KEPUTUSAN
KEPALA KLINIK AMAL SEHAT
NOMOR : 033/Adm/SK.KAS/VII/2022
TENTANG
TENTANG PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI
DI KLINIK AMAL SEHAT
Menimbang : a. bahwa penanganan pasien dengan risiko tinggi adalah upaya penanganan
pasien dengan memperhatiakn kondisi pasien, umur atau kebutuhan yang
bersifat kritis sehingga memberi respon yang cermat, tepat oleh petugas
yang kompeten.
b. bahwa klinik berkewajiban untuk memperhatikan kebutuhan pasien dengan
risiko tinggi.
c. Bahwa klinik adalah fasilitas kesehatan yang harus memberi pelayanan
secara komprehensif.
Meningat : 1. Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Peratuiran Persiden Republik Indonesia No. 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standarisasi Pelayanan Gawat Darurat Di
Rumah Sakit.
4. Peraturan Memteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.9 Tahun 2014 tentang
Klinik
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.27 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.25 Tahun 2019 tentang
Penerapan Manajemen Risiko di Linkungan Kementerian Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.14 Tahun 2021 tentang
penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
HK.01.07/MENKES/1186/2022 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertam
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Pasien yang berisiko tinggi memerlukan serangkaian pengkajian klinis dan
pertimbangan khusus untuk penangannya.
Kedua Kebijakan seperti dimaksud di dictum kesatu adalah:
: 1. Mengidentifikasi pasien berisiko tinggi sebagaimana dimaksud pada
lampiran surat keputusan ini.
2. Mendahulukan pasien tersebut dan sedapat mungkin memperkecil
kemungkinan kontak dengan pasien lain maupun petugas.
3. Menerapkan kewaspadaan standar dan transmisi dalam setiap
menangani pasien berisiko tinggi;
Ketiga Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
: terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Nomor :
Tanggal :
1. Pelayanan atau asuhan pasien resiko tinggi dan penyediaan pelayanan risiko tinggi
diberikan berdasar atas panduan praktik klinis dan peraturan perundang-undangan
a. Dilakukan identifikasi pasien resiko tinggi dan pelayanan resiko tinggi sesuai dengan
populasi pasiennya serta penetapan resiko tambahan yang mungkin berpengaruh pada
pasien resiko tinggi dan pelayanan resiko tinggi
b. Staf dilatih untuk pemberian pelayanan pada pasien resiko tinggi
c. Pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien resiko tinggi dicatat dalam rekam
medis.
d. Pengembangan pelayanan pasien resiko tinggi dimasukkan kedalam program
peningkatan mutu klinik.
e. Kelompok pasien yang berisiko atau pelayanan yang berisiko tinggi agar tepat dan
efektif dalam mengurangi risiko. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi
resiko;
Bagaimana perencanaan dibuat termasuk identifikasi perbedaan pasien
dewasa dengan anak atau keadaan khusus lain.
Dokumentasi yang diperlukan oleh pelayanan secara tim untuk bekerja dan
berkomunikasi secara efektik.
Pertimbangan persetujuan khusus bila diperlukan.
Persyaratan pemantauan pasien.
Kompetensi atau keterampilan yang khusus staf yang terlibat dalam proses
asuhan
Ketersediaan dan penggunaan peralatan khusus.
Pengobatan resiko tinggi lainnya antara lain kcl pekat, heparin, meylon dan
sebagainya.
4. Pelayanan Resusitasi
a. Pelayanan resusitasi diatur dalam kebijakan tersendiri.
b. Pelayanan resusitasi pada pasien tidak mampu tetap dilakukan sesuai prosedur.
c. Pelayanan resusitasi dapat diberikan selama 24 jam setiap hari di seluruh area
Klinikserta peralatan medis untuk resusitasi dan obat yang akan diberikan pada pasien
yang dilakukan bantuan hidup dasar terstandar sesuai dengan kebutuhan pasien dan
pedoman / panduan Code Blue.
d. Bantuan hidup dasar dapat diberikan segera saat dikenali adanya henti napas dan
henti jantung di seluruh area Klinikdan tindak lanjutnya diberikan kurang dari 5
menit.
e. Resusitasi lanjut dilakukan oleh tim yang terlatih dengan nama “Blue Team” dengan
membawa alat-alat dan obat resusitasi yang diperlukan.
f. Seluruh staf yang bertugas di semua unit Klinikdiberikan pelatihan mengenai bantuan
hidup dasar / resusitasi.
7. Asuhan pasien penyakit menular dan penurunan daya tahan (immuno– suppressed)
a. Asuhan pasien dengan penyakit menular
1) Identifikasi kebutuhan asuhan pasien dan resiko penularan akibat dari
penyakit atau akibat obat-obatan yang diberikan.
2) Pelayanan pasien penyakit menular seperti TB, HIV AIDS, Difteri dan
penyakit menular lainnya dilakukan di ruang rawat inap khusus / isolasi.
3) Pemantauan dilakukan 24 jam terus menerus oleh petugas yang kompeten
dan terlatih.
4) Petugas yang memberikan pelayanan dan melakukan perawatan pada pasien
di ruang rawat inap khusus / isolasi menggunakan alat pelindung diri / APD
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
5) Staf dilatih dalam memberikan pelayanan asuhan pasien penyakit menular.
6) Bila fasilitas tidak memungkinkan untuk melakukan asuhan pasien tersebut
agar diberitahukan kepada pasien dan keluarga untuk dirujuk ke
Klinikdengan fasilitas yang sesuai kebutuhan dan mampu memberikan
asuhan kepada pasien tersebut.
7) Pelaksanaan asuhan pasien dengan penyakit menular dicatat dalam rekam
medis pasien.
b. Asuhan pasien yang daya tahan tubuhnya diturunkan (Immuno-suppressed)
1) Klinik tidak memberikan pelayanan immuno-supressed.
2) Untuk Pelayanan Immuno-supressed, Klinikakan melakukan Rujukan Ke
Klinikyang memiliki fasilitas yang menunjang proses pengobatan dan
perawatan pasien dengan immuno-suppressed.