Anda di halaman 1dari 57

Disampaikan Oleh :

Dra. Indarwatie N.Apt, MM

Jakarta 2 0 19
PENDAHULUAN
• Linen adalah unsur penting di Rumah Sakit
• Semua ruangan di RS memerlukan dan
menggunakan linen
• Penanganan linen kotor sangat penting guna
mengurangi resiko infeksi nosokomial
• Manajemen linen dimulai dari perencanaan
penanganan linen bersih, penanganan linen
kotor (pencucian) hingga pemusnahan
Dasar Pelayanan Linen Di
RS
Antara lain :
- UU No. 23 TH. 1992 tentang kesehatan
- PP No. 27 TH. 1999 tentang amdal
- Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1992 tentang penyediaan
air bersih dan air minum
- Permenkes No. 986/Menkes/Per/XI/1992 tentang penyehatan
lingkungan RS
- Keputusan Menkes RI No.983/Menkes/SK/XI/1992 tentang
pedoman organisasi RS
- Standar pelayanan RS TH. 1999
- Pedoman manajemen linen di RS Depkes RI Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik 2004
- Keputusan Menkes No.1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
persyaratan kesehatan lingkungan RS
- Standar pelayanan minimal RS Direktorat Bina Pelayanan
Medik Depkes th 2008
Tujuan
• Tersedianya linen yang higienis, bersih dan siap
pakai
• Meningkatkan mutu pelayanan di RS

Pengertian
Definisi : - linen
- linen RS : - linen terinfeksi
- linen non infeksi
- Laundry
Jenis Linen
• Linen medis adalah linen yang digunakan
untuk kegiatan medis dimana
harus memenuhi semua standar
yang telah ditentukan.
Contoh : Laken/sprei,stik laken,jas operasi dll
• Linen non medis adalah linen yang
peruntukannya untuk menunjang
kegiatan medis yang hanya
memenuhi standar material dan
ukuran
Contoh : Taplak meja, Gordyn
 Linen yang berkali-kali dipakai =- dicuci
- bisa didaur

ulang
 Linen sekali pakai :

- Tidak bisa dicuci (terbuat dari bahan


khusus)
- Setelah dipakai dimusnahkan → dibakar
- Tidak dapat didaur ulang
- Harga mahal
 Bahan linen berasal dari :
a. Alam : Hewan :Wool, Sutera
Tumbuh2an : Katun
b. Produksi manusia :
Sintetis :Polyester
Semi sintetis :Polykatun
Berat Linen
BeratJENIS
linen antara lain
BAHAN BERAT/GRAM

Laken/sprei Katun 700

Selimut Katun 350

Handuk Katun 600

Handuk tangan Katun 200

Piyama Katun 200


Standar Linen
Standar Linen Rumah Sakit:
1. Standar Desain.
2.Standar Material.
3. Standar Ukuran.
4.Standar Jumlah.
5.Standar Kelayakan.
Sentralisasi Linen
Adalah terpusatnya semua kegiatan linen pada satu
titik sehingga semua kegiatan linen berawal dan
berakhir ditempat yang sama.

Desentralisasi Linen
Adalah terpusatnya semua kegiatan linen pada
ruangan-ruangan yang melakukan kegiatan linen.

Semi Sentralisasi Linen


Adalah penggabungan antara sentralisasi dan
desentralisasi.
SKEMA MANAJEMEN LINEN DI RS
Perencanaan

Proses pengadaan

Pengadaan

Penerimaan

Pemberian identitas

Distribusi ke unit-unit terkait


yang membutuhkan

Pemanfaatan linen oleh Unit-


unit terkait

Hilang Rusak

Perbaikan Musnahkan

Pencatatan/pelaporan
Prosedur Pelayanan Linen
1. Perencanaan
Pada perencanaan linen RS perhatikan KOMPOSISI LINEN.
Pengertian yang mengandung arti :
- Ruang Pakai linen
- Komposisi serat linen
- Technologi tekstil
- Produksi linen
Pada dasarnya linen mempunyai usia produksi, rata-rata
ketahanan linen adalah 350 kali cuci standar, 200 kali cuci
laundry normal, 150 kali cuci laundry RS.
Parstok yang digunakan dalam perencanaan akan
memungkinkan perencanaan linen berikutnya.
Linen direncanakan
Hal yang dibutuhkan :
1. Jumlah bed yang ada
2. BOR yang ditetapkan
3. Jenis linen yang dibutuhkan
4. Par-stok yang digunakan
2. Standar kebutuhan linen

