………….. 41
C. Sarana Sandang (Tahapan Kerja) ................................................ 42
1. Penerimaan linen kotor ......................................................... 43
2. Pemilahan dan Penimbangan linen kotor .............................. 43
3. Pencucian ............................................................................. 43
4. Pemerasan ............................................................................ 53
5. Pengeringan .......................................................................... 53
6. Penyetrikaan ......................................................................... 53
7

7. Pelipatan ............................................................................... 53
8. Penyimpanan ........................................................................ 54
9. Pendistribusian ..................................................................... 54
10. Penggantian linen rusak ........................................................ 54
D. Dokumentasi .............................................................................. 55

BAB IV MONITORING DAN EVALUASI


A. Monitoring .................................................................................. 56
B. Evaluasi ..................................................................................... 57

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8

vi
DAFTAR GAMBAR

Timbangan Untuk Linen Kotor kapasitas 100 Kg


Trolley dan Gentong Pengambilan Linen Kotor
Bahan Kimia Deterjen laundry
Mesin Jahit
Mesin Cuci Electrolux Kapasitas 40 Kg
Mesin Cuci Khusus Infeksius
Mesin Cuci Dry Cleaning
Mesin Cuci Kapasitas 40 kg
Mesin Pengering
Mesin Roll Pres Tampak Depan
Mesin Roll Tampak Belakang
Rak Penyimpanan Handuk Bersih
Trolley Distribusi Linen Bersih
Rak – Rak Penyimpanan
Mesin Plat Press
Mesin Plat Press dry Cleaning
9

vii
LAMPIRAN
KEPUTUSAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
NOMOR :
TENTANG: PEDOMAN MANAJEMEN PELAYANAN LINEN & LAUNDRY

PEDOMAN
MANAJEMEN PELAYANAN LINEN DAN LAUNDRY

BAB I
PENDAHULUAN

A. LAT AR BELAKANG

Instalasi Penunjang Khusus ( Laundry dan Sterilisasi sentral) merupakan


salah satu unit penunjang pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum
Daerah di bawah Kepaa Bidang Penunjang, yang bergerak memberikan
pelayanan kebutuhan alat steril dan linen siap pakai, untuk kebutuhan di
dalam Rumah Sakit guna meningkatkan mutu pelayanan agar sesuai
dengan Visi Rumah sakit di RSUD.

Instalasi Penunjang Khusus (Laundry dan Sterilisasi Sentral) Rumah Sakit


Umum Daearah sebagai Instalasi penyedia pelayanan kesehatan berupaya
untuk mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas di rumah
sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit
adalah : rendahnya angka infeksi nosokomial, untuk mencapai keberhasilan
tersebut maka perlu di lakukan pengendallian infeksi di rumah sakit

Sentralisasi pelayanan Linen dan laundry yang terpusat merupakan salah


satu mata rantai yang penting untuk pengendalian infeksi dan berperan
dalam upaya menekan kejadian infeksi. Untuk melaksanakan tugas dan
fungsi sentralisasi pelayanan Linen sangat bergantung pada unit penunjang
lain, seperti unsur pelayanan medik,fasilitas medik Farmasi,Rumah Tangga,
10

Pemeliharaan sarana rumah sakit dan fasilitas penyediaan airbersih,


sehingga apabila terjadi hambatan pada salah satu unit di atas maka
akhirnya akan mengganggu pula proses penyediaan Linen bersih.
Dalam menjalankan Kegiatannya Laundry bertangung jawab langsung
kepada Kepaa Bidang Penunjangl melalui Ka.Instalasi penunjang Khusus
Laundry dan Sterilisasi Sentral secara tepat, cepat,aman dan terpadu.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Pedoman ini dimaksudkan untuk memudahkan staf/ karyawan dalam
melaksanakan pelayanan linen sehingga semua proses dapat
dilaksanakan sesuai dengan sasaran mutu berdasarkan ketentuan/
standar yang telah ditetapkan
2. Tujuan
Umum :
Untuk meningkatkan mutu pelayanan linen dan laundry di Rumah Sakit
Umum Daerah yang ada di Indonesia.
Khusus :
1. Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan aundry di Rumah
Sakit Umum Daerah.
2. Sebagai pedoman kerja untuk mendapatkan linen yang bersih, kering,
rapi, utuh dan siap pakai
3. Sebagai panduan dalam meminimalisasi kemungkinan untuk
terjadinya infeksi silang / nosokomial
4. Untuk menjamin tenaga kesehatan, pengunjung, kontraktor dan
lingkungan dari terpapar bahaya potensial
5. Untuk menjamin ketersediaan linen di setiap unit di Rumah Sakit
Umum Daerah.
6. Sebagai sebuah panduan kerja bagi tenaga pelaksana untuk
memberikan pelayanan Sarana Sandang di Rumah Sakit Umum
Daerah..
11

C. Sasaran
1. Terpenuhinya kebutuhan linen di seluruh unit / bangsal perawatan,
serta unit – unit lain yang berhubungan dengan pelayanan linen sesuai
dengan sasaran mutu
2. Terwujudnya penyelenggaraan pelayanan linen dan laundry dalam suatu
kesatuan perosedur kerja yang telah ditetapkan
3. Tercapainya efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan linen dan
laundry di Rumah sakit Umum Daerah.

D. Azas
Azas URAIAN
Azas Efektif dan Penyelenggaraan pelayanan linen dan laundry perlu
Efisien dilakukan secara efektif dan efisien dalam proses
pencucian, pengeringan, sampai kepada distribusi
linen ke seluruh unit/ bangsal perawatan
Azas Pembakuan Pelayanan linen dan laundry diproses menurut tata
cara dan standar yang telah ditetapkan
Azas Penyelenggaraan pelayanan linen dan laundry
Pertanggungjawaban dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebersihan,
kerapihan serta keutuhan linen
Azas Keterkaitan Kegiataan penyelenggaraan pelayanan linen dan
laundry dilakukan dalam satu kesatuan sistem
administrasi umum
Azas Kecepatan dan Pelayanan linen dan laundry harus dapat
Ketepatan diselesaikan secara cepat, tepat waktu dan tepat
sasaran berdasarkan sasaran mutu yang telah
ditetapkan
Azas Keamanan Pelayanan linen dan laundry harus aman baik
secara fisik maupun mikrobiologis, serta tidak
mengesampingkan beban kerja dan faktor resiko
dari para staf/ pekerja

E. Ruang Lingkup Pelayanan


1. Sistem Pelayanan :
a. Sentralisasi : Instalasi Penunjang Khusus Laundry dan Sterilisasi
Sentral
12

b. Distribusi : Unit / Bangsal Perawatan

2. Lingkup Kegiatan Pelayanan


Kegiatan pelayanan Laundry, meliputi :
a. Pengambilan linen kotor
b. Penghitungan linen kotor
c. Pencucian linen kotor
d. Pengeringan linen
e. Pelipatan linen
f. Pengerolan linen
g. Pengepresan linen
h. Persiapan distribusi/ pengecekan linen bersih
i. Pendistribusian linen bersih
j. Penjahitan linen rusak
k. Pengiriman linen CSSD
l. Stock opname linen yang beredar di bangsal perawatan

3. Unit Kerja
Instalasi Instalasi Instalasi Instalasi Instalasi Instalasi Instalasi
Rawat RB/ VK Rawat Kegawa Bedah Rehab Pelayanan
Inap Jalan Daruratan Sentral/ Medik Penunjang
/IGD OK
Anggrek Kamar Poli Anak Emergenc Kamar Fisiote- Radiologi
Bersalin y Operasi rapi
Cempaka Seruni P. Bedah R. Rawat Laboratori
Sehari um / PA
......... Transisi ICU
........
.......
13

F. Pengertian Umum
Manajemen pelayanan linen dan laundry yaitu Suatu proses pelayanan yang
dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan linen serta pencucian habis pakai
pasien yang bersifat infeksius maupun non infeksius maupun pencucian
dari luar rumah sakit.
14

BAB II
KETENTUAN UMUM

A. PENGERTIAN

1. Antiseptik adalah desinfektan yang digunakan pada permukaan kulit


dan membran mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme
2. Dekontaminasi adalah suatu proses untuk mengurangi jumlah
pencemaranmikroorganisme atau substansi lain yang berbahaya
sehingga aman untuk penanganan lebih lanjut
3. Desinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui sistem
4. Infeksi adalah proses dimana seseorang yang rentan terkena invasi agen
patogen atau infeksius yang tumbuh, berkembang biak dan
menyebabkan sakit
5. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit dimana
pada saat masuk rumah sakit tidak ada gejala/tanda atau tidak dalam
masa inkubasi
6. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora
7. Linen adalah bahan / alat yang terbuat dari kain/ tenun
8. Kewaspadaan universal adalah suatu prinsip dimana darah, semua
jenis cairan tubuh, sekreta,kulit yang tidak utuh, dan selaput lendir
pasien DIANGGAPsebagai sumber potensial untuk penularan infeksi HIV
maupun yang lainnya prinsip ini berlaku bagi SEMUA pasien, tanpa
membedakan resiko, diagnosis ataupun status.
9. Linen kotor infeksius adalah linen yang terkontaminasi dengan darah,
cairan tubuh, dan feses terutama yang berasal dari infeksi TB paru,
infeksi Salmonella, dan Shigella (sekresi dan ekskresi) HBV, HIV (jika
terdapat noda dan darah)dan infeksi lainnya yang spesifik(SARS) di
masukan kedalam kantong yang tersegel yang dapat terlarut di air dan
kembali di tutup dengan kantong warna kuning
10. Linen kotor tidak terinfeksi adalah linen yang tidak terkontaminasi oleh
darah, cairan tubuh, feses yang berasal dari pasien lainnya secara rutin,
maskipun mungkin linen yang di klasifikasikan dari seluruh pasien
yang berasal dari sumber ruang isolasi yang terinfeksi
11. Bahan berbahaya adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam
bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan
15

kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung,


yang mempunyai sifat racun , karsinogenik, teratogenik, korosif, dan
iritasi
12. MSDSs (Material Safety Data sheets) atau LDP (Lembar data Pengaman)
adalah lembar petunjuk yang berisi informasi tentang sifat fisika, kimia,
dan bahan barbahaya, jenis bahaya yang dapat di timbulkan, cara
pananganan dan tindakan khusus yang berhubungan dengan keadaan
darurat di dalam penanganan bahan berbahaya
13. Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha dan /
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/ atau beracun yang
karena sifat dan/ atau konsentrasinya atau jumlahnya baik secara
langsung atau tidak langsung dapat mencemarkan dan merusak
lingkungan hidup
14. Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian atau kapasitas kerja ,
beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja
secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain
untuk memperoleh produktivitas kerja secara optimal
15. Keselamatan kerja adalah yang berkaitan dengan alat kerja, bahan dan
proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara
malakukan pekerjaan
16. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tak di harapkan,
dapat menyebabkan kerugian material ataupun penderitaan dari yang
paling ringan sampai yang paling berat
17. Bahaya ( Hazard) adalah suatu keadaan yang berpotensi menimbulkan
dampak merugikan atau menimbulkan kerusakan
16

B. MANAJEMEN PELAYANAN LINEN DAN LAUNDRY DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Instalasi Penunjang Khusus Laundry dan CSSD
a. Struktur Organisasi

