Anda di halaman 1dari 33

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

PELAYANAN MEDIK
RUMAH SAKIT HEWAN PENDIDIKAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
I. DIAGRAM ALUR DAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
PELAYANAN MEDIS VETERINER DI RSHP

Klien beserta pasien datang


mengambil no urut pelayanan di Loket Pendfataran
dan menunggu panggilan di ruang tunggu.

2. Klien menyerahkan no urut dan kartu berobat pasien kepada


Mahasiswa PPDH dan masuk ke ruang periksa yang telah
ditentukan sesuai giliran.

3. Pasien mendapatkan penanganan oleh Mahasiswa PPDH yaitu


Anamnese dan pemeriksaan Fisik sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan oleh Direktur RSHP

4. Mahasiswa Konsultasi ke Dokter jaga tentang tindakan medis dan


terapi yang akan dilakukan ke pada pasien

5. Dokter melakukan pemeriksaan kepada pasien dan memutuskan


tindakan medis/terapi yang akan diberikan kepada pasien

6. Mahasiswa melakukan tindakan medis dan terapi sesuai dengan


saran yang diberikan dokter.

7. Pasien selesai ditangani dan Klien mendapatkan invoice/bukti


tagihan dan membayar ke Loket Pembayaran

8. Klien menyerahkan bukti pembayaran ke mahasiswa PPDH

9. Mahasiswa PPDH memberikan resep atau interpretasi hasil X-


ray/USG kepada Klien

10. Klien dan Pasien


Pulang
2
RUMAH SAKIT PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN
HEWAN PENDIDIKAN
FKH-UNAIR Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
SOP-RJ-001 001 1 s/d 2

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


30 Maret 2016 Direktur Rumah Sakit Hewan Pendidikan
FKH-unair

Prof.Dr.Koesnoto Soepranianondo MS., Drh


NIP : 195005251979011001

Pengertian Penerimaan pasien adalah kegiatan pada loket pendaftaran yang


mempunyai fungsi untuk melayani pendaftaran pasien Rawat Jalan yang
belum atau sudah pernah berobat di RSHP FKH-Unair yang meliputi :
1. Kunjungan Baru yaitu pasien yang pertama kali datang ke rumah sakit
pada tahun yang sedang berjalan.
2. Kunjungan Lama yaitu kunjungan berikutnya dari pasien yang sama
suatu kunjungan baru pada tahun yang berjalan.
Pasien Rawat Jalan adalah pasien yang mendapatkan pelayanan medis di
poliklinik RSHP FKH-Unair
Tujuan 1. Melayani pasien yang berobat di RSHP FKH-Unair dengan memberikan
bentuk pelayanan yang prima
2. Dapat memberikan kesan baik pada kunjungan pertama pasien/
keluarganya terhadap pelayanan kesehatan RSHP FKH-Unair .
3. Mengarahkan dan menyalurkan pasien secara efesien sesuai dengan
kasusnya untuk mendapatkan pelayanan medis yang tepat dan cepat.
Kebijakan Unit Pelayanan Medik menyediakan SOP Penerimaan Pasien Rawat Jalan
di RSHP FKH – Unair

Prosedur 1. Klien/pemilik dan Pasien datang di bagian admisi dan diterima oleh
petugas admisi;
2. Petugas menanyakan apakah pasien tersebut merupakan pasien baru
(pasien yang baru pertama kali berkunjung, tidak membawa kartu
berobat dan kehilangan kartu) atau pasien lama;
3. Jika pasien tersebut adalah pasien baru, maka petugas pendaftaran
mendaftar pasien sbb:
 Petugas pendaftaran melengkapi formulir rekam medis
penerimaan pasien baru dengan mewawancarai pasien tersebut;
 Petugas pendaftaran mencetak KIB (Kartu Identitas Berobat)
Petugas pendaftaran menyerahkan KIB kepada pasien;
 Petugas menanyakan apakah sudah ada janji dengan dokter
tertentu atau ada permintaan untuk ditangani/diperiksa oleh
dokter yang diinginkan
 Petugas pendaftaran menyerahkan formulir rekam medis pasien
ke Mahasiswa PPDH

Jika pasien tersebut adalah pasien lama, maka petugas pendaftaran


mendaftar pasien sebagai berikut:
 Petugas menerima dan meneliti kartu identitas berobat pasien;
 Petugas pendaftaran mendaftar pasien sesuai dengan pelayanan
yang akan dituju dengan mewawancarai pasien tersebut;
 Petugas menanyakan apakah sudah ada janji dengan dokter
3 permintaan untuk ditangani/diperiksa oleh
tertentu atau ada
dokter yang diinginkan
 Petugas mengambil berkas rekam medis pasien ke Filing sesuai
dengan tracer tersebut;
II. DIAGRAM ALUR DAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
PELAYANAN RAWAT DARURAT

PASIEN RAWAT DARURAT


(Tidak melalui no urut antrian)

LAPOR KE BAGIAN LOKET PENDAFTARAN


BAHWA KONDISI EMERGENCY

PETUGAS LAPOR KE MAHASISWA PPDH

MAHASISWA LAPOR KE DOKTER JAGA

DOKTER JAGA MEMERIKSA


KONDISI PASIEN

KEPUTUSAN RAWAT
DARURAT

DOKTER JAGA MENYAMPAIKAN


PROGNOSA DAN TINDAKAN YANG
AKAN DILAKUKAN KEPADA PASIEN

Mahasiswa PPDH :
1. Mempersiapkan Form persetujuan RAWAT DARURAT tanda tangani klien dan
dokter yang bertanggung jawab konsultasi penanganan medik kepada dokter
penanggung jawab
2. Lapor ke paramedis penanggung jawab Ruang Rawat Darurat untuk menyiapkan
peralatan Rawat Darurat
3. Membantu dokter melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan spesifik
dari berbagai system
4. Membantu dokter melakukan tindakan rawat darurat antara lain
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR), Penanganan shock,
Penanganan intoksikasi akut, Terapi cairan, Oksigenasi, dll
5. Form biaya rawat darurat dan biaya tindakan medis non operatif diserahkan ke klien
untuk disetorkan ke loket

4
RUMAH SAKIT PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT DARURAT
HEWAN PENDIDIKAN
FKH-UNAIR Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
SOP-RD-001 001 1 s/d 3

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


30 Maret 2016 Direktur Rumah Sakit Hewan Pendidikan
FKH-unair

Prof.Dr.Koesnoto Soepranianondo MS., Drh


NIP : 195005251979011001

Pengertian 1. Penerimaan pasien darurat medik adalah melayani penanganan pasien


Rawat darurat yang datang ke RSHP FKH-Unair dengan cepat dan tepat
tanpa menggunakan antrian
2. Penerimaan pasien darurat medik bisa pada jam pelayanan Poli atau
pada jam tutup pelayanan poli (dengan prasyarat ada persetujuan dari
kasie bidang pelayanan medik)
3. Pasien Rawat Darurat adalah pasien yang datang dengan kondisi yang
cukup parah dan dapat mengakibat kematian pasien secara cepat
sehingga butuh penanganan segera.
Tujuan 1. Dijadikan pedoman kerja dalam hal pendaftaran pasien rawat
darurat
2. Melayani pasien rawat darurat dengan segera tanpa menunggu
antrian sesuai nomor.
3. Dapat memberikan penanganan yang cepat dan tepat pada pasien
dengan status emergency
4. Mengarahkan dan menyalurkan pasien secara efesien sesuai dengan
kasusnya untuk mendapatkan pelayanan medis yang tepat dan cepat.
Kebijakan Unit Pelayanan Medik menyediakan SOP Penerimaan Pasien Rawat Darurat
di RSHP FKH – Unair

Prosedur A. Pasien rawat darurat datang pada jam BUKA pelayanan poli :
1. Klien/pemilik dan Pasien datang di bagian admisi dan melaporkan
kepada petugas admisi bahwa hewan kondisi emergency
2. Petugas admisi melaporkan kepada mahasiswa PPDH tentang
kondisi pasien emergency
3. Mahasiswa membawa masuk pasien tersebut ke dalam ruang
periksa yang belum ada pasien di dalamnya
4. Bila tidak ada ruang yang kosong (ruang periksa penuh dengan
pasien yang sedang dalama penanganan), maka mahasiswa
meminta ijin dan pengertian pemilik untuk memakai ruang
tersebut dikarenakan ada pasien dengan kondisi emergency
5. Mahasiswa lapor kepada dokter jaga yang bertugas, bahwa ada
kasus emergency
6. Dokter datang ke ruang periksa dan melakukan pemeriksaan
secara seksama kepada pasien yang bersangkutan dibantu oleh
mahasiswa PPDH
7. Dokter menyampaikan hasil pemeriksaan kepada Klien/pemilik
tentang prognosa dan tindak medis maupun terapi yang akan
dilakukan
8. Mahasiswa PPDH mempersiapkan Form persetujuan RAWAT
DARURAT dan meminta tanda tangan pemilik dan Dokter yang
bertanggung jawab
9. Dokter melakukan tindakan medis dan terapi sesuai dengan
persetujuan klien/pemilik dibantu mahasiswa
5
10. Bila Kondisi pasien membaik :
a. keputusan boleh pulang:
 Mahasiswa menyiapkan kartu rekam medik pasien dan
III. DIAGRAM ALUR DAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
PELAYANAN OPNAME/TITIP SEHAT

PASIEN

DOKTER PENANGGUNG JAWAB


OPNAME/TITIP SEHAT

PASIEN OPNAME/TITIP
SEHAT

Mahasiswa PPDH menyiapkan :


1. Form persetujuan OPNAME/TITIP SEHAT tanda tangani pemilik
dan dokter yang bertanggung jawab konsultasi penanganan medik
kepada dokter penangung jawab opname/titip sehat
2. Persyaratan titip sehat adalah pasien harus sudah divaksinasi, bebas dari infestasi
parasit, tidak dalam kondisi stress, tidak ditemukan adanya gejala sakit seperti
muntah, diare, dll.
3. Pasien yang belum divaksin boleh dirawat inap titip sehat setelah klien mendapat
penjelasan dari dokter penanggung jawab pasien mengenai resiko tertular
penyakit
4. Lapor ke paramedis penanggung jawab opname/titip sehat untuk menyiapkan
kandang
5. Form persetujuan opname/titip sehat, biaya uang muka opname dan biaya
tindakan medis non operasi diserahkan ke klien untuk disetorkan ke loket
6. Buat rekap perkembangan untuk masing-masing pasien opname/titip sehat setiap
hari

6
RUMAH SAKIT PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP
HEWAN PENDIDIKAN
FKH-UNAIR Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
SOP-RI-001 001 1 s/d 3

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


30 Maret 2016 Direktur Rumah Sakit Hewan Pendidikan
FKH-unair

Prof.Dr.Koesnoto Soepranianondo MS., Drh


NIP : 195005251979011001

Pengertian Penerimaan pasien rawat inap/titip sehat adalah melakukan kegiatan


untuk melayani pendaftaran kepada seluruh pasien Rawat Inap/titip sehat
yang akan mendapatkan pelayanan medis dan tinggal diruangan,
mendapatkan pemeriksaan serta perawatan yang diberikan oleh dokter di
Rumah Sakit Hewan Pendidikan FKH-Unair

Tujuan 1. Dijadikan pedoman kerja dalam hal pendaftaran pasien rawat inap
2. Mengetahui jumlah pasien secara tepat dan sebagai cross check
3. Sebagai bahan untuk pembuatan laporan yang benar dan up todate
yang membutuhkan pencatatan yang rutin, tepat dan isinya sesuai
dengan kebutuhan Rumah Sakit Hewan Pendidikan FKH-Unair

Kebijakan Mengatur SOP Tempat Penerimaan Pasien Rawat Inap, Medical Record &
Health Information Rumah Sakit Hewan Pendidikan FKH-Unair

Prosedur 1. Pasien rawat inap/titip sehat dapat berasal dari :


 Pasien Poliklinik
 Pasien rawat darurat
 Pasien bedah
 Pasien dari rujukan dokter

2. Prosedur rawat opname


a. Pasien telah mendapat rujukan untuk rawat inap dari dokter
b. Mahasiswa menjelaskan tentang aturan rawat inap yang berlaku di
RSHP yaitu tentang tarifikasi, fasilitas dan tata tertib yang berlaku
untuk rawat inap
c. Jika tidak setuju, maka Pemilik/Klien boleh membawa hewannya
pulang
d. Jika setuju, maka pemilik/Klien mengisi formulir rawat inap dan
menandatangani persetujuan rawat inap
e. Mahasiswa meminta tanda tangan dokter yang bertanggung jawab
dan menyiapkan form rekam medik opname untuk di isi oleh Dokter
sekaligus konsultasi tindakan medis dan terapi yang akan dilakukan
kepada pasien
f. Mahasiswa PPDH menyerahkan biaya adminstrasi yang harus dibayar
oleh Pemilik/Klien yaitu biaya adminstrasi dan biaya uang muka
Opname untuk 10 hari ke depan
g. Klien/pemilik hewan dipersilahkan menyelesaikan administrasi
pembayaran di kasir
h. Mahasiswa PPDH melakukan penanganan kepada pasien opname
sesuai dengan arahan dokter penanggungjawab
i. Mahasiswa PPDH menyiapkan tempat/kandang untuk pasien sesuai
dengan prosedur

3. Prosedur pasien titip sehat :


a. Klien/pemilik dan 7Pasien datang di bagian admisi dan melaporkan
kepada petugas admisi bahwa mau menitipkan hewannya

b. Petugas pendaftaran melengkapi formulir rekam medis penerimaan


pasien baru dengan mewawancarai pasien tersebut
IV. DIAGRAM ALUR DAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
PELAYANAN BEDAH

PASIEN

DOKTER BEDAH

KEPUTUSAN OPERASI

Mahasiswa PPDH Siapkan :


1. Form persetujuan OPERASI tanda tangani klien dan dokter
bedah yang bertanggung jawab konsultasi pananganan
medik kepada dokter bedah penanggung jawab
2. Lapor ke paramedis penanggung jawab OPERASI untuk
menyiapkan peralatan operasi
3. Form persetujuan operasi, biaya operasi dan biaya tindakan medis
non operatif diserahkan ke klien untuk disetorkan ke loket

8
RUMAH SAKIT PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN BEDAH
HEWAN PENDIDIKAN
FKH-UNAIR Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
SOP-IB-001 001 1 s/d 2

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


30 Maret 2016 Direktur Rumah Sakit Hewan Pendidikan
FKH-unair

Prof.Dr.Koesnoto Soepranianondo MS., Drh


NIP : 195005251979011001

Pengertian Penerimaan pasien bedah adalah melakukan kegiatan untuk melayani


pasien yang membutuhkan tindakan bedah oleh dokter di Rumah Sakit
Hewan Pendidikan FKH-Unair

Tujuan 1. Dijadikan pedoman kerja dalam hal pendaftaran dan penanganan


pasien bedah
2. Melayani pasien-pasien yang membutuhkan tindakan bedah yang tepat
dan cepat di Rumah Sakit Hewan Pendidikan FKH-Unair
3. Mengatur pelayanan pasien bedah secara terpadu

Kebijakan Mengatur SOP Penerimaan dan penanganan pasien Bedah Rumah Sakit
Hewan Pendidikan FKH-Unair

Prosedur 1. Pasien Bedah dapat berasal dari :


 Pasien Poliklinik
 Pasien rawat darurat
 Pasien dari rujukan dokter

2. Prosedur pasien bedah


a. Pasien telah mendapat rujukan untuk penanganan bedah dari
dokter

b. Mahasiswa menjelaskan tentang aturan penangan bedah yang


berlaku di RSHP yaitu tentang tarifikasi, prosedur penanganan dan
segala resiko yang akan terjadi pada pre maupun pasca operasi

c. Jika tidak setuju, maka Pemilik/Klien boleh membawa hewannya


pulang

d. Jika setuju, maka pemilik/Klien mengisi formulir persetujuan


penanganan bedah dan menandatangani persetujuan penanganan
bedah

e. Mahasiswa meminta tanda tangan dokter yang bertanggung jawab


dan konsultasi persiapan pasien, alat dan ruang operasi, dan terapi
yang akan dilakukan kepada pasien

f. Mahasiswa PPDH menyerahkan biaya operasi yang telah disepakati


oleh Pemilik/Klien dan mempersilahkan menyelesaikan
administrasi pembayaran di kasir

g. Mahasiswa PPDH Lapor ke paramedis penanggung jawab OPERASI


untuk menyiapkan peralatan operasi

h. Mahasiswa PPDH membantu persiapan pre operasi pada pasien


9
sesuai dengan arahan dokter bedah yang bertanggung jawab

i. Mahasiswa PPDH melapor kepada dokter bedah yang bertanggung


jawab bahwa pasien telah siap masuk ruang operasi dan siap untuk
V. DIAGRAM ALUR DAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
PELAYANAN RADIOLOGI

PASIEN

DOKTER RADIOLOGI

KEPUTUSAN X-RAY

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Mahasiswa PPDH :


1. Konsultasi ke dokter radiologi tentang letak dan positioning pasien.
2. Lapor ke paramedis penanggung jawab X-Ray untuk menyiapkan foto x-ray
3. Serahkan hasil foto X-ray untuk dilakukan interpretasi oleh dokter radiologi yang
bersangkutan
3 Menyerahkan Form interpretasi hasil X-Ray ke dokter radiologi untuk diisi,
4. Menyalin hasil interpetasi ke buku X-Ray dan memasukkan hasil interpretasi yang asli
ke Amplop beserta foto X-ray nya untuk diserahkan kepada pemilik. Salinan dari hasil
interpretasi dijepret dengan ambulatoar/rekam medik pasien
5. Selanjutnya biaya X-Ray dan biaya tindakan medis non operatif diserahkan klien
untuk disetorkan ke loket).

10
RUMAH SAKIT PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RADIOLOGI
HEWAN PENDIDIKAN
FKH-UNAIR Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
SOP-IR-001 001 1 s/d 2

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


30 Maret 2016 Direktur Rumah Sakit Hewan Pendidikan
FKH-unair

Prof.Dr.Koesnoto Soepranianondo MS., Drh


NIP : 195005251979011001

Pengertian Penerimaan pasien radiologi adalah melakukan kegiatan untuk melayani


pasien yang membutuhkan pemeriksaan radiologi di Rumah Sakit Hewan
Pendidikan FKH-Unair

Tujuan 1. Dijadikan pedoman kerja dalam hal pendaftaran dan penanganan


pasien radiologi

2. Melayani pasien-pasien yang membutuhkan pemeriksaan radiologi


dengan tepat dan cepat di Rumah Sakit Hewan Pendidikan FKH-Unair
3. Mengatur pelayanan pasien radiologi secara terpadu

Kebijakan Mengatur SOP Penerimaan dan penanganan pasien Radiologi Rumah Sakit
Hewan Pendidikan FKH-Unair

Prosedur 1. Pasien radiologi dapat berasal dari :


 Pasien Poliklinik
 Pasien rawat darurat
 Pasien dari rujukan dokter

2. Prosedur pasien radiologi


a. Pasien telah mendapat rujukan untuk pemeriksaan radiologi dari
dokter

b. Mahasiswa PPDH konsultasi dengan dokter penanggungjawab


radiologi tentang posisi pasien, perlu atau tidak diberi penenang
(jika pasien galak/tidak dapat dihandling sebaiknya diberi obat
penenang)

c. Mahasiswa lapor ke paramedis penanggung jawab X-Ray untuk


menyiapkan prosedur x-ray

d. Paramedis melakukan prosedur x-ray sesuai dengan hasil arahan


dokter penanggung jawab

e. Hasil x-ray di serahkan ke dokter penanggung jawab untuk


dilakukan interpretasi

f. Dokter menuliskan hasil interpretasinya di Form interpretasi hasil


X-Ray dan berkewajiban menjelaskan hasil interpretasi kepada
Klien/pemilik hewan

g. Mahasiswa PPDH menyalin hasil interpetasi ke buku X-Ray dan


memasukkan hasil interpretasi yang asli ke Amplop beserta foto X-
ray nya untuk diserahkan kepada Klien/pemilik hewan. Salinan dari
hasil interpretasi dijepret dengan ambulatoar/rekam medik pasien
11
h. Mahasiswa PPDH menyerahkan biaya radiologi kepada Klien/pemilik
hewan dan mempersilahkan menyelesaikan administrasi
pembayaran di kasir
VI. STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) DAN ALUR PELAYANAN
EUTHANASIA DAN KREMASI PASIEN MENINGGAL

PASIEN
EUTHANASI
A

PERMINTAAN SARAN
KLIEN DOKTER

KEPUTUSAN
EUTHANASIA

Mahasiswa PPDH Siapkan :


1. Form PERSETUJUAN EUTHANASIA untuk ditanda tangani pemilik
konsultasikan ke dokter penanggung jawab
2. Menyerahkan form persetujuan euthanasia, biaya euthanasia dan biaya
tindakan medis non operatif ke klien untuk diserahkan ke loket

HEWAN DIBAWA HEWAN DIKREMASI


PULANG

12
RUMAH SAKIT PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN EUTHANASIA DAN KREMASI
HEWAN PENDIDIKAN
FKH-UNAIR Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
SOP-EK-001 001 1 s/d 3

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


30 Maret 2016 Direktur Rumah Sakit Hewan Pendidikan
FKH-unair

Prof.Dr.Koesnoto Soepranianondo MS., Drh


NIP : 195005251979011001

Pengertian 1. Penerimaan pasien Euthanasi dan kremasi adalah melakukan kegiatan


untuk melayani pasien yang membutuhkan euthanasia dan kremasi di
Rumah Sakit Hewan Pendidikan FKH-Unair
2. Pasien euthanasia bisa atas permintaan Klien/pemilik hewan atau
saran dari dokter dengan pertimbangan kesejahteraan hewan (Animal
welfare)
3. Pasien Kremasi bisa berasal dari:
 Pasien yang kematiannya tidak terjadi di Rumah sakit Hewan
Pendidikan FKH-Unair
 Pasien yang kematiannya terjadi di RSHP, bisa berasal dari poli
rawat jalan, rawat inap , Bedah dan unit rawat darurat

Tujuan 1. Dijadikan pedoman kerja dalam hal pendaftaran dan penanganan


pasien euthanasia dan kremasi

2. Melayani pasien-pasien yang membutuhkan tindakan euthanasia dan


kremasi di Rumah Sakit Hewan Pendidikan FKH-Unair
3. Mengatur pelayanan pasien euthanasia dan kremasi secara terpadu

Kebijakan Mengatur SOP Penerimaan dan penanganan pasien euthanasia dan


kremasi di Rumah Sakit Hewan Pendidikan FKH-Unair

Prosedur A. Pasien euthanasia dan kremasi dapat berasal dari :


 Pasien Poliklinik
 Pasien rawat darurat
 Pasien dari rujukan dokter

B. Prosedur pendaftaran pasien euthanasia


1. Klien/pemilik dan Pasien datang di bagian admisi dan diterima
oleh petugas admisi;
2. Petugas menanyakan apakah pasien tersebut merupakan pasien
baru (pasien yang baru pertama kali berkunjung, tidak membawa
kartu berobat dan kehilangan kartu) atau pasien lama (Sesuai SOP
Pelayanan Medik)
3. Pasien euthanasia karena permintaan Klien/pemilik hewan :
a. Pasien masuk kamar pemeriksa
b. Klien/Pemilik hewan melaporkan ingin euthanasia hewannya
c. Mahasiswa PPDH melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
terhadap pasien.
d. Mahasiswa PPDH Konsul ke dokter jaga dan melaporkan bahwa
13
KLien/pemilik hewan berkeinganan melakukan euthanasia
pada hewannya dengan pertimbangan/alasan-alasan yang
telah disampaikan oleh Klien/pemilik hewan
e. Dokter melakukan pemeriksaan kepada pasien untuk
VII. STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PEMERIKSAAN DAN
PENANGANAN PASIEN
A. STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PEMERIKSAAN PASIEN
Pemeriksaan anjing secara legeartis meliputi :.
1. Registrasi
Registrasi adalah pencatatan data pemilik (klien) dan pasien.
a. Isi dari registrasi adalah:
1) Data pemilik: nama, alamat tempat tinggal dan data lain yang menunjang pemeriksaan
pasien.
2) Data pasien: nama, breed, sex, age, spesific pattern.

b. Fungsi registrasi :
1) Mengingatkan; terutama untuk pasien yang pernah ditangani/diperiksa.
2) Komunikasi; terutama dengan kolega dalam hal rujukan.
3) Dokumentasi; contohnya untuk memonitor pasien yang dirujuk.
4) Efisiensi; tidak membutuhkan waktu yang lama untuk melihat riwayat pasien.
5) Pengaturan; data lebih tertata dan mudah untuk mencarinya.

2. Anamnesa
Anamnesa merupakan wawancara terhadap klien untuk mendapatkan informasi tentang
pasien. Dengan anamnesa dokter hewan dapat mengetahui informasi tentang gambaran
keadaan hewan mulai sakit sampai sekarang, Kejadian-kejadian pada waktu lampau yang ada
hubunganya dengan penyakit yang sekarang diderita. Keadaan lingkungan, hewan yang
serumah/ sekandang, pakan, status vaksinasi, dsb.Dalam anamnesa gunakan bahasa yang
mudah difahami berdasarkan tingkat intelegensinya, sehingga pemilik dapat memberikan
jawaban yang benar. Pertanyaan yang diberikan juga bersifat netral artinya tidak menduga
terlebih dahulu jawabannya, juga hindari pertanyaan dengan jawaban ya dan tidak.
Sejarah dari suatu kasus dapat dibagi menjadi pre history, immediate history, dan post
history.
a. Prehistory
Merupakan cerita mengenai kejadian-kejadian sebelum terjadinya penyakit yang
dikomplainkan klien. Misalnya saja penyakit yang dulu pernah diderita pasien,
kebuntingan yang dulu pernah dialami pasien (jika betina), komplikasi yang terjadi pada
kebuntingan yang terdahulu, mungkin juga penyakit yang pernah dialami teman
bermain si anjing, cara pemberian makan, dan mungkin juga keadaan lingkungan tempat
tinggal anjing.
b. Immediate history
Merupakan sejarah sejak hewannya pertama kali menunjukkan gejala penyakit yang
dikomplainkan oleh klien hingga saat pasien dibawa dan dirawat oleh dokter hewan. Di
sini klien dapat menceritakan kemungkinan terjadinya penyakit pada klien menurut apa
yang dilihatnya.
c. Post History
Merupakan sejarah dimana hewan tersebut menunjukann gejala atau perubahan-
perubahan setelah dirujuk ke dokter hewan lain atau dengan pemberian obat terlebih
dahulu sebelum dirujuk ke dokter hewan.

14
3. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Umum
a . Temperatur
Temperatur dapat diukur melalui rongga mulut dan melalui lubang anus. Sebelumnya
olesi ujung thermometer dengan bahan pelicin (missal vaselin). Masukkan ujung
thermometer ke lubang anus, tunggu sampai angkanya terhenti (± 3 menit) dan hitung
skalanya. Jika dilakukan pada rongga mulut (rongga pipi) maka hasil ditambah 0,5 oC
karena adanya evaporasi (penguapan). Suhu normal pada anjing adalah 37,8oC – 39,5oC.
b. Pulsus
Pulsus pada hewan kecil dapat diraba pada arteri femoralis (sebelah medial femur) dan
lakukan penghitungan selama 1 menit. Bila mengalami kesulitan dapat dilakukan selama
15 detik kemudian dikalikan empat. Frekuensi pulsus normal pada anjing adalah 76-148
kali/menit.
c. Nafas
Frekuensi nafas dapat dihitung dengan memperhatikan gerak toracoabdominal dalam
keadaan hewan istirahat dan tenang atau juga dapat dengan memperhatikan udara yang
keluar masuk melalui lubang hidung . Untuk normalnya pada anjing adalah 24-42
kali/menit.
d. Selaput Lendir
Pemeriksaan selaput lendir meliputi conjunctiva, hidung, mulut, dan vulva. Pada
conjunctiva, geser ke atas kelopak mata atas dengan ibu jari, gantikan ibu jari dengan
telunjuk sedikit ditekan, maka akan tampak conjunctiva palpebrarum. Tekan kelopak
mata bawah dengan ibu jari maka conjunctiva palpebrarum bawah akan tampak pula.
Normal pada anjing berwarna pink.
 Pada hidung, mulut dan vulva pada keadaan normalnya selalu basah dan
berwarna pink, selain itu lakukan juga pemeriksaan CRT (Capilary Refiil Time/
waktu terisinya kembali kapiler) dengan cara membuka bibir hewan kemudian
menekan gusi dan melepaskan kembali. Waktu normal maximal 2 detik
e. Pemeriksaan Kulit dan Rambut
Pemeriksaan rambut dapat dilakukan dengan mengamati keteraturan susunan rambut,
tingkat kerontokan, dan kilauan. Sedangkan pada rambut dapat diinspeksi lesi-lesi atau
abnormalitas yang nampak. Tingkat elastisitas dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan
turgor dengan mengangkat kulit bagian tengkuk dan mengukur waktu kembali. Anjing
normal mempunyai waktu turgor kurang dari 2 detik.Lama waktu turgor menunjukkan
status dehidrasi anjing (Boddie, 1956).

2) Pemeriksaan Khusus
a. Sistem Pencernaan
Berikan pakan/minum untuk melihat nafsu makan dan minum. Perhatikan juga keadaan
abdomen dan bandingkan sebelah kanan dan kiri. Amati mulut, dubur, kulit sekitar
dubur dan kaki belakang. Terus perhatikan cara defekasi dan amati tinjanya.
 Mulut, Pharynx, dan Oesophagus;
 Buka mulut anjing dengan menekan bibir kebawah gigi atau ke dalam mulut,
kemudian lakukan inspeksi. Bila perlu, tekan lidah dengan spatel agar dapat
dilakukan inspeksi dengan leluasa. Pada anjing yang galak, rahang dapat ditali

15
dengan kain lalu rahang atas ditarik ke atas dan rahang bawah ditarik kebawah.
Perhatikan bau, mulut, selaput lendir mulut, pharynx, lidah, gusi, dan gigi-
geligih. Perhatikan kemungkinan adanaya lesi, benda asing, perubahan warna,
dan anomali lainnya. Perhatikan pula limfoglandula regional dan kelenjar ludah.
Palpasi oesophagus dari luar sebelah kiri dan raba pharynx dari luar. Bila perlu,
dilakukan pemeriksaan radiologi dengan sebelumnya memasukkan ke dalam
oesopahgus bahan tak tembus sinar rontgen, misalnya bubur atau barium sulfat.

 Abdomen;
 Lakukan inspeksi keadaan abdomen bagian kiri dan kanan, palpasi daerah
abdomen secara menyeluruh dengan menekan ujung jari tangan kiri dan kanan
dari dua sisi perut sampai kedua ujung jari bersentuhan atau hanya dibatasi oleh
benda atau organ di dalam perut. Perhatikan isi abdomen yang teraba. Lakukan
auskultasi dari sebelah kanan ke kiri untuk mengetahui peristaltik usus. Lakukan
eksplorasi dengan jari kelingking (pakailah sarung tangan dari karet atau plastik
yang diberi pelicin). Perhatikan kemungkinan adanya rasa nyeri pada anus atau
rektum, adanya benda asing atau tinja yang keras. Ambil feses untuk
pemeriksaan laboratorium, apabila terjadi konstipasi lakukan pemberian enema
dengan memasukkan kedalam rectum ¼ -1 ml glyserin atau air sabun hangat 5-
30 ml, kemudian ajak anjing ke halaman supaya leluasa bergerak dan buang air,
perhatikan pula warna dan konsistensi tinjanya. Periksalah anus dan pencetlah
anus dari dua sisi dengan jari tangan yang dilapisi dengan kapas perhatikan
kemungkinan adanya cairan yang keluar.

b. Sistem Pernafasan
Perhatikan adanya aksi-aksi atau pengeluaran seperti batuk dan bersin, perhatikan
frekuensi dan amati tipe nafasnya.
 Hidung;
 Perhatikan keadaan hidung dan leleran yang keluar, raba suhu lokal dengan
menempelkan jari tangan pada dinding luar hidung. Letakkan kapas di depan
hidung kemudian liat reaksi kapasnya. Lakukan perkusi pada daerah sinus
frontalis dan perhatikan suaranya.

 Pharynx, Larinx, Trakea;


 Lakukan palpasi dari luar, perhatikan reaksi dan suhunya, perhatikan pula
limfoglandula regional terutama limfoglandula submaxillaris,
suprapharyngealis, dan parapharyngealis, perhatikan suhu, konsistensi, dan
besarnya, bandingkan limfoglandula kanan dan kiri.

 Rongga dada;
 Tentukan daerah perkusi atau auskultasi paru-paru dan gambar di atas kertas
dengan meletakkan garis batas depan sejajar vertikal, daerah kanan di sebelah
kiri dan darah kiri di sebelah kanan ke atas, lakukan auskultasi dan perhatikan
hasilnya, bandingkan dengan hasil auskultasi dengan trakea. Lakukan perkusi
digital dengan membaringkan anjing pada alas yang kompak, perhatikan suara
perkusi yang di hasilkan. Lakukan palpasi pada intercostae. Perhatikan adanya

16
rasa nyeri pada pleura dan edeme subcutis. Pada anjing dan hewan kecil dapat
dilakukan pemeriksaan radiologis.

c. Sistem Sirkulasi
Perhatikan adanya kelainan darah dan sirkulasi seperti anemia, sianosis, edema atau
ascites, pulsus venosus, kelainan pada denyut nadi, dan sikap atau langkah hewan. Periksa
frekuensi, irama dan kualitas pulsus atau nadi, kerjakan pemeriksaan secara inspeksi,
palpasi, auskultasi, dan perkusi pada daerah jantung (sebelah kiri). Perhatikan adanya
pulsasi di daerah vena jugularis dengan memeriksa pada 1/3 bawah leher, perhatikan
kemungkinan adanya pulsus. Periksalah keadaan pembuluh darah perifer dengan
pemeriksaan selaput lendir dan mukosa.

d. Sistem Limphatica
Lakukan inspeksi kemungkinan adanya kebengkakan limfoglandula. Limfoglandula yang
dapat dipalpasi pada anjing yaitu; lgl. submaxillaris, lgl. parotidea, lgl. retropharyngealis,
lgl. cervicalis anterior, lgl. cervicalis medius, lgl. cervicalis caudalis, lgl. prescapularis,
lgl. axillaris (dapat teraba jika kaki diabduksikan), lgl. inguinalis, lgl. superficialis (pada
betina disebut lgl. supramammaria), lgl. poplitea, lgl. mesenterialis. Lakukan palpasi di
daerah lgl, perhatikan reaksi, panas, besar dan konsistensinya serta simetrinya kanan dan
kiri.

e. Sistem Lokomotor
Perhatikan posisi, cara berdiri dan berjalan. Periksalah musculi dengan membandingkan
ekstremitas kanan dan kiri. Serta melakukan palpasi. Perhatikan suhu, kontur, adanya rasa
nyeri dan pengerasan. Pemeriksaan tulang seperti musculi diperhatikan bentuk, panjang
dan keadaan. Coba gerak-gerakkan apakah ada rasa nyeri atau mungkin ada krepitasi
(fraktur). Pemeriksaan radiologi bila perlu. Persendian diperiksa dengan inspeksi cara
berjalan dan keadaan persendian, lakukan palpasi apakah ada penebalan, cairan (pada
kantong synovial atau pada vagina tendinea). Gerak-gerakkan, perhatikan adanya rasa
nyeri, atau kekakuan persendian.

f. Organ Uropoetica
Perhatikan sikap pada waktu kencing. Amati urine yang keluar, perhatikan warnanya,
baunya dan adanya anomali (darah, jonjot, kekeruhan dan lain sebagainya).
 Ginjal
 Anjing dilakukan palpasi pada daerah lumbal, cari ginjal. Pada kucing
dipalpasi dengan rongga perut, ginjal kucing menggantung.Perhatikan reaksi,
besar, konsistensi dan simetrinya.
 Vesica urinaria
 palpasi rongga perut pada waktu isi, kosongkan dengan kateter, palpasi pada
keadaan kosong, raba kemungkinan adanya benda asing (batu, tumbuh ganda)
atau adanya pembengkakan/penebalan dinding vesica urinaria.
 Kateterisasi/pengambilan urin;

17
 Ambil kateter sesuai dengan kelamin dan besar hewan. Kateter dimasukkan
secara legeartis (kateter steril, dengan lubricant yang steril, tidak mengiritasi
dan mengandung antiseptika).
 Pemeriksaan urin; pemeriksaan fisik, perhatikan air kemih yang telah di
tamping, perhatikan warna, kekentalan, adanya benda-benda yang
mencurigakan dan bau. Pemeriksaan laboratorium, minimal harus dilakukan
pemeriksaan protein, pH, dan endapan, bila perlu ambil darahnya untuk
pemeriksaaan urea (BUN,blood urea nitrogen) dan kreatinin.
g. Sistem Syaraf Pusat
 N. olfactorius (pembau).
 Dengan cara mendekatkan ikan, daging dan lain sebagainya yang merangsang
syaraf pembau tanpa mendengar atau melihat.
 N. opticus (penglihatan).
 Gerakkan jari telunjuk di muka matanya, perhatikan apakah hewan mengikuti
gerakan telunjuk, dan perhatikan reaksi pupil.
 N. oculomotorius, N. trochlearis, N. abducens.
 Perhatikan pergerakan palpebrae atas, dan gerakan bola mata serta pupil.
Untuk pemeriksaan pupil tutup salah satu mata, buka cepat dan perhatikan
reaksinya terhadap sinar.
 N. trigeminus untuk sensorik, mototrik, dan sekretorik.
 Lakukan rangsangan dan perhatikan reaksinya pada otot-otot daerah kepala
dan mata, perhatikan saliva dan lakrimasi. Perhatikan adanya hyperaesthesi,
paralisa dan adanya sekresi yang berlebihan atau berkurang, perhatikan cara
mastikasi juga.
 N. facialis (wajah).
 Perhatikan kontur m. facialis, apakah lumpuh bilateral atau muka/bibir
menggantung sebelah pada kelumpuhan unilateral.
 N. auditorius (pendengaran/keseimbangan).
 Perhatikan apakah hewan miring sebelah, sempoyongan, dan panggil
namanya. Pada telinga pakai lampu (penlight) atau otoscope, periksa adanya
radang, cairan, kotoran, dan pertumbuhan abnormal.
 N. glossopharingeal.
 Pada anjing buka mulut rangsang bagian belakang faring. Pada hewan besar
perhatikan cara menelan.
 N. vagus (organ dalam) untuk sensorik dan motorik, pada jantung kerjanya inhibitor.
 N. spinal accessories.
 Perhatikan scapula, pada paralisa unilateral salah satu scapula menggantung
(kelumpuhan syaraf yang menginervasi m. trapezius/m. sternocephalicus).
 N. hypoglossus.
 Perhatikan lidah apakah menjulur keluar (paralisa bilateral) atau menjulur ke
salah satu mulut (paralisa unilateral) (Boddie,1956).

h. Syaraf Perifer
Perhatikan aktifitas otot, stimulasi dengan meraba, memijit, menusuk, mencubit dengan
jari atau arteri klem atau pinset chirurgis.
 Reflex superficial;

18
 Conjunctiva (untuk serabut sensorik dari cabang ophthalmic dan cabang
maxillaries syaraf cranial V). Cornea (untuk serabut sensorik dari cabang
ophthalmic dan maxillaris cabang syaraf cranial V). Pupil (N. opticus:
sensorik, N. oculomotorius: motorik). Perineal (N. spinalis) sentuh perineum,
perhatikan reaksinya. Pedal (arcus reflex): sentuh, pijit, pinset (cubit) telapak
kaki/interdigiti, perhatikan reaksi menarik pada kaki.
 Reflex profundal;
 patella, pada hewan kecil dilakukan dalam keadaan berbaring, pukul pada
ligamentum patellae mediale. Bila reflex bagus m. quardriseps femoris akan
berkontraksi mendadak/menendang. Tarsal, lakukan perkusi pada tendo
achilles, bila refleksnya bagus maka m. gastrocnemius akan berkontraksi
(tampak menendang).
 Reflex organic;
 menelan (koordinasi neuromuscular di daearah pharynx dan oesophagus,
gangguan mekanisme ini terjadi pada tetanus, keracunan strichnin, tetani,
paralyse N. XII dan N. X). respirasi (pusat reflex di medulla oblongata, otak,
medulla spinalis daerah thorax). Defekasi (syaraf yang menginervasi spincter
ani) (Boddie, 1956).

4. STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PENANGANAN/HANDLING


PASIEN
Handling adalah memegang hewan dengan tangan. Sedangkan restrain adalah pembatasan
aktivitas hewan dengan verbal, fisik, atau farmakologis, sehingga hewan tersebut dicegah dari
melukai dirinya sendiri atau orang lain.
a. Teknik restrain moncong pada kucing adalah :
1. Tangan diselipkan di bagian ventral tubuh kucing, dengan posisi jari teunjuk
menopang dada kucing dan bagian jari lain menjepit kaki depan kucing. Tangan kiri
menahan bagian dorsal leher dengan lembut, selanjutnya kucing diangkat. Jepit tubuh
kucing di antara tekukan lengan dan pinggang.
2. Memegang kepala kucing dengan kedua tangan (posisi jempol diatas kepalakucing).
3. Memegang kaki kucing dengan cara menjepitkan jari-jari kita di sela-sela kaki kucing
(Lane, 2004; Aspinall, 2006).

Dibawah ini adalah beberapa gambar tehnik handling pada kucing

19
20
b. Teknik restrain moncong pada anjing
yaitu ada dua yaitu restrain moncong panjang dan moncong pendek. Pada anjing
moncong panjang ada dua metode yang dapat digunakan yaitu metode 1: ”Loop” dari
tali kompor atau perban dengan simpul surgeon’s knot diselipkan ke moncong anjing
kemudian dikencangkan (posisi organ searah dengan anjing, tidak berhadapan dengan
anjing). Selanjutnya tali ditarik kebawah dagu dan disimpul dengan overhand knot,
kemudian tali ditarik kearah dorsal leher dan disimpul dengan kuat dengan reefers’s
knot.
Pada metode dua moncong terikat pada waktu yang lebih cepat dibandingkan metode
pertama, namun dari segi keamanan lebih rendah. Restrain moncong untuk anjing
bermoncong pendek sama seperti restrain moncong panjang metode 1, namun harus
dilanjutkan dengan menarik salah satu dari dua ujung tali di dorsal leher ke rostral,
dikaitkan dengan ‘loop’ yang pertama lalu ditarik kembali kea rah dorsal. Kemudian
dengan ujung tali yang lain disimpul atau dibuat simpul menggunakan
metode reefers’s knot. Adapun restrain moncong kucing sama dengan restrain anjing
moncong pendek.

21
22
Restraint anjing dengan posisi berdiri

Tempatkan satu tangan di bawah leher anjing sehingga memegang


lengan kepala anjing aman. Kepala harus sedemikian rupa sehingga
tidak mungkin untuk anjing menggigit salah satu pemegang atau
orang melakukan prosedur. Tempatkan lengan di bawah perut untuk
mencegah anjing dari duduk atau berbaring selama. prosedur. Menarik

23
anjing dekat tubuh untuk memungkinkan kontrol lebih jika binatang
itu mencoba untuk bergerak (Crow, 2009).

c. Restrain untuk injeksi intravena,


1. pada anjing diperlukan pembantu/asisten intuk merestrain anjing tersebut. Asisten
menahan kepala anjing dengan lengan kanan. Tangan yang lain menahan kaki
depan anjing sekaligus membendung vena cephalica. Sedapat mungkin lengan kiri
menjepit tubuh hewan agar tetap tenang.

24
Gambar : Tehnik Intravena anjing pada V. cephalica

Gambar Tehnik Intravena anjing pada V. Saphena

25
Gambar Tehnik Intravena anjing pada V. Jugularis

2. Pada kucing

Pada kucing, restrain dilakukan dengan cara kaki depan kiri (terutama carpal) dan
kepala kucing ditahan dengan tangan kiri. Ibu jari asisten menekan cakar kucing
sehingga menempel pada muka kucing. Jari-jari tangan yang lain dilingkarkan di
bagian dorsal leher kucing sehingga posisi kucing terkunci. Tangan kanan asisten
digunakan untuk menahan kaki depan kanan sekaligus untuk membendung vena
cephalica. Posisi lengan diusahakan dapat menjepit tubuh kucing agar tetap
tenang.

26
Gambar Tehnik Intravena Kucing pada V. Femoralis

Gambar: Tehnik Intravena Kucing pada V. Jugularis

d. Tehnik injeksi intramuscular

27
Gambar : Tehnik Intramuskular pada muskulus quadriceps

Gambar : Tehnik Intramuskular pada muskulus Triceps

28
VIII. HAK DAN KEWAJIBAN KLIEN/PEMILIK HEWAN
A. KEWAJIBAN KLIEN/PEMILIK HEWAN
1. Mentaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku di rumah sakit
2. Bekerja sama seluas mungkin dengan dokter/petugas pelaksana perawatan di rumah sakit
hewan pendidikan FKH-Unair
3. Mematuhi segala perjanjian pelayanan yang telah disepakati
4. Memberikan segala informasi tentang keluhan, kelainan yang dialami hewannya kepada
dokter yang merawat
5. Mengikuti dan mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatan hewannya
6. Melunasi/memberikan imbalan jasa atas pelayanan rumah sakit/dokter
7. Memenuhi hal-hal yang disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

B. HAK KLIEN/PEMILIK HEWAN DAN PASIEN


1. Klien/pemilik hewan berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit;
2. Klien/pemilik hewan dan dokter/ petugas mempunyai hak dan kewajiban untuk saling
menghargai dan menghormati
3. Klien/pemilik hewan berhak memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
4. Klien/pemilik hewan berhak memperoleh layanan yang adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
5. Pasien memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional;
6. Pasien memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga klien/pemilik hewan
terhindar dari kerugian fisik dan materi;
7. Klien/pemilik hewan berhak dalam pengambilan keputusan, dalam hal ini klien
mempunyai hak untuk diberi tahu secara tertulis tentang pengaturan, jenis pelayanan yang
diberikan
8. Klien/pemilik hewan Mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam perencanaan pelayanan
keperawatan, perencanaan perubahan pelayanan serta nasehat-nasehat lainnya menyangkut
hewannya
9. Klien/pemilik hewan mempunyai hak untuk menolak rencana perubahan tersebut
10. Klien/pemilik hewan berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan;

29
11. Klien/pemilik hewan berhak memilih dokter dan jenis perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
12. Klien/pemilik hewan berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis,alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan;
13. Klien/pemilik hewan memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
14.
IX. HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER RUMAH SAKIT HEWAN PENDIDIKAN FKH-
UNAIR

A. KEWAJIBAN UMUM DOKTER RSHP FKH – UNAIR


1. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR harus menjunjung tinggi, menghayati
dan mengamalkan Sumpah Dokter Hewan.
2. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR harus senantiasa berupaya
melaksanakan profesinya sesuai dengan standard profesi yang tertinggi.
3. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR dalam melakukan pekerjaan
kedokterannya, tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya
kebebasan dan kemandirian profesi.
4. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR harus menghindarkan diri dari
perbuatan yang bersifat memuji diri.
5. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR hanya memberi surat keterangan dan
pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya..
6. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR harus dan wajib , dalam setiap praktek
medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan
moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang ( compassion ) dan mementingkan
kesejahteraan hewan (Animal welfare)
7. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR harus bersikap jujur dalam
berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan
sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau
yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien.
8. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR harus menghormati hak hak klien dan
pasien, hak hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga
kepercayaan Klien.
9. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR wajib mematuhi seluruh prosedur
administyrasi dan tarifiasi yang telah ditetapkan oleh Direktur RSHP FKH-UNAIR, bila
ada beberapa hal yang dianggap pengecualian (permohonan keringanan harga,
penundaan pembayaran, administrasi yang tidak lengkap) harap dikonsulkan kepada
Direktur RSHP FKH-UNAIR

B. KEWAJIBAN DOKTER RSHP FKH – UNAIR TERHADAP PASIEN

1. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR memperlakukan pasien dengan penuh
perhatian dan kasih sayang sebagaimana arti tersebut bagi pemiliknya, dan
menggunakan segala pengetahuannya, keterampilannya dan pengalamannya untuk
kepentingan pasiennya.

30
2. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR siap menolong pasien dalam keadaan
darurat dan atau memberikan jalan keluarnya apabila tidak mampu dapat
menkonsultasikan atau merujuk ke sejawat lainnya yang mampu melakukannya.
3. Pasien yang selesai dikonsultasikan oleh seorang sejawat wajib dikembalikan kepada
sejawat yang meminta konsultasi tersebut, kecuali dokter hewan yang merujuk meminta
dokter hewan RSHP FKH-UNAIR untuk penanganan lebih lanjut.
4. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR dengan persetujuan kliennya dapat
melakukan Euthanasia (mercy sleeping), karena diyakininya tindakan itulah yang
terbaik sebagai jalan keluar bagi pasien dan kliennya.
C. KEWAJIBAN DOKTER RSHP FKH – UNAIR TERHADAP KLIEN

1. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR menghargai klien untuk memilih
Dokter Hewan yang diminati.

2. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR menghargai klien untuk setuju / tidak
setuju dengan prosedur dan tindakan medik yang hendak dilakukan Dokter Hewan
setelah diberi penjelasan akan alasan-alasannya sesuai dengan ilmu Kedokteran Hewan.

3. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR tidak menanggapi keluhan (complain)
versi klien mengenai sejawat lainnya.

4. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR melakukan client education dan
memberikan penjelasan mengenai penyakit yang sedang diderita hewannya dan
kemungkinan – kemungkinan lainnya yang dapat terjadi. Dalam segala hal yang
penting dan harus dilakukan demi kebaikan pasien dengan segala resikonya maka
dokter hewan menyampaikan secara transparan termasuk segala resiko yang terburuk
sekalipun.

5. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR yang melakukan praktek, tehnical
service, tehnical sales dan konsultan veteriner tidak memaksakan kehendak dalam
pemakaian obat, vaksin maupun imbuhan pakan tanpa argumentasi ilmiah.

D. KEWAJIBAN DOKTER RSHP FKH – UNAIR TERHADAP TEMAN SEJAWAT


DOKTER HEWAN

1. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR memperlakukan sejawat lainnya


seperti dia ingin diperlakukan seperti dirinya sendiri.
2. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR tidak akan mencemarkan nama baik
sejawat Dokter Hewan lainnya di depan klien atau mahasiswa PPDH
3. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR wajib menjawab konsultasi yang
diminta sejawatnya menurut pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan etikal serta telah terbukti menyelesaikan
masalah yang sama dengan baik dan benar.
4. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR tidak boleh mengambil alih pasien dari
teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis
5. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR memberikan pengalamannya yang
bermanfaat dalam pertemuan sejawat.
6. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR tidak melakukan pendekatan-
pendekatan/ menghasut klien dengan maksud untuk menyarankan berpindah kesejawat

31
lainnya.

E. KEWAJIBAN DOKTER RSHP FKH – UANIR TERHADAP DIRI SENDIRI

1. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR wajib memelihara bahkan


meningkatkan kondisi dirinya sehingga selalu berpenampilan prima dalam menjalankan
profesinya.
2. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR tidak mengiklankan kelebihan dirinya
secara berlebihan.
3. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR wajib selalu mempertajam
pengetahuan, keterampilan dan meningkatkan perilakunya dengan cara mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Kedokteran Hewan terkini .

F. HAK DOKTER RSHP FKH – UNAIR

1. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR berhak mendapatkan imbalan jasa
sesuai dengan kinerja dan prestasi kerjanya berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh
pihak manajemen Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR
2. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR yang bertugas di RSHP FKH-UNAIR
berhak mengetahui cash flow (aliran uang) RSHP FKH-UNAIR
3. Semua Staff dokter hewan RSHP FKH-UNAIR berhak menggunakan fasilitas dan
peralatan yang ada di RSHP FKH-UNAIR untuk kepentingan pelayanan medis RSHP
FKH-UNAIR dan peningkatan keilmuan.

Surabaya, 30 Maret 2016


Direktur Rumah Sakit Hewan Pendidikan
FKH-unair

Prof.Dr.Koesnoto Soepranianondo MS., Drh

32
NIP : 195005251979011001

33

Anda mungkin juga menyukai