Anda di halaman 1dari 7

PEMBERIAN ANESTESI LOKAL DAN SEDASI

DI PUSKESMAS
No. Dokumen : SOP/UKP. -TP/2020
No. Revisi : 01
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2022
Halaman : 1/6
Puskesmas
dr. Sahruna
Kecamatan
NIP 197106142006041013
Tanjung Priok
1. Pengertian 1. Pemberian anestesi lokal di Puskesmas adalah suatu Tindakan menghilangkan
rasa sakit atau nyeri terbatas pada area tertentu / local tanpa disertai hilangnya
kesadaran.
Pemberian anestesi lokal yang dapat dilakukan antara lain :
a. Anestesi topikal adalah pengolesan atau penyemprotan anestetik lokal di atas
selaput mukosa seperti mata, hidung, faring.
b. Anestesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan anestetik lokal langsung
diarahkan di sekitar tempat lesi, luka atau insisi. Cara infiltrasi yang sering
digunakan adalah blokade lingkar dan larutan obat disuntikan intradermal
atau subkutan.
c. Anestesi blok adalah penyuntikan anestetik lokal langsung ke saraf utama
atau pleksus saraf
2. Sedasi adalah pemberian obat sedatif untuk menurunkan iritabilitas dan
kecemasan pasien dengan tujuan memfasilitasi prosedur medis maupun
diagnostik.

3. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemberian anestesi local dan
sedasi.

4. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Nomor Tahun tentang Tenaga
Kesehatan yang mempunyai Kewenangan melakukan Anestesi Lokal di Unit
Pelayanan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok.
2. SK Kepala Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Nomor Tahun tentang Jenis –
Jenis Anestesi yang ada di Unit Pelayanan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok.

5. Referensi 1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/Menkes/Per/X/2020 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan pasal
13 ayat 1
3. Peratutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1186/2022 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
FPKTP
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/62/2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Gigi
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
378/Menkes/SK/IV/2008 tentang Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di
Rumah Sakit
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/320/2020 tentang Standar Profesi Bidan
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/425/2020 tentang Standar Profesi Perawat
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Corona Virus-19 (COVID-19)
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1186/2022 tentang
11. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Edisi 3, Jakarta 2011
12. 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan Penerbit IDAI
13. Malamed, Stanley F. 2013. Handbook of Local Anesthesia. Missouri: Mosby.
14. How to administer subcutaneous injection. Nursing2004, June 2004 – volume 34
–Issue 6- p 32
15. Purwanto, 1993, PetunjukPraktisAnestesiLokal, EGC, Jakarta.

6. Prosedur/ 1. Persiapan alat dan bahan


Langkah- a. Spuit 1 cc - 3 cc
langkah b. Citoject
c. Jarum citoject
d. Bengkok / cawang injal steril
e. Sarung tangan
f. Masker
g. Kasa steril
h. APD
i. Zat Anestesi (Pehacain 2ml, Lidocaine 2ml, Chlor ethyl)
j. Diazepam Suppositoria 5 mg / 10 mg
k. Diazepam tablet 2 mg
l. Larutan Povidone Iodine
m. Larutan Alkohol 70%
2. Petugas yang melaksanakan:
a. Dokter / Dokter gigi
b. Perawat / terapis gigi dan mulut
c. Bidan
3. Langkah-langkah:
a. Petugas melakukan protokol kesehatan dan mengenakan APD sesuai
kebutuhan
b. Petugas mengidentifikasi pasien (SOP IdentifikasiPasien).
c. Petugas membedakan antara dewasa, geriatric ,dan anak atau pertimbangan
khusus untuk penyusunan rencana dan tindakan.
d. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
e. Petugas melakukan informed consent pada pasien dan keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan.
f. Petugas memastikan ketersediaan anestesi lokal dan sedasi
g. Petugas memilih teknik anestesi dan sedasi sesuai dengan kebutuhan
1) Sedasi
a) Petugas memberikan obat sedasi sesuai dengan kebutuhan pasien
diazepam rektal/ tablet
2) Anestesi Topikal
a) Petugas menyemprotkan larutan Chlorethyl pada kapas
b) Petugas menempelkan kapas pada mukosa yang akan dilakukan
tindakan.
3) Anestesi Infiltrasi/ Supraperiosteal, Anestesi Blok Mandibula / Blok
Alveolar Inferior, dan Anestesi intraligamen/ ligamen periodontal
a) Petugas menyiapkan alat sesuai kebutuhan.
b) Petugas menyiapkan larutan anestesi dan mengambil larutan anestesi
dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan.
c) Petugas mensterilkan area injeksi dengan memberikan cairan
antiseptik dengan gerakan memutar dari pusat ke tepi.
d) Petugas memberikan informasi jika akan segera dilakukan Tindakan
pembiusan untuk menghilangkan rasa sakit,
e) Petugas menyuntikan larutan anestesi di lokasi tindakan.
(1) Anestesi Infiltrasi / Supraperiosteal
(a) Petugas menghadapkan bevel spuit ke arah tulang, sejajar
dengan sumbu panjang gigi yang akan dicabut,
(b) Petugas menghadapkan bevel spuit ke arah posterior untuk
tindakan lainnya.
(c) Petugas menginsersikan jarum.
(2) Anestesi Blok Mandibula/ Blok Alveolar Inferior
(a) Petugas meraba area trigonum retromolare dan menelusuri
linea oblique dengan jari telunjuk hingga terasa hilang
(b) Petugas menginsersikan jarum di area tersebut hingga
berkontak dengan tulang, tarik sekitar 1mm.
(c) Petugas melakukan aspirasi, bila hasil negatif lalu petugas
melakukan deposit perlahan sebanyak 1,5ml cairan
anestesi.
(d) Petugas menarik jarum hingga setengah kedalaman
jaringan.
(3) Anestesi Intraligamen
(a) Petugas mengarahkan jarum sejajar dengan sumbu panjang
gigi yang akan dicabut di interproksimal
(b) Petugas menghadapkan bevel ke arah akar gigi pada mesial
/ distal gigi berakar satu atau pada mesial dan distal gigi
berakar lebih dari satu.
(c) Petugas menginsersikan jarum sepanjang sulkus gingiva ke
arah apikal hingga terdapat tahanan.
f) Petugas melakukan aspirasi
g) Petugas melakukan deposit perlahan jika hasil aspirasi negatif
(4) Anestesi Subkutan
(a) Petugas menyiapkan spuit sesuai kebutuhan.
(b) Petugas membuka ampul anestesi yang telah dibersihkan
dengan alkohol dan mengambil obat anestesi dengan
menggunakan spuit.
(c) Petugas mensterilkan area injeksi dengan memberikan
cairan antiseptik dengan gerakan memutar dari pusat ke
tepi.
(d) Petugas memegang spuit dengan ibu jari dan jari telunjuk
tangan kanan.
(e) Petugas menghadapkan bevel jarum ke atas.
(f) Petugas menginsersikan jarum membentuk sudut 450
terhadap permukaan kulit bila ketebalan jaringan ± 2,5cm,
atau sudut 900 terhadap permukaan kulit bila ketebalan
jaringan sebesar ± 5 cm.
(g) Petugas menusukan jarum menembus kulit sampai jaringan
lemak di bawah kulit.
(h) Petugas melakukan deposit secara perlahan sebanyak 0,5 –
1 ml jika hasil aspirasi negatif.
h) Petugas menunggu 3-5 menit sampai obat anestesi bereaksi dan
pasien sudah tidak merasakan sakit pada area yang dianestesi dan
sekitarnya.
i) Petugas menanyakan pada pasien dengan memberikan rangsangan
nyeri pada daerah yang sudah dianestesi sekitar luka. Apakah masih
nyeri atau tidak dan sudah merasa baal / kesemutan.
j) Petugas siap melakukan tindakan sesuai kasus dan rencana tindakan.
k) Selama pemberian anestesi lokal dan sedasi, petugas melakukan
monitoring status fisiologi pasien menggunakan formulir monitoring
anestesi dan pembedahan.
l) Petugas menetapkan Frekuensi dan jenis bantuan resusitasi serta
melakukan tata laksana pemberian bantuan resusitasi yang tepat
sesuai dengan alir anafilaktik syok (jika diperlukan).
m) Petugas melakukan bantuan hidup dasar sesuai dengan SOP triase
(jika di perlukan).
n) Petugas mencatat semua kegiatan dan didokumentasikan ke dalam
rekam medis.
7. Bagan Alir -
8. Hal-hal yang Monitoring status fisiologis pasien sebelum, selama dan sesudah anestesi
perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. Ruang tindakan/ Layanan 24 jam
2. Layanan Gigi
3. Layanan KIA/KB
4. Layanan MTBS
5. LayananUmum
6. LayananLansia
7. Ruang Bersalin
8. Poli Gigi Aerosol

10.Dokumen 1. Rekam medis


Terkait 2. SOP Identifikasi Pasien
3. Formulir Informed consent
4. Formulir Monitoring Anestesi dan Pembedahan
5. SOP Kewaspadaan Universal
6. SOP APD
7. SOP Klinis
8. SOP Pendelegasian Wewenang
9. SOP Triase
10.Diagram Alir Anafilaktik Syok
11.Formulir Pendelegasian Wewenang

11.Rekaman
historis Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
perubahan diberlakukan

1. Referensi Keputusan Menteri


Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/118
6/2022 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi
Dokter di FPKTP
Purwanto, 1993,
PetunjukPraktisAnestesi
Lokal, EGC, Jakarta.
PEMBERIAN ANESTESI LOKAL DAN SEDASI
DI PUSKESMAS
No. Dokumen : SOP/UKP. -TP/2020

DAFTAR No. Revisi : 01


TILIK Tanggal Terbit : 13 Juni 2022
Halaman : 1/6
Puskesmas
dr. Sahruna
Kecamatan
NIP 197106142006041013
Tanjung Priok
TIDAK
NO LANGKAH KEGIATAN YA TIDAK
BERLAKU
1 Apakah petugas menggunakan alat pelidung diri?

2 Apakah petugas mengindentifikasi pasien ?

3 Apakah petugas perbedaan antara dewasa, geriatrik, dan anak ?

4 Apakah petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik ?


Apakah petugas melakukan informed consent pada pasien dan
5
keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan ?
6
Apakah petugas memastikan Ketersediaan dan penggunaan
peralatan anestesi lokal ?
Apakah petugas memilih teknik anestesi lokal dan sedasi sesuai
7
dengan kebutuhan ?
Apakah petugas menunggu 3-5 menit sampai obat anestesi
8 bereaksi dan pasien sudah tidak merasakan sakit pada area yang
dianestesi dan sekitarnya ?
Apakah petugas menanyakan pada pasien dengan memberikan
rangsangan nyeri pada daerah yang sudah dianestesi sekitar luka.
9
Apakah masih nyeri atau tidak dan sudah merasa baal /
kesemutan ?
Apakah petugas siap melakukan tindakan sesuai kasus dan
10
rencana tindakan?
Apakah selama pemberian anestesi lokal dan sedasi, petugas
11 melakukan monitoring status fisiologi pasien menggunakan formulir
monitoring anestesi dan pembedahan ?
Apakah petugas menetapkan Frekuensi dan jenis bantuan
resusitasi serta melakukan Tata laksana pemberian bantuan
12
resusitasi yang tepat sesuai dengan alir anafilaktik syok (jika
diperlukan) ?
Apakah petugas Petugas melakukan bantuan hidup dasar sesuai
13
dengan SOP triase (jika di perlukan) ?

14 Apakah petugas melakukan dokumentasi dalam rekam medis ?

Tingkat Kepatuhan : ..........................%

Jakarta, ..............................................

Pelaksana/Auditor
(.....................................................)

Unit/Program : ……………………………………………………………………………

Nama Auditor : ……………………………………………………………………………

Tanggal Audit : ……………………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai