Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI S USIA 6 JAM

TAHUN 2024 DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN SUSILOWATI


KABUPATEN SUKABUMI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase


Praktik Asuhan Kebidanan Pada Bayi

Oleh:
NAMA : Susilowati
NPM : E1AC23053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2024
LEMBAR PERSETUJUAN

Presentasi Jurnal dengan judul:

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI S USIA 6 JAM


TAHUN 2024 DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN SUSILOWATI
KABUPATEN SUKABUMI

Oleh:

NAMA : Susilowati
NPM : E1AC23053

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk


dipresentasikan dihadapan tim penguji.

Tanggal, 14 Maret 2024


Mengetahui,
Preseptor Akademik

Shinta Utami, S.ST., M.Keb


NIDN : 0407098704
LEMBAR PENGESAHAN

Presentasi Jurnal dengan judul:

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI S USIA 6 JAM


TAHUN 2024 DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN
KABUPATEN SUKABUMI

Oleh:

NAMA : Susilowati
NPM : E1AC23053

Telah dipresentasikan pada tanggal 14 Maret 2024 di hadapan tim penguji Program
Studi Pendidikan Profesi Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi

Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Stase

Shinta Utami, S.ST., M.Keb


NIDN : 0407098704

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, karena atas kasih sayang dan kuasa-Nya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Persentasi Jurnal yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada Bayi S Usia 6 Jam Tahun 2024 Di Praktik Mandiri Bidan
Susilowati Kabupaten Sukabumi”. Dalam penyusunan laporan ini penulis
banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :
1. H. Iwan Permana, SKM., S.Kep., M.Kep., Ph.D Selaku Ketua Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi.
2. Shinta Utami, S.ST., M.Keb Selaku Kepala Prodi Sarjana Kebidanan dan
Pendidikan Profesi Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi.
3. Shinta Utami, S.ST., M.Keb, Selaku Dosen Penanggung Jawab Stase dan
Preceptor Akademik Asuhan Pada Bayi Baru Lahir.
4. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
yang telah memberikan ilmu pengetahuan, arahan dan bimbingan pada
penulis selama mengikuti proses pendidikan.
5. Seluruh teman-teman dalam kelompok Praktek Kebidanan Profesi pada
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Sukabumi yang senantiasa memberi motivasi dan semangat sehingga
presentasi jurnal kasus ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Persentasi Jurnal ini jauh
dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran untuk
perbaikan kedepannya.
Sukabumi, 14 Maret 2024

Penulis

iv
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................. v
BAB 1: JURNAL
A. Jurnal 1.......................................................................................... 1
B. Jurnal 2 ......................................................................................... 2
C. Jurnal 3 ......................................................................................... 3
BAB II: TINJAUAN KASUS
Tinjauan Kasus ......................................................................................... 4
BAB III: PEMBAHASAN
Pembahasan .............................................................................................. 21
BAB IV: PENUTUP
A. Simpulan ....................................................................................... 23
B. Saran ............................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
BAB I
JURNAL

A. JURNAL 1
Judul Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal di PMB Hasna
Dewi Pekanbaru Tahun 2021
Penul RezaOctaviani
is Chairunnisaps://jom.htp.ac.id/index.php/jkt/article/view/559
Tahu 2021
n
Link Chairunnisaps://jom.htp.ac.id/index.php/jkt/
Jurnal article/view/559
ABSTRAK
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentase
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan
37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000
gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan. Neonatus adalah bayi yang
baru lahir sampai usia 4 minggu (0-28) yang mengalami proses kelahiran
dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan
ekstra uterin. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses
vital neonatus yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Tujuan asuhan ini
adalah mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Normal di PMB Hasna Dewi secara menyeluruh dan berkesinambungan.
Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan latar belakang Asuhan
Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal. Pada studi kasus dilakukan
wawancara dari anamnesis dan berlanjut dengan memberikan Asuhan
sampai Evaluasi dan dokumentasi. Studi kasus ini yaitu Asuhan kebidanan
pada Bayi Baru Lahir Normal. Hasil asuhan yang diperoleh dari
pengumpulan kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara
praktik lapangan dengan teori yang ada. Setelah penulis mengumpulkan
data secara keseluruhan maka dapat dibuat kesimpulan yaitu, dari asuhan

