Anda di halaman 1dari 6

KODE ETIK KEPERAWATAN : NON-MALEFICIENCE

No. Dokumen Revisi ke Halaman

SPO/RS-BA/IGD/050 00
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur
Standar Prosedur
Operasional

Pengertian Melakukan tindakan pelayanan keperawatan sesuai dengan ilmu


keperawatan dan kiat keperawaan yang telah dimiliki dengan tidak
merugikan dan menimbulkan bahaya pada pasien.

Tujuan Meminimalisir terjadinya kasus dan kejadian pelanggaran kode etik


selama praktek dengan pasien.

Kebijakan SK Direktur Nomor 007/SK-DIR/RS-BA/IV/2021 tentang Pedoman


Layanan Keperawatan. ( NO SK Dir Sama )

Prosedur Pelaksanaan :
1. Mengkaji pasien emergency sebelum ditangani
2. Perawat dibantu oleh dokter menjelaskan keadaan pasien dan
terapi yang akan diberikan kepada pasien
3. Memberikan penyerahan keputusan tindakan pada keluarga
pasien
4. Mengevaluasi kembali keputusan keluarga
5. Keluarga pasien mengisi form persetujuan/penolakan
tindakan pasien
6. Dokumentasikan apa yang telah dilakukan oleh perawat

Unit terkait 1. IGD


2. Rawat jalan
3. Rawat inap
4. NICU/PICU/ICU
5. OK
TRANSFER PASIEN ANTAR RUANGAN RUMAH SAKIT
BUNDA ALIYAH
No. Dokumen Revisi ke Halaman

1/4
SPO/RS-BA/IGD/045 00
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur
Standar Prosedur
Operasional
22 September 2016 ( dr. Siti Hodidjah )
Pengertian Transfer pasien kerumah sakit lain untuk pemeriksaan penunjang
adalah memindahkan sementara pasien dari RSU Bunda Aliyah
Depok ke RS lain untuk dilakukan tindakan medis/tindakan
penunjang karena tidak tersediannya fasilitas pelayanan yang
dibutuhkan di RSU Bunda Aliyah.

Tujuan Agar proses transfer/pemindahan pasien berlamgsung dengan aman


dan lancar serta pelaksanaanya sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
Kebijakan SK Direktur Nomor 007/SK-DIR/RS-BA/IV/2021 tentang Pedoman
Layanan Keperawatan. ( NO SK Dir Sama )