Kepala Instalasi Penunjang


Khusus

Pengelola Urusan Penyiapan Pengelola Urusan Pelayanan Pengelola Urusan Pelayanan


Fasilitas & Sdm Sterilisasi Sentral Laundry
Inst.Penunjang Khusus

Kepala Tim Kepala TIM Kepala TIM Kepala TIM Kepala TIM Kepala TIM
Gudang Sterilisasi Produksi Pencucian Produksi Distribusi

ADMINIS- MONITORING GUDANG


TRASI PEMAKAI

.
17

b. Tata Kerja
1. Tugas pokok
Instalasi Penunjang Khusus (Laundry dan sterilisasi sentral) adalah
unit pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas penunjang
Laundry dan Sterilisasi Sentral yang berhubungan dengan
penyediaan linen bersih dan alat bantu steril yang akan digunakan
untuk membantu perawat dan dokter dalam melaksanakan tindakan
pelayanan pada pasien, termasuk didalamnya alat/ bahan habis
pakai steril seluruh unit/ bangsal perawatan, pemeliharaan,
pencucian, pengemasan, pensterilan, penyimpanan, penyaluran
Linen & Sterilisasi.
2. Fungsi Organisasi
a) Perencanaan dan penyediaan barang habis pakai linen dan
deterjen
b) Menyelenggarakan urusan pelayanan pencucian linen
c) Menyelenggarakan urusan pelayanan Strerilisasi alat kedokteran
dan alat kesehatan lainnya.
3. Visi Organisasi
Instalasi Penunjang Khusus (Laundry & CSSD) sebagai pusat
rujukan manajemen pelayanan linen & sterilisasi alat kedokteran
dan alat kesehatan tingkat nasional.
4. Misi Organisasi
a) Meningkatkan mutu pelayanan Laundry & CSSD dalam rangka
menunjang pelayanan Rumah Sakit melalui pelatihan
berkesinambungan.
b) Menjalin kerjasama dengan pihak luar dalam rangka membangun
kemitraan kerja yang berkaitan dengan peningkatkan penerimaan
jasa pencucian dan jasa pensterilan alat dari luar.
c) Sebagai pusat rujukan manajemen pelayanan linen Rumah Sakit,
sterilisasi alat kedokteran dan alat kesehatan lainnya melalui
program pendidikan dan pelatihan.
5. Tujuan Organisasi
a) Membantu unit lain di Rumah Sakit yang membutuhkan linen
bersih, alat dalam kondisi steril, untuk mencegah terjadinya
kontaminasi.
18

b) Menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah


serta menanggulangi infeksi nosokomial.
c) Efisiensi tenaga medis / paramedis untuk kegiatan yang
berorientasi pada pelayanan terhadap pasien.
d) Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap
produk yang dihasilkan.
6. Organisasi dan Tata Laksana

Tugas Instalasi Penunjang Khusus (Laundry dan Sterilisasi Sentral)


adalah melaksanakan tugas pokok Kepala Bidang Penunjang
dibidang pemeliharaan Laundry, pensterilan alat-alat kedokteran
dan alat kesehatan sebagai pelaksanaannya.

7. Fungsi kerja Instalasi Penunjang Khusus (Laundry)

a) Kegiatan pengambilan linen kotor dari ruangan / bangsal


perawatan.
b) Kegiatan pencucian.
c) Distribusi linen bersih keruangan / bangsal perawatan
d) Perencanaan pengadaan linen rumah sakit, penyimpanan,
perbaikan dan pendistribusianya.
8. Kegiatan Instalasi Penunjang Khusus (Laundry dan Sterilisasi
Sentral ):
a) Perencanaan :
1) Menyusun RKAP Instalasi Penunjang Khusus (Laundry dan
Sterilisasi Sentral).
2) Menyusun rencana kerja dan kegiatan Instalasi Penunjang
Khusus (Laundry dan Sterilisasi Sentral).
3) Menyusun petunjuk teknis dan petunjuk operasional Instalasi
Penunjang Khusus (Laundry dan Sterilisasi Sentral).
4) Menyusun standarisasi kebutuhan alat-alat kesehatan dan
linen rumah sakit.
5) Menyusun Unit Cost sebagai landasan efisiensi pelayanan.
b) Pelaksanaan :

1) Melaksanakan kegiatan pemeliharaan Laundry / linen ,


kegiatan pensterilan alat kedokteran dan alat kesehatan.
19

2) Melakukan produksi bahan steril dan linen untuk menunjang


kegiatan di Unit / Bangsal perawatan.
3) Melakukan pemeliharaan alat-alat kedokteran dan linen untuk
memperpanjang umur ekonomis alat.
4) Mengusulkan pengadaan bahan penunjang pelayanan secara
berkala , antara lain :
a. Pengadaan deterjen
b. Pengadaan linen
c. Pengadaan bahan peroduksi steril dan alkes.
d. Pengadaan ART, ATK dan barang cetakan.
e. Mengusulkan perbaikan atau pengadaan suku cadang mesin.
5) Melaksanakan pengawasan kegiatan pencucian, pensterilan,
produksi maupun pemeliharaan alat kedokteran, kesehatan
atau bahan Sarana Sandang.
6) Melaksanakan pelatihan tentang Laundry dan Sterilisasi
Sentral.
9. Uraian Jabatan dan Uraian tugas :

a) Ka. Instalasi Penunjang Khusus (Laundry dan Sterilisasi Sentral)


adalah seorang pelaksana yang membantu tugas Kepaa Bidang ,
dalam melaksanakan kegiatan pelayanan Laundry, Sterilisasi alat
kedokteran dan alat kesehatan .
b) Dalam menjalankan tugas Ka.Instalasi Penunjang Khusus
(Laundry dan Sterilisasi Sentral) bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Bidang Penunjang, dan Direktur Umum, Bagian
Umum secara struktural.
c) Ka.Instalasi Penunjang Khusus (Laundry dan Sterilisasi Sentral)
dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 3 orang Pengelola
Urusan yaitu :
1) Pengelola Urusan Pelayanan Laundry, membawahi
a. Ka.Tim Pencucian
b. Ka.Tim Produksi
c. Ka.Tim Distribusi
20

2) Pengelola Urusan Pelayanan Sterilisasi Sentral, membawahi


a. Ka.Tim Produksi
b. Ka.Tim Pendistribusian
3) Pengelola Urusan Penyiapan Fasilitas & SDM Laundry & CSSD,
membawahi :
a. Ka.Tim Gudang Terminal
b. Administrasi Sarana Sandang & CSSD

Ka.Instalasi Penunjang Khusus (Laundry& CSSD)

a) Tugas pokok
Menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan,
pencucian, penyimpanan dan penyaluran Linen serta sterilisasi.

b) Fungsi Jabatan :
Menyelenggarakan urusan pelayanan laundry yang efektif danefisien, melalui
:

1) Penyedia fasilitas linen dan Sterilisasi


2) Pemelihara fasilitas laundry dan Sterilisasi
3) Pemantau dan pengevaluasi fasilitas laundry dan Sterilisasi
c) Misi Jabatan :
Tercapainya pelayanan laundry dan Sterilisasi Sentral yang efektif dan efisien.
d) Uraian Tugas
1) Membuat rancangan strategis Jangka Panjang Instalasi Penunjang
Khusus (Laundry dan Sterilisasi Sentral).
2) Membuat Rencana Bisnis dan Anggaran Instalasi Penunjang Khusus
(Laundry dan Sterilisasi Sentral)
3) Membuat Rencana Kerja Operasional Instalasi Penunjang Khusus
(Laundry dan Sterilisasi Sentral)
4) Membuat prosedur pelayanan Instalasi Penunjang Khusus (Laundry dan
Sterilisasi Sentral).
5) Menyediakan fasilitas pelayanan Instalasi Penunjang Khusus (Laundry
dan Sterilisasi Sentral)
6) Mengembangkan program kegiatan pelayanan Instalasi Penunjang Khusus
(Laundry dan Sterilisasi Sentral)
21

7) Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan pelayanan Instalasi


Penunjang Khusus (Laundry dan Sterilisasi Sentral)
8) Melakukan evaluasi secara berkala program kegiatan pelaksanaan pe
layanan Instalasi Penunjang Khusus (Laundry & Sterilisasi Sentral)
9) Melakukan penilaian kinerja terhadap staf Instalasi Penunjang Khusus
(aundry dan Sterilisasi Sentral)
10) Melakukan tugas lainnya sesuai arahan atasan.

Pengelola Urusan Penyiapan Fasilitas & SDM Laundry & CSSD

a) Tugas pokok :
Menyelenggarakan kegiatan penunjang pelayanan Instalasi Penunjang Khusus
(Laundry dan Sterilisasi Sentral) yang efektif dan efisien.

b) Fungsi jabatan :

1) Penyusunan rancangan rencana kebutuhan fasilitas dan SDM Instalasi


Penunjang Khusus (Laundry dan Sterilisasi Sentral).
2) Penyusunan rancangan program pengembangan layanan Instalasi
Penunjang Khusus (Laundry dan Sterilisasi Sentral)
3) Penyiapan data seluruh kegiatan Instalasi Penunjang Khusus (aundry dan
Sterilisasi Sentral), sebagai bahan laporan.
4) Pemantau dan evaluasi kegiatan Instalasi Penunjang Khusus (Laundry
dan Sterilisasi Sentral)
5) Penyusunan laporan kegiatan berkala Instalasi Penunjang Khusus
(Laundry dan Sterilisasi Sentral)
c) Misi Jabatan
Tercapainya Penyiapan Fasilitas dan SDM layanan Sterilisasi Sentral yang
cepat, tepat, aman dan berkualitas sesuai ketentuan yang berlaku.

d) Uraian Tugas
1) Menyusun rencana kebutuhan Fasilitas di Instalasi Penunjang Khusus
(Laundry dan Sterilisasi Sentral).
2) Membuat rancangan kebutuhan Fasilitas & SDM
3) Memantau penyediaan fasilitas dan SDM Laundry
4) Mengevaluasi kebutuhan fasilitas dan SDM
5) Melakukan evaluasi sederhana atas seluruh kegiatan Instalasi.
22

6) Menghitung Index kehadiran seluruh personil


7) Melaporkan data pelaksanaan kegiatan pelayanan Sterilisasi Sentral
secara berkala
8) Mengikuti seminar, pelatihan manajemen pengelolaan Sterilisasi Sentral,
untuk pengembangan pengelolaan Instalasi Penunjang Khusus (Laundry
dan Sterilisasi Sentral).
9) Melaksanakan sebagian tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pengelola Urusan Laundry :

a) Tugas pokok :

Melaksanakan kegiatan pelayanan Laundry yang efektif dan efisien, sehingga


dihasilkan mutu pelayanan linen yang cepat, tepat, aman dan terpadu.

b) Fungsi Jabatan :

Menyelenggarakan urusan pelayanan Laundry yang efektif dan efisien melalui


:

1. Pengambilan linen kotor dari Unit / Bangsal Perawatan


2. Penghitungan linen kotor yang akan dilakukan pencucian.
3. Pencucian, pengeringan, pengerolan, pengepresan dan pelipatan linen.
4. Pendistribusian linen ke Unit / Bangsal Perawatan
5. Pencatatan linen hasil produksi.
6. Pemeliharaan dan penyimpanan linen bersih.

c) Misi Jabatan :

Menjamin terselenggaranya pelayanan Laundry yang cepat, tepat, aman dan


terpadu.

d) Uraian Tugas

1. Menyusun rancangan kegiatan layanan aundry sesuai dengan standar


pelayanan.
2. Mengkoordinir dan mengarahkan staf dalam menjalankan tugas sesuai
dengan tanggung jawabnya yang meliputi pengambilan linen kotor,
pencucian, pengeringan, pelipatan, pendistribusian, termasuk
pemeliharaan kebersihan alat dan pemeliharaan linen.
23

3. Bekerja sama dengan unit pelayanan dalam rangka memberikan dan


memenuhi pelayanan berkualitas yang dapat memuaskan pelanggan.
4. Melakukan stok opname linen yang beredar di RSUD masing- masing.
5. Melakukan pengecekan mesin-mesin untuk mengetahui keadaan listrik,
air, angin, uap dan sumber daya lainnya.
6. Mencarikan petugas pengganti jika ada yang berhalangan hadir pada shief
sore, minggu dan hari libur nasional.
7. Melaporkan data pelaksanaan kegiatan Laundry.
8. Melakukan evaluasi sederhana terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan
pelayanan Laundry

Ka.Tim Pencucian laundry

a) Tugas pokok :

Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan pelayanan pencucian yang


efektif dan efisien, sehingga dihasilkan cucian linen bersih yang memenuhi
standar mutu.

b) Fungsi Jabatan :

Melaksanakan kegiatan pencucian Sarana Sandang yang efektif dan efisien


melalui :

1. Penghitungan linen kotor dari Unit / bangsal perawatan


2. Pencucian
3. Pencatatan yang berhubungan dengan kegiatan pencucian
4. Pemeliharaan peralatan

c) Misi jabatan :

Tercapainya pelayanan pencucian linen yang cepat, tepat, aman, nyaman dan
terpadu.

d) Uraian Tugas

1. Merencanakan kegiatan pelayanan pencucian yang efektif dan efisien.


2. Mengawasi pelaksanaan penimbangan, penghitungan linen kotor.
3. Mengkoordinasikan, menggerakkan dan membimbing pelaksanaan
kegiatan pelayanan pencucian dengan cara membagi tugas, wewenang dan
tanggung jawab.
24

4. Mengarahkan dan memberi petunjuk pelaksanaan pekerjaan pelayanan


pencucian serta mengawasi dan menilai hasilnya.
5. Merencanakan pemakaian deterjen, mesin-mesin, alat, perlengkapan kerja
dalam kegiatan pencucian.
6. Bekerja sama dengan Kepala Tim lainnya dalam rangka pelayanan
pencucian yang efektif dan efisien.
7. Menghadiri rapat rutin dengan Ka.Instalasi, Penanggung Jawab, Ka.Tim
dan pelaksana Laundry.
8. Memberikan masukan kepada Ka.Instalasi dan Penanggung Jawab Jawab
Laundry. Pada saat rapat rutin bulanan dalam peningkatan mutu
pelayanan pencucian.
9. Aktif mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi terhadap manajemen
pengelolaan linen dan alat kesehatan rumah sakit melalui seminar,
pelatihan dan atau media lainnya.
10. Melakukan tugas lainnya sesuai arahan atasan.

Ka.Tim Produksi Laundry


a) Tugas pokok :
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan pelayanan produksi linen
bersih yang efektif dan efisien, sehingga dihasilkan produk linen bersih yang
memenuhi standar mutu.

b) Fungsi Jabatan :

Melaksanakan kegiatan produksi Laundry yang efektif dan efisien melalui :

1. Pengeringan
2. Pengerolan
3. Pengepresan
4. Pelipatan
5. Pencatatan yang berhubungan dengan kegiatan produksi
6. Pemeliharaan & perbaikan linen
c) Misi jabatan :

Tercapainya pelayanan produksi linen bersih, yang cepat, tepat, aman,


nyaman dan terpadu.
25

d) Uraian Tugas

1. Merencanakan kegiatan dan kebutuhan linen untuk memenuhi


kebutuhan di Unit-unit atau Bangsal perawatan.
2. Mengkoordinasikan, menggerakkan dan membimbing pelaksanaan
Produksi Laundry dengan cara membagi tugas, yakni pengeringan,
pelipatan, pengepresan, pengerolan linen yang sudah dicuci.
3. Berkoordinasi dengan Kepala Tim lainnya dalam rangka pelayanan barang
produksi yang efektif dan efisien.
4. Menyerahkan hasil akhir kerja produksi linen kepada Kepala Tim
Distribusi.
5. Memberikan penyuluhan, pengajaran tentang proses produksi kepada
pelaksana dan atau pihak lain yang memerlukan.
6. Membuat laporan kegiatan bagian produksi, dan atau kendala kasus yang
ditemui dalam produksi.
7. Membuat evaluasi kegiatan produksi.
8. Menjamin kelancaran, efektifitas dan efisiensi kegiatan layanan produksi
linen yang diembannya di Laundry.
9. Kebenaran dan kesesuaian data linen yang diproduksi sesuai linen kotor
yang diterima dari Unit-unit atau Bangsal perawatan.
10. Ketersediaan stock linen bersih di aundry selama 24 jam.
11. Kebenaran data laporan kegiatan produksi linen dan persediaan linen
akurat.
12. Mengevaluasi kegiatan produksi linen dalam rangka perbaikan mutu
pelayanan Rumah Sakit.
13. Aktif mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi terhadap manajemen
pengelolaan linen Rumah Sakit.
14. Melakukan tugas sesuai arahan atasan.

Ka.Tim. Distribusi Laundry

a) Tugas pokok :

Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan pelayanan distribusi


linen Sarana Sandang yang efektif dan efisien, sehingga dihasilkan pelayanan
linen Laundry yang memenuhi standar mutu.
26

b) Fungsi jabatan.

Melaksanakan kegiatan distribusi linen Laundry ke Unit/ Bangsal Perawatan


yang efektif dan efisien melalui:

1. Pengambilan linen kotor


2. Persiapan disrtibusi
3. Pendistribusian linen bersih
4. Pemeliharaan dan penyimpanan linen bersih
5. Pencatatan yang berhubungan dengan kegiatan distribusi
6. Stok opname linen

c) Misi jabatan :

Tercapainya pelayanan ditribusi linen Sarana Sandang, yang cepat, tepat,


aman, nyaman dan terpadu.

d) Uraian Tugas
1. Merencanakan kegiatan pendistribusian linen yang efektif dan efisien.
2. Mengawasi pelaksanaan pendistribusian linen bersih ke ruangan rawat
inap / rawat jalan.
3. Mengkoordinasikan, menggerakkan dan membimbing pelaksanaan
distribusi linen dengan cara membagi tugas, wewenang dan tanggung
jawab.
4. Mengarahkan dan memberi petunjuk pelaksanaan distribusi linen serta
mengawasi dan menilai hasilnya.
5. Mengontrol dan memberi petunjuk kepada pelaksana Distribusi saat
menerima linen dari bagian produksi.
6. Mengawasi pencatatan keluar-masuk linen yang akan didistribusikan.
7. Memberi kode inventaris barang.
8. Membuat daftar tugas harian dalam rangka memenuhi pelayanan
distribusi di Laundry yang efektif dan efisien.
9. Aktif mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi terhadap manajemen
pengelolaan linen dan alat kesehatan Rumah Sakit.
10. Kebenaran dan kesesuaian data linen yang di distribusikan ke ruang
rawat jalan dan ruang rawat inap.
11. Menghadiri rapat rutin dengan Ka.Instalasi, Pen.Jab dan pelaksana
Laundry.
27

12. Ketersediaan linen bersih Laundry selama 24 jam.


13. Melakukan stock opname linen yang beredar di seluruh RSUD Masing.
masing
14. Melakukan tugas lainnya sesuai arahan atasan

Pelaksanan Administrasi

a) Tugas Pokok

Melaksanakan administrasi/ ketatausahaan meliputi pelayanan pengarsipan,


penggandaan, pengiriman, pengambilan surat, dokumen, dan kiriman berkas
lainnya dan penerimaan dan pendistribusian Alat Tulis Kantor, dan atau
Bahan Habis Pakai.

b) Fungsi Jabatan

1. Melaksanakan pelayanan administrasi.


2. Melakukan pengetikan surat menyurat
3. Mengirim dan mengambil surat
4. Mempersiapkan bahan laporan kegiatan bulanan

c) Misi Jabatan

Pelaksanaan Administrasi Instalasi Penunjang Khusus (Laundry & CSSD),


lancar dan baik.

d) Uraian Tugas :

1) Melaksanakan pelayanan administrasi Laundry & CSSD yang efektif, dan


efisien.
2) Merekap data seluruh kegiatan operasional Laundry & CSSD dalam
rangka menyiapkan bahan laporan bulanan, triwulan, dan tahunan)
3) Pembuatan proses surat menyurat (usulan, laporan, dan permintaan)
4) Melakukan pengetikan dan penggandaan surat dinas.
5) Pembuatan usulan lembur dari proses pengusulan sampai proses
pembatyaran.
6) Pengetikan DP3 Staf Instalasi Laundry & CSSD.
7) Menerima surat/dokumen dan mensortir surat sesuai dengan tujuan
untuk mempermudah pelaksanaan tugas.
28

8) Menyampaikan surat ke alamat yang dituju dengan


menggunakan buku ekspedisi sebagai bukti pengiriman surat.
9) Mencatat surat ke dalam agenda dan mengarsipkan.
10) Menyampaikan permintaan ATK/Bahan habis pakai Instalasi
Penunjag Khusus (Laundry & CSSD) ke bagian terkait.
11) Membuat laporan bulanan.
12) Melakukan tugas lainnya sesuai arahan atasan

2. Sarana dan Prasarana


a. Bangunan
Luas bangunan Laundry disesuaikan kemampuan RSUD masing-
masing adalah....... m2 untuk ruang produksi dan .... m2 untuk
ruang administrasi.
Adapun pembagiannya yaitu :
- Lantai I :
 Ruang Penjab dan Kepala Tim
 Ruang Gudang Sirkulasi
 Ruang Gudang Terminal
 Ruang jahit
 Ruang produksi
 Ruang penghitungan linen kotor
 Ruang dry cleaning
 Ruang istirahat / mushola
 Kamar mandi pria dan wanita
 Ruang Ka.Instalasi dan Ruang Administrasi
29

ALUR KEGIATAN :
Alur kegiatan pelayanan Laundry

FLOW CHART PELAYANAN LINEN

BANGSAL / UNIT
PERAWATAN

PENIMBANGAN

PENCUCIAN PENIMBANGAN

PENGHITUNGAN

PENGERINGAN

ROLL PRESS PLAT PRESS

MELIPAT

YA

BERSIH TIDAK

GUDANG SIRKULASI

DISTRIBUSI
30

ALUR PERPINDAHAN BARANG SATU ARAH

Barang Non Steril

Area Kotor

Penerimaan
Penimbangan
Pemilahan
Pencucian

Area Bersih

Penghitungan
Pengeringan
Pemilahan
Pelipatan
Pengepresan
Pengerollan

Area
Penyimpanan

Persiapan
Distribusi

Distribusi

Keterangan :

A. Area Kotor
1. Petugas Laundry membawa linen kotor dari unit/bangsal perawatan yang
telah dipisahkan antara linen infeksius dan non infeksius oleh petugas unit
ruangan ke Sarana Sandang di ruang penerimaan
2. Di area kotor dilakukan proses penimbangan, pemilahan dan penghitungan
linen kotor yang akan dilakukan proses pencucian.
31

B. Area Bersih
1. Di area bersih linen yang telah dicuci dikeringkan, kemudian dilakukan
proses pemilahan kembali sesuai dengan jenisnya.
2. Linen yang telah bersih dilipat, dipres dan diroll. Dan masuk ke area
penyimpanan, sedangkan linen yang masih kotor masuk ke area kotor
untuk dicuci ulang. Linen yang rusak di kirim ke kamar jahit untuk
perbaikan atau disimpan digudang yang kemudian dihapuskan

