Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“ALUR RUJUKAN DAN RENCANA ASUHAN PADA


KASUS KOMPLEKS”

DISUSUN OLEH:
NING AYU WAHYUNI

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA
INDONESIA
2023-2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di negara Indonesia sistem rujukan kesehatan telah dirumuskan dalam


Permenkes No. 01 Tahun 2012. Sistem rujukan pelayanan kesehatan merupakan
penyelenggaraan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab timbal
balik pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal.
Sederhananya, sistem rujukan mengatur darimana dan harus kemana seseorang
dengan gangguan kesehatan tertentu memeriksakan keadaan sakitnya.

Salah satu kelemahan pelayanan kesehatan adalah pelaksanaan rujukan


yang kurang cepat dan tepat. Rujukan bukan suatu kekurangan, melainkan suatu
tanggung jawab yang tinggi dan mendahulukan kebutuhan masyarakat. Kita
ketahui bersama bahwa tingginya kematian ibu dan bayi merupakan masalah
kesehatan yang dihadapi oleh bangsa kita. Masalah 3T (tiga terlambat) merupakan
salah satu hal yang melatar belakangi tingginya kematian ibu dan anak, terutama
terlambat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan.

Dengan adanya system rujukan, diharapkan dapat meningkatkan


pelayanan kesehatan yang lebih bermutu karena tindakan rujukan ditunjukan pada
kasus yang tergolong berisiko tinggi. Oleh karena itu, kelancaran rujukan dapat
menjadi faktor yang menentukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan
perinatal, terutama dalam mengatasi keterlambatan.

Bidan sebagai tenaga kesehatan harus memiliki kesiapan untuk merujuk


ibu atau bayi ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika
menghadapi penyulit. Jika bidan lemah atau lalai dalam melakukannya, akan
berakibat fatal bagi keselamatan ibu dan bayi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah
ini adalah:
1. Apa pengertian Sistem Rujukan?
2. Apa saja jenis-jenis Rujukan?
3. Apa saja persiapan untuk Rujukan?
4. Bagaimana mekanisme Rujukan?
5. Bagimana hirarki pelayanan kesehatan?
6. Bagimana kebijakan pengolahan rujukan?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan dari makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian Sistem Rujukan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Rujukan
3. Untuk mengetahui persiapan Rujukan
4. Untuk mengetahui mekanisme Rujukan
5. Untuk mengetahui hirarki Pelayanan kesehatan
6. Untuk mengetahui kebijakan pengolahan rujukan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Rujukan kebidanan adalah kegiatan pemindahan tanggungjawab terhadap


kondisi klien/pasien ke fasilitas pelayanan yang lebih memadai (tenaga atau
pengetahuan, obat, dan peralatannya).

Pengertian sistem rujukan menurut Sistem Kesehatan Nasional Depkes RI


2009, merupakan suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu/lebih kasus
penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dariunit berkemampuan kurang
kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal antar unitunit yang stingkat
kemampuannya. Sistem rujukan upaya keseamatan adalah suatu sistem jaringan
fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan
tanggung jawab secara timbal-balik atas masalah yang timbul baik secara vertikal
(komunikasi antar unit yang sederajat) maupun horizontal (komunikasi inti yang
lebih tingi ke unit yang lebih rendah) ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten,
terjangkau, rasional dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi

B. Jenis-Jenis Rujukan
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari:
1. Rujukan medik
Yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas satu kasus yang
timbul baik secara vertical maupun horizontal kepada yang lebih berwenang
dan mampu menangani secara rasional.
Jenis rujukan medic antara lain:
a. Transfer of patient. Konsultasi penderita untuk keperluaan diagnostic,
pengobatan, tindakan opertif dan lain – lain.
b. Transfer of specimen. Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lenih lengkap.
c. Transfer of knowledge / personal. Pengiriman tenaga yang lebih
kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan setempat.

2. Rujukan kesehatan

Yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau specimen ke


fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan uang menyangkut
masalah kesehatan yang sifatnya pencegahan penyakit (preventif) dan
peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi,
sarana dan operasional.

C. Persiapan Rujukan

Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan, disingkat


“BAKSOKUDA” yang dijabarkan sebagai berikut :

1. B (bidan): pastikan ibu/bayi/klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang


kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan
2. A (alat) : bawa perlengkapan dan bahan – bahan yang diperlukan, seperti
spuit, infus set, tensimeter, dan stetoskop
3. K (keluarga): beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan
mengapa dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain diusahakan untuk
dapat menyetujui Ibu (klien) ke tempat rujukan.
4. S (surat): beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien),
alasan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan, atau obat – obat yang telah
diterima ibu (klien)
5. O (obat): bawa obat – obat esensial diperlukan selama perjalanan merujuk
6. K (kendaraan) : siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan
ibu (klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan
dalam waktu cepat
7. U (uang) : ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup
untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang di perlukan di tempat rujukan
8. DA (Darah & Do’a)
D. Mekanisme Rujukan
Adapun mekanisme rujukan yang perlu dilakukan antara lain:
1. Menentukan kegawatdaruratan pada tingkat kader, bidan desa, pustu dan
puskesmas
a. Pada tingkat Kader
Bila ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri maka segera
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat karena mereka belum
dapat menetapkan tingkat kegawatdaruratan
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas
Tenaga kesehatan harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan
kasus yang ditemui. Sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya
mereka harus menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan
kasus mana yang harus dirujuk
2. Menentukan tempat tujuan rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang
mempunyai kewenangan terdekat, termasuk fasilitas pelayanan swasta
dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya.
Klien dan keluarga perlu diberikan informasi tentang perlunya penderita
segera dirujuk untuk mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih mampu
4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju melalui telepon atau
radio komunikasi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
5. Persiapan penderita

