Sistem rujukan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang
memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal-balik atas masalah yang
timbul baik secara vertikal (komunikasi antara unit yang sederajat) maupun horizontal
(komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah) ke fasilitas pelayanan yang lebih
Rujukan Pelayanan Kebidanan adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka
rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan
oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang
dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan lain
5. Antara puskesmas dan rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya
7. Antar rumah sakit, laboratoruim atau fasilitas pelayanan lain dari rumah sakit
(Kebidanan Komunitas)
TUJUAN SISTEM RUJUKAN
Tujuan umum sistem rujukan adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi
pelayanan kesehatan secara terpadu. Tujuan umum rujukan untuk memberikan petunjuk kepada
petugas puskesmas tentang pelaksanaan rujukan medis dalam rangka menurunkan IMR dan
AMR
rujukan kasus “resiko tinggi” dan gawat darurat yang terkait dengan kematian ibu
Rujukan dalam pelayanan kebidanan merupakan kegiatan pengiriman orang sakit dari unit
kesehatan yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap berupa rujukan kasus patologis pada
kehamilan, persalinan dan nifas masuk didalamnya, pengiriman kasus masalah reproduksi
lainnya seperti kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis.
Jika penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan dan kirimkan ke
unit semula, jika perlu disertai dengan keterangan yang lengkap (surat balasan).
Rujukan informasi medis membahas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim
dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim. Kemudian Bidan menjalin kerja sama dalam
Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan internal dan rujukan
eksternal.
Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam
puskesmas induk.
Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan
kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap)
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan medik dan rujukan
kesehatan.
Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan
penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum
lebih lengkap.
keterampilan mereka ke rumah sakit yang lebih lengkap atau rumah sakit
pendidikan, juga dengan mengundang tenaga medis dalam kegiatan ilmiah yang
fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Rujukan ini umumnya berkaitan dengan
Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi
puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas
Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk, criteria pasien
mampu diatasi;
terlibat yaitu pihak yang merujuk dan pihak yang menerima rujukan dengan
1. Prosedur Klinis:
kondisi pasien.
2. Prosedur Administratif:
(persetujuan/penolakanrujukan)
pasien.
pasien
a. Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang tidak dapat
ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka segera dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat, oleh karena itu mereka belum tentu
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas. Tenaga kesehatan
yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus dapat menentukan
tanggung jawabnya, mereka harus menentukan kasus mana yang boleh ditangani
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang mempunyai
Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarga. Jika perlu dirujuk, siapkan dan
sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan, perawatan dan hasil penilaian (termasuk
partograf) yang telah dilakukan untuk dibawa ke fasilitas rujukan. Jika ibu tidak siap
dengan rujukan, lakukan konseling terhadap ibu dan keluarganya tentang rencana
tersebut. Bantu mereka membuat rencana rujukan pada saat awal persalinan.
c. Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong penderita bila penderita
6. Pengiriman Penderita
b. Penderita yang memerlukan tindakan lanjut tapi tidak melapor harus ada tenaga
Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk. Adapun kriteria
2. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak mampu
diatasi dan apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan,
8. Pasien di dampingi tenaga kesehatan saat merujuk kecuali untuk rujukan rawat jalan
9. Menggunakan ambulance transport kecuali untuk rujukan rawat jalan
11. Komunikasi dengan RS yang akan menjadi tujuan rujukan sebelum mengirim pasien
Kecuali untuk rujukan rawat jalan dan kasus gawat darurat KIA
12. Pasien dirujuk 1x24 jam sejak diagnosa ditegakkan kecuali untuk rujukan rawat jalan
(Dinas Kesehatan membuat suatu sistem rujukan secara online antara puskesmas
dengan seluruh RS yang ada di DKI jakarta dan membuat kebijakan dimana pasien
Untuk kasus-kasus rujukan tertentu, seperti kasus penyakit dengan pre Eklamsi berat, DBD,
1. Rujukan dengan kasus PEB: sebelum dirujuk ke fasilitas lain, maka pasien memiliki
salah satu gejala dari pre eklamsia berat, seperti Tekanan darah yang tinggi,
Proteinuria 500 gr/24 jam atau ≥ 2+ dipstik maupun Edema, pandangan kabur, nyeri
di epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen, sianosis, adanya
pertumbuhan janin yang terhambat. Tidak perlu dirujuk jika pasien tidak memiliki
2. Rujukan dengan kasus Diabetes Melitus tipe 2: Pada pasien yang terdiagnosis
diabetes tipe 2 baru, puskesmas dapat merujuk ke dokter spesialis di rumah sakit
untuk menentukan apakah terdapat komplikasi dari penyakit tersebut, untuk nantinya
mendapat rujukan balik beserta terapi yang dapat diberikan di puskesmas. Setelah
menjalani terapi selama 2-3 bulan, pasien baru dapat dirujuk kembali apabila target
gula darah tidak tercapai dengan 2 obat dan diet yang sehat. Namun bila pasien
menunjukkan penyakit lain seperti seperti KAD, nefropati, neuropati, retinopati,
3. Rujukan dengan kasus Diabetes Melitus: Sebelum dirujuk pada fasilitas kesehatan
lain, maka pasien haruslah memenuhi kriteria untuk dirujuk seperti adanya kerusakan
target organ atau komplikasi dari diabetes seperti KAD, nefropati, neuropati,
pemberian 2 obat dan diet sehat pasien tidak mengalami perbaikan selama 2-3 bulan.
