Anda di halaman 1dari 4

VULNUS LACERATUM

No. Dokumen : 440/


/SOP-UKP/2019
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 02/03/2019
Halaman : 4 halaman
Tanda Tangan Kepala PUSKESMAS
Puskesmas
dr. Penie Ariestia W.A
Rancamanyar
19820319 201001 2 018

1. Pengertian Vulnus laseratum: luka robek adalah luka dengan tepi yang tidak
beraturan atau compang-camping biasanya karena tarikan atau
goresan benda tumpul.
2. Tujuan Dapat melakukan penanganan pada luka robek di Puskesman
Rancamanyar
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 440/025/SK/PKM/III/2019 Tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis Di Puskesmas Rancamanyar
4. Referensi KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/514/2015 TENTANG PANDUAN
PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
5. Langkah-  Luka tidak teratur
langkah
 Jaringan rusak
 Bengkak
 Perdarahan
 Akar rambut tampak hancur atau tercabut
Tampak lecet atau memar di setiap luka.
 Pemeriksaan diagnostik yang perlu di lakukan terutama jenis
darah lengkap tujuanya untuk mengetahui tentang infeksi yang
terjadi.
 Anamnesis
Penting untuk menentukan cara penganganan dengan
menanyakan dimana, bagaimana, dan kapan luka terjadi. Hal ini
dilakukan untuk memperkirakan kemungkinan terjadinya
kontaminasi dan menentukan apakah luka akan ditutup secara
primer atau dibiarkan terbuka.
 Pemeriksaan Fisik
- Lokasi: penting sebagai petunjuk kemungkinan adanya
cedera pada struktur yang lebih dalam.
Eksplorasi: dikerjakan untuk menyingkirkan kemungkinan cedera
pada struktur yang lebih dalam, menemukan benda asing yang
mungkin tertinggal pada luka serta menentukan adanya jaringan
yang telah mati
Tindakan Antisepsis
Daerah yang akan dibersihkan harus lebih besar dari diameter luka.
Prinsip saat menyucihamakan kulit adalah mulai dari
tengahdan bekerja ke arah luar dengan pengusapan secara
spiral dimana daerah yang telah dibersihkan tidak boleh
diusap lagi menggunakan kassa yang telah digunakan
tersebut. Larutan antiseptik yang digunakan adalah
povidone iodine 10% atau klorheksidine glukonat 0,5%.
Pembersihan Luka
 Irigasi sebanyak-banyaknya dengan tujuan untuk membuang
jaringan mati dan benda asing (debridement) sehingga akan
mempercepat penyembuhan. Irigasi dilakukan dengan
menggunakan cairan garam fisiologis atau air bersih. Lakukan
secara sistematis dari lapisan superfisial ke lapisan yang lebih
dalam.
 Hilangkan semua benda asing dan eksisi semua jaringan mati.
Tepi yang compang-camping sebaiknya dibuang.
 Beri antiseptik.
 Bila perlu tindakan penjahitan, perlu diberikan anestesia lokal.

Penjahitan Luka
Luka bersih dan diyakini tidak mengalami infeksi serta berumur
kurang dari 8 jam boleh dijahit primer. Sedangkan luka yang
terkontaminasi berat dan/atau tidak berbatas tegas sebaiknya
dibiarkan sembuh per secundam atau per tertiam.
Pada luka infeksi misalnya insisi abses, dipasang drain. Drain dapat
dibuat dari guntingan sarung tangan.fungsi drain adalah untuk
mengalirkan cairan keluar (darah atau serum) pada dead space.
Penutupan Luka
Prinsip dalam menutup luka adalah mengupayakan kondisi
lingkungan yang baik pada luka sehingga proses penyembuhan
berlangsung optimal. Fungsi kulit adalah sebagai sarana pengatur
penguapan cairan tubuh dan sebagai barier terhadap bakteri
patogen. Pada luka fungsi ini menurun oleh karena proses inflamasi
atau bahakan hilang sama sekali (misalnya pasa kehilangan kulit
akibat luka bakar) sehingga untuk membantu mengembalikanfungsi
ini, perlu dilakukan penutupan luka. Penutupan luka yang terbaik
adalah dengan kulit (skin graft, flap). Bila tidak memungkinkan maka
sebagai alternatif digunakan kassa (sampai luka menutup dan
dilakukan pentupan dengan kulit).
Pembalutan
Fungsi balutan antara lain:
 Sebagai pelindung terhadap penguapan, infeksi.
 Mengupayakan lingkungan yang baik bagi luka dalam proses
penyembuhab, menciptakan kelembaban, sebagai kompres,
menyerap eksudat/produk lisis jaringan (adsorben).
 Sebagai fiksasi, mengurangi pergerakan tepi-tepi luka sampai
pertautan terjadi.
 Efek penekanan mencegah berkumpulnya rembesan darah yang
menyebabkan hematom.
Pertimbangan dalam menutup dan membalut luka
sangatbergantung pada penilaian kondisi luka. Luka sayat,
bersih, ukuran kecil yang dapat mengalami oroses
penyembuhan primam tidak perlu penutup/pembalut.
Sebaliknya pada luka luas dengan kehilangan kulit atau
disertai eksudasi dan produk lisis jaringan memerlukan
penggantian balutan sampai 5-6 kali sehari.
Pemberian Antibiotik dan ATS/Toksoid
Prinsipnya adalah pada luka bersih tidak perlu diberikan antibiotik
dan pada luka terkontaminasi atau kotor maka perlu diberikan
antibiotik. Luka merupakan media yang baik bagi
perkembanganbiakan bakteri-bakteri anaerob (misalnya luka tusuk,
luka menggaung, terkontaminasi bahan-bahan yang merupakan
media yang baik untuk berkembangnya kuman anaeron seperti
karat, kotoran kuda) memerlukan pemberian ATS/Toksoid.
6. Unit Terkait 1. Poli Umum
2. Farmasi
7. Rekaman Tanggal mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
Historis diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai