Anda di halaman 1dari 3

RUJUKAN PASIEN EMERGENSI

No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PUSKESMAS KUPRIK dr. ELIZABETH SAPRANIM
KABUPATEN MERAUKE NIP. 19851105 201412 2003

1. Pengertian Prosedur untuk merujuk pasien dalam kondisi gawat darurat yang memuat
proses stabilisasi pra rujukan, memastikan kesiapan tempat rujukan, dan
proses transfer pasien dari puskesmas ke tempat rujukan.
2. Tujuan Melakukan proses rujukan secara cepat dan tepat untuk mencegah
kematian dan kecacatan pasien emergensi.
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Visi, Misi, Tujuan dan Tata
Nilai Puskesmas
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Jenis Pelayanan yang
Disediakan
3. Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Memenuhi Hak dan
Kewajiban Pengguna
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 122);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2015 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun
2015 tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
296/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Pengobatan Dasar di
Puskesmas;

1 dari 3
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
5. Alat dan Bahan 1. Prosedur triase

2. Informed consent

3. Sijari emas
6. Prosedur/Langkah- 1. Pasien datang ke UGD
langkah 2. Petugas melakukan prosedur triase.
3. Petugas meminta inform consent.
4. Pada pasien (tag gelang merah) dilakukan penanganan awal, penegakan
diagnosa dan memutuskan pasien perlu dirujuk atau tidak.
5. Bila pasien harus dirujuk, maka petugas memberikan penjelasan pada
pasien/ keluarga pasien/ yang bertanggung jawab atas pasien serta
meminta persetujuan rujukan.
6. Melakukan stabilisasi pra rujukan sesuai kasus berdasarkan SOP.
7. Petugas menghubungi sopir ambulance.
8. Menghubungi rumah sakit yang akan dituju dengan menggunakan
sarana komunikasi dan memastikan kesiapan fasilitas penerima rujukan,
meliputi:
Memberitahu bahwa akan ada penderita yang akan dirujuk.
Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan
dan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan.
Meminta petunjuk dan cara penanganan penderita bila penderita
tidak mungkin dirujuk.
9. Membuat surat rujukan pasien rangkap 2, lembar pertama dikirim ke
tempat rujukan, lembar kedua untuk disimpan sebagai arsip dan
memasukkan data pasien pada buku rujukan.
10. Mobil ambulan disiapkan di depan pintu UGD puskesmas.
11. Pasien dibawa ke ambulan dengan kursi roda atau brankar sesuai
kondisi pasien.
12. Proses rujukan harus didampingi oleh tenaga medis yang kompeten.
13. Selama dalam perjalanan, pasien harus dimonitor vital sign sampai

2 dari 3
ditempat rujukan.
14. Setelah sampai di rumah sakit rujukan, melaporkan pada petugas dan
melakukan transfer pasien.
7. Unit Terkait UGD
8. Dokumen terkait 1. Rekam medis
2. Informed Concern
3. Formulir Rujukan
4. Buku Register Rujukan

3 dari 3

Anda mungkin juga menyukai