Prosedur A. Persiapan
- Status rekam medis pasien
- Hasil pemeriksaan penunjang
- Formulir transfer / serah terima
- Peralatan medis yang digunakan selama transfer
sesuia kondisi pasien
B. Pelaksanaan
1. Ucapkan salam
” selamat pagi/ siang/ malam, bapak/ ibu”
2. Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang
rrencana tindakan yang akan dilakukan
” bapak/ ibu, sesuai pesanan dari dr... (sebutkan nama DPJP yang
memberikan pesanan) bahwa bapak/ibu akan dilakukan tindakan
medis/ pemeriksaan penunjang (sebutkan tindakan medis /
pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan ) di RS.... (sebutkan
nama yang dituju, pada tanggal ... jam... (sebutkan tanggal dan jam
berangkat) kami akan mengantar bapak/ibu ke RS tersebut.
3. Lakukan verifikasi terhadap pernyataan persetujuan
pasien / keluarga tentang tindakan medis/ pemeriksaan
penunjang yang akan dilakukan.
4. Lakukan koordinasi dengan petugas (dokter) RS yang
dituju dan komunikasikan tentang kondisi pasien dan
rencana tindakan.
- Identifikasi pasien (nama, umur, jenis kelamin)
- Diagnose medis dan riwayat penyakit
- Keadaan umum paisen
- Dokter yang merawat
- Jenis tindakan medis/ pemeriksaan penunjang
yang akan dilakukan
5. Periksa kelayakan kondisi pasien untuk transfer (oleh
DPJP / Dokter amastesi / Dokter IGD / Dokter IGD/
Dokter ruangan)
6. Tentukan SDM yang akan mendampingi pasien selama
transfer dengan ketentuan sebagai berikut
- Pasien level 0 : di dampingi perawat/ petugas
keamanan yang memiliki minimal kemampuasn
BLS
- Pasien level 1 : di dampingi oleh petugas
keamanan yang memiliki kemampuan BLS dan
perawat yang memiliki BLS dan cara pemberian
oksigen, sudah berpengalaman dalam pemberian
obat-obatan yang spesifik
- Pasien level 2 : didampingi oleh petugas
keamanan yang memiliki kompetensi BLS dan
perawat yang mempunyai kemampuan sama
seperti level 1 ditambah dengan kompetensi, dapat
memberikan bantuan pernafasan menggunakan
ambubag, dapat menggunakan defibrilator, dapat
melakukan perawatan CVP, pengalaman kerja 2
tahun merawat pasien kritis bila memungkinkan
- Pasien level 3 : didampingi oleh perawat yang
memiliki kompetensi seperti pada level 2
ditambah dengan kompetnsi dapat menggunakan
defibrilator, pengalamam kerja 2 tahun merawat
pasien kritis ( perawat ICU) serta dokter yang
memiliki kompetensi ACLS dan pengetahuan
tentang panduan monitor pasien saat transfer
7. Siapkan peralatan yang harus disertakan saat transfer
pasien, sesuai dengan kondisi pasien berdasarkan level
yaitu :
- Pasien level 0 : status rekam medis pasien, hasil
pemeriksaan penunjang (fptp rontgen dll),
formulir pemindahan antar ruangan yang sudah
diisi dengan lengkap, kursi roda/ tempat tidur
- Pasien level 1 : semua peralatan yang disertakan
pada standar infus, mesin suction, dan pulse
oximetri bila memungkinkan
- Pasien level 2 : peralatan yang di sertakan pada
level 1 ditambahkan monitor EKG dan mesin
defibrilator bila memungkinkan
- Pasien level 3 : peralatan yang disertakan pada
level 2 ditambah dengan alat bantu pernapasan
jika dibuthkan
8. Hubungi petugas ambulan dan informasikan tentang
rencana transfer pasien
9. Isi formulir transfer/ serah terima dengan lengkap
10. Observasi keadaan umum dan TTV pasien, sebelum
pasien ditransfer oleh perawat pendamping.
11. Informasikan pada pasien dan keluarga saat pasien akan
ditransfer
”Bapak/ibu kita berangkat untuk tindakan/ pemeriksaan...
(sebutkan jenis tindakan/ pemeriksaan yang akan
dilakukan) ke RS .. (sebutkan nama RS yang dituju)
sekarang ya”
12. Antar pasien ke RS yang dituju
13. Monitor kondisi pasien (keadaan umum, kesadaran,
TTV ) selama transfer
14. Catat hasil monitor kondisi pasien pada format monitor
pasien
15. Lakukan serah terima dengan petugas (dokter/perawat)
RS yang dituju. Hal-hal yang di serahterimakan adalah :
- Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin)
- Dokter yang merawat
- Diagnose medis dan hasil observasi TTV pasien
- Tindakan yang telah dilakukan bila diperlukan
- Terapi yang telah diberikan (cairan infus, obat-
obatan)
- Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan
(laboratorium, radiologi dll)
- Alergi obat bila diperlukan
- Status rekam medis pasien
- Informasikan lain yang dianggap perlu
16. Tandatangani formulir serah terima oleh pengantar dan
penerima
17. Kembalikan peralatan yang telag selesai di pakai saat
transfer ke tempat semula
C. Keterangan
D. Kondisi pasien sesuai level :
- Level 0 : pasien yang hanya membutuhkan ruang
perawatan biasa
- Level 1 : pesien yang berisiko mengalami perburukan
kondisi, pasien yang sebelumnya menjalani perawatan di
high nursing deppendency unit (HND); dimana
membutuhkan perawatan diruang rawat biasa dengan
saran dan dukungan tambahan dari tim perawatan kritis
- Level 2 : pasien yang memerlukan observasi dan
intervensi lebih ketat, termasuk penangan kegagalan satu
system organ atau perawatan pasca-operasi
- Level 3 : pasien yang membutuhkan bantuan pernafasan
lanjut (advanced resporatory support) dengan dukungan /
bantuan pada minimal 2 sistem organ, termasuk pasien-
pasien yang membutuhkan penanganan kegagalan multi-
organ.

Unit terkait 1. IGD


2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
4. NICU/PICU/ICU

Anda mungkin juga menyukai