Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ALALAK SELATAN
Jl. HKSN Komp. Dasa Maya 2 Blok K RT.16 , Kelurahan Alalak Selatan, Banjarmasin
Kode Pos 70126, Telp. 08115076333, Email: pkm.alalakselatan@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ALALAK SELATAN


NOMOR : 400.7.2.13/042/PKM-ALSEL/2023

TENTANG

KEBIJAKAN IDENTIFIKASI DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PASIEN


DENGAN RISIKO, KENDALA, DAN KEBUTUHAN KHUSUS
PUSKESMAS ALALAK SELATAN KOTA BANJARMASIN

KEPALA PUSKESMAS ALALAK SELATAN,

Menimbang : a. bahwa Puskesmas melayani berbagai populasi


masyarakat, termasuk diantaranya pasien dengan
kendala dan/atau berkebutuhan khusus, antara
lain balita, ibu hamil, disabilitas, lanjut usia,
kendala bahasa, budaya atau kendala lain yang
dapat berakibat terjadinya hambatan atau tidak
optimalnya proses asesmen maupun pemberian
asuhan klinis;
b. bahwa kesulitan atau hambatan tersebut perlu
diantisipasi dan dilakukan upaya untuk
mengurangi dan menghilangkan kesulitan atau
hambatan tersebut pada saat pendaftaran yang
berdampak dalam memberikan pelayanan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b , perlu menetapkan
Keputusan Kepala Puskesmas Alalak Selatan
tentang kebijakan identifikasi dan pemenuhan
kebutuhan pasien dengan risiko, kendala, dan
kebutuhan khusus;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29


Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72
Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017, tentang Keselamatan
Pasien;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2022 tentang Akreditasi Pusat
Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik
Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter
Gigi;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor Hk.01.07/Menkes/165/2023 tentang
Standar Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat;
12. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
Nomor Hk.02.02/D/4871/2023 tentang Instrumen
Survei Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ALALAK SELATAN


KOTA BANJARMASIN TENTANG KEBIJAKAN
IDENTIFIKASI DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
PASIEN DENGAN RISIKO, KENDALA, DAN
KEBUTUHAN KHUSUS PUSKESMAS ALALAK
SELATAN.

KESATU : Kebijakan identifikasi dan pemenuhan kebutuhan


pasien dengan risiko, kendala, dan kebutuhan khusus
sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan
ini.

KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Banjarmasin
pada tanggal 09 Januari 2023
KEPALA PUSKESMAS,

dr. Afri Amorrinto


NIP. 19780418 200903 1 002
Penata Tk.I
LAMPIRAN :
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
ALALAK SELATAN KOTA BANJARMASIN
NOMOR : 400.7.2.13/042/PKM-ALSEL/2023
TENTANG KEBIJAKAN IDENTIFIKASI DAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN PASIEN DENGAN
RISIKO, KENDALA, DAN KEBUTUHAN KHUSUS
PUSKESMAS ALALAK SELATAN
KOTA BANJARMASIN

KEBIJAKAN IDENTIFIKASI DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PASIEN


DENGAN RISIKO, KENDALA, DAN KEBUTUHAN KHUSUS
PUSKESMAS ALALAK SELATAN
KOTA BANJARMASIN

1. Sistem identifikasi kepada pasien untuk membedakan antara pasien


yang satu dengan yang lainnya sehingga memperlancar atau
mempermudah dalam pemberian pelayanan pada pasien
2. Identifikasi pasien harus dilakukan minimal dengan dua cara
identifikasi yang relatif tidak berubah, yaitu nama lengkap, tanggal lahir,
dan alamat.
3. Pasien dengan kendala dan/atau berkebutuhan khusus, antara lain :
- Balita,
- Ibu Hamil,
- Disabilitas,
- Lanjut Usia,
- Kendala Fisik, Bahasa, Budaya Atau Kendala Lain Yang Dapat
Berakibat Terjadinya Hambatan
4. Identifikasi pasien berkebutuhan khusus adalah suatu proses
identifikasi terhadap hambatan-hambatan yang mungkin dimiliki pasien
seperti hambatan dalam faktor bahasa, fisik, budaya/kepercayaan.
5. Hambatan budaya adalah hambatan yang terjadi dalam pelayanan
terhadap pasien yang terkait dengan budaya/adat istiadat setempat.
6. Hambatan bahasa adalah perbedaan bahasa antara petugas kesehatan
dengan pasien.
7. Hambatan kebiasaan adalah masalah yang timbul akibat adanya
kebiasaan pasien yang bertentangan dengan tata tertib atau peraturan
yang berlaku di Puskesmas.
8. Upaya pemenuhan kebutuhan pasien dengan risiko, kendala, dan
kebutuhan khusus adalah:
a. Hambatan bahasa yakni tidak bisa berbahasa Indonesia, ditindak
lanjuti dengan bahasa isyarat, dan tulisan tangan.
b. Hambatan fisik yakni dilihat dari cara berjalan, memakai tongkat,
atau alat bantu yang lain, dituntun, buta, bisu dan tuli ditindak
lanjuti dengan :
Petugas melakukan pengkajian risiko jatuh dan menilai hasil kajian
dan melakukan tindakan
Hasil kajian risiko jatuh dan Tindakan yang dilakukan terdiri dari :
1. Tidak berisiko maka tidak ada Tindakan
2. Risiko rendah dilakukan edukasi
3. Risiko tinggi pasang pita kuning pada lengan atas pasien

serta memenghubungi petugas keamanan untuk mengambilkan


kursi roda.
c. Hambatan budaya yakni dilihat dari budaya/adat istiadat terkait
mitos yang tidak benar ditindak lanjuti dengan petugas memberikan
penjelasan kepada pasien/keluarga pasien bahwa budaya/adat
istiadat terkait mitos yang tidak benar tersebut dengan cara
memberikan pengetahuan tentang kesehatan untuk kesembuhan
pasien.
d. Hambatan kebiasaan ditindaklanjuti dengan memberikan
penjelasan kepada pasien atau keluarga pasien terkait kebiasaan
pasien yang bertentangan dengan tata tertib Puskesmas.
e. Hambatan lain bagi pasien yang tidak diketahui identitasnya seperti
pasien yang tidak sadar, bayi baru lahir dan gangguan jiwa serta
tidak memiliki identitas maka petugas memberikan kemudahan
dalam proses pelayanan dan ditindaklanjuti dengan cara :
- Untuk pasien tidak sadar atau gangguan jiwa maka ditindaklanjuti
dengan menanyakan identitas dan informasi kepada yang
mengantar pasien
- Untuk bayi baru lahir maka diberikan identitas dengan nama Bayi
(nyonya)

KEPALA PUSKESMAS,

dr. Afri Amorrinto


NIP. 197804182009031002
Penata Tk.I

Anda mungkin juga menyukai