Ideal = jumlah stok 5 par


3 par berputar di ruangan:1 par untuk dipakai, 1 par dicuci,
1 par cadangan,
2 par disimpan
Contoh :
- Kebutuhan linen dikamar pasien:
Penggantian linen 2 hari sekali, kapasitas RS 500 TT, BOR 80 %
lama pencucian 1 hari, stok linen 3 par (½ x 500 x 80% x 1 x 3 =
600 set)

- Kebutuhan linen kamar operasi :


Jumlah kamar Operasi 10 OK, frekuensi Op 10 x / hari, 1 Op oleh
7 operator, stok linen 3 par (10x10x7x1x3 = 2100)
3. Menghitung biaya pemakaian linen
Harga linen sekali pakai = Harga linen (item)/150
= (faktor a)
Berat linen (item) x harga cuci linen per kg =
biaya perawatan linen tsb (faktor b)
Untuk linen OK membutuhkan biaya tambahan
CSSD : berat linen x harga CSSD linen per kg =
biaya CSSD linen OK (faktor c)
Menghitung biaya pemakaian linen

Biaya linen :

Rawat Inap/Poli : faktor a + faktor b

Tindakan operasi : faktor a + faktor b + faktor c


Contoh: Estimasi Biaya Linen
Rawat Inap/Rawat Jalan
KEBUTUHAN Harga/ Berat Pemakai Biaya Biaya Biaya Total
LINEN Ptg Linen an Pemakai Pencuci Perawat Biaya
an an an
A B C (A / C) = D (BxD)=V (Z+V)
Z
1 Seprei/laken 185,500,- 0.50 150 1,236.67 7.000.00 3.500.00 4.736.67
(160x270)
2 Perlak 51.500,- 0.38 150 343.00 7.000.00 2.660.00 3.003.33
(65x110)
3 Stiek Laken 47.500,- 0.14 150 316.67 7.000.00 980.00 1.296.67
(70x160)
4 Sarung Bantal 39.000,- 0.03 150 260.00 7.000.00 210.00 470.00
(50x70)
5 Selimut Lurik 66.000,- 0.65 150 440.00 7.000.00 4.550.00 4.990.00
(120x195)
1.7 2.596.34 11.900,- 14.496.67
Sirkulasi Linen
Sirkulasi Linen
1. Pengumpulan
- Melibatkan dua pihak yaitu ruangan &
laundry
- Hindari penambahan kotoran
- Gunakan wadah berbeda untuk linen
infeksius dan non infeksius

2. Transportasi Linen
- Dapat merupakan bahaya potensial dalam
menyebarkan mikro organisme bila linen tidak
tertutup.
- Troly pengangkut linen kotor berbeda dengan troly pengangkut linen
bersih
- Troly pengangkut linen kotor segera dibersihkan di laundry dengan klorin
0,5 %
- Hindari membawa linen kotor berlebihan
3. Penerimaan linen kotor
a. Petugas
- Cuci tangan dan menggunakan APD
- Pemeriksaan secara berkala setiap 6 bulan
- Pemberian vaksin hepatitis B
- Tidak dianjurkan bekerja jika ada gangguan
pada kulit

b. Prosedur :
- Linen kotor diterima, dicatat jumlah satuan,
asal ruangan
- Penimbangan sesuai barang yang diterima
- Melakukan pemilahan berdasarkan kriteria (linen infeksi/non
infeksi, jenis dan tingkat kekotoran).
4. Pemuatan, pencucian dan pemerasan
- Pemuatan
Kapasitas yang dianjurkan linen dengan kotoran ringan 90 %, sedang 85 %,
berat 75 %

- Pencucian
a. Sebelum melakukan pencucian lakukan pemanasan/ disinfeksi untuk
membunuh seluruh organisme yang mungkin tumbuh dalam semalam
dimesin-mesin cuci
b. Faktor yang harus diketahui dalam proses pencucian:
- Jenis bahan dan zat warna yang akan dicuci
- Jenis kotoran dan tingkat kekotoran
- Tipe mesin cuci
- Kualitas air
- Jenis bahan pencuci yang digunakan
- Energi dan waktu
Jenis kotoran:
a. Washable dirt (protein, pigmen, karbohidrat)
b. Dirt soluble in solvent (lemak, minyak)
c. Bleachable dirt (natural/artifisial dye stuff)

Tingkat kekotoran:
a. Ringan (light soiled)
b. Sedang (medium soiled)
c. Berat (heavy soiled)
Jenis-jenis mesin untuk laundry
a. Washer
b. Extractor
c. Washer/extractor
d. Tumbler
e. Ironer/presser
Kualitas air untuk laundry
a. Hardness sebagai 0 – 90 ppm

- Ca & Mg : 0-30 ppm


- Cl : 0-50 ppm
- Na : 0-50 ppm
- Fe : 0,06- 0,1 ppm
- Alkalinity sebagai 0 - 90 ppm
- HC03 : 0 - 90 ppm
- C03 : 0-10 ppm
b. PH : 6,5-7
Bahan pencuci yang digunakan :

1. Emulsifier
2. Alkali
3. Detergent
4.Chloro Bleach
5. Oxygen Bleach
6. Neutralizer
7. Softener
8. Starch
Energi dan Waktu
Waktu :
Waktu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
temperatur dan bahan pencuci guna mencapai hasil cucian
yang bersih dan higienis.

Suhu
Suhu yang direkomendasikan untuk linen:
- Katun ≤ 90 °C
- Polykatun ≤ 80°C
- Polyester ≤ 75°C
- Wool dan sutra ≤ 30°C
FAKTOR UTAMA OPTIMALISASI
PENCUCIAN

TIME TEMPERATUR

MAN POWER
PROCEDUR

CHEMICAL MECHANICAL
ACTION
Proses pencucian
1. Prewash
2. Mainwash
3. Rinse/pembilasan
4. Pemerasan

5. Proses pengeringan
Adalah proses lanjutan setelah pencucian yang
bertujuan menghilangkan kandungan air pada linen.
6. Proses pelipatan

Adalah proses yang dilakukan setelah linen selesai


disterika, tujuannya adalah mempermudah :
penyimpanan, pemakaian, penghitungan dan menjaga
agar linen tidak kusut lagi.

7. Penyimpanan : linen room


1. Standar rak linen
2. Standar pencahayaan
3. Standar sirkulasi udara
4. Standar kelembaban
8. Distribusi linen

1. Aspek administrasi yang penting yaitu


pencatatan linen yang keluar
2. Sistem FIFO
3. Pengepakan pada linen yang dibawa
4. Troly yang digunakan bersih
5. Pencatatan dan pelaporan yang akurat
Sistem distribusi yang baik
Harus dapat :
1. Menjaga supply barang secara konstan
2. Menjaga barang dalam kondisi yang baik
3. Minimalkan kehilangan linen karena kerusakan
4. Menggunakan sarana transportasi yang tersedia
secara efisian
5. Mengurangi pencurian dan penggelapan
6. Memberikan informasi perkenaan linen yang
dibutuhkan
Untuk pelayanan laundry:

1. Tidak adanya kejadian linen yang hilang


2. Ketepatan waktu penyediaan linen untuk
ruang rawat inap
Limbah Linen

Kegiatan RS selalu menghasilkan limbah baik


padat, cair ataupun gas (ada juga limbah
radioaktif)
Salah satunya adalah limbah linen dimana linen
tidak dapat didaur ulang sehingga semua linen
RS setelah masa pakai habis harus
dimusnahkan atau dibakar dalam incenerator
Basic set Basic set Basic
No Nama Linen umum thorak orthopedi
Jumlah Jumlah kaki/tangan
1 Laken kepala 1 1 1
2 Laken kaki 1 1 2
3 Stik laken 4 8 5
4 Sarung meja mayo 1 1 1
5 Perlak kecil 1 1 1
6 Perlak besar - 1 1
7 Handuk tangan kecil 6 10 6
8 Jas Operasi 3 3 3
9 Sarung cauter 1 - -
10 Sarung suction 1 1 1
11 Sarung diatermi - 1 1
12 Sarung tangan - - 1
13 Jas operasi cadangan - 10 -
Contoh baju OK
Proses pencucian linen kotor
Proses pengeringan dan Penyetrikaan
Penyimpanan : - Rak Linen
- Lemari linen
Linen siap didistribusikan
Pengepakan linen kotor
Kesimpulan
- Manajemen linen dan laundry di RS perlu dipahami,
ditaati dan di laksanakan oleh petugas yang
bersangkutan
- Linen adalah investasi, harganya mahal dan perlu
tata kelola yang baik
- Perlu kerja sama lintas sektoral di RS
- Dapat menghasilkan linen yang bersih, higienis dan
siap pakai.
- Pada akhirnya meningkatkan mutu pelayanan di RS.
STANDAR PELAYANAN MINIMAL LAUNDRY
 
• KETERSEDIAAN PELAYANAN LAUNDRY
• ADANYA PENANGUNG JAWAB PELAYANAN LAUNDRY
• KETERSEDIAAN FASILITAS DAN PERALATAN PELAYANAN
LAUNDRY
• KETEPATAN WAKTU PENYEDIAAN UNTUK RAWAT INAP
DAN RUANGAN PELAYANAN
• KETEPATAN PENGELOLAAN LINEN INFEKSIUS
• KETERSEDIAAN LINEN
• KETERSEDIAAN LINEN STERIL UNTUK RUANGAN OPERASI
Standar PPI 7.3

Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada


pengelolaan linen/londri dengan benar sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan PPI 7.3 dan 7.3.1
Rumah sakit memiliki unit pengelola linen/londri yang menyelenggarakan
penatalaksanaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Penatalaksanaan linen kotor dan linen terkontaminasi yang sudah
digunakan harus dilakukan dengan benar dan mencakup penggunaan
perlengkapan alat pelindung diri (APD) sesuai dengan prinsip-prinsip PPI.

Petugas yang menangani linen kotor dan linen terkontaminasi harus


menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Elemen penilaian PPI 7.3 Telusur Skor
R Regulasi tentang unit kerja 10 T
1. Ada unit kerja atau
linen/londri atau penanggung - L
penanggungjawab pengelola jawab bila dilakukan dengan 0 -
kontrak (outsourcing) T
linen/londri yang
T
menyelenggarakan
penatalaksanaan sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan. (R)
O Lihat ruang, alur, dan fasilitas 10 T
2. Bangunan, alur, dan fasilitas
londri 5 L
londri sesuai dengan peraturan W 0 T
• IPCN S
perundang-undangan. (O,W)
• Kepala/staf londri T
T
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH
53
SAKIT edisi 1
Elemen penilaian PPI 7.3 Telusur Skor
O • Lihat proses pengiriman atau 10 T
3. Bila linen/londri
penyimpanan linen/londri 5 L
dilaksanakan oleh pihak di luar dengan pihak di luar RS 0 T
• Lihat sertifikasi mutu pihak S
rumah sakit, harus memenuhi
ketiga T
sertifikasi mutu dan sesuai W T
• IPCN
dengan peraturan perundang
• Penanggung jawab linen/londri
undangan (O, W)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH


54
SAKIT edisi 1
Standar PPI 7.3.1

Pengelolan linen/londri dilaksanakan


sesuai dengan prinsip-prinsip pencegahan
dan pengendalian infeksi (PPI).
Elemen penilaian PPI 7.3.1 Telusur Skor
R Regulasi tentang pengelolaan 10 T
1. Ada regulasi pengelolaan
linen/londri - L
linen/londri sesuai dengan 0 -
T
peraturan perundang-undangan.
T
(R)
O • Lihat penerapan prinsip-prinsip 10 T
2. Prinsip-prinsip PPI diterapkan
PPI pada pengelolaan 5 L
pada pengelolaan linen/londri, linen/londri, termasuk 0 T
pemilahan, transportasi, S
termasuk pemilahan, transportasi,
pencucian, pengeringan, T
pencucian, pengeringan, penyimpanan, dan distribusi T
• Lihat hasil supervisi IPCN ke
penyimpanan, dan distribusi. (O,W)
pengelola linen/londri di luar RS
W
• IPCN
• Kepala/staf linen/londri
• Petugas linen ruangan

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH


56
SAKIT edisi 1
Elemen penilaian PPI 7.3.1 Telusur Skor
O • Lihat penerapan penggunaan 10 T
3. Petugas pada unit londri
APD 5 L
menggunakan alat pelindung • Lihat hasil supervisi IPCN ke 0 T
pengelola linen/londri di luar RS S
diri (APD) sesuai dengan
W T
ketentuan. (O,W) Kepala/staf linen/londri T

D Bukti supervisi: 10 T
4. Ada bukti pelaksanaan
1) Bukti form ceklis 5 L
supervisi dan monitoring oleh 2) Bukti pelaksanaan supervisi 0 T
S
IPCN terhadap pengelolaan
O Lihat hasil supervisi pengelolaan T
linen/londri sesuai dengan linen/londri sesuai dengan T
prinsip PPI
prinsip PPI termasuk bila
W
dilaksanakan oleh pihak luar • IPCN
• Kepala/staf linen/londri
rumah sakit. (D,O,W)
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH
57
SAKIT edisi 1

Anda mungkin juga menyukai