DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PURWAKARTA
Jl. Pasar Baru Kubang Welingi Kecamatan Purwakarta 42437
Telp ( 0254 ) 330382
E-Mail : puskesmaspurwakarta@email.cilegon.go.id
TENTANG
Ditetapkan di : Cilegon
pada Tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMASPURWAKARTA,
A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompetenyang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Memiliki ijazah minimal SLTA/sederajat
b. Mampu mengoperasikan komputer, dan
c. Mampu berkomunikasi secara efektif (komunikatif)
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi sebagai
berikut: nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/tempat tinggal, dan nomor rekam medis
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain yang dibutuhkan
masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan, dan informasi tentang kerjasama dengan
fasilitas kesehatan yang lain harus dapat disediakan di tempat pendaftaran
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan yang
dimulai dari pendaftaran
7. Hak pasien:
a. Mendapatkan layanan sesuai dengan standar pelayanan
b. Memperoleh informasi mengenai peraturan yang berlaku di Puskesmas
c. Mendapatkan informasi mengenai tindakan medis dan segala konsekuensinya sebelum
menandatangani informed consent
d. Menyetujui atau menolak jenis tindakan medis setelah diberikan informasi
e. Menyampaikan keluhan/saran/kritik secara sopan
f. Mendapatkan hak privasi
g. Mendapatkan perlakuan khusus untuk pasien lansia dan berkebutuhan khusus
h. Memperoleh informasi tentang biaya retribusi pelayanan kesehatan
8. Kewajiban pasien:
a. Membawa kartu identitas
b. Membawa kartu berobat
c. Bersikap sopan dan bekerja sama demi kesembuhan pasien
d. Memberikan informasi yang jujur tentang sakit yang dirasakan
e. Membawa dokumen administrasi yag diperlukan:
- Pengguna layanan BPJS harus membawa kartu beroba dan BPJS
- Pengguna layanan umum harus membawa KTP, Kartu Keluarga
f. Membayar sesuai tarif Perda yang berlaku (PERDA No.15 tahun 2011 tentang
Retribusi dan Jasa Umum)
g. Mengikuti alur pelayanan Puskesmas dan mengikuti antrian dengan tertib
h. Mentaati aturan pelayanan dan ketentuan yang berlaku di Puskesmas (dilarang
merokok dan menjaga kebersihan Puskesmas)
i. Mendahulukan pasien lain yang lebih kritis/gawat darurat
j. Menandatangani formulir informed consent baik persetujuan maupun penolakan
9. Hak pemberi layanan:
a. Membuat peraturan yang berlaku di Puskesmas sesuai dengan kondisinya secara
partisipatif
b. Memperoleh perlindungan hukum dan melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya
c. Mendapatkan imbalan jasa pelayanan sesuai peraturan yang berlaku
d. Mendapatkan sarana prasarana pendukung kegiatan pelayanan
e. Mendapatkan informasi yang jelas dan jujur tentang kondisi pasien
f. Mengalihkan pasien peserta BPJS yang tidak memenuhi persyaratan administratif
sebagai pasien umum (kecuali gawat darurat dan korban bencana) sehingga tetap
terlayani
g. Menegur pasien dan keluarganya apabila melanggar peraturan dan ketentuan yang
berlaku di Puskesmas
h. Menunda pelayanan lain jika ada kondisi pasien kritis/gawat darurat
10. Kewajiban pemberi layanan:
a. Memberikan pelayanan sesuai standar pelayanan dan membuat rekam medis
b. Memberikan informasi pelayanan kepada pasien dengan jelas dan ramah
c. Membuat aturan antrian dan nomor antrian yang jelas
d. Melakukan pemeriksaan, tindakan, maupun pengobatan terhadap pasien sesuai SOP
yang berlaku
e. Menjaga kerahasiaan pasien
f. Mendahulukan pasien kritis, gawat darurat, lansia, dan berkebutuhan khusus
g. Meminta persetujuan tindakan medis secara lisan maupun tertulis pada setiap
tindakan medis invasif yang dilakukan
h. Memberikan layanan rujukan sesuai kemampuan
11. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh prosedur
yang baku.
12. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi tentang hak
pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan tanggung jawab mereka
berkenaan dengan keputusan tersebut.
13. Anestesi lokal dan sedasi dapat dilakukan oleh medis dan paramedis meliputi: Dokter,
Dokter Gigi, Perawat, Perawat Gigi, dan Bidan.
14. Jenis-jenis anestesi lokal di UPTD Puskesmas Purwakarta, sebagai berikut:
a. Anestesi Lokal: dilakukan pada tindakan bedah minor, obat yang digunakan adalah
Lidocain HCl 2%
b. Anestesi Blok: dilakukan pada kasus pencabutan gigi tetap belakang bawah, obat yang
digunakan adalah Lidocaine HCl 2%
c. Anestesi Infiltrasi: dilakukan pada semua pencabutan gigi yang tidak goyang kecuali
gigi tetap belakang bawah, obat yang digunakan adalah Lidocaine HCl 2%
d. Anestesi spray: dilakukan pada pencabutan gigi sulung yang goyang, obat yang
digunakan adalah Chlor Etil
15. Pemberian anestesi lokal dan sedasi dilakukan sesuai dengan SOP
16. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindaklanjuti
B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN
1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang kompeten melakukan
pengkajian
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan kajian lain oleh
tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang tidak
perlu
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain wajib
diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP
7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional yang
kompeten
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus tersedia
10. Koordinasi dan komunikasi tentang informasi kajian kepada petugas/unit lain terkait
dilakukan sesuai dengan SOP
11. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian mapun keputusan layanan harus dilakukan
melalui proses pendelegasian wewenang
12. Pendelegasian wewenang jika tidak tersedia tenaga kesehatan yang memenuhi persyaratan
dilaksanakan dengan melimpahkan tugas kepada tenaga kesehatan lain yang memiliki
kompetensi dan/atau pengalaman berdasarkan pelatihan yang sesuai dengan tugas yang
harus dijalankan.
13. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang memenuhi
persyaratan.
14. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan dan
tempat yang memadai
15. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas
16. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang dibakukan
17. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan, dan
pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu
18. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien
19. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, sosial,
spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien
20. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan memperhatikan
efisiensi sumber daya
21. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi.
22. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan kepada
pasien
23. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
24. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien
C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan, kebidanan,
dan pelayanan profesi kesehatan yang lain
3. Standar layanan klinis didasarkan pada sepuluh penyakit terbanyak di UPTD Puskesmas
Purwakarta, sebagai berikut:
a. ISPA
b. Konjungtivitis
c. Diare
d. Asma Bronkial
e. Dispepsia
f. Skabies
g. Osteoarthritis
h. Hipertensi
i. Diabetes Mellitus
j. Periodentitis
4. Pelayanan sepuluh penyakit terbanyak dilaksanakan berdasarkan Standar Operasional
Prosedur dari masing-masing penyakit, serta dilakukan monitoring dan evaluasi setiap bulan
berdasarkan sasaran mutu pelayanan
5. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan
6. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis
7. Dokter wajib menulis rekam medis pasien yang diperiksanya secara lengkap, termasuk jika
dilakukan perubahan rencana layanan
8. Isi rekam medis terdiri dari anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosis, dan terapi (termasuk
semua pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan, dan pengobatan yang diberikan
kepada pasien)
9. Perawat atau petugas kesehatan lain wajib memberitahu dokter yang bersangkutan, apabila
dalam pengisian terjadi pengulangan yang tidak perlu
10. Kesinambungan layanan klinis dilakukan melalui penyesuaian antara layanan klinis yang
diberikan kepada pasien dengan obat dan kemampuan tenaga klinis Puskesmas, apabila
tidak memadai maka pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut
11. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien sebelum
mendapatkan persetujuan
12. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib didokumentasikan
13. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut
14. Evaluasi harus dilakukan terhadap tindak lanjut
15. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat
16. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus
berisiko tinggi
17. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus ditangani
dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal)
18. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
19. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas
20. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
21. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak lanjuti
22. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu
23. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, perencanaan
layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai dengan pasien pulang atau
dirujuk harus dijamin kesinambungannya
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku
25. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang kompeten
26. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan informed consent
27. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan
28. Pemeliharaan sarana dan peralatan dilaksanakan sesuai dengan SOP
29. Peralatan yang perlu disterilkan harus dalam keadaan steril sebelum digunakan
30. Peralatan disposible tidak boleh digunakan berulang
31. Pendidikan/penyuluhankesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan rencana layanan
32. Pasien, dokter, perawat, dan petugas kesehatan lain bekerja sama untuk memantau pasien
yang mendapat obat, guna mengevaluasi efek pengobatan terhadap gejala pasien atau
penyakitnya dan untuk mengevaluasi pasien terhadap Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
KEPALA
UPTDPUSKESMASPURWAKARTA
1. Dokter dan dokter gigi yang telah memiliki SIP berwenang untuk menyelenggarakan praktik
kedokteran yang meliputi:
a. Mewawancarai pasien
b. Memeriksa fisik dan mental pasien
c. Menentukan pemeriksaan penunjang
d. Menegakkan diagnosa
e. Menentukan pelaksanaan dan pengobatan pasien
f. Melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
g. Menulis resep obat dan alat kesehatan
h. Menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi
i. Memberikan pertolongan pada keadaan darurat guna penyelamatan nyawa, dokter atau
dokter gigi dapat melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi diluar
kewenangan klinisnya sesuai dengan kebutuhan medis
2. Perawat yang telah mempunyai SIP di lingkungan Puskesmas Purwakarta dapat melakukan
praktik keperawatan yang meliputi:
a. Pelaksanaan asuhan keperawatan, meliputi: pengkajian, penetapan diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
- Implementasi keperawatan meliputi penerapan perencanaan dan
pelaksanaan tindakan keperawatan
- Tindakan keperawatan meliputi pelaksanaan prosedur keperawatan,
observasi keperawatan, pendidikan dan konseling kesehatan
b. Pelaksanaan upaya promotif, preventif, pemulihan, dan pemberdayaan masyarakat
c. Pelaksanaan tindakan keperawatan komplementer
Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa seseorang/pasien dan tidak ada
dokter di Puskesmas, perawat dapat melakukan pelayanan keseshatan diluar
kewenangan sebagaimana yang tercantum dalam poin sebelumnya.
3. Perawat gigi memeiliki kewenangan untuk melakukan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan
mulut, meliputi:
a. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut, meliputi:
- Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada individu, keluarga, kelompok
masyarakat
- Pelatihan kader
- Penggunaan alat peraga gigi
b. Upaya pencegahan penyakit gigi, meliputi:
- Pemeriksaan plak
- Teknik sikat gigi yang baik
- Pembersihan karang gigi
- Pencegahan karies gigi dengan fluor dengan teknik kumur-kumur dan pengolesan
fluor pada gigi
- Pengisian pit dan fissure gigi dengan bahan fissure sealant
c. Tindakan medik dasar pada kasus penyakit gigiterbatas, meliputi:
- Tindakan kegawatdaruratan pada kasus gigi dan mulut sesuai dengan standar
pelayanan
- Perawatan paska tindakan (hanya dilakukan berdasarkan permintaan dari dokter
gigi)
d. Pelayanan hygiene kesehatan gigi, meliputi:
- Hygiene petugas kesehatan gigi dan mulut
- Sterilisasi alat kesehatan gigi
- Pemeliharaan alat-alat kesehatan gigi
- Lingkungan kerja
- Pencegahan infeksi silang
Selain kewenangan pada poin sebelumnya perawat gigi dapat melaksanakan tindakan medik
terbata berdasarkan pelimpahan tindakan secara tertulis dari dokter gigi, yaitu:
a. Pencabutan gigi sulung dan gigi tetap satu akar dengan topikal atau anestesi infiltrasi
b. Penambalan gigi satu atau dua bidang dengan glass inomer, bahan amalgam, atau
bahan lainnya.
4. Bidan yang telah mempunyai SIKB di Puskesmas Purwakarta dapat melakukan praktik
kebidanan yang meliputi:
a. Pelayanan kesehatan ibu pada masa pra hamil, kehamilan, persalinan, nifas, menyusui,
dan masa diantara dua kehamilan. Pelayanan kesehatan ibu terdiri dari:
- Pelayanan konseling pada masa pra hamil
- Pelayanan ANC pada kehamilan normal
- Pelayanan persalinan normal
- Pelayanan ibu nifas normal
- Pelayanan ibu menyusui
- Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
KEPALA
UPTDPUSKESMASPURWAKARTA
6 Laboratorium Analisis
KEPALA
UPTDPUSKESMASPURWAKARTA