JL……………………
TENTANG
PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI
DI KLINIK PTARAMA MELATI INDAH
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Ditetapkan di …………………………..
Pada tanggal ………………………….2022
a. Dilakukan identifikasi pasien resiko tinggi dan pelayanan resiko tinggi sesuai
dengan populasi pasiennya serta penetapan resiko tambahan yang mungkin
berpengaruh pada pasien resiko tinggi dan pelayanan resiko tinggi
b. Staf dilatih untuk pemberian pelayanan pada pasien resiko tinggi
c. Pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien resiko tinggi dicatat dalam
rekam medis.
d. Pengembangan pelayanan pasien resiko tinggi dimasukkan kedalam program
peningkatan mutu klinik.
e. Kelompok pasien yang berisiko atau pelayanan yang berisiko tinggi agar tepat
dan efektif dalam mengurangi risiko. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
mengurangi resiko;
• Bagaimana perencanaan dibuat termasuk identifikasi perbedaan
pasien dewasa dengan anak atau keadaan khusus lain.
• Dokumentasi yang diperlukan oleh pelayanan secara tim untuk bekerja
dan berkomunikasi secara efektik.
• Pertimbangan persetujuan khusus bila diperlukan.
• Persyaratan pemantauan pasien.
• Kompetensi atau keterampilan yang khusus staf yang terlibat dalam
proses asuhan
• Ketersediaan dan penggunaan peralatan khusus.
• Pengobatan resiko tinggi lainnya antara lain kcl pekat, heparin, meylon
dan sebagainya.
4. Pelayanan Resusitasi
a. Pelayanan resusitasi diatur dalam kebijakan tersendiri.
b. Pelayanan resusitasi pada pasien tidak mampu tetap dilakukan sesuai
prosedur.
c. Pelayanan resusitasi dapat diberikan selama 24 jam setiap hari di seluruh
area Klinikserta peralatan medis untuk resusitasi dan obat yang akan
diberikan pada pasien yang dilakukan bantuan hidup dasar terstandar sesuai
dengan kebutuhan pasien dan pedoman / panduan Code Blue.
d. Bantuan hidup dasar dapat diberikan segera saat dikenali adanya henti napas
dan henti jantung di seluruh area Klinikdan tindak lanjutnya diberikan kurang
dari 5 menit.
e. Resusitasi lanjut dilakukan oleh tim yang terlatih dengan nama “Blue Team”
dengan membawa alat-alat dan obat resusitasi yang diperlukan.
f. Seluruh staf yang bertugas di semua unit Klinikdiberikan pelatihan mengenai
bantuan hidup dasar / resusitasi.
6. Asuhan pasien dengan alat bantu hidup dasar (ventilator) atau pasien koma
a. Identifikasi kebutuhan pasien dengan peralatan bantuan hidup dasar atau
yang koma dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten.
b. Klinik Umum Daerah tidak memberikan pelayanan Ruang NICU dan ICU.
c. Bila pasien IGD yang menggunakan alat bantu hidup dasar (ventilator) selama
1 x 24 jam tidak mendapat Rujukan maka pasien akan transit ke Unit
Perawatan
Kritis (High Care Unit) untuk pasien anak dan dewasa sampai pasien
mendapatkan KlinikTujuan / Rujukan yang dituju dan dijelaskan juga
kemungkinan adanya penurunan kondisi pasien sampai yang terburuk yaitu
kematian.
d. Pelayanan Unit Perawatan Kritis (High Care Unit) bagi pasien anak dan
dewasa dengan kondisi respirasi, hemodinamik dan kesadaran yang
stabil, masih memerlukan pengobatan, perawatan dan observasi ketat.
e. Bila pasien bayi baru lahir atau usia 0 – 28 hari yang membutuhkan Bubble
CPAP akan menjalani perawatan di Unit Perawatan Kritis (Perinatologi).
f. Pelayanan unit Perinatologi untuk bayi usia 0 – 28 hari yang tidak memerlukan
alat bantu napas (ventilator), hanya butuh observasi ketat.
g. Klinikmenetapkan persetujuan masuk ruangan (informed consent), kriteria
pasien masuk dan keluar Unit Perawatan Kritis yang meliputi Ruang High
Care Unit (HCU) dan Perinatologi.
h. Pemantauan kondisi pasien yang dirawat di Unit Perawatan Kritis (High Care
Unit) dilakukan 24 jam terus-menerus dan dicatat dalam formulir
observasi High Care Unit (HCU) serta formulir catatan terintegrasi.
i. Pemantauan harus dilakukan dengan ketat oleh petugas yang kompeten dan
terlatih.
j. Petugas yang bekerja di Unit Perawatan Kritis harus memiliki sertifikat
pelatihan khusus untuk ruang intensif.
k. Bila Kliniktidak mampu melakukan asuhan pasien agar diberitahukan kepada
keluarga pasien dan dirujuk ke Klinikyang mampu melakukan asuhan pasien
tersebut.
l. Pelaksanaan asuhan pasien dengan alat bantu hidup dasar dan pasien koma
meliputi setiap hasil asessmen, rencana asuhan pasien, pemantauan dan
tindakan yang akan diberikan pada pasien koma dan atau pasien dengan alat
bantu hidup harus dicacat dengan lengkap, akurat dan benar dalam berkas
rekam medis.
11. Asuhan pada pasien yang mendapat Kemoterapi dan terapi lain yang
beresiko tinggi
a. Klinik tidak memberikan pelayanan Kemoterapi dan pelayanan lain yang
beresiko tinggi seperti terapi hiperbarik, pelayanan radiologi intervensi.
b. Pelayanan pasien yang mendapat kemoterapi atau pengobatan resiko tinggi
lain diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai.
c. Bila fasilitas Klinik tidak memungkinkan untuk melakukan
asuhan pada pasien dengan pelayanan lain yang beresiko tinggi seperti terapi
hiperbarik atau pelayanan radiologi intervensi agar diberitahukan kepada
pasien dan keluarga untuk dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas yang sesuai
kebutuhan asuhan pasien tersebut.
d. Untuk Pelayanan Kemoterapi, Klinik akan melakukan rujukan rumah sakit yang
memiliki fasilitas Pelayanan Kemoterapi.
CATATAN:
Penyusunan kebijakan klinik ini disesuaikan dengan jenis klinik, pelayanan yang diberikan,
ketersediaan SDM dan peralatan, dll .