Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 PENDAHULUAN
Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya
kesehatan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan
upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu pelayanan yang lebih
terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu
adanya jenjang pembagian tugas di antara unit-unit pelayanan
kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan. Pelaksanaan sistem
rujukan di Indonesia telah diatur dengan bentuk bertingkat atau
berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan
ketiga, dimana dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri
namun berada di suatu sistem dan saling berhubungan. Apabila
pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis
tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke
tingkat pelayanan di atasnya, demikian seterusnya. Apabila seluruh
faktor pendukung (pemerintah, teknologi, transportasi) terpenuhi
maka proses ini akan berjalan dengan baik dan masyarakat awam
akan segera tertangani dengan tepat. Sebuah penelitian yang
meneliti tentang sistem rujukan menyatakan bahwa beberapa hal
yang dapat menyebabkan kegagalan proses rujukan yaitu tidak ada
keterlibatan pihak tertentu yang seharusnya terkait, keterbatasan
sarana, tidak ada dukungan peraturan. (Standar Kesehatan
Nasional ; 2009).
Sistem rujukan menurut Sistem Kesehatan Nasional Depkes RI
2009, merupakan suatu sistem penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal
balik terhadap satu/lebih kasus penyakit atau masalah kesehatan
secara vertikal dari unit berkemampuan kurang kepada unit yang
lebih mampu atau secara horizontal antar unit-unit yang setingkat

1
kemampuannya. Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu
sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan
terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal-balik atas
masalah yang timbul baik secara vertikal (komunikasi antara unit
yang sederajat) maupun horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi
ke unit yang lebih rendah) ke fasilitas pelayanan yang lebih
kompeten, terjangkau, rasional dan tidak dibatasi oleh wilayah
administrasi.
Syarat-syarat tertentu harus dipenuhi sebelum sistem rujukan
dapat berfungsi secara tepat, seperti kesadaran masyarakat dalam
masalah kesehatan, petugas kesehatan harus memiliki pengetahuan
yang adekuat dalam strategi pendekatan resiko dan sistem rujukan,
setiap unit obstetric harus memiliki peralatan yang tepat, serta
komunikasi dan transportasi yang mudah harus tersedia.
Rumah Sakit PONEK 24 jam merupakan bagian dari sistem
rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal,
yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan
bayi baru lahir.
Selanjutnya diharapkan pedoman sistem rujukan dan
pelaksanaan rujukan di rumah sakit ini dapat dijadikan panduan bagi
Tim PONEK Rumah Sakit dalam pelaksanaan program PONEK di
RSUD dr. M Soewandhie, sehingga tercapai Millenium Development
Goals.

1.2 TUJUAN PEDOMAN


1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan
kesehatan secara terpadu di RSUD dr. M. Soewandhie .
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Meningkatkan kemampuan rumah sakit dalam
menangani rujukan kasus “risiko tinggi” dan gawat

2
darurat yang terkait dengan kematian ibu maternal
dan bayi.
1.2.2.2 Menyeragamkan dan menyederhanakan prosedur
rujukan di wilayah Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

1.3 RUANG LINGKUP


Ruang lingkup sistem rujukan dan pelaksaan rujukan RSUD
dr. M. Soewandhie Kota Surabaya adalah :
1.3.1 Penanganan rujukan kasus kegawatdaruratan dan stabilisasi
pasien di IGD.
1.3.2 Membentuk keterpaduan dalam sistem rujukan di
Kabupaten/Kota.
1.3.3 Mengevaluasi pelaksanaan rujukan.
1.3.4 Pengembangan penelitian tentang sistem rujukan.
1.3.5 Dokumentasikan hasil-hasil evaluasi.

