Anda di halaman 1dari 20

PENERIMAAN PASIEN BARU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU BAHTERAMAS QP/RANAP/01 2 1/ 2
KENDARI

Tanggal Terbit Direktur


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
1 Juli 2013
Dr. Abdul Razak,M.Kes
NIP. 19660312 20003 1 002
Pengertian - Pasien adalah seseorang yang datang ke RSU Prov Sultra untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan berupa pelayanan medis,
pelayanan keperawatan dan pelayanan lain yang tersedia di rumah
sakit.
- Penerimaan pasien baru adalah proses serah terima pasien dari radar
dan rajal yang dilakukan oleh perawat/petugas mengenai kondisi
pasien saat itu kemudian dilakukan orientasi pasien baru oleh
petugas/perawat.
Tujuan - Mengatur pelaksanaan serah terima pasien baru dari rawat jalan, rawat
darurat masuk di ruang rawat inap&intensif.
- Memberikan orientasi/pengenalan pasien terhadap lingkungan rumah
sakit dan pelayanan keperawatan sehingga pasien dan keluarganya
dapat beradaptasi dengan baik.
- Meningkatkan safety patient/keselamatan pasien agar identitas pasien
tidak keliru dan tertukar dengan pasien lain

Ruang Lingkup 1. Rawat Jalan


2. Rawat Darurat
3. Rawat Inap dan Intensif.

Kebijakan 1. Setiap pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap harus diantar
perawat / petugas yang lain saat masuk ke ruang perawatan.
2. Setiap pasien yang ,menjalani rawat inap harus diberi gelang identitas
pasien sesuai dengan kondisinya.
3. Perawat / petugas pengantar pasien melakukan serah terima dengan
perawat / petugas yang akan melanjutkan perawatan kepada pasien
tersebut.
4. Serah terima pasien meliputi rekam medis pasien dan tindakan yang
telah dilaksanakan dan yang perlu dilanjutkan.
Rujukan Kebijakan ISO 9001 : 2000 pasal 7.2.1: Penetapan persyaratan yang terkait
dengan produk.
ISO 9001 : 2000 pasal 7.2.2 : Tinjauan persyaratan yang terkait dengan
produk.
ISO 9001 : 2000 pasal 7.2.3 : Komunikasi dengan pelanggan.

Prosedur 1. Dokter melakukan anamnesa pasien dan perawat melakukan


pengkajian keperawatan saat pasien datang yang meliputi
anamnese, pemeriksaan fisik serta membuat perencanaan dan
melaksanakan asuhan keperawatan secara terus menerus sesuai
dengan keadaan pasien.
2. Perawat dari rawat jalan/rawat darurat menjelaskan tujuan
pemeberian gelang dan memasang gelang pasien dengan
menempel identitas diri pasien meliputi minimal (nama, nomor RM,
umur, alamat) yang disesuaikan dengan warna gelang :
a. Gelang warna biru untuk pasien/bayi laki-laki.
b. Gelang warna pink untuk pasien/bayi perempuan
c. Gelang warna merah untuk pasien allergi
d. Gelang warna kuning untuk pasien yang resiko jatuh.
3. Pasien tidak boleh melepas gelang yang sudah terpasang selama
menjalani perawatan di ruang rawat inap dan intensif.
4. Perawat /petugas melapas gelang pasien sesudah pasien
diperbolehkan keluar rumah sakit
5. Perawat/petugas dari rawat jalan, rawat darurat mengantar pasien
ke ruang yang telah dipilih oleh pasien / keluarganya sesuai
dengan ruang, kamar / nomor bed yang telah disiapkan.
5. Perawat / petugas yang mengantar menyerahkan pasien beserta
rekam medisnya kepada perawat bangsal yang akan melanjutkan
perawatannya.
6. Perawat rawat inap/intensif memberikan informasi/orientasi
terhadap pasien mengenai pelayanan, ruang, lingkungan RS sesuai
chek list orientasi pasien baru.
7. Perawat/petugas rawat inap/intensif melaporkan kepada dokter
yang merawat baik secara langsung atau via telepon sesuai
instruksi kerja yang berlaku.

Dokumen Terkait Instruksi Kerja Serah Terima Pasien Baru


Intruksi Kerja Orientasi Pasien Baru
Intruksi kerja pelaporan pasien kepada dokter
PENERIMAAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


QP/RANAP/01 1 1/ 2
Tanggal Terbit Direktur

PROSEDUR
MUTU 1 Juli 2013
Dr. Abdul Razak,M.Kes
NIP. 19660312 20003 1 002

Pengertian Identifikasi pasien dengan menggunakan gelang yang dilengkapi


dengan nama pasien, nomor rekam medik, umur, alamat yang ditempel
pada gelang pasien sesuai dengan warnanya.

Tujuan - Mengetahui identitifikasi pasienyang dirawat di ruang rawat


inap&intensif.
Mengidentifikasi pasien sebelum menerima pelayanan/pengobatan
dan penyesuaian identitas pasien dengan pelayanan.
- Meningkatkan safety patient/keselamatan pasien agar identitas
pasien tidak keliru dan tertukar dengan pasien lain

Ruang Lingkup 1. Rawat Jalan


2. Rawat Darurat
3. Rawat Inap dan Intensif.
Kebijakan 1. Rumah sakit memberi identitas pasien dan gelang pasien pada pasien yang
memerlukan rawat inap.
2. Petugas menjelaskan tujuan dan fungsi pemberian gelang kepada pasien
yaitu a. Pemberian gelang ini untuk identitas pasien yang dirawat dan
Mengetahui
b. Selama dirawat gelang tidak boleh dilepas
3. Identitas yang diberikan meliputi rekam medik, nama, umur dan alamat.
4. Petugas dalam memberikan pelayanan harus melakukan pengecekan
terlebih dahulu yaitu pengecekan identitas pasien sebagai penerima layanan
dan kesesuaian pelayanan terhadap pasien tersebut.
5. Perawat memberi identitas dan gelang esuai dengan penggunaannya
a. Gelang warna biru untuk pasien/bayi laki-laki.
b. Gelang warna pink untuk pasien/bayi perempuan
c. Gelang warna merah untuk pasien allergi
d. Gelang warna kuning untuk pasien yang resiko jatuh.

Rujukan Kebijakan ISO 9001 : 2000 pasal 7.2.1: Penetapan persyaratan yang terkait dengan
produk.
ISO 9001 : 2000 pasal 7.2.2 : Tinjauan persyaratan yang terkait dengan
produk.
ISO 9001 : 2000 pasal 7.2.3 : Komunikasi dengan pelanggan.
Prosedur 6. Dokter melakukan anamnesa pasien dan perawat melakukan pengkajian
keperawatan saat pasien datang yang meliputi anamnese, pemeriksaan
fisik serta membuat perencanaan dan melaksanakan asuhan
keperawatan secara terus menerus sesuai dengan keadaan pasien.
7. Perawat dari rawat jalan/rawat darurat menjelaskan tujuan pemeberian
gelang dan memasang gelang pasien dengan menempel identitas diri
pasien meliputi minimal (nama, nomor RM, umur, alamat) yang
disesuaikan dengan warna gelang :
8. Pasien tidak boleh melepas gelang yang sudah terpasang selama
menjalani perawatan di ruang rawat inap dan intensif.
9. Perawat /petugas melapas gelang pasien sesudah pasien diperbolehkan
keluar rumah sakit
10. Perawat/petugas dari rawat jalan, rawat darurat mengantar pasien ke
ruang yang telah dipilih oleh pasien / keluarganya sesuai dengan ruang,
kamar / nomor bed yang telah disiapkan.
4. Perawat / petugas yang mengantar menyerahkan pasien beserta rekam
medisnya kepada perawat bangsal yang akan melanjutkan
perawatannya.
5. Perawat rawat inap/intensif memberikan informasi/orientasi terhadap
pasien mengenai pelayanan, ruang, lingkungan RS sesuai chek list
orientasi pasien baru.
6. Perawat/petugas rawat inap/intensif melaporkan kepada dokter yang
merawat baik secara langsung atau via telepon sesuai instruksi kerja
yang berlaku.

Dokumen Terkait Instruksi Kerja Serah Terima Pasien Baru


Intruksi Kerja Orientasi Pasien Baru
Intruksi kerja pelaporan pasien kepada dokter
MANAJEMEN NYERI NON FARMAKOLOGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


QP/Bid.Kep/05 0 1/ 4
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
MUTU 20 Maret 2012
dr. H. Nurdjajadin Aboe Kasim, Sp.S

Pengertian - Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau
berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan.
- Manajemen nyeri adalah cara meringankan nyeri atau mengurangi nyeri
dengan pendekatan yang holistik/menyeluruh yaitu biopsikososialkultural dan
spiritual, pendekatan nonfarmakologik/farmakologik sampai tingkat
kenyamanan yang diterima klien/pasien.
Tujuan - Mengurangi/menghilangkan nyeri pada klien/pasien saat mengeluh nyeri
sehingga pasien merasa lebih nyaman.
- Mengurangi ketegangan otot dan meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis.
Ruang Lingkup 1. Rawat Jalan
2. Rawat Darurat
3. Rawat Inap & Intensif
Kebijakan 1. Petugas kesehatan melaksanakan pengkajian nyeri pada saat pasien masuk
rumah sakit atau pada saat mengeluh nyeri
2. Petugas kesehatan mengatasi nyeri sesuai dengan derajat nyeri yang dirasakan
pasien.
3. Pada pasien yang mengalami nyeri ringan dengan derajat 1-4 perawat
melakukan manajemen nyeri secara mandiri dan manajemen nyeri sedang dan
berat dengan derajat nyeri 5-10 perawat berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat/farmakologi.
4. Perawat berkolaborasi kepada dokter pada pasien yang menyatakan nyeri
tidak hilang setelah manajemen nyeri non farmakologis dilakukan.
Rujukan Kebijakan ISO 9001 : 2000 pasal 7.2.1: Penetapan persyaratan yang terkait dengan produk.
ISO 9001 : 2000 pasal 7.2.2 : Tinjauan persyaratan yang terkait dengan produk.
ISO 9001 : 2000 pasal 7.2.3 : Komunikasi dengan pelanggan.
MANAJEMEN NYERI NON FARMAKOLOGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


QP/Bid.Kep/05 0 2/4

Tanggal Terbit
PROSEDUR
MUTU 20 Maret 2012

Prosedur 1. Distraksi
Suatu metode menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian klien
pada hal-hal lain sehingga klien akan lupa terhadap nyeri yang dialami.
a. Distraksi visual :
- membaca/menonton TV
- menonton pertandingan
- imajinasi terbimbing
b. Distraksi auditori :
- Humor
- Mendengar musik
c. Distraksi Taktil :
- Bernapas perlahan dan berirama
- Masase
- Memegang mainan
d. Distraksi Intelektual :
- Teka-teki silang
- Permainan hobi
- Hobi (menulis cerita)
2. Relaksasasi
Metode mengurangi rasa nyeri yang klien mengalami nyeri kronis, rileks
sempurna yang mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan yang
dapat mencegah menghebatnya stimulus nyeri.
a. Atur posisi klien agar rileks, posisi dapat duduk atau berbaring.
b. Intruksikan klien untuk menghirup napas dalam sehingga rongga paru
berisi udara bersih.
c. Instruksikan klien secara perlahan menghembuskan udara dan
membiarkannya keluar dari setiap anggota tubuh. Bersamaan ini meminta
klien untuk memusatkan perhatian “betapa nikamat rasanya”.
d. Instruksikan klien untuk berirama normal beberapa saat (1-2 menit).
MANAJEMEN NYERI NON FARMAKOLOGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


QP/Bid.Kep/05 0 ¾
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
MUTU 20 Maret 2012
dr. H. Nurdjajadin Aboe Kasim, Sp.S
Prosedur e. Intruksikan klien untuk bernapas dalam kemudian menghembuskan secara
perlahan-lahan dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan kaki
menuju ke paru kemudian udara dibuang keluar. Meminta klien
memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, udara yang keluar dan
merasakan kehangatannya.
f. Instruksikan klien untuk mengulangi prosedur no e dengan memusatkan
perhatian pada tangan, kaki, punggung, perut dan bagian tubuh yang lain.
g. Setelah klien merasa rileks, minta klien secara perlahan menambah irama
pernapasan, dengan menggunakan pernapasan dada/abdomen, jika nyeri
bertambah gunakan pernapasan dangkal dengan frekuensi yang cepat.
3. Imajinasi terbimbing
a. Jelaskan tujuan tindakan
b. Cuci tangan
c. Berikan privasi klien
d. Bantu klien ke posisi nyaman :
- Posisi bersandar dan minta klien untuk menutup matanya.
- Gunakan sentuhan jika klien terasa nyaman
e. Implementasikan tindakan untuk menimbulkan nyeri
- Minta klien untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan atau
pengalaman yang membantu penggunaan semua indra dengan suara
lembut.
- Ketika klien rileks, klien berfokus pada bayangannya dan saat itu
perawat tidak perlu bicara lagi.
- Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah atau tidak nyaman,
hentikan latihan dan memulainya lagi ketika klien telah siap.
- Relaksasi akan mengenai seluruh tubuh. Setelah 15 menit, klien harus
memperhatikan tubuhnya. Biasanya klien rileks setelah menutup mata
atau mendengarkan musik yang lembut sebagai background yang
membantu.
- Catat hal-hal yang digambarkan klien dalam pikiran untuk digunakan
pada latihan selanjutnya dengan menggunakan informasi spesifik yang
diberikan klien dan tidak membuat perubahan pernyataan klien.

MANAJEMEN NYERI NON FARMAKOLOGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


QP/Bid.Kep/05 0 4/4

Tanggal Terbit
PROSEDUR
MUTU 20 Maret 2012
Prosedur 4. Pemijatan
Pengurutan dan pemijatan yang menstimulasi sirkulasi darah serta metabolism
dalam jaringan, dengan tujuan mengurangi ketegangan otot, meningkatkan
relaksasi fisik dan psikologis, mengkaji kondisi kulit, serta meningkatkan
sirkulasi/peredaran darah pada area yang dimasase.
a. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan (minyak hangat/lotion sebagai pelumas,
handuk).
b. Identifikasi klien.
c. Jelaskan tujuan dan prosedur.
d. Cuci tangan.
e. Atur klien dalam posisi telungkup. Jika tidak bisa, dapat diatur dengan
posisi miring.
f. Letakkan sebuah bantal kecil dibawah perut klien untuk menjaga posisi
yang tepat.
g. Tuangkan sedikit lotion ke tangan. Usap kedua tangan sehingga lotion rata
pada permukaan tangan.
h. Lakukan masase pada punggung. Masase dilakukan dengan menggunakan
jari-jari dan telapak tangan, dan tekanan yang halus.
i. Metode masase : selang seling tangan. Masase punggung dengan tekanan
pendek, cepat, bergantian tangan.

PENGISIAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA REKAM MEDIK PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


IK/BidKep/ 0 1/ 3
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Pjs. Bidang Keperawatan/ka. Komite
INTRUKSI
KERJA 1 November 2011
Sri Hastutin, S.Kep

Pengertian - Kegiatan pencatatan dan pendokumentasian sebagai bukti pelaksanaan


asuhan keperawatan dengan menggunakan metode pendekatan proses
keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan
evaluasi.
- Catatan respon pasien terhadap tindakan medis dan tindakan keperawatan
dilakukan terhadap pasien pada rekam medik (RM) yang sudah disediakan.
Tujuan 1. Sebagai alat komunikasi bagi tenaga kesehatan terutama bagi perawat.
2. Dokumentasi legal yang dapat dimanfaatkan dalam pengadilan.
3. Mengetahui perkembangan pasien setelah dilakukan tindakan asuhan
keperawatan.
4. Sumberinformasi untuk penelitian
5. Statistik kesehatan
6. Meningkatkan mutu peyanan keperawatan/kesehatan yang diberikan pada
pasien

Kebijakan 1. Tenaga keperawatan/kebidanan bertanggung jawab terhadap pencatatan


asuhan keperawatan yang dilaksanakan pada RM yang tersedia.
2. Dokumentasi asuhan keperawatan/kebidanan harus ditulis secara lengkap,
benar, jelas dan berkesinambungan sesuai dengan perkembangan pasien.
3. Setiap pencatatan dalam rekam medik harus dibubuhi nama, waktu dan tanda
tangan perawat/bidan yang melakukan.
4. Pembetulan kesalahan dapat dapat dilakukan dengan pencoretan tanpa
menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf perawat yang
bersangkutan.

PENGISIAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA REKAM MEDIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


IK/BidKep/ 0 2/3
Ditetapkan
Tanggal Terbit Pjs Bidang Keperawatan/Ka. Komite
INTRUKSI
KERJA 1 November 2011 Sri Hastutin S.Kep

Intruksi Kerja A. Asuhan keperawatan di rawat darurat/poliklinik


1. Pencatatan asuhan keperawatan di rawat darurat dan rawat jalan (RM 6A)
meliputi :
a. Survey primer : airway, breating, circulator dan disability.
b. Survey sekunder : keluhan utama, pemeriksaan fisik, mengkaji nyeri
c. Masalah keperawatan
d. Tindakan keperawatan
e. Evaluasi : SOAP
2. Pencatatan dan pendokumentasian dilakukan sesudah perawat/bidan
melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien.
3. Perawat IRD/Poliklinik bertanggung jawab terhadap kelengkapan
pendokumentasian asuhanm keperawatan.
B. Asuhan keperawatan di ruang rawat inap/intensif
1. Pencatatan asuhan keperawatan diruang rawat inap/intensif (RM 6B)
meliputi :
a. Riwayat kesehatan
b. Pertumbuhan dan perkembangna untuk balita
c. Pemeriksaan fisik/biologis
d. Keadaan emosional
e. Rekapitulasi aktifitas sehari-hari
f. Keadaan spiritual
g. Catatan khusus
h. Pemeriksaan penunjang
i. Analisa data keperawatan
j. Prioritas diagnosa keperawatan
k. Dignosa, intervensi dan implementasi tindakan keperawatan.
l. Evaluasi dengan SOAP

PENGISIAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA REKAM MEDIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


IK/BidKep/ 0 3/3
Tanggal Terbit
INSTRUKSI
KERJA 1 November 2011

2. Perawat mencatat/mendokumentasikan semua pelayanan kesehatan yang


sudah dilakukan
3. Pencatatan asuhan keperawatan terdiri dari 5 tahap proses keperawatan
meliputi pengkajian, diagnose, perencanaan , tindakan dan evaluasi.
4. Perkembangan pasien dan intruksi dokter atau kunjungan dokter
didokumentasikan pada asuhan keperawatan pasien
5. Pencatatan/pendokumentasian harus lengkap, benar, teliti, berdasarkan
fakta,logis dan mudah dibaca oleh petugas kesehatan lain.
6. Perawat mempunyai tanggung jawab terhadap asuhan keperawatn di unitnya
masing-masing
7. Perawat rawat inap/intensif bertanggung jawab meneliti kelengkapan status/
RM pasien yang dirawat dan memintakan kelengkapannya kepada dokter
penanggung jawab.
8. Petugas rekam medic mengembalikan status kepada perawat jika rekam
medic belum lengkap

Dokumen Terkait - Rekam medik pasien


- Petujuk teknis penerapan standar asuhan keperawatan RS Islam Klaten
AUDIT DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


IK/SKF/ 1 ½
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Pjs. Bidang Keperawatan
INSTRUKSI
KERJA 20 Mei 2012
Sri Hastutin S.Kep

Pengertian Penilaian mutu asuhan keperawatan melalui alat bantu


catatan/dokumentasi asuhan keperawatan yang sudanh diberikan kepada
pasien.
Tujuan 1. Menilai asuhan keperawatan yang diberikan.
2. Pencapaian nilai mutu asuhan keperawatan seseuai standar
3. Mendorong pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan lebih
baik.
Instruksi 1. Sub komite peningkatan mutu membuat jadwal audit keperawatan
studi dokumentasi setiap 6 bulan.
2. Sub komite peningkatan mutu melibatkan kepala ruang rawat inap
dalam melaksanakan audit keperawatan studi dokumentasi
3. Penilaian dilakukan pada rekam medik pasien mengenai
dokumentasi asuhan keperawatan pasien yang sudah pulang.
4. Sub komite peningkatan mutu membuat permohonan kepada kepala
rekam medik untuk peminjaman status rekam medik untuk
pelaksnaan audit keperawatan.
5. Instrumen penilaian menggunakan chek lis istrumen Ayang sudah
ditetapkan.
6. Sub komite mutu membuat kesimpulan dan analisa hasil audit untuk
dilaporkan kepada ketua komite keperawatan.
7. Ketua komite keperawatan melaporkan hasil audit kepada direktur
rumah sakit.
8. Hasil audit keperawatan studi dokumentasi disosialisasikan kepda
seluruh staf keperawatan.
PEMAKAIAN GELANG PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO1/Bid.Kep/..... 0 1/ 2
Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR
OPERASIONAL 15 Juli 2012 dr. H. Purwono, M.Kes.

