Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN PELAYANAN PASIEN GAWAT

DARURAT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PAMEUNGPEUK GARUT

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


PAMEUNGPEUK GARUT

Jl. Raya Miramareu No. 99 Desa Sirnabakti Kecamatan


Pameungpeuk Kabupaten Garut
Jawa Barat 44175

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas
rahmat dan karunianya sehingga buku Panduan Penerimaan Pasien Gawat Darurat
Ke Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Pameungpeuk Garut dapat
diselesaikan sesuai dengan aturan yang berlaku dan menjadi acuan
pelaksanaan pelayanan yang prima.

Buku Panduan Penerimaan Pasien Gawat Darurat Ke Rawat Inap di


Rumah Sakit Umum Daerah Pameungpeuk Garut disusun sebagai upaya
untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menjalankan amanah undang-undang
Nomor
44 tahun 2009 tentang rumah sakit yang mewajibkan rumah sakit untuk
melaksanakan pelayanan yang prima dalam rangka peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.

Buku panduan ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan
bila ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kondisi di rumah sakit.

Kami mengucapkan trimakasih dan penghargaan yang setingi-tinggimya


kepada tim penyusun, yang dengan segala upayanya telah berhasil
menyusun buku Panduan ini, saran dan masukannya sangat kami harapkan
demi kebaikan dan kualitas pelayanan yang lebih baik.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh

Tim Penyusun

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan
yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya
sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan
tindakan yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat
meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang
tidak perlu. Upaya peningkatan gawat darurat ditujukan untuk
menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien gawat
darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaan bencana
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka
diperlukan peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan
ditempat kejadian, selama perjalanan ke rumah sakit, maupun di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi gawat Darurat dibuat
standar pelayanan yang merupakan panduan bagi semua pihak dalam tata
cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan
pasien IGD RSUD Pameungpeuk Garut pada khususnya.
Berdasarkan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan
gawat darurat di IGD RSUD Pameungpeuk Garut harus berdasarkan standar
pelayanan Gawat darurat RSUD Pameungpeuk Garut.

B. Definisi
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan
tindakan yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat
meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang
tidak perlu. Upaya peningkatan gawat darurat ditunjukan untuk
menunjang

1
pelayanan dasar, sehingga dpat menanggulangi pasien gawat darurat
dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaan bencana.
Ada beberapa istilah yang digunakan dalam unit gawat darurat berdasarkan
Proiritas Perawatannya, yaitu:
1. Gawat Darurat (P1)
Keadaan yang mengancam nyawa atau adanya gangguan ABC dan perlu
tindakan yang segara, misalnya cardiac arrest, penurunan kesadaran,
trauma mayor dengan perdarahan hebat
2. Gawat Tidak Darurat (P2)
Keadaan mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan tindakan darurat.
Setelah dilakukan resusitasi maka ditindak lanjuti oleh dokter spesialis.
Mislanya pasien kanker tahap lanjut, fraktur, sickle cell dan lainnya
3. Darurat Tidak Gawat (P3)
Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi memerlukan tindakan
darurat. Pasien sadar, tidak mengalami gangguan ABC dan
langsung dapat diberikan terapi definitif. Untuk tindak lanjut dpat ke
poliklinik, misalnya laserasi, fraktur minor/tertutup, sistitis, otitis media,
dan lain- lain
4. Tidak Gawat Tidak Darurat (P4)
Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan
tindakan gawat. Gejala dan tanda klinis ringan/asimpomatis. Misalnya
penyakit kulit, batuk, flu dan sebagainya (ENA, 2001; Iyer, 2004)

2
BAB II RUANG
LINGKUP

Ruang lingkup pelayanan Instalasi Gawat Darurat meliputi:


1. Pasien dengan kasus true emergency
Yaitu pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan
menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya
2. Pasien dengan kasus false emergency
Yaitu pasien dengan:
a. Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat
b. Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota
badannya c. Keadaan tidak gawat dan tidak darurat

3
BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Tata Laksana Pendaftaran Pasien


1. Petugas Penangguang Jawab
- Perawat IGD
- Petugas Administrasi
2. Perangkat Kerja
- Status Medis
3. Tata Laksana Pendaftaran Pasien
- Pendaftaran pasien yang dating ke IGD dilakukan oleh pasien
atau keluarga dibagian administrasi
- Bila keluarga tidak ada petugas IGD bekerja sama dengan
security untuk mencari identitas pasien
- Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian administrasi
akan memberikan status untuk diisi oleh dokter IGD yang bertugas
- Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan
langsung diberikan pertolongan di IGD, sementara keluarga atau
penanggung jawab melakukan pendaftaran dibagian administrasi

B. Tata Laksana Pelayanan Triase


1. Petugas Penangguang Jawab
- Dokter jaga IGD
2. Perangkat Kerja
- Stetoskop
- Tensimeter
- Status medis
3. Tata Laksana Pelayanan Triase
- Pasien atau keluarga pasien mendaftar ke bagian administrasi
- Dokter jaga IGD melakukan pemeriksaan pada pasien secara
lengkap dan menemukan prioritas penanganan
- Prioritas pertama ( I, tertinggi, emergency) yaitu
mengancam nyawa fungsi vital, pasien ditempatkan diruang
resusitasi

4
- Proiritas kedua ( II, medium urgent) yaitu potensial
mengancam jiwa atau fungsi vital, bila tidak segera ditangani
dalam waktu

5
singkat. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir.
Pasien ditempatkan diruang tindakan bedah atau non bedah
- Proiritas ketiga ( III, rendah, non emergency) yaitu
memerlukan
pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan
pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan diruangan non
bedah

C. Tata Laksana Pengisian Informed Consent


1. Petugas Penangguang Jawab
- Dokter jaga IGD
2. Perangkat Kerja
- Formulir Persetujuan Tindakan
3. Tata Laksana Pengisian Informed Consent
- Dokter jaga IGD yang sedang bertugas menjelaskan tujuan
dan pengisian informed consent pada pasien atau kelurga pasien
disaksikan oleh perawat
- Pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap
dengan disaksikan oleh perawat
- Setalah diisi dimasukan ke dalam status medic pasien.

6
BAB IV
DOKUMENTASI

Pelayanan pasien unit gawat darurat yang dilakukan oleh dokter jaga IGD
atau perawat IGD wajib didokumentasikan di dalam status pasien atau rekam
medic pasien. Sebagai bentuk pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan
terhadap segala tindakan yang sudah dilakukan dokter jaga IGD atau perawat IGD
terhadap pasien sesuai kebijakan yang berlaku. Disamping itu, diharapkan melalui
dokumentasi yang baik maka informasi mengenai keadaan kesehatan klien dapat
diketahui secara berkesinambungan.

Direktur, RSUD Pameungpeuk


Garut

dr. Hj. Lulu Fahrizah Balqis, Sp.PK.,M.Kes


NIP 19710406 201001 2 003

7
8

Anda mungkin juga menyukai