Anda di halaman 1dari 11

ULKUS PADA TUNGKAI

No. Dok. : 445/ /SOP-


IN/PKM-HPG/2020
SOP No. Revisi :

Tanggal Terbit :

Halaman : 1/5

SUHARTONO, AMG., SKM


PUSKESMAS HAMPANG
NIP. 19781114 200701 1 007

1. Pengertian Ulkus pada tungkai adalah penyakit arteri, vena, kapiler


dan pembuluh darah limfe yang dapat menyebabkan
kelainan pada kulit.
Trauma, higiene yang buruk, gizi buruk, gangguan pada
pembuluh darah dan kerusakan saraf perifer dianggap
sebagai penyebab yang paling sering. Kerusakan saraf
perifer biasanya terjadi pada penderita diabetes mellitus
dan penderita kusta. Hipertensi juga dikaitkan sebagai
salah satu penyebab rusaknya pembuluh darah.
Pembagian ulkus kruris dibagi ke dalam empat golongan
yaitu, ulkus tropikum, ulkus varikosus, ulkus arterial dan
ulkus neurotrofik
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
mendiagnosis dan memberikan tatalaksana yang tepat
pada pasien Ulkus pada tungkai
3. Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas
Hampang Nomor : 445/ /SK-IN/PKM HPG/2020
tentang Layanan Klinis
4. Referensi KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/514/2015

TENTANG PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER


DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA

5. Prosedur 1. Petugas Melakukan Anamnesis


Pasien datang dengan luka pada tungkai bawah. Luka
bisa disertai dengan nyeri atau tanpa nyeri. Terdapat
penyakit penyerta lainnya yang mendukung kerusakan
pembuluh darah dan jaringan saraf perifer.
Anamnesa:
1. Dapat ditanyakan kapan luka pertama kali terjadi.
Apakah pernah mengalami hal yang sama di
daerah yang lain.
2. Perlu diketahui apakah pernah mengalami fraktur
tungkai atau kaki. Pada tungkai perlu
diperhatikan apakah ada vena tungkai superfisial
yang menonjol dengan tanda inkompetensi katup.
3. Perlu diketahui apakah penderita mempunyai
indikator adanya penyakit yang dapat
memperberat kerusakan pada pembuluh darah.

Faktor Risiko:
Usia penderita, berat badan, jenis pekerjaan, penderita
gizi buruk, mempunyai higiene yang buruk, penyakit
penyerta yang bisa menimbulkan kerusakan pembuluh
darah.

2. Petugas Melakukan Pemeriksaan Fisik

Tabel. Gejala Klinis Ulkus pada Tungkai


Penyebab Gejala Klinis
Ulkus Tropikum Trauma, higiene Luka kecil terbentuk papula
dan gizi serta dan menjadi vesikel. Vesikel
infeksi oleh pecah akan terbentuk ulkus
kuman Bacillus kecil. Ulkus akan meluas ke
fusiformis dan samping dan ke dalam.
Borrelia
vincentii.

Ulkus Luka kecil Ada edema, bengkak pada


terbentuk kaki yang meningkat saat
Varikosum
papula dan berdiri. Kaki terasa gatal,
menjadi vesikel. pegal, rasa terbakar tidak
Vesikel pecah nyeri dan berdenyut. Ulkus
akan terbentuk yang terjadi akan
ulkus kecil. mempunyai tepi yang tidak
Ulkus akan teratur. Dasar ulkus terdapat
meluas ke jaringan granulasi, eksudat.
samping dan ke Kulit sekitar akan nampak
dalam. merah kecoklatan. Terdapat
indurasi, mengkilat, dan
fibrotik pada kulit sekitar
luka.
Ulkus Kelainan yang Ulkus ini paling sering
disebabkan terdapat pada posterior,
Arteriosum
ateroma. Dibagi medial atau anterior. Dapat
menjadi terjadi pada tonjolan tulang.
ekstramural, Bersifat eritematosa, nyeri,

2
mural dan bagian tengah berwarna
intramural. kebiruan yang akan menjadi
bula hemoragik. Ulkus yang
dalam, berbentuk plon
(punched out), tepi ulkus
kotor. Rasa nyeri akan
bertambah jika tungkai
diangkat atau dalam
keadaan dingin. Denyut nadi
pada dorsum pedis akan
melemah atau sama sekali
tidak ada.
Ulkus Terjadi karena Pada tempat yang paling
tekanan atau kuat menerima tekanan
Neurotrofik
trauma pada yaitu di tumit dan
kulit yang metatarsal. Bersifat tunggal
anestetik. atau multipel. Ulkus bulat,
tidak nyeri dan berisi
jaringan nekrotik. Dapat
mencapai subkutis dan
membentuk sinus. Bisa
mencapai tulang dan
menimbulkan infeksi
sekunder.

3. Petugas Melakukan Pemeriksaan penunjang


4. Petugas Melakukan Penegakan Diagnostik

Tabel. Diagnosis Klinis Ulkus pada Tungkai

Diagnosa
Ulkus Tropikum Tungkai bawah, ulkus yang soliter, lesi bebentuk
satelit, dinding menggaung, dasar kotor sekret
produktif warna kuning kehijauan, nyeri.
Pemeriksaan sediaan hapus dari sekret untuk
mencari Bacillus fusiformis dan Borellia
vencentii merupakan hal yang khas.

Ulkus Tungkai bawah dan betis. Terdapat ulkus di


kelilingi eritema dan hiperpigmentasi. Ulkus
Varikosum
soliter dan bisa multipel. Pada umumnya tidak
terasa nyeri, namun dengan adanya selulitis dan
infeksi sekunder, nyeri akan terasa lebih hebat .

Ulkus Tungkai bawah. Ulkus yang timbul berbentuk


plong (punched out) adalah ciri khas ulkus ini.
Arteriosum
Nyeri yang terutama muncul pada malam hari
juga ciri penting lainnya. Tepi ulkus yang jelas
dan kotor. Bagian distal terasa dingin
dibandingkan bagian proksimal atau kaki yang
sehat.

Ulkus Pada telapak kaki, ujung jari, dan sela pangkal


jari kaki. Kelainan kulit berupa ulkuds soliter,
Neurotrofik
bulat, pinggir rata, sekret tidak produktif dan
tanpa nyeri. Daerah kulit anhidrosis dan ulkus
dapat di tutupi oleh krusta.

3
5. Petugas Melakukan Penatalaksanaan
Komprehensif
1. Non medikamentosa
a. Perbaiki keadaan gizi dengan makanan yang
mengandung kalori dan protein tinggi, serta
vitamin dan mineral.
b. Hindari suhu yang dingin
c. Hindari rokok
d. Menjaga berat badan
e. Jangan berdiri terlalu lama dalam melakukan
pekerjaan
2. Medikamentosa
Pengobatan yang akan dilakukan disesuaikan
dengan tipe dari ulkus tersebut.
a. Pada ulkus varikosum lakukan terapi dengan
meninggikan letak tungkai saat berbaring
untuk mengurangi hambatan aliran pada
vena, sementara untuk varises yang terletak
di proksimal dari ulkus diberi bebat elastin
agar dapat membantu kerja otot tungkai
bawah memompa darah ke jantung.
b. Pada ulkus arteriosum, pengobatan untuk
penyebabnya dilakukan konsul ke bagian
bedah.

Konseling dan Edukasi


1. Edukasi perawatan kaki
2. Olah raga teratur dan menjaga berat badan ideal
3. Menghindari trauma berulang, trauma dapat
berupa fisik, kimia dan panas yang biasanya
berkaitan dengan aktivitas atau jenis pekerjaan.
4. Menghentikan kebiasaan merokok.
5. Merawat kaki secara teratur setiap hari, dengan
cara :
a. Selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih.
b. Membersihkan dan mencuci kaki setiap hari

4
dengan air mengeringkan dengan sempurna
dan hati-hati terutama diantara jari-jari kaki.
c. Memakai krim kaki yang baik pada kulit yang
kering atau tumit yang retak-retak. Tidak
memakai bedak, sebab ini akan menyebabkan
kering dan retak-retak.
d. Menggunting kuku, lebih mudah dilakukan
sesudah mandi, sewaktu kuku lembut.
e. Menghindari penggunaan air panas atau
bantal panas.
f. Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk
di pasir.

Tabel. Penatalaksanaan Ulkus pada Tungkai


Penatalaksanaan Terapi
Sistemik Topikal
Ulkus Penisilin intramuskular Salep salisil 2%
selama 1 minggu sampai dan kompres
Tropikum
10 hari, dosis sehari KMnO4
600.000 unit sampai 1,2
juta unit. Tetrasiklin
peroral dengan dosis
3x500 mg sehari dapat
juga dipakai sebagai
pengganti penisilin.

Ulkus Seng Sulfat 2 x 200 mg/ Kompres


hari. Permanganas
Varikosum
Kalikus 1:5000 atau
larutan perak nitrat
0,5% atau 0,25%

Ulkus Jika terdapat infeksi dapat Permanganas


di berikan antibotik. Untuk Kalikus 1:5000,
Arteriosum
kuman anaerob diberikan Benzoin peroksida
metronidazol . Pemberian 10% - 20% untuk
analgetik dapat diberikan merangsang
untuk mengurangi nyeri granulasi,
baktersidal, dan
melepaskan
oksigen ke dalam
jaringan.
Penggunaan
vasilen boleh
diberikan di sekitar
ulkus yang tidak
terkena iritasi. Seng
oksida akan
membantu absorbsi
eksudat dan
bakteri.

5
Ulkus Infeksi yang terjadi dapat Pengobatan topikal
diobati seperti seperti pada ulkus
Neurotrofik
pengobatan ulkus lainnya. yang lain bisa
Memperbaiki sensibilitas dilakukan
akan sangat membantu.
Konsul ke bagian penyakit
dalam disarankan untuk
dilakukan.

Komplikasi
1. Hematom dan infeksi pada luka
2. Thromboembolisme (resiko muncul akibat
dilakukan pembedahan)
3. Terjadi kelainan trofik dan oedem secara spontan
4. Resiko amputasi jika keadaan luka memburuk

5. Petugas Menentukan Kriteria Rujukan


Respon terhadap perawatan ulkus tungkai akan
berbeda. Hal ini terkait lamanya ulkus, luas dari ulkus
dan penyebab utama.
.

1. Gejala menahun, terjadi 10 – 15 tahun


menyebabkan terjadinya cacat yang mengganggu
aktivitas penderita serta membebani keluarganya.

6. Petugas Melakukan Pemeriksaan Klinis


Pemeriksaan Fisik
Ditemukan adanya limfangitis dan limfadenitis yang
berlangsung 3 – 15 hari, meluas kedaerah distal dari
kelenjar yang terkena tempat cacing ini tinggal.
Limfangitis dan limfadenitis berkembang lebih sering di
ekstremitas bawah daripada atas. Selain pada tungkai,
dapat mengenai alat kelamin, (tanda khas infeksi
W.bancrofti) dan payudara.
Tanda klinis utama yaitu hidrokel, limfedema,
elefantiasis dan chyluria yang meningkat sesuai
bertambahnya usia.
Manifestasi genital di banyak daerah endemis,
gambaran kronis yang terjadi adalah hidrokel. Selain itu
dapat dijumpai epedidimitis kronis, funikulitis, edema

6
karena penebalan kulit skrotum, sedangkan pada
perempuan bisa dijumpai limfedema vulva. Limfedema
dan elefantiasis ekstremitas, episode limfedema pada
ekstremitas akan menyebabkan elefantiasis di daerah
saluran limfe yang terkena dalam waktu bertahun-tahun.
Lebih sering terkena ekstremitas bawah. Pada
W.bancrofti, infeksi di daerah paha dan ekstremitas
bawah sama seringnya, sedangkan B.malayi hanya
mengenai ekstremitas bawah saja.
Pada keadaan akut infeksi filariasis bancrofti, pembuluh
limfe alat kelamin laki-laki sering terkena, disusul
funikulitis, epididimitis, dan orkitis. Adenolimfangitis
inguinal atau aksila, sering bersama dengan limfangitis
retrograd yang umumnya sembuh sendiri dalam 3 –15
hari dan serangan terjadi beberapa kali dalam setahun.
Pada filariasis brugia, limfadenitis paling sering
mengenai kelenjar inguinal, sering terjadi setelah
bekerja keras. Kadang-kadang disertai limfangitis
retrograd. Pembuluh limfe menjadi keras dan nyeri dan
sering terjadi limfedema pada pergelangan kaki dan
kaki. Penderita tidak mampu bekerja selama beberapa
hari. Serangan dapat terjadi 12 x/tahun sampai
beberapa kali per bulan. Kelenjar limfe yang terkena
dapat menjadi abses, memecah, membentuk ulkus dan
meninggalkan parut yang khas, setelah 3 minggu
sampai 3 bulan.
Pada kasus menahun filariasis bancrofti, hidrokel paling
banyak ditemukan. Limfedema dan elephantiasis terjadi
di seluruh tungkai atas, tungkai bawah, skrotum, vulva
atau buah dada, dan ukuran pembesaran di tungkai
dapat 3 kali dari ukuran asalnya. Chyluria terjadi tanpa
keluhan, tetapi pada beberapa penderita menyebabkan
penurunan berat badan dan kelelahan.

Filariasis brugia, elephantiasis terjadi di tungkai bawah


di bawah lutut dan lengan bawah, dan ukuran
pembesaran ektremitas tidak lebih dari 2 kali ukuran
asalnya.

7
7. Petugas Melakukan Pemeriksaan Penunjang
Identifikasi mikrofilaria dari sediaan darah. Cacing filaria
dapat ditemukan dengan pengambilan darah tebal atau
tipis pada waktu malam hari antara jam 10 malam
sampai jam 2 pagi yang dipulas dengan pewarnaan
Giemsa atau Wright. Mikrofilaria juga dapat ditemukan
pada cairan hidrokel atau cairan tubuh lain (sangat
jarang).

Pemeriksaan darah tepi terdapat leukositosis dengan


eosinofilia sampai 10-30% dengan pemeriksaan sediaan
darah jari yang diambil mulai pukul 20.00 waktu
setempat.

Bila sangat diperlukan dapat dilakukan


Diethylcarbamazine provocative test.

8. Petugas Menetapkan Diagnosis Klinis


Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
identifikasi mikrofilaria. Di daerah endemis, bila
ditemukan adanya limfedema di daerah ekstremitas
disertai dengan kelainan genital laki-laki pada penderita
dengan usia lebih dari 15 tahun, bila tidak ada sebab
lain seperti trauma atau gagal jantung kongestif
kemungkinan filariasis sangat tinggi.
a. Komplikasi
Pembesaran organ (kaki, tangan, skrotum
atau bagian tubuh lainnya) akibat obstruksi
saluran limfe.

b. Petugas Membuat Diagnosis Banding


Infeksi bakteri, tromboflebitis atau
trauma dapat mengacaukan
adenolimfadenitis filariasis akut
Tuberkulosis, lepra, sarkoidosis dan
penyakit sistemik granulomatous
lainnya.

8
9. Petugas Melakukan Penatalaksanaan
Komperehensif
Terapi filariasis bertujuan untuk mencegah atau
memperbaiki perjalanan penyakit, antara lain dengan:
a. Memelihara kebersihan kulit.
b. Fisioterapi kadang diperlukan pada
penderita limfedema kronis.
c. Obat antifilaria adalah Diethyl
carbamazine citrate (DEC) dan
Ivermektin (obat ini bermanfaat apabila
diberikan pada fase akut yaitu ketika
pasien mengalami limfangitis).
d. Dosis DEC 6 mg/kgBB, 3 dosis/hari
setelah makan, selama 12 hari, pada
Tropical Pulmonary Eosinophylia
(TPE) pengobatan diberikan selama
tiga minggu.
e. Pemberian antibiotik Antihistamin dan
kortikosteroid
f. Pengobatan operatif,

10. Petugas Menentukan Rencana Tindak Lanjut


Setelah pengobatan, dilakukan kontrol ulang terhadap
gejala dan mikrofilaria, bila masih terdapat gejala dan
mikrofilaria pada pemeriksaan darahnya, pengobatan
dapat diulang 6 bulankemudian.

11. Petugas Menentukan Kriteria Rujukan


Pasien dirujuk bila dibutuhkan pengobatan operatif atau
bila gejala tidak membaik dengan pengobatan
konservatif.

9
1. Bagan Alir
Petugas melakukan
anamnesis

Petugas melakukan
pemeriksaan klinis

Petugas melakukan
pemeriksaan penunjang

Petugas menetapkan diagnosa


klinis

Petugas melakukan
penatalaksanaan komfrehensif

Petugas menentukan rencana


tindak lanjut

2. Unit Terkait a. Ruang Pelayanan Umum


10
b. Ruang KIA
c. Ruang Laboratorim
3. Dokumen Terkait a. Rekam Medis
b. Form Laboratorium
c. Form Rujukan
d. Form Pencatatan dan Pelaporan

4. Rekaman Historis
Perubahan

11

Anda mungkin juga menyukai