Anda di halaman 1dari 99

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG

PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PENDAFTARAN PASIEN
IV – 01
Pengertian Pendaftaran adalah suatu proses pencatatan dan penamaan
identitas pasien pada kartu Rekam Medis pasien dan input data
pelayanan di Puskesmas

Tujuan Sebagai acuan untuk petugas pelaksana Administrasi dalam


mengidentifikasi pasien

Kebijakan Pasien yang masuk Puskesmas memberikan informasi tentang


identitas pasien secara jujur dan lengkap

Prosedur 1. Seluruh pasien yang berkunjung ke Puskesmas dicatat dengan


jelas identitasnya.
2. Untuk pasien baru identitas pasien dicatat lengkap pada kartu
Rekam Medis yang memiliki nomor Medical Record yang
meliputi : Nama,Umur,Jenis Kelamin,Alamat
lengkap,No.telepon, dan Jam datang. ( Identitas pasien
didapat dari Pasien sendiri,keluarganya atau yang mengantar ).
Untuk pasien lama mengambil family folder yang sudah ada.
3. Melaksanakan administrasi pembayaran sesuai
Retribusi/PERDA untuk pasien Umum,dan Gratis untuk pasien
Askes,Jamkesmas,Jampersal dan PKH
4. Menginformasikan pada pasien Poli yang dituju
5. Mengantarkan Status Pasien pada Poli yang dituju

Unit Terkait Pendaftaran


Rekam Medis

1
2
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

IDENTIFIKASI PASIEN
IV – 02
Pengertian Penilaian Pelayanan yang diperlukan pasien di Puskesmas

Tujuan Sebagai acuan penetapan langkah-langkah untuk pelayanan


pasien Gawat Darurat dilayani di UNIT GAWAT DARURAT ( UGD )
dan pasien yang Tidak Gawat Tidak Darurat dilayani di UNIT
RAWAT JALAN di Puskesmas

Kebijakan Menangani Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat pada jam kerja di
Poliklinik Rawat Jalan dan pasien di luar jam kerja ditangani di
Unit Gawat Darurat (UGD).

Prosedur 1. Untuk pasien Gawat Darurat, pasien langsung masuk ke


ruang UGD dan dokter UGD segera melakukan triase.
2. Keluarga pasien mendaftarkan pasien ke bagian pendaftaran.
3. Untuk pasien yang tidak dalam keadaan gawat pada jam
kerja di kirim ke bagian rawat jalan atau poliklinik yang
sesuai dengan kasus penyakitnya dan dianjurkan untuk
selanjutnya berobat ke poliklinik.

Unit Terkait Pendaftaran


Rekam Medis

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG


PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

3
PENDAMPING PASIEN RUJUKAN
IV - 03
Pengertian Petugas pendamping pasien adalah petugas yang mendampingi
pasien dan mampu mengoprasikan peralatan medis yang dibawa
dan diperlukan oleh pasien serta menginformasikan dengan benar
pada fasilitas yang dituju.

Tujuan Memberikan pelayanan yang optimal selama rujukan dan


mengurangi angka kematian.

Kebijakan Setiap pasien yang dirujuk harus didampingi oleh pendamping


rujukan yang berkompeten

Prosedur 1. Mempersiapkan alat – alat dan sarana penunjang yang


diperlukan untuk dibawa pada saat penderita dalam keadaan
gawat atau kritis.

2. Petugas pendamping berada disamping penderita pada saat


merujuk

3. Mencatat tanda – tanda vital penderita selama perjalanan.

4. Melakukan intruksi yang diberikan oleh dokter pada saat


merujuk secara tertulis dan tercatat

5. Mengawasi pasien yang dirujuk dan melakukan tindakan


kegawatdaruratan bila diperlukan selama perjalanan.

6. Menyerahkan penderita kepada petugas RS yang dituju beserta


surat rujukan yang dibawa.
7. Meminta tanda tangan serah terima pasien diRS yang dituju.
8. Setelah pulang lapor ke dokter UGD.
9. Kriteria pendamping pasien rujukan adalah petugas yang
mampu mengoprasikan peralatan medis yang dibawa dan
diperlukan oleh penderita.

Unit Terkait Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Rujukan.

4
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

MEMPERSIAPKAN PASIEN YANG AKAN DIRUJUK


IV-04

5
Pengertian Mempersiapkan pasien yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan, atau fasilitas khusus yang tidak tersedia di
Puskesmas ke RS sesuai instruksi dokter.

Tujuan 1. Mendapatkan pelayanan medis sesuai dengan kebutuhan


2. Pelayanan selama rujukan aman dan tidak memperparah
pasien dan sampai di tempat rujukan dengan selamat
sesuai prosedur evakuasi yang benar
Kebijakan Semua pasien wajib diberikan pelayanan yang prima.

Prosedur INPUT
1. Dokter, Perawat, Bidan dan Supir ambulance
2. Persiapan :
 Surat Pengantar Rujukan
 Ambulance lengkap dengan Emergency kit
 Alat dan obat yang masih dimiliki pasien
 Fotokopi hasil pemeriksaan penunjang

PROSES
1. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang kebutuhan rujukan
dan tempat yang dituju.
2. Jika pasien dan keluarga setuju, berikan surat persetujuan
rujukan untuk ditandatangani.
3. Konfirmasi tempat dan kesiapan rumah sakit rujukan.
4. Siapkan alat dan kelengkapan pasien.
5. Pindahkan pasien dari tempat perawatan ke mobil
ambulance.
6. Dampingi pasien selama perjalanan menuju rumah sakit lain
dan lakukan observasi sesuai kondisi pasien.
7. Setelah sampai di rumah sakit tujuan, lakukan serah terima
dengan petugas setempat mengenai tindakan yang telah
dilakukan dengan menyertakan kelengkapan pasien.
8. Pasien ditinggalkan bila pasien sudah ditangani di UGD

OUTPUT
1. Pasien mendapatkan pelayanan medis sesuai kebutuhan
2. Pasien mendapatkan pelayanan rujukan yang aman dan
selamat
Sesuai prosedur evakuasi yang benar

6
Unit Terkait UGD

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG


PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

MEMINDAHKAN PASIEN
IV-05
PENGERTIAN Memindahkan pasien dari satu tempat ke tempat lain.

TUJUAN Menempatkan pasien sesuai dengan kebutuhan penatalaksanaan


penyakit

KEBIJAKAN Setiap pasien mendapatkan tempat pelayanan sesuai dengan


kebutuhan pasien dan kebutuhan puskesmas

PROSEDUR INPUT
Persiapan alat-alat :

7
1. Kursi Roda / brankar sesuai kondisi pasien.
2. Status dan Administrasi pasien.
3. Obat-obatan dan AHP yang diperlukan.
4. Hasil pemeriksaan penunjang (Lab,Rontgen , USG, CT Scan,
dll).
5. Selimut dan alat tenun lainnya.

PROSES
1. Konfirmasi kesiapan tempat penerima.
2. Jelaskan prosedur kepada pasien.
3. Cuci tangan.
4. Pindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda/brankar
dengan cara evakuasi yang benar.
5. Berikan oksigen bila pasien sesak.
6. Bawa status , obat dan AHP yang diperlukan dan hasil
pemeriksaan penunjang.
7. Antarkan pasien ke kamar perawatan bersama perawat /
bidan penerima.
8. Serah terima pasien, status, obat dan hasil pemeriksaan
penunjang. serta tindakan-tindakan yang sudah dilakukan
9. Cuci tangan.
10. Kembalikan kursi roda / brankar ke tempat semula.

OUTPUT
1. Pasien dilayani sesuai kebutuhan pasien dan Puskesmas
2. Tidak terjadi miskomunikasi.
3. Pasien merasa nyaman.

UNIT TERKAIT Perawat / Bidan

8
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

KEPULANGAN PASIEN ATAS IZIN DOKTER


IV-06
PENGERTIAN Pasien yang sudah diizinkan pulang oleh Dokter sesuai indikasi kepulangan
pasien

TUJUAN Pasien pulang sesuai prosedur yang sudah ditetapkan

KEBIJAKAN Semua pasien yang dipulangkan oleh Dokter adalah pasien yang sudah
dinyatakan sembuh atau melanjutkan dengan rawat jalan

PROSEDUR INPUT
Persiapan :
1. Surat lepas rawat yang sudah ditandatangani dokter yang merawat.
2. Rincian biaya perawatan (untuk pasien umum) dan persyaratan
administrasi untuk pasien Askes,Jamkesmas,Jampersal,SKTM,PKH.

9
3. Obat untuk dirumah.
4. Hasil pemeriksaan penunjang disertakan bila ada
5. Status Pasien

PROSES:
1. Dokter yang merawat sudah menyatakan kondisi pasien sembuh dan
diizinkan pulang atu melanjutkan dengan rawat jalan
2. Dokter menuliskan BLPL di Status pasien
3. Perawat/Bidan menindaklanjuti intruksi dokter yang menyatakan
pasien diizinkan pulang
4. Perawat/bidan memberikan penjelasan kepada pasien bzhwz pasien
telah diizinkan pulang dan keluarga diberitahu tentang tertib
administrasi dan perkiraan penyelesaian administrasi rawat inap dan
persyaratan yang harus disertakan
5. a. Pasien Umum : Jika proses di administrasi rawat inap sudah selesai,
minta agar keluarga pasien untuk menyelesaikan administrasi di kasir.
b.Pasien Askes/Jamkesmas/SKTM/Jampersal/PKH : Perawat
memberikan informasi tentang rencana kepulangan pasien dan
memastikan bahwa dokumen persyaratan sudah lengkap dan sudah
diterima oleh administrasi rawat inap. Jika persyaratan sudah ada,maka
proses administrasi telah selesai dan perawat diminta memberitahu ke
keluarga pasien
6. Periksa tanda lunas biaya perawatan (untuk pasien umum).
7. Periksa kelengkapan surat jaminan rawat inap, bila belum lengkap
pasien diwajibkan membuat perjanjian dengan bagian kasir dengan
jaminan KTP/SIM dan dikoordinasikan dengan Kepala Desa setempat
kurang lebih satu minggu setelah pasien pulang.
8. Pastikan Asuhan Keperawatan sebelum pasien pulang telah dijalankan
dan hasilnya pasien dalam kondisi stabil dan sembuh

9. Berikan penyuluhan kesehatan/edukasi tentang :

10
 Pemakaian obat dirumah.
 Anjuran waktu kontrol.
 Nutrisi/Pola makan
 Perawatan di rumah.
10. Berikan surat lepas rawat, obat dan hasil pemeriksaan penunjang dan
pastikan semua inventaris barang di ruang perawatan lengkap.
11. Pasien boleh pulang dengan menggunakan kursi roda dan diantar oleh
perawat sampai ke pintu.

OUTPUT
Pasien pulang dalam kondisi stabil dan sembuh dengan administrasi
lengkap

UNIT TERKAIT  Administrasi Rawat Inap/Kasir


 Bidan / Perawat

11
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

KEPULANGAN PASIEN ATAS PERMINTAAN SENDIRI


IV - 07
PENGERTIAN Pasien yang pulang atas permintaan sendiri atau keluarga tanpa seizin
dokter.

TUJUAN Pasien pulang sesuai prosedur APS.

KEBIJAKAN Pasien dengan Pulang atas permintaan sendiri wajib mengisi formulir
Pulang Paksa dan menyelesaikan administrasi

PROSEDUR INPUT
Persiapan alat-alat :
1. Formulir pernyataan pulang paksa.
2. Rincian biaya perawatan (untuk pasien umum).
3. Surat jaminan rawat inap (untuk pasien Jamkesmas, SKTM, Jampersal,
Askes dan PKH )
4. Obat sisa.
5. Hasil foto radiologi dan Laboratorium (bila ada)
6. Status Pasien.

12
PROSES
1. Berikan penjelasan kepada pasien tentang resiko pulang paksa dan
administrasi yang harus diselesaikan.
2. Berikan surat pernyataan pulang paksa, untuk dibaca, dipahami dan
harus ditandatangani oleh pasien atau keluarga.
3. Periksa tanda lunas pembayaran ( untuk pasien umum ).
4. Periksa kelengkapan surat jaminan rawat inap (untuk pasien SKTM,
Jamkesmas, Askes, Jampersal dan PKH), bila belum lengkap pasien
diwajibkan membuat perjanjian dengan bagian kasir.
5. Lepaskan alat-alat invasif yang terpasang (infus, NGT, DC, O2, dll)
6. Tulis dan dokumentasikan kondisi pasien terakhir di status pasien.
7. Pasien dipersilahkan pulang dan jangan lupa cek sarana dan
prasarana yang ada di ruang perawatan

OUTPUT
1. Pasien dan keluarga mengerti / tahu resiko pulang paksa.
2. Pasien pulang dengan administrasi lengkap.

