PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang sangat penting karena tanpa
kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan
yang harus dilakukan mulai dari promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Dalam upaya kuratif dan rehabilitaf, keduanya melibatkan peran tenaga kesehatan
yang dalam hal ini yaitu dokter. Konsultasi dan rujukan pasien merupakan bagian
upaya meminta bantuan professional atau dalam hal lain, terhadap kasus penyakit
lebih tinggi stratanya atau yang memiliki keahlian dan peralatan yang diperlukan
memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat, untuk itu RS juga harus
melakukan pengaturan terhadap sistem rujukan pasien. Hal ini penting karena
pelayanan rumah sakit, baik itu karena ruangan perawatan yang kurang, tenaga
1
2
mencapai itu diperlukan sistem rujukan yang telah diatur sedemikian rupa agar
rujukkan yang tidak berfungsi. Kejadian ini terjadi di salah satu RumahSakit
ternama di Jakarta dimana sekitar 26 pasien rawat jalan terlantar dan mengungsi
Rabu (16/7). Salah satu pasien yang terlantar tersebut menderita tumor ganas dan
kelainan saluran kencing. Menurut ketua YLKI, Huzna Zahir, kejadian tersebut
terjadi akibat adanya celah dalam program Jamkesmas. Persoalan sistem rujukan
ini harus dilihat dari beberapa aspek salah satu contohnya akibat beban rumah
Oleh karena itu perlu tinjauan dan pedoman lebih lanjut yang dilakukan
terlantar akibat sistem rujukan dapat berkurang atau mungkin tidak akan ada lagi.
1.2. RumusanMasalah
1. Apa saja upaya yang dilakukan pelayanan kesehatan agar konsultasi dan
pasien?
3
yang sesuai?
4. Bagaimana kaitan antara konsultasi dan rujukan pasien dengan islam dan
1.3. Tujuan
pasien.
4. Mengetahui kaitan antara konsultasi dan rujukan pasien dengan islam dan
TINJAUAN PUSTAKA
lain, terhadap kasus penyakit atau masalah kesehatan lainnya yang sedang
penanganan suatu kasus penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter,
kepada dokter lain yang lebih ahli dibidangnya. Namun kewenangan penanganan
pelayan yang lebih tinggi stratanya atau yang memiliki keahlian dan peralatan
sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lain yang sesuai.
penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter pada dokter lain yang lebih
tanggung jawab penanganan suatu kasus penyakit yang sedang ditangani oleh
4
5
seorang dokter pada dokter lainnya yang sesuai. Konsultasi dapat dilakukan
pelayanan kedokteran ini umumnya kepada pelayan yang lebih tinggi ilmu,
peralatan dan strata yang lebih tinggi dalam rangka mengatasi kasus atau problem
tersebut.
ketentuan yang tercantum dalam kode etik profesi, pengaturan rujukan sering
tahun 1972.
tanggung jawab timbal balik pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertical
maupun horisontal. Sederhananya, sistem rujukan mengatur dari mana dan harus
sakitnya.
1. Rujukan Medis
lanjut diperlukan.
Pengiriman dokter atau tenaga kesehatan lain yang lebih ahli dari satu
diperlukan.
2. Rujukan Kesehatan
macam, yakni:
a. Rujukan Tenaga
b. Rujukan Sarana
c. Rujukan Operasional
atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga,
sistem dan saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat
akan berjalan dengan baik dan masyarakat awam akan segera tertangani dengan
tepat.
9
menunjang dari sistem jaminan kesehatan nasional yaitu sistem rujukan yang
medis, penunjang dan fasilitas pelayanan kesehatan yang terstuktur sesuai dengan
Kabupaten/Kota
akhirnya ke RS kelas A.
2. Pelayanan kesehatan rujukan dapat berupa rujukan rawat jalan dan rawat inap
yang diberikan berdasarkan indikasi medis dari dokter disertai surat rujukan,
yaitu:
11
provinsi.
daerah, yang terdiri dari kepala dinas provinsi, kabupaten atau kota, tim profesi
ahli, RSUD, akses yang akan bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan Daerah.
dari Puskesmas terutama pada 4 bagian besar (OBGYN, penyakit dalam, anak
yang terdiri dari kepala dinas provinsim dirut RS, keua DPM PT ASKES,
kesehatan provinsi. Dalam tim tersebut terdiri dari 2 POKJA yaitu pokja
kesehatan di provinsi.
provinsi.
yang diketuai oleh gubernur, disusun bersama walikota dan bupati, kepala
dinas kesehatan provinsi, kota atau kabupaten, beserta DPRD provinsi serta
okum terkait.
13
c. Proses penyusunan pergub melalui biro okum setda provinsi untuk segera
ditetapkan.
sebagai berikut :
10. Lakukan Sosialisasi ketat terhadap usaha yang telah dilakukan , termasuk
Teknologi
kesehatan rujukan.
ANALISIS DATA
3.1 Kasus
mereka oleh pihak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta baru-baru ini
merupakan salah satu contoh tidak berfungsinya sistem rujukan dalam pelayanan
Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (16/7) lalu . Penderita penyakit berat, seperti tumor
ganas dan kelainan saluran kencing, itu terpaksa mengungsi karena tidak
tertampung di RSCM.
Rabu (23/7), usai menghadiri diskusi bulanan di Kantor Pengurus Besar Ikatan
Dokter Indonesia, Jalan Sam Ratulangi, Jakarta Pusat, masalah itu terjadi karena
masih ada sejumlah titik lemah atau celah dalam program jaminan kesehatan
masyarakat (Jamkesmas).
Huzna menyatakan, terlantarnya puluhan pasien ini tidak terlepas dari terlalu
beratnya beban rumah sakit rujukan nasional itu. "Memang dalam kasus ini sulit
14
15
kapasitas, kecuali kalau itu terjadi karena pihak rumah sakit menolak merawat
pasien rawat inap padahal masih tersedia tempat rawat inap," ujarnya.
Jadi harus dievaluasi lebih lanjut siapa yang bertanggung jawab. "Apakah dalam
biaya akomodasi pasien yang dirujuk dari daerah ke rumah sakit rujukan
nasional," kata Huzna. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) atau pemerintah
pasien bersangkutan.
Ketua Pengurus Besar IDI Fahmi Idris menambahkan, masalah ini bukan hanya
terkait kesehatan. Jika rumah sakit menolak melayani pasien, itu adalah masalah
kesehatan. "Tapi ini kan masalahnya pasien rawat jalan dan keluarganya tidak bisa
ditampung oleh RSCM. Jadi, seharusnya masalah ini menjadi tanggung jawab
Agar tidak terulang lagi kasus serupa, Fahmi menyatakan pemerintah seharusnya
membenahi sistem rujukan agar beban rumah sakit rujukan seperti RSCM tidak
terlampau berat dan melebihi kapasitas yang ada. Sistem kesehatan dan
dalam pelayanan kesehatan yang baik sehingga beban RSCM sebagai rumah sakit
16
rujukan nasional terlampau berat dan melebihi kapasitas yang tersedia. Hal ini
tertampung di RSCM.
dan menjadi tanggung jawab rumah sakit yang bersangkutan saja. Akan tetapi,
masalah ini merupakan tanggung jawab lintas departemen yang harus segera
Dalam masalah ini, RSCM tidak bisa disalahkan sepenuhnya karena pihak
rumah sakit menolak merawat inap pasien akibat tidak tersedianya kapasitas
pelayanan kesehatan yang ada. Sistem rujukan pasien seharusnya dapat dilakukan
bahwa penerima rujukan dapat menerima pasien dalam hal keadaan pasien gawat
darurat, sehingga jika penerima rujukan tidak dapat menerima pasien tersebut
maka rumah sakit yang bersangkutan harus merujuk pasien ke rumah sakit yang
17
lain. Jika hal ini dilakukan, maka pasien tidak akan terlantar dan bisa menerima
Selain sistem rujukan yang harus diperbaiki, pemerintah juga harus ikut
rumah sakit yang ada di daerah, sehingga jumlah pasien yang dirujuk ke rumah
sakit nasional tidak terlalu banyak dan beban rumah sakit rujukan nasional bisa
berkurang.
BAB IV
PEMBAHASAN HUKUM
Aspek hukum dalam yang berkaitan dengan konsultasi dan rujukan yaitu :
a. Pasal 51
mempunyai kewajiban :
b. Pasal 52
mempunyai hak :
medis
18
19
a. Hak-hak pasien
b. Kewajiban dokter
pasien
1. Pasal 5
2. Pasal 7a
manusia”.
20
Tentang rujukan terdapat dalam KODEKI yaitu pasal 7 dan pasal 10.
1. Pasal 7
“Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah
2. Pasal 10
“Setiap dokter wajib bersikap tulus dan ikhlas dan mempergunakan segala
menolong dalam kebaikan, sesuai dengan surat dalam Al-Quran dalam surat Al-
Maidah ayat 2 :
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” (QS. Al-Maidah:
2)
Indonesia. Penderita penyakit berat, seperti tumor ganas dan kelainan saluran
dengan kemampuanya.
masih kurang baik dan perlu evaluasi siapa yang bertanggung jawab dalam
Artinya :
“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami
beri wahyu kepada mereka, maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai
Artinya :
beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka
mengetahui.”
kepada yang ahli dan berpengetahuan sesuai dengan ilmunya agar tidak ada
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan, maka dapat diambil simpulan
sebagai berikut:
2. Dampak yang ditimbulkan dari sistem rujukan yang belum baik adalah
khususnya seorang dokter harus bertanya kepada yang lebih ahli agar tidak
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan diatas, maka saran yang bisa dianjurkan adalah sebagai
berikut:
Nasional.
23
24
baik. Dokter harus mengetahui ada atau tidak tempat di Rumah Sakit
Rujukan Nasional.
DAFTAR PUSTAKA
http://buk.depkes.go.id/index.php?
option=com_docman&task=doc_download&gid=927&itemid=112.
2.http://tekno.kompas.com/read/2008/07/23/17200949/
pasien.terlantar.sistem.rujukan.tidak.berfungsi.
3. Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 001 tahun 2012 tentang
4. http://www.dikti.go.id/files/atur/sehat/kode-etik-kedokteran.pdf
5. http://www.iaei-pusat.org/article/ekonomi-syariah/-prinsip-dan-filosofi-takaful-
syariah--1?language=id
6. http://www.scribd.com/doc/146100950/aspek-hukum-pembuatan-surat-rujukan
http://kesehatanvegan.com/2010/07/26/konsultasi-dan-rujukan/
8. Sistem rujukan :
http://informasikesehatanfkmunsri.blogspot.com/2013/05/sistem-rujukan.html
9.http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes/PMK%20No.
%20001%20ttg%20Sistem%20Rujukan%20Pelayanan%20Kesehatan
%20Perorangan.pdf
25
26
http://www.scribd.com/doc/123247076/KONSULTASI-DAN-RUJUKAN
11.http://iuniezh.blogspot.com/
12.Rujukan : http://www.scribd.com/doc/123247076/KONSULTASI-DAN-
RUJUKAN
13. http://dewico.blogspot.com/2013_04_01_archive.html