Pengertian Pemberian tanda pengenal yang spesifik kepada pasien yang memerlukan
perawatan di ruang rawat inap dan intensif berupa gelang identitas.

Tujuan - Mengetahui identitas pasien yang dirawat di ruang rawat inap & intensif,
sehingga mencegah identitas pasien keliru dan tertukar dengan pasien lain.
- Untuk mengidentifikasi pasien sebelum memberikan pelayanan berupa
pemberian obat, darah, produk darah, pengambilan darah dan specimen lain
untuk pemeriksaan klinis, serta sebelum melakukan suatu tindakan/prosedur
kepada pasien.
- Meningkatkan patient safety/keselamatan pasien.
Kebijakan 1. Rumah sakit memberikan tanda pengenal kepada pasien yang memerlukan
perawatan di ruang rawat inap dan intensif dengan cara memakaikan gelang
identitas.
2. Gelang identitas yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Gelang warna biru untuk pasien/bayi laki-laki, berisi nomor rekam
medis, nama, umur, dan alamat pasien.
b. Gelang warna pink untuk pasien/bayi perempuan, berisi nomor rekam
medis, nama, umur, dan alamat pasien
c. Gelang warna merah untuk pasien allergi (obat).
d. Gelang warna kuning untuk pasien yang beresiko jatuh.
3. Petugas menjelaskan tujuan dan fungsi pemberian gelang identitas kepada
pasien (pasien dan/atau keluarganya harus memahami tujuan dan fungsi
pemberian gelang identitas)
4. Petugas harus selalu melakukan pengecekan identitas pasien sebelum
memberikan pelayanan untuk memastikan kesesuaian pelayanan terhadap
pasien tersebut.
PEMAKAIAN GELANG PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO1/Bid.Kep/...... 0 2/2

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
15 Juli 2012
Prosedur 1. Perawat mengidentifikasi pasien yang memerlukan perawatan dan
memerlukan tanda pengenal berupa gelang: pasien baru (laki-laki/perempuan),
pasien dengan resiko jatuh, pasien dengan allergi
2. Perawat melakukan konfirmasi identitas pasien sebelum memasangkan gelang
untuk menjamin ketepatan pemasangan gelang.
3. Perawat memasangkan tanda pengenal pasien berupa gelang di pergelangan
tangan pasien. Gelang tidak boleh dipasang pada lengan yang terpasang AV-
shunt. Apabila kedua lengan pasien tidak memungkinkan untuk dipasang
gelang, perawat memasang pada pergelangan kaki pasien.
4. Perawat memberikan informasi tujuan pemakaian gelang dengan
menggunakan standar informasi sebagai berikut :

- Bapak/ibu/saudara saya memasang gelang:


Gelang warna biru untuk pasien /bayi laki-laki.
Gelang warna pink untuk pasien /bayi perempuan
sebagai tanda pasien yang dirawat dan untuk identifikasi setiap akan
melakukan tidakan, pemberian obat dan pengambilan sampel
laboratoriumkepada bapak/ibu/saudara.
- Bapak/ibu/saudara saya menambah gelang warna merah sebagai tanda
bapak/ibu/saudara allergi (obat)
- Bapak/ibu/saudara saya menambah gelang warna kuning sebagai tanda
pasien yang beresiko jatuh
- Bapak/Ibu/saudara tidak diperbolehkan melepaskan gelang ini selama
masih dalam perawatan kami.

