Anda di halaman 1dari 12

KEBIDANAN SEBAGAI

PROFESI
DISUSUN OLEH:
NAMA : SUCI ILMAYANAPUTRI
NIM : 02020100572
KELAS : D3-1A KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES MEDAN


2020/2021
LATAR BELAKANG

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia
bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut akan menjadi pedoman untuk saling menghormati, yang dikenal dengan
sebutan sopan santun, tata krama, cara berkomunikasi agar hubungan satu sama lain merasa senang, tenang, tentram,
terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai adat
kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi, yang mendasari tumbuh kembangnya etika di
masyarakat.
Dengan demikian, etika merupakan suatu aturan umum yang mencakup suatu nilai atau norma yang mengatur
perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk dalam lingkup suatu profesi. Etika disebut juga dengan ilmu
normatif, karena di dalamnya mengandung norma dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam tatanan kehidupan. Etika
akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok
sosialnya.
Etika berkaitan dengan seni pergaulan manusia, sehingga etika diciptakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang
secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat dibutuhkan akan bisa
difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika dan rasional dinilai menyimpang
dari kode etik. Dengan demikian, etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control (mengontrol diri sendiri),
karena segala sesuatunya dibuat dan ditetapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial atau kelompok profesi.

TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan tentang bidan sebagai profesi

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui:
a.     Pengertian bidan
b.     Pengertian profesi
c.      Ciri-ciri karakteristik profesi,
d.     Ciri-ciri bidan sebagai profesi,
e.      Kewajiban bidan sebagai profesinya.
f.       Karakter yang harus dimiliki oleh bidan.
PEMBAHASAN
1 Konsep dasar profesi
 
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki
asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang
hukum, kedokteran, keuangan, militer, dan teknik.
Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagaii pelayan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan. Bidan mempunyai tugas yang sangat unik, yaitu:
ü Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya.
ü Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu
ü Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat,
ü Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang teguh kode etik profesi.
 
Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan anggota profesi yang harus memberikan pelayanan profesional.
Tentunya harus diimbangi dengan kesempatan memperoleh pendidikan lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi aktif dalam pelayanan
kesehatan.
Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu dibahas bahwa bidan tergolong jabatan profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua
aspek, yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur berjenjang dalam suatu
organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat
dan negara.
Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga berorientasi kwalitatif. Dalam konteks inilah jabatan
bidan adalah jabatan fungsional profesional, dan wajarlah apabila bidan tersebut mendapat tunjangan profesional.

Bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu :


1. Bidan disiapkan melalui pendidikan formal agar lulusannya dapat melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara profesional
2. Bidan memiliki alat yang dijadikan panduan dalam menjalankan profesinya, yaitu standar pelayanan kebidanan, kode etik,dan etika kebidanan
3. Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya
4. Bidan memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya
5. Bidan memberi pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
6. Bidan memiliki organisasi profesi
7. Bidan memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat
8. Profesi bidan dijadikan sebagai suatu pekerjaan dan sumber utama penghidupan.
2 Profesionalisme

Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun begitu, istilah profesional
juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata dari amatir. Contohnya
adalah petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang dilakukannya, sementara
olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu profesi.
Secara populer, seseorang yang bekerja dibidang apapun sering diberi predikat profesional. Seorang
pekerja profesional dalam bahasa keseseharian adalah seorang pekerja yang terampil atau cakap dalam
kerjanya meskipun keteranpilan atau kecakapan tersebut merupakan hasil minat dan belajar dan
kebiasaan.

Pengertian jabatan profesional perlu dibedakan dengan predikat profesional yang diperoleh dari jenis
pekerjaan hasil pembiasaan melakukan keterampilan tertentu ( melalui magang/ keterlibatan langsung
dalam situasi kerja tertentu dan mendapatkan keterampilan kerja sebagai warisan orang tuanya atau
pendahulunya.

Seorang pekerja profesional perlu dibedakan dari seorang teknisi. Baik pekerja profesional maupun
teknisi dapat saja terampil dalam unjuk kerja (misalnya menguasai teknik kerja yang sama, dapat
memecahkan masalah teknis dalam bidang kerjanya). Akan tetapi, seorang pekerja profesional dituntut
menguasai visi yang mendasari keterampilannya yang menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan
rasional dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta mengembangkan mutu karyanya.

C.V Good menjelaskan bahwa jenis pekerjaan profesional memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu :
memerlukan persiapan atau pendidikan khusus bagi pelakunya (membutuhkan pendidikan prajabatan
yang relevan), kecakapannya memenuhi persyaratan yang telah dibakukan oleh pihak yang berwenang
(misalnya: organisasi profesional, konsorsium, dan pemerintah), serta jabatan tersebut mendapat
pengakuan dari masyarakat dan negaranya.
3 Nilai dan kepercayaan kebidanan

*Nilai dan kepercayaan Bidan


Respek terhadap individu dan kehidupannya.
Fokus pada wanita dalm proses childbirth.
Keterpaduan yang merefleksikan kejujuran dan prinsip moral.
Keadilan dan kebenaran.
Menerapkan proses dan prinsip demokrasi
Pengembangan diri diambil dari pengalaman hidup dan proses pendidikan.
Pendidikan kebidanan merupakan dasar dari praktik kebidanan
 
*Kepercayaan yang harus dipegang oleh profesi bidan
1. Setiap ibu adalah individu yang memiliki hak, kebutuhan, harapan, dan keinginan.
2. Adanya profesi kebidanan yang menpunyai kekuatan untuk mempengaruhi kondisi
kehamilan dan pelayanan yang diberikan pada wanita dan keluarganya pada proses
persalinan.
3. Kesehatan yang akan datang tergantung pada kualitas asuhan yang diberikan pada
calon ibu, calon ayah dan bayi.Activate
4. Ibu dan bayi membutuhkan sesuatu yang bernilai sesuai dengan kehutuhannva
 
4 Konsep role model

Perawat merupakan bagian dari tenaga kesehatan yang ada dilingkungan


masyarakat. Tidak hanya itu, perawat bahkan dapat dijumpai sampai pelosok
tanah air. Oleh karena itu, perawat hidup ditengah masyarakat haruslah menjadi
panutan/contoh (role model) dalam berkehidupan dimasyarakat. Karena
perawat merupakan publik figure yang ada ditengah masyarakat Indonesia,
maka semua perilaku atau kebiasaan perawat akan menjadi contoh
dimasyarakat. Terlebih lagi kebiasaan dalam bidang kesehatan, misalnya
perilaku bersih dan sehat, ini akan menjadi sorotan masyarakat.
Oleh karena perawat dituntut menjadi Role model/contoh ditengah masyarakat,
maka perawat harus terlebih dahulu mengenali diri sendiri sebelum menjadi
contoh untuk masyarakat. Perawat yang mempunyai masalah pribadi, seperti
ketergantungan obat, hubungan interpersonal yang terganggu akan
mempengaruhi hubungannya dengan klien ( Stuart dan Sundeen, 1987, h.102).
Perawat mungkin menolak dan mengatakan ia dapat memisahkan hubungan
prefesional dengan kehidupan pribadi.
5.Konsep keputusan moral dan teori moral

Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternative perilaku tertentu dari dua atau lebih alternative
(Teori George R. Terry dalam Astuti, 2016).1
Faktor-faktor yang mendasari pengambilan keputusan antara lain:
1. Fisik : rasa yang dirasakan oleh tubuh
2. Emosional : perasaan dan sikap
3. Rasional : pengetahuan
4. Praktik : keterampilan dan kemampuan individu
5. Interpersonal : jaringan sosial dan hubungan antar individu
6. Struktural : lingkup sosial, ekonomi dan politik
7. Posisi atau kedudukan
8. Masalah yang dihadapi
9. Situasi dan kondisi
10. Tujuan
Hal Pokok dalam Pengambilan Keputusan:
11. Intuisi : berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah terpengaruh
12. Pengalaman : pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus meningkatkan kemampuan
dalam mengambil keputusan
13. Fakta : keputusan yang rill, valid dan baik
14. Wewenang : lebih bersifat rutinitas
15. Rasional : keputusan bersifat obyetif, transparan dan konsisten
Ciri pengambilan Keputusan yang Etis:
1. Mempunyai pertimbangan benar salah.
2. Sering menyangkut pilihan yang sukar.
3. Tidak mungkin dielakkan.
4. Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman, lingkungan sosial.
Mengapa perlu mengerti Situasi?
5. Untuk menerapkan norma-norma terhadap situasi.
6. Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan berguna.
7. Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan.
Kesulitan-kesuliatan dalam mengerti situasi :
8. Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan kita.
9. Pengertian kita terhadap situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka dan
faktor-faktor subyektif lain.
Bagaimana kita memperbaiki pengertian kita tentang situasi :
10. Melakukan penyelidikan yang mamadai.
11. Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli.
12. Memperluas pandangan tentang situasi.
13. Kepekaan terhadap pekerjaan.
14. Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain
Bentuk pengambilan kebijakan dalam kebidanan:
1. Strategi pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh kebijakan organisasi/pimpinan,
fungsi pelayanan dan lain-lain
2. Cara kerja pengambilan keputusan dengan proses pengambilan keputusan yang
dipengaruhi pelayanan kebidanan klinik dan komunitas, strategi pengambilan keputusan
dan alternatif yang tersedia
3. Pengambilan keputusan individu dan profesi yang dipengaruhi standar praktik kebidanan,
peningkatan kualitas kebidanan.
Kerangka pengambilan keputusan dalam asuhan kebidanan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
4. Bidan harus mempunyai responbility dan accountability.
5. Bidan harus menghargai wanita sebagai individu dan melayani dengan rasa hormat.
6. Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safety and wellbeing mother.
7. Bidan berusaha menyokong pemahaman ibu tentang kesejahteraan dan menyatakan
pilihannya pada pengalaman situasi yang aman.
8. Sumber proses pengambilan keputusan dalam kebidanan adalah : knowledge, ajaran
intrinsic, kemampuan berfikir kritis, kemampuan membuat keputusan klinis yang logis.
6 Konsep tanggung jawab profesi

1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan menampilkan kepribadian
yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu pada masyarakat.

2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

7Etika profesi

1. Bertindak sesuai keahliannya


2. Mempunyai moral yang tinggi
3. Bersifat jujur
4. Tidak melakukan coba-coba
5. Tidak memberikan janji yang berlebihan
6. Mengembangkan kemitraan
7. Terampil berkomunikasi
8. Mengenal batas kemampuan
9. Mengadvokasi pilihan ibu
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Kebidanan sebagai profesi merupakan komponen yang paling penting dalam meningkatkan
kesehatan perempuan.
Dalam menjalankan tugasnya bidan harus mempunyai karakter jujur,cerdas, tangguh peduli,
bersikap profesional terhadap tugasnya dengan memiliki kemampuan kritisi masalah yang baik. 
Mampu mengambil keputusan sesuai dengan kode etik dan evidence base yang berlaku dengan
mementingkan kesejahteraan ibu dan bayi.
Kemampuan kecerdasan sosialisasi sangat dibutuhkan bidan dalam mengelola masalah yang
timbul di masyarakat.  Sehingga bidan bisa diterima idenya dengan baik di ingkungan masyarakat.
 
3.2  Saran
1.    Selau berfikir kritis terhadap solusi suatu masalah yang ada di linkungan tempat bidan
bertugas sesuai dengan ilmu pengetahuan
2.    Belajar memutuskan masalah dengan berlandaskan kode etik dan undang-undang yang
berlaku
3.    Bersikap profesional dan belajar inovatif memanfaatkan sumber daya yang ada untuk
mengatsi masalah yang timbul
Daftar Pustaka

Anonimus, 2010. Pengertian Filosofi dan definisi


Bidan.Phika.blogspot.com diakses tanggal 20
Januari 2014
 
Wahyuningsih, Heni Puji. 2008. Etka Profesi
Kebidanan. Yogjakarta: Fitramaya
IBI, 2009. 50 Tahun IbI.Jakarta
 
Yanthina Deby, dan Mulyani Siska,2012. Konsep
kebidanan.Pekanbaru

Anda mungkin juga menyukai