Anda di halaman 1dari 4

SOP IMPETIGO

No. Dokumen : SOP-UKP-


SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 01/03/ 2017

Halaman : 1/3

PUSKESMAS dr. Waode Aziza Amalia


NIP. 19810402 200904 2 001
WOLIO

A. Pengertian Impetigo adalah infeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya lepuhan-


lepuhan kecil berisi nanah (pustula)
B. Tujuan Sebagai acuan penanganan impetigo
C. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No . . .
D. Referensi Buku Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Tahun 2007
E. Langkah- 1. Petugas melakukan Anamnesa :
langkah Pasien datang mengeluh adanya koreng atau luka di kulit
a. Awalnya berbentuk seperti bintil kecil yang gatal, dapat berisi
cairan atau nanah dengan dasar dan pinggiran sekitarny
kemerahan. Keluhan ini dapat meluas menjadi bengkak disertai
dengan rasa nyeri.
b. Bintil kemudian pecah dan menjadi keropeng/koreng yang
mengering,keras dan sangat lengket.
2. Petugas melakukan pemeriksaan Vital sign.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, ditemukan lesi kulit :
Folikulitis adalah peradangan folikel rambut yang ditandai dengan
papul eritema perifolikuler dan rasa gatal atau perih.
Furunkel adalah peradangan folikel rambut dan jaringan sekitarnya
berupa papul, vesikel atau pustule eperifolikuler dengan eritema di
sekitarnya dan disertai rasa nyeri.
Furunkulosis adalah beberapa furunkel yang tersebar.
Karbunkel adalah kumpulan dari beberapa furunkel, ditandai dengan
beberapa furunkel yang berkonfluensi membentuk nodus bersupurasi
di beberapa puncak.
Impetigo krustosa (impetigo contagiosa) adalah peradangan yang
memberikan gambaran vesikel yang dengan cepat berubah menjadi
pustule dan pecah sehingga menjadi krusta kering kekuningan seperti
madu. Predileksi spesifik lesi terdapat disekitar lubang hidung, mulut,
telinga atau anus.
Impetigo bulosa adalah peradangan yang memberikan gambaran
vesiko bulosa dengan lesi bula hipopion (bula berisi pus).
Ektima adalah peradangan yang menimbulkan kehilangan jaringan
dermis bagian atas (ulkus dangkal).
4. Petugas mendiagnosa pasien berdasarkan Anamnesis dan
pemeriksaan fisik
5. Petugas memberikan penatalaksanaan:
a. Terapi suportif dengan menjaga hygiene, nutrisi TKTP dan
stamina tubuh.
b. Farmakoterapi dilakukan dengan:
1. Topikal:
Bila banyak pus/krusta, dilakukan kompres terbuka dengan
Kalium permangat (PK) 1/5.000 dan 1/10.000.
Bila tidak tertutup pus atau krusta, diberikan salep atau krim
asam fusidat 2% atau mupirosin 2%, dioleskan 2-3 kali sehari
selama 7-10 hari.
2. Antibiotik oral dapat diberikan dari salah satu golongan di bawah
ini:
Penisilin yang resisten terhadap penisilinase, seperti:
oksasilin,kloksasilin, dikloksasilin dan flukloksasilin.
a) Dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, selama 5-7 hari, selama
5-7 hari.
b) Dosis anak: 50 mg/kg BB/hari terbagi dalam 4 dosis, selama
5-7 hari.
Amoksisilin dengan asam klavulanat.
a) Dosis dewasa: 3 x 250-500 mg
b) Dosis anak: 25 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3 dosis,
selama 5-7 hari
Sefalosporin dengan dosis 10-25 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3
dosis, selama 5-7 hari
Eritromisin: dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, anak: 20-
50mg/kg BB/hari terbagi 4 dosis, selama 5-7 hari.
3. Insisi untuk karbunkel yang menjadi abses untuk membersihkan
eksudat dan jaringan nekrotik.
6. Petugas memberikan edukasi:
Edukasi pasien dan keluarga bahwa pasien perlu menjaga kebersihan
diri dan stamina tubuh.
F. Bagan Alir
Petugas melakukan anamnesa

Petugas melakukan
pemeriksaan Vital sign.

Petugas melakukan
pemeriksaan fisik

Petugas mendiagnosa
pasien

Petugas memberikan
penatalaksanaan

Petugas memberikan
edukasi

G. Unit Terkait 1. Ruang Pendaftaran


2. Poli Umum
3. UGD
H. Rekaman
No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Historis
Berlaku

Anda mungkin juga menyukai