Anda di halaman 1dari 25

Sistem Rujukan

Kesehatan

Abdul Hairuddin Angkat


Pengertian Rujukan
Rujukan adalah suatu kondisi yang optimal dan tepat waktu ke
fasilitas rujukan atau fasilitas yang memiliki sarana lebih
lengkap yang diharapkan mampu menyelamatkan jiwa
seseorang.

Sistem rujukan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan


kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan
tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul,
baik secara vertikal maupun horizontal ke fasilitas pelayanan
yang lebih berkompeten, terjangkau, rasional, dan tidak
dibatasi oleh wilayah administrasi ( Syafrudin, 2009).
Pengertian Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan.
Sistem Rujukan pelayanan kesehatan adalah
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab
pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal
maupun horizontal yang wajib dilaksanakan oleh
peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan
sosial, dan seluruh fasilitas kesehatan.
Jenis – Jenis Rujukan
1. Rujukan Medik yaitu pelimpahan tanggungjawab secara timbal
balik atas satu kasus yang timbal balik secara vertikal maupun
horizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu
menanganinya secara rasional.
Jenis rujukan medik :
a. Pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratorium lebih lengkap
b. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnosa, pengobatan,
tindakan operatif dan lain-lain.
c. Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk
meningkatkan mutu layanan pengobatan setempat.
2. Rujukan Kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman,
pemeriksaan bahan atau spesimen ke fasilitas yang lebih mampu
dan lengkap.
Jenis- Jenis Rujukan Pelayanan Kesehatan
 Rujukan horizontal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan
kesehatan dalam satu tingkatan apabila perujuk tidak dapat
memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien
karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang
sifatnya sementara atau menetap.
 Rujukan vertikal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan
kesehatan yang berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari tingkat
pelayanan yang lebih rendah ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi
atau sebaliknya.
 Rujukan parsial adalah pengiriman pasien atau spesimen ke
pemberi pelayanan kesehatan lain dalam rangka menegakkan
diagnosis atau pemberian terapi, yang merupakan satu rangkaian
perawatan pasien di Faskes tersebut.
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang
lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih
tinggi dilakukan apabila:

 a.pasien membutuhkan pelayanan kesehatan


spesialistik atau subspesialistik;

 b.perujuk tidak dapat memberikan pelayanan


kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena
keterbatasan fasilitas, peralatan dan/ atau
ketenagaan.
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi
ke tingkatan pelayanan yang lebih rendah dilakukan apabila :

 a. Permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkatan


pelayanan kesehatan yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya;

 b. Kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau kedua


lebih baik dalam menangani pasien tersebut;

 c. Pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh


tingkatan pelayanan kesehatan yang lebih rendah dan untuk alasan
kemudahan, efisiensi dan pelayanan jangka panjang; dan/atau

 d. Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan


kebutuhan pasien karena keterbatasan sarana, prasarana, peralatan
dan/atau ketenagaan.
Tingkatan Pelayanan Kesehatan

 Pelayanan kesehatan tingkat pertama merupakan


pelayanan kesehatan dasar yang diberikan oleh fasilitas
kesehatan tingkat pertama.
 Pelayanan kesehatan tingkat kedua merupakan pelayanan
kesehatan spesialistik yang dilakukan oleh dokter spesialis
atau dokter gigi spesialis yang menggunakan pengetahuan
dan teknologi kesehatan spesialistik.
 Pelayanan kesehatan tingkat ketiga merupakan pelayanan
kesehatan sub spesialistik yang dilakukan oleh dokter sub
spesialis atau dokter gigi sub spesialis yang menggunakan
pengetahuan dan teknologi kesehatan sub spesialistik.
Tujuan Rujukan
1. Setiap penderita mendapat perawatan dan
pertolongan yang sebaikbaiknya.
2. Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman
penderita atau bahan laboratorium dari unit yang
kurang lengkap ke unit yang lengkap fasilitasnya.
3. Menjalin pelimpahan pengetahuan dan
keterampilan (Transfer knowledge and skill)
melalui pendidikan dan latihan antara pusat
pendidikan dan daerah.
Langkah-langkah rujukan
1. Menentukan kegawatdaruratan penderita
a) Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan
penderita yang tidak dapat ditangani sendiri oleh keluarga atau
kader/dukun bayi, maka segera dirujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang terdekat,oleh karena itu mereka belum tentu
dapat menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan

b) Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas


Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan
kasus yang ditemui, sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya, mereka harus menentukan kasus mana yang boleh
ditangani sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk
2. Menentukan tempat rujukan. Prinsip dalam menentukan
tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang mempunyai
kewenangan dan fasilitas terdekat yang termasuk fasilitas
pelayanan swasta dengan tidak mengabaikan kesediaan dan
kemampuan penderita.
3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga
4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju :

a. Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk


b. Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka
persiapan dan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan
c. Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong
penderita bila penderita tidak mungkin dikirim.
Sistem Rujukan Berjenjang
 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Faskes I): tempat
pelayanan kesehatan pertama yang didatangi pasien yang ingin
berobat, seperti puskesmas, klinik, atau dokter umum. Disebut juga
Faskes Primer.
 Fasilitas Kesehatan Tingkat Kedua (Faskes II): tempat pelayanan
kesehatan lanjutan setelah mendapat rujukan dari Faskes I yang
spesialistis yang dilakukan dokter spesialis atau dokter gigi spesialis.
 Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKRTL): tempat
pelayanan kesehatan lanjutan terakhir kalau Faskes II tak sanggup
menangani, seperti klinik utama atau yang setara, rumah sakit
umum, dan rumah sakit khusus.
Tata Cara Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang

 1. Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara


berjenjang sesuai kebutuhan medis, yaitu:
a) Dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama oleh
fasilitas kesehatan tingkat pertama
b) Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis, maka pasien
dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat kedua
c) Pelayanan kesehatan tingkat kedua di faskes sekunder hanya
dapat diberikan atas rujukan dari faskes primer.
d) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga di faskes tersier hanya
dapat diberikan atas rujukan dari faskes sekunder dan faskes
primer.
 2.Pelayanan kesehatan di faskes primer yang
dapat dirujuk langsung ke faskes tersier hanya
untuk kasus yang sudah ditegakkan diagnosis dan
rencana terapinya, merupakan pelayanan berulang
dan hanya tersedia di faskes tersier.
Ketentuan pelayanan rujukan berjenjang dapat
dikecualikan dalam kondisi :
 a. terjadi keadaan gawat darurat; Kondisi
kegawatdaruratan mengikuti ketentuan yang berlaku
 b. bencana; Kriteria bencana ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat dan atau Pemerintah Daerah
 c. kekhususan permasalahan kesehatan pasien; untuk kasus
yang sudah ditegakkan rencana terapinya dan terapi
tersebut hanya dapat dilakukan di fasilitas kesehatan
lanjutan
 d. pertimbangan geografis; dan
 e. pertimbangan ketersediaan fasilitas
o 1. Pastikan kartu BPJS anda aktif (tidak memiliki
Dokumen Persyaratan Rujukan BPJS Dari Puskesmas Ke Rumah Sakit

tunggakan)
Jika nonaktif maka silahkan aktifkan kartu bpjs
 anda dengan membayar seluruh tunggakan untuk
setiap anggota keluarga yang tercantum di KK.
 2. Surat rujukan
 3. Photocopy dan asli KTP
 4. Photocopy dan asli Kartu KIS / Kartu BPJS.
 5. Photocopy Kartu Keluarga (KK).
Evaluasi Hasil Rujukan
 Ketepatan rujukan diukur dari kesesuaian antara
rujukan yang diberikan kepada pasien dengan
prosedur sistem rujukan berjenjang yang diatur oleh
BPJS Kesehatan.
 kelengkapan surat rujukan, masih banyak pasien
yang dirujuk tidak lengkap diisi keterangan rujukan
oleh petugas pelayanan. Dari sepuluh indikator yang
wajib diisi, hanya dua indikator yang terisi
semuanya, yaitu identitas pasien dan nama rumah
sakit atau fasilitas kesehatan rujukan.
 tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan rujukan
yang diberikan oleh FKTP.
10 Indikator yang harus Diisi dalam Rujukan
kesehatan

1. Nomor Rujukan
2. Identitas pasien
3. nama rumah sakit atau fasilitas kesehatan rujukan
4. terapi yang telah diberikan oleh petugas kesehatan di FKTP.
5. Hasil pemeriksaan fisik
6. Hasil Anamnesa
7. Instruksi bagaimana menjangkau fasilitas kesehatan rujukan
8. informasi jenis layanan yang dibutuhkan pasien di fasilitas
kesehatan rujukan,
9. hasil diagnosa, dan
10.tanggal rujukan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai