Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK REMAJA

PADA Nn “N” DI RUANG POLI ANAK BLUD UPTD


PUSKESMAS KANDAI
KOTA KENDARI

OLEH :
Dwi Kiswanti
PFB23017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PELITA IBU KENDARI
2023
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : DWI KISWANTI

NIM : PFB23017

JUDUL : LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN REMAJA PADA Nn

“N” DI RUANG POLI ANAK BLUD UPTD PUSKESMAS KANDAI

KOTA KENDARI

MENGETAHUI,

PEMBIMBING INSTITUSI

Julian Jingsung,SST.,M.Kes

NIDK. 0907029003

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

rahmat hidayah dan izin-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan

Laporan Praktik Kebidanan Holistik tentang “Asuhan Kebidanan

Remaja Pada Nn “N” Di Ruang Poli Anak Puskesmas Kandai Kota

Kendari” tepat pada waktunya. Tugas studi kasus ini disusun dengan

maksud untuk memenuhi tugas kuliah sebagai salah satu tugas dari

program studi profesi

Penulis menyadari bahwa dalam praktik, pengkajian, konseling hingga

penyusunan laporan praktik ini Penulis mengalami beberapa kendala atau

hambatan namun berkat bantuan berbagai pihak maka penyusunan laporan praktik

kebidanan Holistik ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis dengan

tulus mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Hj.Rosmawati Ibrahim,SST.,MS.,M.Kes selaku Ketua Stikes Pelita Ibu

dan Penguji 1 praktik Kebidanan Fisiologis Holistik pada Remaja, yang telah

membantu memberi saran dan masukan untuk penyempurnaan penyususnan

laporan praktik kebidanan holistic ini

2. Sukmawati, S.ST., M.Keb selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan dan

Penguji II yang telah membantu memberi saran dan masukan untuk

penyempurnaan penyususnan laporan praktik kebidanan holistic ini

3. Julian Jingsung, M.Kes,Amd. Keb, S.ST selaku dosen pembimbing praktik

dan pembimbing institusi dalam Stase : Praktik Asuhan Kebidanan Fisiologis

Holistik Remaja dan Pranikah, Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat,

iii
Keluarga Berencana dan Kespro atas arahan, bimbingan dan dukungan yang

telah di berikan selama proses penyusunan laporan ini.

4. Kepala Puskesmas Kandai Kota Kendari yang telah bersedia memberikan

izin melakukan praktik kebidanan holistic di lingkup wilayah kerja hingga

selesai

5. Kepala ruangan Poli Anak dan seluruh staf dan bidan yang telah ikut

membantu dan mengarahkan dalam proses praktik kebidanan holistik ini

6. Kedua Orang tua atas curahan kasih sayang, kesabaran mendidik,dukungan

dan doanya kepada penulis

7. Responden yang telah bersedia meluangkan waktunya dan membantu dalam

proses praktik kebidanan holistik

8. Teman seperjuangan mahasiswi Pendidikan profesi bidan angkatan V

yang telah membantu dan memberikan support dalam proses praktik dan

penyusunan laporan kebidanan holistik ini

Laporan praktik kebidanan Kesehatan reproduksi yang disusun ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar laporan praktik kebidanan holistik ini dapat bermanfaat.

Kendari, November

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL……………………………………………………………...i

HALAMAN PENGESAHAN

……...................................................................ii

KATA PENGANTAR ……………..…………...……………............

………..iii

DAFTAR ISI ……………………………………...…….………….

………….iv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................………………………………………………………

B. Rumusan masalah................................…………………………………………………….

C. Tujuan....................................................................................................2

D. Manfaat ……………………………………………………………….3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Remaja ............................................................................4

B. Konsep Dasar Menstruasi.......................................................................8

C. Tinjauan Khusus Amenorhea Sekunder.................................................12

BAB III. ASUHAN KEBIDANAN

A. Pengkajian..............................................................................................18

B. Pendokumentasian (SOAP)…................................................................24

v
BAB VII.................................................................................PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................26

B. Saran..................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial

yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam

segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsinya

serta proses prosesnya ( Saifuddin, 2020 )

Gangguan menstruasi merupakan masalah yang cukup banyak dihadapi

oleh wanita, terutama pada usia remaja dan merupakan indikator penting untuk

menunjukkan adanya gangguan sistem reproduksi yang dapat dikaitkan dengan

peningkatan risiko berbagai penyakit seperti kanker rahim, kanker payudara

dan infertilitas. Beberapa faktor seperti lemak tubuh, dan obesitas dapat

menyebabkan penyimpangan dalam siklus menstruasi. Wanita yang memiliki

bobot tubuh berlebih atau gemuk tidak ditemukan kejadian infertilitas yang

terlalu tinggi namun kejadian infertilitas terjadi berkaitan dengan disfungsi

ovulasi. Pada wanita obesitas tersebut ditemukan 30-47% yang mengalami

siklus yang tidak teratur. ( Yusnaini,2020 )

Peran Bidan dalam upaya meningkatkan kesehatan reproduksi yaitu

melakukan penyuluhan mengenai cara untuk mengurangi keluhan tersebut

pada remaja, dengan berperilaku hidup sehat, memperbaiki keadaan

kesehatan seperti perbaikan gizi, kehidupan dalam lingkungan yang sehat dan

tenang, mengurangi berat badan pada wanita dengan obesitas, olah raga, dan

1
2

konsumsi nutrisi yang seimbang. Selain itu khususnya sebagai remaja juga

harus dapat menerapkan perilaku hidup sehat untuk menjaga kesehatan

reproduksi, karena wanita sebagai tonggak kehidupan yang akan melahirkan

generasi kehidupan (Saifuddin, 2020).

Beberapa penyebab menstruasi mengalami penyimpangan yang

akibatnya perempuan bisa menderita anemia hingga kurang subur. Gangguan

menstruasi dapat berdampak serius, menstruasi yang tidak teratur menjadi

pertanda bahwa seseorang kurang subur (Kusuma, 2022).

Berdasarkan latar belakang di atas oleh sebab itu penting untuk

dilakukan studi kasus tentang “Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

Remaja dengan Amenore Sekunder di Ruang Poli Anak BLUD UPTD

Puskesmas Kandai Kecamatan Kendari Kota Kendari.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Mahasiswi mampu melakukan asuhan kebidanan holistik remaja

dengan aminorhea sekunder di Ruang Poli Anak BLUD UPTD Puskesmas

Kandai Kecamatan Kendari Kota Kendari?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswi mampu melakukan Pendokumentasian Asuhan kebidanan Holistik

Remaja dan Pranikah

2. Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu:

1. Melakukan pengumpulan data dasar melalui anamnesa, pemeriksaan fisik,


3

pemeriksaan obstetrik dan pemeriksaan penunjang

2. Melakukan interpretasi data dasar untuk menentukan diagnosa, masalah

aktual dan merencanakan pemenuhan kebutuhan klien melalui pendidikan

kesehatan dan konseling

3. Melakukan identifikasi diagnosa atau masalah potensial untuk

mengembangkan rencana asuhan komprehensif

4. Melakukan evaluasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dengan

tindakan dokter atau konsultasi/kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya

jika terdapat penyimpangan dari keadaan normal

5. Membuat Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Remaja dan Pranikah

dalam bentuk SOAP

D. Manfaat

1. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan program profesi bidan

disekolah tinggi ilmu kesehatan pelita ibu.

2. Sebagai implementasi dari proses perkuliahan yang telah dilaksanakan

3. Sebagai bahan bacaan dan referensi bagi civitas akademika dan referensi

mahasiswa profesi bidan


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Remaja

1. Pengertian Remaja

Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal

dari bahasa Latin adolescare yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk

mencapai kematangan”. Bangsa primitif dan orang-orang purbakala

memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode

lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah

mampu mengadakan reproduksi (Direktorat Bina Ketahanan Remaja

BKKBN, 2020).

Menurut Saifuddin, 2020 remaja adalah suatu perkembangan dalam

diri manusia yang memiliki tiga aspek, yaitu biologis, psikologis, dan

sosial ekonomi yang memiliki batasan usia 10-20 tahun. Remaja

merupakan individu yang berkembang ketika ia mulai menunjukan tanda-

tanda seksual sekunder hingga mencapai kematangan seksual, individu

yang mengalami perkembangan psikologi dari anak-anak menuju dewasa,

dan individu yang mengalami peralihan dari ketergantungan sosial

ekonomi yang penuh terhadap keadaan sehingga akan lebih mandiri.

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak

ke masa dewasa. Para remaja bukan lagi kanak-kanak, tetapi juga belum

menjadi orang dewasa. Mereka cenderung dan bersifat lebih sensitive

karena perannya belum tegas. Mereka mengalami pertentangan nilai-nilai

4
5

dan harapan-harapan yang akibatnya lebih mempersulit dirinya yang

sekaligus mengubah perannya. (Nugroho, 2017)

2. Pengelompokan tahap Perkembangan Remaja

Menurut Saifuddin (2020) masa remaja diklasifikasikan menjadi tiga

tahap yaitu:

a. Remaja awal (Early adolescence)

Merupakan tahapan remaja yang sedang bingung akan transformasi

yang terjadi kepada dirinya sendiri dan stimulan yang mendampingi

perubahan tersebut. Remaja pada masa ini mengembangkan pikiran baru,

mudah untuk tertarik terhadap lawan jenis. Kepekaan yang didapatkan

membuat remaja pada masa ini berkurangnya kendali terhadap ego

sehingga remaja pada masa ini menimbulkan rasa sulit untuk mengerti

dan dimengerti oleh orang yang telah cukup umur lebih dari usianya.

b. Remaja madya (Middle adolescence)

Merupakan tahap remaja yang sedang memerlukan teman.

Remaja pada masa ini merasa gembira jika memiliki banyak teman

yang menyukai dirinya. Ia berada dalam kondisi kebingungan karena

bingung untuk memilih hal yang tepat.

c. Remaja akhir (Late adolescence)

Merupakan tingkatan remaja pada fase penggabungan menuju era

kedewasaan yang dicirikan dengan minat yang makin tepat terhadap

diri, memiliki ego untuk mencari kesempatan dalam pengalaman baru,

terbentuk pemikiran mengenai dirinya dalam ketertarikan secara seksual


6

yang permanen, dan egois atau terlalu memfokuskan diri terhadap

dirinya sendiri dibandingkan untuk kebutuhan orang lain.

Menurut Saifuddin (2020) masa remaja menjadi dua kelompok yaitu :

1. Usia remaja muda (12-15 tahun) dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Remaja dalam usia ini cenderung penolakan terhadap keputusan orang

tua sehingga remaja berusaha untuk mencari identitas pada dirinya

yang sering disertai dengan menarik diri dari orang tuanya. Dalam

mencari jati diri remaja sering melihat kepada tokoh diluar ruang

lingkup keluarganya, yaitu pembimbing, tokoh ideal ataupun tokoh

publik panutannya.

b. Merasa fokus dengan tubuhnya sendiri karena dalam tubuh remaja

terjadi perubahan yang cepat maka dapat diartikan perubahan pada

dirinya menjadi perhatian khusus, biasanya dapat dilihat dalam usia ini

remaja sangat memperhatikan penampilannya.

c. Kesetiakawanan dengan kelompok seusianya karena adanya

kebersamaan.

Seperti cara mereka berbicara, berpakaian, melakukan hobi yang sama

hingga perilaku yang sama. Menunjukan tingkah laku yang

inkonsisten, misalnya pada suatu waktu mereka merasa memiliki

tanggung jawab namun pada waktu lain merasa tidak peduli sehingga

memerlukan penanganan yang bijak.

2. Usia Remaja Penuh (16-19 Tahun) dengan ciri-ciri sebagai berikut:


7

a. Mencapai kebebasan dari orang lain, remaja mulai merasakan

senangnya kebebasan namun juga merasakan sisi tidak

menyenangkan. Pada periode ini remaja timbul kebutuhan untuk

memiliki ikatan cinta yang stabil dengan orang lain.

b. Hubungan terhadap pekerjaan dan tugas, pada masa ini remaja mulai

menumbuhkan cita-cita untuk kehidupan masa depannya dengan

memikirkan apakah sekolah atau langsung bekerja. Pemilihan dalam

pendidikan juga dipengaruhi oleh tokoh teladan yang ditemukannya

pada masa kini.

c. Peningkatan nilai moral yang baik sesuai dengan keinginan yang akan

dikembangkan pada masa depannya.

d. Kembali menghargai orang tuanya dalam kedudukan tingkatnya. Pada

masa ini remaja sudah menilai orang tua dan menerimanya sesuai

dengan kekurangan dan kelebihan yang dimiliki.

3. Masa pubertas

Masa pubertas merupakan masa dimana terbangunnya kepribadian

saat melihat minat yang ditunjukan oleh perkembangan pribadi dalam diri.

Masa pubertas memiliki sifat-sifat yang tampak diantaranya adalah sebagai

berikut:

a. Terjadinya gangguan keseimbangan dalam jiwa

b. Suka menyembunyikan perasaannya

c. Masa terbentuknya jiwa sosial

d. Perbedaan sikap laki-laki dan perempuan


8

e. Gagasan yang telah lama ditinggalkan

4. Masa adolsen

Masa adolsen terjadi pada usia 17-20 tahun. Michaelis berpendapat

bahwa pada awal adolsen sering mengalami pertumbuhan fisik yang cepat.

Masa adolesen memiliki sifat-sifat yang tampak diantaranya adalah

sebagai berikut:

a. Mulai tampak gambaran perkembangan yang akan diikuti di kemudian

hari.

b. Sikap terhadap nilai-nilai kehidupan mulai jelas terlihat

c. Keseimbangan dalam jiwa mulai tampak tenang

d. Mulai menyadari bahwa mengkritik itu mudah, dan melakukannya

adalah sulit

e. Mulai menunjukan perhatiannya terhadap permasalahan hidup

f. Pada masa ini remaja menghargai nilai-nilai hidup

5. Masa pueral

Masa pueral (anak besar) adalah komponen akhir dari masa anak

sekolah. Pada kategori masa ini remaja tidak mau diperlakukan layaknya

anak-anak, mereka memiliki anggapan bahwa hak orang tua sebagai suatu

hal yang sudah semestinya, mereka membutuhkan suatu ketua yang jujur,

tegas dan tindakannya tidak menyinggung dirinya. Dalam masa ini juga

perasaan harga diri bertambah kuat, keberanian meningkat, suka dirinya,

sering bertindak tidak sopan dan senang akan pengalaman yang luar

biasa.
9

4. Kesehatan Reproduksi

a. Pengertian

Istilah reproduksi berasal dari re yang artinya kembali dan kata

produksi yang artinya membuat atau menghasilkan. Jadi istilah

reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam

menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya (Mochtar, 2015)

Wanita dalam kehidupannya tidak luput dari adanya siklus haid

normal yang terjadi secara periodik. Masalah gangguan pada gangguan

reproduksi, yaitu:

1. Infertilitas

Infertlitas adalah suatu keadaan dimana seseorang wanita tidak

mempunyai kemampuan untuk mengandung sampai melahirkan bayi

hidup setelah setahun melakukan hubungan seksual yang teratur dan

tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun setelah memutuskan

untuk mempuyai anak. (Manuaba, 2015)

2. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah salah satu masalah

kesehatan, sosial dan ekonomi yang terjadi di banyak negara dan

merupakan salah satu jalan masuknya HIV. Infeksi Menular Seksual

(IMS) memberikan pengaruh besar dalam pengendalian HIV AIDS

(Saifuddin, 2020).
10

B. Konsep dasar Menstruasi

Menstruasi adalah perdarahan uterus yang terjadi secara siklik dan dialami

oleh sebagian besar wanita usia reproduktif (Kusuma, 2022). Lama menstruasi

biasanyaantara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit

kemudian, dan ada yang ssampai 7-8 hari (Saifuddin, 2020).

a) Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase, menurut (Manuaba, 2015) yaitu:

1) Fase menstruasi, yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang

tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek.

Dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormon estrogen

dan progesteron sehingga kandungan hormon dalam darah menjadi

tidak ada.

2) Fase proliferasi/fase folikuler ditandai dengan menurunnya hormon

progesteron sehingga memicu kelenjar hipofisis untuk

mensekresikan FSH dan merangsang folikel dalam ovarium, serta

dapat membuat hormon estrogen diproduksi kembali. Sel folikel

berkembang menjadi folikel de graff yang masak dan menghasilkan

hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dan hipofisis.

Estrogen dapat menghambat sekresi FSH tetapi dapat memperbaiki

dinding endometrium yang robek.

3) Fase ovulasi/fase luteal, ditandai dengan sekresi LH yang memacu

matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah mesntruasi 1. Sel ovum
11

yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel akan mengkerut

dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk

menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi untuk

mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah.

4) Fase pasca ovulasi/fase sekresi ditandai dengan corpus luteum

mengecil dan menghilang dan berubah mejadi corpus albicans yang

berfungsi untuk menghambat sekresi hormon estrogen dan

progesteron sehingga hipofisis aktif mensrekresikan FSH dan LH.

Terhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding

endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium

mengering dan robek dan terjadilah menstruasi.

b. Gangguan dan masalah menstruasi

1) Kelainan siklus menstruasi meliputi:

a. Polimenore atau epimenoragia

Polimenore atau epimenoragia yaitu siklus menstruasi

yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan

jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa

(Kumalasari,2020).

b) Oligomenore

Oligomenore adalah siklus menstruasi memanjang lebih

dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.

c) Amenore

Amenore adalah keadaan tidak datang menstruasi selama tiga


12

bulan berturut-turut.

2) Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya menstruasi

Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya menstruasi,

yaitu (Akbar, H. 2020):

a. Hipermenore atau menoragia

Hipermenore adalah perdarahan menstruasi lebih banyak dari

normal (lebih dari 80 ml) atau lebih dari normal (lebih dari 8

hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.

b. Hipomenore

Hipomenore adalah perdarahan menstruasi yang lebih pendek

dan atau lebih kurang dari biasa

3) Perdarahan di luar haid

Mentroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada

hubungannya dengan haid. Pada metroragia haid terjadi dalam waktu

yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit

(Saifuddin, 2020).

4) Gangguan lain yang ada hubungannya dengan menstruasi

a. Pre Menstrual Syndrome (PMS)

PreMenstrual Syndrome (PMS) adalah ketegangan sebelum

menstruasi bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi

karena ketidak seimbangan hormon estrogen dan

progesteron menjelang menstruasi. (Kusuma, 2022)

b. Mastodinia atau Mastalgia


13

Mastodinia atau Mastalgia adalah rasa tegang pada

payudara menjelang menstruasi.

c. Dismenorea

Dismenorea adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim

C. Tinjauan Khusus Amenorhea

1. Amenorhea Sekunder

a. Pengertian

Amenorea sekunder yaitu pernah mengalami menstruasi dan

selanjutnya berhenti lebih dari tiga bulan Amenore sekunder atau Jing-Bi

adalah keadaan tidak haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut

(Kusuma, 2022)

b. Etiologi

Penyebab amenore dapat fisiologik, endokrinologik, atau organik,

atau akibat gangguan perkembangan. Amenore dalam ilmu TCM

(Traditional Chinese Medicine) disebut sebagai Jing-Bi disebabkan

karena malnutrisi, keadaan emosional (stress), perubahan lingkungan, dan

beberapa penyakit organ reproduksi lainnya (Kusuma, 2022).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Handayani, (2021)

menyatakan bahwa bahwa gizi dan stres berpengaruh terhadap terjadinya

gangguan haid pada wanita usia reproduksi. Asupan gizi yang kurang

ataupun lebih akan menyebabkan kecukupan gizi tidak baik sehingga

dapat menjadikan gangguan selama siklus menstruasi.

Stress sebagai suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi


14

emosi. Ketika terjadi stress, juga terjadi peningkatan respon hormonal

pada sistem endokrin dalam tubuh dan terjadi peningkatan hormon

prostaglandin. Hal ini dapat menyebabkan haid terhenti untuk sementara

waktu sehingga diharapkan kepada remaja untuk selalu menjaga asupan

nutrisi tubuh dan mengelola stress yang baik karena akan mempengaruhi

fungsi tubuh terkait sistem reprduksi, hal ini dimaksudkan untuk

menghindari terjadinya gangguan menstruasi yang berakibat berbagai

komplikasi lainnya terkait sistem reproduksi (farhah salsabila,2022).

c. Gejala

Gejala amenore bervariasi tergantung kepada penyebabnya. Jika

penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan

ditemukan tanda-tanda pubertas seperti pembesaran payudara,

pertumbuhan rambut ketiak serta perubahan bentuk tubuh. Jika

penyebabnya adalah kehamilan akan ditemukan morning sickness dan

pembesaran perut. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang

tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan,

kulit yang hangat dan lembab. Sindroma cushing menyebabkan wajah

bulat (moon face), perut buncit dan lengan serta tungkai yang kurus

(NHS, 2022).

Menurut Mochtar, 2015 Gejala lain yang mungkin ditemukan, yaitu

1) Sakit kepala

2) Galaktore (pembekuan air susu pada wanita yang tidak hamil dan

tidak sedang menyusui.


15

3) Gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa)

4) Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti

5) Vagina yang kering

6) Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan yang mengikuti

pola pria), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara.

d. Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik

dan usia penderita. Pemeriksaan yang biasa dilakukan yaitu:

1. Biopsi endometrium

2. Progestin withdrawal

3. Kadar prolaktin

4. Kadar hormon

5. Tes fungsi tiroid

6. Tes kehamilan

7. Kadar FSH (Folicle Stimulatin Hormon), LH (Luteinzing Hormone)

dan TSH (Thyroid Stimulating Hormone).

8. Kariotipe untuk mengetahui adanya kelainan kromosom.

9. CT Scan kepala (jika diduga ada tumor hipofisa) (Manuaba, 2015)

Pengobatan tergantung kepada penyebabnya, yaitu:

a. Jika penyebabnya adalah penurunan berat badan yang drastis atau

obesitas, penderita dianjurkan untuk menjalani diet yang tepat.

b. Jika penyebannya adalah olah raga yang berlebihan, penderita

dianjurkan untuk menguranginya.


16

c. Jika seorang anak perempuan belum pernah mengalami menstruasi

dan semua hasil pemeriksaan normal, maka dilakukan pemeriksaan

setiap 3 – 6 bulan untuk memantau perkembangan pubertasnya.

Untuk merangsang menstruasi bisa diberikan progesteron. Untuk

merangsan perubahan pubertas pada anak perempuan yang

payudaranya belum membesar atau rambut kemaluan dan

ketiaknya belum tumbuh bisa diberikan estrogen.

d. Jika penyebabnya adalah tumor, maka dilakukan pembedahan

untuk mengangkat tumor tersebut. Tumor hipofisa yang terletak di

dalam otak biasanya diobati dengan bromokriptin untuk mencegah

pelepasan prolaktin yang berlebihan oleh tumor. Bila perlu bisa

dilakukan pengangkatan tumor. Terapi penyinaran biasanya baru

dilakukan jika pemberian obat ataupun pembedahan tidak berhasil.

(ACOG, 2020).

Amenore sekunder tersebut dapat ditangani dengan:

a. Kombinasi terapi akupunktur dengan prinsip meningkatkan sirkulasi Qi,

menghilangkan stasis darah, dan memulihkan siklus menstruasi. Terapi

akupunktur dilakukan dalam 5 kali perawatan dengan merangsang titik-

titik akupunktur yaitu Zhongji (CV 3), Diji (SP 8), Hegu (LI 4),

Sanyinjiao (SP 6), Taichong (LV 3), Fenglong (ST 40), dan Guanyuan

(CV 4).

b. Selain itu, pasien juga mendapat terapi herbal yaitu kunyit yang memiliki

efek estrogenik. Dalam pemberian herbal kunyit ditambahkan asam kawak


17

yang kemungkinan dapat memperkuat efek peluruh haid, dan madu yang

memiliki kandungan vitamin dan mineral. Pemberian herbal kunyit

diberikan dalam bentuk dekokta (rebusan) kunyit asam dengan dosis

kunyit sebanyak 21 gr, asam kawak 5 gr, madu 3 sdm, dan garam

secukupnya, kemudian direbus dalam 750 mL air, lalu dijadikan 600 mL.

Rebusan tersebut diminum 3 kali sehari 200 mL.

c. Pada pasien juga dilakukan upaya perbaikan gizi dengan pemberian susu

kedelai sebanyak 30 gr yang dicampur dengan air hangat sebanyak 240

mL dan pemberian rebusan air kacang hijau dengan dosis kacang hijau

sebanyak 30 gr dalam 300 mL air, lalu dijadikan 240 mL. Kedelai dan

kacang hijau memiliki efek estrogenic (Johns Hopkins Medicine, 2021)


BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN REMAJA PADA Nn “N”

DENGAN AMENORHEA SEKUNDER DI RUANG POLI

ANAK BLUD UPTD PUSKESMAS KANDAI

KOTA KENDARI

Tgl & Jam masuk : 17-11-2023 Jam

08.31 Wita

Tgl & Jam Pengkajian : 17-11-2023 Jam 08.52 Wita

Nama Pengkaji : Dwi Kiswanti

A. Identitas Remaja

Nama : Nn’’N’’

Umur : 16 Tahun

Suku : Muna

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Pelajar .

Alamat : Kelurahan Jati Mekar

No. Tlp : 087871118752

18
19

B. Data Subjektif

1. Alasan datang

Seorang remaja perempuan berusia 14 tahun datang ke BLUD UPTD

Puskesmas Kandai pada tanggal 17-11-2023 jam 08.31 Wita ingin

memeriksakan keadaannya dengan keluhan haid tidak teratur hanya

mendapatkan haid 3 bulan sekali hingga biasa 4-5 bulan sekali disertai

dengan nyeri haid, terkadang sakit kepala dan merasa cemas dengan

keadaannya.