1
yang dilakukan diperoleh tidak ada kesenjangan antara teori dan praktk
lapangan atau asuhan. Dari hasil analisis data didapatkan yaitu neonatus
normal dengan IMD berhasil. Dan dapat disimpulkan neonatus normal
keadaan umum baik. Diharapkan penyedia layanan asuhan kebidanan yang
sedang menjalani praktik untuk selalu mempertahankan dan meningkatkan
pelayanan kebidanan yang sudah ada, khususnya asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir normal, agar tidak terjadi komplikasi akibat dari
penanganan bayi baru lahir yang tidak tepat.

B. JURNAL 2
C. J PEMBERIAN INISIASI MENYUSU DINI PADA BAYI
u BARU LAHIR
d
ul

Penulis Arlin Adam, Andi Alim, Novi Purnama Sari


Tahun 2016
Link http://www.jurnal.poltekkesmamuju.ac.id/index.php/m/
Jurnal article/view/19

ABSTRAK
Pemberian Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada bayi baru lahir di
Indonesia masih tergolong rendah. Inisiasi Menyusui Dini dapat
meningkatkan potensi keberhasilan pemberian ASI eksklusif selama 6
bulan. Ditemukan 40% kematian bayi terjadi pada bulan pertama
kehidupannya. Angka kematian bayi dapat diturunkan hingga 22% dengan
tindakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh pengetahuan, dukungan kesehatan, dan sosial
budaya terhadap pemberian Inisiasi Menyusui Dini Bayi Baru Lahir.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Makassar terhadap
seluruh populasi yang pernah melakukan persalinan, dengan jumlah

2
sampel sebanyak 100 responden. Penelitian menunjukkan ada hubungan
antara pengetahuan ibu dengan pemberian Inisiasi Menyusu Dini
(p=0,000). Terdapat hubungan antara pelayanan penunjang dengan
pemberian Inisiasi Menyusui Dini (p=0,000). Tidak ada hubungan antara
pandangan sosial dan budaya dalam memberikan Inisiasi Menyusui Dini
(p=1,000). Pengetahuan yang cukup tentang pemberian Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) merupakan suatu kebutuhan untuk mampu menurunkan angka
kematian bayi. Dukungan petugas kesehatan terhadap Inisiasi Menyusui
Dini merupakan langkah yang tepat untuk mendorong ibu memberikan
Inisiasi Menyusui Dini. Dampak sosial budaya terhadap inisiasi menyusui
dini terkadang menjadi kendala dalam pemberian Inisiasi Menyusui Dini

D. JURNAL 3
Judul : Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Dengan
Kunjungan Neonatus – III Di Klinik Pratama Arrabih Kota
Pekanbaru 2022
Penulis : Rahma Yulia Raskita
Tahun : 2022
Link : http://journal.universitaspahlawan.ac.id/
Jurnal index.php/evidence/article/view/8094

ABSTRAK
Kunjungan Neonatus (KN) adalah pelayanan kesehatan pada
neonatus 3 kali yaitu kunjungan neonatus I (KN I) pada 6 jam sampai
dengan 48 jam setelah lahir, Kunjungan Neonatus II (KN II) pada hari ke 3
sampai hari ke 7 setelah kelahiran, dan kunjungan neonatus III (KN III)
pada hari ke 8 sampai hari ke 28 setelah kelahiran. Pelayanan kesehatan
diberikan oleh tenaga kesehatan, yang dilaksanakan di fasilitas kesehatan
atau dilakukan melalui kunjungan rumah. Metode kasus laporan tugas
akhir ini adalah studi kasus Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
dengan kunjungan neonatus 3. Tujuan asuhan yaitu memberikan informasi

3
tentang pentingnya dilakukan kunjungan Neonatus minimal 3 kali untuk
mengindentifikasi sedini mungkin perkembangan kesehatan neonatus.
Metode yang digunakan untuk Kunjungan neonatus – III yaitu dilakukan
pemeriksaan Kunjungan neonatus ke - III pada usia 24 hari, dan diberikan
konseling kepada orang tua tentang berbagai informasi kunjungan dan
tanda bahaya bayi baru lahir. Maka didapatkan hasil neonatus normal dan
tidak ada kelainan pada hari kunjungan dilakukan, kondisi bayi dalam
keadaan baik. Kesimpulan asuhan tentang kunjungan neonatus- III dapat
meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya dilakukan KN.
Disarankan pada penyedia layanan asuhan kebidanan dapat meningkatkan
pelaksanaan dan informasi kepada pasien tentang perlunya dilakukan
kunjungan neonatus minimal 3 kali.

4
BAB II
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI S USIA 6 JAM


TAHUN 2024 DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN
KABUPATEN SUKABUMI

No. Medrek : 8/3/2024


Tanggal masuk : 14 Maret 2024
Tanggal/jam pengkajian : 14 Februari 2024/ 01:00 WIB
Tempat pengkajian : Praktik Mandiri Bidan
Nama Pengkaji : Susilowati
A. DATA SUBJEKTIF
IDENTITAS
1. Anak
Nama : Bayi S
Umur : 6 Jam
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Suku : Sunda
Agama : Islam
Anak Ke :1

2. Orang tua
IBU AYAH

Nama : Ny.S Tn.H


Umur : 20 Tahun 22
Suku : Sunda Sunda

5
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Supir
Alamat:
No.Telepon : 0812_

3. Alasan datang
Bayi lahir di PMB
4. Keluhan Utama
Tidak ada
5. Status Kesehatan
a. Riwayat sebelum lahir
Keadaan ibu saat hamil : baik
Komplikasi hamil : tidak ada
b. Riwayat saat lahir
Keadaan saat lahir : Cukup bulan
Berat lahir : 3500 gram
Proses persalinan : normal
Letak janin saat lahir : Presentasi kepala
Cara persainan : Spontan
Penolong persalinan : Bidan
Tempat persalinan : PMB
Perawatan tali pusat : Baik
Komplikasi saat lahir : Tidak ada
c. Riwayat yang berhubungan
Cacat bawaan/penyakit : Tidak ada
Pernah di rawat di RS : Tidak pernah
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga : Tidak ada
Penyakit menular dalam keluarga : Tidak ada
Penyakit yang diderita saat ini : Tidak ada
Penyakit berat yang pernah dialami : Tidak ada
e. Riwayat Kesehatan Sekarang
Penyakit yang pernah dialami: Tidak ada
Mulai serangan : Tidak ada
Faktor pencetus : Tidak ada
Upaya untuk mengurangi : Tidak ada
Panas : Tidak ada
ISPA : Tidak ada
Diare : Tidak ada
Kejang : Tidak ada
Deteksi perkembangan : Tidak ada
f. Riwayat Psikososial
Status Psikologis
Perasaan klien : Baik
Pengaruh klien : Tidak ada

6
Beban keluarga : Tidak ada
Status Sosial
Hubungan/interaksi dengan ibu : baik
Hubungan/interaksi dengan keluarga : baik
Pola aktifitas sehari-hari
Nutrisi
ASI : Ya
Makanan Lumat : Ya
Makanan lembek : Tidak
PASI : Tidak
Makanan dewasa : Tidak
g. Eliminasi
BAK : Frekuensi : 7-9 x/perhari
Warna : Normal
Volume : normal
BAB : Frekuensi : 1x /hari
Warna :normal
Konsistensi : cair
h. Istirahat dan Tidur
Siang : 2 jam
Malam : 10 jam
Keluhan : Tidak ada
i. Peronal Hygiene
Mandi : 1x/hari
Gosok gigi : 1x/hari
Cuci rambut : 1x/hari
Ganti Pakaian: 3x/hari
j. Imunisasi
BCG : Belum
DPT Pentabio I : Belum
DPT Pentabio II : Belum
DPT Pentabio III: Belum
Polio I : Belum
Polio II : Belum
Polio III : Belum
Polio IV : Belum
IPV inject : Belum
Campak : Belum
Lain-lain : Belum

B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Nadi : 130 x/mnt
Suhu : 36,9 0C

7
Respirasi : 41 x/mnt
Berat badan : 3.500 gr
Tinggi badan : 48 cm

2. Status gizi
a. BB/U : [ ] Gizi buruk; [ ] Gizi kurang; [ √ ] Gizi baik; [
] Gizi lebih
b. PB atau TB/U : [ ] Sangat pendek; [ ] Pendek; [√ ] Normal; [ ]
Tinggi
c. BB/PB atau TB: [ ] Sangat kurus; [ ] Kurus; [√ ] Normal; [ ]
Gemuk
d. IMT/U : [ ] Sangat kurus; [ ] Kurus; [√ ] Normal; [ ]
Gemuk; [ ] Obesitas
e. Lingkar kepala: cm; [√ ] Normal; [ ] Mikrosefali; [ ]
Makrosefali

3. Kepala
Bentuk : normal
Ubun-ubun besar: normal
Ubun-ubun kecil: normal
Lingkar kepala : 33 cm
Kelainan : Tidak ada

4. Mata
Posisi : normal
Konjungtiva : merah muda
Sklera : putih
Refleks Pupil : normal
Pengeluaran : tidak ada

5. Telinga
Bentuk : normal
Pendengaran : normal
Pengeluaran : normal

6. Hidung
Bentuk : normal
Penciuman: normal
Pengeluaran : normal

7. Mulut dan faring


Bentuk : normal
Palatum : normal
Faring : normal

8
Gigi : belum ada
Gusi : normal

8. Leher
Pembengkakan : Tidak ada
Kelenjar tiroid : Tidak ada
Vena jugularis : Tidak ada
Kelenjar limfe : Tidak ada

9. Dada
Bentuk : Normal
Bunyi nafas : Normal
Retraksi : Tidak ada
Bunyi jantung : Normal
Nyeri tekan : Tidak ada
Massa : Tidak ada
Lingkar dada : 33 cm

10. Abdomen
Bentuk : normal
Penonjolan : tidak ada
Pembengkakan : tidak ada
Massa : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Peristaltik usus : normal
Turgor : normal
Lingkar perut : 31,5 cm

11. Punggung
Pembengkakan : tidak ada
Cekungan : tidak ada
Kelainan : tidak ada

12. Ekstremitas
Atas : Gerakan : aktif
Jumlah jari : 10
Kelainan : tidak ada
Lingkar lengan : 11 cm
Bawah : Gerakan : aktif
Jumlah jari : 10
Kelainan : tidak ada

13. Genitalia
Laki-laki
Testis dan Skrotum : normal

9
Penis : normal
Pengeluaran : urin
Kelainan : tidak ada

14. Kulit
Warna : normal
Eritema : tidak ada
Kelainan : tidak ada

15. Pemeriksaan Penunjang


Tidak ada

C. ANALISA
Neonatus cukup bulan sesuai usia kehamilan usia 6 jam

D. PENATALAKSANAAN:
1. Memberitahu keluarga hasil pemeriksaan.
Evaluasi bayi dalam keadaan sehat
2. Memberikan imunisasi HB 0 pada bayi.
Evaluasi sudah dilakukan
3. Memberikan konseling dan edukasi perawatan bayi dirumah
Evaluasi sudah dilakukan
4. Memandikkan bayi
Evaluasi sudah dilakukan
5. Membari tahu tanda bahaya pada bayi baru lahir Pusar kemerahan
sampai dinding perut. Demam (suhu tubuh bayi lebih dari 36,5°c atau
teraba dingin(suhu tubuh kurang dari 36,5°c) Mata bayi bernanah
banyak dan dapat menyebabkan bayi buta. Bayi diare, mata cekung,
tidak sadar, jika kulit perut dicubit akan kembali lambat.
Evaluasi : Ibu mengerti penjelasan bidan
6. Memberitahu ibu untuk melakukan pemberian asi eksklusif pada bayi
selama minimal 6 bulan.
Evaluasi : Ibu mengerti

10
7. Memberitahu ibu cara perawatan tali pusat bayi dengan prinsip bersih
dan kering.
Evaluasi : Ibu mengerti
8. Memberitahu ibu untuk melakukan control nifas dan bayi.
Evaluasi : ibu mengerti dan akan melakukannya.

Sukabumi, 14 Maret 2024


Pengkaji,

(Susilowati)

Mengetahui

Preseptor Akademik, Preseptor Lahan,

(Shinta Utami, S.ST., M.Keb) (Nuryani)

11
BAB III
PEMBAHASAN

Dalam BAB ini penulis akan membahas kesesuaian dan kesenjangan yang
ditemukan antara teori dan praktek dilapangan, serta kendala-kendala yang
terjadi dilapangan selama melakukan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
pada Bayi Ny. S Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan di
puskesmas sukalarang kabupaten sukabumi.
A. Data Subjektif
Dari hasil data subjektif Ny. S usia 20 tahun G1P0A0 Usia Kehamilan
38 minggu, ini merupakan anak pertama, belum pernah keguguran.
Ibu melahirkan normal pada hari rabu, 14 maret 2024 pukul 01.00
WIB. Ibu dan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menurun,
menahun maupun menular seperti jantung, hipertensi, asma, malaria,
DM, ginjal hepatitis. Ibu tinggal di perkampungan yang bersih dan
nyaman. Sumber air yang digunakan sehari-hari dari sumur. Ibu
mempunyai fasilitas pembuangan sampah. Ibu tidak memiliki hewan
peliharaan. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari
kehamilan 37 sampai 42 Minggu dan berat badan lahir 2500 - 4000
gram. Pengertian dari Aterm adalah umur kehamilan 37- 42 minggu.
(28) Berdasarkan usia kehamilan Ny.S saat persalinan yaitu 38
minggu dengan. Maka sesuai dengan teori dimana usia kehamilan 37-
42 minggu termasuk aterm atau cukup bulan. Dapat di simpulkan bayi
Ny.S bayi cukup bulan. Berdasarkan riwayat persalinan ibu,
ditemukan air ketuban pada Ny.S diketahui berwarna hijau encer dan
tidak berbau (meconium). Jumlah cairan air ketuban diperkirakan
sekitar setengah daya tapung dari underpadd. Mekonium dalam cairan
ketuban tidak selalu menunjukkan adanya gawat janin. Jika terdapat

12
mekonium, pantau DJJ dengan seksama untuk mengenali tanda-tanda
gawat janin selama proses persalinan. Jika ada tanda-tanda gawat
janin (denyut jantung janin <100 atau >180 kali permenit) maka ibu
harus segera dirujuk tetapi jika terdapat mekonium kental, segera
rujuk ibu tempat yang memiliki kemampuan penatalaksanaan gawat
daruratan obstetri dan bayi baru lahir. Telah diajukan tiga teori untuk
menjelaskan keluarnya mekonium dan mungkin sebagian,
menjelaskan hubungan yang lemah antara deteksi meconium dan
mortalitas janin. Pada teori pertama pemeriksaan patologis
mengisyaratkan bahwa janin mengeluarkan mekonium sebagai
respons terhadap hipoksia, dan bahwa mekonium merupakan tanda
gangguan janin. Sebaliknya teori kedua, keluarnya mekonium in utero
mungkin mencerminkan pematangan normal saluran cerna dibawah
kendali saraf. Teori ketiga,keluarnya mekonium juga dapat terjadi
setelah stimulasi vagus akibat terjepitnya tali pusat yang sering terjadi
namun sementara sehingga menyebabkan peningkatan peristalsis
karena itu pengeluaran mekonium oleh janin juga dapat
mencerminkan proses fisiologis. Dari penjelasan tersebut, air ketuban
bercampur meconium pada ibu tidak selalu menunjukkan adanya
gawat janin, karena DJJ yang terpantau tidak menunjukan adanya
gawat janin pada bayi Ny.S DJJ yang terpantau dalam keadaan baik.
Pada pukul 02.00 WIB dilakukan pengkajian pada bayi Ny.S usia 1
jam. Dilakukan inisiasi menyusu dini (IMD) pada bayi selama 60
menit, bayi telah berhasil menyusu pada menit ke 7 dan bayi sudah
dapat menyusu dengan baik. Memulai menyusu dini akan mengurangi
22% kematian bayi berusia 28 hari ke bawah, meningkatkan
keberhasilan menyusui secara eksklusif dan lamanya bayi disusui,
merangsang produksi ASI, memperkuat refleks menghisap bayi
refleks menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam
pertama setelah lahir. Berdasarkan uraian teori melakukan inisiasi
menyusu bayi pada 1 jam pertama dan berhasil pada menit ke 7 dan

13
bayi sudah dapat menyusu, hal ini sesuai dengan teori refleks
menghisap bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir.
Bayi Ny.S usia 3 jam sudah menyusu kuat sebanyak 2x lamanya 10-
15 menit. Sudah BAK sebanyak 1x pada 3 jam pertama. Sudah tidur
selama kurang lebih 1 jam dan sudah diberikan salf mata dan vitamin
K. Rangsangan isapan bayi pada puting susu ibu akan diteruskan oleh
serabut saraf ke hipofisis anterior untuk mengeluarkan hormon
prolaktin. Hormon ini yang memacu payudara untuk menghasilkan
ASI. Semakin sering bayi menghisap puting susu akan semakin
banyak prolaktin dan ASI dikeluarkan. Pada hari-hari pertama
kelahiran bayi, apabila penghisapan puting susu cukup adekuat maka
akan dihasilkan secara bertahap 10-100ml ASI. Bayi Ny.S dapat
menyusu kuat sebanyak 2x lamanya 10-15 menit, berdasarkan uraian
teori hal ini sejalan, dimana pada hari-hari pertama kelahiran bayi
telah berhasil menghisap putting susu ibu dengan adekuat maka akan
dihasilkan 10-100ml ASI secara bertahap.
B. Data Objektif
Pada tanggal 14 Maret 2024 berdasarkan penilaian pada awal bayi
baru lahir didapatkan bayi Ny.S lahir spontan pukul 10.20 WIB
dengan keadaan umum baik, bayi menangis kuat, tonus otot aktif,
kulit kemerahan. Penilaian segera setelah proses persalinan, lakukan
penilaian awal pada bayi baru lahir yang berupa kondisi pernafasan
bayi, gerakan aktif bayi, dan warna kulit bayi. Pada saat lahir, kulit
bayi yang baru lahir dapat menunjukkan berbagai warna, tekstur dan
tanda, yang banyak diantaranya akan hilang dengan sendirinya. Kulit
bayi yang sangat halus terlihat merah kehitaman karena tipis, dan
lapisa lemak subkutan belum melapisi kapiler. Kemerahan ini tetap
terlihat pada kulit sekalipun ketika bayi menangis, kulit akan terlihat
lebih kemerahan. Perhatikan warna kulit saat bayi lahir, kulit bayi
mungkin tampak berwarna kemerahan. Namun tangan dan kaki bayi
mungkin kebiruan (acrosianosis) karena aliran darah dan oksigen

14
belum sempurna. Ketika sistem sirkulasi bayi terbuka, warna kebiruan
ini akan hilang. Hal ini sesuai dengan uraian teori dimana pada saat
bayi baru lahir dilakukan penilaian awal yaitu dengan menilai tangisan
bayi, pernafasan, gerakan bayi dan warna kulit pada bayi, berdasarkan
hasil yang ditemukan bayi dalam keadaan baik yaitu keadaan umum
baik, bayi menangis kuat, tonus otot aktif, kulit kemerahan.
C. Analisa
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif dapat
ditegakkan analisa yaitu Bayi Ny. S Neonatus Cukup Bulan.
Kemudian berdasarkan data perkembangan didapatkan laju Jantung :
137x/m, laju nafas : 46x/m, s : 36,4˚C, berat badan 3500 gram,
panjang badan 48 cm, lingkar kepala : 33 cm, lingkar dada : 33 cm,
lingkar perut : 31 cm, maka Bayi Ny.S Neonatus Cukup Bulan Sesuai
Masa Kehamilan Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari
kehamilan 37 sampai 42
Minggu dan berat badan lahir 2500 - 4000 gram. Tanda-tanda bayi
baru lahir normal Lahir aterm antara 37- 42 minggu, Berat badan 2500
- 4000 gram, Panjang badan 48 - 52 cm, Lingkar dada 30 - 38 cm,
Lingkar kepala 33 - 35 cm, Frekuensi jantung 120-160×/menit,
Pernapasan ± 40 - 60×/menit, Kulit kemerahmerahan dan licin karena
jaringan subkutan cukup, Nilai APGAR > 7, Gerakan aktif, Bayi lahir
langsung menangis kuat. Analisa ditegakan berdasarkan data objektif
dan subjektif bahwa bayi neonatus cukup bulan sesuai masa
kehamilan yang di perkuat dengan usia kehamilan ibu saat persalinan
yaitu 38 minggu dan berat badan bayi saat lahir yaitu 2580 gram,
gerakan aktif, menangis kuat, warna kulit kemerahan.
D. Penatalaksanaan
Telah dilakukan upaya menjaga kehangatan pada bayi baru lahir
dengan mengeringkan tubuh bayi kecuali kedua telapak tangan.
Menggunakan kain bersih dan kering, serta memakaikan topi pada
kepala bayi. Dilakukan upaya dalam membebaskan jalan nafas dengan

15
usaha isap lendir menggunakan alat penghisap lendir yaitu suction
dilakukan pada mulut bayi. Mekanisme pengaturan temperature tubuh
pada bayi baru lahir belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika
tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh
maka BBL dapat mengalami hipotermia. Membebaskan Jalan Nafas
dengan cara sebagai berikut yaitu, penolong segera membersihkan
jalan nafas dengan cara sebagai Alat penghisap lendir mulut (De Lee)
atau alat penghisap lainnya yang steril. Bila cairan amnion yang
mengandung meconium terintalasi oleh bayi. Mekonium membantu
pertumbuhan pathogen yang mematikan dalam jalan respirasi, karena
meconium merupakan medium yang baik bagi pertumbuhan bakteri.
Bila segera tidak bersihkan / dihisap dengan baik, maka saat bayi aktif
bernafas setelah lahir, meconium akan tersedot masuk ke jaringan
paru, dan bayipun mengalami sesak nafas. Maka dapat di simpulkan
upaya dalam pencegahan kehilangan panas pada bayi baru lahir sudah
dilakukan sesuai dengan teori. Hal ini dilakukan untuk mencegah bayi
mengalami hipotermia dimana mekanisme pengaturan suhu tubuh
bayi belum berfungsi sempurna. Dilakukannya isap lendir pada bayi
hal ini pun sejalan dengan uraian teori untuk mencegah cairan ketuban
yang bercampur meconium masuk ke dalam paru dan mencegah bayi
mengalami sesak nafas. Pada pukul 04.38 WIB memotong tali pusat
dengan menggunakan klem tali pusat, menjepit tali pusat sekitar 1-2
cm dari umbilikas bayi. Dari sisi luar klem penjepit, mendorong isi
talipusat kearah ibu dan melakukan penjepitan kedua 2 cm dari klem
pertama, dan dilakukan pemotongan diantara kedua klem. Memotong
dan mengikat tali pusat klem dan potong tali pusat setelah 2 menit
setelah bayi lahir, tali pusat dijepit dengan klem dtt pada sekitar 3 cm
dari dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan,tekan tali
pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar
darah tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat).
Kemudian jepit (dengan klem kedua) tali pusat pada bagian yang

16
isinya sudah dikosongkan, berjarak 2 cm dari tempat jepitan pertama.
Pemotongan tali pusat pada bayi baru lahir sudah dilakukan sesuai
dengan teori. Dimana pemotongan tali pusat dilakukan 2 menit setelah
bayi lahir dengan menggunakan klem dan menjepit tali pusat dengan
klem sekitar 1-2 cm dari umbilikas bayi. Setelah melakukan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) dimana bayi diletakkan pada dada ibu kulit
bersentuhan dengan kulit dan inisiasi menyusu dini telah berhasil pada
menit ke 7. Dilakukan inisiai menyusi dini selama 60 menit. Prinsip
menyusu / pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin dan secara
ekslusif. Segera setelah bayi lahir dan tali pusat diikat letakkan bayi
tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung ke kulit
ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini berlangsung setidaknya 1 jam
atau lebih, bahkan sampai bayi dapat menyusu sendiri. Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) sudah dilakukan sesuai dengan uraian teori
dimana telah dilakukan segera setelah bayi lahir. Dilakukan selama 60
menit bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan
langsung ke kulit ibu dan bayi telah berhasil menyusu sendiri.

17
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Pada bab ini penyusun mengambil suatu kesimpulan dari laporan
kasus yang berjudul Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada Bayi
Ny.S Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan di PMB
Susilowati.
1. Data Subjektif pada Ny.S usia 20 tahun G1P0A0, Usia Kehamilan
38 minggu, ini merupakan anak pertama, belum pernah keguguran,
TFU 30 cm. Ibu melahirkan normal pada hari rabu, 14 Maret 2024
pukul 01.00 WIB. Ibu dan keluaga tidak memiliki riwayat penyakit
menurun, menahun maupun menular seperti jantung, hipertensi,
asma, malaria, DM, ginjal, hepatitis. Bayi diletakkan di dada ibu
untuk dilakukan IMD, pergerakan aktif. Ibu tinggal di
perkampungan yang bersih dan nyaman. Sumber air yang
digunakan sehari-hari dari sumur. Ibu mempunyai fasilitas
pembuangan sampah. Ibu tidak memiliki hewan peliharaan.
2. Data Objektif didapatkan Keadaan umum baik, bayi menangis
kuat, tonus otot aktif, kulit kemerahan.
3. Analisa yang dapat ditegakkan adalah Bayi Ny.S Neonatus Cukup
Bulan dengan keadaan baik.
4. Penatalaksaan yang diberikan yaitu dengan menjaga kehangatan
bayi, membersihkan jalan napas dengan menghisap lendir,
memotong tali pusat dengan menggunakan klem tali pusat,
melakukan Inisiasi Menyusu Dini, memberikan salf mata

18
oxytetracycline 1%, memberikan vit K 1mg, memberikan vaksin
HB0, memandikan bayi. Pada kunjungan 9 hari tali pusat sudah
puput, keadaan umum baik, tonus otot aktif, berat badan
3000gram, warna kulit kemerahan, menyusu 11-12x/hari.
Memberikan motivasi agar memberikan ASI secara Ekslusif, tetap
menjaga kehangatan bayi, mengingatkan kembali tanda bahaya
bayi baru lahir dan menjadwalkan kontrol ulang pada tanggal 1
Maret 2024 di puskesmas / bidan terdekat.
B. Saran
1. Bagi Pasien
Pasien tetap menjalin kerjasama dengan bidan selama fase
persalinan agar berjalan dengan lancar.
2. Bagi Profesi Bidan
Bidan tetap memberikan asuhan kebidanan persalinan sesuai
standar sehingga membuat ibu bersalin merasa nyaman. Bidan
memberikan support psikologis pada pasien.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Profil Kesehatan Ibu Dan Anak. 2020

2. Data Kota Sukabumi Jumlah Kelahiran dan Kematian Kota Sukabumi.


2019 Prawihardjo

3. Vivian Nanny Lia Dewi, S.ST. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Penerbit salemba medika. Jakarta. 2010.

4. Jamil, siti nurhasiyah, Sukma, Febi Hamidah. Buku Ajar Asuhan


Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. 2017

5. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR).

6. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta JNPK-KR, Maternal


&Neonatal Care, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2016.

7. Kementrian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 25 tahun 2014. Jakarta 2014.

8. Wahyuni ED. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia, 2018.

9. Badan pusat statistik. Jakarta

10. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan. 2015

20

Anda mungkin juga menyukai