TAHUN 2017
2
TENTANG
PEDOMAN MANAJEMEN PELAYANAN LINEN DAN LAUNDRY
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA
MEMUTUSKAN
LAUNDRY
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : April 2017
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
dr.
4
TIM PENYUSUN
PEDOMAN MANAJEMEN PELAYANAN LINEN DAN LAUNDRY
Penasehat :
Pengarah :
Penyusun : Chartini
Kontributor :
1.
DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : Apri 2017
Kepaa Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
dr.
5
iii
KATA PENGANTAR
dr.
6
iv
DAFTAR ISI
7. Pelipatan ............................................................................... 53
8. Penyimpanan ........................................................................ 54
9. Pendistribusian ..................................................................... 54
10. Penggantian linen rusak ........................................................ 54
D. Dokumentasi .............................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
LAMPIRAN
KEPUTUSAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
NOMOR :
TENTANG: PEDOMAN MANAJEMEN PELAYANAN LINEN & LAUNDRY
PEDOMAN
MANAJEMEN PELAYANAN LINEN DAN LAUNDRY
BAB I
PENDAHULUAN
A. LAT AR BELAKANG
C. Sasaran
1. Terpenuhinya kebutuhan linen di seluruh unit / bangsal perawatan,
serta unit – unit lain yang berhubungan dengan pelayanan linen sesuai
dengan sasaran mutu
2. Terwujudnya penyelenggaraan pelayanan linen dan laundry dalam suatu
kesatuan perosedur kerja yang telah ditetapkan
3. Tercapainya efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan linen dan
laundry di Rumah sakit Umum Daerah.
D. Azas
Azas URAIAN
Azas Efektif dan Penyelenggaraan pelayanan linen dan laundry perlu
Efisien dilakukan secara efektif dan efisien dalam proses
pencucian, pengeringan, sampai kepada distribusi
linen ke seluruh unit/ bangsal perawatan
Azas Pembakuan Pelayanan linen dan laundry diproses menurut tata
cara dan standar yang telah ditetapkan
Azas Penyelenggaraan pelayanan linen dan laundry
Pertanggungjawaban dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebersihan,
kerapihan serta keutuhan linen
Azas Keterkaitan Kegiataan penyelenggaraan pelayanan linen dan
laundry dilakukan dalam satu kesatuan sistem
administrasi umum
Azas Kecepatan dan Pelayanan linen dan laundry harus dapat
Ketepatan diselesaikan secara cepat, tepat waktu dan tepat
sasaran berdasarkan sasaran mutu yang telah
ditetapkan
Azas Keamanan Pelayanan linen dan laundry harus aman baik
secara fisik maupun mikrobiologis, serta tidak
mengesampingkan beban kerja dan faktor resiko
dari para staf/ pekerja
3. Unit Kerja
Instalasi Instalasi Instalasi Instalasi Instalasi Instalasi Instalasi
Rawat RB/ VK Rawat Kegawa Bedah Rehab Pelayanan
Inap Jalan Daruratan Sentral/ Medik Penunjang
/IGD OK
Anggrek Kamar Poli Anak Emergenc Kamar Fisiote- Radiologi
Bersalin y Operasi rapi
Cempaka Seruni P. Bedah R. Rawat Laboratori
Sehari um / PA
......... Transisi ICU
........
.......
13
F. Pengertian Umum
Manajemen pelayanan linen dan laundry yaitu Suatu proses pelayanan yang
dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan linen serta pencucian habis pakai
pasien yang bersifat infeksius maupun non infeksius maupun pencucian
dari luar rumah sakit.
14
BAB II
KETENTUAN UMUM
A. PENGERTIAN
1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Instalasi Penunjang Khusus Laundry dan CSSD
a. Struktur Organisasi
Kepala Tim Kepala TIM Kepala TIM Kepala TIM Kepala TIM Kepala TIM
Gudang Sterilisasi Produksi Pencucian Produksi Distribusi
.
17
b. Tata Kerja
1. Tugas pokok
Instalasi Penunjang Khusus (Laundry dan sterilisasi sentral) adalah
unit pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas penunjang
Laundry dan Sterilisasi Sentral yang berhubungan dengan
penyediaan linen bersih dan alat bantu steril yang akan digunakan
untuk membantu perawat dan dokter dalam melaksanakan tindakan
pelayanan pada pasien, termasuk didalamnya alat/ bahan habis
pakai steril seluruh unit/ bangsal perawatan, pemeliharaan,
pencucian, pengemasan, pensterilan, penyimpanan, penyaluran
Linen & Sterilisasi.
2. Fungsi Organisasi
a) Perencanaan dan penyediaan barang habis pakai linen dan
deterjen
b) Menyelenggarakan urusan pelayanan pencucian linen
c) Menyelenggarakan urusan pelayanan Strerilisasi alat kedokteran
dan alat kesehatan lainnya.
3. Visi Organisasi
Instalasi Penunjang Khusus (Laundry & CSSD) sebagai pusat
rujukan manajemen pelayanan linen & sterilisasi alat kedokteran
dan alat kesehatan tingkat nasional.
4. Misi Organisasi
a) Meningkatkan mutu pelayanan Laundry & CSSD dalam rangka
menunjang pelayanan Rumah Sakit melalui pelatihan
berkesinambungan.
b) Menjalin kerjasama dengan pihak luar dalam rangka membangun
kemitraan kerja yang berkaitan dengan peningkatkan penerimaan
jasa pencucian dan jasa pensterilan alat dari luar.
c) Sebagai pusat rujukan manajemen pelayanan linen Rumah Sakit,
sterilisasi alat kedokteran dan alat kesehatan lainnya melalui
program pendidikan dan pelatihan.
5. Tujuan Organisasi
a) Membantu unit lain di Rumah Sakit yang membutuhkan linen
bersih, alat dalam kondisi steril, untuk mencegah terjadinya
kontaminasi.
18
a) Tugas pokok
Menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan,
pencucian, penyimpanan dan penyaluran Linen serta sterilisasi.
b) Fungsi Jabatan :
Menyelenggarakan urusan pelayanan laundry yang efektif danefisien, melalui
:
a) Tugas pokok :
Menyelenggarakan kegiatan penunjang pelayanan Instalasi Penunjang Khusus
(Laundry dan Sterilisasi Sentral) yang efektif dan efisien.
b) Fungsi jabatan :
d) Uraian Tugas
1) Menyusun rencana kebutuhan Fasilitas di Instalasi Penunjang Khusus
(Laundry dan Sterilisasi Sentral).
2) Membuat rancangan kebutuhan Fasilitas & SDM
3) Memantau penyediaan fasilitas dan SDM Laundry
4) Mengevaluasi kebutuhan fasilitas dan SDM
5) Melakukan evaluasi sederhana atas seluruh kegiatan Instalasi.
22
a) Tugas pokok :
b) Fungsi Jabatan :
c) Misi Jabatan :
d) Uraian Tugas
a) Tugas pokok :
b) Fungsi Jabatan :
c) Misi jabatan :
Tercapainya pelayanan pencucian linen yang cepat, tepat, aman, nyaman dan
terpadu.
d) Uraian Tugas
b) Fungsi Jabatan :
1. Pengeringan
2. Pengerolan
3. Pengepresan
4. Pelipatan
5. Pencatatan yang berhubungan dengan kegiatan produksi
6. Pemeliharaan & perbaikan linen
c) Misi jabatan :
d) Uraian Tugas
a) Tugas pokok :
b) Fungsi jabatan.
c) Misi jabatan :
d) Uraian Tugas
1. Merencanakan kegiatan pendistribusian linen yang efektif dan efisien.
2. Mengawasi pelaksanaan pendistribusian linen bersih ke ruangan rawat
inap / rawat jalan.
3. Mengkoordinasikan, menggerakkan dan membimbing pelaksanaan
distribusi linen dengan cara membagi tugas, wewenang dan tanggung
jawab.
4. Mengarahkan dan memberi petunjuk pelaksanaan distribusi linen serta
mengawasi dan menilai hasilnya.
5. Mengontrol dan memberi petunjuk kepada pelaksana Distribusi saat
menerima linen dari bagian produksi.
6. Mengawasi pencatatan keluar-masuk linen yang akan didistribusikan.
7. Memberi kode inventaris barang.
8. Membuat daftar tugas harian dalam rangka memenuhi pelayanan
distribusi di Laundry yang efektif dan efisien.
9. Aktif mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi terhadap manajemen
pengelolaan linen dan alat kesehatan Rumah Sakit.
10. Kebenaran dan kesesuaian data linen yang di distribusikan ke ruang
rawat jalan dan ruang rawat inap.
11. Menghadiri rapat rutin dengan Ka.Instalasi, Pen.Jab dan pelaksana
Laundry.
27
Pelaksanan Administrasi
a) Tugas Pokok
b) Fungsi Jabatan
c) Misi Jabatan
d) Uraian Tugas :
ALUR KEGIATAN :
Alur kegiatan pelayanan Laundry
BANGSAL / UNIT
PERAWATAN
PENIMBANGAN
PENCUCIAN PENIMBANGAN
PENGHITUNGAN
PENGERINGAN
MELIPAT
YA
BERSIH TIDAK
GUDANG SIRKULASI
DISTRIBUSI
30
Area Kotor
Penerimaan
Penimbangan
Pemilahan
Pencucian
Area Bersih
Penghitungan
Pengeringan
Pemilahan
Pelipatan
Pengepresan
Pengerollan
Area
Penyimpanan
Persiapan
Distribusi
Distribusi
Keterangan :
A. Area Kotor
1. Petugas Laundry membawa linen kotor dari unit/bangsal perawatan yang
telah dipisahkan antara linen infeksius dan non infeksius oleh petugas unit
ruangan ke Sarana Sandang di ruang penerimaan
2. Di area kotor dilakukan proses penimbangan, pemilahan dan penghitungan
linen kotor yang akan dilakukan proses pencucian.
31
B. Area Bersih
1. Di area bersih linen yang telah dicuci dikeringkan, kemudian dilakukan
proses pemilahan kembali sesuai dengan jenisnya.
2. Linen yang telah bersih dilipat, dipres dan diroll. Dan masuk ke area
penyimpanan, sedangkan linen yang masih kotor masuk ke area kotor
untuk dicuci ulang. Linen yang rusak di kirim ke kamar jahit untuk
perbaikan atau disimpan digudang yang kemudian dihapuskan
C. Area Penyimpanan
1. Di area penyimpanan linen disusun di rak-rak penyimpanan berdasarkan
jenisnya untuk persiapan distribusi
2. Linen yang telah bersih dan siap pakai didistribusikan oleh petugas
distribusi ke unit/bangsal perawatan yang membutuhkan
32
RUANG TOILET
RUANG PERSIAPAN DISTRIBUSI DRYCLEANING R.FARMASI &
RUANG P.GIGI KAR
GUDANG LINEN PENGELOLA
BARU SARANA SANDANGMP.DRY RUANG ISTIRAHAT
MP.DRY
R.GANTI
GUDANG ART GUDANG LINEN BARU WANITA MSN. DRY
K.GANTI
PANTRY
KAMAR
MUSHOLLA GANTI
M.PRESS MESIN MESIN
ROLL PRESS ROLL TOILET TOILET
PRESS
MEJA TIMBANGAN
M.PENGERING
GUDANG DETERJEN
PINTU KELUAR
Keterangan :
1. Ruang Penghitungan dan Penimbangan
2. Ruang Produksi (Pencucian, Pengeringan, Pelipatan Pengepresan,
Pengerollan)
3. Ruang Gudang Deterjen
4. Ruang Gudang Linen dan ART
5. Ruang Persiapan Distribusi
6. Ruang Pengelola Urusan Laundry
7. Ruang Dry Cleaning
8. Koridor
9. Ruang Istirahat
33
Kewaspadaan Kewaspadaan
universal di ruangan umum di Laundry
R. Inap
R. Jalan
Instalasi Linen
Administr kotor/pe Unit
asi Proses
milahan/ pencucian
Linen pencucian
penghitu
dari RS ngan
lain
Kerusakan Linen
alat/gedung/ bersih CSSD
air
Linen
steril
Kewaspadaan umum
transportasi
IPSRS
Distribusi
b.Sarana Fisik….
34
b. Sarana Fisik
Ruangan Laundry :
Untuk menghindari kontaminsi antara linen kotor dan linen bersih,
maka ruang laundry dibagi mejadi 3 (tiga) bagian, yaitu :
1. Ruang linen kotor :
Ruang ini meliputi : ruang pemisahan dan penghitungan linen kotor,
gudang deterjen dan ruang pencucian yang dilengkapi dengan :
timbangan electric, mesin cuci, trolly linen kotor dan meja kursi
untuk petugas pencucian .
2. Ruang linen bersih :
Ruang ini meliputi ruang pengeringan, ruang pengerolan,ruang
pelipatan dan ruang pengepresan yang dilengkapi dengan mesin
pengering, mesin pengepresan, mesin pengerolan dan meja pelipatan
lengkap dengan kursi duduknya.
3. Ruang penyimpanan Linen
Ruang ini memuat:
Lemari dan rak untuk menyimpan linen bersih
Meja administrasi
Ruang ini bebas dari debu dan selalu tertutup. Sirkulasi udara perlu
di perhatikan dengan memasang exhaust atau AC sentral untuk
penerangan minimal kategori pencahayaan D = 200-500 Lux sesuai
Pedoman pencahayaan Rumah sakit
35
c. PRASARANA
1. Prasarana listrik
Sebagian besar peralatan (mesin cuci , mesin cuci dry cleaning,
mesin pengering, mesin roll press, mesin plat Press) yang ada di RSUD
menggunakan daya listrrik yang cukup besar , sehingga diperlukan
Instalasi listrik yang sesuai standar .
Adapun tenaga listrik yang di gunakan di Laundry terbagi dua bagian
(Line) antara lain :
a. Instalasi Penerangan
b. Instalasi tenaga
Daya listrik yang dipergunakan ditiap-tiap peralatan memerlukan
daya listrik yang cukup besar minimal 25 Amper terutama untuk mesin
cuci, dan roll press, sehingga tidak terjadi loncatan api pada saat
pembebanan sesaat dan kabel yang digunakan adalah jenis NYY.
Instalasi kontak-kontak (stop kontak) untuk memperhatikan
penempatan, yaitu harus menjauhi daerah yang lembab dan basah.
36
2. Prasarana Air
Prasarana air untuk pencucian linen kotor di Laundry RSUD
memerlukan sedikitnya 1-1,5 m3percle(30- 40 kg linen kotor)dari
kebutuhan air yang diperlukan untuk pencucian tersebut, dan jumlah ini
sudah termasuk kebutuhan air untuk mandi dan cuci tangan bagi staf,
sedangkan tekanan air yang diperlukan minimal 2 - 3 kg / cm.
Standar Air
Air yang digunakan untuk mencuci mempunyai standar air bersih
berdasarkan PerMenkes No.416 tahun 1992 dan standar khusus bahan
kimia dengan penekanan tidak adanya :
a. Hardness –Garam(Calcium, Carbonete, chlorida)
Standar baku mutu : 0-90pm
Tingginya konsentrasi garam dalam air menghambat kerja bahan
kimia pencuci sehingga proses pencucian tidak berjalan
sebagaimana mestinya
Efek pada linen dan mesin
Garam akan merubah warna linen putih menjadi ke abu-abuan dan
linen warna akan lekas pudar. Mesin cuci akan berkerak (scale
forming) sehingga akan menyumbat saluran-saluran air.
b. Iron – Fe(Besi)
Kandungan zat besi pada air mempengaruhi konsetrasi bahan
kimia, dan proses pencucian.
Efek pada linen dan mesin
Linen putih akan menjadi ke kuning-kuningan,( yellowing) dan
linen warna akan lekas pudar, mesin akan berkarat.
Kedua polutan tersebut (hardness dan besi) mempunyai sifat alkali,
sehingga linen yang rusak akibat kedua kotoran tersebut harus di
lakukan proses penetralan pH.
3. Prasarana Uap
Prasarana Uap pada instalasi pencucian digunakan pada proses
pencucian, pengeringan, dan strika , yakni penggunaan uap panas dengan
37
tekanan uap panas minimum 5kg/ cm. Kualitas uap yang baik adalah
dengan fraksi kekeringan minimum 70% (pada skala 0:1005 dan
temperatur ideal 70⁰-900C.
5. Bleach = Pemutih
Mengangkat noda/ kotoran mencemerlangkan linen, dan bertindak
sebagai desinfektan , baik pada linen yang berwarna (Ozone) dan yang
putih( Chlorine)
6. Softener
Di gunakan pada proses akhir pencucian untuk membuat linen
menjadi kaku , juga sebagai pelindung linen terhadap noda sehingga
noda tidak sampai ke serat
7. Disinfektan
Bahan ini dirancang khusus untuk desinfektan dan deodorising
yang berbentuk liquid, yang mengandung fenolik,kathionik dan chlorin
agent sehingga sangat efektif untuk menghilangkan bau amis atau bau
tidak sedap lainnya yang sulit hilang dan untuk membunuh segala
macam bakteri seperti ammoniagenes Brevibacterium, jamurCandida
albicans, Enterobacter aerogenes, Escricha coli, bakteri enterik gram-
negatif, dll, dan Formula unik antara Chlorin Agen dan Fenolik sangat
efektif terhadap spora illneses terkait seperti tetanus atau antraks atau
melawan virus polio, rhinovirus, hepatitis B atau Hepatitis C dan HIV.
Dari bahan-bahan kimia tersebut juga harus sudah tersertifikasi
halal dari Majelis Ulama (MUI), sehingga dapat menghasilkan cusian
yang bersih, lembut, cemerlang dan aman baik bagi staf maupun
pengguna.
Mesin-mesin cuci dan mesin-mesin lainnya yang ada di Unit
Sarana Sandang dijalankan oleh operator mesin, dengandemikian
para operator mesin harus memelihara peralatannya, berbagai
kelainan pada saat pengoperasiannya, misalnya kelainan bunyi pada
alat dapat segera di kenali oleh para operator.
Pemeliharaan ringan peralatan pencucian terdiri dari:
1. Pembersihan peralatan sebelum dan sesudah pemakaian,
dilakukan setiap hari dengan menggunakan lap basah dicampur
dengan bahan kimia MPC (Multi Purpose Cleaner)dan di keringkan
dengan lap kering, untuk bagian tombol/ kontrol digunakan lap
kering dan jangan terlalu di tekan , dikarenakan pada bagian ini
biasanya tertulis prosedur dengan semacam stiker yang mudah
terhapus , setelah pemakaian, kosongkan air untuk mengurangi
kandungan air dalam mesin sekecil mungkin .Jika terbentuk noda
39
putih di dalam mesin cuci, cucilah bagian dalam drum dengan air
bersih.
2. Pemeriksaan bagian yang bergerak, dilakukan setiap satu bulan
sekali yaitu pada bearing, engsel pintu alat atau roda yang
berputar. Berilah bahan pelumas atau fat/ gemuk/ oli.
Penggantian gemuk/fat /oli secara total di sarankan dua tahun
sekali. Jenis dan produk minyak pelumas mesin yang di gunakan
dapat di ketahui dari buku Operating manual setiap mesin.Buku
ini harus selalu menyertai peralatan pada saat penerimaan barang.
3. Penerimaan V-belt dan keteganganya (kelenturan) toleransi
pengukuran 0,2-0,5mm, jika melebihi atau sudah tidak memenuhi
syarat V-belt tersebut segera di ganti (IPSRS).
4. Pemeriksaan pipa uap panas (steam) di lakukan setiap akan di
mulai menjalankan alat pencucian. Setiap saluran di periksa
dahulu terutama pada pipa yang terbungkus styrofoam (isolasi)
dengan cara di lihat apakah masih terbungkus dengan baik dan
tidak ada semburam air atau uap .
Pada prinsipnya pada sambungan antara pipa dengan peralatan
pencucian harus dalam keadaan utuh dan tidak bocor.Jika terjadi
kebocoran harus segera dilaporkan pada teknisi Rumah sakit
(IPSRS) untuk diperbaiki.
40
3. JENIS LINEN
Ada bermacam-macam jenis linen di Rumah Sakit Umum Daerah,
Jenis linen yang dimaksud antara lain :
59. Pyama Pria/ Wanita & Topi American Drill, Hijau, L Stel
4. BAHAN LINEN
a. Kain katun 100%
b. Wool
c. Silk
d. Blacu
e. Planel
f. Tetra
g. CVC 50% - 50%
h. Polyster100%Twill/drill
i. Kombinasi seperti 65% aconilic dan 35 % wool
j. American Drill
6. Mesin Cuci
Persyaratan mesin cuci
a. Mesin cuci dengan kapasitas besar ( 30-50kg ) yang di sarankan
memiliki 2 pintu yang membedakan memasukan linen yang
infeksius dengan hasil cucian linen bersih .antara dua komponen
di batasi oleh partisi yang kedap air . maksud dari pemisahan
tersebut adalah menghindari kontaminasi dari linen kotor dengan
linen bersih, baik dari lantai maupun dari udara
44
b. Mesin cuci ukuran sedang dan kecil ( 25- 100kg ) tanpa penyekat
seperti pada point I dapat di gunakan dengan memperhatikan
batas ruang kotor dan ruang bersih
c. Pipa pembuangan limbah cair hasil pencucian ( pemanasan
desinfeksi) langsung dialirkan kedalam sistem pembuangan yang
terpendam dalam tanah menuju Ipal .
d. Peralatan pendukung yang mutlak digunakan untuk membantu
proses pemanasan – disinfeksi :
Pencatatan suhu
Termostat untuk membantu meningkatkan suhu pada mesin
cuci
Glass / kaca untuk melihat level air
Flow meter pada inlet air bersih ke mesin cuci untuk
mengukur jumlah air yang dibutuhkan pada saat pengenceran
bahan kimia terutama pada saat disinfeksi
7. Tenaga Laundry
BAB III
PROSEDUR PELAYANAN LAUNDRY
A. Sentralisasi Linen
Standarisasi Linen
p 1. Standar Produk :
Rumah Sakit memiliki standar khusus terhadap linen yang
dipergunakan, mengingat RS adalah sarana kesehatan yang bersifat
universal dan diharapkan setiap standar produk sama untuk mencapai
skala ekonomi, namun tidak menutup kemungkinan bila sebuah RS ingin
pengembangan yang lebih baik, seperti RSUD walaupun merupakan RS
Pemerintah namun diharapkan mutu pelayanan dapat bersaing dengan
RS swasta, dan dalam menentukan suatu produk diharapkan dapat
memilih yang berkualitas tinggi dan mempunyai waktu penggunaan yang
lebih lama sehingga bila dilihat dari segi efisiensi tetap lebih ekonomis
dibandingkan produk yang lebih murah.
2. Standar Desain :
Sarana di setiap RS pada umumnya adalah sama terutama tempat tidur
pasien sehingga desain perlengkapan tempat tidur mulai dari laken/sprei,
sarung bantal, sarung guling, stik laken, boven laken, selimut lurik
maupun selimut wool dapat dipastikan memiliki kesamaan. Walaupun
untuk kepentingan praktisnya ada beberapa RS yang memiliki laken /
46
sprei yang fitfitted selain flat namun yang tidak kalah penting adalah
pertimbangan pada waktu pemeliharaan atau pengelolaan di Sarana
Sandang,
Sehingga penggunaan kancing, sambungan – sambungan atau karet lebih
baik dihindari, terutama dengan baju pasien dan baju operasi, RS harus
lebih mementingkan fungsi dari pada estetikanya yaitu dengan memilih
desain yang sederhana namun tetap memberikan rasa nyaman.
Sedangkan untuk sizing system atau ukuran dapat memilih aplikasi
warna yang berbeda dari warna dasar.
4. Standar Ukuran :
Mengingat jenis/ ragam sarana di Rumah Sakit Anak dan Bunda
Harapan Kita adalah sama seperti tempat tidur, brankard, meja periksa
dan lain – lain, maka ukuran linen sebaiknya tidak dilihat hanya dari sisi
penggunaan tetapi juga dari segi biaya pengadaan atau pembelian dan
biaya operasional yang ditimbulkan. Karena makin berat dan luas suatu
linen makin mahal biaya pengadaan dan pengoperasiannya.
5. Standar Penggunaan :
Dalam standar penggunaan linen tidak menutup kemungkinan saling
berkaitan dengan standar produk, mengingat produk yang berkualitas
baik akan lebih tahan lama dalam proses pengelolaannya. Karena linen
dari produk yang berkualitas tinggi seharusnya tahan cuci sampai
dengan 250 kali dengan prosedur normal. Standar penggunaan sampai
dengan 250 kali cuci hanya dapat diberlakukan di ruang rawat inap dan
rawat jalan, mengingat untuk linen kamar operasi harus melewati proses
sterilisasi maka dapat dipastikan standar penggunaannya akan lebih
kecil yaitu sekitar 150 – 180 kali cuci, sehingga di RSUD menentukan life
time sebanyak 150 -180 kali cuci. Untuk itu setiap linen sebaiknya
menggunakan Life Time Label yang dapat diisi setiap kali proses cuci
dilakukan.
48
B. Penatalaksanaan Linen
Penatalaksanaan linen dibedakan menurut lokasi dan kemungkinan transmisi
organisme berpindah:
Di ruangan-ruangan
Perjalanan transportasi Laundry
Penyimpanan linen bersih
Distribusi linen bersih.
1. Kategori Linen
Untuk menghindari pencemaran linen kepada petugas atau staf, maka
seluruh linen habis pakai dikategorikan linen infeksius.
Linen Kotor infeksius adalah linen yang terkontaminasi dengan darah,
cairan tubuh, dan feses terutama yang berasal dari infeksi TB paru, infeksi
Salmonella, dan Shigella (sekresi dan ekskresi) HBV,HIV ( jika terdapat noda
dan darah) dan infeksi lainnya yang spesifik( SARS) dimasukan kedalam
kantong yang bersegel yang dapat terlarut di air dan kembali ditutup
dengan kantong warna kuning.
49
C. LAUNDRY
3. Pencucian.
Pencucian mempunyai tujuan selain menghilangkan noda (bersih), awet
(tidak cepat rapuh), namun memenuhi persyaratan sehat (bebas dari
mikroorganisme patogen).
52
STANDARISASI PENCUCIAN :1
1. Jenis cucian : Bedong& Popok
2. Tingkat kekotoran : Berat
3. Beban cucian : 40 Kg
STANDARISASI PENCUCIAN : 2
1. Jenis cucian : Laken
2. Tingkat kekotoran : Berat
3. Berat cucian : 40 kg
Standarisasi pencucian…
54
STANDARISASI PENCUCIAN :3
1.Jenis cucian : Linen OK
2. Tingkatkekotoran : Berat
3. Berat cucian : 40 Kg
Standarisasi pencucian…
55
STANDARISASI :4
PENCUCIAN
1. Jenis cucian : LinenVK
2. Tingkatkekotoran : Berat
3. Berat cucian : 40 Kg
Standarisasi pencucian…
56
STANDARISASI PENCUCIAN :5
1. Jenis cucian : Handuk Berwarna
2. Tingkat
kekotoran : Berat
3. Berat cucian : 40 Kg
Standarisasi pencucian…
57
STANDARISASI PENCUCIAN :6
Standarisasi pencucian…
58
STANDARISASI PENCUCIAN :7
1. Jenis cucian : Berwarna
2. Tingkatkekotoran : Berat
3. Berat cucian : 40 Kg
Standarisasi pencucian…
59
b. Suhu.
- Proses cuci dengan tanpa / bahan kimia dengan suhu normal.
- Proses cuci dengan bahan kimia alakali dan deterjen untuk linen warna putih
70⁰c-90⁰c. Untuk linen warna 60⁰c-70⁰c.
- Proses bleaching atau di lakukan disinfeksi 70⁰c-90⁰c
- Proses bilas 1 dan 2 dengan suhu normal
- Proses penetralan dengan suhu normal.
- Proses pelembut dengan suhu normal
c. Bahan Kimia.
Bahan kimia yang digunakan terdiri dari: alkali, emulsifer, detergen, bleach,
sour, softener, disinfektan linen, oxy bleach, masing- masing mempunyai sifat
sendiri-sendiri.
d. Mechanical action
Takaran Detergen…
60
selama 10 - 15 menit
4. Pemerasan
5. Pengeringan.
6. Penyetrikaan.
Penyetrikaan dapat di lakukan dengan mesin striko besar suhu dapat di stel
sampai dengan120⁰c, tetapi karna linen mempunyai keterbatasan suhu, maka
disuhu cukup dengan 70-80⁰c.
7. Pelipatan.
Melipat linen mempunyai tujuan selain kerapihan juga mudah digunakan pada
saat penggantian linen di mana tempat tidur kosong atau saat pasien di tempat
tidur, linen yang perlu mendapat perhatian khusus pada pelipatan :
Laken
Stik laken
Zeil
Sarung bantal
Sarung guling
Selimut
Popok
61
Bedong
Piama anak & Dewasa
Kimono Ibu & Anak
Baju Dokter / Piama
Linen Operasi, dll.
Pada proses pelipatan juga sekaligus pemantauan linen yang rusak agar tidak
di pakai lagi
8. Penyimpanan
9. Pendistribusian
Noda karat dapat di hilangkan dengan larutan Verro bright (Rush go)
Penggantian linen yang rusak segera di ganti oleh pihak Sarana Sandang dan
di masukan ke dalam catatan pengeluaran linen di gudang dengan dimasukan
ke dalam catatan linen unit kerja yang bersangkkutan
D. Dokumentasi
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
A. MONITORING
Kelayakan pakai dan sisi infeksi dilakukan melalui uji kuman secara
insidentil, bila terjadi banyak infeksi di salah satu unit rawat inap atau lebih
harus di lakukan swab dari kulit untuk kultur, sementara menunggu hasil
kultur , monitoring prosedur pencucian di tingkatkan.
B. Evaluasi..
64
B. EVALUASI
Setiap kegiatan harus di evaluasi pada tahap proses akhir seperti pada tahap
pencucian, pengeringan, dan sebagainya dan evaluasi secara keseluruhan
dalam rangka kinerja dari pengelola linen dirumah sakit
b. Kualitas linen
Frekuensi:
- Bersih, untuk monitoring bersih dapat di lakukan dengan
memanfaatkan panca indra secara fisik, dari bau ( harum dan bebas
dari bau yang tidak sedap), rasa lembut di kulit dan skala noda.
Dilakukan….
65
Bab V. Penutup…
66
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
GAMBAR
Mesin Jahit
70
Mesin Pengering
72