Demikian pula, pasien yang ketakutan, bingung atau koma tidak mampu
memahami proses asuhan bila asuhan harus diberikan secara cepat dan efisien.
Klinik pratama Aisyiyah Pekanbaru juga menyediakan berbagai variasi
pelayanan, sebagian termasuk yang beresiko tinggi karena memerlukan
peralatan yang kompleks, yang diperlukan untuk pengobatan penyakit yang
mengancam jiwa (pasien dialisis), sifat pengobatan (penggunaan darah atau
produk darah), potensi yang membahayakan pasien atau efek toksik dari obat
beresiko tinggi (misalnya kemoterapi).
3 Kebijakan Menetapkan :
KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA AISYIYAH PEKANBARU
TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN PERORANGAN KLINIK
PRATAMA.
KESATU : Bahwa keputusan ini menjadi landasan Penyelenggaraan Kesehatan
Perorangan serta dokumen yang berkaitan dengan hal tersebut di Klinik Pratama
Aisyiyah Pekanbaru
KETIGA : Bahwa keputusan ini bertujuan untuk mengatur segala sesuatu yang
berkaitan dengan Penyelenggaraan Kesehatan Perorangan di Klinik Pratama
Aisyiyah Pekanbaru dan melengkapi Keputusan Pimpinan Klinik Pratama
Aisyiyah Pekanbaru Tentang Layanan Klinis Yang Berorientasi Pasien Di Klinik
Pratama Aisyiyah Pekanbaru Nomor 02/B/II/SK/01/2016.
KEEMPAT Segala biaya yang terkait dengan penerapan Keputusan ini didanai
dari anggaran tahunan klinik.
KELIMA : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini akan diadakan perbaikan
atau perubahan seperlunya.
4 Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
b.Kewajiban
1) Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala aturan
dan tata tertib klinik.
2) Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan
perawat dalam pengobatannya.
3) Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan
selngkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang
merawat.
4) Pasien dan/atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi
semua biaya dan jasa pelayanan klinik/dokter.
5) Pasien dan/atau penanggung-jawabnya berkewajiban memenuhi hal-
hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.
3.Petugas klinik memastikan bahwa pasien mengerti dan memahami hak dan
kewajibannya.
4. Klinik memenuhi hak pasien berkebutuhan khusus atau dalam kondisi
khusus.
5. Klinik menyediakan petugas, media atau tempat untuk menyampaikan
keluhan pelayanan bagi pasien atau keluarga.
6. Klinik melakukan tindak lanjut keluhan dan dikomunikasikan dengan
pasien atau keluarga
7.Klinik mendokumentasikan pengaduan dan tindak lanut yang telah
dilakukan.
D.PENGKAJIAN PASIEN
1. Klinik menetapkan ada bukti dilakukan kajian pasien oleh Profesional
Pemberi Asuhan (PPA) dalam penetapan diagnosis yang dituangkan ke
dalam rekam medis
2. Klinik menetapkan isi minimal kajian awal meliputi:
a. Status fisik;
b. Psikososial-spiritual;
c. Riwayat penggunaan obat; dan
d. Screening gizi pasien.
3. Klinik menetapkan kajian ulang dibuat dalam bentuk CPPT dan
terdokumentasi di rekam medik.
I.PELAYANAN GIZI
1. Klinik menetapkan asuhan gizi dilakukan oleh petugas yang berkompeten
yaitu dokter umum
2. Klinik menetapkan rencana asuhan gizi disusun berdasarkan kajian
kebutuhan gizi pada pasien sesuai dengan kondisi kesehatan dan
kebutuhan pasien.
3. Klinik tidak melakukan distribusi dan pemberian makanan kepada pasien
rawat jalan
4. Klinik menetapkan pasien dan/atau keluarga diberi edukasi tentang
pembatasan diet pasien dan keamanan atau kebersihan makanan.
J.PELAYANAN RUJUKAN
1. Klinik menetapkan ada tata cara dan prosedur rujukan pasien.
2. Klinik menetapkan bahwa pada saat pasien dirujuk klinik memastikan
bahwa fasyankes yang dituju dapat memenuhi kebutuhan pasien.
3. Klinik memastikan pasien atau keluarga memperoleh informasi rujukan dan
memberi persetujuan untuk dilakukan rujukan berdasarkan kebutuhan
pasien.
4.Klinik menetapkan ada daftar jejaring rujukan klinik
2.PELAYANAN LABORATORIUM
1.Klinik menetapkan tidak memberikan layanan laboratorium di klinik,
kecuali pelayanan pemeriksaan darah menggunakan stik yang dilakukan
oleh DPJP.
2.Klinik menjalin kerjasama dengan laboratorium di luar klinik dalam bentuk
MOU rujukan pemeriksaan laboratorium dan melakukan pengukuran
indikator mutu kerjasama secara rutin minimal 1x setahun
3.PELAYANAN RADIOLOGI
1. Klinik tidak memberikan layanan radiologi.
2. Klinik menjalin kerjasama dengan Radiologi di luar klinik dalam bentuk
MOU rujukan pemeriksaan radiologi dan melakukan pengukuran indikator
mutu kerjasama secara rutin minimal 1x setahun
4.PELAYANAN KEFARMASIAN
1. Klinik menetapkan adanya pedoman pelayanan farmasi yang sesuai dengan
perundang-undangan
2. Klinik menetapkan bahwa tersedia bukti pengelolaan dan pelayanan sediaan
farmasi BMHP dan alat kesehatan oleh tenaga kefarmasian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
3. Klinik menetapkan bahwa tersedia formularium obat klinik
4. Klinik menetapkan kebijakan dan atau prosedur pengadaan obat sesuai
dengan regulasi
5. Klinik menetapkan bahwa tersedia bukti dilakukan pengkajian resep dan
pemberian obat dengan benar pada setiap pelayanan pemberian obat
6. Klinik menetapkan bahwa tersedia bukti pemberian informasi obat dan
konseling oleh Apoteker
7. Klinik menetapkan obat emergensi tersedia pada unit-unit di mana
diperlukan, dan dapat diakses untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat
emergensi, dipantau, dan diganti tepat waktu setelah digunakan atau bila
kadaluarsa
8. Klinik menetapkan tidak menyediakan obat narkotika serta psikotropika,
kecuali untuk keperluan emergensi dan menggunakan resep dokter
9. Klinik menetapkan tersedia bukti penyimpanan obat termasuk obat high
alert yang baik, benar dan aman sesuai regulasi
10. Klinik menetapkan kebijakan dan atau prosedur penanganan obat
kadaluarsa/rusak
11. Klinik menetapkan terdapat pencatatan dan pelaporan MESO/Monitoring
Efek Samping Obat
12. Klinik menetapkan prosedur pemantauan dan pelaporan medication error.
7 Dokumen Diisi dokumen yang berkaitan dengan proses kerja
terkait