Anda di halaman 1dari 3

MIGREN

No. Dokumen : 440/ /Pusk.Skhj


No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit : 2 Januari 2019
Halaman : 1/2

Puskesmas drg.Rina Sesotyawaty SMPH


Sukoharjo 1 NIP19671226199302 2 002

1. Pengertian Migren adalah suatu istilah yang digunakan untuk nyeri kepala primer
dengan kualitas vaskular (berdenyut), diawali unilateral yang diikuti oleh
mual, fotofobia, fonofobia, gangguan tidur dan depresi. Serangan seringkali
berulang dan cenderung tidak akan bertambah parah setelah bertahun-
tahun.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan migren
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sukoharjo 1 Nomor 440/
/Pusk.Skhj
4. Referensi Panduan Praktik Klinis Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
tahun 2017
5. Prosedur/ 1. Petugas memanggil nama pasien sesuai nomer urut
Langkah- 2. Petugas mengkonfirmasi identitas pasien.
langkah 3. Petugas melakukan anamnesa keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang danriwayat penyakit keluarga.
4. Petugas melakukan pemeriksaan Tekanan darah, Nadi, RR, suhu,
BB, TB dan LP
5. Petugas mencatat hasil kajian awal kedalam Rekam Medis.
6. Petugas menyerahkan RM dan pasien kepada dokter.
7. Dokter melakukan anamnesa lebih dalam mengenai keluhan pasien
sesuai dengan kriteria migren: berupa nyeri kepala episodik dalam
waktu 4-72 jam dengan gejala dua dari nyeri kepala unilateral,
berdenyut, bertambah berat dengan gerakan, intensitas sedang
sampai berat ditambah satu dari mual atau muntah, fonopobia atau
fotofobia.
8. Dokter melakukan pemeriksaan fisik lengkap didapatkan hasil
normal
9. Dokter mengkaji medis kondisi pasien menyimpulkan dan membuat
diagnosa
10. Dokter memberikan edukasi Pada saat serangan pasien dianjurkan
untuk menghindari stimulasi sensoris berlebihan. Bila
memungkinkan beristirahat di tempat gelap dan tenang dengan
dikompres dingin dan konseling tentang bagaimana pola hidup dan
cara menghindari migren.
11. Dokter menuliskan resep untuk pasien
Pengobatan Abortif:
 Analgesik spesifik adalah analgesik yang hanya bekerja sebagai
analgesik nyeri kepala. Lebih bermanfaat untuk kasus yang
berat Contoh: Ergotamin, Dihydroergotamin, dan golongan
Triptan yang merupakan Agonis selektif reseptor serotonin pada
5-HT1. Ergotamin dan DHE diberikan pada migren sedang
sampai berat apabila analgesic non spesifik kurang terlihat
hasilnya atau member efek samping.
 Kombinasi ergoitamin dengan caffeine bertujuan untuk
menambah absorpsi ergotamine sebagai analgesic. Hindari
pada kehamilan, hipertensi tidak terkendali, penyakit
serebrovaskuler serta gagal ginjal
2. Analgesik non spesifik yaitu analgesic yang dapat diberikan pada
nyeri lain selain nyeri kepala.
12. Dokter mencatat diagnosis, pengobatan dan edukasi diakhiri paraf
dan nama terang.
13. Dokter memberikan resep untuk pasien
 Bila pasien umum diminta menyelesaikan biaya dikasir sebelum
menebus obat di Farmasi.
 Bila pasien peserta BPJS langsung menebus obat difarmasi.
14. Petugas menyalin identitas pasien hingga pengobatannya ke dalam
register rawat jalan.
15. Petugas melakukan Entry data :
 Bila peserta BPJS entry pada PCare.
 Bila pasien umum Entry SIK.
6. Diagram
Alir

7. Unit terkait Pendaftaran & RM, Farmasi, Klinik Pengobatan Umum.

8. Rekaman historis perubahan


No Yang diubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan
MIGREN
No. Dokumen : 440/ /Pusk.Skhj
DAFTAR No. Revisi :0
TILIK Tanggal Terbit : 2 Januari 2019
Halaman : 1/1

Unit :.........................................
Nama Petugas :.........................................
Tgl. Pelaksanaan :.........................................

Tidak
No Kegiatan Ya Tidak
Berlaku
1 Apakah petugas memanggil nama pasien sesuai nomer
urut?
2 Apakah petugas mengkofirmasi identitas pasien?
3 Apakah petugas melakukan anamnesa keluhan utama
pasien?
4 Apakah petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah,
nadi, RR, suhu, BB, TB dan LP ?
5 Apakah petugas mencatat kajian awal secara lengkap ?
6 Apakah petugas menyerahkan RM dan pasien kepada
dokter?
7 Apakah dokter melakukan anamnesa lebih dalam dan
menelaah riwayat penyakit sebelumnya?
8 Apakah dokter melakukan pemeriksaan fisik
lengkap.secara teliti?
9 Apakah dokter mengkaji medis kondisi pasien
menyimpulkan dan menegakkan diagnosa secara
komprehensif?
10 Apakah dokter memberikan edukasi sesuai penyakit dan
faktor resikonya ?
11 Apakah dokter menuliskan resep untuk diberikan kepada
pasien?
12 Apakah dokter mencatat hasil pemeriksaan dan
pengobatan dalam RM secara lengkap?
13 Apakah petugas menyalin hasil pemeriksaan kebuku
register ?
14 Apakah petugas melakukan entry data pasien ke PCare
dan SIK?
Jumlah
CR : .................%
Sukoharjo,
Pelaksana/Auditor

(...............................)

Anda mungkin juga menyukai