0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
68 tayangan3 halaman
1. Impetigo adalah peradangan kulit yang ditandai dengan vesikel, pustula, dan krusta kuning kecoklatan di sekitar hidung, mulut, telinga, atau anus.
2. Dokumen ini berisi pedoman penatalaksanaan pasien impetigo oleh petugas kesehatan puskesmas, mencakup tahapan diagnosis, terapi suportif dan farmakologis, serta edukasi kepada pasien.
3. Penatalaksanaan impetigo meliputi komp
1. Impetigo adalah peradangan kulit yang ditandai dengan vesikel, pustula, dan krusta kuning kecoklatan di sekitar hidung, mulut, telinga, atau anus.
2. Dokumen ini berisi pedoman penatalaksanaan pasien impetigo oleh petugas kesehatan puskesmas, mencakup tahapan diagnosis, terapi suportif dan farmakologis, serta edukasi kepada pasien.
3. Penatalaksanaan impetigo meliputi komp
1. Impetigo adalah peradangan kulit yang ditandai dengan vesikel, pustula, dan krusta kuning kecoklatan di sekitar hidung, mulut, telinga, atau anus.
2. Dokumen ini berisi pedoman penatalaksanaan pasien impetigo oleh petugas kesehatan puskesmas, mencakup tahapan diagnosis, terapi suportif dan farmakologis, serta edukasi kepada pasien.
3. Penatalaksanaan impetigo meliputi komp
No. Revisi : 00 SOP Tanggal Terbit : Halaman : 1 dari 3
Puskemas Dr. Darus Sahmedi
Tanda Tangan : Kecamatan Palmerah NIP. 19770524201001101
1. Pengertian Impetigo krustosa (impetigo contagiosa) adalah peradangan yang memberikan
gambaran vesikel yang dengan cepat berubah menjadi pustul dan pecah sehingga menjadi krusta kering kekuningan seperti madu. Predileksi spesifik lesi terdapat di sekitar lubang hidung, mulut, telinga atau anus. Impetigo bulosa adalah peradangan yang memberikan gambaran vesikobulosa dengan lesi bula hipopion (bula berisi pus). 2. Tujuan Sebagai bahan acuan petugas dalam memberikan pelayanan pengobatan pada pasien dengan impetigo. 3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kecamatan Palmerah Nomor : 132 tahun 2019. 4. Referensi PERMENKES RI Nomor 514 Tahun 2015, tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama 5. Alat dan Bahan 1. Alat : a) Tensi meter. b) Stetoskop. c) Alat tulis. 2. Bahan : a) Masker. b) Handscoon. 6. Langkah-langkah 1. Petugas melakukan Anamnesa : Pasien datang mengeluh adanya koreng atau luka di kulit a. Awalnya berbentuk seperti bintil kecil yang gatal, dapat berisi cairan atau nanah dengan dasar dan pinggiran sekitarny kemerahan. Keluhan ini dapat meluas menjadi bengkak disertai dengan rasa nyeri. b. Bintil kemudian pecah dan menjadi keropeng/koreng yang mengering,keras dan sangat lengket. 2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik Pemeriksaan dari apusan cairan skret dari dasar lesi dengan pewarnaan gram Pemeriksaan darah rutin kadang- kadang ditemukan lekositisis
3. Petugas mendiagnosa pasien berdasarkan Anamnesis dan pemeriksaan fisik
4. Petugas memberikan penatalaksanaan: a. Terapi suportif dengan menjaga hygiene, nutrisi TKTP dan stamina tubuh. b. Farmakoterapi dilakukan dengan: 1. Topikal: • Bila banyak pus/krusta, dilakukan kompres terbuka dengan Kalium permangat (PK) 1/5.000 dan 1/10.000. • Bila tidak tertutup pus atau krusta, diberikan salep atau krim asam fusidat 2% atau mupirosin 2%, dioleskan 2-3 kali sehari selama 7-10 hari. 2. Antibiotik oral dapat diberikan dari salah satu golongan di bawah ini: • Penisilin yang resisten terhadap penisilinase, seperti: oksasilin,kloksasilin, dikloksasilin dan flukloksasilin. a) Dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, selama 5-7 hari, selama 5-7 hari. b) Dosis anak: 50 mg/kg BB/hari terbagi dalam 4 dosis, selama 5-7 hari. • Amoksisilin dengan asam klavulanat. a) Dosis dewasa: 3 x 250-500 mg b) Dosis anak: 25 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3 dosis, selama 5-7 hari • Sefalosporin dengan dosis 10-25 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3 dosis, selama 5-7 hari • Eritromisin: dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, anak: 20-50mg/kg BB/hari terbagi 4 dosis, selama 5-7 hari. 3. Insisi untuk karbunkel yang menjadi abses untuk membersihkan eksudat dan jaringan nekrotik. 5. Petugas memberikan edukasi: Edukasi pasien dan keluarga bahwa pasien perlu menjaga kebersihan diri dan stamina tubuh. 7. Diagram Alir vital sign Pemeriksaan Anamnesis fisik