Anda di halaman 1dari 6

STANDARD PELAYANAN 20

STANDAR PELAYANAN PADA KLINIK PKBRS


RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
PMK No. 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
PMK No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
PMK No. 28 Tahun 2014 tentang Jaminan Kesehatan Nasional
Perda Kabupaten Deli Serdang No. 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum
2 Persyaratan Pelayanan 1. Persyaratan administrasi bagi pasien BPJS berupa:
a. Kartu berobat (jika sebelumnya pernah menjadi pasien di RSUD Deli Serdang)
b. Fotokopi KTP
c. Fotokopi KK
d. Fotokopi kartu BPJS
e. Surat rujukan atau surat kontrol balik
2. Persyaratan administrasi bagi pasien umum berupa:
a. Kartu berobat (jika sebelumnya pernah menjadi pasien di RSUD Deli Serdang)
b. Fotokopi KTP
NB: Pasien dapat mendaftar terlebih dahulu melalui no. WA: 0823-6666-1949
3 Sistem, Mekanisme dan Prosedur 1. Pasien / keluarga datang melakukan pendaftaran di costumer
service rekam medis (CSRM) rawat jalan dan
melengkapi berkas syarat pendaftaran
2. Pasien umum selanjutnya melakukan pembayaran biaya pendaftaran ke kasir rawat jalan
3. Pasien datang ke klinik spesialis yang dituju dan menunggu sesuai nomor antrian
4. Pasien diperiksa oleh dokter spesialis di ruang pemeriksaan
5. Bagi pasien umum yang dianjurkan memperoleh pemeriksaan penunjang laboratorium atau radiologi
diarahkan kembali ke kasir rawat jalan untuk membayar biaya pemeriksaan penunjang, kemudian pasien
memperoleh pemeriksaan penunjang laboratorium dan/atau radiologi. Sedangkan bagi pasien BPJS yang
memerlukan pemeriksaan penunjang laboratorium dan/atau radiologi maka akan diarahkan ke instalasi
tersebut
tanpa membayar.
6. Pasien kembali ke ruang pemeriksaan dokter spesialis, kemudian pasien akan dilakukan tindakan
dan/atau
diberikan resep serta diijinkan pulang berobat jalan atau pasien dianjurkan memperoleh perawatan
lanjutan di
ruang rawat inap
7. Pasien umum menyelesaikan biaya sesuai perawatan yang didapatkan
4 Jangka Waktu Untuk pelayanan di loket penerimaan pasien rawat jalan maksimal 20 menit, untuk di
klinik spesialis sesuai
dengan tindakan yang dilakukan
5 Sarana, Prasarana dan / atau Fasilitas
lain Ruang Tunggu, AC, meja, kursi tunggu, TV, Stetoscop,Tensi Meter, Temperatur dan alat kontrasepsi
6 Jam Kunjungan 8.00-14.00 WIB
7 Kompetensi Pelaksana a. Dokter spesialis obstetri & ginekologi
b. Perawat
8 Pengawasan Internal 1. Dilakukan oleh atasan langsung
2. Dilakukan oleh kepala instalasi rawat jalan
3. Dilakukan oleh komite medik
4. Dilakukan oleh satuan pengawas internal (SPI)
9 Penanganan Pengaduan, Saran dan
Masukan
Pengaduan dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut:
a. Secara langsung (tatap muka) diterima oleh layanan informasi dan konsultasi pengaduan di front office
atau
ruangan konsultasi
b. Pengaduan secara tidak langsung ke telepon 061 - 7952068, email: rsud_deliserdang@yahoo.co.id,
website:
rsud.deliserdangkab.go.id/pengaduan-layanan/ , Fb: RSUD Lubuk Pakam, ig: @rsuddeliserdang
10 Jumlah Pelaksana a. Dokter spesialis obstetri dan ginekologi: 3 orang
b. Perawat: 1 orang
11 Jaminan Pelayanan Cepat, tanggap dan tepat sesuai dengan Standar Prosedur Operasional
Pelayanan diberikan dengan 3 S, yaitu:
1. Sambut dengan senyuman
2. Sapa dengan ramah
3. Sentuh dengan kasih dan sayang
12 Jaminan Keamanan dan Keselamatan
Pelayanan
6 sasaran keamanan pasien (patient safety):
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (High Alert Medication )
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh
13 Evaluasi Kinerja Pelaksana Evaluasi kinerja dilakukan melalui:
a. Survey kepuasan pelanggan (pasien)
b. Evaluasi oleh atasan atas kinerja dan kedisiplinan
c. Evaluasi standar pelayanan minimal
14 Biaya dan Tarif Mengacu pada:
a. Tarif pelayanan BPJS Kesehatan berdasarkan INA CBGs versi 5.4 bagi peserta BPJS Kesehatan
b. Tarif pelayanan pasien umum berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang No. 2 Tahun
2012
tentang Retribusi Jasa Umum
BAB I DEFINISI
1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.
2. Promosi Kesehatan adalah proses untuk memberdayakan masyarakat melalui kegiatan
menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat agar berperan aktif untuk
mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan
kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimal.
3. Promosi Kesehatan Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat PKRS adalah proses
memberdayakan Pasien, keluarga Pasien, sumber daya manusia Rumah Sakit,
pengunjung Rumah Sakit, dan masyarakat sekitar Rumah Sakit untuk berperan serta aktif
dalam proses asuhan untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga
dan meningkatkan kesehatan menuju pencapaian derajat kesehatan yang optimal.

BAB II RUANG LINGKUP


Pengaturan penyelenggaraan PKRS bertujuan untuk memberikan acuan bagi Rumah Sakit dalam
menyelenggarakan Promosi Kesehatan secara optimal, efektif, efisien, terpadu, dan
berkesinambungan bagi Pasien, Keluarga Pasien, Pengunjung Rumah Sakit, SDM Rumah Sakit,
dan Masyarakat Sekitar Rumah Sakit.

Penyelenggaraan PKRS dilaksanakan pada 5 (lima) tingkat pencegahan yang meliputi

1. Promosi Kesehatan pada kelompok masyarakat yang sehat sehingga mampu


meningkatkan kesehatan,
2. Promosi Kesehatan tingkat preventif pada kelompok berisiko tinggi (high risk) untuk
mencegah agar tidak jatuh sakit (specific protection),
3. Promosi Kesehatan tingkat kuratif agar Pasien cepat sembuh atau tidak menjadi lebih
parah (early diagnosis and prompt treatment),
4. Promosi Kesehatan pada tingkat rehabilitatif untuk membatasi atau mengurangi
kecacatan (disability limitation), dan
5. Promosi Kesehatan pada Pasien baru sembuh (recovery)dan pemulihan akibat penyakit
(rehabilitation).

Tujuan

1. memberikan acuan kepada Rumah Sakit dalam penyelenggaraan PKRS.


2. mewujudkan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat melindungi
Pasien dalam mempercepat kesembuhannya, tidak mengalami sakit berulang karena
perilaku yang sama, dan meningkatkan perilaku hidup sehat.
3. mewujudkan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat memberikan
informasi dan edukasi kepada Keluarga Pasien agar mampu mendampingi Pasien dalam
proses penyembuhan dan mencegah Pasien tidak mengalami sakit berulang, menjaga, dan
meningkatkan kesehatannya, serta menjadi agen perubahan dalam hal kesehatan.
4. mewujudkan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat memberikan
informasi dan edukasi kepada Pengunjung Rumah Sakit agar mampu mencegah
penularan penyakit dan berperilaku hidup sehat.
5. mewujudkan Rumah Sakit sebagai tempat kerja yang sehat dan aman untuk SDM Rumah
Sakit.
6. mewujudkan Rumah Sakit yang dapat meningkatkan derajat kesehatan Masyarakat
Sekitar Rumah Sakit.

Sasaran

1. SDM Rumah Sakit.


2. Pasien.
3. Keluarga Pasien.
4. Pengunjung Rumah Sakit.
5. Masyarakat Sekitar Rumah Sakit.

Prinsib Penyelenggaraan PKRS

1. Paradigma Sehat
2. Kesetaraan
3. Kemandirian
4. Keterpaduan dan ketersinambungan

BAB III TATALAKSANA


Penyelenggaraan PKRS dilakukan dalam rangka memberdayakan Pasien, Keluarga Pasien, SDM
Rumah Sakit, Pengunjung Rumah Sakit, dan Masyarakat Sekitar Rumah Sakit untuk berubah
dari tidak tahu menjadi tahu (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari
mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice), agar dapat
mencegah terjadinya penyakit dan meningkatkan kesehatan. Agar penyelenggaraan PKRS
berjalan dengan baik, diperlukan adanya manajemen PKRS secara menyeluruh, yang meliputi :

1. pengkajian;
2. perencanaan;
3. pelaksanaan; dan
4. monitoring dan evaluasi.

PENGKAJIAN

Pengkajian sebagaimana dilaksanakan untuk melihat penyebab faktor risiko terjadinya


penyakit berdasarkan perilaku dan non perilaku.

1. Pengkajian bagi Pasien dan Keluarga Pasien dapat dilakukan berdasarkan formulir
pengkajian Pasien (assessment patient).
2. Pengkajian bagi Pengunjung Rumah Sakit dan Masyarakat Sekitar Rumah Sakit dapat
dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang meliputi:
1. data demografi;
2. data penyakit;
3. data kunjungan; dan
4. data perilaku.
3. Pengkajian bagi SDM Rumah Sakit dilaksanakan dengan menggunakan instrumen
identifikasi perilaku.