UNIT TERKAIT 1. Administrasi Rawat Inap/Kasir


2. Bidan/Perawat

13
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PERENCANAAN OBAT
IV - 08
PENGERTIAN Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi obat dan
perbekalan kesehatan untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam
rangka pemenuhan kebutuhan obat di Puskesmas.
TUJUAN a . Mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan
kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan.
b. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
c. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
KEBIJAKAN Rencana Kebutuhan Obat untuk 1 tahun kedepan dibuat berdasarkan
data LPLPO 1 tahun sebelumnya, Data Pola Penyakit di masing-masing
wilayah kerjanya.
PROSEDUR INPUT
Data LPLPO Puskesmas dan Data pola penyakit dimasing-masing wilayah
kerjanya.

14
PROSES:

1. Membuat daftar kebutuhan obat Puskesmas berdasarkan kebutuhan


obat Puskesmas dalam gedung dan luar gedung (10 besar penyakit,
obat fast moving dan life saving)sesuai dengan Daftar Obat
Kemenkes & Daftar Obat Esensial Nasional.
2. Menginventarisasi kebutuhan masing-masing pelayanan di
Puskesmas untuk mengetahui jenis dan jumlah kebutuhan obat
sesuai sasaran
3. bMenghitung semua kebutuhan obat berdasarkan pemakaian obat
periode sebelumnya, pola penyakit (10 besar penyakit dan resiko
terjadinya penyakit pada bulan-bulan tertentu,KLB dan bencana
alam) dan ditambah stok penyangga yang sudah disepakati (6 bulan).
4. Menyerahkan Rencana Kebutuhan Obat yang sudah disahkan oleh
Kepala Puskesmas kepada Dinas Kesehatan Kabupaten, diawal tahun
berikutnya (bulan Januari) untuk mengetahui jumlah & jenis obat
apa saja yang dibutuhkan Puskesmas bisa terpenuhi oleh Dinas
Kabupaten.
5. Menyepakati jenis obat yang disediakan oleh Puskesmas secara
mandiri ( BOP) dalam lokakarya mini bulanan Puskesmas
6. Melakukan evaluasi terhadap perencanaan kebutuhan obat bulanan
untuk bahan masukan perencanaan obat di tahun berikutnya.
OUTPUT:
Mendapatkan jenis dan jumlah obat sesuai dengan kebutuhan obat di
Puskesmas.
UNIT TERKAIT Petugas Gudang obat Puskesmas dan Penanggungjawab dimasing-
masing unit Puskesmas(penanggung jawab program)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG


PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

15
PERMINTAAN OBAT PUSKESMAS
IV - 09
PENGERTIAN Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di masing-masing Puskesmas
diajukan oleh Kepala Puskesmas kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan permintaan dari sub unit ke
kepala Puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO sub unit
kegudang obat puskesmas.

TUJUAN Memenuhi kebutuhan obat di masing-masing unit pelayanan kesehatan sesuai


dengan pola penyakit yang ada di wilayah kerjanya.

KEBIJAKAN Permintaan obat Puskesmas dilakukan setiap 1 bulan 1x dengan menggunakan


lembar LPLPO. Pemintaan sub unit dilakukan 4 kali dalam sebulan.
PROSEDUR INPUT:
 Gudang Obat Puskesmas
LPLPO, laporan pemakaian cairan infus, laporan pemakaian Napza, laporan
stok Of Name Obat
 Unit Obat Puskesmas
LPLPO sub Unit , laporan pemakaian cairan infus, laporan data penyakit,
laporan kunjungan resep.

PROSES:
1. Menentukan jenis permintaan obat
2. Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain :
1) Data pemakaian obat periode sebelumnya.
2) Jumlah kunjungan resep.
3) Jadwal distribusi obat
4) Sisa Stok.
3. Menghitung kebutuhan obat dengan cara :
Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan pemakaian
pada periode sebelumnya.

16
SO = SK + SWK + SWT + SP
Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat dilakukan dengan rumus
:
Permintaan = SO – SS
SO = Stok optimum
SK = Stok Kerja (Stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu ( Lead Time )
SP = Stok penyangga
SS = Sisa Stok

Stok kerja :Pemakaian rata–rata per periode distribusi.


Waktu kekosongan :Lamanya kekosongan obat dihitung dalam hari.
Waktu tunggu :Waktu tunggu, dihitung mulai dari permintaan obat oleh
Puskesmas sampai dengan penerimaan obat di Puskesmas.
Stok Penyangga / Buffer stok adalah persediaan obat untuk mengantisipasi
terjadinya peningkatan kunjungan, keterlambatan kedatangan obat. Besarnya
ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Puskesmas dan Instalasi Farmasi
Kabupaten.
Sisa Stok adalah sisa obat yang masih tersedia di Puskesmas pada akhir periode
distribusi
Stok Optimum adalah stok ideal yang harus tersedia dalam waktu periode
tertentu.

OUTPUT:
Mendapatkan jumlah dan jenis obat yang akan diajukan sebagai permintaan
untuk memenuhi kebutuhan obat Puskesmas dan Sub unit

UNIT TERKAIT Petugas Gudang Obat Puskesmas( Pengelola Obat ) dan penanggung jawab obat

17
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PENERIMAAN OBAT PUSKESMAS


IV - 10
PENGERTIAN Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan yang
diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola
dibawahnya.
TUJUAN Penerimaan obat bertujuan agar obat yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas
KEBIJAKAN Penerimaan obat harus dilaksanakan oleh petugas pengelola obat atau
petugas lain yang diberi kuasa oleh Kepala Puskesmas
PROSEDUR INPUT :
LPLPO , Surat Bukti Barang keluar, Jadwal Penerimaan obat bulan
berikutnya, Kendaraan pengangkut Obat (Ambulance), Termos es
( tempat vaksin), Petugas Gudang Obat Puskesmas dan surat tugasnya
serta Buku Penerimaan Obat dan Kartu Stok Obat Puskesmas.
PROSES :
1. Setiap penyerahan obat oleh Instalasi Farmasi Kabupaten kepada
Puskesmas dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten atau pejabat yang diberi wewenang
untuk itu (Seksi POM).
2. Petugas penerima obat bertanggung jawab atas pemeriksaan fisik,
penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan obat
berikut kelengkapan catatan yang menyertainya.

18
3. Pelaksanaan fungsi pengendalian distribusi obat kepada
Pustu,Poskesdes dan sub unit pelayanan kesehatan lainnya
merupakan tupoksi Pengelola obat & tanggung jawab Kepala
Puskesmas.
4. Petugas penerima obat wajib melakukan pengecekan terhadap obat
yang diserahterimakan, meliputi kemasan, jenis dan jumlah obat,
bentuk sediaan obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO), dan ditanda
tangani oleh petugas penerima serta diketahui oleh Kepala
Puskesmas.
5. Petugas penerima dapat menolak apabila terdapat kekurangan dan
kerusakan obat.Dan bila kerusakan obat diketahui setelah obat tiba
di Puskesmas maka obat dapat dikembalikan ke Instalasi Farmasi
Kabupaten.Setiap penambahan obat, dicatat dan dibukukan pada
buku penerimaan obat dan kartu stok.
OUTPUT :
Obat yang diterima sesuai dengan permintaan obat Puskesmas dengan
mutu dan kualitas yang baik sesuai dengan dokumen yang menyertainya.

UNIT TERKAIT Kepala Puskesmas, Petugas Gudang Obat Puskesmas, Petugas Instalasi
Farmasi Kabupaten, Supir Ambulance.

19
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PENYIMPANAN OBAT PUSKESMAS


IV - 11
PENGERTIAN Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan
yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik
maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.
TUJUAN Penyimpanan bertujuan agar obat yang tersedia di Unit pelayanan
kesehatan terjamin mutu dan keamanannya.
KEBIJAKAN Penyimpanan obat harus memperhatikan sifat dan jenis obat agar
terhindar dari kerusakan obat dan sesuai dengan aturan penyimpanan
obat.
PROSEDUR INPUT :
Gudang Obat Puskesmas
PROSES :
1. Penyimpanan Obat di Puskesmas
Persyaratan gudang
a) Luas minimal 3 x 4 m2 dan atau disesuaikan dengan jumlah obat
yang disimpan.
b) Ruangan kering dan tidak lembab.
c) Memiliki ventilasi yang cukup.
d) Memiliki cahaya yang cukup, namun jendela harus mempunyai
pelindung untuk menghindarkan adanya cahaya langsung dan
berteralis.
e) Lantai dibuat dari semen/tegel/keramik/papan (bahan lain) yang
tidak memungkinkan bertumpuknya debu dan kotoran lain. Harus
diberi alas papan (palet)
f) Dinding dibuat licin dan dicat warna cerah.
g) Hindari sudut lantai dan dinding yang tajam.

20
h) Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat.
i) Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda.
j) Tersedia lemari/laci khusus untuk narkotika dan psikotropika yang
selalu terkunci dan terjamin keamanannya.

2. Pengaturan penyimpanan obat


a) Obat di susun secara alfabetis untuk setiap bentuk sediaan.
b) Obat dirotasi dengan sistem FEFO dan FIFO.
c) Obat disimpan pada rak.
d) Obat yang disimpan pada lantai harus di letakan diatas palet.
e) Tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk(ada
identifikasinya).
f) Sediaan obat cairan dipisahkan dari sediaan padatan.
g) Sera, vaksin dan supositoria disimpan dalam lemari pendingin.
h) Lisol dan desinfektan diletakkan terpisah dari obat lainnya.
Untuk menjaga mutu obat perlu diperhatikan kondisi penyimpanan
sebagai berikut :
 Ventilasi harus baik, jendela dibuka.
 Simpan obat ditempat yang kering.
 Wadah harus selalu tertutup rapat, jangan dibiarkan terbuka.
 Bila memungkinkan pasang kipas angin atau AC. Karena makin panas
udara di dalam ruangan maka udara semakin lembab.
 Biarkan pengering (silica gel) tetap dalam wadah tablet dan kapsul.
 Kalau ada atap yang bocor harus segera diperbaiki.
 Jendela-jendela diberi gorden.
 Kaca jendela dicat putih.
 jenis obat harus disimpan di dalam lemari pendingin pada suhu 4 – 8
oC, seperti:
 Vaksin
 Sera dan produk darah
 Antitoksin
 Insulin

21
 Injeksi antibiotika yang sudah dipakai (sisa)
 Injeksi oksitosin
 Injeksi Metil Ergometrin
 Hindari atap gedung dari bahan metal.
 Bersihkan ruangan setiap hari. Lantai disapu dan dipel, dinding dan
rak dibersihkan.

3. Tata Cara Penyusunan Obat


a) Penerapan sistem FEFO dan FIFO
b) Pemindahan harus hati-hati supaya obat tidak pecah/rusak.
c) Golongan antibiotik harus disimpan dalam wadah tertutup rapat,
terhindar dari cahaya matahari, disimpan di tempat kering.
d) Vaksin dan serum harus dalam wadah yang tertutup rapat,
terlindung dari
cahaya dan disimpan dalam lemari pendingin (suhu 4 – 8 oC). Kartu
temperatur yang ada harus selalu diisi setiap pagi dan sore.
e) Obat injeksi disimpan dalam tempat yang terhindar dari cahaya
matahari
langsung.
f) Bentuk dragee (tablet salut) disimpan dalam wadah tertutup rapat
dan
pengambilannya menggunakan sendok.
g) Untuk obat dengan waktu kadaluwarsa yang sudah dekat supaya
diberi tanda khusus, misalnya dengan menuliskan waktu kadaluarsa
pada dus luar dengan mengunakan spidol.
h) Penyimpanan obat dengan kondisi khusus, seperti lemari tertutup
rapat,
lemari pendingin, kotak kedap udara dan lainsebagainya
i) Cairan diletakkan di rak bagian bawah.
j) Kondisi penyimpanan beberapa obat.
 Beri tanda/kode pada wadah obat.
 Beri tanda semua wadah obat dengan jelas.

22
 Apabila ditemukan obat dengan wadah tanpa etiket, jangan
digunakan.
 Apabila obat disimpan di dalam dus besar maka pada dus harus
tercantum

4. Pengamatan mutu
a) Tablet
• Terjadi perubahan warna, bau dan rasa, serta lembab.
• Kerusakan fisik seperti pecah, retak, sumbing, gripis dan rapuh.
• Kaleng atau botol rusak, sehingga dapat mempengaruhi mutu obat.
• Untuk tablet salut, disamping informasi di atas, juga basah dan
lengket satu dengan lainnya.
• Wadah yang rusak.
b) Kapsul
• Cangkangnya terbuka, kosong, rusak atau melekat satu dengan
lainnya.
• Wadah rusak.
• Terjadi perubahan warna baik cangkang ataupun lainnya.
c) Cairan
• Cairan jernih menjadi keruh, timbul endapan.
• Cairan suspensi tidak bisa dikocok.
• Cairan emulsi memisah dan tidak tercampur kembali.
d) Salep
• Konsistensi warna dan bau berubah (tengik).
• Pot/tube rusak atau bocor.
e) Injeksi
• Kebocoran
• Terdapat partikel untuk sediaan injeksi yang seharusnya jernih
sehingga
keruh atau partikel asing dalam serbuk untuk injeksi.
• Wadah rusak atau terjadi perubahan warna.
Laporkan perubahan yang terjadi kepada Instalasi Farmasi

23
Kabupaten/Kota untuk diteliti lebih lanjut.

OUTPUT :
Obat-obat yang disimpan didalam gudang obat Puskesmas terjamin
mutu, dan keamanannya.

