Anda di halaman 1dari 18

PEMERINTAH KOTA CILEGON

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PURWAKARTA
Jl. Pasar Baru Kubang Welingi Kecamatan Purwakarta 42437
Telp ( 0254 ) 330382
E-Mail : puskesmaspurwakarta@email.cilegon.go.id

KEPUTUSANKEPALA UPTD PUSKESMAS PURWAKARTA


NOMOR:

TENTANG

PELAYANAN KLINISUPTD PUSKESMAS PURWAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPTD PUSKESMAS PURWAKARTA,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan berdasarkan


kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlumemperhatikan mutu dan
keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan
sesuaikebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan
keselamatanpasien, maka perlu disusun kebijakan pelayanan
klinis di UPTD Puskesmas Purwakarta;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 tahun2004 tentang Praktik Kedokteran;


2. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009tentang Kesehatan;
4. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
5. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam
Medis;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 tahun 2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014tentang Puskesmas;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46tahun
2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan TingkatPertama;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 50 tentang penggunaan kode
diagnosis ICD-X;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor43
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PURWAKARTA
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS
PURWAKARTA.
Kesatu: Kebijakan pelayanan klinis di UPTD Puskesmas Purwakarta sebagaimana
tercantum dalam lampiran merupakan bagian yangtidak terpisahkan dari
surat keputusan ini.
Kedua : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
ternyata terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini akan diadakan
perbaikan seperlunya.

Ditetapkan di : Cilegon
pada Tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMASPURWAKARTA,

SEFI SAEFUL HOLIQ


LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS
PURWAKARTA
NOMOR :

TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS


UPTD PUSKESMAS PURWAKARTA

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompetenyang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Memiliki ijazah minimal SLTA/sederajat
b. Mampu mengoperasikan komputer, dan
c. Mampu berkomunikasi secara efektif (komunikatif)
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi sebagai
berikut: nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/tempat tinggal, dan nomor rekam medis
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain yang dibutuhkan
masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan, dan informasi tentang kerjasama dengan
fasilitas kesehatan yang lain harus dapat disediakan di tempat pendaftaran
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan yang
dimulai dari pendaftaran
7. Hak pasien:
a. Mendapatkan layanan sesuai dengan standar pelayanan
b. Memperoleh informasi mengenai peraturan yang berlaku di Puskesmas
c. Mendapatkan informasi mengenai tindakan medis dan segala konsekuensinya sebelum
menandatangani informed consent
d. Menyetujui atau menolak jenis tindakan medis setelah diberikan informasi
e. Menyampaikan keluhan/saran/kritik secara sopan
f. Mendapatkan hak privasi
g. Mendapatkan perlakuan khusus untuk pasien lansia dan berkebutuhan khusus
h. Memperoleh informasi tentang biaya retribusi pelayanan kesehatan
8. Kewajiban pasien:
a. Membawa kartu identitas
b. Membawa kartu berobat
c. Bersikap sopan dan bekerja sama demi kesembuhan pasien
d. Memberikan informasi yang jujur tentang sakit yang dirasakan
e. Membawa dokumen administrasi yag diperlukan:
- Pengguna layanan BPJS harus membawa kartu beroba dan BPJS
- Pengguna layanan umum harus membawa KTP, Kartu Keluarga
f. Membayar sesuai tarif Perda yang berlaku (PERDA No.15 tahun 2011 tentang
Retribusi dan Jasa Umum)
g. Mengikuti alur pelayanan Puskesmas dan mengikuti antrian dengan tertib
h. Mentaati aturan pelayanan dan ketentuan yang berlaku di Puskesmas (dilarang
merokok dan menjaga kebersihan Puskesmas)
i. Mendahulukan pasien lain yang lebih kritis/gawat darurat
j. Menandatangani formulir informed consent baik persetujuan maupun penolakan
9. Hak pemberi layanan:
a. Membuat peraturan yang berlaku di Puskesmas sesuai dengan kondisinya secara
partisipatif
b. Memperoleh perlindungan hukum dan melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya
c. Mendapatkan imbalan jasa pelayanan sesuai peraturan yang berlaku
d. Mendapatkan sarana prasarana pendukung kegiatan pelayanan
e. Mendapatkan informasi yang jelas dan jujur tentang kondisi pasien
f. Mengalihkan pasien peserta BPJS yang tidak memenuhi persyaratan administratif
sebagai pasien umum (kecuali gawat darurat dan korban bencana) sehingga tetap
terlayani
g. Menegur pasien dan keluarganya apabila melanggar peraturan dan ketentuan yang
berlaku di Puskesmas
h. Menunda pelayanan lain jika ada kondisi pasien kritis/gawat darurat
10. Kewajiban pemberi layanan:
a. Memberikan pelayanan sesuai standar pelayanan dan membuat rekam medis
b. Memberikan informasi pelayanan kepada pasien dengan jelas dan ramah
c. Membuat aturan antrian dan nomor antrian yang jelas
d. Melakukan pemeriksaan, tindakan, maupun pengobatan terhadap pasien sesuai SOP
yang berlaku
e. Menjaga kerahasiaan pasien
f. Mendahulukan pasien kritis, gawat darurat, lansia, dan berkebutuhan khusus
g. Meminta persetujuan tindakan medis secara lisan maupun tertulis pada setiap
tindakan medis invasif yang dilakukan
h. Memberikan layanan rujukan sesuai kemampuan
11. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh prosedur
yang baku.
12. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi tentang hak
pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan tanggung jawab mereka
berkenaan dengan keputusan tersebut.
13. Anestesi lokal dan sedasi dapat dilakukan oleh medis dan paramedis meliputi: Dokter,
Dokter Gigi, Perawat, Perawat Gigi, dan Bidan.
14. Jenis-jenis anestesi lokal di UPTD Puskesmas Purwakarta, sebagai berikut:
a. Anestesi Lokal: dilakukan pada tindakan bedah minor, obat yang digunakan adalah
Lidocain HCl 2%
b. Anestesi Blok: dilakukan pada kasus pencabutan gigi tetap belakang bawah, obat yang
digunakan adalah Lidocaine HCl 2%
c. Anestesi Infiltrasi: dilakukan pada semua pencabutan gigi yang tidak goyang kecuali
gigi tetap belakang bawah, obat yang digunakan adalah Lidocaine HCl 2%
d. Anestesi spray: dilakukan pada pencabutan gigi sulung yang goyang, obat yang
digunakan adalah Chlor Etil
15. Pemberian anestesi lokal dan sedasi dilakukan sesuai dengan SOP
16. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindaklanjuti
B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN
1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang kompeten melakukan
pengkajian
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan kajian lain oleh
tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang tidak
perlu
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain wajib
diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP
7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional yang
kompeten
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus tersedia
10. Koordinasi dan komunikasi tentang informasi kajian kepada petugas/unit lain terkait
dilakukan sesuai dengan SOP
11. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian mapun keputusan layanan harus dilakukan
melalui proses pendelegasian wewenang
12. Pendelegasian wewenang jika tidak tersedia tenaga kesehatan yang memenuhi persyaratan
dilaksanakan dengan melimpahkan tugas kepada tenaga kesehatan lain yang memiliki
kompetensi dan/atau pengalaman berdasarkan pelatihan yang sesuai dengan tugas yang
harus dijalankan.
13. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang memenuhi
persyaratan.
14. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan dan
tempat yang memadai
15. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas
16. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang dibakukan
17. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan, dan
pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu
18. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien
19. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, sosial,
spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien
20. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan memperhatikan
efisiensi sumber daya
21. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi.
22. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan kepada
pasien
23. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
24. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien
C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan, kebidanan,
dan pelayanan profesi kesehatan yang lain
3. Standar layanan klinis didasarkan pada sepuluh penyakit terbanyak di UPTD Puskesmas
Purwakarta, sebagai berikut:
a. ISPA
b. Konjungtivitis
c. Diare
d. Asma Bronkial
e. Dispepsia
f. Skabies
g. Osteoarthritis
h. Hipertensi
i. Diabetes Mellitus
j. Periodentitis
4. Pelayanan sepuluh penyakit terbanyak dilaksanakan berdasarkan Standar Operasional
Prosedur dari masing-masing penyakit, serta dilakukan monitoring dan evaluasi setiap bulan
berdasarkan sasaran mutu pelayanan
5. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan
6. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis
7. Dokter wajib menulis rekam medis pasien yang diperiksanya secara lengkap, termasuk jika
dilakukan perubahan rencana layanan
8. Isi rekam medis terdiri dari anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosis, dan terapi (termasuk
semua pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan, dan pengobatan yang diberikan
kepada pasien)
9. Perawat atau petugas kesehatan lain wajib memberitahu dokter yang bersangkutan, apabila
dalam pengisian terjadi pengulangan yang tidak perlu
10. Kesinambungan layanan klinis dilakukan melalui penyesuaian antara layanan klinis yang
diberikan kepada pasien dengan obat dan kemampuan tenaga klinis Puskesmas, apabila
tidak memadai maka pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut
11. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien sebelum
mendapatkan persetujuan
12. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib didokumentasikan
13. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut
14. Evaluasi harus dilakukan terhadap tindak lanjut
15. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat
16. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus
berisiko tinggi
17. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus ditangani
dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal)
18. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
19. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas
20. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
21. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak lanjuti
22. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu
23. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, perencanaan
layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai dengan pasien pulang atau
dirujuk harus dijamin kesinambungannya
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku
25. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang kompeten
26. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan informed consent
27. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan
28. Pemeliharaan sarana dan peralatan dilaksanakan sesuai dengan SOP
29. Peralatan yang perlu disterilkan harus dalam keadaan steril sebelum digunakan
30. Peralatan disposible tidak boleh digunakan berulang
31. Pendidikan/penyuluhankesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan rencana layanan
32. Pasien, dokter, perawat, dan petugas kesehatan lain bekerja sama untuk memantau pasien
yang mendapat obat, guna mengevaluasi efek pengobatan terhadap gejala pasien atau
penyakitnya dan untuk mengevaluasi pasien terhadap Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)

D. PENGELOLAAN REKAM MEDIS


1. Pelayanan rekam medis meliputi pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan,
pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
2. Pengelolaan dan pelayanan rekam medis harus menggunakan metode identifikasi yang baku
yang meliputi sistem penamaan, penomoran, penyimpanan, dan pengambilan kembali
berkas rekam medis.
3. Pembuatan rekam medis dilakukan oleh petugas pendaftaran dan mengacu pada Panduan
Sikda Generik Bridging Pcare Kota Cilegon dengan Personal Folder.
4. Penomoran Rekam Medis sesuai dengan Aplikasi Sikda Generik Bridging Pcare Kota
Cilegon.
5. Pengisian rekam medis dilakukan oleh petugas pelayanan medis/dokter, mencakup:Identitas
pasien , tanggal berobat, hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang jika
ada, diagnosis, rencana pelaksanaan , pengobatan dan tindakan yang diberikan, informed
consent / penyuluhan yang di paraf pasien dan paraf petugas medis,
6. Berkas rekam medis adalah milik sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis
adalah milik pasien.
7. Isi rekam medis pasien dalam bentuk ringkasan rekam medis dapat diberikan atau dicatat
oleh pasien atau keluarga pasien atau orang yang diberikan kuasa atau persetujuan tertulis
oleh pasien atau keluarga pasien.
8. Pengisian diagnosis menggunakan standarisasi kode klasifikasi diagnosis ICD 10 serta
terminologi lain yang konsistendan sistematis
9. Terminologi lain yang konsisten dan sistematis disusun oleh Puskesmas
10. Menentukan pembakuan singkatan yang digunakan dalam rekam medis sebagaimana
tercantum dalam lampiran II.
11. Pengaksesan rekam medis merupakan hak pasien pemilik rekam medis, petugas medis,
petugas penilai rekam medis, serta pihak-pihak dengan keperluan tertentu yang telah
mendapat persetujuan dari Kepala Puskesmas Purwakarta
12. Rekam medis pasien hanya dapat diakses oleh petugas untuk keperluan informasi sebagai
berikut:
a. Kepentingan kesehatan pasien
b. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum atas
perintah pengadilan
c. Permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri
d. Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan
e. Kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang tidak menyebutkan
identitas pasien
13. Penyimpanan rekam medis pasien dilakukan dengan mengurutkan rekam medis pasien
sesuai dengan kode rekam medis

KEPALA
UPTDPUSKESMASPURWAKARTA

Sefi Saeful Holiq


LAMPIRAN II : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS
PURWAKARTA
NOMOR :

TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD


PUSKESMAS PURWAKARTA

PROSEDUR PELIMPAHAN TUGAS DOKTER KEPADA PARAMEDIS


UPTD PUSKESMAS PURWAKARTA

1. Dokter dan dokter gigi yang telah memiliki SIP berwenang untuk menyelenggarakan praktik
kedokteran yang meliputi:
a. Mewawancarai pasien
b. Memeriksa fisik dan mental pasien
c. Menentukan pemeriksaan penunjang
d. Menegakkan diagnosa
e. Menentukan pelaksanaan dan pengobatan pasien
f. Melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
g. Menulis resep obat dan alat kesehatan
h. Menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi
i. Memberikan pertolongan pada keadaan darurat guna penyelamatan nyawa, dokter atau
dokter gigi dapat melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi diluar
kewenangan klinisnya sesuai dengan kebutuhan medis

2. Perawat yang telah mempunyai SIP di lingkungan Puskesmas Purwakarta dapat melakukan
praktik keperawatan yang meliputi:
a. Pelaksanaan asuhan keperawatan, meliputi: pengkajian, penetapan diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
- Implementasi keperawatan meliputi penerapan perencanaan dan
pelaksanaan tindakan keperawatan
- Tindakan keperawatan meliputi pelaksanaan prosedur keperawatan,
observasi keperawatan, pendidikan dan konseling kesehatan
b. Pelaksanaan upaya promotif, preventif, pemulihan, dan pemberdayaan masyarakat
c. Pelaksanaan tindakan keperawatan komplementer

Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa seseorang/pasien dan tidak ada
dokter di Puskesmas, perawat dapat melakukan pelayanan keseshatan diluar
kewenangan sebagaimana yang tercantum dalam poin sebelumnya.

3. Perawat gigi memeiliki kewenangan untuk melakukan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan
mulut, meliputi:
a. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut, meliputi:
- Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada individu, keluarga, kelompok
masyarakat
- Pelatihan kader
- Penggunaan alat peraga gigi
b. Upaya pencegahan penyakit gigi, meliputi:
- Pemeriksaan plak
- Teknik sikat gigi yang baik
- Pembersihan karang gigi
- Pencegahan karies gigi dengan fluor dengan teknik kumur-kumur dan pengolesan
fluor pada gigi
- Pengisian pit dan fissure gigi dengan bahan fissure sealant
c. Tindakan medik dasar pada kasus penyakit gigiterbatas, meliputi:
- Tindakan kegawatdaruratan pada kasus gigi dan mulut sesuai dengan standar
pelayanan
- Perawatan paska tindakan (hanya dilakukan berdasarkan permintaan dari dokter
gigi)
d. Pelayanan hygiene kesehatan gigi, meliputi:
- Hygiene petugas kesehatan gigi dan mulut
- Sterilisasi alat kesehatan gigi
- Pemeliharaan alat-alat kesehatan gigi
- Lingkungan kerja
- Pencegahan infeksi silang

Selain kewenangan pada poin sebelumnya perawat gigi dapat melaksanakan tindakan medik
terbata berdasarkan pelimpahan tindakan secara tertulis dari dokter gigi, yaitu:
a. Pencabutan gigi sulung dan gigi tetap satu akar dengan topikal atau anestesi infiltrasi
b. Penambalan gigi satu atau dua bidang dengan glass inomer, bahan amalgam, atau
bahan lainnya.

4. Bidan yang telah mempunyai SIKB di Puskesmas Purwakarta dapat melakukan praktik
kebidanan yang meliputi:
a. Pelayanan kesehatan ibu pada masa pra hamil, kehamilan, persalinan, nifas, menyusui,
dan masa diantara dua kehamilan. Pelayanan kesehatan ibu terdiri dari:
- Pelayanan konseling pada masa pra hamil
- Pelayanan ANC pada kehamilan normal
- Pelayanan persalinan normal
- Pelayanan ibu nifas normal
- Pelayanan ibu menyusui
- Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

Dalam hal ini bidan berwenang untuk:


- Episiotomi
- Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
- Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
- Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
- Pemeberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
- Bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi ASI eksklusif
- Pemberian uterotonika pada manajemen kala tiga dan post partum
- Penyuluhan dan konseling
- Bimbingna pada kelompok ibu hamil
- Pemberian surat keterangan kematian
- Pemberian surat keterangnan cuti bersalin
b. Pelayanan kesehatan anak, yaitu pada bayi baru lahir, anak balita, dan anak pra sekolah.
Dalam hal ini bidan berwenang untuk:
- melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan
hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi vitamin K1, perawatan bayi baru lahir pada
masa neonatal, dan perawatan tali pusat
- Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
- Penanganan kegawatdaruratan dan dilanjutkan dengan perujukan
- Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
- Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak pra sekolah
- Pemberian konseling dan penyuluhan
- Pemberian surat keterangan kelahiran
- Pemberian surat keterangan kematian
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan KB, meliputi:
- Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan KB
- Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

Selain kewenangan tersebut, bidan di Puskesmas Purwakarta berwenang melaksanakan


pelayanan kesehatan meliputi:
a. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, AKDR, alat kontrasepsi bawah kulit
b. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu dilakukan
dengan pengawasan dokter
c. Penanganan bayi dan balita sakit sesuai dengan pedoman yang ditetapkan
d. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
e. Melaksanakan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap infeksi menular
seksual termasuk pemberian kondom, dan penyakit lain
f. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program pemerintah

KEPALA
UPTDPUSKESMASPURWAKARTA

Sefi Saeful Holiq


LAMPIRAN II : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS
PURWAKARTA
NOMOR :

TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD


PUSKESMAS PURWAKARTA

PEMBAKUAN SINGKATAN YANG DIGUNAKAN DALAM REKAM MEDIS


UPTD PUSKESMAS PURWAKARTA
Singkatan Kepanjangan
S Subjective
O Objective
A Assesment
P Planning
TD Tekanan darah
N Nadi
RR Respiratory rate
T Temperatur
G Gravida
P Partus
A Abortus
TFU Tinggi Fundus Uteri
DJJ Detak Jantung Janin
LILA Lingkar Lengan Atas
TB Tinggi Badan
BB Berat Badan
Cm Centimeter
Mg Minggu
Letsu Letak Sungsang
PP Post Partum
Post Op Post Operasi
GR Gangren Rafix
GP Gangren Pulpa
TS Tambalan Sementara
Exo Exodontia
GIC Glass Ionomer Cement
Endo Endodontik

STANDAR KODE DIAGNOSIS ICD-X

NO NAMA PENYAKIT KODE ICD-X


I. Kelompok Umum
1. Tuberkulosis (TB) Paru. A.15
2. Morbili. B05.9
3. Varisela. B01.9
4. Malaria. B54
5. Demam Dengue dan A90
Demam Berdarah Dengue A91
6. Leptospirosis. A27.9
7. Infeksi pada Umbilikus. A78
8. Kandidiasis Mulut. B37
9. Lepra. A30
10. Keracunan Makanan. T62.2
11. Alergi Makanan. L27.2
12. Exanthematous Drug Eruption. L27.0
13. Fixed Drug Eruption (FDE). L27.0
14. Reaksi Anafilaktik. T78.2
15. Syok. R57.9
II. Darah, Pembentukan Darah, Sistem Imun
16. Anemia. D64.9
Anemia defisiensi besi D50
17. HIV/AIDS tanpa komplikasi. Z21
18. Limfadenitis B70
III. Digestive
19 Refluks Gastroesofageal K21.9
20. Gastritis. K29.7
21. Intoleransi Makanan. K90.4
22. Malabsorbsi Makanan. K90.9
23. Demam Tifoid. A01.0
24. Gastroenteritis (termasuk disentri,kolera dan giardiasis). A09
25. Disentri Basiler dan Disentri Amuba. A06.0
26. Apendisitis Akut. K.35.9
27. Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas. K92.2
28. Perdarahan Saluran Makan Bagian Bawah. K62.5
29. Hemoroid Grade 1-2. I84
30. Hepatitis A. B15
31. Hepatitis B. B16
32. Parotitis. B26
33. Askariasis. B77.9
34. Cutaneus Larva Migrans. B76.9
35. Penyakit Cacing Tambang: Ankylostomiasis B76.0
Necatoriasis B76.1
36. Skistosomiasis. B65
37. Strongiloidiasis. B78.9
38. Taeniasis B68.9
39. Peritonitis K65.9
40. Kolesistitis. K81.9
IV. Mata
41. Mata Kering/dry eye. H04.1
42. Buta Senja. H53.5
43. Hordeolum. H00.0
44. Konjungtivitis.
- Konjungtivitis infeksi H10.9
- Konjungtivitis alergi H10.1
45. Blefaritis. H01.0
46 Perdarahan Subkonjungtiva. H57.8
47. Benda asing di konjungtiva. T15.9
48. Astigmatism. H52.2
49. Hipermetropia. H52.0
50. Myopia Ringan. H52.1
51. Presbiopia. H52.4
52. Katarak pada pasien Dewasa. H26.9
53. Glaucoma Akut. H40.2
V. Telinga
54. Otitis Eksternal. H60.9
55. Otitis Media Akut. H66.0
56. Serumen Prop H61.2
VI. Hidung
57. Benda asing di hidung T17.1
VII. Kardiovaskular
58. Angina Pektoris. I20.9
59. Infark Miokard. I21.9
60. Takikardia: Supraventrikular takikardi I47.1
Ventrikular takikardi I47.2
61. Gagal jantung Akut dan Kronik. I50.9
62. Cardiorespiratory Arrest. R09.2
63. Hipertensi Esensial. I10
64. Infark serebral/stroke I63.9
VIII. Muskuloskeletal
65. Fraktur Terbuka. T14
66. Fraktur Tertutup. T14
67. Polimialgia Reumatik M53.3
68. Artritis Reumatoid. M53.3
69. Artritis, Osteoartritis. M19.9
70. Lipoma. D17.9
IX. Neurologi
71. Kejang Demam. R56.0
72. Vertigo. R42
73. Delirium. F05.9
74. Tetanus. A35
75. Rabies. A82.9
76. Epilepsi G40.9
77. Status Epileptikus. G41.9
78. Migren. G43.9
79. Bells’palsy. G51.0
80. Tension Headache. G44.2
X. Psikologis
81. Insomnia. G47.0
82. Demensia. F03
83. Gangngguan Campuran Anxietas dan Depresi. F41.2
84. Gangguan Psikotik. F20
XI. Respirasi
85. Epistaksis. RO4.0
86. Furunkel padang Hidung. J34.0
87. Faringitis. J02.9
88. Rhinitis Akut. J00
89. Rhinitis Alergik. J30.4
90. Rhinitis Vasomotor. J30.0
91. Tonsillitis. J35
92. Laryngitis. J04.0
93. Bronkitis Akut. J20.9
94. Influenza. J11
95. Pneumonia Aspirasi. J69.0
96. Pneumonia dan Bronko Pneumonia. J18.9
97. Pertusis. A37.8
98. Asam Bronkial. J45
XII. Kulit
99. Miliaria. L74.3
100. Veruka Vulgaris. B07
101. Reaksi Gigitan Serangga. T63.4
102. Herpes Zooster. B02.9
103. Herpes Simpleks. B00.9
104. Scabies. B86
105. Pedikulasis kapitis. B85.0
106. Dermatofitosis B35
Tinea barbae dan tinea capitis B35.0
Tinea unguium B35.1
Tinea manuum B35.2
Tinea pedis B35.3
Tinea corporis B35.4
Tinea imbricate B35.5
Tinea cruris B35.6
Other dermatophytoses B35.8
107. Pitiriasis Versikolor/Tinea Versikolor. B36.0
108. Pioderma: Impetigo L01
Cutaneus abscess, furuncle, dan carbuncle L02
Pyoderma L08
109. Dermatitis Seboroik. L21
110. Dermatitis Atopik. L20
111. Dermatitis Numularis. L20.8
112. Liken simpleks kronik (neurodermatitis sirkum kripta). L28.0
113. Dermatitis kontak Alergik (DKA). L23
114. Dermatitis kontak Iritan. L24
115. Napkin Eczema (dermatitis popok). L22
116. Pitiriasis Rosea. L42
117. Moluskum Kontagiosum. B08.1
118. Urtikaria. L50
119. Filariasis. B74
120. Luka bakar T20
XIII. Metabolik Endokrin Dan Nutrisi
121. Obesitas. E66.9
122. Tirotoksikosis. E05.9
123. Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik. R73.9
124. Hipoglikemia. E16.2
125. Diabetes Melitus: IDDM E10
NIDDM E11
126. Malnutrisi Energi Protein (MEP). E46
127. Hiperuricemia-Gout Arthritis. E79.0
128. Dislipidemia. E78.5
XIV. Saluran Kemih
129. Infeksi Saluran Kemih N39.0
XV. Kesehatan Wanita
130. Hiperemesis Gravidarum. O21.0
131. Kehamilan Normal. O80
132. Pre-eklampsia. O14.9
133. Eklampsi. O15.9
134. Abortus komplit O03.9
Abortus inkomplit O06.4
135. Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan. D50

DAFTAR TENAGA KESEHATAN YANG MEMILIKI AKSES TERHADAP REKAM MEDIS

NO TENAGA KESEHATAN DI UPTD PUSKESMAS PURWAKARTA


1 Medis Dokter
Dokter gigi
2 Keperawatan Bidan
Perawat
Perawat Gigi
3 Farmasi Apoteker
4 Kesehatan masyarakat Sanitarian
Penyuluh kesehatan
5 Gizi Nutrisionis

6 Laboratorium Analisis

KEPALA
UPTDPUSKESMASPURWAKARTA

Sefi Saeful Holiq

Anda mungkin juga menyukai