5. Semua petugas yang akan memberikan pelayanan kepada pasien berupa


pemberian obat, darah, produk darah, pengambilan sampel darah dan specimen
lain untuk pemeriksaan klinis, serta sebelum melakukan suatu
tindakan/prosedur, harus selalu melakukan pengecekan identitas kepada pasien
terlebih dahulu dengan cara meminta pasien untuk menyebutkan nama dan
alamat pasien dan atau melihat gelang identitas pasien.
6. Perawat melepas gelang pasien sesudah pasien diijinkan pulang.

PEMAKAIAN GELANG PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO1/Bid.Kep/...... 0 1/ 2
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL
15 Juli 2012
Unit Terkait Rawat jalan
Rawat darurat
Rawat inap&intensif
Penunjang medis

MENURUNKAN RISIKO PASIEN CIDERA


AKIBAT JATUH

RSU No. Dokumen No. Revisi Halaman


BAHTERAMAS QP/RANAP/.... 0 1/ 2
KENDARI
Tanggal Terbit Direktur

PROSEDUR
MUTU 1 Juli 2013
Dr. Abdul Razak,M.Kes
NIP. 19660312 20003 1 002
Pengertian Pasien jatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat tidur ke
lantai, atau ke tempat lainnya yang lebih rendah pada saat
istirahat maupun pada saat pasien terbangun yang disebabkan
oleh berbagai kondisi penyakit stroke, epilepsi, kejang, penyakit
kronis lainnya atau karena terlalu banyak aktifitas atau akibat
kalalaian perawat.
Tujuan - Sebagai pedoman perawat dalam penatalaksanaan
mengurangi cidera pasien akibat jatuh .
- Tidak terjadinya cidera pasien akibat jatuh.
Kebijakan - Perawat melakukan assesment awal resiko pasien jatuh dan
melakukan assesment ulang bila diindikasikan terjadi
perubahan kondisi atau perubahan.
- Menerapkan langkah-
- Semua perawat mengurangi cidera pasien akibat jatuh sesuai
standar yang telah ditetapkan.
Prosedur 1. Lakukan pengkajian dengan mengidentifikasi faktor resiko
pasien cidera.
2. Identifikasi faktor resiko penggunaan obat-obatan yang sering
meningkatkan risiko pasien jatuh (obat sedative, hypnotic,
analgesic, psikotropik, anti depresan, laxative dan diuretic).
3. Lakukan mobilisasi pasien sesuai SOP (protokol) yang telah
ditetapkan (memindahkan pasien dari tempat tidur, kursi roda,
strecther).
4. Penuhi permintaan bell pasien terhadap kebutuhan makanan,
cairan dan kebutuhan eliminasi sesegera mungkin.
5. Tingkatkan pemenuhan pola tidur normal pasien.
6. Komunikasi faktor risiko pasien jatuh pada pasien, keluarga
dan ingatkan pasien untuk pencet bel bila memerlukan
bantuan perawat.
7. Gunakan instrumen uang sahih (valid) serta dapat dipercaya
(reliable) untuk memprediksi faktor risiko pasien jatuh.

MENURUNKAN RISIKO PASIEN CIDERA


AKIBAT JATUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU QP/RANAP/.... 0 2/ 2
BAHTERAMAS
KENDARI

Tanggal Terbit
PROSEDUR
MUTU

Prosedur 8. Berikan pengertian pada pasien dan keluarga untuk memahami


faktor risiko karena perubahan tingkat ketergantungan,
gangguan adaptasi terhadap perubahan lingkungan, perubahan
daya ingat, perubahan sensorik, perubahan motorik serta
gangguan komunikasi
9. Yakinkan jumlah tenagan perawat cukup pada setiap shift
10. Perhatikan kondisi lingkungan pasien :
- Peralatan yang digunakan mudah dijangkau
- Penerangan cukup
- Kebisingan terkontrol
- Pindahkan pasien yang berisiko jatuh dekat nurse station
11. Beri tanda/warna khusus pada ID Bands (penang pasien) untuk
memudahkan perawat mengidentifikasi pasien yang
mempunyai risiko jatuh
Dokumen terkait Rawat jalan
Rawat darurat
Rawat inap&intensif
Penunjang medis

Anda mungkin juga menyukai