2. Riwayat Obstetri

Riwayat Haid

Menarche :12 tahun

Siklus : Tidak teratur

Lamanya : 7 Hari

Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut

Dismenorhoe : Ada

3. Riwayat Ginekologi

Belum menikah, tidak ada massa benjolan, tidak ada tumor, tidak sedang

menderita penyakit jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal, TBC, kelainan

darah. Belum pernah melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan

HIV/AIDS. Tidak ada alergi obat

4. Riwayat Penyakit lainnya


20

Nn “n” mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular.

Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti DM,

Asma, dan tidak ada yang menderita penyakit tekanan darah

tinggi/hipertensi.

5. Pola Nutrisi

Makan : 3x/hari tidak teratur, mengkonsumsi makanan ringan

2X/hari

Pantang makan : Tidak ada

Minum : 5-6 gelas/hari

6. Pola Eliminasi

a) BAB

Frekuensi : 2 x/hari

Konsistensi : Lunak

Masalah : Tidak ada

b) BAK

Frekuensi : 4-5 x/hari

Warna : Kuning jernih

Bau : Khas Amoniak

Masalah : Tidak ada

7. Pola Tidur

Malam : ± 7 jam (23.00-05.30 Wita)

Siang : 1,5 jam (02.00-03.30)

Masalah : Tidak ada


21

8. Personal Hygiene

a. Mandi 2x sehari menggunakan sabun mandi

b. Menggosok gigi 2x sehari menggunakan pasta gigi

c. Keramas 3x seminggu menggunakan shampoo

d. Genitalia dibersihkan setiap BAK/BAB dan setelah mandi

e. Baju dan pakaian dalam diganti 2x sehari

f. Selama haid hanya mengganti pembalut 2x

g. Kuku kaki dan kuku tangan pendek bersih

C. DATA SOSIAL

Remaja mengatakan bahwa ia memiliki masalah keluarga terkait kedua

orang tuanya dan saat ini tinggal bersama ayah dan adik-adiknya.

D. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum baik

Berat badan : 49 kg

Tinggi Badan : 150 cm

LILA : 23,5 cm

BB(Kg) 49 Kg
Indeks Masa Tubuh (IMT) : 2=
TB(M ) 1, 50 M 2

49
= 2 ,25
¿
¿

= 21,7

b. Tanda-tanda Vital

TD : 110/80 mmHg
22

N : 82 x/menit

S : 36,70C

P : 18 x/menit

2. Pemeriksaan Head To Toe

a. Kepala

Rambut panjang, lurus dan berwarna hitam, tidak ada rambut rontok dan

benjolan.

b. Wajah

Ekspresi wajah tampak tenang, simetris dan terdapat acne vulgaris.

c. Mata

Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, skelera tidak ikterus,

penglihatan normal.

d. Hidung

Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret, polip dan

penciuman normal.

e. Mulut

Bibir tampak lembab, tidak ada sariawan, tidak ada caries dan gigi

tanggal.

f. Telinga

Simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran sekret dan pendengaran

normal.

g. Leher
23

Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada pelebaran vena

jugularis, dan tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

h. Payudara

Tidak dilakukan pemeriksaan karna remaja tidak bersedia.

i. Abdomen

Tidak ada bekas operasi dan tidak ada pembesaran perut, lingkar perut =

78 cm.

j. Genetalia Luar

Tidak dilakukan pemeriksaan dengan alasan remaja malu.

k. Ekstremitas

Ekstremitas atas : Tangan simetris kiri dan kanan, tidak ada

pembengkakan, kuku panjang kotor dan tidak

pucat.

Ekstremitas bawah : Simetris kiri dan kanan, bintik merah pada femur

superior profunda, tidak ada varises, tidak ada

pembengkakan, refleks patella (+)/(+).

l. Data Penunjang (LABORATORIUM)

Plano test (-)


24

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN REMAJA PADA Nn “N”

DENGAN AMENORHEA SEKUNDER DI RUANG POLI

ANAK BLUD UPTD PUSKESMAS KANDAI

KOTA KENDARI

Tgl & jam masuk : 17-11-2023 Jam 08.31 Wita

Tgl & jam pengkajian : 17-11-2023 Jam 08.52 Wita

Nama pengkaji : Dwi Kiswanti

Identitas Remaja

Nama : Nn’’N’’

Umur : 16 Tahun

Suku : Muna

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Pelajar .

Alamat : Kelurahan Jati Mekar

No. Tlp : 087871118752

Subjektif (S)
25

Seorang remaja perempuan berusia 16 tahun datang ke BLUD UPTD Puskesmas

Kandai pada tanggal 17-11-2023 jam 08.31 Wita ingin memeriksakan keadaannya

dengan keluhan haid tidak teratur.

Objektif (O)

Keadaan umum baik, tanda vital dalam batas normal (TD:110/80 mmHg),

N:82x/menit, S:36,70C, P: 18 x/menit), BB: 49 kg, TB: 150 cm, LILA: 23,5 Cm,

Lingkar perut: 78 cm dengan indeks masa tubuh (IMT): 21,7. Pada pemeriksaan

fisik tidak terdapat kelainan.

Asesment (A)

Nn”N” umur 16 tahun dengan Amonerhea Sekunder

Planning (P)

Tanggal : 17-11-2023 Jam : 08.52 Wita

1. Mengobservasi tanda-tanda vital

2. Memberi konseling kepada remaja mengenai mentruasi, tanda gejala, kelainan

serta penanganan yang dilakukan

3. Memberikan health education (HE) tentang:

a. Pemenuhan nutrisi

b. Istirahat yang cukup

c. Olahraga

d. Manajemen stress

e. Personal Hygiene

4. Menganjurkan remaja untuk memeriksakan keadaannya di dokter SpOG


26

5. Remaja mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pengkajian Asuhan Kebidanan pada Remaja telah dilakukan pada tanggal 17

November 2023 dengan terlebih dahulu dikumpulkan semua informasi (data)

yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan langkah pertama

dikumpulkan semua informasi (data) yang akurat dan lengkap dari semua

sumber yang berkaitan dengan kondisi klien kemudian melakukan pemeriksaan

yang digunakan sebagai data objektif, melakukan interpretasi data untuk

mengetahui kebutuhan yang perlu dipersiapkan berupa konseling lalu membuat

diagnosa dan Asuhan penatalaksanaan berdasarkan kasus yang didapat yang

keseluruhannya di buatkan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Remaja dan

Pranikah dalam bentuk SOAP.

Berdasarkan kasus yang didapat yaitu Amenorhea Sekunder yang

merupakan salah satu gangguan menstruasi yang biasa terjadi pada masa

remaja yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor

pemenuhan gizi dan stress yang memerlukan tindakan segera oleh dokter

spesialis obgyn untuk diketahui penyebab pasti sehingga bisa di berikan terapi

maupun asuhan sesuai dengan penyebab terjadinya amenorrhea sekunder

tersebut.

B. Saran

1. Pasien

Diharapkan dapat mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat

27
28

yang cukup sehingga dapat mengurangi kejadian gangguan reproduksi

khususnya amenorrhea sekunder.

2. Bagi Instansi

Digunakan sebagai masukan fasilitas pelayanan dan meningkatkan

kualitas pelayanan kebidanan dalam memberikan konseling ataupun

penanganan terhadap gangguan menstruasi.


DAFTAR PUSTAKA

ACOG,2022. Obstetricians and Gynecologists: Pendekatan Umum untuk


Manajemen Medis Penekanan Menstruasi; american colag

Akbar,H. (2020). Faktor yang berhubungan dengan Personal Hygine pada Remaja
Putri. Jurnal Kesehatan,11(2):1-6

Direktorat Bina Ketahanan Remaja 2020. Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi


dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja , Jakarta,BKKBN.

Kumalasari. 2020. Gangguan Siklus Menstruasi pada Remaja. Jurnal Kesehatan


Reproduksi. Yogyakarta

Kusuma et al. 2022. Pengembangan Edukasi Kesehatan Reproduksi pada Remaja


Vol.3, No.2 September

Manuaba, (2015). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Buku


Kedokteran EGC. Jakarta.

Mochtar, Rustam. 2015. Sinopsis Obsetri Fisiologis. Patologis Edisi 3: Jakarta


ECG

Nugroho,T. (2017). Patologi Kebidanan (3rd ed.). Nuha Medika, Yogyakarta.

Saifuddin, A. B. (2020). Ilmu Kebidanan. CV Bina Pustaka. Jakarta.

Salsabila, F. 2022. Hubungan Status Gizi dan Stress terhadap Siklus Menstruasi
Remaja Putri di Indonesia. Jurnal Kesehatan. Vol.3, No.1.

29

Anda mungkin juga menyukai