DisusunOleh:
1261050146
Penguji:
Sistem rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas suatu kasus/
masalah medik yang timbul, baik secara vertikal maupun harizontal kepada yang lebih berwenang
dan mampu, terjangkau dan rasional (Depkes RI, 1991)
Sistem rujukan adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan
terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus
atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang lebih
kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional (Hatmoko, 2000)
B. TUJUAN RUJUKAN
Menurut Mochtar, 1998 Rujukan mempunyai berbagai macam tujuan antara lain :
1. Agar setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan sebaik-baiknya
2. Menjalin kerja sama dengan cara pengiriman penderita atau bahan laboratorium dari
unit yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap fasilitasnya
3. Menjalin perubahan pengetahuan dan ketrampilan (transfer of knowledge & skill)
melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah perifer
Sedangkan menurut Hatmoko, 2000 Sistem rujukan mempunyai tujuan umum dan khusus, antara
lain :
1. Umum
Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung kualitas
pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya
guna dan berhasil guna.
2. Khusus
a. Menghasilkan upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan
rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna.
b. Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preveventif secara
berhasil guna dan berdaya guna.
• Penanganan wabah
• Bantuan sarana, misalnya, obat-obatan dan vaksin
• Bantuan teknologi, misalnya, pemeriksaan limbah rujukan medis
b. Rujukan medik
Rujukan medis meliputi pelayanan kesehatan untuk meningkatkan pemulihan dan
pengobatan.
Sistem rujukan menurut azas penyelenggaraan puskesmas (Kepmenkes No. 128 Tahun
2004) dibagi menjadi:
1. Rujukan upaya kesehatan perorangan yang pada dasarnya menyangkut masalah medik
perorangan yang antara lain meliputi:
a. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operasional dan
lain-lain.
b. Rujukan bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang lebih
lengkap.
c. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan atau mengirim tenaga
yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan tindakan, memberi pelayanan, ahli
pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
1. Rujukan Terencana, rujukan ke rumah sakit yang telah disiapkan dan direncanakan jauh-
jauh hari bagi ibu risiko tinggi. Ada 2 macam rujukan terencana yaitu :
a. Rujukan Dini Berencana (RDB), untuk ibu dengan resiko tinggi yang masih sehat
dan belum inpartu, belum ada komplikasi persalinan, ibu masih dapat berjalan sendiri
atau naik kendaraan umum, dan tidak membutuhkan alat ataupun obat.
b. Rujukan Dalam Rahim (RDR), meliputi rujukan In Utero bagi janin dengan masalah
dan janin risiko tinggi yang masih sehat (misalnya kehamilan dengan riwayat
obstetrik jelek pada ibu diabetes mellitus, partus prematurus iminens). Bagi janin,
selama pengiriman rahim ibu merupakan alat transportasi dan inkubator alami yang
aman, nyaman, hangat, steril, murah, mudah, memberi nutrisi dan O2, tetap pada
hubungan fisik dan psikis dalam lindungan ibunya. Pada jam-jam krisis pertama bayi
langsung mendapatkan perawatan spesialistik dari dokter spesialis anak. Manfaat
RDB/RDR: pratindakan diberi KIE, tidak membutuhkan stabilisasi, menggunakan
prosedur, alat, obat standar (obat generik), lama rawat inap pendek dengan biaya
efisien dan efektif terkendali, pasca tindakan perawatan dilanjutkan di puskesmas.
2. Rujukan Tepat Waktu (RTW), rujukan untuk ibu dengan gawat darurat obstetrik,
perdarahan antepartum, preeklampsi berat/eklampsia, dan ibu dengan komplikasi
persalinan dini yang dapat terjadi pada semua ibu hamil dengan atau tanpa faktor resiko.
1. Pelayanan dan pertolongan dapat diberikan lebih cepat, murah, dan secara psikologis
memberikan rasa aman pada pasien dan keluarga pasien.
2. Penataran yang diadakan secara teratur dan berkala akan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan petugas daerah, sehingga semakin banyak kasus yang dapat dikelola di
daerahnya masing – masing, serta meningkatkan kewaspadaan tenaga kesehatan akan
kasus-kasus sulit tertentu yang harus segera dirujuk.
3. Memudahkan masyarakat di daerah terpencil agar dapat memperoleh pelayanan tenaga ahli
dan fasilitas kesehatan dari jenjang yang lebih tinggi.