Pelayanan Kesehatan Primer adalah strategi yang dapat dipakai untuk menjamin tingkat
minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk. Pelayanan kesehatan primer menekankan
pada perkembangan yang bisa diterima, terjangkau, pelayanan kesehatan yang diberikan adalah
essensial bisa diraih, yang essensial dan mengutamakan pada peningkatan serta kelestarian yang
disertai percaya pada diri sendiri disertai partisipasi masyakarat dalam menentukan sesuatu tentang
kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan kesehatan
promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan masyarakat ke arah
yang lebih baik lagi dan yang preventif mencegah agar masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari
penyakit. Sebab itu pelayanan kesehatan masyarakat itu tidak hanya tertuju pada pengobatan individu
yang sedang sakit saja, tetapi yang lebih penting adalah upaya upaya pencegahan (preventif) dan
peningkatan kesehatan (promotif). Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan hanya puskesmas
atau balkesma saja, tetapi juga bentuk-bentuk kegiatan lain, baik yang langsung kepada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, maupun yang secara tidak langsung berpengaruh kepada
peningkatan kesehatan. Bentuk-bentuk pelayanan kesehatan tersebut antara lain berupa Posyandu,
dana sehat, polindes (poliklinik desa), pos obat desa (POD), pengembangan masyarakat atau
community development, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya peningkatan pendapatan (income
generating) dan sebagainya.
Maka dari itu, diharapkan sebagai dokter pelayanan primer sebagai kontak pertama pada
pelayanan kesehatan formal yang mampu memenuhi sebagian besar kebutuhan kesehatan individu
dan keluarga serta sebagai penapis rujukan sesuai dengan Pedoman Pelayanan Medik dan
kompetensi dokter pelayanan primer.
1
PENCAPAIAN KOMPETENSI KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
I. Target Pencapaian
NO LEARNING OUTCOMES AKTIVITAS YANG MEMBANTU MENCAPAI LO FREKUENSI/
(KOMPETENSI) DURASI
KEGIATAN
1 a. Pemetaan masalah - Mengambil data kependudukan dan profil Setiap hari
kesehatan pada kesehatan masyarakat Negeri Pelita Jaya di selama 10 hari
masyarakat (rapid Kepala Dusun Negeri
survey) - Mengambil data kesehatan dari pihak
Puskesmas Pembantu (Pustu) Pelita Jaya
berupa banyaknya Ibu dan anak yang
melakukan Imunisasi di Negeri Pelita Jaya
- Menentukan sampel untuk dilakukan rapid
survey dengan metode Random sampling
- Melakukan pengumpulan data dan survey
menggunakan kuisioner pada rumah yang
menjadi sampel.
- Membuat laporan hasil survey cepat.
2
imunisasi serta bahaya apabila anak tidak
mengikuti imunisasi
- Melakukan pembagian leaflet imunisasi pada 4 hari
ibu-ibu di Desa Pelita Jaya RT 02 dan RT 03.
- Melakukan penyuluhan tentang Gagal Ginjal
di Puskesmas Karpan 3 hari
- Melakukan pemeriksaan pasien kontrol
hipertensi yamg tidak bisa datang ke Pustu
di Desa Pelita Jaya
Belum tercapai
c. Melakukan prosedur - Melakukan prosedur rujukan pasien yang
rujukan dari pusat memerlukan perwatan di fasilitas yang lebih
pelayanan primer memadai seperti Rumah Sakit dan rujukan
3
(termasuk konsul balik untuk melajutkan pengobatan di
telemedicine) puskesmas.
4
7 a. Identifikasi kecelakaan - Mengidentifikasi kecelakaan akibat 8 jam
penyelaman (simulasi jika penyelaman pada nelayan penyelam di desa
tidak ada kasus) dan Ihamahu serta penyakit akibat penyelaman
penyakit kelautan (marine dan faktor resikonya
medicine) dan faktor-
faktor resiko
5
dengan menentukan kebijakan terhadap suatu program yang segera ingin dilaksanakan. Dari
namanya sebagai suatu survey yang cepat maka kecepatan waktu yang dimaksud ini adalah
hanya selama 3-4 minggu , mulai dari tahap persiapannya sampai keluarnya laporan hasil
survai .