C. Area Penyimpanan
1. Di area penyimpanan linen disusun di rak-rak penyimpanan berdasarkan
jenisnya untuk persiapan distribusi
2. Linen yang telah bersih dan siap pakai didistribusikan oleh petugas
distribusi ke unit/bangsal perawatan yang membutuhkan
32

ALUR RUANG LAUNDRY

DENAH RUANG LAUNDRY


KE CSSD
GUDANG LINEN KORIDOR TROLLY KORIDOR UMUM
BARU

RUANG TOILET
RUANG PERSIAPAN DISTRIBUSI DRYCLEANING R.FARMASI &
RUANG P.GIGI KAR
GUDANG LINEN PENGELOLA
BARU SARANA SANDANGMP.DRY RUANG ISTIRAHAT

MP.DRY
R.GANTI
GUDANG ART GUDANG LINEN BARU WANITA MSN. DRY
K.GANTI
PANTRY

KAMAR
MUSHOLLA GANTI
M.PRESS MESIN MESIN
ROLL PRESS ROLL TOILET TOILET
PRESS
MEJA TIMBANGAN

M.PRESS PELIPAT ELECTRIC


AN RUANG PENGHITUNGAN

M.PENGERING

GUDANG DETERJEN

PINTU KELUAR

MESIN PENGERING MESIN CUCI KOMPRESOR


JONITOR

Keterangan :
1. Ruang Penghitungan dan Penimbangan
2. Ruang Produksi (Pencucian, Pengeringan, Pelipatan Pengepresan,
Pengerollan)
3. Ruang Gudang Deterjen
4. Ruang Gudang Linen dan ART
5. Ruang Persiapan Distribusi
6. Ruang Pengelola Urusan Laundry
7. Ruang Dry Cleaning
8. Koridor
9. Ruang Istirahat
33

Hubungan Kerja dengan Unit Lain

Kewaspadaan Kewaspadaan
universal di ruangan umum di Laundry

R. Inap
R. Jalan
Instalasi Linen
Administr kotor/pe Unit
asi Proses
milahan/ pencucian
Linen pencucian
penghitu
dari RS ngan
lain

Kerusakan Linen
alat/gedung/ bersih CSSD
air

Linen
steril
Kewaspadaan umum
transportasi

IPSRS

Distribusi

b.Sarana Fisik….
34

b. Sarana Fisik

Sarana fisik untuk instalasi Penunjang Khusus/ Laundry


mempunyai persyaratan tersendiri terutama untuk pemasangan
peralatan pencucian yang baru. Sebelum pemasangan, data lengkap
SPA (Sarana Prasarana Alat) diperlukan untuk memudahkan koordinasi
dan jaringan selama pengoperasiannya. Tata letak dan hubungan antar
ruangan memerlukan perencanaan teknik yang matang, untuk
memudahkan penginstalasian, termasuk instalasi listrik, uap, air panas
dan penunjang lainnya misalnya mendekatkan power house dengan
steam boiler.

Ruangan Laundry :
Untuk menghindari kontaminsi antara linen kotor dan linen bersih,
maka ruang laundry dibagi mejadi 3 (tiga) bagian, yaitu :
1. Ruang linen kotor :
Ruang ini meliputi : ruang pemisahan dan penghitungan linen kotor,
gudang deterjen dan ruang pencucian yang dilengkapi dengan :
timbangan electric, mesin cuci, trolly linen kotor dan meja kursi
untuk petugas pencucian .
2. Ruang linen bersih :
Ruang ini meliputi ruang pengeringan, ruang pengerolan,ruang
pelipatan dan ruang pengepresan yang dilengkapi dengan mesin
pengering, mesin pengepresan, mesin pengerolan dan meja pelipatan
lengkap dengan kursi duduknya.
3. Ruang penyimpanan Linen
Ruang ini memuat:
 Lemari dan rak untuk menyimpan linen bersih
 Meja administrasi
Ruang ini bebas dari debu dan selalu tertutup. Sirkulasi udara perlu
di perhatikan dengan memasang exhaust atau AC sentral untuk
penerangan minimal kategori pencahayaan D = 200-500 Lux sesuai
Pedoman pencahayaan Rumah sakit
35

4. Ruang Distribusi Linen


Ruang ini memuat:
 Meja pengecekan, trolly linen bersih untuk penyerahan atau
distribusi linen bersih ke unit kerja.
Sirkulasi udara perlu di perhatikan dengan memasang exhaust
atau AC sentral untuk penerangan minimal kategori pencahayaan
D = 200-500 Lux sesuai Pedoman pencahayaan Rumah sakit

5. Gudang penyimpanan linen baru


Ruang ini memuat:
 Rak linen, untuk menyimpan linen-linen baru yang dipersiapkan
untuk persiapan jika diperlukan, baik itu untuk penggantian linen
rutin. Sirkulasi udara perlu di perhatikan dengan memasang
exhaust atau AC sentral untuk penerangan minimal kategori
pencahayaan D = 200-500 Lux sesuai Pedoman pencahayaan
Rumah sakit, dan lampu harus hidup sepanjang hari untuk
menghindari adanya rayap yang naik ke permukaan.

c. PRASARANA
1. Prasarana listrik
Sebagian besar peralatan (mesin cuci , mesin cuci dry cleaning,
mesin pengering, mesin roll press, mesin plat Press) yang ada di RSUD
menggunakan daya listrrik yang cukup besar , sehingga diperlukan
Instalasi listrik yang sesuai standar .
Adapun tenaga listrik yang di gunakan di Laundry terbagi dua bagian
(Line) antara lain :
a. Instalasi Penerangan
b. Instalasi tenaga
Daya listrik yang dipergunakan ditiap-tiap peralatan memerlukan
daya listrik yang cukup besar minimal 25 Amper terutama untuk mesin
cuci, dan roll press, sehingga tidak terjadi loncatan api pada saat
pembebanan sesaat dan kabel yang digunakan adalah jenis NYY.
Instalasi kontak-kontak (stop kontak) untuk memperhatikan
penempatan, yaitu harus menjauhi daerah yang lembab dan basah.
36

Jenis kontak-kontak hendaknya yang tertutup agar terhindar dari


udara lembab, sentuhan langsung dan paralel yang melebihi kapasitas
penggunaan.

2. Prasarana Air
Prasarana air untuk pencucian linen kotor di Laundry RSUD
memerlukan sedikitnya 1-1,5 m3percle(30- 40 kg linen kotor)dari
kebutuhan air yang diperlukan untuk pencucian tersebut, dan jumlah ini
sudah termasuk kebutuhan air untuk mandi dan cuci tangan bagi staf,
sedangkan tekanan air yang diperlukan minimal 2 - 3 kg / cm.

Standar Air
Air yang digunakan untuk mencuci mempunyai standar air bersih
berdasarkan PerMenkes No.416 tahun 1992 dan standar khusus bahan
kimia dengan penekanan tidak adanya :
a. Hardness –Garam(Calcium, Carbonete, chlorida)
Standar baku mutu : 0-90pm
 Tingginya konsentrasi garam dalam air menghambat kerja bahan
kimia pencuci sehingga proses pencucian tidak berjalan
sebagaimana mestinya
 Efek pada linen dan mesin
Garam akan merubah warna linen putih menjadi ke abu-abuan dan
linen warna akan lekas pudar. Mesin cuci akan berkerak (scale
forming) sehingga akan menyumbat saluran-saluran air.
b. Iron – Fe(Besi)
 Kandungan zat besi pada air mempengaruhi konsetrasi bahan
kimia, dan proses pencucian.
 Efek pada linen dan mesin
Linen putih akan menjadi ke kuning-kuningan,( yellowing) dan
linen warna akan lekas pudar, mesin akan berkarat.
Kedua polutan tersebut (hardness dan besi) mempunyai sifat alkali,
sehingga linen yang rusak akibat kedua kotoran tersebut harus di
lakukan proses penetralan pH.
3. Prasarana Uap
Prasarana Uap pada instalasi pencucian digunakan pada proses
pencucian, pengeringan, dan strika , yakni penggunaan uap panas dengan
37

tekanan uap panas minimum 5kg/ cm. Kualitas uap yang baik adalah
dengan fraksi kekeringan minimum 70% (pada skala 0:1005 dan
temperatur ideal 70⁰-900C.

4. Peralatan dan Bahan Pencuci


Peralatan di Sarana SandangRSAB Harapan Kita menggunakan bahan
pencuci kimiawi dengan komposisi dan kadar tertentu, agar tidak
merusak bahan / linen, mesin pencuci. Staf yang melaksanakan tugas
merasa aman dan limbah buangannya tidak merusak lingkungan.
Peralatan di Sarana Sandang antara lain:
1. Mesincuci/ Washing Machine Extractor
2. Mesin cuci Dry Cleaning
3. Mesin pengering/ Drying Tumbler
4. Mesin penyetrika/FlatworkIroner
5. Mesi Penyetrika / Plat Press Ironer
6. Mesin jahit

5. Produk bahan kimia


Proses kimia akan berfungsi dengan baik apabila 3 faktor diatas
bereaksi dengan baik. Menggunakan bahan kimia berlebihan tidak akan
membuat hasil yang lebih baik, begitu juga apabila kekurangan.

6. Bahan kimia yang dipakai di RSUD terdiri dari:


1. Alkali
Mempunyai peran maningkatkan fungsi atau peran deterjen dan
emulsifer serta membuka pori dari linen.
2. Deterjen = sabun
Mempunyai peran menghilangkan kotoran yang bersifat asam secara
global
3. Emulsifer
Mempunyai peran untuk mengemulsi kotoran yang berbentuk minyak
dan lemak
4. Sour/ penetral
Menetralkan sisa dari bahan kimia pemutih sehingga pH-nya menjadi
7 atau netral
38

