Kebijakan 1. Setiap pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap harus diantar
perawat / petugas yang lain saat masuk ke ruang perawatan.
2. Setiap pasien yang ,menjalani rawat inap harus diberi gelang identitas
pasien sesuai dengan kondisinya.
3. Perawat / petugas pengantar pasien melakukan serah terima dengan
perawat / petugas yang akan melanjutkan perawatan kepada pasien
tersebut.
4. Serah terima pasien meliputi rekam medis pasien dan tindakan yang
telah dilaksanakan dan yang perlu dilanjutkan.
Rujukan Kebijakan ISO 9001 : 2000 pasal 7.2.1: Penetapan persyaratan yang terkait
dengan produk.
ISO 9001 : 2000 pasal 7.2.2 : Tinjauan persyaratan yang terkait dengan
produk.
ISO 9001 : 2000 pasal 7.2.3 : Komunikasi dengan pelanggan.
PROSEDUR
MUTU 1 Juli 2013
Dr. Abdul Razak,M.Kes
NIP. 19660312 20003 1 002
Rujukan Kebijakan ISO 9001 : 2000 pasal 7.2.1: Penetapan persyaratan yang terkait dengan
produk.
ISO 9001 : 2000 pasal 7.2.2 : Tinjauan persyaratan yang terkait dengan
produk.
ISO 9001 : 2000 pasal 7.2.3 : Komunikasi dengan pelanggan.
Prosedur 6. Dokter melakukan anamnesa pasien dan perawat melakukan pengkajian
keperawatan saat pasien datang yang meliputi anamnese, pemeriksaan
fisik serta membuat perencanaan dan melaksanakan asuhan
keperawatan secara terus menerus sesuai dengan keadaan pasien.
7. Perawat dari rawat jalan/rawat darurat menjelaskan tujuan pemeberian
gelang dan memasang gelang pasien dengan menempel identitas diri
pasien meliputi minimal (nama, nomor RM, umur, alamat) yang
disesuaikan dengan warna gelang :
8. Pasien tidak boleh melepas gelang yang sudah terpasang selama
menjalani perawatan di ruang rawat inap dan intensif.
9. Perawat /petugas melapas gelang pasien sesudah pasien diperbolehkan
keluar rumah sakit
10. Perawat/petugas dari rawat jalan, rawat darurat mengantar pasien ke
ruang yang telah dipilih oleh pasien / keluarganya sesuai dengan ruang,
kamar / nomor bed yang telah disiapkan.
4. Perawat / petugas yang mengantar menyerahkan pasien beserta rekam
medisnya kepada perawat bangsal yang akan melanjutkan
perawatannya.
5. Perawat rawat inap/intensif memberikan informasi/orientasi terhadap
pasien mengenai pelayanan, ruang, lingkungan RS sesuai chek list
orientasi pasien baru.
6. Perawat/petugas rawat inap/intensif melaporkan kepada dokter yang
merawat baik secara langsung atau via telepon sesuai instruksi kerja
yang berlaku.
Pengertian - Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau
berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan.
- Manajemen nyeri adalah cara meringankan nyeri atau mengurangi nyeri
dengan pendekatan yang holistik/menyeluruh yaitu biopsikososialkultural dan
spiritual, pendekatan nonfarmakologik/farmakologik sampai tingkat
kenyamanan yang diterima klien/pasien.
Tujuan - Mengurangi/menghilangkan nyeri pada klien/pasien saat mengeluh nyeri
sehingga pasien merasa lebih nyaman.
- Mengurangi ketegangan otot dan meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis.
Ruang Lingkup 1. Rawat Jalan
2. Rawat Darurat
3. Rawat Inap & Intensif
Kebijakan 1. Petugas kesehatan melaksanakan pengkajian nyeri pada saat pasien masuk
rumah sakit atau pada saat mengeluh nyeri
2. Petugas kesehatan mengatasi nyeri sesuai dengan derajat nyeri yang dirasakan
pasien.
3. Pada pasien yang mengalami nyeri ringan dengan derajat 1-4 perawat
melakukan manajemen nyeri secara mandiri dan manajemen nyeri sedang dan
berat dengan derajat nyeri 5-10 perawat berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat/farmakologi.
4. Perawat berkolaborasi kepada dokter pada pasien yang menyatakan nyeri
tidak hilang setelah manajemen nyeri non farmakologis dilakukan.
Rujukan Kebijakan ISO 9001 : 2000 pasal 7.2.1: Penetapan persyaratan yang terkait dengan produk.
ISO 9001 : 2000 pasal 7.2.2 : Tinjauan persyaratan yang terkait dengan produk.
ISO 9001 : 2000 pasal 7.2.3 : Komunikasi dengan pelanggan.
MANAJEMEN NYERI NON FARMAKOLOGI
Tanggal Terbit
PROSEDUR
MUTU 20 Maret 2012
Prosedur 1. Distraksi
Suatu metode menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian klien
pada hal-hal lain sehingga klien akan lupa terhadap nyeri yang dialami.
a. Distraksi visual :
- membaca/menonton TV
- menonton pertandingan
- imajinasi terbimbing
b. Distraksi auditori :
- Humor
- Mendengar musik
c. Distraksi Taktil :
- Bernapas perlahan dan berirama
- Masase
- Memegang mainan
d. Distraksi Intelektual :
- Teka-teki silang
- Permainan hobi
- Hobi (menulis cerita)
2. Relaksasasi
Metode mengurangi rasa nyeri yang klien mengalami nyeri kronis, rileks
sempurna yang mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan yang
dapat mencegah menghebatnya stimulus nyeri.
a. Atur posisi klien agar rileks, posisi dapat duduk atau berbaring.
b. Intruksikan klien untuk menghirup napas dalam sehingga rongga paru
berisi udara bersih.
c. Instruksikan klien secara perlahan menghembuskan udara dan
membiarkannya keluar dari setiap anggota tubuh. Bersamaan ini meminta
klien untuk memusatkan perhatian “betapa nikamat rasanya”.
d. Instruksikan klien untuk berirama normal beberapa saat (1-2 menit).
MANAJEMEN NYERI NON FARMAKOLOGI
Tanggal Terbit
PROSEDUR
MUTU 20 Maret 2012
Prosedur 4. Pemijatan
Pengurutan dan pemijatan yang menstimulasi sirkulasi darah serta metabolism
dalam jaringan, dengan tujuan mengurangi ketegangan otot, meningkatkan
relaksasi fisik dan psikologis, mengkaji kondisi kulit, serta meningkatkan
sirkulasi/peredaran darah pada area yang dimasase.
a. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan (minyak hangat/lotion sebagai pelumas,
handuk).
b. Identifikasi klien.
c. Jelaskan tujuan dan prosedur.
d. Cuci tangan.
e. Atur klien dalam posisi telungkup. Jika tidak bisa, dapat diatur dengan
posisi miring.
f. Letakkan sebuah bantal kecil dibawah perut klien untuk menjaga posisi
yang tepat.
g. Tuangkan sedikit lotion ke tangan. Usap kedua tangan sehingga lotion rata
pada permukaan tangan.
h. Lakukan masase pada punggung. Masase dilakukan dengan menggunakan
jari-jari dan telapak tangan, dan tekanan yang halus.
i. Metode masase : selang seling tangan. Masase punggung dengan tekanan
pendek, cepat, bergantian tangan.
Pengertian Pemberian tanda pengenal yang spesifik kepada pasien yang memerlukan
perawatan di ruang rawat inap dan intensif berupa gelang identitas.
Tujuan - Mengetahui identitas pasien yang dirawat di ruang rawat inap & intensif,
sehingga mencegah identitas pasien keliru dan tertukar dengan pasien lain.
- Untuk mengidentifikasi pasien sebelum memberikan pelayanan berupa
pemberian obat, darah, produk darah, pengambilan darah dan specimen lain
untuk pemeriksaan klinis, serta sebelum melakukan suatu tindakan/prosedur
kepada pasien.
- Meningkatkan patient safety/keselamatan pasien.
Kebijakan 1. Rumah sakit memberikan tanda pengenal kepada pasien yang memerlukan
perawatan di ruang rawat inap dan intensif dengan cara memakaikan gelang
identitas.
2. Gelang identitas yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Gelang warna biru untuk pasien/bayi laki-laki, berisi nomor rekam
medis, nama, umur, dan alamat pasien.
b. Gelang warna pink untuk pasien/bayi perempuan, berisi nomor rekam
medis, nama, umur, dan alamat pasien
c. Gelang warna merah untuk pasien allergi (obat).
d. Gelang warna kuning untuk pasien yang beresiko jatuh.
3. Petugas menjelaskan tujuan dan fungsi pemberian gelang identitas kepada
pasien (pasien dan/atau keluarganya harus memahami tujuan dan fungsi
pemberian gelang identitas)
4. Petugas harus selalu melakukan pengecekan identitas pasien sebelum
memberikan pelayanan untuk memastikan kesesuaian pelayanan terhadap
pasien tersebut.
PEMAKAIAN GELANG PASIEN
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
15 Juli 2012
Prosedur 1. Perawat mengidentifikasi pasien yang memerlukan perawatan dan
memerlukan tanda pengenal berupa gelang: pasien baru (laki-laki/perempuan),
pasien dengan resiko jatuh, pasien dengan allergi
2. Perawat melakukan konfirmasi identitas pasien sebelum memasangkan gelang
untuk menjamin ketepatan pemasangan gelang.
3. Perawat memasangkan tanda pengenal pasien berupa gelang di pergelangan
tangan pasien. Gelang tidak boleh dipasang pada lengan yang terpasang AV-
shunt. Apabila kedua lengan pasien tidak memungkinkan untuk dipasang
gelang, perawat memasang pada pergelangan kaki pasien.
4. Perawat memberikan informasi tujuan pemakaian gelang dengan
menggunakan standar informasi sebagai berikut :
PROSEDUR
MUTU 1 Juli 2013
Dr. Abdul Razak,M.Kes
NIP. 19660312 20003 1 002
Pengertian Pasien jatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat tidur ke
lantai, atau ke tempat lainnya yang lebih rendah pada saat
istirahat maupun pada saat pasien terbangun yang disebabkan
oleh berbagai kondisi penyakit stroke, epilepsi, kejang, penyakit
kronis lainnya atau karena terlalu banyak aktifitas atau akibat
kalalaian perawat.
Tujuan - Sebagai pedoman perawat dalam penatalaksanaan
mengurangi cidera pasien akibat jatuh .
- Tidak terjadinya cidera pasien akibat jatuh.
Kebijakan - Perawat melakukan assesment awal resiko pasien jatuh dan
melakukan assesment ulang bila diindikasikan terjadi
perubahan kondisi atau perubahan.
- Menerapkan langkah-
- Semua perawat mengurangi cidera pasien akibat jatuh sesuai
standar yang telah ditetapkan.
Prosedur 1. Lakukan pengkajian dengan mengidentifikasi faktor resiko
pasien cidera.
2. Identifikasi faktor resiko penggunaan obat-obatan yang sering
meningkatkan risiko pasien jatuh (obat sedative, hypnotic,
analgesic, psikotropik, anti depresan, laxative dan diuretic).
3. Lakukan mobilisasi pasien sesuai SOP (protokol) yang telah
ditetapkan (memindahkan pasien dari tempat tidur, kursi roda,
strecther).
4. Penuhi permintaan bell pasien terhadap kebutuhan makanan,
cairan dan kebutuhan eliminasi sesegera mungkin.
5. Tingkatkan pemenuhan pola tidur normal pasien.
6. Komunikasi faktor risiko pasien jatuh pada pasien, keluarga
dan ingatkan pasien untuk pencet bel bila memerlukan
bantuan perawat.
7. Gunakan instrumen uang sahih (valid) serta dapat dipercaya
(reliable) untuk memprediksi faktor risiko pasien jatuh.
Tanggal Terbit
PROSEDUR
MUTU