UNIT TERKAIT Kepala Puskesmas dan Petugas Gudang Obat puskesmas

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG


PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
24
TAHUN 2012
DISTRIBUSI OBAT PUSKESMAS
IV - 12
PENGERTIAN Distribusi/penyaluran adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan
obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub
unit pelayanankesehatan antara lain :
1. Internal, Sub unit pelayanan kesehatan di dalam gedung
Puskesmas, antara lain: Loket Obat rawat jalan, UGD, VK, Poli-
poli .
2. Eksternal, Sub unit pelayanan kesehatan di luar gedung
puskesmas, antara lain : Puskesmas Pembantu, Puskesmas
Keliling, Posyandu, Polindes, P3K

TUJUAN Memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada
di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, jumlah dan waktu yang
tepat serta mutu terjamin

KEBIJAKAN Obat yang didistribusikan harus berdasarkan permintaan dari tiap-


tiap sub unit pelayanan di Puskesmas dengan menjamin mutu dan
keamanannya

PROSEDUR INPUT:
LPLPO Sub Unit, SBBK gudang Obat Puskesmas, Petugas Gudang
Obat dan Penanggungjawab Sub Unit Pelayanan di Puskesmas.

PROSES :

1. Menentukan frekuensi distribusi.


Dalam hal ini perlu dilakukan:
 Rencana kebutuhan obat untuk 1 tahun sekali
 Evaluasi distribusi obat dalam 1 tahun 2 kali

25
 Rencana permintaan obat ke Instalasi Farmasi Kabupaten 1
bulan 1 kali
 Distribusi obat di unit Puskesmas 1 bulan 1 kali ,dengan evaluasi
bila terjadi kekurangan dari unit dapat di penuhi kembali.

2. Menentukan jumlah dan jenis obat yang diberikan.


Dalam menentukan jumlah obat perlu dipertimbangkan :
a) Pemakaian rata-rata per periode untuk setiap jenis obat.
b) Sisa stok.
c) Pola penyakit.
d) Jumlah kunjungan di masing-masing sub unit pelayanan
kesehatan.

3. Melaksanakan penyerahan obat dan menerima sisa obat dari


sub-sub
unit.
Penyerahan obat dapat dilakukan dengan cara :
a) Puskesmas menyerahkan/mengirimkan obat dan diterima di
sub unit pelayanan.
b) Obat diambil sendiri oleh sub-sub unit pelayanan. Obat
diserahkan bersama-sama dengan formulir LPLPO sub unit
yang ditandatangani oleh penanggung jawab sub unit
pelayanan puskesmas dan kepala puskesmas sebagai
penanggung jawab pemberi obat dan lembar pertama
disimpan sebagai tanda bukti penerimaan obat.

OUTPUT:
Obat terdistribusi merata sesuai dengan kebutuhan di tiap-tiap Sub
unit Pelayanan Puskesmas.

26
UNIT TERKAIT Petugas Gudang Obat dan Penanggungjawab Sub unit pelayanan di
Puskesmas

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG


PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PENGENDALIAN OBAT PUSKESMAS

27
IV - 13
PENGERTIAN Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya
sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan
kesehatan dasar

TUJUAN Agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan
dasar.

KEBIJAKAN Pengendalian obat terdiri dari :


1. Pengendalian persediaan
2. Pengendalian penggunaan
3. Penanganan obat hilang

PROSEDUR INPUT :
Jadwal distribusi Gudang obat Puskesmas, Jadwal distribusi Instalasi Farmasi
kabupaten, Data Penyakit, Jumlah kunjungan , LPLPO, Stok Opname, Kartu Stok
Obat, Resep obat, Lembar Monitoring Indikator Penggunaan Obat.

PROSES:
1. Pengendalian Persediaan
1) Menentukan frekuensi distribusi obat
2) Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di
Puskesmas dan seluruh unit pelayanan. Jumlah stok ini disebut stok kerja.
3) Menentukan :
 Stok optimum adalah jumlah stok obat yang diserahkan kepada unit
pelayanan agar tidak mengalami kekurangan/kekosongan .
 Stok pengaman adalah jumlah stok yang disediakan untuk mencegah
terjadinya sesuatu hal yang tidak terduga, misalnya karena keterlambatan
pengiriman dari Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota.
4) Menentukan waktu tunggu (leadtime), yaitu waktu yang diperlukan dari mulai
pemesanan sampai obat diterima.
5) Untuk menghindari kekosongan obat, maka perlu di perhatikan hal-hal
berikut:

28
 Cantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok
 Laporkan segera kepada Instalasi Farmasi Kabupaten, jika terdapat
pemakaian yang melebihi rencana karena keadaan yang tidak terduga.
 Buat laporan sederhana secara berkala kepada Kepala Puskesmas tentang
pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih mempunyai
persediaan banyak.
6) Melakukan Pemeriksaan besar (Pencacahan/ Stok Opname) diimaksudkan
untuk mengetahui kecocokan antara kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu
jumlah setiap jenis obat .Pemeriksaan ini dapat dilakukan setiap bulan,
triwulan, semester atau setahun sekali. Semakin sering pemeriksaan
dilakukan, semakin kecil kemungkinan terjadi perbedaan antara fisik obat dan
kartu stok.

2. Pengendalian Penggunaan
Tujuan Pengendalian Penggunaan adalah untuk menjaga kualitas pelayanan obat
dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat. Pengendalian penggunaan
meliputi :
 Melakukan evaluasi dengan dokter mengenai penggunaan obat rasional
dengan mengambil sempel resep untuk dilihat apakah jumlah dan jenis
obatnya sesuai dengan kebutuhan.
 Melakukan monev terhadap resep Narkotika dan Psikotropika.
 Menghitung:
 Prosentase penggunaan antibiotik
 Prosentase penggunaan injeksi
 Prosentase rata-rata jumlah R/
 Kesesuaian dengan Pedoman

OUTPUT :
Obat yang tersedia aman,efektif,efisien dan rasional.

UNIT Kepala Puskesmas, Petugas Gudang Obat sebagai Pengelola obat Puskesmas dan
TERKAIT Penanggungjawab sub unit pelayanan serta seluruh petugas pemeriksa pasien.

29
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PENANGANAN OBAT HILANG


IV – 14
PENGERTIAN Penanganan obat hilang adalah suatu kegiatan untuk menginventarisir

30
obat yang hilang dan menindaklanjutinya.

TUJUAN Sebagai bukti pertanggungjawaban Kepala Puskesmas sehingga di


ketahui persediaan obat saat itu.

KEBIJAKAN Kejadian obat hilang dapat terjadi :


 Adanya peristiwa pencurian obat dari tempat penyimpanannya oleh
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
 Apabila jumlah obat dalam tempat penyimpanannya ditemukan
kurang dari catatan sisa stok pada Kartu Stok yang bersangkutan.
Pengujian silang antara jumlah obat dalam tempat penyimpanannya
dengan catatan sisa stok pada Kartu Stok perlu dilakukan secara
berkala, paling tidak 3 (tiga) bulan sekali. Pengujian semacam ini
harus dilakukan oleh Kepala Puskesmas

PROSEDUR INPUT :
Kartu Stok Obat, Daftar Inventaris Obat Hilang, Berita Acara Obat Hilang,
Permohonan obat tambahan bila diperlukan.

PROSES:
1. Menyusun daftar jenis dan jumlah obat hilang, serta melaporkan
kepada Kepala Puskesmas.
2. Menerbitkan Berita Acara Obat Hilang.
3. Kepala Puskesmas menyampaikan laporan kejadian tersebut kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, disertai Berita Acara Obat
Hilang bersangkutan.
4. Petugas pengelola obat selanjutnya mencatat jenis dan jumlah obat
yang hilang tersebut pada masing-masing Kartu Stok.
5. Apabila jumlah obat yang tersisa diperhitungkan tidak lagi mencukupi
kebutuhan pelayanannya, segera dipersiapkan LPLPO untuk
mengajukan tambahan obat, seperti telah dibahas rinci di bagian
depan.
6. Apabila hilangnya obat karena pencurian maka dilaporkan kepada
kepolisian dengan membuat berita acara.

31
OUTPUT :
Kepala Puskesmas mampu mempertanggungjawabkan atas kejadian obat
hilang dan segera melakukan permintaan obat tambahan untuk
mengganti stok obat yang hilang sehingga kebutuhan obat di sub unit
pelayanan tidak terganggu.

UNIT TERKAIT Kepala Puskesmas, Petugas Gudang obat Puskesmas, Kepala Dinas
kesehatan Kab, Instalasi Farmasi Kab & Pihak Kepolisian bila diperlukan.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG


PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PENANGANAN OBAT RUSAK ATAU KADALUARSA


IV - 15
PENGERTIAN Penanganan obat rusak atau kadaluarsa adalah suatu kegiatan
menginventarisir obat rusak atau kadaluarsa dan melaporkan ke bagian
pengelola barang Dinas Kesehatan Kabupaten.

32
TUJUAN Melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat
rusak/kadaluwarsa.
Jika petugas pengelola obat menemukan obat yang tidak laik pakai
(karena rusak/kadaluwarsa).

KEBIJAKAN Petugas Gudang Obat dan Petugas penanggungjawab sub unit pelayanan
harus memeriksa secara berkala terhadap mutu dan keamanan dari obat
yang disimpan di masing-masing tempat penyimpanan obat.

PROSEDUR INPUT :
Daftar Obat rusak dan Kadaluarsa, Kartu stok obat, berita acara obat
rusak

PROSES:
1. Mengidentifikasi obat yang sudah rusak atau kadaluarsa
2. Memisahkan obat rusak atau kadaluarsa dan disimpan pada tempat
terpisah dari penyimpanan obat lainnya
3. Membuat catatan nama, no. batch, jumlah obat dan nilainya serta
tanggal kadaluarsa obat yang rusak dan/atau kadaluarsa
4. Melaporkan dan mengirim obat tersebut, bila obat berasal dari unit
Puskesmas diserahkan kepada pengelola obat dan pengelola Barang
Puskesmas untuk selanjutnya diserahkan ke bagian pengelola barang
Dinas Kesehatan kabupaten.
5. Mendokumentasikan pencatatan tersebut.

OUTPUT :
 Menghindari terjadinya penggunaan obat yang rusak/kadaluarsa .
 Membuat Laporan obat Rusak/Kadaluarsa

UNIT TERKAIT Petugas Gudang Obat Puskesmas , Penanggungjawab sub unit Obat dan
petugas Pengelola Barang di Puskesmas.

33
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PENCATATAN DAN PELAPORAN OBAT


IV - 16
PENGERTIAN Pencatatan dan pelaporan data obat di Puskesmas merupakan
rangkaiankegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara
tertib, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan
digunakan di Puskesmas dan atau unit pelayanan lainnya.

TUJUAN Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah :


1. Bukti bahwa suatu kegiatan telah dilakukan.

34
2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian.
3. Sumber data untuk perencanaan kebutuhan.
4. Sumber data untuk pembuatan laporan.

KEBIJAKAN 1. Bukti bahwa suatu kegiatan telah dilakukan.


2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian.
3. Sumber data untuk perencanaan kebutuhan.
4. Sumber data untuk pembuatan laporan.

PROSEDUR Puskesmas bertanggung jawab atas terlaksananya pencatatan dan


pelaporan obat yang tertib dan lengkap serta tepat waktu untuk
mendukung pelaksanaan seluruh pengelolaan obat.

INPUT :

 Kartu stok obat


 LPLPO
 LPLPO sub unit
 Catatan harian penggunaan obat
 Buku bantu harian penggunaan obat

PROSES:

a. Alur Pelaporan
Data LPLPO merupakan kompilasi dari data LPLPO sub unit.
LPLPO dibuat 2 (dua ) rangkap, diberikan ke Dinkes Kabupaten/Kota
melalui Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota, untuk diisi jumlah yang
diserahkan.
Setelah ditanda tangani oleh kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota, satu
rangkap untuk Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota dan satu rangkap
dikembalikan ke puskesmas.
b. Periode Pelaporan
LPLPO sudah harus diterima oleh Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota
paling lambat tanggal 10 setiap bulannya.

35
c. Laporan lain yang diserahkan oleh pengelola obat setiap bulan:
 Laporan pemakaian Obat Infus
 Laporan pemakaian obat Narkotika & Psikotropika
 Laporan pemakaian obat Paru
 Laporan Nilai Persediaan Obat dan sisa stok obat
 Laporan obat kadaluarsa
 Laporan Monitoring Indikator Peresepan (ISPA Non Pneumoni, Diare
& Myalgia)
 Laporan Pelayanan Informasi Obat ( PIO )

OUTPUT :
Laporan obat tepat data dan tepat waktu.

UNIT TERKAIT Kepala Puskesmas, Petugas Gudang Obat Puskesmas dan Penanggung
jawab sub unit pelayanan di Puskesmas.

36
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PENERIMAAN RESEP
IV - 17
PENGERTIAN Pelayanan resep merupakan suatu proses pelayanan terhadap
permintaan tertulis dokter kepada tenaga kefarmasian untuk
menyediakan dan menyerahkan obat yang diminta untuk pasien sesuai
peraturan perundangan yang berlaku. Pelayanan resep meliputi skrining
resep, penyiapan dan penyerahan obat.

TUJUAN untuk menyediakan dan menyerahkan obat yang diminta untuk pasien
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

KEBIJAKAN Resep obat yang diterima adalah resep obat Puskesmas dengan
kelengkapan data yang menyertainya.

37
PROSEDUR INPUT :
Resep obat dan petugas obat.

PROSES:
1. Menerima resep dan memberi nomor
2. Melakukan skrining resep :
a. Pemeriksaan kelengkapan administratif resep, yaitu : No
pendaftaran, tanggal penulisan resep, nama, umur, berat badan,
jenis kelamin dan alamat atau nomor telepon pasien, status
berobat (umum,gratis,gakin), nama kepala keluarga, diagnosa,
nama obat, jumlah obat, aturan pakai, nama pemeriksa
paraf/tandatangan pemeriksa.
b. Pemeriksaan kesesuaian farmaseutik, yaitu bentuk sediaan, dosis,
potensi, inkompatibilitas, cara dan lama penggunaan obat.
c. Pertimbangan klinik seperti kesesuaian indikasi, alergi, efek
samping, interaksi dan kesesuaian dosis.
3. Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada
dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan
alternatif seperlunya, bila perlu meminta persetujuan setelah
pemberitahuan.

OUTPUT :
Resep obat pasien Puskesmas dapat dilayani di Puskesmas

UNIT TERKAIT Petugas pendaftaran, Petugas Pemeriksa dan Petugas Obat di Puskesmas

38
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PERACIKAN OBAT
IV - 18
PENGERTIAN Peracikan obat adalah suatu rangkaian kegiatan penyiapan , peracikan,
pemberian etiket dan pemeriksaan obat untuk siap diserahkan kepada
pasien
TUJUAN Menyiapkan obat sesuai resep obat Puskesmas.
KEBIJAKAN Melakukan peracikan obat dengan cepat dan tepat.
PROSEDUR INPUT :
Meja racik, lemari penyimpanan obat, lumpang obat, sendok/spatula/sarung
tangan plastik, gelas ukur, corong, gunting, pisau kater, kertas perkamen,
plastik obat, etiket obat, aquadest,nampan/piring obat, lem/selotip, hekter.
PROSES:
1. Membersihkan tempat dan peralatan kerja.
2. Mengambil obat/bahan obat dari wadahnya dengan menggunakan alat
yang sesuai misalnya sendok/spatula/sarung tangan plastik, nama dan
jumlah obat sesuai yang diminta, memeriksa mutu secara organoleptis dan
tanggal kadaluarsa obat.

39
3. Untuk sediaan :
a. Sirup kering
Memberikan sediaan sirup kering harus dalam keadaan sudah dicampur
air matang sesuai dengan takarannya pada saat akan diserahkan kepada
pasien
b. Untuk sediaan obat racikan, langkah – langkah sebagai berikut :
 Menghitung kesesuaian dosis
 Menyiapkan pembungkus dan wadah obat racikan sesuai dengan
kebutuhan
 Menyiapkan dan mengambil obat sesuai kebutuhan
 Tidak mencampur antibiotika dengan obat lain dalam 1 (satu) sediaan
 Menghindari penggunaan alat yang sama untuk mengerjakan sediaan
yang mengandung beta laktam dan non beta laktam
 Menggerus obat yang jumlahnya sedikit terlebih dahulu, lalu
digabungkan dengan obat yang jumlahnya lebih besar, digerus sampai
homogen.
 Membagi obat dengan merata.
 Mengemas racikan obat sesuai dengan permintaan dokter
 Puyer tidak disediakan dalam jumlah besar sekaligus.
4. Menuliskan nama pasien, tanggal, nomor dan aturan pakai pada etiket
yang sesuai dengan permintaan dalam resep dengan jelas dan dapat
dibaca. Etiket putih untuk obat dalam, etiket biru untuk obat luar, dan label
kocok dahulu untuk sediaan emulsi dan suspensi.
5. Memeriksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai permintaan pada resep,
lalu memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai agar terjaga mutunya.

OUTPUT :
Obat tersedia untuk diserahkan kepada pasien sesuai dengan resep.

UNIT TERKAIT Petugas obat

40
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PENYERAHAN OBAT
IV - 19
PENGERTIAN Penyerahan obat adalah kegiatan menyerahkan obat kepada pasien
sesuai dengan resep dokter

TUJUAN Pasien mendapatkan obat sesuai dengan resep dokter dengan informasi
obat yang benar

KEBIJAKAN Memeriksa kembali kesesuaian antara obat yang akan diserahkan


dengan resep obat yang diterima beserta kelengkapan administrasinya
dan memastikan bahwa penerima obat adalah benar sesuai dengan
resepnya.

PROSEDUR INPUT :
Petugas Obat. Pasien/keluarga pasien, Resep obat dan obat yang telah
disiapkan untuk pasien tersebut.

PROSES:
1. Memeriksa kembali kesesuaian antara jenis, jumlah dan cara
penggunaan obat dengan permintaan pada resep.
2. Memanggil dan memastikan nomor urut/nama pasien.
3. Menyerahkan obat disertai pemberian informasi obat.

41
4. Memastikan bahwa pasien telah memahami cara penggunaan obat.
5. Meminta pasien untuk menyimpan obat di tempat yang aman dan
jauh
dari jangkauan anak-anak

OUTPUT :
Pasien menerima obat sesuai dengan resepnya.

UNIT TERKAIT Petugas Obat dan Pasien.

42
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PELAYANAN INFORMASI OBAT


IV - 20
PENGERTIAN Pelayanan informasi obat adalah suatu kegiatan menyediakan dan
memberikan informasi obat kepada pasien ,tenaga kesehatan dan pihak
lain

TUJUAN Untuk menunjang ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional

KEBIJAKAN Informasi yang diberikan harus benar, jelas, mudah dimengerti, akurat,
tidak bias, etis, bijaksana dan terkini dalam upaya penggunaan obat yang
rasional oleh pasien dan tenaga kesehatan.
PROSEDUR INPUT :
Petugas obat dan tenaga kesehatan lainnya yang menyerahkan obat,
Resep Obat, Brosur obat, software Pelayanan Informasi Obat (PIO), Buku
Pustaka kefarmasian.
PROSES:
A. Dalam Pelayanan Resep
Memberi informasi kepada pasien saat penyerahan obat, terdiri dari :
 Waktu penggunaan obat,
 Lama penggunaan obat
 Cara penggunaan obat
 Efek yang akan timbul dari penggunaan obat
 Hal-hal lain yang mungkin timbul, misalnya interaksi obat dengan
obat lain atau makanan tertentu dan kontraindikasi obat tertentu

43
dengan diet rendah kalori, kehamilan dan menyusui.
B. Menerima dan menjawab pertanyaan:
 Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tertulis, langsung atau
tidak langsung dengan jelas dan mudah dimengerti, tidak bias, etis
dan bijaksana melalui penelusuran literatur secara sistematis untuk
memberikan informasi yang dibutuhkan.
 Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat
secara sistematis
C. Menyediakan dan memasang poster, booklet, leaflet yang berisi
informasi
obat pada tempat yang mudah dilihat oleh pasien

OUTPUT :
Pasien dan tenaga kesehatan lainnya mendapatkan informasi obat yang
jelas, akurat dan terkini.

UNIT TERKAIT Petugas Obat,pasien dan Tenaga kesehatan lainnya yang memerlukan
informasi obat.

44
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PEMUSNAHAN RESEP
IV - 21
PENGERTIAN Pemusnahan resep adalah kegiatan memusnahkan resep obat.

TUJUAN Memusnahkan resep obat yang sudah tersimpan selama 3 tahun

KEBIJAKAN Resep yang dimusnahkan telah didokumentasikan sebagai bahan laporan


Puskesmas.

PROSEDUR INPUT :
Resep obat Puskesmas yang sudah tersimpan selama 3 tahun, Petugas
obat, Kepala Puskesmas , saksi , Dinas kesehatan kabupaten dan Balai
POM

PROSES:
1. Memusnahkan resep yang telah tersimpan selama minimal 3 (tiga)
tahun
2. Tata cara pemusnahan:
 Resep narkotika dihitung lembarannya
 Resep lain ditimbang
 Resep dihancurkan, lalu dikubur atau dibakar
3.Membuat berita acara pemusnahan sesuai dengan format terlampir
yang disaksikan oleh 2 (dua) orang dari instansi terkait dan
ditandatangani oleh Kepala Puskesmas
4. Mengirimkan berita acara pemusnahan resep ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/
Kota dengan tembusan Balai POM setempat

45
OUTPUT :
Resep yang tersimpan diatas 3 tahun dimusnahkan dengan Berita Acara
Pemusnahan Resep.

UNIT TERKAIT Kepala Puskesmas, Pengelola Obat, Petugas Obat di sub unit pelayanan
Puskesmas, saksi, Dinas Kesehatan Kab dan Balai POM.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG


PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012
46
PENCATATAN DAN PENYIMPANAN RESEP
IV - 22
PENGERTIAN Pencatatan dan penyimpanan resep adalah suatu kegiatan mencatat dan
menyimpan resep obat puskesmas yang sudah dilayani setiap periode .

TUJUAN Mendokumentasikan resep obat Puskesmas.

KEBIJAKAN Resep obat dicatat dan disimpan dengan baik dan jelas sebagai bukti
pelayanan resep obat di Puskesmas

PROSEDUR INPUT :
Petugas Obat sub unit pelayanan di Puskesmas , Pengelola Obat, Resep
Obat, Buku Harian Penggunaan Obat, Plastik penyimpan Resep harian,
Kantong Plastik besar Penyimpan Resep Bulanan, Karung plastik
penyimpan Resep tahunan.

PROSES:
1. Mencatat jumlah resep harian berdasarkan jenis pelayanan (umum,
gakin/gratis,
asuransi, dsb)
2. Mengelompokkan resep berdasarkan urutan, tanggal, nomor resep dan
kelompok
pembiayaan pasien
3. Mencatat dan mengelompokkan resep narkotik/psikotropik
4. Menyimpan resep pada tempat yang ditentukan secara berurutan
berdasarkan
tanggal agar memudahkan dalam penelusuran kembali.

OUTPUT :
Resep obat Puskesmas terdokumentasi dengan baik dan benar.

47
UNIT TERKAIT Petugas Obat sub unit pelayanan di Puskesmas dan Pengelola Obat
Puskesmas.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG


PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

48
PENYIMPANAN OBAT SECARA UMUM
IV - 23
PENGERTIAN Penyimpanan obat adalah kegiatan menyimpan obat dengan baik dan
benar

TUJUAN Menghindari kesalahan penggunaan obat dan kerusakan obat

KEBIJAKAN Obat yang disimpan oleh pasien atau setiap individu

PROSEDUR INPUT :
Lemari khusus penyimpanan obat, Kotak /Wadah obat, lemari es,
kantong plastik obat.

PROSES:
Penyimpanan Obat secara Umum adalah :
a. Ikuti petunjuk penyimpanan pada label/ kemasan
b. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
c. Simpan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari langsung.
d. Jangan menyimpan obat di tempat panas atau lembab.
e. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar
tidak
beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat.
f. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.
g. Jangan meninggalkan obat di dalam mobil untuk jangka waktu lama.
h. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

OUTPUT :
Obat tersimpan dengan benar sehingga terjamin keamanan ,khasiat
dan mutunya.

UNIT TERKAIT Setiap individu

49
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

50
PENGAJUAN PERMINTAAN OBAT TAMBAHAN
IV - 24
PENGERTIAN Pengajuan permintaan obat tambahan adalah kegiatan pengajuan
permintaan obat tambahan karena terjadi kekurangan atau
kekosongan obat diluar jadwal rutin pengambilan obat.

TUJUAN Memenuhi ketersediaan obat

KEBIJAKAN Segera membuat pengajuan permintaan ketika jumlah obat


diperkirakan mendekati kekosongan,sehingga tidak mengganggu
pelayanan.

PROSEDUR INPUT :
Pengelola obat

PROSES:
a) Menginventarisir obat yang kurang atau kosong
b) Menentukan jenis dan jumlah obat yang akan di ajukan
permintaan
c) Menyerahkan surat permohonan permintaan obat tambahan
yang sudah disahkan oleh kepala puskesmas kepada dinas
kabupaten (seksi POM) kemudian diserahkan kepada Instalasi
farmasi kabupaten

OUTPUT :
Memenuhi ketersediaan obat

UNIT TERKAIT Kepala Puskesmas, Pengelola Obat, Dinkes Kabupaten, Instalasi


Farmasi Kabupaten.

51
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PENGAJUAN PERMINTAAN OBAT PROGRAM


IV - 25
PENGERTIAN Pengajuan permintaan obat Program adalah kegiatan pengajuan
permintaan obat program sesuai sasaran.

TUJUAN Memenuhi ketersediaan obat program

KEBIJAKAN Jumlah obat yang diminta sesuai kebutuhan / sasaran

PROSEDUR INPUT :
Penanggungjawab program dan atau pengelola obat

PROSES:
a) Menginventarisir obat program
b) Menentukan jenis dan jumlah obat yang akan di ajukan permintaan
sesuai sasaran
c) Menyerahkan surat permohonan permintaan obat program yang
sudah disahkan oleh kepala puskesmas kepada dinas kabupaten
(Kasie sesuai program) kemudian diserahkan kepada Instalasi farmasi
kabupaten

52
d) Menyerahkan SBBK obat kepada pengelola obat bila obat diambil
oleh penanggungjawab program.

OUTPUT :
Ketersediaan obat program terpenuhi

UNIT TERKAIT Kepala Puskesmas, Pemegang program, Pengelola Obat, Dinkes Kab,
Instalasi Farmasi Kabupaten

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG


PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PENANGANAN KESALAHAN DALAM PEMBERIAN OBAT PASIEN


IV - 26
PENGERTIAN Penanganan kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien adalah
kegiatan menindaklanjuti dari kesalahan pemberian obat baik akibat dari
kesalahan petugas obat maupun kesalahan dari penulis resep obat.

53
TUJUAN Menarik obat yang salah , mengatasi efek dari obat yang salah dan
mengganti obat yang salah dengan obat yang benar

KEBIJAKAN

PROSEDUR INPUT :
Petugas obat dan dokter yang memeriksa

PROSES:
1. Mengidentifikasikan kesalahan yang terjadi
2. Mencari identitas lengkap pasien yang mendapatkan kesalahan obat
dari register pasien
3. Memvalidasi resep dan mengintervensi dari kesalahan yang terjadi
dengan petugas pemeriksa, dokter dan petugas obat
4. Menghubungi pasien yang mendapat obat salah kemudian
menjelaskan mengenai kekeliruan yang terjadi tanpa membuat
kepanikan pada pasien.
5. Bila obat yang salah belum diminum, maka petugas menyarankan
untuk menukar obat yang sudah diberikan dengan obat yang sesuai
dengan resep pasien tersebut
6. Bila obat yang salah sudah diminum, maka pasien tersebut harus
dikonsultasikan lagi kepada dokter apakah perlu anti dotum atau
tidak, kemudian menarik obat yang salah dan menggantinya dengan
obat yang sesuai dengan resep pasien tersebut
7. Pasien diedukasi atas kesalahan obat yang terjadi, dan bila terjadi
efek samping obat segera lapor dan datang ke Puskesmas.

OUTPUT :
Pasien terhindar dan tertangani dari efek samping obat yang salah.

UNIT TERKAIT Petugas obat dan Petugas pemeriksa .

54
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PELAYANAN UNIT GAWAT DARURAT ( UGD )


IV - 27
Pengertian 1. PASIEN GAWAT DARURAT.
Adalah pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat
darurat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawa atau
anggota badannya (akan menjadi cacat bila tidak mendapat
pertolongan secepatnya).
2. PASIEN GAWAT TIDAK DARURAT.

55
Adalah pasien yang berada dalam keadaan gawat tapi tidak
memerlukan tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut.
3. PASIEN DARURAT TAPI TIDAK GAWAT.
Adalah pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba tetapi
tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya luka
sayat.
4. PASIEN TIDAK GAWAT TIDAK DARURAT
Misalnya Ulcus Tropicum, TBC kulit.

Tujuan 1. Tercipta kinerja yang efektif, efisien dan cepat dalam


pelayanan pasien UGD.
2. Memberikan pelayanan terbaik dan optimal kepada pasien
UGD.

Kebijakan 1. Pasien gawat darurat harus segera ditangani langsung oleh


dokter jaga UGD / Perawat Jaga UGD. Apabila Dokter tidak
di tempat konsul via telepon.
2. Pencatatan dan pelaporan terpisah pada kasus pasien
gawat darurat karena kecelakaan.
3. Pasien Unit Gawat Darurat dapat di rujuk ke Rumah Sakit
apabila:
a. Kasus tidak dapat ditangani di Puskesmas
b. Keterbatasan fasilitas
c. Tingkat keparahan penyakit/kesakitan
d. Permintaan sendiri atau keluarga pasien
e. Ruang Rawat Inap tidak tersedia/penuh
4. Petugas UGD adalah petugas yang berkompeten

Prosedur 1. Pasien datang ke UGD


2. Perawat langsung melakukan pemeriksaan
3. Dokter Puskesmas paling lambat dalam 10 menit
kemudian harus segera menangani pasien dimulai
dengan melakukan triase dan Standar Penanganan Gawat
Darurat ( ABCD )
4. Bila pasien tidak sadar, maka anamnesa dilakukan secara
alloanamnesa
5. Keluarga pasien mendaftarkan pasien ke bagian pendaftaran

56
6. Mencatat identitas pasien di formulir rekam medik di UGD
7. Putuskan oleh Dokter apakah pasien dapat ditangani di
Puskesmas atau dirujuk

8. Lakukan tindakan pra rujukan sesegera mungkin apabila


langsung ditemukan kasus yang membutuhkan pertolongan
rujukan untuk stabilisasi pasien
9. Untuk pasien yang dapat ditangani di Puskesmas dilakukan
observasi serial setiap 10 menit sampai pasien stabil dan dapat
dipindahkan ke ruang perawatan

Unit Terkait 1. Pendaftaran


2. Rawat Inap
3. Apotik
4. Laboratorium

57
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PENANGGULANGAN BENCANA
IV - 28
PENGERTIAN Suatu kejadian yang datang tiba-tiba atau mendadak diluar dugaan

TUJUAN Mencegah hal- hal yang terjadi setelah bencana agar dapat ditangani
secepat mungkin

KEBIJAKAN Membentuk Tim Siaga Bencana (Posko Bencana)

PROSEDUR INPUT :
Obat dan Tenaga

PROSES:
- Identifikasi Jenis Bencana

58
- Koordinasi dengan tim siaga bencana Puskesmas
- Tindak lanjut penatalaksanaan bencana sesuai bencana
OUTPUT :
Bencana tertanggulangi dengan baik

UNIT TERKAIT Dinkes Kabupaten

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG


PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PELAKSANAAN KELAS IBU


IV - 29

59
PENGERTIAN Suatu kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan ibu dan anak yang melibatkan bidan,
kader, dan masyarakat.

TUJUAN Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang KIBBLA

KEBIJAKAN Peraturan Desa tentang KIBBLA

PROSEDUR INPUT :
Alat Peraga Promkes, Bidan, Kader, Ibu Hamil, Buteki (Ibu Meneteki),
dan Ibu Nifas

PROSES:
- Mempersiapkan alat, waktu, dan Tempat.
- Mempersiapkan materi yang akan disampaikan oleh bidan
dan fasilitator kelas Ibu
- Melaksanakan kelas ibu
- Membuat kesepakatan bersama sasaran kelas ibu mengenai
waktu dan tempat untuk kegiatan kelas ibu selanjutnya
- Membuat pencatatan dan pelaporan

OUTPUT :
Pengetahuan masyarakat tentang KIBBLA meningkat

UNIT TERKAIT

60
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

DESA SIAGA AKTIF


IV - 30
PENGERTIAN Adalah desa yang memiliki upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM) yang melaksanakan upaya surveilance berbasis masyarakat
(pemantauan penyakit, Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi, Lingkungan, dan
Perilaku), Penanggulangan Bencana dan Kegawatdaruratan kesehatan,
serta penyehatan lingkungan

TUJUAN 1 Mengembangkan UKBM yang dapat melaksanakan surveilance


berbasis masyarakat (pemantauan penyakit, Kesehatan Ibu dan Anak,
Gizi, Lingkunga, dan Perilaku), Penanggulangan Bencana dan
Kegawatdaruratan kesehatan, serta penyehatan lingkungan
2 Meningkatkan ketersediaan sumber daya manusia, dana, maupun
sumber daya lain, yang berasal dari pemerintah, masyarakat, dan
swasta/dunia usaha, untuk pengembangan desa siaga aktif.

KEBIJAKAN Pengembangan Desa Siaga Aktif dilaksanakan mengacu kepada SK Bupati


Serang Nomor. 441/Kep.68-Org/2011 tentang Pembentukan Kelompok
Kerja Operasional (POKJANAL) Desa Siaga Aktif Kabupaten Serang Tahun
2011

PROSEDUR INPUT :
Masyarakat, Bidan Desa, Aparat Desa

61
PROSES:
- Pengenalan Kondisi Desa
- Identifikasi masalah kesehatan dan PHBS
- Musyawarah Desa
- Perencanaan parsitipatif
- Pelaksanaan Kegiatan
-
OUTPUT :
Keberadaan UKBM yang dapat melaksanakan surveilance berbasis
masyarakat (pemantauan penyakit, Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi,
Lingkunga, dan Perilaku), Penanggulangan Bencana dan
Kegawatdaruratan kesehatan, serta penyehatan lingkungan

UNIT TERKAIT Seluruh Perangkat/ Aparat Desa, Masyarakat, Bidan desa, Puskesmas,
Petugas Promkes, Sektor Swasta

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG


PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

P4K
IV - 31
Pengertian Merupakan suatu kegiatan yang di fasilitasi oleh bidan di desa
dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan
masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil.

62
Tujuan Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga
dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan
bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat.
Kebijakan

Prosedur INPUT
Persiapan alat
1. Buku KIA
2. Stiker P4K
3. Alat tulis

PROSES
Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang perencanaan persalinan
meliputi:
- Taksiran persalinan
- Penolong persalinan
- Tempat persalinan
- Pendamping ibu saat bersalin
- Calon pendonor darah
- Transportasi yang akan digunakan untuk mengantar ibu ke
fasilitas kesehatan.

OUTPUT
1. Semua ibu hamil terdata dan rumahnya tertempel stiker
P4K.
2. Bidan memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan
standar.
3. Ibu hamil dan keluarganya mempunyai rencana persalinan
termasuk KB yang dibuat bersama dengan penolong
persalinan.
4. Bidan menolong persalinan sesuai standar.
5. Bidan memberikan pelayanan nifas sesuai standar.

63
6. Keluarga menyiapkan biaya persalinan / persyaratan
jampersal/jamkesmas, kebersihan dan kesehatan
lingkungan (social budaya)
7. Adanya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun
nonformal.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG


PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PEMBUATAN RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN DENGAN SKTM


IV - 32
PENGERTIAN Adalah Bagi Pasien keluarga miskin yang tidak memiliki Jamkesmas
atau Jamkesda dapat berobat di Puskesmas, atau RSUD, atau
pelayanan tingkat Rujukan, tanpa di pungut bayaran dan jaringannya
dengan mengunakan sistem SKTM dengan membawa persyaratan
yang lengkap.

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR INPUT :
Pasien Tidak Mampu yang tidak memiliki jamkesmas/jamkesda dan
jaminan kesehatan lainnya

PROSES:

Tingkat Puskesmas:
1. KTP
2. KK

64
3. SKTM ditandatangani Kepala Desa atau Carik yang berlaku
selama satu bulan

Tingkat RSUD Serang:


Jika Pasien tersebut tidak dapat ditangani di Puskesmas maka pasien
dapat dirujuk ke RSUD Serang dengan membawa persayaratan
sebagai berikut:
1. KTP
2. KK
3. SKTM ditandatangani Kepala Desa atau Carik, dan Camat atau
Sekmat yang berlaku selama Tiga bulan
4. Rujukan dari Dokter Puskesmas atau Paramedis yang
didelegasikan oleh dokter Puskesmas

Rujukan Tingkat Lanjutan


Jika Pasien tersebut tidak dapat ditangani di RSUD Serang maka
pasien dapat dirujuk kePelayanan Rujukan Tingkat Lanjutan dengan
membawa persayaratan sebagai berikut:
1. KTP
2. KK
3. SKTM ditandatangani Kepala Desa atau Carik, dan Camat atau
Sekmat yang berlaku selama Tiga bulan

4. Rujukan dari Dokter Puskesmas atau Paramedis yang


didelegasikan oleh dokter Puskesmas
5. Rujukan dari RSUD Serang ke RS Rujukan Tingkat Lanjutan
yaitu RSCM, RS Jiwa Grogol, RS Jiwa Bogor, RS Kusta Sitanala,
dll
6. Bila 5 syarat lengkap maka surat rekomendasi dapat
diselesaikan dalam waktu 30 menit bila kepala dinas atau
sekretaris ada di kantor

65
OUTPUT :

66
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

JAMKESMAS/JAMPERSAL
IV – 33
PENGERTIAN Biaya jasa pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin dan
tidak mampu yang dijamin oleh pemerintah

TUJUAN 1. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan sehingga


tercapai derajat kesehatan yang optimal secara efektif dan efisien
bagi seluruh peserta jamkesmas
2. Memberikan kemudahan dan akses pelayanan kesehatan pada
masyarakat tidak mampu
3. Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar
4. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan
akuntabel
KEBIJAKAN 1. Terpenuhinya jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin
2. Membantu kelancaran kegiatan puskesmas
3. Meningkatkan cakupan dan pelayanan puskesmas

PROSEDUR INPUT
I. Juknis APBN dan APBD Jamkesmas/Jampersal
II. Panduan SPJ APBN dan APBD Jamkesmas/Jampersal
III. SPJ APBN dan APBD Jamkesmas/Jampersal sesuai dengan POA
1. Jasa Pelayanan Kesehatan
Jasa pemeriksa R.Jalan dan R.Inap
Jasa tindakan (KIA,KB,UGD,Gigi,Laboratorium)
Jasa Persalinan (ANC,INC,PNC,Pra Rujukan)
2. Jasa Rujukan/BBM
Transport Rujukan dari Desa ke Puskesmas
Transport Rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit

67
IV. Surat Rekomendasi
V. Surat Keterangan Tim Validasi
VI. Surat Setoran Pajak
VII. Kartu Kendali

PROSES
I . PENGAJUAN DANA APBN
1. Merekap jumlah kunjungan pasien peserta Jamkesmas
R.Jalan,R.Inap,Tindakan (KIA,UGD,Gigi,Laboratorium),Persalinan
(ANC, INC, PNC, Pra Rujukan) pada minggu ke 4 setiap bulannya
2. Laporan pasien di serahkan ke Ka.TU dan Ka.PKM untuk di acc
sesuai format A1 dan POA
3. Pengajuan Format A1 dan POA sesuai kebutuhan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Serang untuk di Acc Tim Validasi Dinas
Kabupaten Serang
4. Pembuatan SPJ APBN diajukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Serang dan di Acc Tim Validasi Dinas Kabupaten Serang

5. Revisi diperlukan atas dasar hasil konsultasi


6. Acc Tim Validasi
7. Pencairan Dana,kemudian disetorkan kembali ke Kabupaten
8. Bukti pelaporan di Dinas Kesehatan Kabupaten Serang adalah SPJ
asli dan Bukti pelaporan di Puskesmas Fotocopynya,Pembukuan
APBN dan SPJ APBN

II. PENGAJUAN DANA APBD


1. Setelah dana APBN dan SPJ selesai,lapor ke Ka.TU dan
Ka.PKM untuk Acc A1 APBD
2. Pengajuan A1 APBD ke Dinas Kesehatan Kabupaten Serang
untuk di Acc Tim Validasi Dinas Kesehatan Kabupaten Serang
3. Pembuatan SPJ APBD dan konsultasikan ke Tim Validasi Dinas
Kesehatan Kabupaten Serang untuk di Acc
4. Revisi dilakukan atas dasar hasil konsultasi
5. Acc SPJ APBD oleh Tim Validasi Dinas Kesehatan Kabupaten
Serang
6. Pencairan Dana APBD dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Serang diterima oleh Bendahara Jamkesmas dan
Ka.Puskesmas
7. Pajak dibayar sesuai jumlahnya
8. Bukti pelaporan Spj dan pembukuan APBD

68
9. Pemeriksaan dan pengawasan Administrasi keuangan
Puskesmas oleh Ka.TU dan Ka.PKM

OUTPUT
1. Tercapainya Pelayanan kesehatan optimal bagi masyarakat
miskin dan tidak mampu
2. Kegiatan dan pelayanan puskesmas lancar
3. Cakupan pelayanan puskesmas meningkat

UNIT TERKAIT 1. Bendahara Jamkesmas/Jampersal


2. Ka TU
3. Ka Puskesmas
4. Dinas Kesehatan Kab. Serang

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG


PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PROTAP UMUM

69
IV-34
- Penderita dari Poliklinik Rawat Jalan, Rujukan dari Dokter Praktek, Bidan, Perawat,
Poliklinik Perusahaan atau datang sendiri dengan indikasi Rawat Inap, diterima di Ruang
Unit Gawat Darurat oleh Petugas Jaga.

- Petugas Jaga mencatat identitas Penderita di Buku Register dan Kartu Status Rawat Inap,
masukkan dalam berkas rawat Inap.

- Periksa Tanda Vital ( Tensi, Suhu, Nadi, Respirasi dan Status Gizi ) dan catat di Buku Vital
Sign

- Melakukan hal-hal sebagai berikut:

 Bila ada perintah tertulis: Lakukan sesuai perintah / tindakan


 Bila belum ada perintah: Konsultasi Dokter
 Bila tidak ada Dokter: berikan pertolongan pertama sesuai keadaan penderita pada
saat itu, misalnya pasang Infus, perawatan luka, pasang kateter, dan lain-lain.
- Setelah diberikan terapi / tindakan, pindahkan penderita ke bangsal perawatan.

- Awasi keadaan umum penderita secara berkala, termasuk pengamatan Vital Sign. Tulis
dan buat grafiknya setiap 6 – 8 jam di kartu rawat inap.

- Melaksanakan petunjuk / perintah pengobatan selanjutnya dari Dokter

- Pemberian obat oral diatur sebagai berikut:

 Pagi: Jam 07.00-14.00 wib oleh Petugas Jaga Pagi

 Siang: Jam 14.00-21.00 wib oleh Petugas Jaga Siang

 Sore: Jam 21.00-07.00 wib oleh Petugas Jaga malam

- Rawat Inap tidak melayani penderita rawat jalan apabila ada penderita yang minta
pelayanan rawat jalan di ruang rawat inap pada jam kerja, agar dianjurkan ke rawat jalan
Puskesmas dan bila di luar jam kerja dianjurkan berobat ke UGD.

- Rawat Inap Puskesmas memberi makan pasien sesuai jadwal makan sesuai advis
dokter/ahli gizi.

70
- Apabila kondisi Pasien menurun atau ada perubahan mendadak, segera konsultasi ke
Dokter

- Jika terjadi Anafilaksis shock, tangani sesuai Protap Anafilaksis, kemudian baru konsultasi

- Petugas jaga dilarang memberikan tindakan / terapi tanpa ijin Dokter.

- Setiap melakukan tindakan / terapi / konsultasi, ditulis dalam Kartu Status dan Buku
Laporan Rawat Jaga

- Setiap penggantian Petugas Jaga, lakukan serah terima, meliputi: lapporan Pasien, obat
dan peralatan. Petugas tidak boleh meninggalkan ruangan sebelum penggantinya dating

- Penggunaan obat oral, topical, injeksi, infus dicatat di Buku Stok

- Pasien yang perlu pemeriksaan Laboratorium disiapkan oleh Petugas

- Petugas Jaga mengikuti visite yang dilakukan oleh Dokter

- Rujukan ke Rumah Sakit didampingi Paramedis.

- Permintaan pulang Pasien harus konsultasi Dokter.

- Konsultasi Pasien harus melalui Petugas Jaga.

- Pasien yang tidak dapat ditangani di Puskesmas atau memerlukan tindakan lebih lanjut
atau tindakan operatif, dirujuk ke Rumah Sakit Rujukan, disertai Rujukan dan tindakan
sementara yang sudah dilakukan. Penggunaan mobil Ambulance dikenai tarif sesuai Perda
yang berlaku.
- Setiap pembayaran diberikan tanda terima, dan dibuat 3 (tiga) rangkap, 1 lembar untuk
Penderita, 1 lembar untuk arsip Rawat inap dan 1 lembar untuk Bendaharawan Rawat
Inap.

- Petugas senantiasa menjaga kebersihan dan kerapihan, serta memberikan anjuran kepada
Pasien dan keluarganya agar ikut menjaga kebersihan

- Petugas kesehatan tidak diperkenankan memungut tambahan biaya di luar ketentuan.

71
- Petugas kesehatan tidak diperkenankan menerima sesuatu dan melakukan deal-deal
dengan pihak manapun yang berujung pada pembengkakan biaya oleh penderita.

- Dokter harus mengobati pasien sesuai dengan protap terapi yang ada. Dalam
menentukan jenis obat harus mempertimbangkan daya jangkau penderita tanpa
mengurangi kualitas obat.

- Semua komponen pelayanan Puskesmas hendaknya bersikap ramah dengan pasien dan
keluarganya, memberikan support serta mendidik pasien berkenaan dengan penyakitnya

- Setiap Pasien, masuk melalui Unit Gawat Darurat untuk mendapatkan Pelayanan Medis
sebelum ke Ruang Perawatan

- Petugas UGD melaksanakan Pelayanan Medis sesuai Instruksi Medis Dokter atau Prosedur
Tetap Rawat Inap Puskesmas Palaran

- Petugas UGD membuat Registrasi dan mencatat di Lembar Status Penderita

- Petugas UGD mengantar Penderita ke Ruang Perawatan sesuai Kriteria

- Petugas UGD melakukan serah terima dengan Petugas Perawatan

- Penderita diperkenankan pulang setelah membayar biaya perawatan

- Setiap Penderita diberikan Kwitansi dan Catatan Medis pasca perawatan

- Apabila Penderita perlu dirujuk, maka Pasien dirujuk setelah mendapatkan tindakan
stabilisasi

- Apabila Penderita meninggal dunia, maka keluarganya diperkenankan membawa jenazah


setelah 2 jam dan membayar biaya perawatan

- Penggunaan obat oral, topical, injeksi, infus dicatat di Buku Stok

- Pasien yang perlu pemeriksaan Laboratorium disiapkan oleh Petugas

- Petugas Jaga mengikuti visite yang dilakukan oleh Dokter

- Rujukan ke Rumah Sakit didampingi Paramedis.

- Permintaan pulang Pasien harus konsultasi Dokter.

72
- Konsultasi Pasien harus melalui Petugas Jaga.

- Pasien yang tidak dapat ditangani di Puskesmas atau memerlukan tindakan lebih lanjut
atau tindakan operatif, dirujuk ke Rumah Sakit Rujukan, disertai Rujukan dan tindakan
sementara yang sudah dilakukan. Penggunaan mobil Ambulance dikenai tarif sesuai
Perda yang berlaku.

- Setiap pembayaran diberikan tanda terima, dan dibuat 3 (tiga) rangkap, 1 lembar untuk
Penderita, 1 lembar untuk arsip Rawat inap dan 1 lembar untuk Bendaharawan Rawat
Inap.

- Petugas senantiasa menjaga kebersihan dan kerapihan, serta memberikan anjuran


kepada Pasien dan keluarganya agar ikut menjaga kebersihan

- Petugas kesehatan tidak diperkenankan memungut tambahan biaya di luar ketentuan.

- Petugas kesehatan tidak diperkenankan menerima sesuatu dan melakukan deal-deal


dengan pihak manapun yang berujung pada pembengkakan biaya oleh penderita.

- Dokter harus mengobati pasien sesuai dengan protap terapi yang ada. Dalam
menentukan jenis obat harus mempertimbangkan daya jangkau penderita tanpa
mengurangi kualitas obat.

- Semua komponen pelayanan Puskesmas hendaknya bersikap ramah dengan pasien dan
keluarganya, memberikan support serta mendidik pasien berkenaan dengan penyakitnya

- Setiap Pasien, masuk melalui Unit Gawat Darurat untuk mendapatkan Pelayanan Medis
sebelum ke Ruang Perawatan

- Petugas UGD melaksanakan Pelayanan Medis sesuai Instruksi Medis Dokter atau
Prosedur Tetap Rawat Inap Puskesmas Palaran
- Petugas UGD membuat Registrasi dan mencatat di Lembar Status Penderita

- Petugas UGD mengantar Penderita ke Ruang Perawatan sesuai Kriteria

- Petugas UGD melakukan serah terima dengan Petugas Perawatan

73
- Penderita diperkenankan pulang setelah membayar biaya perawatan

- Setiap Penderita diberikan Kwitansi dan Catatan Medis pasca perawatan

- Apabila Penderita perlu dirujuk, maka Pasien dirujuk setelah mendapatkan tindakan
stabilisasi

- Apabila Penderita meninggal dunia, maka keluarganya diperkenankan membawa jenazah


setelah 2 jam dan membayar biaya perawatan

74
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH


IV - 35
Pengertian Suatu proses pengelolaan semua barang milik daerah dengan baik dan benar’
Tujuan Sebagai acuan dalam rangka melaksanakan tertib administratip pengelolaan
barang milik daerah.
Kebijakan Semua barang milik daerah yang masuk dan keluar terinventarisir dengan
benar.

75
Prosedur 1. Kapus memberitahukan ke semua pengelola program pelayanan dan
pustu di lokbul Untuk mengiventarisir barang yang dibuthkan.
2. Pengelola barang membuat pengajuan barang ke Dinas Kesehatan
pengajuan oleh ke semua pengelola program pelayanan dan pustu
yang disetujui oleh Kapus.
3. Pengelola barang menerima SBBK dari Dinas Kesehatan, barang ada
dicek disesuaikan dengan SBBK yang diterima.
4. Pengelola barang memasukan data barang ke SIMDA paling lambat 24
jam setelah penerimaan barang.
5. Pengelola barang melaporkan SIMDA Update dengan penerimaan
barang terakhir dari Dinas Kesehatan ke Kapus untuk ditandatangani.
6. Kapus memberitahukan adanya barang dari Dinkes ke semua
pengelola program pelayanan dan pustu di lokbul.
7. semua pengelola program pelayanan dan pustu mengajukan barang
yang dibuthkn ke pengelola barang setelah disetujui Kapus.
8. Kapus mengintruksikan ke pengelola barang untuk membuat
rekomendasi berita acara pengeluaran barang sesuai dengan
pengajuan oleh semua pengelola program pelayanan dan pustu.
9. Pengecekan barang ke semua pengelola program pelayanan dan pustu
oleh Tim Puskesmas yang sudan di SK kan .
10. Jika ada barang dari semua pengelola program pelayanan dan pustu
yang kondisinya rusak ( Tidak layak pakai ) setelah dilakukan
pengecekan oleh Tim Puskesmas, maka diajukan ke Dinkes untuk di
musnahkan.
11. Setelah adanya tanggapan dari Dinkes tentang penghapusan barang
maka Tim Puskesmas menghapus dan memusnahkan barang teraebut
baik secara fisik atau secara admistratif.
Unit terkait KTU, Pengelola program. Pustu. Polindes, Poskesdes, Posyandu
Dokumentasi SIMDA, KIR
terkait

76
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

PEMELIHARAAN ALAT – ALAT KESEHATAN


IV - 36
Pengertian Melaksanakan pemeliharaan alat-alat kesehatan dengan cara
membersihkan, mendesinfektan, menyeterilkan dan menyimpannya.

Tujuan Sebagai acuan untuk pemeliharaan alat alat kesehatan

Kebijakan Perawat/Bidan yang sedang bertugas.

Prosedur Pemeliharaan Peralatan dari Logam


1. Membersihkan alat dengan desinfektan :
a. Peralatan :
- Alat kotor
- Larutan desinfektan, gelas pengukur
- Bak/ember tempat merendam
- Air mengalir
b. Prosedur :
- Memakai sarung tangan
- Membersihkan alat dari kotoran yang melekat di bawah air kran
mengalir
- Dikeringkan (setelah kering dimasukan ke sterilisator)
2. Menyeterilkan dan Penyimpanan Alat Logam
a. Peralatan :
- Alat-alat logam
- Sterilisator
- Panas kering
- Kain pembungkus bila perlu

77
a. Prosedur :
- Memakai panas kering (sterilisator)
- Menyusun alat-alat ke dalam bak instrumen dalam keadaan bersih
/kering
- Membungkus bak instrumen berisi alat dengan kain
- Memasukkan alat ke dalam autoclave (sentral) selama 30 menit
untuk yang
dibungkus, 20 menit untuk yang tidak dibungkus.
- Mengangkat alat dari sterilisator dan menyimpan dalam tempatnya

Pemeliharaan Tensi Meter


- Mengunci air raksa setelah pemakaian alat.
- Menggulung kain beserta manset dan disusun / dimasukkan ke dalam bak
tensimeter.
- Menutup tensimeter dan menyimpan pada tempatnya.
- Kain manset dicuci bila kotor atau satu kali seminggu.
- Perhatikan kaca pengukur harus tetap dalam keadaan bersih dan mudah
dibaca

Membersihkan Dan Mendesinfeksi Serta Menyimpan Pispot


a. Peralatan
- Sarung tangan rumah tangga
- Celemek
- Masker
- Pispot + urinal kotor.
- Larutan desinfektan (bayclin)
- Bak septik tank
- Tempat sampah.
- Bak/ ember tempat merendam.
- Lap bersih dan kering.

78
- Sikat bertangkai
- Korentang
b. Prosedur
- Memakai sarung tangan rumah tangga
- Memakai celemek dan masker
- Membawa pispot yang kotor ke dalam .
- Membuang tissue bekas pakai ke tempat sampah,dengan
memakai korentang
- Membuang kotoran ke bak septik tank, kemudian mengalirkan air
kran supaya kotoran masuk tangki septik tank. Membilas alat dari
kotoran yang masuk, melekat dengan mempergunakan sikat
bertangkai
- larutan desinfektan sampai semua permukaan pispot terendam.
- Membersihkan pispot dengan cara menyikat memakai air
sabun/detergen.
- Membilas pispot di bawah air mengalir
- Merendam pispot di bak /ember tempat perendam yang berisi
bayclin
- Mengeringkan pot dengan kain lap.
- Menyimpan pot pada tempatnya.

Membersihkan Dan Mendesinfeksi Serta Menyimpan Urinal


a. Peralatan
- Urinal yang kotor.
- Sarung tangan
- Larutan desinfektan
- Bak septik tank.
- Bak/ ember perendam
- Lap bersih dan kering
- Sikat
- APD
b. Prosedur

79
- Memakai APD
- Membawa urinal ke kamar spoel hoek.
- Membuang urinal ke bak septik tank.
- Membilas urinal dengan air.
- Merendam urinal dalam bak/ ember yang berisi larutan desinfektan
sampai semua permukaan urinal terendam (konsentrasi sama dengan
perendaman pispot)
- Memberihkan dengan cara menyikat memakai sabun/detergen
- Membilas urinal dibawah air mengalir
- Mengeringkan urinal dan menggantungkannya ditempatnya
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap dan UGD
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

BIAYA OPERASIONAL PUSKESMAS ( BOP )


IV – 37
PENGERTIAN Biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas

TUJUAN Membantu pembiayaan kegiatan operasional pelayanan kesehatan


dan pemeliharaan puskesmas

KEBIJAKAN 1. Terpenuhinya biaya operasional dan pelayanan di puskesmas


2. Membantu kelancaran kegiatan puskesmas
3. Meningkatkan cakupan dan pelayanan puskesmas

PROSEDUR INPUT
I. Juknis BOP
II. Panduan SPJ BOP
III. SPJ BOP sesuai koring:
1) Belanja Alat Tulis Kantor
2) Belanja Alat listrik dan elektronik
3) Belanja Perangko ,Materai dan benda pos lainya
4) Belanja alat kebersihan dan bahan pembersih
5) Belanja suku cadang peralatan kantor/Repaking obat

80
6) Belanja suku cadang computer
7) Belanja bahan baku bangunan
8) Belanja bahan laboratorium/Reagent
9) Belanja alat habis pakai Rumah Sakit/ BHP
Belanja alat habis pakai Rumah sakit/ Oxygen
10) Belanja telepon
11) Belanja Air
12) Belanja Listrik
13) Belanja personal Komputer
14) Belanja jasa pelayanan kesehatan
Belanja jasa pelayanan kesehatan /piket jaga tenaga medis
15) Belanja jasa servis
16) Belanja penggantian suku cadang
17) Belanja Bahan bakar minyak /Gas dan pelumas
18) Belanja surat tanda nomor kendaraan
19) Belanja cetak
20) Belanja foto copy
21) Belanja makan dan minum pasien rawat inap puskesmas
22) Belanja perjalanan dinas dalam daerah
23) Belanja pemeliharaan peralatan gedung kantor/pemeliharaan
alat kesehatan Belanja pemeliharaan peralatan gedung
kantor/ pemeliharaan genset
24) Belanja pemeliharaan bangunan gedung

IV. Surat Rekomendasi


V. Surat keterangan Tim Validasi
VI. SSP (Surat Setoran Pajak)
VII. SSH (Standar Satuan Harga)
VIII. Kartu kendali kegiatan BOP

PROSES

1. Pengajuan kebutuhan dari tiap tiap ruangan,pustu,dan hasil


dari lokbul di puskesmas dikumpulkan oleh bendahara pada
minggu ke 4
2. Bendahara merekap semua kebutuhan untuk bulan depan
pada minggu ke 4
3. Laporan kebutuhan ke Ka.TU dan Ka. PKM untuk acc
4. Pengajuan kebutuhan Puskesmas berdasarkan Koring BOP
dengan Format A I dan berdasarkan kartu kendali BOP
dilakukan pada minggu ke 1ke UPT JPK Dinkes Kab. Serang
5. Pembuatan SPJ BOP berdasarkan kegiatan/pembelanjaan

81
sesuai dengan format A1 yang sudah di acc dinkes.
6. Konsultasi ke tim validasi Dinkes Kab. Serang
7. Revisi BOP Jika diperlukan atas dasar hasil dari Konsultasi
8. Konsultasi kembali untuk Acc tim validasi
9. Acc Tim Validasi
10. Tanda tangan SPJ oleh bendahara PKM, PPTK/Ka. JPK dan
Bendahara pengeluaran Dinkes kab. Serang
11. Pembayaran pajak Sesui ketentuan
12. Pengarsipan SPJ (SPJ asli untuk Dinkes,SPJ foto copy untuk
puskesmas)
13. Pencairan dana dari bendahara dinkes
14. Pembayaran pembelanjaan sesuai permintaan puskesmas
15. Pengisian Buku Kas Umum ( BKU ) oleh bendahara.
16. Pemeriksaan dan pengawasan administrasi keuangan
puskesmas oleh ka TU dan Ka. PKM setiap bulan.
17. Seluruh arsip administrasi keuangan diparaf ka TU dan
ditandatangan Ka PKM.

OUTPUT

1. Kebutuhan operasional Puskesmas terpenuhi


2. Kegiatan dan pelayanan puskesmas lancar
3. Cakupan pelayanan puskesmas meningkat

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG


PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

82
BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN ( BOK )
IV - 38
PENGERTIAN Bantuan dana dari Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan
dalam membantu Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan
Minimal(SPM) Bidang Kesehatan menuju Millenium Development
Goals (MDGs) Bidang Kesehatan tahun 2015 melalui peningkatan
kinerja Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu
dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat
Promotif dan Preventif

TUJUAN Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan


masyarakat melalui kegiatan yang bersifat promotif dan preventif
untuk mewujudkan pencapaian target Standar Pelayanan Minimal
(SPM) di bidang kesehatan dan menuju MDGs Bidang Kesehatan
tahun 2015

KEBIJAKAN 1. Pengelolaan kegiatan BOK dilaksanakan secara bersama-sama


dengan pemerintah pusat,pemerintah provinsi,dan
pemerintah kabupaten/kota
2. Kegiatan diperuntukkan bagi pelayanan kesehatan yang
bersifat Promotif dan Preventif

PROSEDUR INPUT
I. Juknis BOK
II . Panduan SPJ BOK
III. SPJ BOK sesuai POA yang digunakan untuk upaya kesehatan
yang bersifat promotif dan preventif
A.Kegiatan Di Puskesmas
 Upaya Kesehatan di Puskesmas
 KIA/KB
 Imunisasi
 Perbaikan Gizi Masyrakat
 Promosi Kesehatan

83
 Kesehatan Lingkungan
 Pengendalian Penyakit
 Kegiatan Penunjang Upaya Kesehatan
 Kegiatan di Poskesdes dan Posyandu
 Pengelolaan Administrasi BOK
 Survei Mawas Diri (SMD) dan Pendampingan Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD)
 Rapat Koordinasi dengan lintas sektoral,tokoh
masyarakat,tokoh agama,dan/atau kader kesehatan
 Presentasi kader kesehatan dan/atau tokoh masyarakat
 Penyuluhan Kesehatan pada kelompok masyarakat
 Studi Banding antar puskesmas

PROSES
1. Pengajuan kebutuhan dari tiap program di Lokbul tingkat
puskesmas dikumpulkan oleh bendahara pada minggu I
2. Ka.PKM dan Bendahara mencari solusi dari hasil cakupan
yang rendah
3. Membuat POA bulanan kegiatan
4. Pengajuan dana kegiatan puskesmas berdasarkan hasil
Lokbul dan POA dengan format A1 dan SPU (Surat
Permintaan Uang) ke UPT JPK Dinas Kesehatan Kabupaten
Serang
5. Pembuatan SPJ berdasarkan POA dan Format AI
6. Tanda Tangan Format A1 dan SPU oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Serang
7. Konsultasi ke Tim Validasi Dinas Kesehatan Kabupaten
Serang
8. Revisi diperlukan atas dasar hasil konsultasi
9. Konsultasi kembali ke Tim Validasi
10. Acc Tim Validasi
11. Tanda Tangan SPTB oleh PPTK,Kepala Dinas Kesehatan

84
Kabupaten Serang dan Bendahara BOK Dinas kesehatan
Kabupaten Serang
12. Pembayaran Pajak sesuai ketentuan
13. Pengarsipan SPJ (SPJ asli untuk PKM dan fotocopy untuk
Dinkes)
14. Pencairan Dana dari Bendahara Dinkes melalui transfer ke
rekening PKM
15. Pembayaran Uang kegiatan dan pembelanjaan
16. Pengisian Buku Kas Umum (BKU),
17. Buku Kas Tunai (BKT), Buku Pajak, Buku Kas Bank
Pemeriksaan dan Pengawasan administrasi keuangan
puskesmas oleh Ka TU dan Ka.PKM

OUTPUT

1. Tercapainya pemerataan pelayanan kesehatan


2. Tercapainya Standart Pelayanan Minimal dalam bidang
kesehatan menuju MDGs tahun 2015
3. Meningkatnya Cakupan Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas

UNIT TERKAIT 1. Kepala Puskesmas


2. Ka.TU
3. Program Basic Six Puskesmas
4. Dinas Kesehatan Kabupaten Serang

85
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

MENERIMA TELEPON MASUK


IV-39
Pengertian Petugas Penerima Telepon adalah Petugas yang menerima
telepon masuk sebagai sarana komunikasi yang digunakan
puskesmas.

Tujuan Standarisasi cara menerima telepon yang baik dan benar di


puskesmas.

Kebijakan Petugas penerima telepon harus melayani setiap panggilan


telepon yang masuk dengan baik, sopan dan jelas.

Prosedur a. Petugas mengangkat telepon yang berdering


dengan segera. (maksimal 3 kali berdering).
b. Petugas mengucapkan salam. “Selamat
pagi/siang/malam”.
c. Apabila telepon berasal dari luar Puskesmas,
petugas menyebutkan unit kerja dan nama Puskesmas;
“Dengan ….<unit>….<Puskesmas>”.
d. Petugas menanyakan perihal / maksud dari
penelepon, sbb : “ Ada yang bisa kami bantu ?”
e. Petugas menjawab dan memberikan informasi
yang dibutuhkan secara singkat dan jelas.
f. Setelah selesai melakukan percakapan, petugas
mengucapkan terimakasih dan salam penutup; “Selamat
pagi/siang/malam”.
g. Petugas menutup gagang telepon.

Unit Terkait Operator.

86
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

MENGGUNAKAN TELEPON KELUAR


IV - 40
PENGERTIAN Petugas Puskesmas menggunakan telepon sebagai sarana
komunikasi ke luar puskesmas.

TUJUAN Menciptakan komunikasi yang efektif dan efisien bagi petugas


puskesmas

KEBIJAKAN Setiap telepon keluar Puskesmas, petugas wajib menyebutkan


nama dan mencatat data-data yang akan disampaikan secara
singkat dan jelas serta mengucapkan salam.

PROSEDUR a. Petugas Puskesmas mencatat data-data yang akan

87
disampaikan secara singkat dan jelas.
b. Petugas Puskesmas menghubungi nomor telepon yang dituju.
c. Berbicara seperlunya dengan sopan dan menutup telepon
segera setelah selesai berbicara.
d. Petugas Puskesmas mencatat dan menerima berita yang
masuk di buku telepon.

UNIT TERKAIT Operator

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG


PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

88
KONDISI LISTRIK PADAM
IV - 41
Pengertian Padamnya aliran listrik mendadak

Tujuan Sebagai acuan penanganan listrik padam

Kebijakan Dibawah tanggung jawab Penjab UGD, dibantu petugas khusus


genset

Prosedur 1. Apabila listrik padam petugas UGD tanpa menunggu perintah


menghidupkan generator Puskesmas.
2. Diluar jam kerja, selain petugas jaga UGD, petugas yang lain
perlu membantu petugas jaga dengan menghidupkan
generator.
3. Apabila dalam tempo 1 menit listrik belum menyala petugas
UGD perlu :
a. Menghubungi petugas genset
b. Petugas genset mematikan aliran listrik PLN
c. Setelah aliran dari PLN putus, kemudian generator
dihidupkan
4. Apabila listrik padam lebih 10 menit dan generator tidak bisa
hidup maka petugas UGD harus lapor kepala puskesmas lewat
telepon.
5. Apabila listrik hidup kembali petugas UGD/genset mematikan
genset, kemudian saluran dari PLN dihidupkan lagi

Unit Terkait Bagian Genset

89
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

ORIENTASI PETUGAS BARU PUSKESMAS


IV - 42
Pengertian Mempersiapkan petugas baru Puskesmas tentang tatacara atau
aturan yang ada di Puskesmas

Tujuan Sebagai acuan orientasi petugas Puskesmas baru agar petugas


baru mengenal, mengetahui dan memahami cara kerja di
Puskesmas

Kebijakan Sebelum bertugas di Puskesmas petugas baru perlu menjalani


orientasi selama 1 minggu sebagai persiapan melaksanakan tugas

Prosedur 1. Sebelum melaksanakan tugas di Puskesmas, petugas baru


melaksanakan orientasi /pengenalan Puskesmas.
2. Masa orientasi / pengenalan selama 1 minggu / 6 hari kerja.
3. Jadwal orientasi petugas baru :
 Hari ke I : Perkenalan dengan Dokter, Perawat, Petugas

90
Obat, Pendaftaran dan Petugas Puskesmas lainnya
(Rawat Jalan/UKP) dan mendapatkan arahan dari
pimpinan
 Hari ke II : Mengetahui struktur Organisasi Puskesmas
dari struktur fungsional dan mekanisme kerja Puskesmas
(Program/UKM).
 Hari ke III : Mengetahui pembagian tugas dan uraian tugas
petugas Puskesmas dan kesesuaian kemampuan petugas
baru .
 Hari ke IV : Mempelajari protap-protap Puskesmas.
 Hari ke V : Menyaksikan dan mengikuti pelaksanaan tugas
sehari - hari di Puskesmas.
 Hari ke VI : Pertemuan dengan seluruh staf Puskesmas dan
dilingkungan dia bekerja untuk mengetahui tupoksinya dan
mendapat arahan selanjutnya dari pimpinan.
4. Setelah menjalani orientasi selama 1 minggu, petugas baru
mendapatkan surat tugas dalam uraian tugasnya secara
resmi.
5. Pada minggu ke II, mulai dari hari ke-I petugas baru
melaksanakan tugas sesuai dengan tugas yang diberikan.

Unit Terkait Tata Usaha

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG


PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

MENGIKUTI PENDIDIKAN FORMAL TUGAS BELAJAR

91
IV - 43
PENGERTIAN Pegawai Puskesmas yang ingin melanjutkan pendidikan formal
yang dibiayai oleh pemerintah dan tidak menjalankan jabatan
Struktural/fungsionalnya selama mengikuti pendidikan

TUJUAN Meningkatkan Kompetensi SDM

KEBIJAKAN Setiap SDM yang diberi Surat Tugas belajar harus mempunyai
dasar pengetahuan /pendidikan sesuai jalur pendidikan yang
ditempuh dan sesuai kebutuhan instansi yang terkait serta tidak
mengganggu pelayanan

PROSEDUR INPUT

Pegawai Puskesmas PNS yang sudah mempunyai masa kerja


minimal 3 (tiga) tahun

PROSES

1. Minta persetujuan dan analisa ketenagaan dari kepala


Puskesmas
2. Ajukan permohonan untuk mengikuti pendidikan ke Kepala
Bidang PSDK dan Kepala Dinas.
3. Buat surat perjanjian diatas materai, bersedia mengabdikan
ilmunya di Instansinya minimal 5 (lima) tahun sesudah
mengikuti pendidikan

OUTPUT

Pegawai puskesmas mengikuti tugas belajar sesuai ketentuan dan


kebutuhan SDM terpenuhi serta pelayanan tidak terganggu

UNIT TERKAIT Unit SDM


Unit Diklat

92
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

MENGIKUTI PENDIDIKAN FORMAL IZIN BELAJAR


IV- 44
PENGERTIAN Pegawai puskesmas yang mengikuti pendidikan formal dengan
biaya sendiri dan selama mengikuti pendidikan tetap
menjalankan jabatan struktural dan fungsionalnya

TUJUAN Meningkatkan Kompetensi SDM

KEBIJAKAN Setiap SDM yang diberikan Izin Belajar harus mempunyai dasar
pengetahuan/pendidikan sesuai jalur yang ditempuh dan sesuai
kebutuhan instansi serta tidak mengganggu pelayanan

PROSEDUR INPUT
Pegawai puskesmas PNS/TKK/TKS berdasarkan prioritas

PROSES

1. Minta persetujuan dan analisa ketenagaan dari kepala


Puskesmas
2. Ajukan permohonan untuk mengikuti pendidikan ke Kepala
Bidang PSDK dan Kepala Dinas
3. Buat surat perjanjian diatas materai, selama mengikuti
pendidikan tidak akan mengganggu jadwal kerja

93
OUTPUT

Pegawai puskesmas mengikuti pendidikan formal sesuai


ketentuan dan kebutuhan SDM terpenuhi serta tidak mengganggu
pelayanan

UNIT TERKAIT Unit SDM


Unit Diklat

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG


PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

MENGIKUTI PELATIHAN SERTIFIKASI


IV - 45
PENGERTIAN Medis dan paramedis yang mengikuti pelatihan sertifikasi dengan
biaya yang ditanggung negara

TUJUAN Meningkatkan Kompetensi SDM

KEBIJAKAN Setiap SDM yang akan mengikuti pelatihan harus mendapat


rekomendasi dari Kepala Puskesmas yang disetujui oleh Kepala Dinas

PROSEDUR INPUT

94
Medis dan paramedis PNS/PTT/TKK sesuai prioritas dan kebutuhan
Puskesmas

PROSES
1. Puskesmas mengajukan kebutuhan pelatihan/Sertifikasi SDM
dan menyusun daftar urutan skala pioritas pelatihan yang
dibutuhkan
2. Puskesmas menyusun skala prioritas SDM yang diajukan untuk
mengikuti Pelatihan/sertifikasi
3. Ajukan permohonan untuk mengikuti pendidikan/pelatihan ke
kepala Dinas
4. Buat surat perjanjian diatas materai, bersedia mengabdikan
ilmunya sesuai pelatihan yang diikuti

OUTPUT
Medis dan Paramedis mengikuti pelatihan sesuai ketentuan

UNIT TERKAIT Unit SDM


Unit Diklat

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG


PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012
95
MEMBERIKAN PENYULUHAN SECARA INDIVIDU / KELUARGA
IV - 46
Pengertian Tata cara penyuluhan secara individu / keluarga tentang hal-hal
yang berhubungan dengan penyakitnya

Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian penyuluhan secara


individu/keluarga

Kebijakan 1. Dokter, perawat dan bidan yang berkompeten


2. Komunikasi aktif menggunakan bahasa sederhana (mudah
diterima orang lain) dan menjaga kesopanan

Prosedur 1. Menyusun jadwal penyuluhan dan diberitahukan kepada


sasaran penyuluhan min H -1
2. Membuat SAP sesuai materi penyuluhan
3. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
4. Menggunakan cara diskusi dan atau demontrasi
5. Menggunakan alat bantu bila diperlukan
6. Mengadakan evaluasi
7. Memberikan umpan balik
8. Menyusun perencanaan lanjutan

Unit Terkait Semua pelayanan di dalam dan di luar gedung Puskesmas (BP
Umum,BP
Gigi,UGD,KIA/KB,MTBS,TB.Paru,Gizi,Pustu,Posyandu,Pusling)

96
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2012

SOP PENILAIAN PELAYANAN UKP PUSKESMAS KABUPATEN SERANG (INDIKATOR


SEDERHANA)
IV – 46
TRIWULA TRIWULA TRIWULA TRIWULA
NO INDIKATOR
NI N II N III N IV
1 PENDAFTARAN
Angka Ketidaklengkapan Pengisian CM
 Total CM yng belum terisi lengkap
dalam 14 hari
 Total CM yang tercatat pada bulan
itu

2 UGD
Angka Kecepatan Pelayanan Gawat
Darurat
 Banyaknya penderita GD yang
dilayani < 15 menit
 Total penderita GD

97
3 TINDAKAN
Angka Infeksi Kulit Karen Jarum Infus
 Banyaknya kejadian infeksi karena
jarum infus
 Total jumlah infus yang dilakukan

Angka Infeksi Luka tindakan Minor


Surgery
 Banyaknya tindakan bersih
 Total Operasi Bersih

Angka Komlikasi Pasca Tindakan


 Total komplikasi pasca tindakan non
nosokomial
 Total tindakan non nosokomial

4 MATERNAL- NEONATAL
Angka kematian ibu karena Eklampsia
(AKIE)
 Σ Ibu-ibu yang meninggal karena
Eklampsia
 Total Ibu-ibu dengan Eklampsia
bulan ini
Angka Kematian Ibu Karena Perdarahan
(AKIP)
 Total ibu bersalin yang meinggal
karenaperdarahan
 Total ibu bersalin dengan
perdarahan

Angka Kematian Ibu Karena Sepsis


 Total ibu melahirkan yang meninggal

98
karena sepsis
 Total ibu-ibu melahirkan dengan
sepsis

Perpanjangan Waktu Rawat Inap (LOS)


Ibu Melahirkan
 Σ ibu sehat yang melahirkan dengan
LOSnya > standar
 Total ibu sehat yang melahirkan

Angka Kematian bayi dengan Aspiksia +


TN
 Banyaknya bayi dengan Aspiksia +
TN
 Total bayi-bayi yang dirawat dengan
Aspiksia + TN

5 RUJUKAN
 Angka Kematian Ibu di Rumah
 Angka Kematian Ibu di Perjalanan
 Angka Kematian Ibu di Puskesmas
 Angka Kematian Ibu di RS < 3 Jam

99

Anda mungkin juga menyukai