5. Bleach = Pemutih
Mengangkat noda/ kotoran mencemerlangkan linen, dan bertindak
sebagai desinfektan , baik pada linen yang berwarna (Ozone) dan yang
putih( Chlorine)
6. Softener
Di gunakan pada proses akhir pencucian untuk membuat linen
menjadi kaku , juga sebagai pelindung linen terhadap noda sehingga
noda tidak sampai ke serat
7. Disinfektan
Bahan ini dirancang khusus untuk desinfektan dan deodorising
yang berbentuk liquid, yang mengandung fenolik,kathionik dan chlorin
agent sehingga sangat efektif untuk menghilangkan bau amis atau bau
tidak sedap lainnya yang sulit hilang dan untuk membunuh segala
macam bakteri seperti ammoniagenes Brevibacterium, jamurCandida
albicans, Enterobacter aerogenes, Escricha coli, bakteri enterik gram-
negatif, dll, dan Formula unik antara Chlorin Agen dan Fenolik sangat
efektif terhadap spora illneses terkait seperti tetanus atau antraks atau
melawan virus polio, rhinovirus, hepatitis B atau Hepatitis C dan HIV.
Dari bahan-bahan kimia tersebut juga harus sudah tersertifikasi
halal dari Majelis Ulama (MUI), sehingga dapat menghasilkan cusian
yang bersih, lembut, cemerlang dan aman baik bagi staf maupun
pengguna.
Mesin-mesin cuci dan mesin-mesin lainnya yang ada di Unit
Sarana Sandang dijalankan oleh operator mesin, dengandemikian
para operator mesin harus memelihara peralatannya, berbagai
kelainan pada saat pengoperasiannya, misalnya kelainan bunyi pada
alat dapat segera di kenali oleh para operator.
Pemeliharaan ringan peralatan pencucian terdiri dari:
1. Pembersihan peralatan sebelum dan sesudah pemakaian,
dilakukan setiap hari dengan menggunakan lap basah dicampur
dengan bahan kimia MPC (Multi Purpose Cleaner)dan di keringkan
dengan lap kering, untuk bagian tombol/ kontrol digunakan lap
kering dan jangan terlalu di tekan , dikarenakan pada bagian ini
biasanya tertulis prosedur dengan semacam stiker yang mudah
terhapus , setelah pemakaian, kosongkan air untuk mengurangi
kandungan air dalam mesin sekecil mungkin .Jika terbentuk noda
39

putih di dalam mesin cuci, cucilah bagian dalam drum dengan air
bersih.
2. Pemeriksaan bagian yang bergerak, dilakukan setiap satu bulan
sekali yaitu pada bearing, engsel pintu alat atau roda yang
berputar. Berilah bahan pelumas atau fat/ gemuk/ oli.
Penggantian gemuk/fat /oli secara total di sarankan dua tahun
sekali. Jenis dan produk minyak pelumas mesin yang di gunakan
dapat di ketahui dari buku Operating manual setiap mesin.Buku
ini harus selalu menyertai peralatan pada saat penerimaan barang.
3. Penerimaan V-belt dan keteganganya (kelenturan) toleransi
pengukuran 0,2-0,5mm, jika melebihi atau sudah tidak memenuhi
syarat V-belt tersebut segera di ganti (IPSRS).
4. Pemeriksaan pipa uap panas (steam) di lakukan setiap akan di
mulai menjalankan alat pencucian. Setiap saluran di periksa
dahulu terutama pada pipa yang terbungkus styrofoam (isolasi)
dengan cara di lihat apakah masih terbungkus dengan baik dan
tidak ada semburam air atau uap .
Pada prinsipnya pada sambungan antara pipa dengan peralatan
pencucian harus dalam keadaan utuh dan tidak bocor.Jika terjadi
kebocoran harus segera dilaporkan pada teknisi Rumah sakit
(IPSRS) untuk diperbaiki.
40

3. JENIS LINEN
Ada bermacam-macam jenis linen di Rumah Sakit Umum Daerah,
Jenis linen yang dimaksud antara lain :

No JENIS LINEN SPESIFIKASI SATUAN


1. Alas Lantai Mj. Operasi 2 Trivera Biru 150 x 150 cm Potong
Lapis
2. Baju Bayi Batis, Kembang, SLM Potong
3. Baju Dokter VK Travera, Hijau Telur, All size Stel
4. Baju Pasien VK Travera,Merah Muda, All size Stel
5. Baju Celana Piama Anak Katun, Biru, S Stel
6. Baju Celana Piama Anak Katun, Biru, M Stel
7. Baju Celana Piama Anak Katun, Biru, L Stel
8. Baju Celana Piama Anak Katun, Biru, LL Stel
9. Baju Piama Kerja Katun, Biru, S, M, L, LL Stel
10. Barak Scort Pengunjung Travera, Kuning, All Size Potong
11. Barak Scort Petugas Travera,Merah Muda, All Size Potong
12. Bedong Bayi Tetra Putih, 85 x 55 cm Potong
13. Boven Laken Katun Putih, 260x160 cm Potong
14. Handuk Bayi Handuk Hijau, Potong
15. Handuk Cuci tangan Handuk Putih, 100x45 cm Potong
16. Handuk Dewasa Handuk Hijau, 135x80 cm Potong
17. Handuk Lap Tangan Handuk Putih, 30x30 cm Potong
18. Kain Sarung Ibu Katun, Batik, 104x88 cm Potong
19. Kimono Ibu Katun, Kembang, All Size Potong
20. Laken Anak Katun, Kembang,250x160 cm Potong
21. Laken Bayi Katun, Putih, 150x90 cm Potong
22. Laken Dewasa Katun, Putih, 280x180 cm Potong
23. Laken Dewasa Kembang Kattun,Kembang, 280x180cm Potong
24. Laken Meja Gyn Katun, Putih, 200x90 cm Potong
25. Laken Alas Meja Operasi Trivera, Biru, 180x60 Potong
2lapis
26. Popok Bayi Tetra, Putih, 70x40 cm Potong
27. Sarung Bantal Dewasa Katun, Putih, 65x50 cm Potong
28. Sarung Bantal Kem.Dewasa Katun, Kembang, 65x50 cm Potong
41

No JENIS LINEN SPESIFIKASI SATUAN


29. Sarung Guling Dewasa Katun, Putih, 105x45 cm Potong
30. Sarung Guling Katun Kembang, 105x45 cm Potong
Kem.Dewasa
31. Sarung Trolley Linen Trivera, Biru, 70x65 cm Potong
32. Selimut Bayi Handuk, Pink, 65x50 cm Potong
33. Selimut Dewasa Handuk, Hijau, 200x150 cm Potong
34. Selimut Anak Handuk, Biru, 160x120 cm Potong
35. Slaberce Gigi Handuk,Kn.Muda, 75xx52 cm Potong
36. Slaberce Bayi Handuk, Putih, 20x20 cm Potong
37. Stik laken Dewasa Katun, Putih, 180x100 cm Potong
38. Waslap Bayi Handuk, Putih, 20x14 cm Potong
39. Zeil Anak Oscar/Blacu,Putih,110x90 cm Potong
40. Zeil Bayi Oscar/Blacu,Putih, 75x75 cm Potong
41. Zeil Dewasa Oscar/Blacu,Putih,130x90 cm Potong
42. Zeil Kamar Bersalin Oscar/Blacu,Putih,225x140cm Potong
43. Onder Leger Planel, Lurik, 90x90 cm Potong
44. Baju Pasien American Drill, Hijau, L Potong
45. Duk Lobang American Drill,Hijau,120x80cm Potong
46. Duk Lobang Sunat American Drill, Hijau,80x80 cm Potong
47. Duk Rapat American Drill, Hijau, 80x80cm Potong
48. Duk Rapat AmericanDrill,Hijau,100x100cm Potong
49. Duk Rapat AmericanDrill,Hijau,120x120cm Potong
50. Duk Sarung Tangan American Drill, 24x24 cm Potong
51. Duk Rapat Transisi Travera, Biru, 30x30 cm Potong
52. Duk Lobang Transisi Travera, Biru, 30x30 cm Potong
53. Jas Operasi American Drill, Hijau, LL Potong
54. Laken Laparascopy AmericanDrill,Hijau,250x140cm Potong
55. Laken Lobang AmericanDrill,Hijau,250x140cm Potong
56. Laken Rapat AmericanDrill,Hijau,150x140cm Potong
57. Masker Tetra, Putih, 15x10 cm Potong
58. Pembungkus 2 lapis AmericanDriil,Hijau,140x140cm Potong

59. Pyama Pria/ Wanita & Topi American Drill, Hijau, L Stel

No. jenis Linen….


42

No JENIS LINEN SPESIFIKASI SATUAN


60. Sarung Meja Mayo American Drill, Hijau,140x70cm Potong
61. Waslap Handuk, Hijau, 25x20 cm Potong
62. Sarung Diatermi American Drill, 90x10 cm Potong
63. Sarung Meja Kebidanan Katun, Putih, 195x85 cm Potong
64. Topi Pria & Wanita American Drill, Hijau, Contoh Potong
65. Baju Senam Hamil Katun, Salem/Orange, All Size Stel
66. Baju&Cln Pendek Check Triverra, Hijau/Putih, All Size Stel
Up
67. Kelambu Tile, Putih, 240x160 cm Potong
68. Sarung Trolley Sedang Trivera, Biru, 150x100 cm Potong
69. Sarung Trolley Besar Trivera, Biru, 200x100 cm Potong
70. Sarung Kaki American Drill, M L Stel
71. Tali Tangan American Drill, 10x100 Potong

4. BAHAN LINEN
a. Kain katun 100%
b. Wool
c. Silk
d. Blacu
e. Planel
f. Tetra
g. CVC 50% - 50%
h. Polyster100%Twill/drill
i. Kombinasi seperti 65% aconilic dan 35 % wool
j. American Drill

Pemilahan bahan linen disesuaikan dengan fungsi dan cara


perawatan serta penampilan yang di harapkan.

5. Peran dan fungsi


Peran pengelolaan manajemen linen di Rumah Sakit cukup penting.
Diawali dari salah satu subsistem pengelolaan linen adalah: Proses
pencucian
43

Alur aktivitas fungsional di mulai dari:


a. Penerimaan linen kotor
b. Penimbangan
c. Pemilahan
d. Proses pencucian
e. Pemerasan
f. Pengeringan
g. Sortir noda / linen rusak
h. Penyetrikaan
i. Pelipatan
j. Merapikan
k. Mengemas
l. Menyimpan dan
m.Mendistribusikan ke unit kerja yang membutuhkan

Sedangkan linen yang rusak di kirim ke kamar jahit untuk perbaikan


atau disimpan digudang yang kemudian dihapuskan.

Untuk melaksanakan aktivitas tersebut dengan lancar dan baik,


maka diperlukan alur yang terencana dengan baik. Peran sentral
lainnya adalah :
a. Perencanaan
b. Pengadaan
c. Pengelolaan
d. Pemusnahan
e. Kontrol dan pemeliharaan fasilitas kesehatan
Sehingga linen dapat tersedia di unit-unit yang membutuhkan

6. Mesin Cuci
Persyaratan mesin cuci
a. Mesin cuci dengan kapasitas besar ( 30-50kg ) yang di sarankan
memiliki 2 pintu yang membedakan memasukan linen yang
infeksius dengan hasil cucian linen bersih .antara dua komponen
di batasi oleh partisi yang kedap air . maksud dari pemisahan
tersebut adalah menghindari kontaminasi dari linen kotor dengan
linen bersih, baik dari lantai maupun dari udara
44

b. Mesin cuci ukuran sedang dan kecil ( 25- 100kg ) tanpa penyekat
seperti pada point I dapat di gunakan dengan memperhatikan
batas ruang kotor dan ruang bersih
c. Pipa pembuangan limbah cair hasil pencucian ( pemanasan
desinfeksi) langsung dialirkan kedalam sistem pembuangan yang
terpendam dalam tanah menuju Ipal .
d. Peralatan pendukung yang mutlak digunakan untuk membantu
proses pemanasan – disinfeksi :
 Pencatatan suhu
 Termostat untuk membantu meningkatkan suhu pada mesin
cuci
 Glass / kaca untuk melihat level air
 Flow meter pada inlet air bersih ke mesin cuci untuk
mengukur jumlah air yang dibutuhkan pada saat pengenceran
bahan kimia terutama pada saat disinfeksi

7. Tenaga Laundry

Untuk mencegah infeksi yang terjadi pada pelaksanaan kerja


terhadap tenaga pencuci maka perlu ada pencegahan dengan:
 Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala
 Pemberian imunisasi poliomyelitis, tetanus, BCG, dan hepatitis
 Pekerja yang memiliki permasalahan dengan kulit: luka-luka
memar, kondisi kulit eksfoliatif tidak boleh melakukan pencucian.
45

BAB III
PROSEDUR PELAYANAN LAUNDRY

A. Sentralisasi Linen

Sentralisasi merupakan suatu keharusan yang dimulai dari proses


perencanan, pemantauan dan evaluasi, dimana merupakan siklus berputar.
Sifat linen adalah barang habis pakai . Supaya terpenuhi persyaratan
mutlak yaitu kondisi yang selalu siap baik segi kualitas maupun kuantitas ,
maka di perlukan sistem pengadaan satu pintu yang sudah terprogram
dengan baik. Untuk itu di perlukan kesepakatan-kesepakatan baku dan
merupakan satu kebijakan yang turun dari pihak Top Level management
yang kemudian di aplikasikan menjadi satu standar yang harus di jalankan
dan di laksanakan dengan prosedur tetap atau yang kita sebut dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP).

