Anda di halaman 1dari 3

IMPETIGO

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT PUSKESMAS TIUR MAIDA


LAHEI II NIP. 19780324 200604 2 009

Impetigo adalah infeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya lepuhan-lepuhan


1. Pengertian
kecil berisi nanah (pustula).

Prosedur ini dibuat agar petugas kesehatan di Puskesmas Lahei II dapat melakukan
2. Tujuan
penanganan pada penderita impetigo dengan baik dan benar.

3. Kebijakan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


4. Referensi
HK.02.02/MENKES/514/2015.

Alat :
1. Bed pemeriksaan
2. Stetoskop
3. Alat pengukur tekanan darah
5. Alat dan
4. Alat pengukur suhu
Bahan
5. Jam arloji
6. Meteran / Medline
7. Timbangan
8. Sarung tangan

1. Anamnesa
Pasien datang mengeluh adanya koreng atau luka di kulit.
a. Awalnya berbentuk seperti bintil kecil yang gatal, dapat berisi cairan atau
nanah dengan dasar dan pinggiran sekitarny kemerahan. Keluhan ini dapat
meluas menjadi bengkak disertai dengan rasa nyeri.
b. Bintil kemudian pecah dan menjadi keropeng / koreng yang mengering,
keras dan sangat lengket.
2. Pemeriksaan vital sign.
3. Pemeriksaan fisik, ditemukan lesi kulit :
6. Prosedur Folikulitis adalah peradangan folikel rambut yang ditandai dengan papul
eritema perifolikuler dan rasa gatal atau perih.
Furunkel adalah peradangan folikel rambut dan jaringan sekitarnya berupa
papul, vesikel atau pustule eperifolikuler dengan eritema di sekitarnya dan
disertai rasa nyeri.
Furunkulosis adalah beberapa furunkel yang tersebar.
Karbunkel adalah kumpulan dari beberapa furunkel, ditandai dengan beberapa
furunkel yang berkonfluensi membentuk nodus bersupurasi di beberapa
puncak.
Impetigo krustosa (impetigo contagiosa) adalah peradangan yang memberikan
gambaran vesikel yang dengan cepat berubah menjadi pustule dan pecah
sehingga menjadi krusta kering kekuningan seperti madu. Predileksi spesifik
lesi terdapat disekitar lubang hidung, mulut, telinga atau anus.
Impetigo bulosa adalah peradangan yang memberikan gambaran vesiko bulosa
dengan lesi bula hipopion (bula berisi pus).
Ektima adalah peradangan yang menimbulkan kehilangan jaringan dermis
bagian atas (ulkus dangkal).
4. Penatalaksanaan
a. Terapi suportif dengan menjaga hygiene, nutrisi TKTP dan stamina tubuh.
b. Farmakoterapi dilakukan dengan:
1. Topikal:
• Bila banyak pus/krusta, dilakukan kompres terbuka dengan Kalium
permangat (PK) 1/5.000 dan 1/10.000.
• Bila tidak tertutup pus atau krusta, diberikan salep atau krim asam
fusidat 2% atau mupirosin 2%, dioleskan 2-3 kali sehari selama 7-10
hari.
2. Antibiotik oral dapat diberikan dari salah satu golongan di bawah ini:
• Penisilin yang resisten terhadap penisilinase, seperti:
oksasilin,kloksasilin, dikloksasilin dan flukloksasilin.
a) Dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, selama 5-7 hari, selama 5-7
hari.
b) Dosis anak: 50 mg/kg BB/hari terbagi dalam 4 dosis, selama 5-7
hari.
• Amoksisilin dengan asam klavulanat.
a) Dosis dewasa: 3 x 250-500 mg
b) Dosis anak: 25 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3 dosis,
selama 5-7 hari
• Sefalosporin dengan dosis 10-25 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3 dosis,
selama 5-7 hari
• Eritromisin: dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, anak: 20-50mg/kg
BB/hari terbagi 4 dosis, selama 5-7 hari.
3. Insisi untuk karbunkel yang menjadi abses untuk membersihkan eksudat
dan jaringan nekrotik.
5. Edukasi:
Edukasi pasien dan keluarga bahwa pasien perlu menjaga kebersihan diri dan
stamina tubuh.

7. Bagan Alir
Lakukan pemeriksaan
Anamnesa pasien
tanda vital dan
untuk mengetahui
pemeriksaan fisik umum
keluhan pada
serta pemeriksaan kulit
kasus impetigo.
secara spesifik.

Berikan farmakoterapi dan


Tetapkan diagnosa.
non farmakoterapi.

Lakukan
konseling dan
edukasi.

1. UGD
8. Unit terkait 2. Ruang Pemeriksaan Umum
3. Rawat Inap

9. Dokumen
Resume Medis
Terkait

10. Rekaman N Tanggal Mulai


Yang diubah Isi Perubahan
Historis o diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai