0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan2 halaman
Dokumen ini menjelaskan alur pelayanan pasien di instalasi gawat darurat rumah sakit. Pasien akan melalui proses triase untuk menentukan tingkat kegawatdaruratannya, lalu mendapat perawatan sesuai kondisinya. Bila perlu, pasien dapat dirujuk ke instalasi lain atau dirujuk ke rumah sakit lain. Dokumentasi medis dan edukasi pasien merupakan bagian penting dari proses pelayanan.
Dokumen ini menjelaskan alur pelayanan pasien di instalasi gawat darurat rumah sakit. Pasien akan melalui proses triase untuk menentukan tingkat kegawatdaruratannya, lalu mendapat perawatan sesuai kondisinya. Bila perlu, pasien dapat dirujuk ke instalasi lain atau dirujuk ke rumah sakit lain. Dokumentasi medis dan edukasi pasien merupakan bagian penting dari proses pelayanan.
Dokumen ini menjelaskan alur pelayanan pasien di instalasi gawat darurat rumah sakit. Pasien akan melalui proses triase untuk menentukan tingkat kegawatdaruratannya, lalu mendapat perawatan sesuai kondisinya. Bila perlu, pasien dapat dirujuk ke instalasi lain atau dirujuk ke rumah sakit lain. Dokumentasi medis dan edukasi pasien merupakan bagian penting dari proses pelayanan.
DIREKTUR, STANDAR PROSEDUR 24 Februari 2022 OPERASIONAL dr. Debi Rumondang Siregar, Sp.THT-KL NIP. 19800904 200604 2 022 PENGERTIAN Alur payanan yang disediakan untuk kebutuhan pasien yang dalam kondisi gawat darurat dan harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan darurat yang cepat. Sistem pelayanan yang diberikan menggunakan sistem triage, dimana pelayanan diutamakan bagi pasien dalam keadaan darurat (emergency) bukan berdasarkan antrian. TUJUAN 1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pelayanan kesehatan pasien sesuai dengan misi dan sumber daya rumah sakit 2. Tercapainya ketertiban dan kelancaran pemakaian ambulan KEBIJAKAN Keputusan Direktur UPTD RSUD Puruk Cahu tentang Pedoman Akses dan Kesinambuangan Pelayanan (AKP) No : 188.4/55.1.SK-II/RSUD/2022 PROSEDUR 1. Pasien datang, skrining pasien membutuhkan dekontaminasi atau pasien dengan penyakit menular (TBC, Covid 19, Campak dll) 2. Petugas triase melakukan asesment secara cepat, terfokus dan simultan. 3. Pasien ditentukan prioritas penangananya dengan alogaritma Triase Emergency Severity Index (ESI), yang dilakukan dalam waktu tidak lebih dari 5 menit secara lengkap. a. ESI level 1 (resusitasi) b. ESI level 2 (emergency) c. ESI level 3 (urgent) d. ESI level 4 (non-urgent) e. ESI level 5 (false-emergency) 4. Setelah ditentukan prioritas penanganannya, maka pasien masuk ke ruang yang sesuai dengan level triasenya. 5. Sambil dilakukan proses triase dan diberikan tindakan, keluarga atau penanggung jawab pasien melakukan proses pendaftaran/admisi. 6. Pasien melalui instalasi gawat darurat akan diberikan pelayanan medis sesuai dengan kondisi kegawatdaruratan pasien. 7. Pasien dengan tingkat kegawatdaruratan ringan setelah diberikan pelayanan medis dapat lansung pulang setelah melakukan pembayaran. 8. Pasien dengan kondisi harus didiagnosa lebih mendetail akan di periksa penunjang ke instalasi radiologi atau laboratorium. Selanjutnya apabila harus ditindak bedah, maka pasien akan dikirim ke ruang tindakan bedah. 9. Apabila pasien memerlukan perawatan intensif, maka pasien akan ditransfer ke ruang ICU. Pasien yang kondisinya stabil akan dikirim ke ruang rawat inap. Selanjutnya pasien meninggal akan dikirim ke instalasi ALUR PELAYANAN PASIEN DI IGD
Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman:
UPTD RSUD A-20d 0 2 dari 2 PURUK CAHU
pemulasaraan jenazah. Untuk pasien yang tidak memungkinkan akan
dilayani di RSUD Puruk Cahu makan pasien tersebut akan di rujuk ke RS yang dapat memenuhi kebutuhan pasien tersebut setelah pasien dinyatakan setabil untuk dirujuk. 10. Apabila dalam kondisi tertentu pasien harus diobservasi maka pasien akan di observasi terlebih dahulu sebelum di pindahakan ke ruang rawat atau dirujuk. Pasien dan keluarga selalu di edukasi tentang kondisi tersebut. 11. Apabila pasien harus dipindahkan namun ruangan yang dituju dalam kondisi penuh makan pasien akan di rawat di ruang Transit untuk sementara sambil menunggu ruangan yang dibutuhan kembali tersedia. Khusus ruang Transit hanya untuk pasien yang bukan pasien Infeksius. Untuk pasien infeksius pasien akan dirujuk ke RS yang mampu memenuhi kebutuhan pasien. Apabila pasien menolak untuk di rujuk maka pasien akan di rawat di lorong (selasar) ruangan tujuan dengan fasilitas dan hak yang sama. 12. Semua edukasi dan persetujuan tentang hal-hal diatas terdokumentasikan di lembar edukasi pasien kelurga terintergrasi (EPKT)