Email : pkm.ranugedang@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN
kepada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia, dan
terdekat dari lokasi tempat tinggalnya, pada tingkat biaya yang paling
5. Risiko financial
dsb)
Indonesia
perseorangan.
1.3.1 Pedoman Sistem Pelayanan Rujukan ini disusun untuk digunakan oleh :
Undangan.
STANDART KETENAGAAN
2. Mempunyai Surat Tanda Register (STR) yang dikeluarkan oleh MTKI dan
masih berlaku.
2. Menyimpulkan hasil
BAB III
STANDART FASILITAS
No Meubeller Jumlah
1. ALAT 1
2. Alat Tulis 1
3. barngkar 1
4. Komputer 1
5. Ambulance 1
7. Cervical Collar 1
8. Ambulance 1
9. Oksigen 1
10. Infuset 1
11. Surflo 1
12. Handscond 1
17. Spalek 1
18. Brangkar 1
21. BAHAN 1
25. SIPD 1
Pertama
tingkat dua.
berikut:
Pasien yang akan dirujuk sudah diperiksa, dan disimpulkan bahwa kondisi
keterbatasan sarana/prasarana.
a) Prosedur klinis:
dirujuk,
Kesehatan
rujukan dari fasyankes perujuk, dan atau panduan atas tindakan yang
2) pasien,
bersangkutan.
a. Prosedur klinis
b) Atas informasi yang didapat dari surat rujukan balik yang diserahkan
Kesehatan lingkungannya
f) Pada waktu yang ditentukan untuk pasien rujukan balik yang harus
rujukan balik akan lebih mudah serta cepat, sehingga tindak lanjut
diupayakan untuk :
a) Mengevaluasi diri atas ketelitian dalam melakukan pemeriksaan dan
menegakkan diagnosis
3) Atas pasien yang pulang paksa dan telah dilaporkan oleh fasyankes
tingkat dua:
lingkungannya
b. Prosedur administratif
pertama atas saran yang diberikan dalam surat balasan rujukan balik
c. ProseZdur operasional
dirujuk dan berupaya untuk tahu kapan akan dirujuk balik dari
ALURMelakukan
PELAYANAN RUJUKAN
kajian awal
Menegakkan diagnosis
Menginformasikan alasan
dirujuk dan alternative
tempat rujukan kepada
keluarga
Menandatangani Menandatangani
penolakan rujukan bila persetujuan rujukan bila
menolak setuju
Mengisi rujukan
eksternal
Memonitoring pasien
UGD dan rawat inap
diambulance Unit rawat jalan
Berkoordinasi dengan
fasilitas rujukan
Mengisi buku kendali
rujukan
Mengisi buku kendali
rujukan
Mendampingi pasien
diambulance ke tujuan
ke faskes sampai
selesai
1. Buku register .
3. Buku kunjungan .
4. Laporan Bulanan.
bulan.
................................................... …………………………………….
BAB V
LOGISTIK
Logistik dalam hal ini diartikan bahan ketersediaannya diperlukan dalam
upaya Siate pelayanan Rujukan.
A. Bahan Habis Pakai Untuk Rujukan
1. Register
2. Blanko
3. Kertas HVS
B. Obat / barang Untuk Rujukan .
1. Alat Tulis
2. barngkar
3. Komputer
4. Ambulance
5. Nasal kanul / masker oksigen
6. Cervical Collar
7. Ambulance
8. Oksigen
9. Infuset
10. Surflo
11. Handscond
12. Spatel Lidah
13. Lembar rujukan
14. Alat Suntik
15. Hand sanitaezer
16. Bok Emergency
17. Spalek
18. Brangkar
19. Kasa Gulung
20. Cairan Infus
C. Pencatatan dan Pelaporan
Untuk pelaksanaan pencatatan dan pelaporan rujukan menggunakan
buku rujukan interal dan eksternal, buku register dan aplikasi
SISRUTE.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana
Puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk assesmen
resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya sebagai implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Tujuan penerapan keselamatan pasien adalah terciptanya budaya
keselamatan pasien, meningkatkan akuntabilitas Puskesmas terhadap pasien
dan masyarakat, menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di Puskesmas,
terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
Pelayanan upaya sistem pelayan rujukan memperhatikan standar
keselamatan pasien yang meliputi :
1. Hak pasien.
2. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Rujuakan
2. Mendidik pasien dan keluarga.
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan.
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien.
6. Peran liader kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan
pasien.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Tujuan
Keselamatan kerja perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh semua
petugas, yang bertujuan:
1. Petugas di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran
infeksi.
2. Petugas di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular di lingkungan tempat
kerjanya, untuk menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas
harus menerapkan prinsip Universal Precaution.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu layanan yang digunakan di pelayanan sistem rujukan UPT
Puskesmas Ranugedang adalah sebagai berikut :
1. Kepuasan pelanggan 100%. Tujuannya terselenggaranya pelayanan
sistem rujukan yang mampu memberikan kepuasan pelanggan.
Pengendalian mutu akan dipantau oleh Tim Mutu UPT Puskesmas
Ranugedang melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan, pencapaian
pengendalian mutu, dibahas dalam pertemuan manajemen dan dilaporkan
kepada Kepala Puskesmas.
BAB IX
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang
sebagai penghalang terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara
untuk melindungi pemakainya dari cedera atau penyebaran infeksi atau
penyakit. APD yang digunakan untuk petugas rujukan selama Pandemi
Covid-19 yaitu APD level 1.
Jenis APD tergantung dari tupoksi (tugas pokok dan fungsi)
1) Level 1 : Merujuk pasien dengan tidak di sertai gejala covid-19 dan
hasil rapid AG negativ
2) Level 2 : Merujuk pasien dengan adanya gejala C-19 tapi hasil
negativ
3) Level 3 : Merujuk pasien dengan adanya gejala C-19 hasil positif dan
pasien isolasi
Donning APD adalah tehnik memasang atau menggunakan APD.
Tahapan donning APD :
1) Baju surgical scrub
2) Cuci tangan
3) Head cover
4) Masker
5) Sarung tangan dalam
6) Baju gaun sekali pakai/baju hazmat
7) Sarung tangan luar
8) Kacamata atau face shield
9) Kencangkan baju hazmat
10) Sepatu boot atau shoe cover
Doffing APD adalah tehnik melepaskan APD.
Tahapan doffing APD (selalu lakukan cuci tangan menggunakan alkohol
70% diantara tiap tahapan) :
1) Sarung tangan luar
2) Sepatu dengan shoe cover atau sepatu boot
3) Baju gaun sekali pakai/baju hazmat
4) Kacamata atau face shield
5) Masker
6) Head cover
7) Sarung tangan dalam
Tambahan fasilitas sebagai rekomendasi bersyarat memerlukan perhatian
terkait pengelolaan di ruang Praktik Dokter Gigi:
• Penggunaan HVE portable
• Penggunaan lampu UV-C
HVE Portable
HVE dapat mengatasi pengurangan aerosol tetapi teknis dan spesifikasi
harus dipertimbangkan oleh dokter gigi dalam menggunakan HVE. Dokter gigi
perlu memeriksa kekuatan dan volume aliran udara HVE secara berkala, karena
ada HVE dengan sistem yang memiliki aliran udara bersih dan menunjukkan
aliran udara yang cukup tetapi ternyata dalam pengukuran statis tekanan vakum
(mmHg) tekanan yang ada sangat rendah. HVE dengan pola sistem seperti ini,
akan menghasilkan arus balik yang tidak diharapkan
Gambar HVE Portable
UV-C
Pertimbangkan penggunaan iradiasi ultraviolet (UV) pada ruang praktik
sebagai ambahan untuk pembersihan udara yang lebih tinggi. Paparan UV-C
menyebabkan inaktivasi parsial dalam waktu 1 menit paparan, yang semakin
meningkat efektivitasnya dalam watu 6 menit paparan, sehingga jumlah virus
(viral load) berkurang hingga 400 kali lipat. Setelah 15 menit, virus menjadi
seluruhnya mati (<1.0TCID50(log10) per mL.
Sekat Penghalang
Pasang penghalang kaca, plastik atau fiber pada meja bagian penerima
tamu (recepsionist/front office). Pastikan ketersediaan masker dan hand
sanitizer yang cukup dan tisu kertas di meja pendaftaran, serta tempat sampah
infeksius.
BAB X
PENUTUP
Dokumen ini dibuat untuk kelancaran pelaksanaan rencana layanan klinis
diharapkan dengan adanya dokumen ini dapat dibuat prosedur yang mendukung
kinerja pemberi Sistem Pelayanan Rujukan.
Keberhasilan Sistem Pelayanan Rujukan dapat terwujud apabila
dilaksanakan secara terintegrasi baik lintas program maupun lintas sektoral dan
secara terarah dan berkesinambungan.
Dengan dibuatnya Pedoman Sistem Pelayanan Rujukan di UPT
Puskesmas Ranugedang ini dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
pelayanan rujukan sehingga di harapkan dapat membantu peningkatan derajat
kesehatan dan mutu pelayanan di UPT Puskesmas Ranugedang.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang ikut terlibat
hingga tersusunnya pedoman ini.