Anda di halaman 1dari 7

BAB I

DEFINISI

1. Sistem rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas
suatu kasus/ masalah medik yang timbul, baik secara vertikal maupun
harizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu, terjangkau dan
rasional (Depkes RI, 1991).
2. Sistem rujukan adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang
memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik
atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan
masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang lebih
kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional (Hatmoko, 2000).
3. Rujukan kesehatan perorangan adalah rujukan kasus yang berkaitan dengan
diagnosis, terapi, tindakan medik berupa pengiriman pasien, rujukan bahan
pemeriksaan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium dan rujukan ilmu
pengetahuan tentang penyakit.
4. Rujukan kesehatan masyarakat adalah rujukan sarana dan logistik, rujukan
tenaga dan rujukan operasional dalam upaya kesehatan masyarakat
5. Pasien rujukan adalah pasien yang memerlukan pemeriksaan,pengobatan
atau fasilitas khusus yang tidak tersedia di Puskesmas.

1|PUSKESMAS BAGOR
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup panduan rujukan ini adalah untuk semua pasien yang
memerlukan pemeriksaan, pengobatan atau fasilitas khusus dan ruang rawatan
yang tidak tersedia di Puskesmas Bagor baik di induk maupun di jejarig Pustu dan
atau Polindes.

2|PUSKESMAS BAGOR
BAB III
TATA LAKSANA
Rujukan terhadap pasien dilakukan dalam hal fasilitas pelayanan kesehatan
memastikan tidak mampu memberikan pelayanan yang dibutuhkan pasien
berdasarkan hasil pemeriksaan awal secara fisik atau berdasar pemeriksaan
penunjang medis; dan/atau setelah memperoleh pelayanan keperawatan dan
pengobatan ternyata pasien memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan
di fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.

A. Sistem Informasi Rujukan


Informasi kegiatan rujukan pasien dibuat oleh petugas kesehatan pengirim
dan dicatat dalam surat rujukan pasien yang dikirimkan ke dokter tujuan rujukan,
yang berisikan antara lain : nomor surat, tanggal pengiriman, status jaminan
kesehatan yang dimiliki pasien, tujuan rujukan penerima, nama dan identitas pasien,
diagnosis penyakit, nama dan tanda tangan dokter yang memberikan pelayanan
serta keterangan tambahan yang dipandang perlu. Untuk pasien BPJS, petugas
mengentry informasi pasien di sistem Pcare sesuai isian yang diminta.

B. Kegiatan rujukan rujukan pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih


lengkap:
a) Prosedur standar merujuk pasien
1) Terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja.
2) Kasus yang dirujuk merupakan kasus yang tidak bisa dilakukan
pengobatan secara tuntas di Puskesmas Bagor, atau memerlukan
perawatan dan atau pemeriksaan yang lebih lengkap di Fasilitas
Kesehatan Lanjutan.
3) Surat Rujukan diberikan kepada kasus non kegawatdaruratan dengan
tujuan poliklinik Fasilitas Kesehatan lanjutan yang dituju. Kasus gawat
darurat dengan tujuan rujuka adalah Unit Gawat Darurat hanya
diberikan surat pengantar untuk rawat inap.
b) Prosedur klinis

3|PUSKESMAS BAGOR
1) Melakukan anamesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
medik untuk menentukan diagnosa utama dan diagnosa banding.
2) Memberikan instruksi tindakan pra rujukan sesuai kasus. Instruksi
mencakup kapan mendapatkan pelayaann yang mendesak.
3) Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan.
4) Untuk pasien gawat darurat harus didampingi petugas medis /
paramedis yang berkompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi
pasien.
5) Apabila pasien diantar dengan kendaraan puskesmas keliling atau
ambulans, agar petugas dan kendaraan tetap menunggu pasien di
UGD tujuan sampai ada kepastian pasien tersebut mendapat
pelayanan dan kesimpulan dirawat inap atau rawat jalan.
6) Selama proses rujukan secara langsung semua pasien selalu dimonitor
dan kompetensi staf yang melakukan monitor sesuai dengan kondisi
pasien.
c) Prosedur Administratif
1) Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra-rujukan.
2) Membuat catatan rekam medis pasien.
3) Memberi informed consent (persetujuan / penolakan rujukan)pada
pasien gawat darurat.
4) Membuat surat pengantar rawat inap pasien dan mencatat identitas
pasien pada buku register rujukan pasien UGD pada pasien gawat
darurat.
5) Membuat surat Rujukan sesuai dengan status bayar, yaitu dengan
menggunakan Pcare untuk pasien status kepesertaan BPJS aktif, dan
menggunakan surat rujukan Puskesmas untuk pasien dengan status
SPM (Surat Pernyataan Miskin) dan umum.
6) Untuk pasien gawat darurat, disiapkan sarana transportasi dan sedapat
mungkin menjalin komunikasi dengan tempat rujukan.
7) Pengiriman pasien sebaiknya dilaksanakan setelah diselesaikan
administrasi yang bersangkutan.
d) Persiapan Rujukan Gawat Darurat
Persiapan yang harus dilakukan sebelum merujuk adalah :
1) Melakukan pertolongan pertama dan atau tindakan stabilisasi kondisi
pasien sesuai indikasi medis serta sesuai dengan kemampuan untuk
tujuan keselamatan pasien selama pelaksanaan rujukan.

4|PUSKESMAS BAGOR
2) Persiapan tenaga kesehatan, pastikan pasien dan keluarga didampingi
oleh minimal dua tenaga kesehatan (dokter dan/atau perawat) yang
kompeten.
3) Persiapan keluarga, beritahu keluarga pasien tentang kondisi terakhir
pasien, serta alasan mengapa perlu dirujuk. Anggota keluarga yang lain
harus ikut mengantar pasien ke tempat rujukan.
4) Persiapan surat, beri surat pengantar ke tempat rujukan, berisi resume
rujukkan yang memuat identitas pasien, keluhan Utama
Pasien,Pemeriksaan Fisik,Diagnosa, Tindakan yang telah
dilakukan,Terapi yang telah diberikan, Alasan dirujuk.
5) Persiapan Alat, bawa perlengkapan alat dan bahan yang diperlukan.
6) Persiapan Obat, membawa obat-obatan esensial yang diperlukan
selama perjalanan merujuk.
7) Persiapan Kendaraan, persiapkan kendaraan yang cukup baik, yang
memungkinkan pasien berada dalam kondisi yang nyaman dan dapat
mencapai tempat rujukan secepatnya. Kelengkapan ambulance, alat,
dan bahan yang diperlukan.
8) Persiapan biaya, ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam
jumlah cukup untuk membeli obat-obatan dan bahan kesehatan yang
diperlukan di tempat rujukan bagi yang tidak memiliki jaminan
kesehatan.
9) Persiapan donor danar, siapkan kantung darah sesuai golongan darah
pasien atau calon pendonor darah dari keluarga yang berjaga - jaga
dari kemungkinan kasus yang memerlukan donor darah.
e) Pendampingan Pasien Selama Rujukan Gawat Darurat
Selama proses rujukan secara langsung semua pasien selalu dimonitor
dan dilakukan pencatatan dalam formulir monitoring rujukan, pada saat
berangkat, selama perjalanan dan saat tiba di Rumah Sakit tujuan.
Petugas yang mendampingi harus membawa telepon genggam selama
transfer berlangsung yang berisi nomor dokter konsultan Puskesmas
Bagor yang tengah bertugas dan rumah sakit tujuan. Keselamatan adalah
parameter yang penting selama proses transfer. Petugas pendamping
pasien selama dirujuk harus memiliki kompetensi Bantuan Hidup Dasar
(BLS) dan membawa peralatan yang dibutuhkan sesuai kasus rujukan.

C. Kritera Pasien yang dirujuk


Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk, yaitu :
a. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan

5|PUSKESMAS BAGOR
1. Dari hasil pemeriksaan, sudah terindikasi bahwa keadaan pasien tidak
dapat diatasi di Puskesmas.
2. Dari hasil pemeriksaan fisik dengan hasil pemeriksaan penunjang medis di
puskesmas ternyata tidak mampu diatasi.
3. Pasien memerlukan pelayanan medis spesialis/subspesialis dirumah sakit
berdasarkan keadaan penyakit yang diderita pasien.
4. Pasien memerlukan pelayanan penunjang medis yang lebih lengkap yang
tidak tersedia di fasilitas pelayanan puskesmas.
5. Apabila telah diobati berulang kali di puskesmas ternyata pasien
memerlukan pemeriksaan dan pengobatan di sarana kesehatan yang lebih
mampu
b. Rujukan pada saat bencana
Evaluasi korban dilakukan berdasarkan tingkat kegawatdaruratan korban dan
ketersediaan sarana serta sumber daya manusia, standar rujukan pasien pada
saat bencana dilakukan setelah dilakukan triase, dimana korban dengan :
1) Label merah, dirujuk ke rumah sakit tipe A/B
2) Label kuning dirujuk ke rumah sakit tipe B/C
3) Label hijau, dirujuk ke Puskesmas/Rumah Sakit lapangan
4) Label hitam, meninggal tergantung dari kondisi korban, perlu diidentifikasi
atau tidak, apabila diperlukan dirujuk rumah sakit.
c. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah rujukan
kesehatan masalah masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran
lingkungan dan bencana, rujukan pelayanan kesehatan dilakukan apabila
Puskesmas tidak mampu menyelenggarakan dan tidak mampu menanggulangi
Upaya Kesehatan Masyarakat, maka Puskesmas wajib merujuknya ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Adapun kriteria pasien yang dirujuk adalah sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktek Klinis Bagi dokter Di
Fasilitas pelayanan Kesehatan Primer.

D. Penanggung jawab pelayanan rujukan, Transportasi rujukan


Untuk menjamin keadaan umum pasien agar tetap dalam kondisi stabil selama
perjalanan menuju ketempat rujukan, maka :
a. sarana transportasi yang digunakan harus dilengkapi alat resusitasi, cairan
infus, oksigen dan dapat menjamin pasien sampai ke tempat rujukan tepat
waktu

6|PUSKESMAS BAGOR
b. pasien didampingi oleh tenaga kesehatan ( dokter atau perawat) yang
kompeten dan mahir tindakan kegawat daruratan dengan syarat memiliki
sertifikat PPGD
c. sarana transportasi/petugas kesehatan pendamping memiliki sistem
komunikasi
d. Petugas Ambulans harus mampu mengoperasionalkan ambulans dengan
baik, mengerti aturan jalan raya dalam mengendalikan ambulans serta
memiliki kemampuan dalam membantu penanganan pasien gawat daruratan.

BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi rujukan pasien meliputi:
1. Pengkajian secara keseluruhan terhadap pasien, menegakkan diagnosa,
meny9usun intervensi, melakukan implementasi dan membuat evaluasi
akhir dari pelayanan yang telah kita berikan kepadan pasien tersebut dan di
catat dalam Rekam Medik pasien.
2. Mencantumkan pada surat rujukan tentang diagnosis serta mencantumkan
tanda tangan dokter yang merujuk.
3. Mencatat pada registrasi rujukan pasien.

7|PUSKESMAS BAGOR

Anda mungkin juga menyukai