1.4 BATASAN OPERASIONAL


1.4.1 Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
atas masalah kesehatan dan kasus-kasus penyakit yang
dilakukan secara timbal balik vertikal maupun horisontal
maupun struktural dan fungsional terhadap kasus penyakit,
masalah penyakit, atau permasalahan kesehatan.
1.4.2 Sistem Rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan
tanggung jawab, timbal balik terhadap suatu kasus penyakit
atau masalah kesehatan secara vertikal atau horisontal, dalam
arti dari unit yang kemampuannya kurang ke unit yang lebih
mampu.
1.4.3 Rujukan kesehatan perorangan adalah rujukan kasus yang
berkaitan dengan diagnosis, terapi, tindakan medik berupa
pengiriman pasien, rujukan bahan pemeriksaan spesimen

3
untuk pemeriksaan laboratorium dan rujukan ilmu pengetahuan
tentang penyakit.
1.4.4 Rujukan kesehatan masyarakat adalah rujukan sarana dan
logistik, rujukan tenaga dan rujukan operasional dalam upaya
kesehatan masyarakat.
1.4.5 Rujukan Spesimen atau penunjang diagnostik lainnya adalah
rujukan pemeriksaan bahan yang berasal dan/atau diambil dari
tubuh manusia untuk tujuan diagnostik, penelitian,
pengembangan pendidikan,dan/atau analisis lainnya.
1.4.6 Rujukan balik adalah rujukan atas kasus yang dirujuk, fasilitas
penerima rujukan akan merujuk balik pasien setelah
memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhannya,
sehingga rujukan berjalan menurut alur yang ditetapkan.
1.4.7 Jaminan Kesehatan adalah salah satu bentuk perlindungan
sosial di bidang kesehatan untuk menjamin pemenuhan
kebutuhan dasar kesehatan yang layak melalui penerapan
sistem kendali biaya dan kendali mutu.
1.4.8 Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang
membutuhkan tindakan medis segera guna menyelamatkan
nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut.
1.4.9 Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau masyarakat.
1.4.10 Pelayanan Kesehatan tingkat pertama merupakan pelayanan
kesehatan dasar yang diberikan oleh praktik bidan, praktik
dokter umum, praktik dokter gigi, puskesmas beserta
jaringannya dan klinik pratama.
1.4.11 Pelayanan kesehatan tingkat kedua merupakan pelayanan
kesehatan spesialistik yang dilakukan oleh praktik dokter

4
spesialis, praktik dokter gigi spesialis, klinik utama, laboratorium
klinis/kesehatan kabupaten/kota, laboratorium klinis/kesehatan
swasta, rumah sakit kelas C dan rumah sakit kelas D.
1.4.12 Pelayanan kesehatan tingkat ketiga merupakan pelayanan
kesehatan sub spesialistik yang dilakukan oleh dokter sub
spesialis atau dokter gigi sub spesialis yang menggunakan
pengetahuan dan teknologi kesehatan sub spesialistik yang
dilakukan oleh rumah sakit kelas B dan rumah sakit kelas A.
1.4.13 Dinas adalah dinas kesehatan kota Surabaya yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan .

1.5 LANDASAN HUKUM


Landasan hokum sistem rujukan dan pelaksanaan rujukan di
RSUD dr. M. Soewandhie kota Surabaya adalah :
1.5.1 Undang Undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
1.5.2 Undang Undang No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
1.5.3 Undang Undang No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
1.5.4 Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1998 tentang Tenaga
Kesehatan
1.5.5 Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
1.5.6 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
159b/Menkes/SK/Per/IX/1988 tentang Rumah Sakit
1.5.7 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit di Lingkungan Depkes
1.5.8 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan
Praktek Kedokteran
1.5.9 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

5
1333/Menkes/Per/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit
1.5.10 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 462/Menkes/SK/V/2002
tentang Safe Comunity (Masyarakat Hidup Sehat dan Aman)
1.5.11 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008 tentang
Rekam Medik
1.5.12 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 Tahun 2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran
1.5.13 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 371/Menkes/SK/V/2009
tentang Peningkatan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Mohamad
Soewandhie milik Pemerintah Kota Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai