Anda di halaman 1dari 24

Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

DAFTAR ISI
Kata Pengantar 3

I. PENDAHULUAN 4

A. Definisi Telemedika 4

B. Sejarah Perkembangan 5

C. Landasan Hukum 9

D. Prinsip Telemedika 9

E. Tujuan dan Manfaat 11

II. TATA LAKSANA 13

A. Tahapan Kegiatan 13

B. Komponen Telemedika 15

C. Topologi Jaringan dan Sistem 18

D. Alur Data & Informasi 20

E. Jenis Layanan 22

2
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

KATA PENGANTAR

3
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

PENDAHULUAN

A. Definisi Telemedika

Telemedika berasal dari kata tele yang dalam bahasa Yunani

berarti jauh, pada suatu jarak, sehingga telemedika dapat diartikan

sebagai pelayanan kedokteran jarak jauh. Dalam definisi yang lebih

luas, telemedika merupakan salah satu ruang dalam teknik

biomedika yang dapat diartikan sebagai penggunaan teknologi

komunikasi dan informasi (termasuk pula elektronika,

telekomunikasi, komputer informatika) untuk mentransfer

(mengirim dan/atau menerima) informasi kedokteran, guna

meningkatkan pelayanan klinis (diagnosis dan terapi) serta

pendidikan. Praktek aktual telemedika merupakan integrasi aspek

medis dengan komunikasi dan teknologi informasi untuk

menyediakan advis medis didasarkan pada informasi komprehensif

untuk mentransfer informasi ke pusat spesialistik dari tempat yang

jauh.

4
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

Secara umum, telemedika adalah suatu sistem dan/atau

gabungan subsistem yang berfungsi melakukan transmisi data

medis dan data lainnya dalam bentuk gambar, audio, video, atau

kombinasinya dari sumber ke tujuan dan/atau berlaku

sebaliknya baik real time online maupun offline. Kegiatan

interaksi pengirim dan penerima tersimpan secara terstruktur

dalam sistem penyimpanan.

B. Sejarah Perkembangan

Setelah Perang Dunia ke-II (1945), teknik transmisi foto

dikembangkan oleh militer di Eropa. Pengalaman tersebut

memberikan inspirasi para pioner kedokteran dalam

mengembangkan teknik pengiriman gambar-gambar medis tentang

penyakit dan kelainan dari pasien ke dokter. Sejumlah peneliti

kedokteran pada saat itu telah melakukan kegiatan pendidikan,

interprestasi dan menegakkan diagnosis serta melakukan pengobatan

psikiatri dan radiologi jarak jauh.

5
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

Awal tahun 1960, The National Aeronautics and Space

Administration (NASA) menggunakan teknologi telemedicine sebagai

bagian dari program luar angkasanya. Banyak penulis yang percaya

bahwa inilah cikal bakal era modern bagi telemedika.

Pada tahun 1964, Nebraska Psychiatric Institute mulai

menggunakan komunikasi sirkuit terdekat dengan Norfolk State

Hospital. Hubungan ini membuat adanya konsultasi dan pendidikan

jarak jauh antara para spesialis dan para dokter umum.

Sistem telemedika interaktif pertama, operasi melalui saluran

telepon standar, untuk jarak jauh mendiagnosa dan mengobati pasien

yang memerlukan resusitasi jantung (defibrilasi) dikembangkan dan

dipasarkan oleh Perusahaan MedPhone di bawah kepemimpinan

presiden dan pendiri, S. Eric Wachtel. Setahun kemudian, perusahaan

memperkenalkan versi seluler, MDphone. Dua belas rumah sakit di

Amerika menjabat sebagai penerima dan pusat pengobatan.

Pada tahun 1992, Jaringan Informasi Medis Asia-Pasifik via

ETS-V (AMINE) mulai beroperasi dengan 25 stasiun bumi yang

menggunakan L-Band VSAT yang tersebar di Thailand, Kamboja,

6
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

Papua Nugini, Fiji, China, dan Jepang. Proyek yang dilaksanakan oleh

NASDA (National Space Development Agency) dan Departemen Pos &

Telekomunikasi Jepang serta Fakultas Kedokteran Universitas Tokai

Jepang ini telah berhasil menyelamatkan banyak pasien terutama di

Negara berkembang di Asia-Pasifik.

Sebuah program telefarmasi yang penting adalah di Amerika

Serikat, dilakukan di pusat kesehatan masyarakat federal yang

berkualitas, Asosiasi Kesehatan Masyarakat Spokane (Chas) pada

tahun 2001. Program ini menggunakan prinsip videocall untuk

dispensing obat dan konseling pasien di enam klinik perkotaan dan

pedesaan. Ada satu basis farmasi dan lima klinik terpencil di bidang

Spokane, Washington di bawah program telefarmasi Chas.

Di Indonesia sendiri, sejak tahun 2007, Kementerian

Kesehatan telah menerapkan Jaringan Sistem Informasi Kesehatan

Nasional (SIKNAS), yaitu sebuah koneksi virtual sistem informasi

kesehatan elektronik yang dikelola oleh Kemenkes dan hanya bisa

diakses bila telah dihubungkan. Digunakan untuk mengirim data jarak

jauh namun masih sebatas pengumpulan data kesehatan, belum

7
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

dirancang dalam kapasitas khusus untuk layanan klinis sebagai

telemedika.

Pada tahun 2012, pengembangan telemedika diaktualisasikan

dalam Pilot Project Telemedicine Kemenkes RI dimulai dalam bidang

Teleradiologi dan Telekardiologi. Dilaksanakan di 2 Fasyankes

pengampu, yaitu RSJPD Harapan Kita sebagai pengampu

telekardiologi dan RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta sebagai

pengampu teleradiologi. Fasyankes pengampu tersebut untuk

mengampu 10 fasyankes teleradiologi, 19 fasyankes telekardiologi,

dan Ambulans Gawat Darurat Dinas Kesehatan Prov. DKI Jakarta.

Sementara itu, sejak tahun 2010, di Indonesia Timur,

khususnya di Sulawesi Selatan, sistem tele-EKG telah mulai di

kembangkan. Dirilis secara resmi pada 21 Juni 2014 oleh Wakil

Menteri Kesehatan RI pada saat itu, tele-EKG kini telah mencakup

puskesmas dan rumah sakit di beberapa kabupaten/kota di Sulawesi

Selatan dengan Universitas Hasanuddin Makassar sebagai control

center.

8
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

C. Landasan Hukum

Landasan hukum telemedika di antaranya adalah sebagai

berikut :

1. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah;

2. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik

Kedokteran;

3. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi

dan Transaksi Elektronik;

4. Undang-Undang nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik; dan

5. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

D. Prinsip Telemedika

Penerapan telemedika didasarkan pada sebuah prinsip

yang mampu mengintegrasikan segala aspek yang berhubungan

untuk mewujudkan keutamaan fungsinya di bidang teknik

9
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

biomedika serta mengembangkan pola pikir dan implementasi

pelayanan medis dari yang bersifat konvensional menjadi lebih

inovatif dan modern tanpa menghilangkan esensi sistem yang

telah berjalan atau bahkan membudaya sejak lama. Prinsip

tersebut yang selanjutnya akan mencerminkan definisi dan

mekanisme telemedika yang seharusnya, yaitu :

1. Control, memiliki fungsi kendali sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan keputusan sehingga

setiap tindakan yang diambil berdasar pada kondisi-kondisi

logis yang nyata dan dapat dipertanggungjawabkan;

2. Service, memenuhi segala aspek pelayanan yang menyeluruh

tanpa terbatas ruang dan waktu;

3. Easy, mudah dalam penggunaan, dokumentasi, dan transfer

informasi yang cepat serta berkualitas; dan

4. Educative, dapat menjadi sarana pendidikan/edukasi

dengan pola problem based learning antar tenaga kesehatan.

10
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

E. Tujuan dan Manfaat

Telemedika bertujuan mengupayakan dan meningkatkan

kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan secara merata.

Tujuan inilah yang kemudian diharapkan dapat mencapai

beberapa manfaat, di antaranya :

1. Meningkatkan efisiensi sumber daya berupa waktu,

manusia, dan biaya;

2. Pembuktian melalui evaluasi ilmiah (evidence based) yang

tentunya didapatkan dari sistem dokumentasi yang baik dan

tertata;

3. Mendorong terjadinya hubungan yang lebih baik antara

pasien dan tenaga kesehatan serta komunikasi dan

pertukaran informasi antar lembaga pelayanan kesehatan;

4. Sarana pendidikan bagi tenaga kesehatan dan masyarakat;

5. Perluasan dan pengembangan ruang lingkup pelayanan

kesehatan;

11
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

6. Terwujudnya kesetaraan pelayanan kesehatan bagi seluruh

masyarakat.

12
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

TATA LAKSANA

A. Tahapan Kegiatan

Secara garis besar, penerapan dan pengembangan

telemedika terdiri dari kegiatan-kegiatan yang saling

berkesinambungan dan berlangsung terus menerus untuk

mencapai kesempurnaan fungsi, yaitu :

1. Insepsi, yaitu identifikasi komponen yang akan diadakan

dan dikembangkan oleh masing-masing sub komponen SDM

telemedika. Aktivitas yang dilakukan antara lain :

 menentukan ruang lingkup komponen sistem;

 melakukan analisis kebutuhan sistem;

 perancangan awal komponen sistem; dan

 pemodelan diagram UML (use case diagram, activity

diagram, sequence diagram, dan class diagram).

Rangkaian aktivitas tersebut akan menghasilkan greenprint

system.

13
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

2. Elaborasi, yaitu perancangan secara lengkap berdasarkan

hasil analisis di tahap Insepsi yang disebut blueprint system.

Aktivitas yang dilakukan di sini antara lain mencakup

pembuatan:

 desain arsitektur sistem yang diusulkan (architecture

pattern);

 desain aplikasi (software) yang dibutuhkan;

 desain sistem basis data dan pusat data/data centre; dan

 rincian dan spesifikasi hardware yang dibutuhkan.

3. Konstruksi, yaitu implementasi hasil desain dan pengujian

terhadap hasil implementasi. Pada tahap ini, aktivitas yang

dilakukan merupakan perwujudan desain/rancangan dari

hasil analisa kebutuhan sistem yang lebih difokuskan pada:

 pengujian hasil analisis dan desain;

 penentuan coding program yang digunakan;

 pembuatan software dan optimasi program; dan

14
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

 pengadaan infrastruktur dan hardware yang mendukung

penyelenggaraan dan penerapan sistem.

4. Transisi, yaitu penyerahan implementasi sistem ke user

(roll-out) termasuk pelatihan dan testing beta

aplikasi/software terhadap ekspektasi user. Aktivitas pada

tahap ini termasuk pelatihan user dan pengujian serta

pemeliharaan sistem aplikasi yang akan dikawal oleh

masing-masing komponen SDM telemedika sesuai wilayah

kegiatannya hingga mencapai penyempurnaan dan sesuai

harapan user.

B. Komponen Telemedika

Penerapan serta optimalisasi fungsi dan manfaat

telemedika akan tercapai bila didukung oleh komponen-

komponen sebagai berikut :

1. Software telemedika, yaitu perangkat lunak yang terdiri dari

sejumlah perintah atau source code untuk mengaktifkan,

15
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

menjalankan, dan memfungsikan sistem atau subsistem

telemedika sehingga dapat digunakan sesuai yang

diinginkan.

2. Sumber daya manusia, berupa tenaga-tenaga ahli di

bidangnya yang berkolaborasi dan bersinergi wawasan serta

pengetahuannya untuk menyelenggarakan dan

mengembangkan sistem telemedika yang terdiri atas :

a. Konsultan modul, yaitu tenaga ahli yang berperan dalam

menyampaikan dan memberikan informasi tentang

mekanisme medis sebuah modul penilaian/interpretasi;

b. Analis sistem, yaitu tenaga ahli yang bertugas menjadi

perantara dalam menganalisa, menerjemahkan,

merancang, dan memastikan informasi dari konsultan

modul dapat direalisasikan menjadi sebuah sistem sesuai

konsep dan prinsipnya;

c. Analis basis data, yaitu tenaga ahli yang berperan

membangun sistem dan kelengkapan data dasar yang

16
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

dimasukkan di dalam aplikasi sehingga dapat terbaca

dan digunakan sesuai fungsinya;

d. System engineer, yaitu tenaga ahli yang bertugas

menyediakan, memelihara, dan memperbaiki perangkat-

perangkat teknis yang dibutuhkan dalam sistem;

e. Pengguna sistem (user), yaitu tenaga kesehatan (dokter

& perawat) terlatih yang bertanggung jawab

mengimplementasikan dan memberikan umpan balik

terhadap penggunaan aplikasi dan sistem.

3. Hardware telemedika, yaitu perangkat keras yang terdiri

dari sejumlah alat medis dan nonmedis yang memiliki

spesifikasi tertentu untuk mengaktifkan, menjalankan, dan

memfungsikan sistem atau subsistem telemedika secara

optimal sehingga dapat digunakan sesuai yang diinginkan.

4. Pusat Data (Data Centre), yaitu database server yang

berfungsi sebagai tempat penyimpanan data-data

telemedika baik yang bersifat audio, video, grafik, maupun

17
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

kombinasinya dengan spesifikasi tertentu yang mampu

menjamin kualitas dan keamanan transmisi.

5. Call Centre, yaitu

C. Topologi Jaringan dan Sistem

Suatu sistem telemedika yang disederhanakan dapat terdiri

atas sebuah komputer (PC) berikut paket perangkat lunak (software)

yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Selanjutnya,

komputer tersebut dapat diperluas menjadi jaringan komputer

dengan berbagai jenis konfigurasi jaringan. Dengan demikian, dapat

18
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

diperoleh suatu sistem telemedika yang kompleks dengan informasi

yang makin beragam. Sistem telemedika dapat pula terdiri atas

sejumlah stasiun medis (medical station) yang satu sama lain

dihubungkan oleh suatu jaringan seperti pada gambar. Setiap stasiun

medis memiliki sejumlah fasilitas, di antaranya sebuah komputer

dengan perangkat lunak/aplikasi yang sesuai, antarmuka pasien,

beberapa instrumen biomedika yang disesuaikan keperluannya,

antarmuka pengguna disertai perangkat input-ouput yang

dibutuhkan, dan antarmuka serta jaringan telekomunikasi yang telah

disesuaikan penyediaannya.

19
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

1. Akses publik terdiri dari:

 Web App untuk dokter, bisa dibuka baik di laptop

maupun di tablet, smartphone Android, atau iPhone;

 Phone Apps untuk pasien; dan

 Akses internal di fasilitas layanan kesehatan

menggunakan jaringan intranet.

2. Server dirancang redundant, di mana dilakukan replication

database, untuk backup secara real time

3. Slave server digunakan juga untuk load balancing server

sehingga mengurangi response time server utama

4. Keamanan jaringan menggunakan firewall jenis appliance

sehingga lebih tangguh

D. Alur Data & Informasi

1. Pelayanan (Umum)

20
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

2. Konsultasi (Dokter Umum-Spesialis)

21
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

E. Jenis Layanan

Cakupan layanan telemedika yang dapat diterapkan dan

dikembangkan di antaranya sebagai berikut :

1. Teleconsultation adalah interactive sharing dari citra dan

informasi medis yang diagnosis utamanya dibuat dan

dipertanggungjawabkan oleh dokter di lokasi pasien;

2. Telediagnosis adalah sistem sharing citra dan informasi

medis yang diagnosis utamanya dilakukan dokter pada

lokasi yang jauh dari pasien;

3. Tele-education adalah penyediaan materi pendidikan

melalui jaringan telekomunikasi. Dalam konteks medis, tele-

education memerlukan video conferencing dengan

kemampuan sharing dokumen dan citra. Pengaplikasiannya

dapat dikhususkan, seperti teleradiologi, telepatologi,

teledermatologi, telekardiologi, telepsikiatri, dan

sebagainya;

22
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

4. Telemonitoring adalah praktek medis yang melibatkan

pemantauan jarak jauh pasien yang tidak berada di lokasi

yang sama dengan dokter. Secara umum, pasien akan

memiliki sejumlah perangkat pemantauan di rumah, dan

hasil dari perangkat ini yang kemudian akan dikirim ke

dokter. Telemonitoring adalah cara yang nyaman bagi pasien

untuk menghindari perjalanan jauh.

5. Telenursing mengacu pada penggunaan telekomunikasi dan

teknologi informasi dalam rangka memberikan pelayanan

keperawatan setiap kali jarak fisik yang besar ada antara

pasien dan perawat, atau antara sejumlah perawat.

Telenursing dapat membantu memecahkan masalah

kekurangan tenaga perawat.

6. Telepharmacy merupakan tren yang berkembang untuk

memberikan perawatan farmasi kepada pasien di lokasi

terpencil di mana mereka mungkin tidak memiliki kontak

fisik dengan apoteker. Ini meliputi pemantauan terapi obat,

23
Pedoman Telemedika Kota Makassar 2015

konseling pasien, pra-otorisasi, otorisasi isi ulang, dan

pemantauan kepatuhan formularium dengan bantuan video

conference.

7. Telerehabilitation adalah pelayanan rehabilitasi melalui

jaringan telekomunikasi dan internet. Jenis layanannya

tediri atas 2 kategori utama : 1) Penilaian Klinis

(kemampuan fungsional pasien di lingkungannya), dan 2)

Terapi Klinis. Beberapa bidang praktek rehabilitasi yang

telah dieksplorasi adalah neuropsikologi, pidato-patologi

bahas, audiologi, terapi okupasi, dan terapi fisik.

Telerehabilitasi memberikan terapi untuk orang yang tidak

dapat melakukan perjalanan ke klinik karena pasien

memiliki disabilitas atau terhambat waktu perjalanan.

24

Anda mungkin juga menyukai