Anda di halaman 1dari 95

1

SKRIPSI

HUBUNGAN PIJAT BAYI DENGAN KUALITAS TIDUR


BAYI USIA 6 – 11 BULAN DI HAFIMAH SPA
SUNGONLEGOWO BUNGAH GERSIK

ZAKIYATUL FIKRIYAH SARI


2025201005

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2021

1
i

HUBUNGAN PIJAT BAYI DENGAN KUALITAS TIDUR


BAYI USIA 6 – 11 BULAN DI HAFIMAH SPA
SUNGONLEGOWO BUNGAH GERSIK
SKRIPSI

UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANAH KEBIDANAN (S.Keb)


PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT

ZAKIYATUL FIKRIYAH SARI


2025201005

PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2021

i
ii

PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi


Program Studi S1 Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit
Dan diterima untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Kebidanan (S.Keb)
Pada tanggal

Mengesahkan

Ketua Program Studi S1 Kebidanan

Zulfa Rufaida, S,Keb., Bd., M.Sc.


NIK. 220 250 121

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit

Dr. Henry Sudiyanto, S.Kp., M. Kes


NIK. 220 250 097

ii
iii

PENETAPAN TIM PENGUJI

Telah diuji
Pada tanggal 23 November 2021

TIM PENGUJI

Ketua : Farida Yuliani, S.ST., S.KM., M.Kes.


NIK. 220 250 033

Anggota : 1. Ika Yuni Susanti, S.Si.T., S.KM., M.P.H.


NIK. 220 250 047

2. Dhonna Anggreni, S.KM., M.Kes.


NIK. 220 250 128

iii
iv

PERSETUJUAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Kebidanan (S.Keb)
Program Studi S1 Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit

Oleh :

ZAKIYATUL FIKRIYAH SARI


NIM 2025201005

Menyetujui,

Mojokerto, 23 November 2021

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ika Yuni Susanti, S.Si.T., S.KM., M.P.H. Dhonna Anggreni, S.KM., M.Kes.

NIK. 220 250 047 NIK. 220 250 128

iv
v

HALAMAN PERNYATAAN TENTANG ORIGINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Zakiyatul Fikriyah Sari

NIM : 2025201005

Program Studi : S1 Kebidanan

Minat Studi : Kebidanan

Angkatan :1

Jenjang : S1

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah

saya yang berjudul “ Hubungan Pijat Bayi Dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 6 – 11 Bulan di

Hafimah SPA Sungonlegowo Kec. Bungah Kab. Gersik”.

Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima

sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya.

Lamongan, ……, …………..

Peneliti

Zakiyatul Fikriyah Sari


NIM. 2025201005

v
vi

MOTTO

”Gapailah Pendidikan Setinggi Mungkin dan Kembalilah Kepada Masyarakat Untuk

Memberikan Kebaikan”.

“Ingatlah Kehidupan Kampus Dengan Terus Mengasah. Jangan Habiskan Waktumu Untuk

Berkeluh Kesah”.

PERSEMBAHAN

Sujud syukur kepada Allah SWT karena-NYA skripsi ini dapat

terselesaikan. Shalawat serta salam saya haturkan kepada Nabi besar Muhammad

S.A.W. dengan penuh kecintaan dan keikhlasan saya persembahkan skripsi ini

teruntuk turut berterima kasih kepada:

Teristimewa kedua orang tuaku Ayahanda Bambang Bagus Kuncoro dan

Ibunda Syafa’ah sebagai motivator terbesar dalam hidupku yang selalu

memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Teman-temanku semua S1 Kebidanan, terima kasih telah menemani hari -

hariku dan kebersamaan kita selama kuliah ini, kenangan itu tidak akan pernah

saya lupakan. Mari kita lanjutkan perjuangan kita di luar sana. Jaga nama baik

almamater dan buat harum nama kampus kita.

vi
vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah serta InayahNya sehingga dapat menyelesaikan Proposal Skripsi ini dengan judul
“Hubungan Pijat Bayi Dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 6 – 11 Bulan Di Hafimah SPA
Sungonlegowo Kec. Bungah Kab. Gersik”, Sebagai persyaratan akademik untuk
menyelesaikan Program Studi S1 Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit
Mojokerto.
Penulis tidak lepas dari berbagai pihak yang membantu baik materi, moral maupun
spiritual. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Henry Sudiyanto, S.Kp., M.Kes. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Majapahit Mojokerto.
2. Zulfa Rufaida, S.Keb., Bd., M.Sc. Selaku Ketua Studi S1 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Majapahit Mojokerto.
3. Sari Priyanti, S.Si.T., S,KM., M.Kes. Selaku Dosen Wali S1 Kebidanan.
4. Ika Yuni Susanti, S.Si.T., S,KM., M.Kes. Selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan sehingga Proposal ini dapat terselesaikan.
5. Dhonna Anggreni, S.KM., M.Kes. Selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan sehingga Proposal ini dapat terselesaikan.
6. Farida Yuliani, S.ST., S.KM., M.Kes. Selaku Penguji Utama yang telah memberikan
kesempatan menyusun Proposal ini.
7. Semua Dosen dan Staf S1 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto.
8. Ismiatin Naimah, Amd. Keb. Telah memberikan izin untuk melakukan penyusunan
Proposal di Hafimah SPA.
9. Bapak Bambang Bagus Kuncoro, ibu Syafa’ah selaku orang tua yang selalu memberi
panutan dan dukungan terbesar dalam perjalanan hidup penulis.
10. Teman yang selalu memberi suatu pembelajaran tentang arti sebuah persahabatan dan
semua pihak yang telah membantu dalam studi kasus ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang telah diberikan dan
semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi diri kami sendiri maupun pihak lain yang
memanfaatkan.
Lamongan, 2021
Penulis
vii
viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................


HALAMAN SAMPUL DALAM ........................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
HALAMAN PENETAPAN TIM PENGUJI.....................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN...........................................................................iv
HALAMAN HAK CIPTA..................................................................................v
MOTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................vi
KATA PENGANTAR.......................................................................................vii
DAFTAR ISI....................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..............................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR DAN SINGKATAN......................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................4
C. Tujuan ............................................................................................4
1. Tujuan Umum ............................................................................4
2. Tujuan Khusus ...........................................................................4
D. Manfaat .............................................................................................5
1. Manfaat Teoritis .........................................................................5
2. Manfaat Praktis ..........................................................................6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................7


A. Landasan Teori ...............................................................................7
1. Konsep Dasar Baby Massage ....................................................7
2. Konsep Dasar Tidur..................................................................43
B. Kerangka Konseptual ...................................................................51
BAB 3 METODE PENELITIAN ....................................................................52
A. Jenis dan Rancangan Bangun Penelitian........................................52
B. Kerangka Kerja (Frame Work) .....................................................52
C. Hipotesis Penelitian ......................................................................54
D. Variabel dan Definisi Oprasional ..................................................54
E. Populasi .........................................................................................56
F. Sampel dan Teknik .......................................................................57
G. Kriteria Sampel Penelitian ............................................................57
H. Lokasi dan Waktu .........................................................................58
I. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ....................................58
J. Teknik Analisis Data .....................................................................58
K. Etika Penelitian .............................................................................63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perahan cara India ................................................................... 19

Gambar 2.2 Peras dan putar ......................................................................... 20

Gambar 2.3 Telapak kaki ............................................................................ 20

Gambar 2.4 Tarikan lembut jari .................................................................. 21

Gambar 2.5 Gerakan peregangan ................................................................ 21

Gambar 2.6 Titik tekan ................................................................................ 22

Gambar 2.7 Punggung kaki ......................................................................... 22

Gambar 2.8 Peras dan putar pergelangan kaki ............................................ 22

Gambar 2.9 Perahan cara Swedia ................................................................ 23

Gambar 2.10 Gerakan menggulung ............................................................... 23

Gambar 2.11 Gerakan akhir .......................................................................... 24

Gambar 2.12 Mengayuh sepeda .................................................................... 25

Gambar 2.13 Gerakan sepeda kaki diangkat ................................................. 25

Gambar 2.14 Ibu jari kesamping..................................................................... 25

Gambar 2.15 Bulan Matahari ........................................................................ 26

Gambar 2.16 Gerakan I Love U .................................................................... 27

Gambar 2.17 Gelembung .............................................................................. 27

Gambar 2.18 Jantung besar ........................................................................... 28

Gambar 2.19 Kupu-kupu ............................................................................... 28

Gambar 2.20 Memijat ketiak ......................................................................... 29

Gambar 2.22 Perahan cara India ................................................................... 30

Gambar 2.22 Peras dan putar ........................................................................ 30

Gambar 2.23 Membuka tangan ..................................................................... 31

Gambar 2.24 Putar jari–jari ........................................................................... 31

ix
Gambar 2.25 Punggung tangan ..................................................................... 32

Gambar 2.26 Peras dan putar pergelangan tangan ........................................ 32

Gambar 2.27 Perahan cara Swedia ................................................................ 33

Gambar 2.28 Gerakan menggulung ............................................................... 33

Gambar 2.29 Menyetrika dahi ....................................................................... 34

Gambar 2.30 Menyetrika alis ......................................................................... 34

Gambar 2.31 Senyum I .................................................................................. 35

Gambar 2.32 Senyum II ................................................................................ 35

Gambar 2.33 Senyum III ............................................................................... 36

Gambar 2.34 Lingkaran kecil di rahang ........................................................ 36

Gambar 2.35 Belakang telinga ...................................................................... 37

Gambar 2.36 Gerakan maju mundur ............................................................. 37

Gambar 2.37 Gerakan menyetrika ................................................................. 38

Gambar 2.38 Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki ............................. 38

Gambar 2.39 Gerakan melingkar .................................................................. 39

Gambar 2.40 Gerakan menggaruk ................................................................. 39

Gambar 2.41 Gerakan Relaksasi .................................................................... 40


Gambar 2.42 Pergangan Lembut .................................................................... 40
Gambar 2.43 Menyilangkan Kaki .................................................................. 41
Gambar 2.44 Menekuk Kaki .......................................................................... 42
Gambar 2.45 Menekuk Kaki Bergantian ........................................................ 42
Gambar 2.46 Kerangka Konseptual Hubungan Baby Massage Dengan
Kualitas Tidur Bayi Usia 3-11 Bulan di Hafimah SPA
51
Sungonlegowo Kecamatan Bungah Kab. Gersik .....................

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Hubungan Baby Massage Dengan Kualitas


Tidur Bayi Usia 5-11 Bulan Di Hafimah SPA Sungonlegowo
53
Kec. Bungah Kab. Gersik ......................................................
xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 KebutuhanTidur ........................................................................... 45


Tabel 2.2 Tahapan Siklus Tidur ................................................................... 46

xi
xii

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Daftar Lambang
% : Persentase
> :Lebih dari
< : Kurang dari
ρ : Tingkat signifikasi
α : Tingkat kemaknaan
/ : Atau
- : Sampai dengan
= : Sama dengan
≥ : Lebih dari sama dengan
≤ : Kurang dari sama dengan

Daftar Singkatan
ASI : Air Susu Ibu
SPA : Solus Per Aqua
WHO : World Health Organization
IgM : Immunoglobulin M
IgG : Immunoglobulin G
SOP : Standart Oprasional Prosedur
EEG : Electro Encephalogram
H1 : Hipotesa Alternatif
H0 : Hipotesa Nol
HIV : Human Immunodeficiency Virus
REM : Rapid Eye Movement
N – REM : Non – Rapid Eye Movement
SPSS : Statistical Product And Service Solution

xii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa bayi merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan

anak sehingga perlu perhatian khusus. Salah satu faktor yang mempengaruhi

tumbuh kembang bayi adalah tidur dan istirahat. Kebutuhan tidur tidak hanya

dilihat dari aspek kuantitas saja namun juga kualitasnya. Pertumbuhan dan

perkembangan bayi dapat dicapai secara optimal dengan kualitas tidur yang baik

(Widyanti, 2008). Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas tidur bayi baik

dalam diri ataupun dari luar bayi itu sendiri diantaranya faktor : lingkungan,

nutrisi, kondisi fisik, dan penyakit, jika tidak ditangani dengan serius akan

membuat bayi kekurangan tidur yang akan berdampak buruk terhadap fisik,

emosi, kognitif dan gerak dimana akan menimbulkan gangguan perilaku,

tumbuh kembang serta gangguan otak (Siti, Dkk, 2019).

Berdasarkan Data WHO tahun 2012 tercatat sekitar 33% bayi mengalami

masalah tidur. Sementara para peneliti Cincinnati Children’s Hospital Medical

Center menyatakan masalah tidur pada bayi tidak selalu hilang pada saat mereka

dewasa. Di Indonesia masih banyak bayi yang mengalami masalah tidur, yaitu

sekitar 44,2% bayi mengalami gangguan tidur seperti sering terbangun di malam

hari. Lebih dari 72% orang tua menganggap gangguan tidur pada bayi bukan

suatu masalah, hal tersebut diungkapkan oleh sebuah penelitian pada tahun 2004

– 2005 yang dilaksanakan di lima kota besar di Indonesia ( Jakarta, Bandung,

Medan. Palembang, dan Batam) (Anita, 2019). Menurut Sekartini 2010, yang
2

dilakukan di 5 kota yaitu Jakarta, Bandung, Medan, Palembang dan Batam

dengan jumlah responden 385 orang, diperoleh data 51,3% bayi mengalami

gangguan tidur, 42% jam tidur malamnya kurang dari 9 jam, terbangun malam

hari lebih dari tiga kali dan lama terbangun pada malam hari lebih dari satu jam.

Jumlah bayi di Jawa Timur sebanyak 572.634 kelahiran hidup (Profil Kesehatan

Jatim, 2016). Jumlah bayi di Kabupaten Gresik sebanyak 20.309 kelahiran

hidup, sedangkan di Kecamatan Bungah jumlah bayi sebanyak 1.106 kelahiran

hidup (Dinkes Gresik, 2019).

Menurut data WHO Amerika telah dilakukan penelitian pada

sekelompok anak yang dilakukan pemijatan mengalami perubahan gelombang

otak, pada 20 anak yang dilakukan pemijatan selama 2 x 15 menit dalam jangka

waktu 5 minggu mengalami 50% perubahan gelombang otak dibanding sebelum

dipijat, perubahan gelombang otak ini terjadi dengan cara menurunkan

gelombang alpha dan meningkatkan gelombang β serta merta sehingga bayi

akan tertidur lebih lelap.

Mengingat akan pentingnya waktu tidur bagi perkembangan bayi, maka

kebutuhan tidurnya harus benar – benar terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk

terhadap perkembangannya. Tidur yang tidak berkualitas adalah dimana bayi

mengalami gangguan tidur jika pada malam hari tidurnya kurang dari 9 jam,

terbangun lebih dari 3 kali dan lama terbangunnya lebih dari 1 jam. Selama tidur

bayi terlihat selalu rewel, menangis dan sulit jatuh tidur kembali. Bila hal

tersebut sering terjadi pada kebiasaan tidur bayi, maka akan sangat

mempengaruhi pertumbuhan bayi yang dapat mengakibatkan gangguan


3

keseimbangan fisiologi dan psikologi. Dampak fisiologi meliputi penurunan

aktivitas sehari – hari, rasa capek, lemah, koordinasi neuromuskular buruk,

proses penyembuhan lambat dan daya tahan tubuh menurun. Sedangkan dampak

psikologinya meliputi emosi lebih labil, cemas, tidak konsentrasi, kemampuan

kognitif dan menggabungkan pengalamnya lebih rendah. Beberapa faktor

penyebab bayi kesulitan memulai tidur diantaranya : lingkungan, latihan fisik,

nutrisi, dan penyakit. Bayi usia 3 bulan keatas, sudah mulai banyak beraktivitas

seperti mulai meningkatnya perkembangan motorik yang akan menyebabkan

bayi sering terbangun dan akan beberapa kali terjaga ketika malam hari,

sehingga pijat bayi diperlukan untuk membantu bayi kembali tidur (Suryati,

Dkk, 2019).

Kualitas tidur bayi sangat mempengaruhi perkembangan dan

pertumbuhan bayi. Bayi dengan kualitas tidur yang baik akan memiliki

perkembangan yang baik pula, biasanya bayi yang aktif dan tumbuh normal

mempunyai waktu tidur yang baik. Membiasakan bayi tidur siang yang cukup

akan meningkatkan kecerdasan otak bayi, tetapi perlu diperhatikan juga jangan

membiasakan bayi tidur pada sore hari karena kebanyakan bayi akan rewel pada

malam hari.

Saat ini berbagai terapi untuk mengatasi masalah tidur bayi sudah banyak

dikembangkan, seperti terapi farmakologis dan non farmakologis. Salah satu

contoh terapi non farmakologis adalah dengan terapi pijat bayi. Pijat bayi adalah

gerakan usapan lambat dan lembut pada seluruh tubuh bayi yang dimulai dari

kaki, perut, dada, wajah, tangan dan punggung bayi. Pijat bayi disebut juga
4

sebagai Stimulus Touch atau terapi sentuh atau rangsangan raba ( taktil ) yang

dilakukan dipermukaan kulit, manipulasi terhadap jaringan atau organ tubuh

bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf otot, dan sistem pernafasan

serta melancarkan sirkulasi darah. Dikatakan terapi sentuh karena melalui pijat

bayi inilah akan terjadi komunikasi yang aman dan nyaman antara ibu dan buah

hatinya. Sebenarnya pijat bayi ini sudah dikenal oleh berbagai bangsa dan

kebudayaan didunia ini sejak berabad – abad lalu. Pijat bayi berkembang dalam

berbagai bentuk jenis gerakan, terapi dan tujuan. Pijat bayi memiliki efek

motorik positif, termasuk kemampuan untuk mengontrol koordinasi jari, lengan,

tubuh, dan kaki. Selain sebagai salah satu terapi yang banyak memberikan

manfaat, pijat bayi ini juga merupakan salah satu cara pengungkapan kasih

sayang antara orang tua dan anak, melalui sentuhan pada kulit yang berdampak

luar biasa pada perkembangan fisik, emosi, dan tumbuh kembang anak

(Sukmawati, 2020).

Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahuai Hubungan Antara Pijat Bayi dengan kualitas tidur bayi usia 6 –

11 bulan di Hafimah SPA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah

penelitian “ Apakah Ada Hubungan Pijat Bayi Dengan Kualitas Tidur Bayi

Usia 6 – 11 Bulan di Hafimah SPA Sungonlegowo Kec. Bungah Kab. Gersik “.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
5

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah

Hubungan Pijat Bayi Dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 6 – 11 Bulan di

Hafimah SPA Desa Sungonlegowo Kec. Bungah Kab. Gersik.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi kualitas tidur bayi usia 6 – 11 bulan sebelum

dilakukannya Pijat Bayi di Hafimah Spa Desa Sungonlegowo Kec.

Bungah Kab. Gersik.

b. Mengidentifikasi kualitas tidur bayi usia 6 – 11 bulan sesudah

dilakukannya Pijat Bayi di Hafimah Spa Desa Sungonlegowo Kec.

Bungah Kab. Gersik.

c. Diketahui Hubungan Pijat Bayi dengan kualitas tidur bayi usia 5 – 11

bulan di Hafimah Spa Desa Sungonlegowo Kec. Bungah Kab. Gersik.

D. Manfaat Penelitian

1. Masalah Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber kajian untuk

penelitian selanjutnya.

2. Masalah Praktis

a. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian teoritis

dan menambah pengetahuan khususnya tentang hubungan pijat bayi

dengan kualitas tidur bayi usia 6 – 11 bulan.

b. Bagi Bidan
6

Hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan motivasi bidan

terhadap pijat bayi sehingga dapat mengembangakan intervensi dalam

peningkatan pemenuhan kebutuhan untuk melakukan pijat bayi terhadap

kualitas tidur bayi.

c. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dan wawasan peneliti terkait dengan pengaruh

pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan pembuatan

penelitian yang lebih baik di masa yang akan datang.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Dasar Pijat Bayi

a. Pengertian Pijat Bayi

Pijat Bayi adalah pemijatan yang dilakukan lebih mendekati usapan

– usapan halus atau rangsangan raba ( taktil ) yang dilakukan

dipermukaan kulit, manipulasi terhadap jaringan atau organ tubuh

bertujuan untuk menghasilkan efek syaraf otot dan sistem pernafasan

serta memperlancar siklus darah.

Pijat bayi biasa disebut dengan Stimulus Touch. Pijat bayi dapat

diartikan sebagai sentuhan komunikasi yang nyaman antara ibu dan bayi.

pijat bayi sudah dikenal sejak berabad – abad yang lalu, pada berbagai

bangsa dan kebudayaan, dengan berbagai bentuk terapi dan tujuan. Pijat

bayi merupakan pengungkapan rasa kasih sayang antara orang tua

dengan anak melalui sentuhan kulit yang berdampak luar biasa (Roesli,

2012).

b. Fisiologi Pijat Bayi

Fisiologi pijat bayi atau mekanisme pemijatan dasar memang

belum banyak diketahui. Namun, saat ini para pakar sudah mempunyai

beberapa teori yang menerangkan mekanisme dasar pijat bayi, menurut

Roesli (2012) mengurai sangat rinci efek pijat bayi terhadap fungsi

fisiologi tubuh melalui beberapa sistem syaraf sebagai berikut :

7
8

1) Sistem Peredaran Darah

Pijatan dengan tekanan yang agak dalam ( ± 1 – 2 mm ) akan

menambah aliran darah sampai 85% dan meningkatkan aliran cairan

limfa. Pijatan memberikan efek pelebaran pada vena dan kapiler serta

mamcu efek saraf vasomotor sehingga membantu darah bergerak

melalui vena. Efek ini akan menimbulkan rasa segar karena akan

mendapat oksigen lebih banyak dan berbagai macam nutrien, hormon

serta yang lainnya. Disamping itu juga akan terjadi pembersihan

tempat yang dipijat dari zat racun sehingga efek jangka panjang pada

sistem peredaran darah adalah meningkatkan tonus dan regangan

pembuluh darah itu sendiri.

2) Sistem Limfatik

Pijat sangat berperan untuk aliran limfatik. Racun dan sampah

tubuh dialirkan ke pembuluh darah untuk dinetralisir, bengkak/odeam

akan berkurang. Dengan dipijat pembentukan limfosit akan

meningkat, aliran limfe menjadi lancar. Jumlah limfosit yang

meningkat akan meningkatkan sistem kekebalan yang dapat

membantu mencegah infeksi dan penyakit. Pemijatan akan

meningkatkan aktivitas neurotransmiter serotonin yaitu meningkatkan

kapasitas sel reseptor yang mengikat glucocorticoid ( adrenalin, suatu

hormon stres ). Proses ini akan menyebabkan terjadinya penurunan

kadar hormon adrenalin. Sehingga akan meningkatkan daya tahan

tubuh, terutama IgM dan IgG.


9

3) Kulit

Kulit bagian dermis terdapat banyak pembuluh darah, pembuluh

darah limfe dan ujung – ujung dari saraf, yang akan berpengaruh pada

saat pemijatan. Rangsangan pada reseptor akan menyebabkan

perubahan reaksi refleks seperti pelebaran pembuluh darah, relaksasi

otot dan pori – pori akan terbuka. Membukanya pori – pori akan

mengeluarkan keringat sehingga dapat membuang racun dan sampah

tubuh.

4) Sistem Otot

Pada saat latihan posisi otot hanya memanjang, selama pijat posisi

otto ditarik kearah samping dan memanjang. Keadaan ini akan

meningkatkam mikrosirkulasi yang dapt menyembuhkan ketegangan

otot dan menguraikan perlengketan jaringan sehingga akan mencegah

jaringan perut. Selain itu dengan pijat dapat mengeluarkan racun

seperti asam laktat yang menyebabkan kelesuan. Dengan

meningkatnya fleksibilitas dan integritas dari jaringan, pijat dapat

menyembuhkan kram serta dapat menguraikan ketegangan postur.

5) Sistem Saraf

Pijat mempengaruhi sistem saraf dari tepi sampai pusat. Tekanan

pada reseptor saraf di kulit akan menyebabkan pelebaran vena, arteri

dan kapiler sehingga akan menghambat penyempitan, melemaskan

ketegangan otot, melambatkan detak jantung dan meningkatkan

gerakan usus di saluran cerna.


10

Berdasarkan hasil penelitian Field dan Schanberg (2013). Pijat

juga memberi dampak pemacuan saraf nervus vagus (saraf otak ke –

10) yang berhubungan dengan sistem perut besar dan merangsang

pengeluaran hormon penyerapan gastrin dan insulin, dimana kedua

hormon tersebut akan meningkatkan absorbsi makanan mennjadi lebih

baik, sehingga bayi akan merasa cepat lapar dan akan menyusu lebih

aktif dan sering. Itu sebabnya mengapa berat badan bayi yang dipijat

meningkat lebih banyak dari pada yang tidak dipijat. Hal ini akan

merangsang peningkatan sekresi hormon prolaktin dan oksitosin ibu

yang berakibat ASI akan semakin banyak diproduksi.

Pemijatan memberikan rangsangan pada saraf vasodilator,

sehingga ketegangan otot akan sembuh dengan adanya respon

relaksasi. Pada bayi sehat yang dapat pemijatan menunjukkan

peningkatan jam tidur sehingga dapat meningkatkan kesiagaan

(Alertness) atau konsentrasi. Hal ini disebabkan pijatan dapat

mengubah gelombang otak dengan cara menurunkan gelombang alpha

dan meningkatkan gelombang beta serta tetha, yang dapat dibuktikan

dengan penggunaan EEG (Electro Enchephalogram).

2. Manfaat Pijat Bayi

Menurut Husada (2013), manfaat pijat bayi untuk bayi dan ibu adalah

sebagai berikut :

a. Membuat bayi dan ibu semakin tenang dan nyaman


11

Bayi yang mendapat pijatan secara teratur akan lebih rileks dan

tenang. Sirkulasi darah dan oksigen yang lancar otomatis membuat

imunitas tubuh bayi lebih baik. Selain fisik, pijat juga sangat

mempengaruhi emosional, karena aktivitas pijat akan menjalin bonding

anatara anak dan orang tua. Unsur utama pijat bayi adalah sentuhan

(Touch), bukan tekanan (Pressure).

b. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi

Bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim penyerapan

dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan menjadi lebih

baik. Bayi menjadi cepat lapar karena itu lebih sering menyusu sehingga

meningkatkan produksi ASI.

c. Meningkatkan efektivitas istirahat (tidur) dan konsentrasi bayi

Neonatal menhabiskan kebanyakan periode postnatal dengan tidur.

Neonatus cukup bulan umumnya tidur 70% dalam 24 jam, sedangkan

bayi prematur tidur hingga 90% dalam satu hari penuh. Melatonin,

hormon yang ada secara natural yang dilepaskan pada waktu malam dan

berhenti dengan paparan terhadap cahaya, mempunyai peran dalam

fungsi visual, cerebrovaskuler, reproduksi, neuroendokrinologis, dan

neuroimunologis.

d. Meningkatkan produksi ASI dan gerak pristaltik untuk pencernaan

Pijat bayi dapat menyebabkan bayi lebih rileks dan dapat beristirahat

dengan efektif, hal ini berdampak positif ketika bayi bangun dan

membawa energi yang cukup untuk beraktivitas. Dengan aktivitas yang


12

optimal, bayi akan cepat lapar sehingga nafsu makan meningkat.

Peningkatan nafsu makan ini juga ditambah dengan peningkatan

aktivitas Nervus Vagus dalam menggerakkan sel pristaltik untuk

mendorong makanan ke saluran pencernaan. Dengan semakin banyak

dihisap maka ASI pun terstimulasi untuk berproduksi.

e. Meningkatkan daya tahan tubuh

Pemijatan memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan

sel pembunuh alami (Natural Killer Cells). Hal ini dibuktikan pada

penderita HIV yang dipijat sebanyak 5 kali dalam seminggu selama satu

bulan mampu meningkatkan jumlah dan toksisitas sel pembunuh alami

(Natural Killer Cells). Dengan demikian, kemungkinan penderita terkena

infeksi sekunder berkurang.

f. Memacu perkembangan otak dan sistem saraf

Rangsangan yang diberikan pada kulit bayi akan memacu proses

Myelinisasi (penyemburan otak dan sistem saraf) sehingga dapat

meningkatkan komunkasi ke tubuh bayi dan keaktifan sel neuron.

Myelinisasi yang berlangsung lebih cepat memungkinkan otak bayi

semakin terpacu untuk berfungsi sempurna dalam mengkoordinasikan

tubuh. Bayi lebih sigap dan lincah dalam menanggapi apa yang

dihadapinya.

g. Meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel

Pemijatan dapat memperlancar proses pengangkutan oksigen ke sel –

sel yang akan dituju. Pengangkutan oksigen ini penting agar sel – sel
13

dapat menjalankan fungsinya dengan normal. Aliran oksigen ke sel – sel

saraf yang tidak lancar dapat menyebabkan rasa sakit, menurunnya

konsentrasi, dan kesiagaan. Stimulasi pemijatan juga memperlancar

aliran nutrisi ke seluruh sel. Nutrisi ini penting agar sel – sel dapat

tumbuh dan menjalankan fungsinya. Dengan pemijatan akan

memperlancar peredaran darah yang mengalir keseluruh tubuh, termasuk

ke otaknya. Salah satu zat penting yang dibawah oleh darah adalah

oksigen. Ketika suplai oksigen untuk otak bayi tidak lancar maka fungsi

otak untuk berfikir dan konsentrasi akan terganggu. Semakin baik aliran

darah ke otak, maka semakin berkecukupan kebutuhan oksigen otak yang

terpenuhi. Terpenuhinya oksigen di otak secara cukup membuat

konsentrasi dan kesiagaan bayi semakin baik (Husada, 2013).

h. Membina kasih sayang orang tua dengan anak (Bonding)

Ada dua istilah terkait ikatan antara anak dan orang tua, yaitu

bonding dan attachment. Bonding merupakan perasaan kedekatan batin

yang timbul pada diri orang tua terhadap bayinya. Sedangkan attachment

adalah keterikatan bayi pada orang tuanya.

Ada dua pola utama pembentukan keterikatan anatara bayi dan ibu,

yaitu Secure Attachment dan Anxious Attachment. Pada Secure

attachmment, anak memiliki rasa aman setiap saat, karena yakin telah

memiliki kasih sayang dan perlindungan dari orang tua. Ikatan ini lebih

menjamin perkembangan bayi menjadi manusia berkepribadian baik,

tangguh, mandiri, mencintai, dan rasa percaya diri pada lingkungannya.


14

Sebaliknya, Anxious Attachment, anak memiliki perasaan cemas dan

gelisah karena kurang aman, kurang yakin bahwa dia dicintai, dan

kurang mendapat perlindungan dari orang tua. Ikatan seperti ini bisa

berpengaruh negatif karena menjadikannya sebagai manusia yang

memiliki kesulitan tingkah laku, yang bersumber pada gangguan

emosional. Agar anak memiliki scure attachment, maka diperlukan

bonding yang baik, yang muncul jika bayi diberi sentuhan, belaian, dan

pijatan yang disertai kasih sayang orang tua.

3. Waktu Pemijatan

Pemijatan bayi dapat segera dilakukan setelah bayi dilahirkan. Dengan

lebih cepat mengawali pemijatan, bayi akan mendapatkankeuntungan yang

lebih besar. Apabila pemijatan dapat dilakukan setiap hari dari sejak

kelahiran sampai bayi usia 6 – 7 bulan.

Menurut Husada (2013) pemijatan dapat dilakukan kapanpun, namun

waktu – waktu yang dianjurkan meliputi :

a. Pagi hari

Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi, sebab sisa – sisa

minyak pijat akan lebih mudah dibersihkan, selin itu pemijatan pada pagi

hari memberikan nuansa ceria bagi bayi.

b. Malam hari

Pemijatan malam hari sangatlah baik. Sebab, setelah pemijatan

biasanya bayi akan santai dan mengantuk, hal ini berguna untuk

membantu bayi tidur lebih nyenyak.


15

c. Pemijatan dilakukan 15 menit setelah si kecil makan

Pemijatan segera setelah makan dapat menyebabkan gangguan

pencernaan, bahkan muntah. Hal ini terjadi karena lambung masih belum

siap diguncang dan gerak peristaltik masih berlangsung untuk mengantar

makanan keseluruh pencernaan.

4. Tempat pemijatan

Tempat pemijatan bayi menurut Subakti dan Anggraini (2011) adalah :

a. Ruangan yang hangat tapi tidak panas

b. Ruangan kering dan tidak pengap

c. Ruangan tidak berisik

d. Ruangan yang penerangannya cukup

e. Ruangan tanpa aroma menyengat dan mengganggu

f. Suasana yang tenang saat pemijatan.

Menurut Subakti dan Anggraini (2011) agar suasana menjadi tenang saat

pemijatan lebih baik dilakukan :

1) Saat si kecil ceria

2) Saat kondisi perut yang sudah terisi makanan

3) Saat suasana hati pemijat tenang

4) Dengan mimik wajah tersenyum dan menebar kasih sayang

5) Dengan memutar musik klasik.

5. Persiapan sebelum memijat

Menurut Roesli (2012) sebelum melakukan pemijatan harus memperhatikan

hal – hal berikut ini :


16

a. Tangan bersih dan hangat

b. Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan pada kulit

bayi.

c. Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap

d. Bayi sudah selesai makan atau sedang tidak lapar

e. Secara khusus menyediakan waktu untuk tidak diganggu minimal 15

menit guna melakukan seluruh tahap – tahap pemijatan

f. Duduklah pada posisi nyaman dan tenang

g. Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut dan bersih

h. Siapkan handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi (baby oil/lotion)

i. Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara

membelai wajah dan kepala sambil mengajaknya berbicara.

6. Cara pemijatan sesuai usia

Sejumlah ahli mengatakan untuk pijat bayi sebaiknya dilakukan setelah

bayi melewati usia tiga bulan ketika fisik bayi tidak lagi terlalu lemahuntuk

dipijat. Namun, ada pula ahli lain menyarankan pemijatan dilakukan mulai

usai bayi beberapa minggu dengan alasan pijat dapat membantu bayi

melewati masa transisi dari dalam rahim ke dunia luar (Gelania, 2014).

Pijat bayi sebaiknya dilakukan secara rutin, minimal sebulan sekali. Bagi

para ibu yang memiliki waktu luang, kegiatan baby spa di rumah bahkan

bisa dilakukan sesering mungkin, setidaknya seminggu sekali. Waktu terbaik

melakukan pijat adalah pagi hari, pada saat anak dan orang tua siap untuk

memulai hari baru. Malam hari, sebelum tidur ini sangat baik untuk
17

membantu bayi tidur lebih nyenyak. Tindakan pijat bayi dikurangi seiring

dengan bertambahnya usia bayi. sejak usia enam bulan, pijat dua hari sekali

sudah memadai (Dewi, 2016).

Tidak semua bayi di pijat dengan cara yang sama karena terdapat

pertimbangan umur. Berikut cara pemijatan berdasarkan usia bayi :

a. Bayi berusia 0 – 1 bulan

Untuk bayi usia 0 – 1 bulan, disarankan hanya diberi gerakan yang

lebih mendekati usapan – usapan halus. Perlu diingatkan bahwa sebelum

tali pusat bayi lepas sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di area perut.

b. Bayi usia 1 – 3 bulan

Untuk bayi usia 1 – 3 bulan, disarankan diberi gerakan halus disertai

tekanan ringan dalam waktu yang lebih singkat.

c. Bayi usia 3 bulan sampai 3 tahun

Untuk bayi usai 3 bulan sampai 3 tahun, disarankan agar seluruh

gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang lebih meningkat.

Total waktu pemijatan disarankan sekitar 15 menit (Gelania, 2014).

7. Hal – hal yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan selama pemijatan

a. Hal – hal yang dianjurkan :

Ciptakan suasana yang tenang atau lembut selama pemijatan.

1) Memandang mata bayi selama pemijatan dengan disertai pancaran

kasih sayang.

2) Melakukan sentuhan ringan pada awal pemijatan, kemudian secara

bertahap tembahkan tekanan pada sentuhan tersebut.


18

3) Sesering mungkin lumurkan minyak atau baby oil sebelum dan selama

pemijatan.

4) Melakukan gerakan pembukaan berupa sentuhan ringan disepanjang

sisi muka bayi atau mengusap rambutnya dengan mengajak bicara.

5) Dianjurkan melakukan gerakan urutan dari bagian kaki, karena

umumnya bayi lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki.

6) Tanggap dengan isyarat atau respon yang diberikan oleh bayi pada

saat pemijatan.

7) Hindarkan mata bayi dari percikan minyak atau baby oil.

8) Memandikan bayi segera setelah pemijatan agar merasa segar dan

bersih (Roesli,2012).

b. Hal – hal yang tidak dianjurkan selama pemijatan

1) Memijat bayi langsung setelah makan. Waktu terbaik pemijatan

adalah 2 jam setelah makan makanan padat. Pada jam tersebut

diasumsikan bayi tidak dalam kondisi terlalu lapar atau kelewat

kenyang.

2) Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan

3) Memijat bayi pada saay bayi dalam keadaan tidak sehat

4) Memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat

5) Memaksakan posisi piajt tertentu pada bayi.

8. Gerakan dasar pemijatan

Menurut modul Husada (2013) gerakan dasar pemijatan dibagi menjadi 4

yaitu :
19

a. Gerakan usapan

Berkhasiat untuk menenangkan bayi, ahli fisioterapi menganjurkan

agar usapan dilakukan sedikit lebih bertenaga dengan usapan mengarah

kejantung, terutama pijat bagian peripheral (lengan, bahu, tangan, kaki,

betis,paha). Gerakan usapan merangsang aliran darah dan getah bening

menyebabkan metabolisme tubuh bayi lebih baik sehingga membuatnya

tenang dan nyaman.

b. Gerakan remasan

Gerakan remasan dapat membuat otot bayi menjadi lebih kuat

sekaligus melancarkan peredaran darah. Remasan ini juga bertujuan

untuk memperlancar peredaran darah dan kelenjar. Dengan remasan, otot

bayi terlatih untuk berkontraksi dan relaksasi bila disertai dengan latihan

peregangan.

c. Gerakan kocokan

Gerakan kocokan bermanfaat untuk mengendurkan jaringan otot.

Sebab, bayi masih jarang berlatih dan bergerak seperti orang dewasa.

Ketika sekali atau dua kali bergerak, ototnya akan cepat tegang sehingga

perlu dikendurkan kembali.

d. Gerakan urut lingkar

gerakan ini memberikan stimulasi pada permukaan jaringan otot dan

jaringan otot yang lebih dalam, dengan tehnik ini aliran darah akan

meningkat dan pembuluh darah akan lebih lebar. Gerakan urut dan

lingkar bermanfaat untuk stimulus bagi otot dan saraf untuk lebih aktif.
20

9. Urutan teknik Pijat Bayi

a. Melakukan pemijatan pada daerah kaki

1) Perahan cara india (Indian Milking)

Pemijatan cara india adalah pijatan yang menjauhi tubuh. Guna

untuk merelaksasi atau melemaskan otot.

a) Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memgang

pemukul soft ball atau posisi tangan C – cups (seperti saat

memegang gelas).

b) Pijat paha bayi hingga tumit dan kaki dengan gerakan panjang

dan lembut.

c) Gerakkan tangan kebawah secara bergantian, seperti memeras

susu. Mulai dari paha sampai tumit menggunakan kedua tangan.

Ulangi 2 – 3 kali.

Gambar 2.1 Perahan Cara India (Indian Milking)


2) Peras dan putar (Hug and Glide)

a) Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara

bersamaan.

b) Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal

paha ke arah mata kaki.


21

Gambar 2.2 Peras dan Putar


3) Telapak Kaki

Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian,

dimulai dari tumit kaki menuju jari – jari di seluruh telapak kaki.

Gambar 2.3 Telapak Kaki


4) Tarikan lembut jari

Pijatlah jari – jari satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi

telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih sayang lembut pada tiap

ujung jari.
22

Gambar 2.4 Tarikan Lembut Jari


5) Gerakan peregangan

a) Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki

mulai dari batas jari – jari ke arah tumit, kemudian ulangi lagi

dari perbatasan jari ke arah tumit.

b) Jari tangan lain meregangkan dengan lembut punggung kaki pada

daerah pangkal kaki ke arah tumit.

Gambar 2.5 Gerakan Perenggangan


6) Titik tekanan

Tekan tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh

permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari – jari.


23

Gambar 2.6 Titik tekanan


7) Punggung kaki

Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah

punggung kaki dari pergelangan kaki ke arah jari – jari secara

bergantian.

Gambar 2.7 Punggung kaki


8) Peras dan putar pergelangan kaki

Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari

dan jari – jari lainnya di pergelangan kaki bayi.


24

Gambar 2.8 Peras dan putar


9) Perahan secara swedia

Arah pijatan cara Swedia adalah dari pergelangan tangan ke arah

badan. Pijatan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan

paru – paru.

a) Peganglah pergelangan kaki bayi

b) Gerakan tangan secara bergantian dari pergelangan kaki ke

pangkal paha.

Gambar 2.9 Perahan secara swedia


10) Gerakan menggulung

a) Pegang pangkal paha dengan kedua tangan

b) Buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha menju

pergelangan kaki.
25

Gambar 2.10 gerakan menggulung


11) Gerakan akhir

a) Setelah gerakan 1 sampai 11 dilakukan pada kaki kanan dan kiri,

rapatkan kedua kaki bayi.

b) Letakkan kedua tangan anda secara bersamaan pada pantat dan

pangkal paha

c) Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha ke arah

pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan akhir bagian kaki.

Gambar 2.11 gerakan akhir


b. Melakukan pemijatan daerah perut

Catatan: Hindari pemijatan pada tulang rusuk atau ujung tulang rusuk.

1) Mengayuh sepedah

Lakukan gerakan memijat pad aperut bayiseperti mengayuh pedal

sepedah, dari atas kebawah perut, bergantian dengan tangan kanan

dan kiri.
26

Gambar 2.12 Mengayuh sepedah


2) Mengayuh sepedah dengan kaki diangkat

a) Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan.

b) Tangan yang lainnya memijat perut bayi dari perut bagian atas

sampai ke jari – jari kaki.

Gambar 2.13 Mengayuh sepedah dengan kaki diangkat


3) Ibu jari kesamping

a) Letakkan kedua ibu jari dari samping kanan dan kiri pusar bayi.

b) Gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi perut kanan dan kiri.

Gambar 2.14 ibu jari kesamping


27

4) Bulan dan matahari

a) Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai

dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas,

kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seolah membentuk

gambar matahari).

b) Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah

lingkaran mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai

bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar bulan).

c) Lakukan kedua gerakan ini bersama – sama. Tangan kiri selalu

membuat bulatan penuh (matahari), sedangkan tangan kanan

membuat gerakan setengah lingkaran (bulan).

Gambar 2.15 Bulan dan matahari


5) Gerakan I Love You

a) “I” pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah

dengan menggunakan jari – jari tangan kanan membentuk huruh

“I”.

b) “LOVE” pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai

dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah.
28

c) “YOU” pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai

dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri,

ke bawah, dan berakhir di perut bawah.

Gambar 2.16 Gerakan I Love You


6) Gelembung atau jari – jari berjalan

a) Letakkan ujung jari – jari satu tangan pada perut bayi bagian

kanan.

b) Gerakkan jari – jari pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian

kiri guna mengeluarkan gelembung – gelembung udara.

Gambar 2.17 Gerakan gelembung


c. Pemijatan Daerah Dada
29

1) Jantung besar

a) Buatlah gerakan yang menggambar jantung dengan meletakkan

ujung – ujung jari kedua telapak tangan di tengah dada bayi/ulu

hati.

b) Buat gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke

samping di atas tulang selangkang, lalu ke bawah membentuk

jantung dan kembali ke ulu hati.

Gambar 2.18 Gerakan jantung besar


2) Kupu – kupu

a) Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu – kupu, dimulai

dengan tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari

tengah dada/ulu hati ke arah bahu kanan dan kembali ke ulu hati.

b) Gerakan tangan kiri ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati.

Gambar 2.19 Gerakan Kupu - kupu


30

d. Pemijatan Daerah Tangan

1) Memijat ketiak

Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah.

Perlu diingat, kalau terdapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak,

sebaiknya gerakan ini tidak dilakukan.

Gambar 2.20 memijat ketiak


2) Perahan cara india

a) Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan

seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang

pergelangan tangan bayi.

b) Gerakan tangan kanan mulai dari bagian pundak ke arah

pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak

ke arah pergelangan tangan.

c) Demikian seterusnya, gerakan tangan kanan dan kiri ke bawah

secara bergantian dan berulang – ulang seolah memerah susu

sapi.
31

Gambar 2.21 perahan cara india


3) Peras adan putar

Cara lain adalah dengan menggunakan kedua tangan secara

bersamaan.

Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke

pergelangan tangan.

Gambar 2.22 peras dan putar


4) Membuka tangan

Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan

ke arah jari – jari.


32

Gambar 2.23 Membuka tangan


5) Putar jari – jari

a) Pijat lembut jari bayi satu per satu menuju ke arah ujung jari

dengan gerakan memutar.

b) Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari.

Gambar 2.24 Putar Jari - jari


6) Punggung tangan

a) Letakkan tangan bayi diantara kedua tangan anda

b) Usap punggung tangannya dari pergelangan tangan ke arah jari –

jari dengan lembut.


33

Gambar 2.25 Punggung tangan


7) Peras dan putar pergelangan tangan

Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari

telunjuk.

Gambar 2.26 Peras dan putar pergelangan tangan


8) Perahan cara swedia

a) Gerakan tangan kanan dan kiri anda secara bergantian mulai dari

pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak.

b) Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi ke arah

pundak.
34

Gambar 2.27 Perahan cara swedia


9) Gerakan menggulang

a) Peganglah lengan bayi bagian atas/bawah dengan kedua telapak

tangan.

b) Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju ke

arah pergelangan tangan/jari – jari.

Gambar 2.28 Gerakan menggulung


e. Muka

1) Dahi : Menyetrika dahi

a) Letakkan jari – jari kedua tangan pada pertengahan dahi

b) Tekankan jari – jari dengan lembut mulai dari tengah dari keluar

ke samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau membuka

lembaran buku.
35

c) Gerakkan ke bawah ke daerah pelipis, buatlah lingkaran –

lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakkan ke dalam

melalui daerah pipi di bawah mata.

Gambar 2.29 Menyetrika dahi


2) Alis : Menyetrika alis

a) Letakkan kedua ibu jari anada di anatar kedua alis mata.

b) Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis

mata dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping

seolah menyetrika alis.

Gambar 2.30 Menyetrika alis


3) Hidung : senyum I
36

a) Letakkan kedua ibu jari di pertengahan alis.

b) Tekankan ibu jari dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi

hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan ke samping dan ke

atas seolah membuat bayi tersenyum.

Gambar 2.31 Senyum I


4) Mulut bagian atas : senyum II

a) Letakkan kedua ibu jari diatas mulut dibawah sekat hidung

b) Gerakkan kedua ibu jari dari tengah ke samping dan ke atas ke

daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum.

Gambar 2.32 Senyum II


5) Mulut bagian bawah : Senyum III

a) Letakkan kedua ibu jari ditengah dagu


37

b) Tekankan dua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tengah ke

samping, kemudian ke atas ke arah pipi seolah membuat bayi

tersenyum.

Gambar 2.33 Senyum III


6) Lingkaran kecil dirahang

Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran – lingkaran kecil di

daerah rahang bayi.

Gambar 2.34 Lingkaran kecil dirahang


7) Belakang telinga

a) Gunakan ujung – ujung jari, berikan tekanan lembut pada daerah

belakang telinga kiri dan kanan

b) Gerakkan ke arah pertengahan dagu dibawah dagu.


38

Gambar 2.35 Belakang Telinga


e. Pemijatan daerah punggung

1) Gerakan maju mundur

a) Tengkurapkan bayi melindang didepan dengan kepala di sebelah

kiri dan kaki disebelah kanan.

b) Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju mundur

menggunakan telapak tangan, dari bawah leher sampai ke pantat

bayi, lalu kembali lagi ke leher.

Gambar 2.36 Maju Mundur

2) Gerakan menyetrika

a) Pegang pantat bayi dengan tangan kanan.


39

b) Tangan kiri memijat mulai dari leher ke bawah sampai bertemu

dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah

menyetrika punggung.

Gambar 2.37 Menyetrika


3) Gerakan menyetrika dan mengangkat

Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan

memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki

bayi.

Gambar 2.38 Menyetrika dan mengangkat


4) Gerakan melingkar
40

a) Kedua jari – jari tangan buatlah bergerak – gerak melingkar kecil

– kecil mulai dari batas tengkuk turun ke bawah di sebelah kanan

dan kiri tulang punggung sampai ke pantat.

b) Mulai dengan lingkaran – lingkaran kecil di daerah leher,

kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.

Gambar 2.39 Melingkar


5) Gerakan menggaruk

a) Tekankan dengan lembut kelima jari – jari tangan kanan pada

punggung bayi.

b) Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang sampai ke pantat

bayi.

Gambar 2.40 Menggaruk


f. Sentuhan relaksasi
41

1) Relaksasi

Membuat goyangan – goyangan ringan, tepukan – tepukan halus dan

melambung – lambungkan secara lembut. Sentuhan relaksasi dapat

dikerjakan di setiap bagian badan bayi seperti di daerah tangan,

pundak, dan perut, sentuhan relaksasi dipakai untuk memulai gerakan

pada setiap bagian badan bayi.

