Anda di halaman 1dari 4

PENGGUNAAN KOMUNIKASI SBAR

No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
UPTD
PUSKESMAS SIMPUR Dr. Herla Maulita Surdhawati
KABUPATEN NIP. 19930820 201903 2 012
HULU SUNGAI SELATAN

1. Pengertian Komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change)


pada orang yang terlibat dalam komunikasi.
SBAR adalah alat komunikasi yang menyediakan metode jelas
mengkomunikasikan informasi terkait dengan temuan klinis.
SBAR digunakan untuk melaporkan situasi klinis yang memerlukan tindakan
dalam kesinambungan pelayanan.
SBAR mengandung unsur Situation, Background, Assessment dan
Recommendation
Contoh :
(S) Situation :
“Selamat malam Dok, saya suster Nita, perawat dari ruang penyakit dalam
pria, menyampaikan kondisi pasien Tn. Gun, No.MR 1234, umur 45 thn,
dirawat di kamar 1A, saat ini mengalami gangguan pernafasan dengan RR
38x/mnt”

(B) Background :
“Tn. Gun masuk rumah sakit 2 hari yang lalu dengan riwayat pneumuthorax”

(A) Assessment :
Saturasi O2 turun, 95% dalam 2 menit menjadi 85% dng non breathing, pada
auskultasi:suara pernafasan menurun di sebelah kanan. Tracheal shift,
peningkatan distress, pasien saat ini diposisikan tidur semi fowler. Pasien
tampaknya mengalami gagal nafas/gangguan pertukaran gas.
(R) Recommendation:
Dokter telah dihubungi melalui telepon belum terhubung, mohon dihubungi
kembali untuk kemungkinan alih rawat ICU untuk pemasangan ventilator

1 dari 4
Menerima laporan dengan teknik TuBak (Tulis – Baca – Konfirmasi)
T (Tulis) :
tulis pesan yang disampaikan di formulir terintegrasi pada rekam medis
pasien yang dilaporkan, meliputi :
1. Tanggal & jam pesan diterima
2. Gunakan simbol/singkatan sesuai standar
3. Dosis/nilai harus spesifik untuk menghindari salah penafsiran
4. Nama petugas/pelapor/memberi pesan
5. Nama dan ttd petugas penerima pesan
6. Bila pesan melalui telepon, pengirim pesan/dokter menandatangani pada
saat visite hari berikutnya.
Ba (Baca) :
Penerima pesan membaca kembali isi pesan yang telah ditulis untuk
memastikan kebenaran pasien yang ditulis. Bila keadaan tuidak
memungkinkan, diperbolehkan tidak melakukan pembacaan kembali misal
keadaan Darurat di ICU dan IGED. Pesan untuk terapi dengan obat-obatan
high alert harus dibacakan 2 kali (Repeat Back) dengan mengeja
menggunakan alfabet safety.
K (Konfirmasi):
Penerima pesan membubuhkan stempel Tbak pada formulir catatan
terintegrasi. Pengirim pesan/dokter menandatangani pada saat visite hari
berikutnya
2. Tujuan 1. Mengurangi kesalahan pemahaman yang di perintahkan secara lisan dan
lewat telpon mengenai perintah medis / hasil pemeriksaan.
2. Komunikasi efektif yang jelas, akurat, lengkap, tepat waktu dan dipahami
oleh penerima perintah sehingga mengurangi kesalahan dan
meningkatkan keselamatan pasien
1. Kebijakan 1. Permenkes 1691 tahun 2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit.
2. SK Direktur No.445/     /RSUD/2014 tentang keselamatan pasien Rumah
Sakit Umum Daerah H.Damanhuri Barabai kepada masyarakat RSUD
H.Damanhuri Barabai
3. Referensi 1. Undang-undang No. 36/2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 122);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2015
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015

2 dari 4
tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
296/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Pengobatan Dasar di
Puskesmas;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011,
tentang keselamatan pasien rumah sakit
4. Prosedur/Langkah- I. Persiapan
langkah 1. Gelang Identitas Pasien (Gelang warna Pink untuk Wanita , Gelang
warna biru muda untuk Pria).
2. Alat Tulis

II. Tata Laksana Gelang Pemasangan Gelang Identifikasi Pasien


1. Gelang identifikasi pasien dipasangkan di pergelangan tangan yang
aktif (kanan atau kiri)
2. Petugas menjelaskan manfaat pemasangan gelang identitas yaitu:
a. Jelaskan manfaat gelang pasien yaitu mencegah salah orang
sebelum pasien diberikan obat, dilakukan tindakan/ prosedur
diambil darah/ sample, diberikan darah atau produk darah, dan
dilakukan pengobatan

b. Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak, ,melepas, menutupi


gelang yaitu dapat terjadi salah obat/ tindakan/ prosedur/ tranfusi,
dll
c. Minta pasien utuk mengingatkan petugas bila akan melakukan
tindakan atau memberi obat dan memberikan pengobatan tanpa
menanyakan nama dan nomor rekam medis serta tak mengecek ke
gelang identitas.
3. Memastikan bahwa gelang terpasang dengan nyaman dan aman.
4. Pelepasan gelang identifikasi pasien hanya ketika proses pemulangan
pasien telah selesai.
5. Ketika pasien dipindahkan dari satu unit ke unit lainnya, perawat yang
menerima pasien bertanggung jawab untuk menanyakan kembali
identitas pasien dan menyesuaikan dengan rekam medisnya
5. Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
3. Intensive Care Unit

3 dari 4
III. Dokumen Terkait -

4 dari 4

Anda mungkin juga menyukai