SKRIPSI
1
i
i
ii
PENGESAHAN
Mengesahkan
ii
iii
Telah diuji
Pada tanggal 23 November 2021
TIM PENGUJI
iii
iv
PERSETUJUAN
SKRIPSI
Oleh :
Menyetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Ika Yuni Susanti, S.Si.T., S.KM., M.P.H. Dhonna Anggreni, S.KM., M.Kes.
iv
v
NIM : 2025201005
Angkatan :1
Jenjang : S1
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
saya yang berjudul “ Hubungan Pijat Bayi Dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 6 – 11 Bulan di
Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima
Peneliti
v
vi
MOTTO
Memberikan Kebaikan”.
“Ingatlah Kehidupan Kampus Dengan Terus Mengasah. Jangan Habiskan Waktumu Untuk
Berkeluh Kesah”.
PERSEMBAHAN
terselesaikan. Shalawat serta salam saya haturkan kepada Nabi besar Muhammad
S.A.W. dengan penuh kecintaan dan keikhlasan saya persembahkan skripsi ini
hariku dan kebersamaan kita selama kuliah ini, kenangan itu tidak akan pernah
saya lupakan. Mari kita lanjutkan perjuangan kita di luar sana. Jaga nama baik
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah serta InayahNya sehingga dapat menyelesaikan Proposal Skripsi ini dengan judul
“Hubungan Pijat Bayi Dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 6 – 11 Bulan Di Hafimah SPA
Sungonlegowo Kec. Bungah Kab. Gersik”, Sebagai persyaratan akademik untuk
menyelesaikan Program Studi S1 Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit
Mojokerto.
Penulis tidak lepas dari berbagai pihak yang membantu baik materi, moral maupun
spiritual. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Henry Sudiyanto, S.Kp., M.Kes. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Majapahit Mojokerto.
2. Zulfa Rufaida, S.Keb., Bd., M.Sc. Selaku Ketua Studi S1 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Majapahit Mojokerto.
3. Sari Priyanti, S.Si.T., S,KM., M.Kes. Selaku Dosen Wali S1 Kebidanan.
4. Ika Yuni Susanti, S.Si.T., S,KM., M.Kes. Selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan sehingga Proposal ini dapat terselesaikan.
5. Dhonna Anggreni, S.KM., M.Kes. Selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan sehingga Proposal ini dapat terselesaikan.
6. Farida Yuliani, S.ST., S.KM., M.Kes. Selaku Penguji Utama yang telah memberikan
kesempatan menyusun Proposal ini.
7. Semua Dosen dan Staf S1 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto.
8. Ismiatin Naimah, Amd. Keb. Telah memberikan izin untuk melakukan penyusunan
Proposal di Hafimah SPA.
9. Bapak Bambang Bagus Kuncoro, ibu Syafa’ah selaku orang tua yang selalu memberi
panutan dan dukungan terbesar dalam perjalanan hidup penulis.
10. Teman yang selalu memberi suatu pembelajaran tentang arti sebuah persahabatan dan
semua pihak yang telah membantu dalam studi kasus ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang telah diberikan dan
semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi diri kami sendiri maupun pihak lain yang
memanfaatkan.
Lamongan, 2021
Penulis
vii
viii
DAFTAR ISI
viii
ix
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 2.25 Punggung tangan ..................................................................... 32
DAFTAR TABEL
xi
xii
Daftar Lambang
% : Persentase
> :Lebih dari
< : Kurang dari
ρ : Tingkat signifikasi
α : Tingkat kemaknaan
/ : Atau
- : Sampai dengan
= : Sama dengan
≥ : Lebih dari sama dengan
≤ : Kurang dari sama dengan
Daftar Singkatan
ASI : Air Susu Ibu
SPA : Solus Per Aqua
WHO : World Health Organization
IgM : Immunoglobulin M
IgG : Immunoglobulin G
SOP : Standart Oprasional Prosedur
EEG : Electro Encephalogram
H1 : Hipotesa Alternatif
H0 : Hipotesa Nol
HIV : Human Immunodeficiency Virus
REM : Rapid Eye Movement
N – REM : Non – Rapid Eye Movement
SPSS : Statistical Product And Service Solution
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
anak sehingga perlu perhatian khusus. Salah satu faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang bayi adalah tidur dan istirahat. Kebutuhan tidur tidak hanya
dilihat dari aspek kuantitas saja namun juga kualitasnya. Pertumbuhan dan
perkembangan bayi dapat dicapai secara optimal dengan kualitas tidur yang baik
(Widyanti, 2008). Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas tidur bayi baik
dalam diri ataupun dari luar bayi itu sendiri diantaranya faktor : lingkungan,
nutrisi, kondisi fisik, dan penyakit, jika tidak ditangani dengan serius akan
membuat bayi kekurangan tidur yang akan berdampak buruk terhadap fisik,
Berdasarkan Data WHO tahun 2012 tercatat sekitar 33% bayi mengalami
Center menyatakan masalah tidur pada bayi tidak selalu hilang pada saat mereka
dewasa. Di Indonesia masih banyak bayi yang mengalami masalah tidur, yaitu
sekitar 44,2% bayi mengalami gangguan tidur seperti sering terbangun di malam
hari. Lebih dari 72% orang tua menganggap gangguan tidur pada bayi bukan
suatu masalah, hal tersebut diungkapkan oleh sebuah penelitian pada tahun 2004
Medan. Palembang, dan Batam) (Anita, 2019). Menurut Sekartini 2010, yang
2
dengan jumlah responden 385 orang, diperoleh data 51,3% bayi mengalami
gangguan tidur, 42% jam tidur malamnya kurang dari 9 jam, terbangun malam
hari lebih dari tiga kali dan lama terbangun pada malam hari lebih dari satu jam.
Jumlah bayi di Jawa Timur sebanyak 572.634 kelahiran hidup (Profil Kesehatan
otak, pada 20 anak yang dilakukan pemijatan selama 2 x 15 menit dalam jangka
kebutuhan tidurnya harus benar – benar terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk
mengalami gangguan tidur jika pada malam hari tidurnya kurang dari 9 jam,
terbangun lebih dari 3 kali dan lama terbangunnya lebih dari 1 jam. Selama tidur
bayi terlihat selalu rewel, menangis dan sulit jatuh tidur kembali. Bila hal
tersebut sering terjadi pada kebiasaan tidur bayi, maka akan sangat
proses penyembuhan lambat dan daya tahan tubuh menurun. Sedangkan dampak
nutrisi, dan penyakit. Bayi usia 3 bulan keatas, sudah mulai banyak beraktivitas
bayi sering terbangun dan akan beberapa kali terjaga ketika malam hari,
sehingga pijat bayi diperlukan untuk membantu bayi kembali tidur (Suryati,
Dkk, 2019).
pertumbuhan bayi. Bayi dengan kualitas tidur yang baik akan memiliki
perkembangan yang baik pula, biasanya bayi yang aktif dan tumbuh normal
mempunyai waktu tidur yang baik. Membiasakan bayi tidur siang yang cukup
akan meningkatkan kecerdasan otak bayi, tetapi perlu diperhatikan juga jangan
membiasakan bayi tidur pada sore hari karena kebanyakan bayi akan rewel pada
malam hari.
Saat ini berbagai terapi untuk mengatasi masalah tidur bayi sudah banyak
contoh terapi non farmakologis adalah dengan terapi pijat bayi. Pijat bayi adalah
gerakan usapan lambat dan lembut pada seluruh tubuh bayi yang dimulai dari
kaki, perut, dada, wajah, tangan dan punggung bayi. Pijat bayi disebut juga
4
sebagai Stimulus Touch atau terapi sentuh atau rangsangan raba ( taktil ) yang
bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf otot, dan sistem pernafasan
serta melancarkan sirkulasi darah. Dikatakan terapi sentuh karena melalui pijat
bayi inilah akan terjadi komunikasi yang aman dan nyaman antara ibu dan buah
hatinya. Sebenarnya pijat bayi ini sudah dikenal oleh berbagai bangsa dan
kebudayaan didunia ini sejak berabad – abad lalu. Pijat bayi berkembang dalam
berbagai bentuk jenis gerakan, terapi dan tujuan. Pijat bayi memiliki efek
tubuh, dan kaki. Selain sebagai salah satu terapi yang banyak memberikan
manfaat, pijat bayi ini juga merupakan salah satu cara pengungkapan kasih
sayang antara orang tua dan anak, melalui sentuhan pada kulit yang berdampak
luar biasa pada perkembangan fisik, emosi, dan tumbuh kembang anak
(Sukmawati, 2020).
mengetahuai Hubungan Antara Pijat Bayi dengan kualitas tidur bayi usia 6 –
B. Rumusan Masalah
penelitian “ Apakah Ada Hubungan Pijat Bayi Dengan Kualitas Tidur Bayi
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
5
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Masalah Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber kajian untuk
penelitian selanjutnya.
2. Masalah Praktis
a. Bagi Institusi
b. Bagi Bidan
6
c. Bagi Peneliti
A. Landasan Teori
Pijat bayi biasa disebut dengan Stimulus Touch. Pijat bayi dapat
diartikan sebagai sentuhan komunikasi yang nyaman antara ibu dan bayi.
pijat bayi sudah dikenal sejak berabad – abad yang lalu, pada berbagai
bangsa dan kebudayaan, dengan berbagai bentuk terapi dan tujuan. Pijat
dengan anak melalui sentuhan kulit yang berdampak luar biasa (Roesli,
2012).
belum banyak diketahui. Namun, saat ini para pakar sudah mempunyai
Roesli (2012) mengurai sangat rinci efek pijat bayi terhadap fungsi
7
8
limfa. Pijatan memberikan efek pelebaran pada vena dan kapiler serta
melalui vena. Efek ini akan menimbulkan rasa segar karena akan
tempat yang dipijat dari zat racun sehingga efek jangka panjang pada
2) Sistem Limfatik
3) Kulit
darah limfe dan ujung – ujung dari saraf, yang akan berpengaruh pada
otot dan pori – pori akan terbuka. Membukanya pori – pori akan
tubuh.
4) Sistem Otot
Pada saat latihan posisi otot hanya memanjang, selama pijat posisi
5) Sistem Saraf
baik, sehingga bayi akan merasa cepat lapar dan akan menyusu lebih
aktif dan sering. Itu sebabnya mengapa berat badan bayi yang dipijat
meningkat lebih banyak dari pada yang tidak dipijat. Hal ini akan
Menurut Husada (2013), manfaat pijat bayi untuk bayi dan ibu adalah
sebagai berikut :
Bayi yang mendapat pijatan secara teratur akan lebih rileks dan
imunitas tubuh bayi lebih baik. Selain fisik, pijat juga sangat
anatara anak dan orang tua. Unsur utama pijat bayi adalah sentuhan
baik. Bayi menjadi cepat lapar karena itu lebih sering menyusu sehingga
bayi prematur tidur hingga 90% dalam satu hari penuh. Melatonin,
hormon yang ada secara natural yang dilepaskan pada waktu malam dan
neuroimunologis.
Pijat bayi dapat menyebabkan bayi lebih rileks dan dapat beristirahat
dengan efektif, hal ini berdampak positif ketika bayi bangun dan
sel pembunuh alami (Natural Killer Cells). Hal ini dibuktikan pada
penderita HIV yang dipijat sebanyak 5 kali dalam seminggu selama satu
tubuh. Bayi lebih sigap dan lincah dalam menanggapi apa yang
dihadapinya.
sel yang akan dituju. Pengangkutan oksigen ini penting agar sel – sel
13
aliran nutrisi ke seluruh sel. Nutrisi ini penting agar sel – sel dapat
ke otaknya. Salah satu zat penting yang dibawah oleh darah adalah
oksigen. Ketika suplai oksigen untuk otak bayi tidak lancar maka fungsi
otak untuk berfikir dan konsentrasi akan terganggu. Semakin baik aliran
Ada dua istilah terkait ikatan antara anak dan orang tua, yaitu
yang timbul pada diri orang tua terhadap bayinya. Sedangkan attachment
Ada dua pola utama pembentukan keterikatan anatara bayi dan ibu,
attachmment, anak memiliki rasa aman setiap saat, karena yakin telah
memiliki kasih sayang dan perlindungan dari orang tua. Ikatan ini lebih
gelisah karena kurang aman, kurang yakin bahwa dia dicintai, dan
kurang mendapat perlindungan dari orang tua. Ikatan seperti ini bisa
bonding yang baik, yang muncul jika bayi diberi sentuhan, belaian, dan
3. Waktu Pemijatan
lebih besar. Apabila pemijatan dapat dilakukan setiap hari dari sejak
a. Pagi hari
Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi, sebab sisa – sisa
minyak pijat akan lebih mudah dibersihkan, selin itu pemijatan pada pagi
b. Malam hari
biasanya bayi akan santai dan mengantuk, hal ini berguna untuk
pencernaan, bahkan muntah. Hal ini terjadi karena lambung masih belum
4. Tempat pemijatan
Menurut Subakti dan Anggraini (2011) agar suasana menjadi tenang saat
b. Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan pada kulit
bayi.
g. Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut dan bersih
h. Siapkan handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi (baby oil/lotion)
bayi melewati usia tiga bulan ketika fisik bayi tidak lagi terlalu lemahuntuk
dipijat. Namun, ada pula ahli lain menyarankan pemijatan dilakukan mulai
usai bayi beberapa minggu dengan alasan pijat dapat membantu bayi
melewati masa transisi dari dalam rahim ke dunia luar (Gelania, 2014).
Pijat bayi sebaiknya dilakukan secara rutin, minimal sebulan sekali. Bagi
para ibu yang memiliki waktu luang, kegiatan baby spa di rumah bahkan
melakukan pijat adalah pagi hari, pada saat anak dan orang tua siap untuk
memulai hari baru. Malam hari, sebelum tidur ini sangat baik untuk
17
membantu bayi tidur lebih nyenyak. Tindakan pijat bayi dikurangi seiring
dengan bertambahnya usia bayi. sejak usia enam bulan, pijat dua hari sekali
Tidak semua bayi di pijat dengan cara yang sama karena terdapat
tali pusat bayi lepas sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di area perut.
7. Hal – hal yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan selama pemijatan
kasih sayang.
3) Sesering mungkin lumurkan minyak atau baby oil sebelum dan selama
pemijatan.
6) Tanggap dengan isyarat atau respon yang diberikan oleh bayi pada
saat pemijatan.
bersih (Roesli,2012).
kenyang.
yaitu :
19
a. Gerakan usapan
b. Gerakan remasan
bayi terlatih untuk berkontraksi dan relaksasi bila disertai dengan latihan
peregangan.
c. Gerakan kocokan
Sebab, bayi masih jarang berlatih dan bergerak seperti orang dewasa.
Ketika sekali atau dua kali bergerak, ototnya akan cepat tegang sehingga
jaringan otot yang lebih dalam, dengan tehnik ini aliran darah akan
meningkat dan pembuluh darah akan lebih lebar. Gerakan urut dan
lingkar bermanfaat untuk stimulus bagi otot dan saraf untuk lebih aktif.
20
memegang gelas).
b) Pijat paha bayi hingga tumit dan kaki dengan gerakan panjang
dan lembut.
Ulangi 2 – 3 kali.
a) Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara
bersamaan.
b) Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal
Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian,
dimulai dari tumit kaki menuju jari – jari di seluruh telapak kaki.
telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih sayang lembut pada tiap
ujung jari.
22
mulai dari batas jari – jari ke arah tumit, kemudian ulangi lagi
bergantian.
paru – paru.
pangkal paha.
pergelangan kaki.
25
pangkal paha
c) Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha ke arah
Catatan: Hindari pemijatan pada tulang rusuk atau ujung tulang rusuk.
1) Mengayuh sepedah
dan kiri.
26
b) Tangan yang lainnya memijat perut bayi dari perut bagian atas
a) Letakkan kedua ibu jari dari samping kanan dan kiri pusar bayi.
b) Gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi perut kanan dan kiri.
a) Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai
gambar matahari).
a) “I” pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah
“I”.
dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah.
28
a) Letakkan ujung jari – jari satu tangan pada perut bayi bagian
kanan.
b) Gerakkan jari – jari pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian
1) Jantung besar
hati.
tengah dada/ulu hati ke arah bahu kanan dan kembali ke ulu hati.
1) Memijat ketiak
sapi.
31
bersamaan.
Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke
pergelangan tangan.
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan
a) Pijat lembut jari bayi satu per satu menuju ke arah ujung jari
b) Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari.
telunjuk.
a) Gerakan tangan kanan dan kiri anda secara bergantian mulai dari
pundak.
34
tangan.
b) Tekankan jari – jari dengan lembut mulai dari tengah dari keluar
lembaran buku.
35
b) Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis
b) Tekankan ibu jari dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi
b) Tekankan dua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tengah ke
tersenyum.
2) Gerakan menyetrika
menyetrika punggung.
bayi.
punggung bayi.
bayi.
1) Relaksasi
a) Pertemukan ujung kaki kanan dan ujung tangan kiri bayi di atas
tubuh bayi. Setelah itu tarik kembali tangan dan kaki bayi ke
sebanyak 4 – 5 kali.
42
mata kaki kiri dalam. Setelah itu, kembalikan posisi kaki pada
posisi semula.
Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi dalam posisi kaki lurus,
1) Pengertian Tidur
tubuh yang terjadi pada waktu orang itu bangun. Jika kualitas tidurnya
bagus artinya fisiologi, dalam hal ini sel otak akan pulih kembali seperti
tapi juga sikapnya keesokan hari. Bayi yang tidur cukup tanpa sering
terbangun akan lebih bugar dan tidak gampang rewel. Bayi dikatakan
44
mengalami gangguan tidur jika pada malam hari tidurnya kurang dari 9
jam, terbangun lebih dari 3 kali dan lama terbangun lebih dari 1 jam.
Selama tidur bayi terlihat selalu rewel, menangis dan sulit tidur kembali.
mempengaruhi bagaimana orang bisa menjadi sakit. Ciri – ciri bayi cukup
tidur yaitu, bayi akan dapat jatuh tertidur dengan mudah di malam hari,
bugar saat bagun tidur, tidak rewel, dan tidak memerlukan tidur siang yang
Tidur yang tidak adekuat dan kualitas tidur yang buruk dapat
yang tidur cukup tanpa terbangun lebih bugar dan tidak gampang rewel
Bagi bayi, tidur memiliki fungsi lebih dominan. Selama fase bayi,
sebagainya. Otak bayi tumbuh tiga kali lipat dari keadaan saat lahir atau
80% dari otak orang dewasa di tahun pertamanya. Kondisi ini hanya
terjadi satu kali saja seumur hidup. Tidur memegang peranan penting
dalam meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap infeksi. Jika tidurnya
sampai terganggu, kadar sel darah putih dalam tubuh akan menurun dan
efektivitas sistem daya tahan tubuh bayi juga menurun. Sehingga bayi
mudah sakit dan pertumbuhan akan terganggu. Bayi yang tidurnya kurang
tidurnya cukup. Hal ini karena pada saat tidur pertumbuhan fisik bayi akan
terpacu dan berkaitan erat dengan pertambahan berat badan, tinggi badan,
Golongan usia dibagi menjadi 7 kategori berdasarkan rata – rata lama tidur
yang dibutuhkan.
46
1) Tahapan Tidur
Tahapan tidur pada anak dan orang dewasa ternyata terdapat pula
pada bayi baru lahir, yaitu tidur aktif atau REM (rapid eye movement)
dan tidur tenang atau non REM. Pada bayi normal, anak dan orang
dewasa mempunyai periode REM dan non REM yang berubah -ubah
dengan umur dan bertambah besarnya anak, maka jumlah tidur yang
non REM.
yang lengkap. Berikut tahapan siklus Non REM dan REM menurut
bangun baru jelas terlihat pada umur 3 – 4 bulan, yaitu proporsi tidur
lebih banyak pada malam hari. Pola tidur bayi pada usia enam bulan
sampai 20 menit, tidur bayi berubah tahapnya yaitu dari tahap 1 Non
berputar kembali. Setelah 1 atau 2 putaran tidur Non REM, REM mulai
timbul setelah 60 sampai 90 menit. Siklus tidur yang lebih sering muncul
pada bayi adalah tahap REM dan menghasilkan tidur yang lebih sering
muncul pada bayi adalah tahap REM dan menghasilkan tidur yang lebih
pendek sekitar 30% dari waktu tidur dihabiskan dalam siklus REM
(Ubaya, 2010).
a. Status Kesehatan
49
sehat (sakit) dan rasa nyeri, makan kebutuhan tidurnya akan tidak
b. Lingkungan
warna, suhu dan keadaan boksnya. Hindarkan juga suara berisik yang
pengusir nyamuk yang bisa membuat sesak untuk menghindari bayi dari
(Ubaya, 2010).
c. Aktivitas Fisik
Hal tersebut dapat terlihat bila bayi melakukan aktivitas sehari – hari
pijat bayi, senam bayi, dan renang bayi akan merangsang bayi agar lebih
jumlah jam tidur siang dan malam. Rendaman air hangat dengan
50
kombinasi aromaterapi serta hantaman air yang ditimbulkan dari air yang
relaksasi (Ubaya,2010).
d. Nutrisi
otak adalah terpenuhinya nutrisi dan kecukupan tidur bayi. ASI terbukti
protein utama pada whey protein yang merupakan protein halus dan
mudah dicerna, alfa protein kaya akan asam amino essensial yang sangat
mengatur pola tidur. Bayi yang sulit tidur atau sering terbangun dari
makan dan minum bayi sebelum tidur jika kebutuhan fisiknya dipenuhi
maka bayi tidak lagi sering terbangun di tengah malam. Yang perlu
malam hari sebaiknya dihentikan setelah gigi bayi muncul (usia 6 bulan
setelah masa ASI eksklusif). Sebagai gantinya berikan air putih jika
memang haus atau tenangkan bayi agar tidur kembali. Selain itu,
membuat kantong kemih kencang pada malam hari dan keadaan ini akan
B. Kerangka Konseptual
antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang
satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti
(Notoatmodjo 2010).
Berdasarkan kerangka teori alur pikir dalam penelitian ini maka kerangka
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
Gambar 2.46 Kerangka Konsep Hubungan Pijat Bayi Dengan Kualitas Tidur
Bayi Usia 6–11 Bulan.
BAB III
METODE PENELITIAN
group pretest posttest. Sampel terlebih dahulu diberi pretest (tes awal) sebelum
diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan maka diberi posttest (tes
terakhir). Penelitian ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
yaitu menganalisa hubungan pijat bayi dengan kualitas tidur bayi usia 6 – 11
bulan.
Kerangka kerja dalam penelitian ini akan dijelaskan secara rinci pada gambar
52
53
3.1 yaitu kerangka kerja hubungan pijat bayi dengan kualitas tidur bayi usia 6 –
akhir.
Penyusunan Proposal Penelitian
Rancangan penelitian
Pre Eksperimental Design
dengan one group pretest
posttest
Populasi
Semua bayi yang berusia 6 – 11 bulan di Hafimah SPA
Sungonlegowo Kec. Bungah Kab. Gersik
Sampling
Simple Random Sampling
Sampel
Sebagian bayi yang berusia 6 – 11 bulan di Hafimah SPA
Sungonlegowo Kec. Bungah Kab. Gersik
Instrumen
Kuisoner
Pengelolahan
Editing, scoring, coding Tabulating
Analisis Data
Uji Wilcoxon
54
Penyusunan Laporan
Akhir
Gambar 3.1 Kerangka Kerja Hubungan Pijat Bayi Dengan Kualitas Tidur
Bayi Usia 6 – 11 Bulan di Hafimah SPA Sungonlegowo
Kec. Bungah Kab. Gersik.
C. Hipotesis Penelitian
Dari kajian di atas tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat
H1 : Ada hubungan pijat bayi dengan kualitas tidur bayi usia 6 – 11 bulan di
H0 : Tidak ada hubungan pijat bayi dengan kualitas tidur bayi usia 6 – 11 bulan
D. Variabel Penelitian
1. Jenis Variabel
pijat bayi.
2. Definisi Oprasional
fenomena.
Tabel 3.1 Definisi Oprasional Hubungan Pijat Bayi dengan Kualitas Tidur
Bayi Usia 6 – 11 Bulan di Hafimah SPA Sungonlegowo Kec.
Bungah Kab. Gersik.
Variabel Definisi Parameter Alat Skala Skor
Oprasional Ukur
Variabel Terapi 1. Dilakukan SOP Nomina
Independent sentuhan Pijat Bayi l
baby yang 2.Tidak
massage dilakukan dilakukan
lebih Pijat Bayi
mendekati
usapan-
usapan halus
atau
rangsangan
raba (taktil)
yang
dilakukan
dipermukaan
kulit (Roesli,
2012).
Variabel Kualitas 1. Kualitas Lembar Nomina Skor ya 1 dan
Dependent : tidur dapat tidur baik tidak 0, skor
Kualitas digambarkan (Bayi yang Kuisoner l ya 0 dan tidak
Tidur Bayi dengan lama Tidurnya ≥ 1 Kriteria :
1. Baik (76-
Usia 6 – 11 waktu tidur jam 9
100%)
Bulan dan keluhan- malam,
2. Cukup (56-
keluhan yang tidak
75%)
dirasakan bangun ≥ 3
3. Kurang (<
saat tidur kali dan
56%)
ataupun tertidur
(Nursalam,
56
E. Populasi
(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai
F. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
dari populasi dan besar peluang setiap anggota populasi untuk menjadi sampel
sangat besar. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian bayi yang berusia 6 –
Kriteria sampel atau subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri – ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
2. Kriteria eksklusi
58
Kriteria eksklusi adalah ciri – ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil
I. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk variabel independen yaitu
pijat bayi menggunakan cek list teknik pijat bayi sedangkan untuk kualitas tidur
responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal – hal yang responden
digunakan berupa pertanyaan dan sudah dilakukan uji validitas oleh peneliti
sebelumnya.
1. Pengelolahan Data
memperoleh penyajian data dan kesimpulan yang baik, data yang diperoleh
59
a) Editing
b) Scoring
Scoring yang dilakukan saat entry data adalah kegiatan melakukan data
Pertanyaan positif
Ya : Skor 1
Tidak : Skor 0
Pertanyaan negatif
Ya : Skor 0
Tidak : Skor 1
c) Coding
1) Data umum
(a) Reponden
Reponden 1 =1
Responden 2 = 2
Responden n = n
6 – 7 bulan =1
8 – 9 bulan =2
10 – 11 bulan = 3
Laki – laki =1
Perempuan =2
Sakit = 1
Sehat = 2
2) Data Khusus
Baik =3
61
Cukup =2
Kurang =1
3) Tabulating
100% = Seluruhnya
2010).
2. Analisa Data
a. Analisa Univariate
penelitian ini yaitu pijat bayi dan kualitas tidur bayi usia 6 - 11 bulan.
62
rumus :
f
p = x 100
N
Keterangan :
P : Nilai yang didapat
F : Skor yang didapat
N : Skor maksimal
Kriteria :
Baik (76-100%)
Cukup (56-75%)
Kurang (< 56%)
(Nursalam, 2013).
b. Analisa Bivariate
= 0,005 maka tidak ada hubungan pijat bayi dengan kualitas tidur bayi
63
Gersik.
K. Etika Penelitian
Tujuan Informed Consent agar subyek mengerti maksud dan tujuan peneliti
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
peneliti hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset
(Hidayat, 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. “Prosedur Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Cipta.
ECG.
Dewi, 2016. “Teknik dan Prosedur Pemijatan Pada Bayi”. Jakarta : Salemba
Medika.
Fauziah, R. 2018. “Sekartini. 2010. Data masalah gangguan tidur bayi. ”STIKES Insan
Cendikia Medika.
Hidayat, 2014. “Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data”. Jakarta :
xiii
Notoadmojo, S. 2010. “Metodologi Penelitian Kesehatan”. Jakarta: Rineka
Cipta.
No. 2
Prodi DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya, 2013. “Modul
Pijat Bayi”.
Profil Dinas Kesehatan Kota Gresik, 2019. “Data Bayi Usia 0 – 10 Bulan”.
Didapatkan 02/11/2021
Profil Kesehatan Jawa Timur, 2016. “ Data Bayi Usia 0 – 11 Bulan”. Didapatkan
13/11/2021.
Riksani, Ria. 2012. “Cara Mudah dan Aman Pijat Bayi”. Jakarta : Dunia Sehat.
10/11/2021
Subakti, A. 2011. “Manfaat Pijat Bayi dan Balita. Jakarta : Wahyu Media.
Ubaya, R.L. 2010. “Analisis Pijat Bayi dengan Kwalitas Tidur Bayi Umur 6-
xiv
lxvi
Widiyanti, M. Dkk. (2008). “Hubungan Pijat Bayi Dengan Pola Tidur Bayi Usia 3
Diakses 10/11/2021
xv
67
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
Lamongan,
Responden
(..............)
68
Lampiran 2
SURAT PERMOHONAN CALON RESPONDEN
Di Tempat.
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi S1
Kebidanan Stikes Majapahit Mojokerto:
Nama : Zakiyatul Fikriyah Sari
Nim : 2025201005
Saat ini sedang mengadakan penelitian dengan Judul: “Hubungan Pijat Bayi
Dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 6-11 Bulan (Di Hafimah SPA Sungonlegowo
Kec. Bungah Kab. Gersik).”
Adapun dari tujuan ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pijat Bayi
Dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 6-11 Bulan.
Penelitian ini tidak berbahaya dan tidak merugikan bayi dan ibu bayi
sebagai reponden. Kerahasian semua informasi yang telah diberikan akan dijaga
dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Jika bayi dan ibu bayi
tidak bersedia menjadi responden, maka diperbolehkan untuk tidak ikut
berpartisipasi dalam penelitian ini dan apabila selama pengambilan data
terdapat hal-hal yang tidak diinginkan, maka bayi dan ibu bayi berhak
mengundurkan diri. Apabila ibu bayi menyetujuinya, maka kami mohon
kesediaanya untuk menandatangani lembar persetujuan untuk pelaksanaaan
penelitian ini. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terimakasih.
Hormat Kami,
Lampiran 3
Judul Penelitian : Hubungan Pijat Bayi Dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 6 -
Saya mengerti, bahwa resiko yang terjadi kecil. Apabila ada proses
mengundurkan diri dari penelitian tanpa ada sanksi atau kehilangan hak.
pengolahan data. Bila sudah tidak digunakan dan hanya peneliti yang
Responden
(.........................................)
75
Jadwal Penelitian
NO Kegiatan
Oktober November Desember Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Konsultasi
Judul
2 Penyusunan
Proposal
3 Pendaftaran
Ujian
Proposal
4 Revisi
Proposal
5 Pelaksanaan
Penelitian
6 Konsultasi
Hasil
7 Pendaftaran
Ujian
Skripsi
8 Ujian
Skripsi
9 Revisi dan
Penjilidan
10 Penumpulan
Skripsi
76
LEMBAR KUESIONER
Nama :
Alamat :
Hari /Tanggal :
Nomor Responden :
Petunjuk Pengisian
2. Usia Bayi
6-7 bulan
8-9 bulan
10-11 bulan
3. Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
4. Status Kesehatan
Sehat
Sakit
Sudah
Belum
B. DATA KHUSUS
77
No Pernyataan YA TIDAK
1 Apakah bayi tidur malam ≥ 9 jam ?
2 Apakah bayi tidur malam terbangun ≤ 3 kali ?
3 Apakah bayi terbangun lamanya ≤ 1 jam pada
malam hari ?
4 Apakah setelah pijat bayi terlihat selalu rewel,
menangis dan
sulit tidur kembali ?
5 Apakah bayi ibu sudah melakukan 2x pijat?
6 Apakah setelah di pijat bayi rewel saat akan tidur?
7 Apakah setelah dipijat bayi terlihat bugar dan
ceria saat bangun pagi?
8 Apakah setelah dipijat bayi terlihat bugar dan
ceria saat bangun pagi?
75
Lampiran 6
CHECKLIST PIJAT BAYI
1. Tujuan
2) Untuk merilekskan bayi
3) Membantu menstimulasi bayi
2. Kontra Indikasi
1) Jangan melakukan pada bayi yang suhu tubuhnya tinggi
2) Jangan dilakukan pada bayi yang sedang sakit
3) Jangan dilakukan pada bayi yang baru selesai makan
2. Pijat Bayi
Persiapan
a) Cuci tangan.
b) Melepas semua pakaian bayi.
c) Menyelimuti dengan handuk dan
hanya membuka bagian tubuh yang
akan dipijat.
d) Menuangkan minyak pijat ke tangan.
e) Menghangatkan tangan (menggosok-
gosokan tangan) sambil memberi
stimulasi ditelinga kanan dan kiri
bayi.
f) Meminta izin kepada bayi (dilakukan
dengan mengajak bayi berkomunikasi
sambil membelai wajah dan kepala
bayi).
b. Kaki
a. Perahan india
1) Peganglah kaki bayi pada
pangkal paha, seperti
memgang pemukul soft ball
atau posisi tangan C – cups
(seperti saat memegang
gelas).
2) Pijat paha bayi hingga tumit
dan kaki dengan gerakan
panjang dan lembut.
3) Gerakkan tangan kebawah
secara bergantian, seperti
memeras susu. Mulai dari
76
a. Mengayuh sepedah
Lakukan gerakan memijat pada
perut bayi seperti mengayuh
pedal sepedah, dari atas
kebawah perut, bergantian
dengan tangan kanan dan kiri.
b. Mengayuh sepedah dengan kaki
diangkat
1) Angkat kedua kaki bayi
dengan salah satu tangan.
2) Tangan yang lainnya
memijat perut bayi dari perut
bagian atas sampai ke jari –
jari kaki.
c. Ibu jari kesamping
1) Letakkan kedua ibu jari dari
78
sapi.
3. Peras adan putar
e. Gerakan menggaruk
1) Tekankan dengan lembut
kelima jari – jari tangan
kanan pada punggung bayi.
2) Buat gerakan menggaruk ke
bawah memanjang sampai ke
pantat bayi.
7. Sentuhan relaksasi
a. Relaksasi
Membuat goyangan – goyangan
ringan, tepukan – tepukan halus
dan melambung – lambungkan
secara lembut. Sentuhan
relaksasi dapat dikerjakan di
setiap bagian badan bayi seperti
di daerah tangan, pundak, dan
perut, sentuhan relaksasi dipakai
untuk memulai gerakan pada
setiap bagian badan bayi.
b. Peregangan lembut
1) Pertemukan ujung kaki kanan
dan ujung tangan kiri bayi di
atas tubuh bayi sehingga
membentuk garis diagonal.
Selanjutnya tarik kembali
kaki kanan dan tangan kiri
bayi ke posisi semula.
2) Pertemukan ujung kaki kiri
dengan ujung tangan kanan
di atas tubuh bayi. Setelah itu
tarik kembali tangan dan kaki
bayi ke posisi semula.
Gerakan membentuk
diagonal ini dapat diulang
sebanyak 4 – 5 kali.
c. Menyilangkan Kaki
1) Pegang pergelangan kaki
kanan dan kiri bayi lalu
silangkan ke atas. Buatlah
silangan sehingga mata kaki
kanan luar bertemu mata kaki
kiri dalam. Setelah itu,
kembalikan posisi kaki pada
posisi semula.
2) Pegang kedua pergelangan
kaki bayi dan silangkan
kedua kakinya ke atas
sehingga mata kaki kanan
dalam bertemu dengan mata
kaki kiri luar. Setelah itu,
kembalikan posisi semula.
Gerakan ini dapat diulang
84
sebanyak 4 – 5 kali.
d. Menekuk kaki
Pegang pergelangan kaki kanan
dan kiri bayi dalam posisi kaki
lurus, lalu tekuk lutut kaki
perlahan menuju ke arah perut.
Gerakan menekuk lutut ini dapat
diulang sebanyak 4 – 5 kali.
f. Menekuk kaki bergantian
Gerakannya sama seperti
menekuk kaki, tetapi dengan
mempergunakan kaki secara
bergantian.
TOTAL NILAI