Standarisasi Linen
p 1. Standar Produk :
Rumah Sakit memiliki standar khusus terhadap linen yang
dipergunakan, mengingat RS adalah sarana kesehatan yang bersifat
universal dan diharapkan setiap standar produk sama untuk mencapai
skala ekonomi, namun tidak menutup kemungkinan bila sebuah RS ingin
pengembangan yang lebih baik, seperti RSUD walaupun merupakan RS
Pemerintah namun diharapkan mutu pelayanan dapat bersaing dengan
RS swasta, dan dalam menentukan suatu produk diharapkan dapat
memilih yang berkualitas tinggi dan mempunyai waktu penggunaan yang
lebih lama sehingga bila dilihat dari segi efisiensi tetap lebih ekonomis
dibandingkan produk yang lebih murah.

2. Standar Desain :
Sarana di setiap RS pada umumnya adalah sama terutama tempat tidur
pasien sehingga desain perlengkapan tempat tidur mulai dari laken/sprei,
sarung bantal, sarung guling, stik laken, boven laken, selimut lurik
maupun selimut wool dapat dipastikan memiliki kesamaan. Walaupun
untuk kepentingan praktisnya ada beberapa RS yang memiliki laken /
46

sprei yang fitfitted selain flat namun yang tidak kalah penting adalah
pertimbangan pada waktu pemeliharaan atau pengelolaan di Sarana
Sandang,
Sehingga penggunaan kancing, sambungan – sambungan atau karet lebih
baik dihindari, terutama dengan baju pasien dan baju operasi, RS harus
lebih mementingkan fungsi dari pada estetikanya yaitu dengan memilih
desain yang sederhana namun tetap memberikan rasa nyaman.
Sedangkan untuk sizing system atau ukuran dapat memilih aplikasi
warna yang berbeda dari warna dasar.

3. Standar Material / Bahan :


Dalam memilih material hendaknya disesuaikan dengan fungsi, cara
perawatan atau pemeliharaan serta kemudahan dalam pengelolaannya di
Sarana Sandang, tentunya dengan tetap mengedepankan kenyamanan
pasien.
Beberapa material yang dapat digunakan di Rumah Sakit Umum Daerah
adalah :
 Cotton 100 %, putih, kembang.
 CVC 50 % - 50 %
 TC / PC 65 % - 35 %
 Planel
 Polyester 100 %
 Twil / PVC
 American Drill
 Woll

Dengan proses akhir diharapkan memiliki sifat bahan yang Water


Repellent dan Soil Release. Untuk warna dapat menggunakan standar
warna putih atau disesuaikan dengan warna dinding dengan sedikit
menambahkan aplikasi warna kuning dan biru serta menampilkan logo
Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita. Untuk perlengkapan pasien
anak dan bayi dapat memilih linen yang bermotif agar dapat memberikan
nuansa berbeda dengan lingkungan Rumah Sakit sehingga lebih nyaman,
santai dan modern.
47

4. Standar Ukuran :
Mengingat jenis/ ragam sarana di Rumah Sakit Anak dan Bunda
Harapan Kita adalah sama seperti tempat tidur, brankard, meja periksa
dan lain – lain, maka ukuran linen sebaiknya tidak dilihat hanya dari sisi
penggunaan tetapi juga dari segi biaya pengadaan atau pembelian dan
biaya operasional yang ditimbulkan. Karena makin berat dan luas suatu
linen makin mahal biaya pengadaan dan pengoperasiannya.

Untuk ukuran dan bahan linen yang dipergunakan di RSUD adalah :


Standard Jumlah ( blok ).
Idealnya jumlah par stok linen di sebuah RS adalah 5 : 1 dengan
perincian 1 par digunakan, 1 par di cuci, 1 par persediaan ruangan 1 par
di simpan di Laundry dan 1 par lagi boleh disimpan di Gudang Terminal
atau masih dalam proses cadangan. Namun melihat dari kemampuan
atau daya beli RSUD masing- masing menetapkan 1 : 3 dengan
perbandingan 1 par dicuci, 1 par digunakan, 1 par disimpan di Laundry
sebagai persiapan distribusi.

5. Standar Penggunaan :
Dalam standar penggunaan linen tidak menutup kemungkinan saling
berkaitan dengan standar produk, mengingat produk yang berkualitas
baik akan lebih tahan lama dalam proses pengelolaannya. Karena linen
dari produk yang berkualitas tinggi seharusnya tahan cuci sampai
dengan 250 kali dengan prosedur normal. Standar penggunaan sampai
dengan 250 kali cuci hanya dapat diberlakukan di ruang rawat inap dan
rawat jalan, mengingat untuk linen kamar operasi harus melewati proses
sterilisasi maka dapat dipastikan standar penggunaannya akan lebih
kecil yaitu sekitar 150 – 180 kali cuci, sehingga di RSUD menentukan life
time sebanyak 150 -180 kali cuci. Untuk itu setiap linen sebaiknya
menggunakan Life Time Label yang dapat diisi setiap kali proses cuci
dilakukan.
48

Unit Kerja Terkait


Linen adalah istilah untuk menyebutkan seluruh produk tekstil yang berada
di rumah sakit yang meliputi linen di ruang perawatan maupun baju bedah
di ruang operasi (OK) sedangkan baju perawat, jas dokter maupun baju kerja
biasanya tidak di kelompokan pada kategori linen, tetapi dikategorikan
sebagai seragam (Uniform)
Secara fungsional linen di gunakan untuk baju , alas , pembungkus, lap dan
sebagainya, sehingga dalam perkembangan manajemennya menjadi tidak
sederhana lagi , berhubung tiap bagian di Ruma Sakit mempunyai spesifkasi
pekerjaan, jumlah kebutuhan yang besar,frekuensi cuci yang tiggi,
keterbatasan persediaan,penggunaan yang majemuk dan image yang ingin di
pakai untuk itu di perlukan standar linen, antar lain:
Standar Produk ukuran sistem dengan perbedaan warna, di aplikasikan pada
baju-baju tertentu untuk mengakomedasikan kepada baju pemakai. Yang
tidak kalah pentingnya adalah pertimbangan pada waktu pemeliharaan,
penggunaan kancing dan sambungan-sambungan baju lebih baik di hindari

B. Penatalaksanaan Linen
Penatalaksanaan linen dibedakan menurut lokasi dan kemungkinan transmisi
organisme berpindah:
 Di ruangan-ruangan
 Perjalanan transportasi Laundry
 Penyimpanan linen bersih
 Distribusi linen bersih.

1. Kategori Linen
Untuk menghindari pencemaran linen kepada petugas atau staf, maka
seluruh linen habis pakai dikategorikan linen infeksius.
Linen Kotor infeksius adalah linen yang terkontaminasi dengan darah,
cairan tubuh, dan feses terutama yang berasal dari infeksi TB paru, infeksi
Salmonella, dan Shigella (sekresi dan ekskresi) HBV,HIV ( jika terdapat noda
dan darah) dan infeksi lainnya yang spesifik( SARS) dimasukan kedalam
kantong yang bersegel yang dapat terlarut di air dan kembali ditutup
dengan kantong warna kuning.
49

Untuk lebih terperinci penanganan linen di bedakandengan lokasi,


pengelolaan linen di ruangan. Seperti disebutkan diatas yang dimaksud
dengan linen yang infeksius yang secara spesifik di perlakukan secara
khusus dengan kantong linen berwarna kuning.

2. Persyaratan kantong linen di ruangan –ruangan

Kantong linen infeksius menggunakan plastik warna kuning dengan


ukuran kecil, sedang dan besar, disegel/ ditutup rapat dan kantong luar
bias menggunakan trolley linen kotor.

Penanganan linen dimulai dari proses verbeden (penggantian linen),


pelaksanaan dilakukan oleh petugas linen (pekarya) dimana sebelum
mengganti linen bersih harus melepaskan linen kotor terlebih dahulu.

3. ProsedurPenanganan Linen Kotor Infeksius di Unit/ bangsal Perawatan.


a. Biasakan mencuci tangan hygienis dengan handscrub paling tidak 1-
10detik, sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan
b. Gunakan APD
c. Persiapkan alat dan bahan, kantung linen infeksius plastik warna
kuning, dengan tulisan linen infeksius, dan kantung luar linen (troly
linen kotor)
d. Mengelompokkan linen habis pakai pasien sesuai dengan jenisnya:
1) Jenis laken : Laken dewasa, Boven laken, Stik Laken, Laken
bayi, Sarung bantal
2) Warna putih : Popok, Bedong, Handuk putih, Baju bayi.
3) Warna kembang : Barakschort, Pyama, Laken kembang
4) Linen VK
5) Linen OK
e. Lipat bagian yang terinfeksi dibagian dalam lalu masukan linen kotor
infeksius ke dalam kantung plastik warna kuning ditutup rapat dan
dimasukan ke dalam troly linen kotor
f. Sampah yang tercampur seperti jarum suntik, tempatkan diwadah
penampungan jarum suntik
g. Siapkan troly linen kotor untuk menampung linen kotor bekas pakai
pasien, dan siap untuk dibawa ke Laundry.
50

C. LAUNDRY

Tahapan kerja di Laundry

1. Penerimaan linen kotor dengan prosedur pencatatan


2. Penimbangan linen kotor
3. Pencucian
4. Pemerasan
5. Penghitungan linen bersih
6. Pengeringan
7. Penyetrikaan
8. Pelipatan
9. Penyimpanan
10. Pendistribusian
11. Penggantian linen rusak

Pada proses penerimaan – penyetrikaan merupakan proses yang krusial dimana


kemungkinan organisme masih hidup, maka petugas di wajibkan menggunakan
APD.

Alat pelindung diri yang di gunakan oleh petugas laundry

 Pakaian kerja + topi dari bahan yang menyerap keringat


 Apron
 Sarung tangan
 Sepatu boot di gunakan di area yang basah
 Masker di gunakan pada proses pemilahan dan sortir
 Sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan di biasakan mencuci tangan,
sebagai upaya pertahanan diri.
 Gogle

Adapun tahapan kerja di Laundry yaitu :

1. Penerimaan linen kotor dan penimbangan dengan prosedur pencatatan.


Linen kotor di terima yang berasal dari ruangan di catat berat timbangan,
dengan menggunakan formulir yang sudah di standarkan
2. Pemilahan dan penimbangan linen kotor.
a. Lakukan pengelompokkan dengan berdasarkan kriteria:
1) Jenis laken : Laken dewasa, Boven laken, Stik Laken, Laken
bayi, Sarung bantal
2) Warna putih : Popok, Bedong, Handuk putih, Baju bayi.
51

3) Warna kembang : Barakschort, Pyama, Laken kembang


4) Linen VK
5) Linen OK

b. Upayakan tidak ada pensortiran seluruh cucian untuk seluruh linen


habis pakai, untuk menghindari tercemarnya mikroorganisme. Linen
kotor tersebut sudah dimasukan kedalam plastik kuning dari ruangan.
c. Penimbangan sesuai kapasitas dan kriteria dari point 2, di maksud untuk
menghitung kebutuhan bahan-bahan kimia dalam tahapan proses
pencucian.

3. Pencucian.
Pencucian mempunyai tujuan selain menghilangkan noda (bersih), awet
(tidak cepat rapuh), namun memenuhi persyaratan sehat (bebas dari
mikroorganisme patogen).
52

STANDARISASI PENCUCIAN :1
1. Jenis cucian : Bedong& Popok
2. Tingkat kekotoran : Berat
3. Beban cucian : 40 Kg

Waktu Bahan Kimia


NO Jenis tindakan Berapa Batas Air Suhu
Menit Nama Jumlah
Kali
2,5-4
1 Bilas Awal 3-5 3x3 Tinggi Dingin Demonpine cc/kg
2 Buang - - - - - -
3 Proses cuci 1 15 Rendah 800 c Detejen 250 gram
Alkali 200 gram
4 Buang - - - - - -
5 Menggelantang 1 5 tengah 500c - -
(Bleach)
6 Buang - - - - - -
7 Bilas 3 3x3 tinggi Dingin
8 Buang - - - - - -
9 Bilas 1 3 rendah Dingin Penetralisir 150 gram
Pewangi 300 cc
10 Buang - - - - - -
11 Peras - - - - - -
53

STANDARISASI PENCUCIAN : 2
1. Jenis cucian : Laken
2. Tingkat kekotoran : Berat
3. Berat cucian : 40 kg

Waktu Bahan Kimia


NO Jenis tindakan Berapa Batas Air Suhu
Menit Nama Jumlah
Kali
2,5-4
1 Bilas Awal 3-5 3x3 tinggi Dingin Demonpine cc/kg
2 Buang - - - - - -
3 Proses cuci 1 15 rendah 800 c Detejen 250 gram
Alkali 200 gram
4 Buang - - - - - -
5 Menggelantang 1 5 tengah 500c - -
(Bleach)
6 Buang - - - - - -
7 Bilas 3 3x3 tinggi Dingin
8 Buang - - - - - -
9 Bilas 1 3 rendah Dingin Penetralisir 150 gram
Pewangi 300 cc
10 Buang - - - - - -
11 Peras - - - - - -

Standarisasi pencucian…
54

STANDARISASI PENCUCIAN :3
1.Jenis cucian : Linen OK
2. Tingkatkekotoran : Berat
3. Berat cucian : 40 Kg

Waktu Bahan Kimia


NO Jenis tindakan Berapa Batas Air Suhu
Menit Nama Jumlah
Kali
2,5-4
1 Bilas Awal 3-5 3x3 tinggi dingin Demonpine cc/kg
2 Buang - - - - - -
3 Proses cuci 1 15 rendah 800 c Detejen 250 gram
Alkali 200 gram
4 Buang - - - - - -
5 Menggelantang - -
(Bleach)
6 Buang - - - - - -
7 Bilas 3 3x3 tinggi dingin
8 Buang - - - - - -
9 Bilas 1 3 rendah dingin Penetralisir 150 gram
Demonpin 300 cc
10 Buang - - - - - -
11 Peras - - - - - -

Standarisasi pencucian…
55

STANDARISASI :4
PENCUCIAN
1. Jenis cucian : LinenVK
2. Tingkatkekotoran : Berat
3. Berat cucian : 40 Kg

Waktu Bahan Kimia


NO Jenis tindakan Berapa Batas Air Suhu
Menit Nama Jumlah
Kali
2,5-4
1 Bilas Awal 3-5 3x3 tinggi dingin Demonpine cc/kg
2 Buang - - - - - -
3 Proses cuci 1 15 rendah 800 c Detejen 250 gram
Alkali 200 gram
4 Buang - - - - - -
5 Menggelantang - - - - - -
(Bleach)
6 Buang - - - - - -
7 Bilas 3 3x3 tinggi dingin
8 Buang - - - - - -
9 Bilas 1 3 rendah dingin Penetralisir 150 gram
Demonpin 300 cc
10 Buang - - - - - -
11 Peras - - - - - -

Standarisasi pencucian…
56

STANDARISASI PENCUCIAN :5
1. Jenis cucian : Handuk Berwarna
2. Tingkat
kekotoran : Berat
3. Berat cucian : 40 Kg

Waktu Bahan Kimia


Batas
NO Jenis tindakan Berapa Suhu
Menit Air Nama Jumlah
Kali
2,5-4
1 Bilas Awal 3-5 3x3 tinggi dingin Demonpine cc/kg
2 Buang - - - - - -
3 Proses cuci 1 15 rendah 800 c Detejen 250 gram
Alkali 200 gram
4 Buang - - - - - -
5 Menggelantang - -
(Bleach)
6 Buang - - - - - -
7 Bilas 3 3x3 tinggi dingin
8 Buang - - - - - -
9 Bilas 1 3 rendah dingin Penetralisir 150 gram
Demonpin 300 cc
10 Buang - - - - - -
11 Peras - - - - - -

Standarisasi pencucian…
57

STANDARISASI PENCUCIAN :6

1. Jenis cucian : Handuk putih


2. Tingkatkekotoran : Berat
3. Berat cucian : 40 Kg

Waktu Bahan Kimia


Batas
NO Jenis tindakan Berapa Suhu
Menit Air Nama Jumlah
kali
2,5-4
1 Bilas Awal 2-3 2x3 tinggi dingin Demonpine cc/kg
2 Buang - - - - - -
250
3 Proses cuci 1 15 rendah 800 c Detejen gram
200
Alkali gram
4 Buang - - - - - -
150
5 Menggelantang 1 5 tengah 50oc Pemutih gram
(Bleach)
6 Buang - - - - - -
7 Bilas 3 3x3 tinggi dingin
8 Buang - - - - - -
150
9 Bilas 1 3 rendah dingin Penetralisir gram
Pewangi 300 cc
10 Buang - - - - - -
11 Peras - - - - - -

Standarisasi pencucian…
58

STANDARISASI PENCUCIAN :7
1. Jenis cucian : Berwarna
2. Tingkatkekotoran : Berat
3. Berat cucian : 40 Kg

Waktu Bahan Kimia


Batas
NO Jenis tindakan Berapa Suhu
Menit Air Nama Jumlah
Kali
2,5-4
1 Bilas Awal 3-5 3x3 tinggi dingin Demonpine cc/kg
2 Buang - - - - - -
3 Proses cuci 1 15 rendah 800 c Detejen 250 gram
Alkali 200 gram
4 Buang - - - - - -
5 Menggelantang - - - - - -
(Bleach)
6 Buang - - - - - -
7 Bilas 3 3x3 tinggi dingin
8 Buang - - - - - -
9 Bilas 1 3 rendah dingin Penetralisir 150 gram
Pewangi 300 cc
10 Buang - - - - - -
11 Peras - - - - - -

Standarisasi pencucian…
59

Untuk dapat mencapai tujuan pencucian , harus mengikuti persyaratan teknis


pencucian:
a. Waktu.
Waktu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan temperatur dan
bahan kimia guna mencapai hasil cucian yang bersih, sehat. Jika waktu tidak
sesuai dengan yang di syaratkan maka kerja bahan kimia tidak berhasil dan
yang terpenting mikroorganisme dan jenis pests seperti kutu dan tangau dapat
mati.

b. Suhu.
- Proses cuci dengan tanpa / bahan kimia dengan suhu normal.
- Proses cuci dengan bahan kimia alakali dan deterjen untuk linen warna putih
70⁰c-90⁰c. Untuk linen warna 60⁰c-70⁰c.
- Proses bleaching atau di lakukan disinfeksi 70⁰c-90⁰c
- Proses bilas 1 dan 2 dengan suhu normal
- Proses penetralan dengan suhu normal.
- Proses pelembut dengan suhu normal

c. Bahan Kimia.
Bahan kimia yang digunakan terdiri dari: alkali, emulsifer, detergen, bleach,
sour, softener, disinfektan linen, oxy bleach, masing- masing mempunyai sifat
sendiri-sendiri.
d. Mechanical action

Mechanical action adalah: putaran mesin pada proses pencucian.

Faktor-faktor yang mempengaruhi mechanical action adalah:

 Loading/ muatan tidak sesuai dengan kapasitas mesin. Mesin harus di


kosongkan 15% dari kapasitas mesin
 Level air yang tidak tepat, level air adalah jumlah air yang di perlukan
sebagai pengencer bahan kimia yang terdiri dari level tinggi = 50 %, sedang =
35 %, rendah =17 %
 Motor penggerak yang tidak stabil, ini dapat di sebabkan poros yang tidak
simetris lagi dan automatic nya tidak bekerja , pemeliharaan yang kontinu
tidak akan terjadi kerusakan, ini karena selain hasil cucian yang tidak
maksimal akan menyebabkan kerusakan mesin yang lebih parah

Takaran Detergen…
60

 Takaran detergen yang berlebihan, akan menyebabkan melicinkan linen dan


busa yang berlebihan dan akan mengakibatkan sedikit gesekan
 Bahan kimia.
Bahan kimia akan berfungsi dengan baik apabila 3 faktor tersebut di atas
berfungsi dengan baik

Persyaratan pemanasan - desinfeksi untuk pencucian adalah 65⁰-90 oC,

selama 10 - 15 menit

4. Pemerasan

Pemerasan merupakan proses pengurangan kadar air setelah proses pencucian


selesai, pemerasan dilakukan dengan mesin pada putaran tinggi sekitar 5- 8
menit

5. Pengeringan.

Pengeringan di lakukan dengan mesin pengering /drying yang mempunyai suhu


sampai dengan 70⁰c selama 10 – 45 menit, pada proses ini, jika mikroorganisme
yang belum mati atau terjadi kontaminasi di harapkan mati.

6. Penyetrikaan.

Penyetrikaan dapat di lakukan dengan mesin striko besar suhu dapat di stel
sampai dengan120⁰c, tetapi karna linen mempunyai keterbatasan suhu, maka
disuhu cukup dengan 70-80⁰c.

7. Pelipatan.

Melipat linen mempunyai tujuan selain kerapihan juga mudah digunakan pada
saat penggantian linen di mana tempat tidur kosong atau saat pasien di tempat
tidur, linen yang perlu mendapat perhatian khusus pada pelipatan :

 Laken
 Stik laken
 Zeil
 Sarung bantal
 Sarung guling
 Selimut
 Popok
61

 Bedong
 Piama anak & Dewasa
 Kimono Ibu & Anak
 Baju Dokter / Piama
 Linen Operasi, dll.

Pada proses pelipatan juga sekaligus pemantauan linen yang rusak agar tidak
di pakai lagi

8. Penyimpanan

Penyimpanan mempunyai tujuan selain melindungi linen dari kontaminasi


ulang baik dari bahaya mikroorganisme dan pest juga mengontrol posisi linen
tetap stabil. sebaik nya posisi linen di ruang penyimpanan 1,5 par dan di
ruangan 1,5 par. rak penyimpanan di pisah kan masing-masing ruangan, jika
memungkinkan linen sebelum di distribusikan di bungkus dengan plastik
trasparan.

9. Pendistribusian

Pendistribusian merupakan aspek administrasi yang penting yaitu pencatatan


linen yang keluar . Disini di terapkan sistem FIFO yaitu linen yang tersimpan
sebelumnya yaitu 1,5 par yang mengendap di penyimpanan harus di
keluarkan, sedangkan yang selesai di cuci di simpan untuk yang berikut nya,
sehingga tidak ada pekerjaan yang menunggu setiap mencuci, ada baik nya
petugas ruangan mengantar cucian sekaligus di tukar dengan linen bersih,
setiap linen yang keluar harus di catatsesuai jenis nya.

10. Penggantian Linen Rusak

Linen rusak dapat di kategorikan :

1. Umur linen yang sudah standar


2. Human error
Dua kategori tersebut dapat di ketahui dari pencatatan yang baik mengenai
perputaran linen yang tercatat setiap hari nya bahkan dapat di ketahui
ruangan yang menghilangkan atau merusak, namun dapat juga terjadi
Kerusakan pada….
62

kerusakan pada proses pencucian.akibat human error petugas Sarana


Sandang yang sifat nya luas, ataupun terkena noda semir dari pasien atau
petugas unit.
 Kerapuhan beberapa bagian akibat bahan kimia korosif seperti H202,atau
pun bahan kimia lainnya
 Robek karena tersangkut.

Noda karat dapat di hilangkan dengan larutan Verro bright (Rush go)

Penggantian linen yang rusak segera di ganti oleh pihak Sarana Sandang dan
di masukan ke dalam catatan pengeluaran linen di gudang dengan dimasukan
ke dalam catatan linen unit kerja yang bersangkkutan

D. Dokumentasi

Dokumen yang di butuhkan pada penatalaksanaan linen mulai dari ruangan


hingga di distribusikan terdiri dari:

1. Dokumen pengiriman linen kotor (penghitungan) dari ruangan dan


penerimaan linen
2. Dokumen pengiriman lnen infeksius
3. Dokumen pengiriman linen kotor /infeksius dari OK
4. Dokumen penimbangan linen kotor yang akan di cuci
5. Dokumen penerimaan cucian dari luar
6. Dokumen penghapusan linen rusak
7. Dokumen permintaan linen baru
8. Dokumen cuci ulang
9. Dokumen Pengeluaan bahan Kimia Deterjen
10. Dokumen Sasaran Mutu Pelayanan Saranandang
11. Dokumen pencatatan pemakaian mesin cuci
12. Dokumen catatatan kelembaban udara
63

BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI

A. MONITORING

Yang di maksud dengan monitoring adalah upaya unutk mengamati pelayan


dan cakupan program pelayanan seawal mungkin, untuk dapat menemukan
dan selanjutnya memperbaiki masalah dalam pelaksanaan program.

Tujuan monitoring adalah:

1) Untuk mengadakan perbaikan, perubahan orientasiatau disain dari


sistempelayanan
2) Untuk menyesuaikan strategi atau pedoman pelayanan yang di laksanakan
di lapangan , sesuai dengan temuan-temuan di lapangan
3) Hasil analisa dari monitoring di gunakan untuk perbaikan dalampelayanan
di rumah sakit, monitoring sebaiknya di lakukan sesuai keperluan.

Khusus dalam pelayanan linen di rumah sakit monitoring hendaknya di


lakukan secara teratur/ kontinue

Aspek- aspek yang di monitor mencakup:

1. Sarana dan prasarana peralatan


2. Standar/pedoman pelayanan,SOP, Kebijakan Rumah Sakit, visi, Misi, Moto
Rumah dan lain-lain
3. Pengamatan penglihatan pada noda inen, warna yang kusam, pudar, tidak
cerah, putih tua atau ke abu-abuan menunjukan linen sudah usang dan
menipis
4. Dari perabaan bila di tarik mudah robek
5. Apabila ada penandaan tahun pengguna jika sudah 150 - 180 kali di
gunakan linen tersebut sudah tidaklayak pakai harus di hapuskan.
6. Atau tergantung kualitas linen, jika baik kualitas linen bisa bertahan di atas
120 kali di gunakan.

Kelayakan pakai dan sisi infeksi dilakukan melalui uji kuman secara
insidentil, bila terjadi banyak infeksi di salah satu unit rawat inap atau lebih
harus di lakukan swab dari kulit untuk kultur, sementara menunggu hasil
kultur , monitoring prosedur pencucian di tingkatkan.

B. Evaluasi..
64

B. EVALUASI

Setiap kegiatan harus di evaluasi pada tahap proses akhir seperti pada tahap
pencucian, pengeringan, dan sebagainya dan evaluasi secara keseluruhan
dalam rangka kinerja dari pengelola linen dirumah sakit

Tujuan dari evaluasi tersebut antara lain:

1) Meningkatkan kinerja pengelola linen di rumah sakit


2) Sebagai acuan dalam perencanaan pengadaan linen, bahan kimia,
pembersihan sarana dan prasarana kamar cuci
3) Sebagai acuan dalam perencanaan sistem pemeliharaan mesin-mesin
4) Sebagai acuan dalam melakukan peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan sumber daya manusia

Materi yang di evaluasi sesuai dengan tujuan yaitu:

1. Kuantitas dan kualitas linen


a. Kuantitas Linen.
Jumlah linen yang beredar di ruangan sangat menentukan kualitas
pelayanan,begitu pula linen yang yang berputar diruangan yang diam
akan mengakibatkan linen yang satu cepat rusak dan yang lain nya
belum di gunakan.Hal seperti ini dapat menggangu pada penggantian
linen berikutnya maupun jika linen tersebut akan di turunkan
kelasnya,untuk itu perlu di lakukan evaluasi tiga bulan sekali,dengan di
lakukan pencatatan di buku administrasi yangtidak mengindahkan
prinsip FIFO

b. Kualitas linen

Kualitas yang di utamakan dari linen adalah bersih(fisik linen), awet(tidak


rapuh)dan sehat(babas dari kuman/ mikroorganisme patogen)

Frekuensi:
- Bersih, untuk monitoring bersih dapat di lakukan dengan
memanfaatkan panca indra secara fisik, dari bau ( harum dan bebas
dari bau yang tidak sedap), rasa lembut di kulit dan skala noda.
Dilakukan….
65

Dilakukan pada tahap sortir di dalam perputaran pencucian. Jika terdapat


kekurangan dari ketiga aspek tersebut maka perlu di cuci ulang sesuai
dengan permasalahan tersebut
- Awet (tidak rapuh) dapat dilakukan dengan mengendalikan dalam
penggunaan bahan kimia yang serendah mungkin tanpa mengabaikan
hasil
- Sehat (bebasmikroorganisme patogen) bisa di lakukan dengan
pemeriksaan angka kuman di mikrobiologi
2. Bahan kimia
Fisika dan karakteristik dari bahankimia menjadi penting dengan melihat
pembanding bahan kimia dari produk bahan kimia yang lainnya akan
sangat membantu dalam monitor kualitas bahan kimia yang di kirim pihak
rekanan
3. Baku mutu air bersih
a. Persyaratan dasar air yang digunakan adalah standar air bersih
Depkes(Permenkes 416) yaitu dilakukan monitoring sedikitnya 6 bulan
sekali oleh pihak sanitasi ( IPSRS )
b. Persyaratan khusus kandungan besi dan garam-garam perlu dilakukan
pemeriksaan awal untuk mengetahui adanya dua polutan pengganggu
tersebut, jika standar yang di inginkan tidak terpenuhi harus dilakukan
usaha untuk menurunkan tingkat polutan air yang digunakan
.Sebaiknya sama dilakukan setiap 6 bulan sekali.
4. Baku Mutu Limbah Cair
Berdasarkan PP No 85 tahun1999 tentang pengelolaan limbah berbahaya
dan beracun ,dengan lampiran kategori Limbah B3.Limbah pencucian dan
dry cleaning harus dikelola sesuai dengan standar baku Mutu sesuai
dengan tingkat pencemar yang dimaksud.Polutan yang mencemari :
Phospat, senyawa aktif biru metilin dan sulfida.Frekwensi pemeriksaan
dilakukan setiap 3 bulan sekali

Bab V. Penutup…
66

BAB V
PENUTUP

Mengingat bahwa linen merupakan barang yang sangat dibutuhkan di seluruh


unit/bangsal perawatan, maka perlu menjadi perhatian bagi seluruh komponen
yang ada di rumah sakit dalam hal :
1. Pelaksanaan pengelolaan linen di rumah sakit harus berpedoman pada
pedoman manajemen linen di rumah sakit yang telah ditetapkan dan
terencana dengan baik
2. Penyediaan dan pengadaan barang linen harus sesuai dengan jumlah
unit/bangsal perawatan di rumah sakit
3. Quality control harus diterapkan pada saat sebelum, selama dan setelah
proses disetiap tahapan kegiatan
4. Memperhatikan aspek penggunaan deterjen yang memperhatikan keamanan
baik untuk petugas maupun lingkungan
5. Sarana, prasarana dan bangunan instalai pencucian harus sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan
6. Aspek kesehatan dan keselamatan kerja harus diperhatikan agar ancaman
kerja potensial dari lingkungan kerja dapat dihindari

Hasil akhir dari aktivitas fungsional Sarana Sandang / Laundry diharapkan


dapat memenuhi kebutuhan di seluruh unit/bangsal perawatan yang
membutuhkan dengan memperhatikan dari segi kebersihan, kelayak pakaian
dan terbebas dari mikroorganisme berbahaya/pathogen

Pedoman ini juga diharapkan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan


kegiatan Sarana Sandang/Laundry baik di unit Sarana Sandang maupun di
unit-unit yang berkaitan dalam lingkungan Rumah Sakit Anak dan Bunda
Harapan Kita.
67

DAFTAR PUSTAKA

Control of Hospital Infection a Practical handbook by G.A.J. Ayliffe et all


chapman & Hal Medical, trird Edition, 1992
Dasar-dasar manajemen laundry, materi pelatihan manajemen linen dan
laundry kajian pelayanan kesehatan UI, Depok, 1997
Manfaat dan citra linen di rumah sakit-rumah sakit, naskah semiloka
peningkatan pelayanan rumah sakit, Kongres PERSI Jakarta, 1991.
Penatalaksanaan linen rumah sakit dengan pengelolaan sendiri oleh Udarto,
MBA, pada presentasi di RNI tentang manajemen linen, Jakarta 22
September 2001.
Pedoman pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit, Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan, 2001.
Pedoman pencahayaan, Depkes, 1999.
Pedoman pemeliharaan instalasi pengelolaan limbah cair rumah sakit,
Dit.Jen.Yanmedik, 1993
Pedoman sanitasi rumah sakit di Indonesia, Dit. PPM-PL dan
Dit.Jen.Yanmedik Depkes RI, tahun 2000.
Petunjuk teknik pengendalian di RSCM edisi 2, Jakarta 1999
Standar pelayanan rumah sakit, Depkes RI, 1999.
68

GAMBAR

Timbangan Untuk Linen Kotor Kapasitas 300 Kg

Trolley dan Gentong Pengambilan Linen Kotor


69

Bahan Kimia Deterjen Laundry

Mesin Jahit
70

Mesin Cuci Electrolux Kapasitas 40 Kg Mesin Cuci Khusus


Infeksius

Mesin Cuci Dry Cleaning (Union) Mesin Cuci Kapasitas 80 Kg


71

Mesin Pengering
72

Mesin Roll Press Tampak Depan

Mesin Roll Press Tampak Belakang


73

Rak Penyimpanan Handuk Bersih

Trolley Distribusi Linen Bersih


74

Rak – Rak Penyimpanan Linen Bersih


75

Mesin Plat Press

Mesin Plat Press Dry Cleaning

Anda mungkin juga menyukai