Sebelum dikirim keadaan umum penderita harus diperbaiki terlebih dahulu


atau dilakukan stabilisasi. Keadaan umum ini perlu dipertahankan selama
dalam perjalanan. Surat rujukan harus dipersiapkan sesuai dengan format
rujukan dan seorang bidan harus mendampingi penderita dalam perjalanan
sampai ke tempat rujukan.
6. Pengiriman penderita
Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/sarana
transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita.
7. Tindak lanjut penderita
a. Untuk penderita yang telah dikembalikan dan memrlukan tindak lanjut,
dilakukan tindakan sesuai dengan saran yang diberikan.
b. Bagi penderita yang memerlukan tindak lanjut tapi tidak melapor, maka
perlu dilakukan kunjungan rumah

E. Hirarki Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kebidanan dilakukan sesuai dengan hirarki pelayanan kesehatan yang
ada mulai dari:
1. Pelayanan kesehatan tingkat primer di puskesmas.
Meliputi : Puskesmas dan jaringannya termasuk Polindes / Poskesdes, Bidan
Praktik Mandiri, Klinik Bersalin serta fasilitas kesehatan lainnya milik
pemerintah maupun swasta.
Memberikan pelayanan kebidanan essensial, melakukan promotif, preventif,
deteksi dini dan memberikan pertolongan pertama pada kegawat-daruratan
obstetri neonatal (PPGDON) untuk tindakan pra rujukan dan PONED di
Puskesmas serta pembinaan UKBM termasuk Posyandu
2. Pelayanan kesehatan tingkat sekunder
Meliputi : Rumah Sakit Umum dan Khusus baik milik Pemerintah maupun
Swasta yang setara dengan RSU Kelas D, C dan B Non Pendidikan,
termasuk Rumah Sakit Bersalin (RSB), serta Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA).
Memberikan pelayanan kebidanan essensial, melakukan promotif, preventif,
deteksi dini, melakukan penapisan (skrining) awal kasus komplikasi
mencegah terjadinya keterlambatan penanganan dan kolaborasi dengan
nakes lain dalam penanganan kasus (PONEK).
3. Pelayanan kesehatan tingkat tersier di RS type B dan A
Meliputi : Rumah Sakit yang setara dengan Rumah Sakit Umum dan Rumah
Sakit Khusus Kelas A, kelas B pendidikan, milik Pemerintah maupun swasta.
Memberikan pelayanan kebidanan essensial, melakukan promotif, preventif,
deteksi dini, melakukan penapisan (skrining) awal kasus komplikasi
mencegah terjadinya keterlambatan penanganan, kolaborasi dg nakes lain
dalam penanganan kasus PONEK dan asuhan kebidanan/penatalaksaaan
kegawat-daruratan pada kasus-kasus kompleks sebelum mendapat
penanganan lanjut.

F. ALUR PADA KASUS ABSES PAYUDARA


 Teknik menyusui yang benar.
 Kompres payudara dengan air hangat dan air dingin secara bergantian.
Meskipun dalam keadaan mastitis, harus sering menyusui bayinya.
Mulailah menyusui pada payudara yang sehat.
 Hentikan menyusui pada payudara yang mengalami abses, tetapi ASI
harus tetap dikeluarkan.
 Apabila abses bertambah parah dan mengeluarkan nanah, berikan
antibiotik.
 Rujuk apabila keadaan tidak membaik
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
sistem rujukan merupakan suatu sistem penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap
satu/lebih kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dariunit
berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal antar
unitunit yang stingkat kemampuannya. System rujukan terdiri dari Rujukan
Medik dan Rujukan Kesehatan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan rujukan, disingkat “BAKSOKUDA”
Beberapa mekanisme yang perlu diperhatikan 1. Menentukan
kegawatdaruratan pada tingkat kader, bidan desa, pustu dan puskesmas, 2.
Menentukan tempat tujuan rujukan, 3. Memberikan informasi kepada penderita
dan keluarganya, 4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
melalui telepon atau radio komunikasi pelayanan kesehatan yang lebih mampu, 5.
Persiapan penderita, 6. Pengiriman penderita, 7. Tindak lanjut penderita.
hirarki pelayanan kesehatan yang ada dimulai dari 1. Pelayanan kesehatan tingkat
primer di puskesmas, 2. Pelayanan kesehatan tingkat sekunder, 3. Pelayanan
kesehatan tingkat tersier di RS type B dan A
3.2 Saran
1. Bagi Institusi Menambah refrensi keilmuan terutama berkaitan dengan
rujukan
2. Bagi Bidan, dapat menambah pengetahuan tentang rujukan, mekanisme
dan hirarki pelayanan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Buku Acuan & Panduan.2008.Asuhan Persalinan Normal,Jakarta

Meilani,Niken,S.SiT,DKK.2009.Kebidanan Komunitas,Yogyakarta

Nur Muslimatun,Wafi.2010.Asuhan Neonatus Bayi & Balita,Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai