Anda di halaman 1dari 13

Pelayanan pasien resiko tinggi dan penyediaan Ditetapkan oleh

pelayanan resiko tinggi Penanggung Jawab


Klinik
No. Dokumen :

No. Revisi : 3.7


SOP Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman : Jml Halaman
dr,Nuzelly
Husnedi,MARS,
Sp.KKLP

1 Pengertian Pelayanan yang beresiko tinggi merupakan pelayanan yang memerlukan


peralatan yang kompleks untuk pengobatan penyakit yang mengancam jiwa,
resiko bahaya pengobatan, potensi yang membahayakan pasien atau efek
toksik dari obat beresiko tinggi. Klinik pratama aisyiyah memberi pelayanan
bagi berbagai macam pasien dengan berbagai variasi kebutuhan pelayanan
kesehatan. Pasien dapat digolongkan masuk kategori pasien risiko tinggi,
karena umurnya, kondisinya dan kebutuhan pada keadaan kritis. Anak-anak
dan Lansia biasanya dimasukkan ke dalam golongan ini krn mereka biasanya
tidak dapat menyampaikan keinginannya, tidak mengerti proses asuhan yg
diberikan dan tidak dapat ikut serta dalam mengambil keputusan terkait
dirinya.

Demikian pula, pasien yang ketakutan, bingung atau koma tidak mampu
memahami proses asuhan bila asuhan harus diberikan secara cepat dan efisien.
Klinik pratama Aisyiyah Pekanbaru juga menyediakan berbagai variasi
pelayanan, sebagian termasuk yang beresiko tinggi karena memerlukan
peralatan yang kompleks, yang diperlukan untuk pengobatan penyakit yang
mengancam jiwa (pasien dialisis), sifat pengobatan (penggunaan darah atau
produk darah), potensi yang membahayakan pasien atau efek toksik dari obat
beresiko tinggi (misalnya kemoterapi).

Pelayanan pada pasien beresiko tinggi berorientasi untuk dapat secara


optimal memberikan pelayanan dan perawatan pasien dengan menggunakan
sumber daya, obat-obatan dan peralatan sesuai standar pedoman yang berlaku.
Asuhan bagi pasien risiko tinggi juga harus didukung oleh penggunaan PPK,
dan regulasi lainnya dan rencana asuhan, Clinical Pathway dsb.

Klinik pratama aisyiyah juga menyediakan berbagai variasi pelayanan


sebagian termasuk yang beresiko tinggi karna memerlukan peralatan yang
kompleks,yang diperlukan untuk pengobatan penyakit.
.Penanganan pasien yang berisiko, mengingat kompleksitas penanganannya, m
ulai dariskrining, asesmen dan penatalaksanaannya. Panduan Pelayanan Pasien
Koma merupakan alat yang sangat penting bagi staf untuk memahami pasien
tersebut dan pelayanannya dan memberi responyang cermat, kompeten dan
dengan cara yang seragam. Pimpinan bertanggung jawab untuk
mengidentifikasi pasien dan pelayanan yang dianggapan berisiko tinggi
diklinik.. menggunakan proses kerjasama (kolaborasi) untuk mengembangkan
kebijakan dan prosedur yang sesuai dan melaksanakan pelatihan staf dalam
mengimplementasikan kebijakan dan prosedur

2 Tujuan a. Bahwa pelayanan yang dilakukan di klinik pratama aisyiyah meliputi


pelayanan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitative.
b. Bahwa pelayanan pasien memperhatikan hak pasien dan keluarga serta
mutu dan keselamatan pasien.
c. Bahwa klinik pratama aisyiyah menyelenggarakan kesehatan dasar:
d. Bahwa klinik pratama aisyiyah dalam pelaksanaan asuhan dan pelayanan
dilakukan secara terintegrasi oleh semua profesional pemberi asuhan
(PPA) dengan adanya panduan praktik klinis. (PPK), alur klinis, SPO dan
catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT).
e. Bahwa sehubungan dengan butir a,b,c dan d, maka perlu ditetapkan
keputusan pimpinan tentang penyelenggaraan kesehatan perorangan di
klinik pratama aisyiyah 24 jam

3 Kebijakan Menetapkan :
KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA AISYIYAH PEKANBARU
TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN PERORANGAN KLINIK
PRATAMA.
KESATU : Bahwa keputusan ini menjadi landasan Penyelenggaraan Kesehatan
Perorangan serta dokumen yang berkaitan dengan hal tersebut di Klinik Pratama
Aisyiyah Pekanbaru

KEDUA : Bahwa dalam menyelenggarab pelayanan kesehatan perseorangan,


Klinik Pratama Aisyiyah Pekanbaru hanya memberikan pelayanan rawat jalan dan
pelayanan kegawatdaruratan.

KETIGA : Bahwa keputusan ini bertujuan untuk mengatur segala sesuatu yang
berkaitan dengan Penyelenggaraan Kesehatan Perorangan di Klinik Pratama
Aisyiyah Pekanbaru dan melengkapi Keputusan Pimpinan Klinik Pratama
Aisyiyah Pekanbaru Tentang Layanan Klinis Yang Berorientasi Pasien Di Klinik
Pratama Aisyiyah Pekanbaru Nomor 02/B/II/SK/01/2016.
KEEMPAT Segala biaya yang terkait dengan penerapan Keputusan ini didanai
dari anggaran tahunan klinik.

KELIMA : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini akan diadakan perbaikan
atau perubahan seperlunya.
4 Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar


Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko Sektor Kesehatan

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


Hk.01.07/Menkes/1936/2022 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor Hk.01.07/Menkes/1186/2022 Tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.01.07/MENKES/1983/2022 tentang Standar Akreditasi Klinik; Berisi
dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP, bias berbentuk buku,
peraturan perundang-undangan atau bentuk lain sebagai bahan pustaka

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Organisasi dan


Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2023 Nomor 156)
6. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor
Hk.02.02/I/105/2023 Tentang Instrumen Survei Akreditasi Klinik

7. Keputusan Pimpinan Klinik Pratama Aisyiyah Pekanbaru Tentang


Layanan Klinis Yang Berorientasi Pasien Di Klinik Pratama 24 Jam
5 Langkah- Upaya Penyelenggaraan Kesehatan Perseorangan Dan Penunjang Klinik Aisyah
langkah pekanbaru
prosedur
A. HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DAN KELUARGA
1. Klinik dalam proses pelayanan kesehatan pasien mensosialisasikan hak dan
kewajiban pasien
2. Petugas klinik di pendaftaran menjelaskan tentang hak dan kewajiban pasien
beserta keluarganya. Isi hak dan kewajiban pasien meliputi:
a. Hak
1) Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
yang berlaku di Klinik Pratama Aisyiyah Pekanbaru
2) Pasien berhak memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3) Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional.
4) Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga
pasien terhidra dari kerugian fisik dan materi.
5) Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan.
6) Pasien berhak memilik dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di Klinik Pratama Aisyiyah
Pekanbaru
7) Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya
kepada dokter yang mempunyai Surat Izin Praktek (SIP) baik di dalam
maupun di luar klinik.
8) Pasien berhak mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
9)Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
10)Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang
akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
11)Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
12)Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak menggangg pasien lainnya.
13)Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di Klinik Pratama Aisyiyah Pekanbaru
14)Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku petugas
klinik terhadap dirinya.
15)Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
16)Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut klinik apabila klinik diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
maupun pidana.
19)Pasien berhak mengeluhkan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

b.Kewajiban
1) Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala aturan
dan tata tertib klinik.
2) Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan
perawat dalam pengobatannya.
3) Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan
selngkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang
merawat.
4) Pasien dan/atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi
semua biaya dan jasa pelayanan klinik/dokter.
5) Pasien dan/atau penanggung-jawabnya berkewajiban memenuhi hal-
hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

3.Petugas klinik memastikan bahwa pasien mengerti dan memahami hak dan
kewajibannya.
4. Klinik memenuhi hak pasien berkebutuhan khusus atau dalam kondisi
khusus.
5. Klinik menyediakan petugas, media atau tempat untuk menyampaikan
keluhan pelayanan bagi pasien atau keluarga.
6. Klinik melakukan tindak lanjut keluhan dan dikomunikasikan dengan
pasien atau keluarga
7.Klinik mendokumentasikan pengaduan dan tindak lanut yang telah
dilakukan.

B. PASIEN DAN KELUARGA DALAM PROSES ASUHAN


1. Klinik memiliki bukti pelaksanaan persetujuan tindakan kedokteran dan
terdokumentasi di rekam medik pasien.
2. Tindakan kedokteran yang memerlukan informed consent adalah tindakan
invasif (tindakan medis yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan
jaringan tubuh pasien) dan tindakan kedokteran yang mengandung risiko
tinggi (dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan).
3. Klinik memberi informasi kepada pasien atau keluarga tentang rencana
asuhan, diagnostik dan kemungkinan hasil asuhan yang diberikan.
C.AKSES PASIEN KLINIK
1. Klinik menetapkan prosedur pendaftaran
2. Klinik menetapkan bukti pelaksanaan pendaftaran sesuai regulasi
3. Klinik menetapkan prosedur skrining
4. Klinik menetapkan bukti pelaksanaan skrining sesuai regulasi

D.PENGKAJIAN PASIEN
1. Klinik menetapkan ada bukti dilakukan kajian pasien oleh Profesional
Pemberi Asuhan (PPA) dalam penetapan diagnosis yang dituangkan ke
dalam rekam medis
2. Klinik menetapkan isi minimal kajian awal meliputi:
a. Status fisik;
b. Psikososial-spiritual;
c. Riwayat penggunaan obat; dan
d. Screening gizi pasien.
3. Klinik menetapkan kajian ulang dibuat dalam bentuk CPPT dan
terdokumentasi di rekam medik.

E.RENCANA DAN PEMBERIAN ASUHAN


1. Klinik menetapkan ada bukti rencana asuhan oleh PPA dan terdokumentasi
di rekam medik pasien.
2. Klinik menetapkan ada bukti pelaksanaan asuhan dan terdokumentasi di
rekam medik pasien.
3. Klinik menetapkan bukti rencana asuhan dievaluasi secara berkala oleh
pemberi asuhan.

F.PELAYANAN PROMOTIF DAN PREVENTIF


1.Klinik menetapkan ada pelayanan promotif dan preventif yang dilakukan
secara berkala.
2. Klinik menetapkan ada bukti pelaksanaan dan laporan pelaksanaan
program promotif dan preventif

H.PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH


1. Klinik menetapkan prosedur pelayanan anestesi dan bedah sesuai
kebutuhan
2. Pelayanan anestesi dan bedah dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
3. Klinik menetapkan jenis, dosis dan Teknik anestesi dan pemantauan status
fisiologi pasien selama pemberian anestesi oleh petugas dicatat dalam rekam
medis pasien
4. Klinik menetapkan ada bukti pelaksanaan kajian pra bedah
5. Klinik menetapkan ada bukti pelaksanaan kajian pra anestesi
6. Klinik menetapkan ada bukti pemantauan dan evaluasi paska anestesi dan
bedah.

I.PELAYANAN GIZI
1. Klinik menetapkan asuhan gizi dilakukan oleh petugas yang berkompeten
yaitu dokter umum
2. Klinik menetapkan rencana asuhan gizi disusun berdasarkan kajian
kebutuhan gizi pada pasien sesuai dengan kondisi kesehatan dan
kebutuhan pasien.
3. Klinik tidak melakukan distribusi dan pemberian makanan kepada pasien
rawat jalan
4. Klinik menetapkan pasien dan/atau keluarga diberi edukasi tentang
pembatasan diet pasien dan keamanan atau kebersihan makanan.

J.PELAYANAN RUJUKAN
1. Klinik menetapkan ada tata cara dan prosedur rujukan pasien.
2. Klinik menetapkan bahwa pada saat pasien dirujuk klinik memastikan
bahwa fasyankes yang dituju dapat memenuhi kebutuhan pasien.
3. Klinik memastikan pasien atau keluarga memperoleh informasi rujukan dan
memberi persetujuan untuk dilakukan rujukan berdasarkan kebutuhan
pasien.
4.Klinik menetapkan ada daftar jejaring rujukan klinik

K.PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS


1. Klinik menetapkan adanya pedoman penyelenggaraan rekam medis yang
sesuai dengan perundang-undangan
2. Klinik menetapkan ada bukti penyelenggaraan rekam medis elektronik, isi
rekam medis pada klinik disesuaikan dengan ketentuan peraturan
perudang-undangan yaitu:
a. Identitas pasien;
b. Tanggal dan waktu;
c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan Riwayat
penyakit;
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
e. Diagnosis;
f. Rencana tindak lanjut pelayanan kesehatan;
g. Pengobatan dan/atau tindakan;
h. Pelayanan lain yang telah diberikan pada pasien;
i. Untuk pasien kasus gigi dilengkapu dengan odontogram klinik;
j. Persetujuan tindakan bila diperlukan;
k. Nama dan tandatangan Tenaga Kesehatan pemberi pelayanan
kesehatan;
3. Klinik menetapkan ada bukti rekam medis diisi secara lengkap oleh
Profesional Pemberi Asuhan (PPA)
4. Klinik menetapkan ada tata cara penyimpanan, peminjaman, dan
pemusnahan rekam medis
5. Pemusnahan rekam medis elektronik dilakukan bila regulasi nasional telah
ditetapkan
6. Klinik menetapkan ada bukti klinik menjaga kerahasiaan rekam medis
pasien.

6 Unit Terkait 1.PELAYANAN LABORATORIUM


1. Klinik menetapkan tidak memberikan layanan laboratorium di klinik,
kecuali pelayanan pemeriksaan darah menggunakan stik yang dilakukan
oleh DPJP.
2. Klinik menjalin kerjasama dengan laboratorium di luar klinik dalam bentuk
MOU rujukan pemeriksaan laboratorium dan melakukan pengukuran
indikator mutu kerjasama secara rutin minimal 1x setahun

2.PELAYANAN LABORATORIUM
1.Klinik menetapkan tidak memberikan layanan laboratorium di klinik,
kecuali pelayanan pemeriksaan darah menggunakan stik yang dilakukan
oleh DPJP.
2.Klinik menjalin kerjasama dengan laboratorium di luar klinik dalam bentuk
MOU rujukan pemeriksaan laboratorium dan melakukan pengukuran
indikator mutu kerjasama secara rutin minimal 1x setahun

3.PELAYANAN RADIOLOGI
1. Klinik tidak memberikan layanan radiologi.
2. Klinik menjalin kerjasama dengan Radiologi di luar klinik dalam bentuk
MOU rujukan pemeriksaan radiologi dan melakukan pengukuran indikator
mutu kerjasama secara rutin minimal 1x setahun

4.PELAYANAN KEFARMASIAN
1. Klinik menetapkan adanya pedoman pelayanan farmasi yang sesuai dengan
perundang-undangan
2. Klinik menetapkan bahwa tersedia bukti pengelolaan dan pelayanan sediaan
farmasi BMHP dan alat kesehatan oleh tenaga kefarmasian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
3. Klinik menetapkan bahwa tersedia formularium obat klinik
4. Klinik menetapkan kebijakan dan atau prosedur pengadaan obat sesuai
dengan regulasi
5. Klinik menetapkan bahwa tersedia bukti dilakukan pengkajian resep dan
pemberian obat dengan benar pada setiap pelayanan pemberian obat
6. Klinik menetapkan bahwa tersedia bukti pemberian informasi obat dan
konseling oleh Apoteker
7. Klinik menetapkan obat emergensi tersedia pada unit-unit di mana
diperlukan, dan dapat diakses untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat
emergensi, dipantau, dan diganti tepat waktu setelah digunakan atau bila
kadaluarsa
8. Klinik menetapkan tidak menyediakan obat narkotika serta psikotropika,
kecuali untuk keperluan emergensi dan menggunakan resep dokter
9. Klinik menetapkan tersedia bukti penyimpanan obat termasuk obat high
alert yang baik, benar dan aman sesuai regulasi
10. Klinik menetapkan kebijakan dan atau prosedur penanganan obat
kadaluarsa/rusak
11. Klinik menetapkan terdapat pencatatan dan pelaporan MESO/Monitoring
Efek Samping Obat
12. Klinik menetapkan prosedur pemantauan dan pelaporan medication error.
7 Dokumen Diisi dokumen yang berkaitan dengan proses kerja
terkait

Anda mungkin juga menyukai