PERENCANAAN

Perencanaan PKRS dengan tahapan:

1. penetapan tujuan dan sasaran;


2. penentuan materi;
3. penentuan metode berdasarkan tujuan dan sasaran;
4. penentuan media;
5. penyusunan rencana evaluasi; dan
6. penyusunan jadwal pelaksanaan.

Perencanaan sebagaimana dilaksanakan dengan melibatkan instalasi, unit, atau tim lain secara
berkesinambungan. Perencanaan dibuat secara berkala setiap 1 (satu) tahun. Perencanaan
ditetapkan oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit

PELAKSANAAN

Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan standar PKRS. Pelaksanaan  dilakukan melalui strategi


advokasi, pemberdayaan masyarakat, dan kemitraan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pelaksanaan didukung dengan metode dan media yang tepat, data dan
informasi yang valid dan akurat, serta sumber daya yang optimal termasuk sumber daya manusia
yang profesional.

Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat, yang merupakan upaya membantu atau memfasilitasi sasaran,


sehingga memiliki pengetahuan, kemauan, dan kemampuan untuk mencegah dan atau mengatasi
masalah kesehatan yang dihadapinya. Berbagai metode pemberdayaan masyarakat yang dapat
dilalukan di Rumah Sakit pada sasaran antara lain berbentuk pelayanan konseling terhadap :

bagi pasein dan Keluarga Pasien di rawat inap maupun rawat jalan dapat dilakukan
beberapa kegiatan pemberdayaan Pasien seperti

1. konseling di tempat tidur (disebut juga bedside health promotion),


2. diskusi kelompok (untuk penderita yang dapat meninggalkan tempat tidur) terhadap
upaya peningkatan kesehatan terhadap penyakit yang diderita,
3. biblioterapi(menyediakan atau membacakan bahan-bahan bacaan bagi Pasien).
4. Konseling penggunaan obat, alat bantu, dan sebagainya.
5. Pemberdayaan Keluarga Pasien misalnya konseling terhadap diagnosa penyakit yang
diderita Pasien, diskusi kelompok dengan mengumpulkan Keluarga Pasien dalam upaya
meningkatan hudup sehat.
6. Pelaksanaan pemberdayaan Pasien dan Keluarga Pasien dalam konseling/edukasi dicatat
dalam rekam medis dan dilaksanakan oleh Profesional Pemberi Asuhan (PPA)

bagi SDM Rumah Sakit, dalam rangka merubah perilaku berdasarkan hasil asesmen,
dilakukan intervensi perubahan perilaku, sesuai dengan kebutuhan Promosi Kesehatan,
seperti

1. intervensi terhadap masih banyaknya SDM Rumah Sakit yang merokok, maka kegiatan
pemberdayaan dapat dilakukan dengan konseling merokok/coaching berhenti merokok.
2. Membudayakan aktivitas fisik setiap SDM Rumah Sakit dengan melakukan senam secara
rutin setiap hari tertentu dan dilakukan pengukuran kebugaran, edukasi terhadap risiko
pekerjaan dan lingkungan terutama sampah medis, pentingnya pengendalian IMT normal,
di setiap unit/instalasi sebagai agent of change (AoC) sebagai motor dalam perubahan
perilaku, memberikan hadiah” (reward) atau harus “dipaksa” menggunakan peraturan dan
sanksi (punishment), serta peningkatan keterampilan SDM Rumah Sakit dengan
pelatihan, sosialisasi dan sebagainya

bagi Pengunjung Rumah Sakit dan Masyarakat Sekitar Rumah Sakit, pelaksanaan Promosi
Kesehatan dilakukan dalam rangka perubahan perilaku yang berisiko dengan peningkatan
pengetahuan, menumbuhkan sikap dan kemauan individu dan masyarakat sehingga dapat
berperilaku hidup bersih dan sehat dan lingkungan sehat. Kegiatan pemberdayaan dapat
dilakukan melalui

1. penyuluhan terhadap penyakit yang berisiko tinggi dan berbiaya mahal, dan terbanyak
yang terjadi di Rumah Sakit,
2. penyebarlusan informasi melalui media komunikasi, media cetak (leaflet, poster, dan
baliho), media massa penyedia informasi (koran, TV, radio, buletin, penayangan video
pada TV di tempat- tempat yang strategi, dan sebagainya),
3. penyuluhan massa, demonstrasi/kampanye kesehatan,
4. pemeriksaan kesehatan,
5. pembinaan pembentukan kelompok peduli kesehatan,
6. pengembangan daerah binaan Rumah Sakit, dan
7. penggerakan Masyarakat Sekitar Rumah Sakit dan lain sebagainya

Anda mungkin juga menyukai