4. Rujukan dengan kasus Hipertensi: Sebelum dirujuk pada fasilitas kesehatan lain,
maka pasien haruslah memenuhi kriteria seperti pasien memiliki hipertensi non
esensial atau pasien tidak mencapai target tekanan darah setelah 2-3 bulan
spesialis untuk dilakukan evaluasi dan pengobatan terlebih dahulu. Jika pasien dalam
kondisi stabil dan dapat ditangani di Puskesmas, maka rumah sakit melakukan
Rujukan pada kasus KIA sangatlah sensitif karena menyangkut dua nyawa, dimana
pasien datang berdua dan haruslah kembali minimal 2 orang atau lebih tidak boleh kurang.
Sehingga kecepatan rujukan sangat penting, terutama untuk kasus-kasus gawat darurat. Pada
awal kehamilan tenaga medis yang melakukan ANC baik bidan maupun dokter umum di
puskesmas harus memberikan edukasi apakah ibu termasuk dalam kategori beresiko seperti
memiliki :
1.Hiperemesis Gravidarum
b) Pre-eklamsi
a) Sesak
d) Demam Tinggi
e) dll
4. Pertumbuhan janin terhambat (PJT) : tinggi fundus tidak sesuai usia kehamilan
a) Gemelli
apabila terdapat ibu hamil dengan kasus tersebut maka wajib bagi puskesmas untuk
mengedukasi ibu agar melakukan persalinan di Rumah Sakit PONEK terdekat dari lokasi
tinggal, tidak di puskesmas, hal ini perlu dilakukan agar penanganan kegawatan dapat segera
diberikan.
a) Abortus imminen
b) Abortus inkompletus dan missed abortion
c) Mola hidatidosa
d) Kehamilan Ektopik
e) Abortus kompletus
a)Abrupsio Plasenta
a) Atonia Uteri
b) Retensi Plasenta
b) Fetal Distress
c) Distosia Bahu
d) Presentasi Majemuk
b) Krisis Tiroid
Pada kasus-kasus gawat darurat tersebut puskesmas atau bidan dapat segera merujuk
ke Rumah Sakit PONEK terdekat untuk segera dilakukan tindakan, tanpa perlu menelepon, dan
Rumah Sakit PONEK wajib melakukan tindakan pada pasien itu. Pertimbangan untuk memilih
3. Jaminan kesehatan yang dapat digunakan, apabila RS PONEK tujuan bekerja sama
a) Prosedur Klinis:
b) Prosedur Administratif:
bersangkutan.
PUSKESMAS
Pendidikan masyarakat dan dukun
Pelayanan:
Lab (pap smear)
Pencatatan dan pelaporan
POSYANDU
Pendidikan masyarakat DUKUN BERSALIN
Pelayanan: Pendidikan masyarakat
KB terbatas Pelayanan persalinan resiko kecil
Vaksinasi Rawat gabung ASI
Pemberian Fe, vit, oralit Laporan
Pencatatan dan pelaporan