Menganalisis dan mengiterpretasi hasil rapid survey.
- Mengumpulkan data kependudukan warga Negeri Pelita Jaya
- Mengidentifikasi ibu-ibu, bayi dan balita yang tidak mengikuti imunisasi dalam 1
tahun terakhir.
- Menentukan pilihan masalah kesehatan yang cukup spesifik yaitu faktor-faktor
ynag mempengaruhi sehingga tidak dilakukan imunisasi pada anak dan balita
- Menentukan populasi dan penarikan sampel dengan metode random sampling,
dan didapatkan 33 rumah sebagai responden terpilih.
- Melaksanakan survey langsung ke masing-masing rumah penduduk yang
terpilih sebagai responden.
- Menganalisis dan mengiterpretasi hasil rapid survey.
b. Analisis masalah kesehatan
Analisis masalah kesehatan merupakan Kegiatan yang mengumpulkan dan
memahami informasi tentang suatu situasi yang berguna untuk menetapkan masalah.
Menganalisis mempunyai tujuan yaitu Memahami masalah kesehatan secara jelas dan
spesifik , Mempermudah penentuan prioritas dan Mempermudah penentuan
alternative pemecahan masalah. Dalam hal in kami menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi ibu-ibu yang tidak membawa anaknya pergi ke imunisasi sebagai
masalah. Analisis ini dimulai dengan pendataan jumlah bayi dan balita sebelum dan
sesudah dilakukan imunisasi oleh pihak Pustu Pelita Jaya kepada masyarakat.
Kemudian menganalisis faktor risiko tidak dilakukan imunisasi serta apa saja program
puskesmas yang dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut di Desa Pelita
Jaya.
c. Perencanaan pemecahan terhadap masalah kesehatan (promotif dan preventif)
Upaya pemecahan masalah kesehatan berupa upaya promotif adalah
meningkatkan status kesehatan seseorang semakin meningkat. Preventif adalah
melakukan pencegahan agar seseorang jangan sampai terkena penyakit atau bisa
juga dengan menjaga supaya orang yang sehat agar tetap sehat. Pada kompetensi ini,
upaya pemecahan masalah kesehatan berupa imunisasi di Desa Pelita Jaya yang
6
kami lakukan berupa upaya promotif dengan cara melakukan penyuluhan dan
pembagian leaflet tentang manfaat dari Imunisasi secara umum dan berbagai upaya
yang dapat dilakukan untuk pencegahan termasuk pentinganya pentingnya
melalakukan imunisasi yang selama ini telah dilakukan oleh Pustu Kawa. Sedangkan
upaya preventif yang kami lakukan adalah menghimbau dan ikut serta dalam kegiatan
posyandu.
d. Perencanaan pemecahan masalah kesehatan bersama masyarakat
Perencanaan pemecahan masalah kesehatan bersama masyarakat dengan
menghimbau dan ikut serta dalam kegiatan Posyandu di Desa Pelita Jaya.
7
sendiri. Kebutuhan yang dimaksud adalah masalah yang ditemukan dari masing-
masing tempat kemudian disajikan dengan media yang berbeda pula.
b. Pos pelayanan terpadu
Pos pelayanan terpadu (POSYANDU) adalah kegiatan kesehatan dasar yang
diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas
kesehatan. Kegiatan pokok posyandu meliputi Kesehatan ibu dan anak (KIA), KB,
imunisasi dasar yang wajib didapatkan, pemantauan gizi dan penanggulangan diare.
Pada kompetensi ini, kami mengikuti kegiatan POSYANDU yang di adakan di Desa
Kawa dan di Karang Panjang.
c. Usaha kesehatan sekolah (UKS/UKGS)
Peran kami pada kompetensi ini dengan memantau pelaksanaan usaha
kesehatan sekolah (UKS) apakah telah sesuai dengan standar yang ditentukan. UKS
biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu sekolah. Trias UKS, yaitu Pendidikan
Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, Pembinaan Sekolah Lingkungan Sehat. Namun
untuk memantau fungsi dan kinerja UKS di SDN 01 Pelita Jaya belum berjalan dengan
baik dikarenakan siswa-siswi sedang mengikuti ujian sekolah.
d. KIA/KB
Pada kompetensi ini, kami juga turut serta dalam pelaksanaan program
KIA/KB diantaranya kami melakukan pemeriksaan ANC, pemberian tablet Fe dan anti
tetanus kepada ibu hamil serta pemberian KB dalam bentuk pil maupun suntikan pada
pasien yang datang di Puskesmas Pembantu Negeri Pelita Jaya, Puskesmas
Perawatan Hutumuri dan Pueskesmas Karang Panjang.
3. Pelayanan Kesehatan Primer
a. Aplikasi keterampilan klinis (diagnostik fisik, laboratorium, terapi)
Untuk aplikasi keterampilan klinis pada kompetensi ini kami diberi
kepercayaan dalam melakukan dalam anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemberian
terapi kepada setiap pasien yang datang di puskesmas didampingi oleh dokter
maupun petugas kesehatan lain di puskesmas tersebut. Aplikasi ini kami lakukan di
Puskesmas Pembantu Pelita Jaya, Puskesmas Hutumuri dan Puskesmas Karang
Panjang.
b. Aplikasi ketrampilan manajemen
Pada kompetensi ini, belum tercapai. Kami tidak turut serta dalam penyusunan
manajemen puskesmas. Namun dengan bimbingan dari pihak petugas puskesmas
8
kami dapat mempelajari alur sistem manajemen puskesmas mulai dari perencanaan
program kegiatan, pelaksanaan lokakarya mini, serta penilaian hasil kegiatan yang
dilaksanakan setiap bulan di puskesmas. Kami juga turut serta dalam kegiatan yang
diprogramkan puskesmas yang terdiri dari upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat.
c. Aplikasi prosedur rujukan dari pusat pelayanan primer (termasuk konsul telemedicine)
Telemedicine adalah pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi
dan pelayanan medis jarak-jauh. Aplikasi telemedicine saat ini, menggunakan
teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua
negara dan memakai peralatan video conference. Pada kompetensi ini, kami tidak
terlibat secara langsung, namun kami mempelajari hal ini saat dokter yang bertugas di
puskesmas melakukan rujukan pasien yang memerlukan perawatan lebih ke rumah
sakit.
4. Usaha Kesehatan Perorangan
a. Praktik dokter keluarga/ BPJS
Praktik dokter keluarga adalah Dokter keluarga adalah dokter yang
mengutamakan penyediaan pelayanan komprehensif bagi semua orang yang
mencaripelayanan kedokteran, dan mengatur pelayanan oleh provider lain bila
diperlukan. BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan)
merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk
menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pasien yang terdaftar sebagai anggota BPJS dapat memilih puskesmas atau dokter
keluarga yang diinginkan sebagai pusat pelayanan kesehatan primer, dan mendapat
pelayanan kesehatan tanpa dipungut biaya. Pasien yang tidak terdaftar sebagai
anggota dokter keluarga yang datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan akan
dikenakan biaya sesuai tarif yang ditentukan. Pada kompetensi ini, kami turut serta
mengamati proses pelaksanaan praktek dokter keluarga di Klinik Mulia Ambon. Selain
itu, kami juga turut serta dalam pemeriksaan pasien yang menjadi anggota dokter
keluarga yang datang ke Klinik Mulia didampingi oleh dokter keluarga tersebut.
b. Home visit homecare
Praktik dokter keluarga juga menjalankan program home visit bagi pasien
pasien yang termasuk anggotanya. Biasanya dilakukan saat pasien memerlukan
pelayanan kesehatan namun tidak dapat datang langsung ke tempat praktik dokter
9
keluarga sehingga meminta kesediaan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang diperlukan dirumah pasien.
Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena selama mengikuti
praktik dokter keluarga di Klinik Mulia kami belum mendapat permintaan demikian.
Menurut dokter keluarga yang bertugas di Klinik Mulia, biasanya pasien jarang
meminta dokter untuk melakukan kunjungan ke rumah, tapi ada juga beberapa pasien
yang meminta kunjungan, ini semua tergantung dari keadaan atau kondisi pasien
tersebut. Walaupun belum mencapai target akan tetapi dengan berkonsultasi dengan
dokter tersebut kami dapat mempelajari mekanisme terkait dengan home visit atau
homecare ini.
5. Evaluasi Kinerja Pelayanan Primer
a. Evaluasi berbasis SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),
dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat
faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities,
dan threats). Analisis SWOT bermanfaat untuk melakukan perencanaan masa depan,
menganalisis kesempatan dan kekuatan yang dimiliki, serta mengatasi ancaman yang
akan datang. Pada kompetensi ini, kami melakukan analisa berbasis SWOT dan diberi
pengarahan oleh dokter di Puskesmas.
b. Laporan Kinerja
Pada kompetensi ini, kami belum mecapai target karena tidak turut serta
dalam evaluasi maupun kegiatan lokakarya mini karena keterbatasan waktu yang tidak
bertepatan dengan jadwal lokakarya mini puskesmas. Evaluasi laporan kinerja
pelayanan primer dilaksanakan setiap bulan untuk membahas hasil kegiatan program
bulanan. Pada pertemuan tersebut akan dilakukan evaluasi, jika belum mencapai
target maka akan dibahas permasalahannya kemudian dibuat perencanaan untuk
bulan depan agar dapat mencapai target yang ditentukan. Sedangkan untuk evaluasi
kinerja puskesmas secara menyeluruh akan dilakukan saat pertemuan tahunan
bersama Dinas Kesehatan Kota.
c. Rekomendasi hasil evaluasi
Rekomendasi hasil evaluasi dimaksudkan untuk perbaikan kinerja puskesmas
kedepannya dan membuat perencanaan kegiatan program yang akan dilakukan agar
10
mencapai target yang ditentukan standar pelayanan minimal. Pada kompetensi ini,
belum dapat tercapai karena kami tidak ikut dalam kegiatan menyusun rekomendasi
hasil evaluasi. Kami hanya mendapat pengetahuan singkat saat berada di puskesmas.
6. Safety and survival at Sea
a. Aplikasi prinsip keamanan dan keselamatan di laut saat melaksanakan tugas
Pada kompetensi ini, kami melakukan wawancara serta pemeriksaan
langsung peralatan keamanan dan keselamatan yang dibawa oleh para nelayan saat
melakukan pekerjaanya di laut dengan turun langsung di pemukiman nelayan di Desa
Ihamahu. Selain itu, kami juga turut serta bersama anggota pemeriksaan dari Kantor
Kesehatan Pelabuhan melakukan pemeriksaan pada abk Myanmar di tantui.
11
b. Penanganan kasus penyakit di RUBT RSAL Halong (komplementer & tradisional) dan
pengembangan marine & coastal medicine).
Terapi oksigen hiperbarik atau ruang udara bertekanan tinggi (RUBT)
merupakan suatu metode pengobatan dengan cara memberikan pernapasan oksigen
murni 100% kepada pasien dengan penyakit dekompresi dan penyakit lainnya. Pada
kompetensi ini, kami melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada salah satu
pasien yang datang ke RSAL untuk menjalani terapi RUBT akibat penyakit post stroke
yang dialami saat ±5 tahun yang lalu. Hasil dari pemeriksaan yang kami lakukan
kemudian dievaluasi langsung oleh dokter.
c. Penanganan kedaruratan di laut (simulasi kasus/professional training)
Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena tidak adanya kasus
kedaruratan yang kami temui. Selain itu karena keterbatasan waktu dari pihak RSAL
yang pada situasi tersebut, akhirnya kami hanya mempelajari kasus-kasus
kedaruratan serta penanganannya melalui pertemuan ilmiah dengan dokter dan
tenaga kesehatan yang berkompeten dalam hal terkait di RSAL Halong.
8. Kebijakan Kesehatan Provinsi Maluku
a. Pelayanan kesehatan berbasis gugus pulau
Pelayanan kesehatan di Maluku adalah berbasis gugus pulau dengan
sasarannya adalah untuk mengatasi keterpencilan dengan prinsip kemandirian. Tujuan
diadakannya pelayanan kesehatan dengan sistem gugus pulau adalah untuk
mendekatkan jarak geografis, jarak ekonomi, serta jarak sosial budaya yang ditujukan
untuk daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK) dan daerah bermasalah
kesehatan (DBK). Mekanisme kerja dari sistem gugus pulau yaitu melaksanakan
sistem rujukan berjenjang yang dimulai dari puskesmas jejaring kepada puskesmas
pusat gugus kemudian merujuk ke RS Kabupaten dan terakhir merujuk ke RS Pusat
Rujukan di Kota Ambon. Pada kompetensi ini, belum mencapai target karena kami
belum pernah menemui kasus yang melibatkan sistem rujukan gugus pulau di
puskesmas.Kami hanya mempelajari sistem pelayanan kesehatan berbasis gugus
pulau melalui pertemuan ilmiah saat menjalani kepanitraan klinik di Dinas Kesehatan
Provinsi Maluku.
b. Sailing medical service
Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah yang menjalani Sailing Medical Service
(SMS) dikarenakan letak geografisnya yang berupa daerah kepulauan sehingga perlunya
12
panjangkauan pelayanan kesehatan hingga di pulau-pulau terpencil dan pedalaman.
Pelayanan kesehatan yang diberikan berupa operasi bedah umum, pelayanan kesehatan
mata termasuk operasi katarak, pelayanan kesehatan umum dan gigi sesuai dengan
kebutuhan atau masalah yang didapat dari pendataan sebelumnya terhadap target daerah
yang akan dilaksanakan SMS.
Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena tidak bertepatan dengan
jadwal pelaksanaanya. Kami hanya mempelajari sistem dan proses pelaksanaan sailing
medical service melalui pertemuan ilmiah selama menjalani kepanitraan klinik di Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku.
13
pusat Sakit dan rujukan balik
pelayanan untuk melajutkan
primer pengobatan di
(termasuk puskesmas.
konsul
telemedici)
3 Usaha Home visited dan Mendapat pengatahuan Seminggu, 1 2016, saat
Kesehatan home care tentang home visited x 3 jam Internship Di
Perorangan dan home care selama Puskesmas
mengikuti praktik dokter
kelurga di Klinik Mulia
4 Evaluasi Kinerja a. Laporan kinerja Mempelajari prosedur 1 x 2 jam 2016, saat
Pelayanan analisis laporan kinerja Internship Di
Primer di puskesmas Puskesmas
b. Rekomendasi Mempelajari
hasil evaluasi penyusunan Seminggu, 1 2016, saat
rekomendasi hasil x 3 jam Internship Di
evaluasi kinerja Puskesmas
puskesmas
14
gugus pulau Kesehatan Provinsi.
Mempelajari proses
b. Sailing Sailing Medical Service Seminggu, 1 2016, saat
medical (SMS) mulai dari x 3 jam Internship Di
service mengidentifikasi Puskesmas
kabupaten yang menjadi
target dan masalah
kesehatan yang dimiliki
sampai pada bentuk
pelayanan kesehatan
dalam pelaksanaan
sailing medical service.
15