Anda di halaman 1dari 3

IDENTIFIKASI DAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN PASIEN DENGAN RISIKO,


KENDALA DAN KEBUTUHAN KHUSUS
No. Dokumen : SOP/
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :1/2

PUSKESMAS
WINDUAJI
dr Ely Hikmawati
NIP.19770609 201001 2 014

1. Pengertian Suatu proses pelayanan pendaftaran dalam melakukan identifikasi dan


pemenuhan kebutuhan pasien dengan risiko, kendala dan kebutuhan khusus
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelaksanaan identifikasi
dan pemenuhan kebutuhan pasien dengan risiko, kendala dan kebutuhan
khusus.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Winduaji. Nomor 440/7 TAHUN 2022
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Winduaji.
Keputusan Kepala Puskesmas Winduaji. Nomor 440/9 TAHUN 2023
tentang Identifikasi dan Pemenuhan Kebutuhan Pasien dengan Resiko,
Kendala dan Kebutuhan Khusus.
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1936/2022
tentang Perubahan Atas KMK HK.01.07/MENKES/1186/2022
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama
5. Prosedur Persiapan alat dan bahan:
langkah -
1. Kartu pasien
langkah
2. Alat Tulis
3. Buku Register
4. Kursi roda
5. Form rekam medik/form skrining
Petugas yang melakukan: Petugas Pendaftaran/petugas skrining
Langkah-langkah:
1. Petugas mengidentifikasi pasien mulai pasien datang, apakah ada
hambatan dalam diri pasien, antara lain lansia, adanya disabilitas,
kondisi fisik dan psikis, hambatan budaya dan hambatan bahasa.
2. Petugas setelah bisa menemukan salah satu hambatan pada diri pasien,
membuat rencana tindakan yang sesuai hambatannya untuk
meminimalisirkan akibat adanya hambatan tersebut.
3. Jika pasien yang infeksius:
3.1 Petugas memberikan memastikan pasien menggunkan APD
sesuai dengan indikasi
3.2 Petugas memberikan prioritas pelayanan dengan
mempersilahkan pasien menunggu di unit pelayanan yang dituju
3.3 Petugas membantu proses pendaftaran pasien
4. Ibu Hamil dan Bayi:
4.1 Petugas memberikan prioritas urutan pelayanan
5. Jika pasien Lansia:
5.1 Petugas memberikan prioritas urutan pelayanan,
5.2 Petugas melakukan pendekatan dengan yang mengantar, kalau
tidak ada pengantar, pasien tersebut didampingi oleh petugas
5.3 Jika lansia kesulitan berjalan petugas menyediakan kursi roda
5.4 Petugas bicara dengan lansia dengan cara pelan- pelan
6. Jika pasien disabilitas dan kondisi fisik dan psikis
6.1 Jika pasien tak bisa jalan, lemes, tampak pucat, sempoyongan,
petugas menyediakan kursi roda dan memberikan prioritas
urutan pelayanan.
6.2 Jika pasien tidak sadarkan diri, pingsan, kejang, nyeri hebat,
nyeri dada, petugas menyediakan kursi roda atau brancar dan
mengantar ke UGD
6.3 Jika ada pasien menggunakan alat bantu jalan, gangguan pola
jalan, petugas mendamping pasien dan memberikan prioritas
urutan pelayanan.
6.4 Jika pasien bisu tuli komunikasi dengan bahasa gerak tubuh,
6.5 Jika pasien jiwa, pendekatan pada keluarga yang mengantar,
jika tidak diantar pendekatan secara hat-hati dan manusiawi.
7. Jika hambatan budaya:
7.1 Petugas semaksimal mungkin harus bisa memahami budaya
pasien
7.2 Petugas berkomunikasi secara sopan
7.3 Petugas memberikan prioritas urutan pelayanan,
8. Jika hambatan bahasa:
8.1 Petugas dalam berkomunikasi sedapat mungkin menggunakan

2/2
bahasa yang dimengerti pasien.
8.2 Jika petugas tidak dapat memahami bahasa pasien, petugas
dapat meminta tolong petugas lain yang paham dengan bahasa
pasien.
9. Petugas tetap memantau pasien-pasien yang berkebutuhan khusus
sampai akhir pelayanan
6. Diagram
Alir

7. Unit terkait Pendaftaran


Pelayanan rawat jalan
UGD
PMP

2/2

Anda mungkin juga menyukai