Gambar 2.41 Relaksasi


2) Peregangan lembut

a) Pertemukan ujung kaki kanan dan ujung tangan kiri bayi di atas

tubuh bayi sehingga membentuk garis diagonal. Selanjutnya tarik

kembali kaki kanan dan tangan kiri bayi ke posisi semula.

b) Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung tangan kanan di atas

tubuh bayi. Setelah itu tarik kembali tangan dan kaki bayi ke

posisi semula. Gerakan membentuk diagonal ini dapat diulang

sebanyak 4 – 5 kali.
42

Gambar 2.42 Peregangan Lembut


3) Menyilangkan Kaki

a) Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi lalu silangkan ke

atas. Buatlah silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemu

mata kaki kiri dalam. Setelah itu, kembalikan posisi kaki pada

posisi semula.

b) Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan silangkan kedua

kakinya ke atas sehingga mata kaki kanan dalam bertemu dengan

mata kaki kiri luar. Setelah itu, kembalikan posisi semula.

Gerakan ini dapat diulang sebanyak 4 – 5 kali.

Gambar 2.43 Menyilangkan kaki


4) Menekuk kaki

Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi dalam posisi kaki lurus,

lalu tekuk lutut kaki perlahan menuju ke arah perut. Gerakan

menekuk lutut ini dapat diulang sebanyak 4 – 5 kali.


43

Gambar 2.44 Menekuk kaki


5) Menekuk kaki bergantian

Gerakannya sama seperti menekuk kaki, tetapi dengan

mempergunakan kaki secara bergantian.

Gambar 2.44 Menekuk kaki bergantian


2. Konsep Dasar Tidur

1) Pengertian Tidur

Kualitas tidur adalah mutu atau keadaan fisiologis tertentu yang

didapatkan selama seseorang tidur, yang memulihkan proses – proses

tubuh yang terjadi pada waktu orang itu bangun. Jika kualitas tidurnya

bagus artinya fisiologi, dalam hal ini sel otak akan pulih kembali seperti

semula saat bangun tidur (Candra, 2010).

Kualitas tidur bayi tidak hanya berpengaruh pada perkembangan fisik,

tapi juga sikapnya keesokan hari. Bayi yang tidur cukup tanpa sering

terbangun akan lebih bugar dan tidak gampang rewel. Bayi dikatakan
44

mengalami gangguan tidur jika pada malam hari tidurnya kurang dari 9

jam, terbangun lebih dari 3 kali dan lama terbangun lebih dari 1 jam.

Selama tidur bayi terlihat selalu rewel, menangis dan sulit tidur kembali.

Para peneliti di Carneigie Mellon University Of Pensylvania

menemukan bahwa kumtitas serta kualitas tidur sesungguhnya

mempengaruhi bagaimana orang bisa menjadi sakit. Ciri – ciri bayi cukup

tidur yaitu, bayi akan dapat jatuh tertidur dengan mudah di malam hari,

bugar saat bagun tidur, tidak rewel, dan tidak memerlukan tidur siang yang

melebihi kebutuhan sesuai dengan perkembangan.

Tidur yang tidak adekuat dan kualitas tidur yang buruk dapat

mengakibatkan gangguan keseimbangan fisiologi dan psikologi. Dampak

fisiologi meliputi penurunan aktivitas sehari – hari, rasa capek, lemah,

koordinasi neuromuscular buruk, proses penyembuhan lambat dan daya

tahan tubuh menurun. Sedangkan dampak psikologinya meliputi emosi

lebih labil, cemas, tidak konsentrasi, kemampuan kognitif dan

menggabungkan pengalamnnya lebih rendah. Namun, kelebihan waktu

tidur (terutama tidur tenang) menyebabkan terjadinya penyimpanan energi

berlebihan. Anakpun kurang aktif bermain, sehingga kurang berintraksi

menyebabkan perkembangan emosi dan kognitifnya kurang optimal.

Kualitas dan kuantitas tidur bayi berpengaruh tidak hanya

perkembangan fisik, juga terhadap perkembangan emosionalnya. Bayi

yang tidur cukup tanpa terbangun lebih bugar dan tidak gampang rewel

keesokan harinya (Sekartini, 2012).


45

3. Manfaat Tidur Bayi

Bagi bayi, tidur memiliki fungsi lebih dominan. Selama fase bayi,

pertumbuhan sel- sel saraf belum sempurna sehingga diperlukan waktu

tidur lebih lama untuk perkembangan saraf pembentukan sinaps dan

sebagainya. Otak bayi tumbuh tiga kali lipat dari keadaan saat lahir atau

80% dari otak orang dewasa di tahun pertamanya. Kondisi ini hanya

terjadi satu kali saja seumur hidup. Tidur memegang peranan penting

dalam meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap infeksi. Jika tidurnya

sampai terganggu, kadar sel darah putih dalam tubuh akan menurun dan

efektivitas sistem daya tahan tubuh bayi juga menurun. Sehingga bayi

mudah sakit dan pertumbuhan akan terganggu. Bayi yang tidurnya kurang

memiliki pertumbuhan fisik yang terhambat, dibandingkan bayi yang

tidurnya cukup. Hal ini karena pada saat tidur pertumbuhan fisik bayi akan

terpacu dan berkaitan erat dengan pertambahan berat badan, tinggi badan,

dan kesehatan fisiknya secara umum (Fauziah, 2018).

4. Lama Tidur Bayi

Lama tidur setiap golongan usia secara umum berbeda – beda.

Golongan usia dibagi menjadi 7 kategori berdasarkan rata – rata lama tidur

yang dibutuhkan.
46

Tabel 2.1 Kebutuhan Tidur


Kelompok Usia Lama Tidur
0 – 2 bulan 18 jam
3 – 12 bulan 15 jam
1 3 tahun 14 jam
3 – 5 tahun 13 jam
5 – 12 tahun 11 jam
12 – 18 tahun 10 jam
> 18 tahun 7,5 jam
(Fauziah, 2018)
5. Tahapan dan Siklus Tidur

1) Tahapan Tidur

Tahapan tidur pada anak dan orang dewasa ternyata terdapat pula

pada bayi baru lahir, yaitu tidur aktif atau REM (rapid eye movement)

dan tidur tenang atau non REM. Pada bayi normal, anak dan orang

dewasa mempunyai periode REM dan non REM yang berubah -ubah

beberapa kali selama tidur malam hari. Perkembangan tidur berkaitan

dengan umur dan bertambah besarnya anak, maka jumlah tidur yang

diperlukan berkurang dan diikuti dengan penurunan proporsi REM dan

non REM.

Setiap fase menunjukkan adanya perubahan fisiologis (berkaitan

dengan tubuh), neurologis (berkaitan dengan otak), dan psikologis

(berkaitan dengan jiwa) yang kemudian membentuk suatu siklus tidur

yang lengkap. Berikut tahapan siklus Non REM dan REM menurut

Potter & Perry, (2010) :


47

Tabel 2.2 Tahapan Siklus Tidur


Tahapan Siklus Tidur Karakteristik
Tahapan 1 Non REM 1. Tahapan transisi siantara mengantuk
dan tertidur.
2. Ditandai dengan pengurangan
aktivitas fisiologis yang dimulai
dengan menutupnya mata,
pergerakan lambat, otot berelaksasi,
serta penurunan secara bertahap
tanda – tanda vital dan metabolisme,
menurunnya denyut nadi.
3. Mudah terbangun.
Tahap 2 Non REM 1. Tahapan tidur ringan.
2. Denyut jantung mulai melambat,
turunnya suhu tubuh dan
berhentinya pergerakan mata.
3. Masih relatif mudah terbangun
dengan stimulasi.
Tahap 3 Non REM 1. Tahap awal dari tidur yang dalam.
2. Laju pernafasan dan denyut jantung
makin melambat karena sistem saraf
simpatik makin mendominasi.
3. Otot skeleta makin berelaksasi,
terbatasnya pergerakan, dan
mendengkur mungkin saja terjadi.
4. Sulit dibangunkan dan tidak dapat
diganggu oleh stimulasi sensori.
Tahap 4 Non REM 1. Tahap tidur terdalam.
2. Tidak ada pergerakan mata dan
aktivitas otot.
3. Tanda – tanda vital menurun secara
berkala dibanding selama terjaga,
laju pernafasan dan denyut jantung
menurun hingga 20 – 30%.
4. Seseorang yang terbangun pada
tahap ini tidak dapat langsung
menyesuaikan diri, sering merasa
pusing dan disorientasi dalam
bebrapa menit setelah bangun dari
tidur.
Tahap REM 1. Ditandai dengan perkembangan
mata secara cepat ke berbagai arah,
pernafasan cepat, tidak teratur dan
dangkal, otot tungkai mulai lumpuh
sementara, meningkatnya denyut
jantung dan tekanan darah.
48

2. Pada pria terjadi ereksi penis,


sedangkan pada wanita terjadi
sekresi vagina.
3. Mimpi yang terjadi pada tahap ini
penuh warna dan tampak hidup,
terkadang merasa sulit untuk
bergerak.
b. Siklus Tidur

Pada masa bayi terjadi beberapa perubahan, pola siklus tidur –

bangun baru jelas terlihat pada umur 3 – 4 bulan, yaitu proporsi tidur

lebih banyak pada malam hari. Pola tidur bayi pada usia enam bulan

mulai tampak mirip dengan orang dewasa.

Setelah mengatur periode yang umumnya memakan waktu 10

sampai 20 menit, tidur bayi berubah tahapnya yaitu dari tahap 1 Non

REM menuju tahap 3 atau 4. Bayi mungkin kembali ke tahap 1 dan

berputar kembali. Setelah 1 atau 2 putaran tidur Non REM, REM mulai

timbul setelah 60 sampai 90 menit. Siklus tidur yang lebih sering muncul

pada bayi adalah tahap REM dan menghasilkan tidur yang lebih sering

muncul pada bayi adalah tahap REM dan menghasilkan tidur yang lebih

pendek sekitar 30% dari waktu tidur dihabiskan dalam siklus REM

(Ubaya, 2010).

5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur

Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas

tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan

memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Di antara yang

dapat mempengaruhinya adalah :

a. Status Kesehatan
49

Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan dapat tidur

dengan nyenyak, sedangkan untuk seseorang yang kondisinya kurang

sehat (sakit) dan rasa nyeri, makan kebutuhan tidurnya akan tidak

nyenyak (Asmadi, 2009).

b. Lingkungan

Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat

mempercepat terjadinya proses tidur. Lingkungan fisik tempat bayi tidur

berpengaruh penting pada kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur.

Pengaturan lingkungan tidur yang meliputi tata cahaya, ventilasi, tata

warna, suhu dan keadaan boksnya. Hindarkan juga suara berisik yang

membuatnya mudah terjaga. Jangan gunakan pewangi ruangan dan obat

pengusir nyamuk yang bisa membuat sesak untuk menghindari bayi dari

gigitan nyamuk sebaiknya disiasati dengan menggunakan kelambu

(Ubaya, 2010).

c. Aktivitas Fisik

Kecapekan akibat aktivitas fisik yang tinggi dapat memerlukan lebih

banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan.

Hal tersebut dapat terlihat bila bayi melakukan aktivitas sehari – hari

dengan diberikannya perawatan baby SPA yang terdiri dari treatment

pijat bayi, senam bayi, dan renang bayi akan merangsang bayi agar lebih

rileks dan tenang. Pemijatan bayi dapat menskresi hormon melatonin

yang dapat menstimulasi tidur lebih lelap sehingga dapat meningkatkan

jumlah jam tidur siang dan malam. Rendaman air hangat dengan
50

kombinasi aromaterapi serta hantaman air yang ditimbulkan dari air yang

bergolak saat renang dapat memberikan sensasi dan pijatan yang

menghilangkan lelah, melancarkan peredaran darah dan menciptakan

relaksasi (Ubaya,2010).

d. Nutrisi

Faktor penting untuk memaksimalkan periode emas pertumbuhan

otak adalah terpenuhinya nutrisi dan kecukupan tidur bayi. ASI terbukti

mengandung alfa protein yang cukup tinggi, alfa protein merupakan

protein utama pada whey protein yang merupakan protein halus dan

mudah dicerna, alfa protein kaya akan asam amino essensial yang sangat

berguna untuk tumbuh kembang bayi terutama triptofan. Triptofan adalah

asam amino yang berperan dalam proses neurotransmitter dan pengatur

pola hidup (neurobehavioral) dimana salah satu fungsinya adalah

mengatur pola tidur. Bayi yang sulit tidur atau sering terbangun dari

tidurnya karena merasa belum kenyang. Karena itu, penuhi kebutuhan

makan dan minum bayi sebelum tidur jika kebutuhan fisiknya dipenuhi

maka bayi tidak lagi sering terbangun di tengah malam. Yang perlu

diperhatikan tinaju dari kesehatan gigi, kebiasaan memberikan susu di

malam hari sebaiknya dihentikan setelah gigi bayi muncul (usia 6 bulan

setelah masa ASI eksklusif). Sebagai gantinya berikan air putih jika

memang haus atau tenangkan bayi agar tidur kembali. Selain itu,

memberikan makanan terlalu banyak pada bayi terutama susu akan


51

membuat kantong kemih kencang pada malam hari dan keadaan ini akan

membuat bayi lebih sering terbangun (Ubaya, 2010).

B. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu uraian dan hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang

satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

(Notoatmodjo 2010).

Berdasarkan kerangka teori alur pikir dalam penelitian ini maka kerangka

konsep penelitian ini adalah.

Faktor yang Pijat Bayi


mempengaruhi kualitas
tidur :
1. Status kesehatan
2. Lingkungan Baik
3. Stres psikologis Kualitas Tidur Bayi
4. Diet Usia 6 – 11 Bulan Cukup
5. Gaya hidup
6. Obat - obatan Kurang

Keterangan :
: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti


: Mempengaruhi

Gambar 2.46 Kerangka Konsep Hubungan Pijat Bayi Dengan Kualitas Tidur
Bayi Usia 6–11 Bulan.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian

Penelitian ini menggunakan rencana penelitian Pre Eksperimental Design karena

peneliti ingin mengungkapkan hubungan sebab akibat (pengaruh) dengan cara

melibatkan suatu kelompok subyek, sehingga tidak terdapat kelompok kontrol

yang akan menjadi pembanding. Rancangan penelitian ini menggunakan one

group pretest posttest. Sampel terlebih dahulu diberi pretest (tes awal) sebelum

diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan maka diberi posttest (tes

terakhir). Penelitian ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai

yaitu menganalisa hubungan pijat bayi dengan kualitas tidur bayi usia 6 – 11

bulan.

Subyek Pretest Perlakuan Posttest

K Kualitas tidur X Kualitas tidur


bayi usia 6 – 11 bayi usia 6 – 11
bulan bulan
Keterangan

K : Subyek (bayi usia 6 – 11 bulan)

X : Perlakuan (Pijat Bayi)

B. Kerangka Kerja (Frame Work)

Kerangka kerja merupakan langkah – langkah yang akan dilakukan dalam

penelitian yang berbentuk kerangka hingga analisis datanya (Hidayat, 2010).

Kerangka kerja dalam penelitian ini akan dijelaskan secara rinci pada gambar

52
53

3.1 yaitu kerangka kerja hubungan pijat bayi dengan kualitas tidur bayi usia 6 –

11 bulan, yang dimulai dari perumusan masalah sampai penyusunan laporan

akhir.
Penyusunan Proposal Penelitian

Rancangan penelitian
Pre Eksperimental Design
dengan one group pretest
posttest
Populasi
Semua bayi yang berusia 6 – 11 bulan di Hafimah SPA
Sungonlegowo Kec. Bungah Kab. Gersik

Sampling
Simple Random Sampling

Sampel
Sebagian bayi yang berusia 6 – 11 bulan di Hafimah SPA
Sungonlegowo Kec. Bungah Kab. Gersik

Pretest Interval Posttest


Kualitas Tidur Bayi Usia 6 – 11 Bulan Pijat Bayi Kualitas Tidur Bayi Usia 6 – 11 Bulan
Sebelum Dilakukan Pijat Bayi Sesudah Dilakukan Pijat Bayi

Instrumen
Kuisoner

Pengelolahan
Editing, scoring, coding Tabulating

Analisis Data
Uji Wilcoxon
54

Penyajian Hasil Penelitian

Penyusunan Laporan
Akhir

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Hubungan Pijat Bayi Dengan Kualitas Tidur
Bayi Usia 6 – 11 Bulan di Hafimah SPA Sungonlegowo
Kec. Bungah Kab. Gersik.
C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010).

Dari kajian di atas tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut.

H1 : Ada hubungan pijat bayi dengan kualitas tidur bayi usia 6 – 11 bulan di

Hafimah SPA Sungonlegowo Kec. Bungah Kab. Gersik.

H0 : Tidak ada hubungan pijat bayi dengan kualitas tidur bayi usia 6 – 11 bulan

di Hafimah SPA Sungonlegowo Kec. Bungah Kab. Gersik.

D. Variabel Penelitian

1. Jenis Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam,2013).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Independent (Bebas)

Variabel Independent adalah variabel yang nilainya menentukan variabel

lain (Nursalam, 2013). Variabel independent pada penelitian ini adalah

pijat bayi.

2. Variabel Dependent (terikat)


55

Variabel Dependent adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh

variabel lain (Nursamlam, 2013). Variabel dependent dalam penelitian

ini adalah kualitas tidur bayi usia 6 – 11 bulan.

2. Definisi Oprasional

Definisi oprasional adalah penelitian dengan cara observasi untuk

mengetahui atau mengukur secara cermat terhadap suatu obyek atau

fenomena.

Tabel 3.1 Definisi Oprasional Hubungan Pijat Bayi dengan Kualitas Tidur
Bayi Usia 6 – 11 Bulan di Hafimah SPA Sungonlegowo Kec.
Bungah Kab. Gersik.
Variabel Definisi Parameter Alat Skala Skor
Oprasional Ukur
Variabel Terapi 1. Dilakukan SOP Nomina
Independent sentuhan Pijat Bayi l
baby yang 2.Tidak
massage dilakukan dilakukan
lebih Pijat Bayi
mendekati
usapan-
usapan halus
atau
rangsangan
raba (taktil)
yang
dilakukan
dipermukaan
kulit (Roesli,
2012).
Variabel Kualitas 1. Kualitas Lembar Nomina Skor ya 1 dan
Dependent : tidur dapat tidur baik tidak 0, skor
Kualitas digambarkan (Bayi yang Kuisoner l ya 0 dan tidak
Tidur Bayi dengan lama Tidurnya ≥ 1 Kriteria :
1. Baik (76-
Usia 6 – 11 waktu tidur jam 9
100%)
Bulan dan keluhan- malam,
2. Cukup (56-
keluhan yang tidak
75%)
dirasakan bangun ≥ 3
3. Kurang (<
saat tidur kali dan
56%)
ataupun tertidur
(Nursalam,
56

sehabis kembali 2013).


bangun tidur dalam
(Sekartini, waktu ≥ 20
2010). menit).
2.Kualitas
tidur Cukup
(Bayi yang
Tidurnya ≥
jam 9
malam,
bangun ≤ 3
kali dan
tertidur
kembali
dalam
waktu ≥ 1
jam).
3.Kualitas
Tidur
Kurang
(Bayi yang
Tidurnya ≤
jam 9
malam,
bangun ≤ 3
kali dan
tertidur
kembali
dalam
waktu ≤ 1
jam)
(Fauziah,
2018).

E. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai

bayi usia 6 – 11 bulan di Hafimah SPA Sungonlegowo Kec. Bungah Kab.

Gersik. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 15 bayi.


57

F. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari

karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2014). Pengambilan sempel

dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel acak sederhana (Simple

Random Sampling) yaitu cara pengambilan sampel dengan memilih langsung

dari populasi dan besar peluang setiap anggota populasi untuk menjadi sampel

sangat besar. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian bayi yang berusia 6 –

11 bulan di Hafimah SPA Sungonlegowo Kec. Bungah Kab. Gersik. Jumlah

sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini berjumlah 14 bayi.

G. Kriteria Sampel Penelitian

Kriteria sampel atau subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri – ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap

anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Natoadmojo, 2010).

Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a) Bayi berumur 6 – 11 bulan

b) Bayi dalam keadaan sehat

c) Ibu bayi bersedia menjadi responden.

2. Kriteria eksklusi
58

Kriteria eksklusi adalah ciri – ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil

sebagai sampel (Natoadmojo, 2010). Adapun kriteria eksklusi dalam

penelitian ini adalah bayi yang tidak koopratif.

H. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Hafimah SPA (solus per aqua) Sungonlegowo

Kec. Bungah Kab. Gersik.

I. Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk variabel independen yaitu

pijat bayi menggunakan cek list teknik pijat bayi sedangkan untuk kualitas tidur

bayi menggunakan lembar kuesioner (Dessy Maulidia, 2016). Kuesioner yaitu

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal – hal yang responden

ketahui. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

tertutup. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya

sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2006). Kuesioner yang

digunakan berupa pertanyaan dan sudah dilakukan uji validitas oleh peneliti

sebelumnya.

J. Teknik Analisis Data

1. Pengelolahan Data

Pengelolahan data adalah suatu proses untuk memperoleh data berdasarkan

suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga

mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Pengolahan data bertujuan untuk

memperoleh penyajian data dan kesimpulan yang baik, data yang diperoleh
59

dari penelitian masih mentah, belum dapat memberikan informasi, maka

diperlukan pengolahan data (Natoadmojo, 2010). Berdasarkan kegiatan yang

dilakukan dalam pengolahan data oleh peneliti yaitu :

a) Editing

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian.

Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan – kesalahan data

yang telah dikumpulkan untuk memonitori jangan sampai terjadi

kekosongan dari data yang dibutuhkan (Notoatmodjo, 2010).

b) Scoring

Scoring yang dilakukan saat entry data adalah kegiatan melakukan data

yang telah dikumpulkan dalam master tabel atau database komputer

kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana (Hidayat, 2007).

Scoring kualitas tidur

Pertanyaan positif

Ya : Skor 1

Tidak : Skor 0

Pertanyaan negatif

Ya : Skor 0

Tidak : Skor 1

c) Coding

Coding adalah pekerjaan memindahkan data dari daftar yang akan

memberikan informasi diubah menjadi bentuk angka untuk

mempermudah perhitungan selanjutnya. Coding dalam penelitian ini


60

adalah peneliti mengumpulkan data dari hasil kuesioner yang telah

dilakukan pada kelompok intervensi atau bayi yang dilakukan massage

untuk mempermudah dalam pengolahan data yang tetap berpedoman

pada definisi operasional (Notoatmodjo, 2010).

1) Data umum

(a) Reponden

Reponden 1 =1

Responden 2 = 2

Responden n = n

(b) Usia bayi

6 – 7 bulan =1

8 – 9 bulan =2

10 – 11 bulan = 3

(c) Jenis kelamin

Laki – laki =1

Perempuan =2

(d) Status kesehatan

Sakit = 1

Sehat = 2

2) Data Khusus

(a) Kriteria Kualitas Tidur

Bayi usia 6 – 11 bulan

Baik =3
61

Cukup =2

Kurang =1

3) Tabulating

Tabulating membuat penilaian data sesuai dengan tujuan penelitian

atau yang telah diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010).

Tabulasi dalam penelitian ini mengelompokkan dengan membuat

tabel distribusi frekuensi. Hasil tabulasi perhitungan kuesioner

kemudian dipresentase dan hasil presentase dikualitasikan

menggunakan skala kualitatif sebagai berikut :

100% = Seluruhnya

76% - 99% = Hampir seluruhnya

51% - 75% = Sebagian besar dari responden

50% = Setengah responden

26% - 49% = Hampir dari setengah

1% - 25% = Sebagian kecil dari responden

0% = Tidak ada satupun dari responden (Arikunto,

2010).

2. Analisa Data

a. Analisa Univariate

Analisa Univariate dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.

Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan

presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Variabel dari

penelitian ini yaitu pijat bayi dan kualitas tidur bayi usia 6 - 11 bulan.
62

Untuk mengukur kualitas tidur bayi digunakan skala Guttman untuk

pertanyaan positif bila YA nilainya 1 dan untuk TIDAK nilainya 0,

sedangkan untuk pertanyaan negatif bila dijawab YA nilainya 0 dan

Tidak nilainya 1. Untuk mengetahui pola tidur siang dianalisis dengan

rumus :

f
p = x 100
N
Keterangan :
P : Nilai yang didapat
F : Skor yang didapat
N : Skor maksimal
Kriteria :
Baik (76-100%)
Cukup (56-75%)
Kurang (< 56%)
(Nursalam, 2013).
b. Analisa Bivariate

Analisa yang dilakukan terhadap 2 variabel yang diduga berhubungan

atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Kriteria variabel pijat bayi dan

kualitas tidur bayi usia 6 – 11 bulan.

Untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel apakah signifikan atau

tidak dengan signifikan atau kebenaran 0,005 dengan menggunakan Uji

Wilcoxon dengan Software SPSS, dimana <= 0,005 maka ada

hubungan pijat bayi dengan kualitas tidur bayi usia 6 – 11 bulan di

Hafimah SPA Sungonlegowo Kec. Bungah Kab. Gersik, sedangkan >

= 0,005 maka tidak ada hubungan pijat bayi dengan kualitas tidur bayi
63

usia 6 – 11 bulan di Hafimah SPA Sungonlegowo Kec. Bungah Kab.

Gersik.

K. Etika Penelitian

1. Informed Consent (Persetujuan tindakan medis)

Informed Consent merupakan betuk persetujuan antara peneliti dengan

responden. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Tujuan Informed Consent agar subyek mengerti maksud dan tujuan peneliti

dan mengetahui dampaknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam

penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

akan disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun masalah – masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh

peneliti hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset

(Hidayat, 2014).
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. “Prosedur Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Arikunto. 2010. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta:Rineka

Cipta.

Asmadi, 2009. Tehnik Prosedural Keperawatan Konsep Aplikasi Kebutuhan

Dasar Klien. Jakarta. Salemba Medika.

Chandra, Budiman. 2010. “Konsep Kualitas Tidur”. Jakarta : Buku Kedokteran

ECG.

Dessy, M. S. 2017. “Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas Tidur

Bayi Usia 3-6 Bulan”. STIKES Insan Cendikia Medika.

Dewi, 2016. “Teknik dan Prosedur Pemijatan Pada Bayi”. Jakarta : Salemba

Medika.

Ellyzabeth. S & Norif D. N. I, 2020. “Efektivitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan

Kualitas Tidur Bayi”. Jurnal Kesehatan Al – Irsyad Vol. 13, No. 1.

Fauziah, R. 2018. “Sekartini. 2010. Data masalah gangguan tidur bayi. ”STIKES Insan

Cendikia Medika.

Flied T, Scafidi & Schanberg, 2013. “Massage Of Preterm Newborns To Improve

Growht & Development”. Journal Pediatric Nursing Vol. 13.

Gelania, 2014. “Home Baby SPA”. Jakarta : Penerbit Plus

Hidayat, 2014. “Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data”. Jakarta :

Penerbit Salemba Medika.

Ismail. (2010). “Kualitas Tidur Bayi Universitas Muhammadiyah.

http://digilib.unimuh.ac.id/files/disk.pdf. Diakses 10/11/2021

xiii
Notoadmojo, S. 2010. “Metodologi Penelitian Kesehatan”. Jakarta: Rineka

Cipta.

Nursalam, 2013. “Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan :

Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian”. Jakarta : Salemba Medika.

Permata, A. (2017). “Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Lama Tidur

Malam Pada Bayi 3 – 6 Bulan”. Jurnal Kesehatan Al – Irsyad. Vol. 5,

No. 2

Potter dan Perry, 2010. “Kualitas Tidur Bayi”.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk.pdf. Diakses 10/11/2021.

Prodi DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya, 2013. “Modul

Pijat Bayi”.

Profil Dinas Kesehatan Kota Gresik, 2019. “Data Bayi Usia 0 – 10 Bulan”.

Didapatkan 02/11/2021

Profil Kesehatan Jawa Timur, 2016. “ Data Bayi Usia 0 – 11 Bulan”. Didapatkan

13/11/2021.

Riksani, Ria. 2012. “Cara Mudah dan Aman Pijat Bayi”. Jakarta : Dunia Sehat.

Roesli, 2012. “Pedoman Pijat Bayi”. Jakarta : Puspa Swara.

Saputra, 2009. “Kualitas Tidur Bayi”. http://ojs.unud.ac.id/index.php. Diakses

10/11/2021

Sekartini, 2010. “Data Masalah Gangguan Tidur Bayi”. Universitas Udayana.

Subakti, A. 2011. “Manfaat Pijat Bayi dan Balita. Jakarta : Wahyu Media.

Ubaya, R.L. 2010. “Analisis Pijat Bayi dengan Kwalitas Tidur Bayi Umur 6-

12 Bulan di Desa Kertosari Kecamatan Singosari Kabupaten Kendal

xiv
lxvi

Undergraduate Thesis”. Semanrang: Program Sarjana Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

Widiyanti, M. Dkk. (2008). “Hubungan Pijat Bayi Dengan Pola Tidur Bayi Usia 3

– 6 Bulan Di Bidan Praktek Swasta”. http://ojs.unud.ac.id/index.php.

Diakses 10/11/2021

xv
67

Lampiran 1
INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : .......................................................
Nama Bayi : .......................................................
Umur : .......................................................
Jenis Kelamin : .......................................................
Pekerjaan : .......................................................
Alamat : .......................................................
Menyatakan bahwa saya telah mendapatkan penjelasan secara rinci dan telah
mengerti mengenai kegiatan yang akan dilakukan oleh Zakiyatul Fikriyah Sari dengan
judul : “Hubungan Tidur Bayi Dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 6 – 11 Bulan Di
Hafimah SPA Sungonlegowo Kec. Bungah Kab. Gersik”. Saya memutuskan setuju
untuk ikut berpartisipasi pada kegiatan ini secara sukarela dan tidak ada paksaan. Bila
selama kegiatan ini saya menginginkan mengundurkan diri, maka saya dapat
mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Lamongan,

Responden

(..............)
68

Lampiran 2
SURAT PERMOHONAN CALON RESPONDEN

KepadanYth. Calon Responden

Di Tempat.

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi S1
Kebidanan Stikes Majapahit Mojokerto:
Nama : Zakiyatul Fikriyah Sari
Nim : 2025201005
Saat ini sedang mengadakan penelitian dengan Judul: “Hubungan Pijat Bayi
Dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 6-11 Bulan (Di Hafimah SPA Sungonlegowo
Kec. Bungah Kab. Gersik).”
Adapun dari tujuan ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pijat Bayi
Dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 6-11 Bulan.
Penelitian ini tidak berbahaya dan tidak merugikan bayi dan ibu bayi
sebagai reponden. Kerahasian semua informasi yang telah diberikan akan dijaga
dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Jika bayi dan ibu bayi
tidak bersedia menjadi responden, maka diperbolehkan untuk tidak ikut
berpartisipasi dalam penelitian ini dan apabila selama pengambilan data
terdapat hal-hal yang tidak diinginkan, maka bayi dan ibu bayi berhak
mengundurkan diri. Apabila ibu bayi menyetujuinya, maka kami mohon
kesediaanya untuk menandatangani lembar persetujuan untuk pelaksanaaan
penelitian ini. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terimakasih.

Hormat Kami,

(Zakiyatul Fikriyah Sari)


69

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN

Judul Penelitian : Hubungan Pijat Bayi Dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 6 -

11 Bulan Di Hafimah SPA Sungonlegowo Kec. Bungah Kab. Gersik

Peneliti : Zakiyatul Fikriyah Sari

Peneliti sudah menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang

sedang dilaksanakan oleh peneliti.

Saya mengerti, bahwa resiko yang terjadi kecil. Apabila ada proses

penelitian dapat menimbulkan respon emosional yang tidak nyaman, maka

peneliti akan menghentikan dan akan memberikan dukungan. Saya berhak

mengundurkan diri dari penelitian tanpa ada sanksi atau kehilangan hak.

Saya mengerti, bahwa catatan penelitian ini akan dirahasiakan dan

dijamin selegal mungkin. Semua berkas yang mencantumkan identitas dan

semua jawaban yang saya berikan hanya digunakan untuk keperluan

pengolahan data. Bila sudah tidak digunakan dan hanya peneliti yang

mengetahui kerahasiaan data.

Demikian secara sukarela dan tidak ada paksaan dari pihak

manapun, serta bersedia berperan dalam penelitian ini.

Responden

(.........................................)
75

Lampiran 4 Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian
NO Kegiatan
Oktober November Desember Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Konsultasi
Judul
2 Penyusunan
Proposal
3 Pendaftaran
Ujian
Proposal
4 Revisi
Proposal
5 Pelaksanaan
Penelitian
6 Konsultasi
Hasil
7 Pendaftaran
Ujian
Skripsi
8 Ujian
Skripsi
9 Revisi dan
Penjilidan
10 Penumpulan
Skripsi
76

Lampiran 5 Lembar Kuesioner

LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN PIJAT BAYI DENGAN KUALITAS TIDUR BAYI


USIA 6 - 11 BULAN DI HAFIMAH SPA DESA SUNGONLEGOWO
KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GERSIK

Nama :
Alamat :
Hari /Tanggal :
Nomor Responden :

Petunjuk Pengisian

1. Tanyakan pada petugas jika ada pertanyaan yang belum dimengerti.


2. Berikan jawaban dengan memberikan tanda centang ( √ ) pada jawaban
yang paling sesuai.
3. Nomor responden diisi oleh petugas
A. Data Umum
1. Responden

2. Usia Bayi

6-7 bulan

8-9 bulan

10-11 bulan

3. Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

4. Status Kesehatan

Sehat

Sakit

5. Apakah bayi sebelumnya sudah mendapatkan pijat bayi ?

Sudah

Belum

B. DATA KHUSUS
77

No Pernyataan YA TIDAK
1 Apakah bayi tidur malam ≥ 9 jam ?
2 Apakah bayi tidur malam terbangun ≤ 3 kali ?
3 Apakah bayi terbangun lamanya ≤ 1 jam pada
malam hari ?
4 Apakah setelah pijat bayi terlihat selalu rewel,
menangis dan
sulit tidur kembali ?
5 Apakah bayi ibu sudah melakukan 2x pijat?
6 Apakah setelah di pijat bayi rewel saat akan tidur?
7 Apakah setelah dipijat bayi terlihat bugar dan
ceria saat bangun pagi?
8 Apakah setelah dipijat bayi terlihat bugar dan
ceria saat bangun pagi?
75

Lampiran 6
CHECKLIST PIJAT BAYI
1. Tujuan
2) Untuk merilekskan bayi
3) Membantu menstimulasi bayi
2. Kontra Indikasi
1) Jangan melakukan pada bayi yang suhu tubuhnya tinggi
2) Jangan dilakukan pada bayi yang sedang sakit
3) Jangan dilakukan pada bayi yang baru selesai makan

N PELAKSANAAN KETERAMPILAN YA TIDA KET


O K
1. A.Sikap
c) Memberi salam dan perkenalan pada
ibu bayi
d) Menjelaskan tujuan dan prosedur pijat
bayi
e) Menyapa dan berkenalan dengan bayi
f) Meminta izin kepada bayi untuk
melakukan pijat bayi

2. Pijat Bayi
Persiapan

a) Cuci tangan.
b) Melepas semua pakaian bayi.
c) Menyelimuti dengan handuk dan
hanya membuka bagian tubuh yang
akan dipijat.
d) Menuangkan minyak pijat ke tangan.
e) Menghangatkan tangan (menggosok-
gosokan tangan) sambil memberi
stimulasi ditelinga kanan dan kiri
bayi.
f) Meminta izin kepada bayi (dilakukan
dengan mengajak bayi berkomunikasi
sambil membelai wajah dan kepala
bayi).
b. Kaki
a. Perahan india
1) Peganglah kaki bayi pada
pangkal paha, seperti
memgang pemukul soft ball
atau posisi tangan C – cups
(seperti saat memegang
gelas).
2) Pijat paha bayi hingga tumit
dan kaki dengan gerakan
panjang dan lembut.
3) Gerakkan tangan kebawah
secara bergantian, seperti
memeras susu. Mulai dari
76

paha sampai tumit


menggunakan kedua tangan.
Ulangi 2 – 3 kali.
b. Peras dan putar
a. Pegang kaki bayi pada
pangkal paha dengan kedua
tangan secara bersamaan.
b. Peras dan putar kaki bayi
dengan lembut dimulai dari
pangkal paha ke arah mata
kaki.
c. Telapak Kaki
Urutlah telapak kaki bayi
dengan kedua ibu jari secara
bergantian, dimulai dari tumit
kaki menuju jari – jari di seluruh
telapak kaki.
d. Tarikan lembut jari
Pijatlah jari – jari satu persatu
dengan gerakan memutar
menjauhi telapak kaki, diakhiri
dengan tarikan kasih sayang
lembut pada tiap ujung jari.
e. Gerakan peregangan
a. Dengan mempergunakan sisi
dari jari telunjuk, pijat
telapak kaki mulai dari batas
jari – jari ke arah tumit,
kemudian ulangi lagi dari
perbatasan jari ke arah tumit.
b. Jari tangan lain meregangkan
dengan lembut punggung
kaki pada daerah pangkal
kaki ke arah tumit.
a. Titik tekanan
Tekan tekanlah kedua ibu jari
secara bersamaan di seluruh
permukaan telapak kaki dari
arah tumit ke jari – jari.
b. Punggung kaki
Dengan mempergunakan kedua
ibu jari secara bergantian
pijatlah punggung kaki dari
pergelangan kaki ke arah jari –
jari secara bergantian.
c. Peras dan putar pergelangan
kaki
Buatlah gerakan seperti
memeras dengan
mempergunakan ibu jari dan jari
– jari lainnya di pergelangan
kaki bayi.
d. Perahan secara swedia
77

1) Arah pijatan cara Swedia


adalah dari pergelangan
tangan ke arah badan. Pijatan
ini berguna untuk
mengalirkan darah ke jantung
dan paru – paru.

2) Peganglah pergelangan kaki


bayi

3) Gerakan tangan secara


bergantian dari pergelangan
kaki ke pangkal paha.
e. Gerakan menggulung
1) Pegang pangkal paha dengan
kedua tangan.
2) Buatlah gerakan menggulung
dari pangkal paha menju
pergelangan kaki.
f. Gerakan akhir
1) Setelah gerakan 1 sampai 11
dilakukan pada kaki kanan
dan kiri, rapatkan kedua kaki
bayi.
2) Letakkan kedua tangan anda
secara bersamaan pada pantat
dan pangkal paha.
3) Usap kedua kaki bayi dengan
tekanan lembut dari paha ke
arah pergelangan kaki. Ini
merupakan gerakan akhir
bagian kaki.
2. Pemijatan daerah perut
Catatan: Hindari pemijatan pada
tulang rusuk atau ujung tulang
rusuk.

a. Mengayuh sepedah
Lakukan gerakan memijat pada
perut bayi seperti mengayuh
pedal sepedah, dari atas
kebawah perut, bergantian
dengan tangan kanan dan kiri.
b. Mengayuh sepedah dengan kaki
diangkat
1) Angkat kedua kaki bayi
dengan salah satu tangan.
2) Tangan yang lainnya
memijat perut bayi dari perut
bagian atas sampai ke jari –
jari kaki.
c. Ibu jari kesamping
1) Letakkan kedua ibu jari dari
78

samping kanan dan kiri pusar


bayi.
2) Gerakkan kedua ibu jari ke
arah tepi perut kanan dan
kiri.
d. Bulan dan matahari
a. Buat lingkaran searah jarum
jam dengan jari tangan kiri
mulai dari perut sebelah
kanan bawah (daerah usus
buntu) ke atas, kemudian
kembali ke daerah kanan
bawah (seolah membentuk
gambar matahari).
b. Gunakan tangan kanan untuk
membuat gerakan setengah
lingkaran mulai dari bagian
kanan bawah perut bayi
sampai bagian kiri perut bayi
(seolah membentuk gambar
bulan).
c. Lakukan kedua gerakan ini
bersama – sama. Tangan kiri
selalu membuat bulatan
penuh (matahari), sedangkan
tangan kanan membuat
gerakan setengah lingkaran
(bulan).
e. Gerakan I Love You
1) “I” pijatlah perut bayi mulai
dari bagian kiri atas ke
bawah dengan menggunakan
jari – jari tangan kanan
membentuk huruh “I”.
2) “LOVE” pijatlah perut bayi
membentuk huruf “L”
terbalik, mulai dari kanan
atas ke kiri atas, kemudian
dari kiri atas ke kiri bawah.
3) “YOU” pijatlah perut bayi
membentuk huruf “U”
terbalik, mulai dari kanan
bawah (daerah usus buntu) ke
atas, kemudian ke kiri, ke
bawah, dan berakhir di perut
bawah.
f. Gelembung atau jari – jari
berjalan
1) Letakkan ujung jari – jari
satu tangan pada perut bayi
bagian kanan.
2) Gerakkan jari – jari pada
perut bayi dari bagian kanan
79

ke bagian kiri guna


mengeluarkan gelembung –
gelembung udara.
3. Pemijatan Daerah Dada
a. Jantung besar
a. Buatlah gerakan yang
menggambar jantung dengan
meletakkan ujung – ujung
jari kedua telapak tangan di
tengah dada bayi/ulu hati.
b. Buat gerakan ke atas sampai
di bawah leher, kemudian ke
samping di atas tulang
selangkang, lalu ke bawah
membentuk jantung dan
kembali ke ulu hati.
b. Kupu – kupu
1) Buatlah gerakan diagonal
seperti gambaran kupu –
kupu, dimulai dengan tangan
kanan membuat gerakan
memijat menyilang dari
tengah dada/ulu hati ke arah
bahu kanan dan kembali ke
ulu hati.
2) Gerakan tangan kiri ke bahu
kiri dan kembali ke ulu hati.
4. Pemijatan Daerah Tangan
a. Memijat ketiak
Buatlah gerakan memijat pada
daerah ketiak dari atas ke
bawah. Perlu diingat, kalau
terdapat pembengkakan kelenjar
di daerah ketiak, sebaiknya
gerakan ini tidak dilakukan.
b. Perahan cara india
a. Peganglah lengan bayi
bagian pundak dengan tangan
kanan seperti memegang
pemukul soft ball, tangan kiri
memegang pergelangan
tangan bayi.
b. Gerakan tangan kanan mulai
dari bagian pundak ke arah
pergelangan tangan,
kemudian gerakkan tangan
kiri dari pundak ke arah
pergelangan tangan.
c. Demikian seterusnya,
gerakan tangan kanan dan
kiri ke bawah secara
bergantian dan berulang –
ulang seolah memerah susu
80

sapi.
3. Peras adan putar

a. Cara lain adalah dengan


menggunakan kedua tangan
secara bersamaan.

b. Peras dan putar lengan bayi


dengan lembut mulai dari
pundak ke pergelangan
tangan.
4. Membuka tangan
Pijat telapak tangan dengan
kedua ibu jari, dari pergelangan
tangan ke arah jari – jari.
5. Putar jari – jari
a. Pijat lembut jari bayi satu per
satu menuju ke arah ujung
jari dengan gerakan memutar.
b. Akhirilah gerakan ini dengan
tarikan lembut pada tiap
ujung jari.
6. Punggung tangan
a. Letakkan tangan bayi
diantara kedua tangan anda
b. Usap punggung tangannya
dari pergelangan tangan ke
arah jari – jari dengan
lembut.
7. Peras dan putar pergelangan
tangan
Peraslah sekeliling pergelangan
tangan dengan ibu jari dan jari
telunjuk.
8. Perahan cara swedia
a. Gerakan tangan kanan dan
kiri anda secara bergantian
mulai dari pergelangan
tangan kanan bayi ke arah
pundak.
b. Lanjutkan dengan pijatan
dari pergelangan kiri bayi ke
arah pundak.
9. Gerakan menggulang
a. Peganglah lengan bayi
bagian atas/bawah dengan
kedua telapak tangan.
b. Bentuklah gerakan
menggulung dari pangkal
lengan menuju ke arah
pergelangan tangan/jari –
jari.
5. Muka
81

a. Dahi : Menyetrika dahi


1) Letakkan jari – jari kedua
tangan pada pertengahan dahi
2) Tekankan jari – jari dengan
lembut mulai dari tengah dari
keluar ke samping kanan dan
kiri seolah menyetrika dahi
atau membuka lembaran
buku.
3) Gerakkan ke bawah ke
daerah pelipis, buatlah
lingkaran – lingkaran kecil di
daerah pelipis, kemudian
gerakkan ke dalam melalui
daerah pipi di bawah mata.
b. Alis : Menyetrika alis
1) Letakkan kedua ibu jari
anada di anatar kedua alis
mata.
2) Gunakan kedua ibu jari untuk
memijat secara lembut pada
alis mata dan di atas kelopak
mata, mulai dari tengah ke
samping seolah menyetrika
alis.
c. Hidung : senyum I
1) Letakkan kedua ibu jari di
pertengahan alis.
2) Tekankan ibu jari dari
pertengahan kedua alis turun
melalui tepi hidung ke arah
pipi dengan membuat
gerakan ke samping dan ke
atas seolah membuat bayi
tersenyum.
d. Mulut bagian atas : senyum II
1) Letakkan kedua ibu jari
diatas mulut dibawah sekat
hidung
2) Gerakkan kedua ibu jari dari
tengah ke samping dan ke
atas ke daerah pipi seolah
membuat bayi tersenyum.
e. Mulut bagian bawah : Senyum
III
1) Letakkan kedua ibu jari
ditengah dagu
2) Tekankan dua ibu jari pada
dagu dengan gerakan dari
tengah ke samping, kemudian
ke atas ke arah pipi seolah
membuat bayi tersenyum.
f. Lingkaran kecil dirahang
82

Dengan jari kedua tangan,


buatlah lingkaran – lingkaran
kecil di daerah rahang bayi.
g. Belakang telinga
1) Gunakan ujung – ujung jari,
berikan tekanan lembut pada
daerah belakang telinga kiri
dan kanan
2) Gerakkan ke arah
pertengahan dagu dibawah
dagu.
6. Pemijatan daerah punggung
a. Gerakan maju mundur
1) Tengkurapkan bayi
melindang didepan dengan
kepala di sebelah kiri dan
kaki disebelah kanan.
2) Pijatlah sepanjang punggung
bayi dengan gerakan maju
mundur menggunakan
telapak tangan, dari bawah
leher sampai ke pantat bayi,
lalu kembali lagi ke leher.
b. Gerakan menyetrika
1) Pegang pantat bayi dengan
tangan kanan.
2) Tangan kiri memijat mulai
dari leher ke bawah sampai
bertemu dengan tangan
kanan yang menahan pantat
bayi seolah menyetrika
punggung.
c. Gerakan menyetrika dan
mengangkat
Ulangi gerakan menyetrika
punggung, hanya kali ini tangan
kanan memegang kaki bayi dan
gerakan dilanjutkan sampai ke
tumit kaki bayi.
d. Gerakan melingkar
1) Kedua jari – jari tangan
buatlah bergerak – gerak
melingkar kecil – kecil mulai
dari batas tengkuk turun ke
bawah di sebelah kanan dan
kiri tulang punggung sampai
ke pantat.
2) Mulai dengan lingkaran –
lingkaran kecil di daerah
leher, kemudian lingkaran
yang lebih besar di daerah
pantat.
83

e. Gerakan menggaruk
1) Tekankan dengan lembut
kelima jari – jari tangan
kanan pada punggung bayi.
2) Buat gerakan menggaruk ke
bawah memanjang sampai ke
pantat bayi.
7. Sentuhan relaksasi
a. Relaksasi
Membuat goyangan – goyangan
ringan, tepukan – tepukan halus
dan melambung – lambungkan
secara lembut. Sentuhan
relaksasi dapat dikerjakan di
setiap bagian badan bayi seperti
di daerah tangan, pundak, dan
perut, sentuhan relaksasi dipakai
untuk memulai gerakan pada
setiap bagian badan bayi.
b. Peregangan lembut
1) Pertemukan ujung kaki kanan
dan ujung tangan kiri bayi di
atas tubuh bayi sehingga
membentuk garis diagonal.
Selanjutnya tarik kembali
kaki kanan dan tangan kiri
bayi ke posisi semula.
2) Pertemukan ujung kaki kiri
dengan ujung tangan kanan
di atas tubuh bayi. Setelah itu
tarik kembali tangan dan kaki
bayi ke posisi semula.
Gerakan membentuk
diagonal ini dapat diulang
sebanyak 4 – 5 kali.
c. Menyilangkan Kaki
1) Pegang pergelangan kaki
kanan dan kiri bayi lalu
silangkan ke atas. Buatlah
silangan sehingga mata kaki
kanan luar bertemu mata kaki
kiri dalam. Setelah itu,
kembalikan posisi kaki pada
posisi semula.
2) Pegang kedua pergelangan
kaki bayi dan silangkan
kedua kakinya ke atas
sehingga mata kaki kanan
dalam bertemu dengan mata
kaki kiri luar. Setelah itu,
kembalikan posisi semula.
Gerakan ini dapat diulang
84

sebanyak 4 – 5 kali.
d. Menekuk kaki
Pegang pergelangan kaki kanan
dan kiri bayi dalam posisi kaki
lurus, lalu tekuk lutut kaki
perlahan menuju ke arah perut.
Gerakan menekuk lutut ini dapat
diulang sebanyak 4 – 5 kali.
f. Menekuk kaki bergantian
Gerakannya sama seperti
menekuk kaki, tetapi dengan
mempergunakan kaki secara
bergantian.

TOTAL NILAI

Anda mungkin juga menyukai