Oleh:
Muhammad Sodikin, S.Ked
NIM. 2030912310138
Pembimbing:
dr. Farida Heriyani, MPH
halaman
Halaman Judul...................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................ ii
BAB I. Pendahuluan............................................................................. 1
BAB II. Tinjauan Pustaka.................................................................... 3
A. Pengertian Puskesmas................................................................... 3
B. Pengertian Rujukan....................................................................... 3
C. Macam Rujukan............................................................................ 4
D. Jalur Rujukan............................................................................... 7
H. Persiapan Rujukan........................................................................ 11
I. Mekanisme Rujukan..................................................................... 11
Daftar Pustaka....................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab timbal balik
pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horiontal. Sistem rujukan
pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah
kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal
dari mana dan harus kemana seseorang dengan gangguan kesehatan tertentu memeriksakan
keadaan sakitnya.1,2
berperan penting dalam hal rujukan yang diberikan kepada pasien. Baik itu rujukan internal
Pelaksanaan sistem rujukan di Indonesia telah diatur dengan bentuk bertingkat atau
berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga, di mana dalam
pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu sistem dan saling
berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis
transportasi) terpenuhi maka proses ini akan berjalan dengan baik dan masyarakat akan
segera tertangani dengan tepat. Sebuah penelitian yang meneliti tentang sistem rujukan
1
2
menyatakan bahwa beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan proses rujukan yaitu
tidak ada keterlibatan pihak tertentu yang seharusnya terkait, keterbatasan sarana, dan tidak
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Puskesmas
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
pelimpahan tugas dan tanggung jawab secara timbal balik baik vertikal maupun
horizontal, maupun struktural dan fungsional terhadap kasus penyakit atau masalah
Menurut WHO, sistem rujukan (referral system) adalah proses dimana petugas
kesehatan yang memiliki sumberdaya terbatas untuk menangani kondisi klinis (obat,
peralatan, kemampuan) pada satu level sistem kesehatan, melakukan pencarian bantuan
kepada fasilitas kesehatan yang lebih baik atau memiliki sumberdaya tertentu pada level
yang sama atau di atasnya, atau mengambil alih penanganan kasus pasien.3 Definisi ini
menyatakan bahwa:
a. Sistem rujukan dilakukan oleh faskes yang memiliki sumberdaya terbatas (obat,
b. Dalam sistem rujukan, faskes yang dirujuk berhak mengambil alih penanganan
3
4
C. Macam-Macam Rujukan
1. Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan dibedakan atas tiga macam yakni rujukan teknologi, sarana,
pemeriksaan bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini
2. Rujukan Medik
rujukan kesehatan, rujukan medik ini dibedakan atas tiga macam yakni rujukan
Rujukan medik yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas
satu kasus yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal kepada yang lebih
berwenang dan mampu menangani secara rasional. Jenis rujukan medik antara
lain:
a. Transfer of patient.
5
b. Transfer of specimen
lengkap.
Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu
layanan setempat.
lebih lengkap.
teknologi kesehatan.
2) Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyidikan sebab dan asal usul penyakit atau kejadian luar biasa suatu
3) Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin, pangan pada
Gambar Skema pelaksanaan azas rujukan menurut Kepmenkes No. 128 Tahun 2004
a) Rujukan Internal, adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan
b) Rujukan Eksternal, adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang
umum daerah).
D. Jalur Rujukan
pelayanan lainnya.
tingkatan. Sistem rujukan berjenjang yang efektif secara tidak langsung akan
kemampuan yang lebih tinggi tentu akan mendapatkan pelayanan yang lebih
baik. Jika sistem rujukan tidak berjalan, maka pasien “dipaksa” menerima
selection.
fakses yang lebih tinggi kemampuannya. Hal ini akan mencegah terjadinya
melayani.
dan pemodal untuk melengkapi peralatan medis yang dimiliki faskes, atau
melengkapi dengan jenis pelayanan medis lainnya. Rumah sakit dengan tipe
dimilikinya.
Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk.
Adapun kriteria pasien yang dirujuk adalah bila memenuhi salah satu dari:9
mampu diatasi.
Dalam prosedur merujuk dan menerima rujukan pasien ada dua pihak
yang terlibat yaitu pihak yang merujuk dan pihak yang menerima rujukan dengan
a) Prosedur Klinis:
pasien.
b) Prosedur Administratif:
bersakutan.
H. Persiapan Rujukan9
pada pasien.
perjalanan merujuk.
dalam PMK No.01 tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan
peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial dan pemberi pelayanan
berikut:7
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas rujukan dari
kesehatan.
f) Pengiriman penderita.
PENUTUP
jawab secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal, maupun struktural
permasalahan kesehatan.
kesehatan, berperan penting dalam hal rujukan yang diberikan kepada pasien.
Baik itu rujukan internal atau eksternal ataupun rujukan medik dan kesehatan.
perundangan lainnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
7. Kementerian Kesehatan RI. PMK No 001 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan Perorangan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2012.
15