Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK REMAJA PADA Nn “M ”

DENGAN DISMINORHEA PRIMER DI UPTD PUSKESMAS

JATI RAYA KOTA KENDARI

OLEH :

KRISTIN WULANDARI

PFB22014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN PELITA IBU

2023
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : KRISTIN WULANDARI

NIM : PFB22014

JUDUL : LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK REMAJA PADA Nn

”M” DENGAN DISMINORHEA PRIMER DI UPTD PUSKESMAS

JATI RAYA KOTA KENDARI

MENGETAHUI,

PEMBIMBING INSTITUSI

SUKMAWATI, S.ST., M.Keb

NIDN. 1017049302
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat

hidayah dan izin-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik

Kebidanan Holistik pada Remaja dan Pranikah dengan tema “Laporan Kasus

Asuhan Kebidanan Holistik Remaja Pada Nn ”M” Dengan Disminorhea Primer

Di UPTD Puskesmas Jati Raya Kota Kendari” tepat pada waktunya.

Laporan praktik Kebidanan ini merupakan salah satu rangkaian praktik

kebidanan holistic dalam rangka memenuhi Persyaratan pendidikan profesi bidan.

Penulis menyadari bahwa dalam praktik, pengkajian, konseling hingga

penyusunan laporan praktik ini Penulis mengalami beberapa kendala atau

hambatan namun berkat bantuan berbagi pihak maka penyusunan laporan praktik

kebidanan Holistik ini dapat terselesaikan.Pada kesempatan ini penulis dengan

tulus mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Hj.Rosmawati Ibrahim,SST.,MS.,M.Kes selaku Ketua STIKes Pelita Ibu

Kendari

2. Sukmawati, S.ST., M.Keb selaku dosen pembimbing institusi dalam Stase :

Praktik Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik Remaja dan Pranikah,

Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat, Keluarga Berencana dan

Kespro atas arahan, bimbingan dan dukungan yang telah di berikan selama

proses penyusunan laporan ini.

3. Kepala Puskesmas Jati Raya Kota Kendari yang telah bersedia memberikan

izin melakukan praktik kebidanan holistic di lingkup wilayah kerja hingga

selesai
4. Kepala ruangan KIA/KB dan seluruh staf dan bidan yang telah ikut membantu

dan mengarahkan dalam proses praktik kebidanan holistik ini

5. Kedua Orang tua atas curahan kasih sayang, kesabaran mendidik,dukungan dan

doanya kepada penulis

6. Teman seperjuangan mahasiswi Pendidikan profesi bidan angkatan IV yang

telah membantu dan memberikan support dalam proses praktik dan

penyusunan laporan kebidanan holistik ini

Laporan praktik kebidanan asuhan remaja yang disusun ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar laporan praktik kebidanan holistik ini dapat bermanfaat.

Kendari, April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ii

KATA PENGANTAR.......................................................................................iii

DAFTAR ISI......................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................1

B. Tujuan..................................................................................................3

C. Manfaat................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Remaja..........................................................................4

B. Tinjauan Teori Menstruasi……………………………………………7

C. Kajian Teori Dismenorea Primer..........................................................9

BAB III PEMBAHASAN

A. Asuhan Kebidanan .............................................................................15

B. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan...............................................19

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................21

B. Saran...................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan proses pendewasaan yang meliputi

kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Pubertas adalah rangkaian

peristiwa yang mengarah pada pematangan seksual dengan percepatan

pertumbuhan dan pematangan tulang ketertiban, pengembangan karakteristik

seksual dan pencapaian kesuburan. Salah satu proses pematangan seksual

yang terjadi pada remaja perempuan pada masa pubertas adalah terjadinya

haid pertama (menarche) (Lestari et al., 2019).

Menstruasi adalah perdarahan uterus periodik yang normal dan

merupakan fungsi fisiologis yang hanya terjadi pada wanita. Pada dasarnya

menstruasi adalah suatu proses katabolisme dan terjadi di bawah pengaruh

hormon hipofisis dan ovarium (Elvira, 2018). Salah satu gangguan yang

paling sering dialami wanita saat terjadi menstruasi adalah dismenorea

(Kurniati et al., 2019).

Dismenorea adalah nyeri perut yang disebabkan oleh kram rahim dan

terjadi selama menstruasi sehingga dapat menimbulkan gangguan pada

wanita (Rusyanti, 2020). Sedangkan dismenorea menurut Maimunah adalah

gangguan fisik berupa nyeri/kram perut yang muncul saat menstruasi

berlangsung atau beberapa hari menjelang menstruasi. Dismenorea biasanya

mulai terjadi pada 24 jam sebelum terjadinya menstruasi dan dapat terasa

hingga 24-36 jam. Kram tersebut terutama dirasakan di daerah perut bagian
bawah menjalar ke punggung atau permukaan dalam paha. Pada kasus

dismenorea berat nyeri kram dapat disertai muntah dan diare (Maimunah et

al., 2017).

Angka kejadian dismenorea di dunia cukup besar, rata-rata lebih dari

50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi (Lestari et al.,

2019). Kejadian dismenorea pada wanita berdasarkan data dari WHO tahun

2012 adalah 1.769.425 jiwa. Penelitian yang telah dilakukan diberbagai

negara menunjukan kejadian dismenorea primer lebih dari 50%(Nurwana et

al., 2017). Angka kejadian di Amerika persentasenya sekitar 60%, di Swedia

sekitar 72%. Penelitian Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi

Remaja (PIK-KRR) di Indonesia melaporkan bahwa 72,89% wanita

mengalami dismenorea primer dan 27,11% dismenorea sekunder.Wanita

produktif yang terganggu karena dismenorea mencapai 45%-90% (Lestari et

al., 2019).

Prevalensi dismenorea di Indonesia sangat tinggi yaitu sebesar 64,25%.

Usia dismenorea dimulai pada usia 15 hingga 17 tahun dan puncaknya pada

usia 20 hingga 24 tahun. Umumnya nyeri menstruasi ini terjadi beberapa jam

sebelum timbulnya perdarahan hingga 24-48 jam kemudian dan sebagian

besar nyeri dirasakan pada hari pertama menstruasi (Rusyanti, 2020).

Data dari World Health Organizaton (WHO) didapatkan sebesar

1.769.425 jiwa (90%) wanita yang mengalami dismenorea, 10-15%

diantaranya mengalami dismenorea berat. Hal ini didukung dengan penelitian

yang telah dilakukan diberbagai negara dengan hasil yang mencengangkan,


dimana kejadian dismenore primer disetiap negara dilaporkan lebih dari 50%

(WHO, 2019). Di Indonesia angka kejadian dismenorea terdiri dari 72,89%

dismenore primer dan 21,11% dismenore sekunder dan angka kejadian

dismenore berkisar 45-95% di kalangan perempuan usia produktif terdiri dari

54,89% dismenorea primer (Pangestu, 2020).

Dismenorea primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa

kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang

berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah, tetapi dapat menyebar

ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat pula

dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, dan sebagainya. Menurut

World Health Organization (WHO) 2017, angka kejadian dismenore cukup

tinggi diseluruh dunia. Dismenore diperkirakan menyerang 55% perempuan

usia produktif di Indonesia dan sekitar 54,89% nya adalah jenis dismenore

primer (Horman Nofrita, dkk 2021).

Dampak dismenorea primer bagi remaja antara lain nyeri yang terasa di

bagian perut dan punggung sangat menyebabkan rasa tidak nyaman sehingga

aktivitas belajar di sekolah terganggu dan nyeri yang berlebihan saat haid bisa

sebagai gejala penyakit endometriosis yang jika tidak ditangani dengan baik

bisa berujung pada fertilitas atau mandul (Fajarini dkk, 2018).

Berdasarkan latar belakang di atas oleh sebab itu penting untuk dilakukan

Pengkajian kasus dengan judul “Laporan Asuhan Kebidanan Holistik Remaja

Pada Nn ”M” dengan Disminorhea Primer Di UPTD Puskesmas Jati Raya Kota

Kendari”
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam asuhan kebidanan remaja adalah bagaimana

mahasiswi mampu melakukan pendokumentasian asuhan Kebidanan Holistik

Remaja Pada Nn “M” dengan Disminorhea Primer di UPTD Puskesmas Jati

Raya Kota Kendari?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswi mampu melakukan pendokumentasian asuhan

kebidanan remaja.

2. Tujuan khusus

Mahasiswi mampu:

a. Melakukan pengumpulan data dasar melalui anamnesa, pemeriksaan

fisik, pemeriksaan obstetrik dan pemeriksaan penunjang.

b. Melakukan interpretasi data dasar untuk menentukan diagnosa,

masalah actual dan merencanakan pemenuhan kebutuhan klien melalui

pendidikan kesehatan dan konseling.

c. Melakukan identifikasi diagnosa atau masalah potensial untuk

mengembangkan rencana asuhan komprehensif.

d. Melakukan evaluasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dengan

tindakan dokter atau konsultasi/kolaborasi dengan tim kesehatan

lainnya jika terdapat penyimpangan dari keadaan normal.

e. Membuat pendokumentasian asuhan kebidanan keluarga berencana

dalam bentuk SOAP.


D. Manfaat

1. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan program profesi bidan

disekolah tinggi ilmu kesehatan pelita ibu.

2. Sebagai implementasi dari proses perkuliahan yang telah dilaksanakan.

3. Sebagai bahan bacaan dan referensi bagi civitas akademika dan referensi

mahasiswa profesi bidan


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Remaja

Masa remaja merupakan masa perpindahan dari anak-anak menuju

dewasa. Proses untuk mencapai kedewasaan biasanya ditandai dengan pubertas

yang berhubungan erat dengan perubahan aspek fisik dan psikis. Perubahan

aspek fisik adalah yang paling penting karena berlangsung dengan cepat,

drastis dan berada pada organ reproduksi. Organ reproduksi memerlukan

perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor

penentu dalam menjaga kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksi remaja

adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses

reproduksi yang dimiliki oleh remaja (Diananda A, 2018).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahaun 2014,

remaja adalah penduduk dalam kisaran usia 10-18 tahun sedangkan menurut

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) kisaran usia pada

remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Remaja dibagi menjadi 3 fase

antara lain :

a. Pra Remaja (11 atau 12-13 atau 14 tahun) : Fase ini dikatakan juga fase

negatif, dimana pada fase ini akan terlihat tingkah laku yang lebih ke arah

negatif. Fase yang canggung untuk hubungan komunikasi antara anak

dengan orang tua. Perkembangan fungsi tubuh juga terganggu karena

mengalami perubahan-perubahan termasuk perubahan hormonal yang

dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang tak terduga.


b. Remaja Awal (13 atau 14 tahun - 17 tahun) : Menyerupai orang dewasa

muda, remaja sering merasa berhak untuk membuat keputusan sendiri.

Pada masa perkembangan ini, pencapaian kemandirian danidentitas sangat

menonjol, pemikiran semakin logis, abstrak dan idealistis dan semakin

banyak waktu diluangkan diluar keluarga.

c. Remaja Lanjut (17-20 atau 21 tahun) : ingin menjadi pusat perhatian; ia

ingin menonjolkan dirinya; caranya lain dengan remaja awal. Ia idealis,

mempunyai cita-cita tinggi, bersemangat dan mempunyai energi yang

besar. Ia berusaha memantapkana identitas diri, dan ingin mencapai

ketidaktergantungan emosional.

B. Tinjauan Umum Tentang Menstruasi

1. Pengertian Menstruasi

Menstruasi merupakan pendarahan secara periodik dan siklis dari

uterus yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Menurut

Prawirohardjo (2011), pendarahan haid merupakan hasil interaksi kompleks

yang melibatkan sistem hormon dengan organ tubuh, yaitu hipotalamus,

hipofisis, ovarium dan uterus (Prayuni dkk, 2018).

Siklus menstruasi adalah waktu sejak hari pertama menstruasi

sampai datangnya menstruasi periode berikutnya, sedangkan panjang siklus

menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan

mulainya menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi pada wanita normalnya

berkisar 21-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus menstruasi 28
hari dengan lama menstruasi 3-5 hari, ada yang mencapai 7-8 hari (Prayuni

dkk 2018).

Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormonal, terutama hormon

estrogen dan progesteron, kedua hormon tersebut dikeluarkan secara siklik

oleh ovarium pada masa reproduksi (Islami dan farida, 2019).

Gangguan siklus menstruasi dalam (Islami dan farida, 2019) yaitu :

1) Polimenorea adalah siklus menstruasi dengan jumlah rentang hari

kurang dari 21 hari dan atau volume darah sama atau lebih banyak

dari volume darahan menstruasi biasanya. Gangguan ini

mengindikasikan gangguan pada proses ovulasi, yaitu fase luteal

yang pendek. Polimenorea menyebabkan unovulasi pada wanita

karena sel telur tidak dapat matang sehingga pembuahan sulit terjadi.

2) Oligomenorea adalah siklus menstruasi dengan durasi lebih dari 35

hari. Volume perdarahan umumnya lebih sedikit dari volume

perdarahan menstruasi biasanya. Gangguan jenis ini berakibat

ketidaksuburan dalam jangka panjang karena sel telur jarang

diproduksi sehingga tidak terjadi pembuahan. Oligomenorea tidak

berbahaya pada wanita, namun dapat berpotensi sulit hamil karena

tidak terjadi ovulasi (Islami dan farida, 2019).

3) Amenorea adalah panjang siklus menstruasi yang memanjang dari

panjang siklus menstruasi normalnya (oligomenorea) atau tidak

terjadi perdarahan menstruasi minimal 3 bulan berturut – turut

(Islami dan farida, 2019).


2. Tinjauan Umum Tentang Disminorhea Primer

1. Pengertian Dismenorea

Dysmenorrhea berasal dari bahasa Yunani “dys” artinya sulit,

nyeri atau abnormal, “meno” berarti bulan dan “rrhea” artinya aliran. Jadi,

dismenore merupakan rasa sakit atau nyeri yang dialami oleh kaum

wanita saat mengalami haid atau menstruasi. Dismenorea adalah nyeri

perut yang berasal dari kram perut rahim dan terjadi selama menstruasi

karena pengelupasan lapisan endometrium. Nyeri biasanya akan menjalar

ke bagian paha dan pinggang. Rasa nyeri dapat disebabkan oleh kontraksi

otot perut yang terjadi secara terus menerus saat mengeluarkan

darah.Kontraksi yang sangat sering ini kemudian menyebabkan otot

menegang (Larasati,dkk,2016).

Sifat dan derajat rasa nyeri ini bervariasi, dari yang ringan sampai

yeng berat, atau disebut dismenore. Keadaan nyeri yang hebat itu dapat

mengganggu aktivitas sehari-hari. Perbedaan berat ringannya nyeri

tergantung dengan kadar prostaglandin. Perempuan yang mengalami

dismenorea memiliki kadar prostaglandin 5-13 kali lebih tinggi

dibandingkan dengan perempuan yang tidak mengalami dismenore.

Dismenorea atau menstrual cramp juga merupakan salah satu keluhan

ginekologi yang paling sering terjadi pada wanita dalam usia reproduksi

berupa berapa nyeri yang dirasakan pada beberapa saat atau selama

menstruasi.
2. Klasifikasi Dismenore

Klasifikasi dismenore ada 2 yaitu :

1) Dismenore primer (spasmodik)

Dismenore primer adalah dismenore yang mulai terasa sejak

menarche dan tidak ditemukan kelainan dari alat kandungan atau

organ lainnya. Dismenore primer terjadi pada 90% wanita dan

biasanya terasa setelah mereka menarche dan berlanjut hingga usia

pertengahan 20-an atau hingga mereka memiliki anak. Gejalanya

mulai terasa pada 1 atau 2 hari sebelum haid dan berakhir setelah haid

dimulai (Sinaga, 2017)

Dismenorea primer sering terjadi, kemungkinan lebih dari 50%

wanita mengalami dan 15 % diantaranya mngalami nyeri yang hebat.

Biasanya dismenorea primer timbur pada masa remaja, yaitu sekitar

2-3 tahun setelah menarche dan mencapai maksimalnya pada usia 15-

25 tahun. Frekuensinya menurun sesuai dengan pertambahan usia dan

biasanya berhenti setelah melahirkan. Diemenorea primer adalah rasa

sakit yang tidak disertai adanya riwayat infeksi pada panggul atau

keadaan panggul normal (Nugroho dan Utama, 2014).

2) Dismenore sekunder

Dismenorea sekunder adalah nyeri yang muncul setelah haid, yaitu

jika ada penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim,

kista atau polip serta kelainan posisi rahim yang menganggu organ

atau jaringan di sekitarnya dan disertai dengan kelainan anatomis


genetalia. Disemenorea sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi

pada 25% wanita yang mengalami dismenore (Nugroho dan Utama,

2014).

Penyebab terjadinya dismenorea sekunder bisa diakibatkan oleh

salpingitis kronis, yaitu infeksi yang lama pada saluran penghubung

rahim (uterus) dengan kandung telur (ovarium). Kondisi ini paling

sering ditemukan pada wanita berusia 30-45 tahun. Cara

penanganannya perlu dilakukan konsultasi dokter serta pengobatan

dengan antibiotik dan anti radang (Nugroho dan Utama, 2014).

3. Patofisiologi Dismenore primer

Dismenore primer diakibatkan oleh prostaglandin yang merupakan

stimulus miometrium poten dan vasokontriktor pada endometrium.

Kadar prostaglandin yang tinggi dapat meningkatkan derajat nyeri

pada saat menstruasi, tingginya kandungan prostaglandin yang

mencapai tiga kali diawali dari proses proliferal sampai dengan proses

luteal. Sehingga adanya peningkatan prostaglandin dapat

meningkatkan tonus miometrium dan kontraksi uterus, menghasilkan

hormon pituitari posterior (vasopresin) terlibat didalam proses

peluruhan pada saat menstruasi. Selain itu faktor psikis dan pola tidur

dapat berpengaruh dengan timbulnya dismenore (Nugroho dan Utama,

2014).

Pada saat masa subur terjadi peningkatan serta terjadi penurunan

hormon pada fase follikuler (pembentukan sel telur), kemudian terjadi


peningkatan pada pertengahan fase follikuler dimana terdapat kadar

FSH (Follicle Stimulating Hormone) sehingga dapat merangsang

follikel agar memproduksi hormon estrogen. Pada saat kadar

progesteron menurun terjadi peningkatan hormon estrogen. Pada saat

terjadinya penurunan kadar progesteron akan diikuti kenaikan kadar

prostaglandin di endometrium. Terjadinya peningkatan kontraksi

pembulu darah diakibatkan oleh prostaglandin yang telah disintesis

dari luruhnya endometrium dimiometrium sehingga peningkatan

kontraksi tersebut mangakibatkan penurunan aliran darah dan memicu

proses iskemi sehingga terjadi nekrosis (kematian sel) pada sel dan

jaringan di dalam nya (Nugroho dan Utama, 2014).

4. Gejala Dismenore Primer

Menurut Nugroho dan Utama 2014, terdapat beberapa gejala

Dismenore Primer yaitu :

a) Nyeri pada perut bagian bawah yang bisa menjalar kepunggung

bagian bawah

b) Kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus

menerus

c) Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama

menstruasi

d) Sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering berkemih.

Nyeri kram daerah perut mulai terjadi pada 24 jam sebelum

terjadinya perdarahan haid dan dapat bertahan selama 24-36 jam


meskipun beratnya hanya berlangsung selama 24 jam pertama saat

terjadinya perdarahan haid.Kram tersebut dirasakan didaerah perut

bagian bawah, tetapi dapat menjalar ke punggung atau ke permukaan

dalam paha. Nyeri kram dapat disertai muntah dan diare pada suatu

kasus yang berat.

5. Penyebab dan Etiologi dismenore Primer

Penyebab dari dismenore primer dan sekunder dapat dibedakan, yaitu:

a. Dismenore Primer

1) Usia menarche kurang dari 12 tahun

2) Menstruasi berkepanjangan (heavy or prolonged menstrual flow)

3) Merokok

4) Riwayat keluarga

5) Kebiasaan olahraga

6) Kegemukan

7) Mengkonsumsi Alkohol (Nugroho dan Utama, 2014).

Nyeri pada dismenore primer diduga berasal dari kontraksi

rahim yang dirangsang prostaglandin. nyeri dirasakan semakin

hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan rahim

melewati serviks (leher rahim), terutama jika saluran serviksnya

sempit. Factor lainnya yang bisa memperburuk dismenore adalah :

a) Rahim yang menghadap ke belakang (retroversi)

b) Kurang berolahraga

c) stress psikis atau stress sosial (Nugroho dan Utama, 2014).


6. Cara Penanganan dan Pencegahan Dismenore Primer

Cara mengatasi dismenore primer dapat dilakukan dengan cara

farmakologis maupun nonfarmakologis, menurut Nugroho dan Utama,

2014 seperti :

a. Farmakologis

1) Obat-obat antiinflamasi non steroid (NSAID)

NSAID dapat menurunkan nyeri dengan menghambat produksi

prostaglandin dari jaringan-jaringan yang mengalami inflamasi serta

menghambat reseptor nyeri yang sensitif terhadap stimulus

menyakitkan sebelumnya. Misalnya: ibuprofen, naproxen, dan asam

mefenamat.

2) Terapi Hormonal

Terapi hormonal bertujuan untuk menekan ovulasi. Terapi

hormonal dilakukan dengan cara pemberian pil kombinasi

kontrasepsi.

b. Non Farmakologis

1) Relaksasi

Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri

dengan merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri. Tidur

dan istirahat yang cukup saat menstruasi dapat meredakan rasa

sakit dapat dilakukan.

2) Mendengarkan Musik
Bagi yang mempunyai hobi mendengarkan musik, tidak ada

salahnya mencoba meringankan rasa sakit saat menstruasi dengan

mendengarkan lagu kesukaan. Selain itu, juga dapat mencoba

mendengarkan lagu yang dapat menenangkan saraf dan membuat

pikiran menjadi rileks.

3) Berolahraga

Wanita yang melakukan olahraga secara teratur setidaknya 30-60

menit setiap 3-5 kali per minggu dapat mecegah terjadinya

dismenore. Setiap wanita dapat sekedar berjalan-jalan santai, jogging

ringan, berenang, senam maupun bersepeda sesuai dengan kondisi

masing-masing.

c. Alternatif

1) Mengompres dengan suhu panas (hangat), suhu panas merupaka

ramuan tradisional turun-temurun yang patut dicoba. Gunakan

heating pad (bantal pemanas), kompres handuk, atau botol berisi air

hangat tepat pada bagian yang terasa nyeri (bisa perut dan pinggang

bagian belakang). Suhu panas diketahui dapat meminimalisir

ketegangan otot.

2) Aroma terapi digunakan untuk menghilangkan rasa sakit saat

menstruasi karena, aroma terapi mampu memberikan sensasi yang

menenangkan diri dan otak, serta stres yang dirasakan.

3) Pemijatan dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan.


Pijatan yang dilakukan secara ringan dan melingkar dengan telunjuk

pada perut bagian bawah akan membantu mengurangi nyeri haid.

Penatalaksanaan dismenore primer dapat dilakukan dengan beberapa cara

yaitu :

1) Minum banyak air, menghindari konsumsi garam dan minuman

berkafein untuk mencegah pembengkakan dan retensi cairan.

2) Makan makanan bergizi, tinggi zat besi, kalsium, dan vitamin B

kompleks dan tidak mengurangi jadwal makan.

3) Istirahat dan relaksasi untuk mengurangi nyeri

4) Lakukan aktifitas yang dapat mengurangi stress (pijat, yoga dan

meditasi)

5) Saat berbaring telentang tinggikan posisikan pinggul melebihi baru

bahu dapat dapat meredakan gejala dismenore (Nugroho dan Utama,

2014).

d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik ringan dan

sederhana atau anlgesik kombinasi dengan antiinflamasi nonstroid

(AINS), Antispasmodik, Estrogen Dan Progesterone, Dan Suplemen

(Nugroho dan Utama, 2014).


BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK REMAJA PADA Nn “M” DENGAN


DISMINORHEA PRIMER DI UPTD PUSKESMAS JATI RAYA
KOTA KENDARI

No reg :-
Tanggal masuk :05/04/2023 09.00 Wita
Tanggal pengkajian : 05/04/2023 09.15 Wita
Nama pengkaji :Kristin Wulandari

IDENTITAS REMAJA DAN ORANG TUA


Remaja Orang Tua
Nama : Nn M Ny W
Umur : 15 tahun 38 Tahun
Suku : Tolaki Tolaki
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SMA
Pekerjaan : Pelajar IRT
Alamat : Jl Cendana Jl Cendana
No. Telpon :

DATA BIOLOGIS
Seorang remaja berusia 15 Tahun datang ke Poli KIA/KB puskesmas Jati Raya
untuk memeriksakan kesehatannya, dengan keluhan nyeri perut bawah pada saat
menstruasi
1. Alasan kunjungan : Untuk memeriksakan kesehatannya
2. Keluhan utama : Nyeri perut bawah saat menstruasi
a. Saat kejadian : Saat menstruasi
b. Tempat kejadian : Perut bawah
c. Waktu kejadian : Saat menstruasi
d. Lama berlangsung : 1-2 Hari
e. Sifat Keluhan : Mengganggu aktivitas
f. Pengaruh keluhan terhadap aktivitas : Mengganggu
g. Factor yang memperburuk :Saat beraktivitas seperti
mengangkat barang atau benda lainnya
h. Faktor yang membuat keluhan berkurang : Istarahat dengan berbaring
i. Usaha untuk mengatasi keluhan : Baring
j. Riwayat paparan radiasi sebelumnya : Tidak ada

3. Riwayat penyakit saat ini (jika ada)


a. Apa yang dirasakan : Tidak ada
b. Lokasi :-
c. Sejak kapan :-
d. Pencetus :-
e. Bagaimana usaha mengurangi keluhan : -
4. Hubungan keluhan dengan factor atau suasana psikologis:
a. Pikiran :-
b. Emosi dan Perilaku :-
c. Perasaan tentang penyakitnya : -
5. Keluhan sudah diobati : Ya/ Tidak
a. Obat :-
b. Dosis :-
c. Riwayat alergi : -
6. Riwayat pubertas/ haid
a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus : 21-35 hari
c. Lamanya : 5 – 6 hari
d. Banyaknya : 2 – 3 kali ganti pembalut
e. Dismenorhea : Ada
7. Riwayat Kesehatan masa lalu
a. Permasalahan medis kronis : Tidak ada
b. Pernah dirawat di RS : Tidak
c. Riwayat pembedahan : Tidak ada
d. Riwayat trauma : Tidak
e. Penyakit sewaktu masa kecil : Tidak ada
f. Riwayat ginekologis (infeksi menular seksual, keganasan dan kelainan
pada payudara) : Tidak ada
8. Riwayat penyakit yang diderita oleh keluarga klien
a. Riwayat mengenai:
Anggota Umur Riwayat
No Hidup/Meninggal
Keluarga (tahun) Kesehatan
1 Ayah 40 Tahun Hidup _
2 Ibu 38 Tahun Hidup _

3 Saudara Laki- _ _ _
laki
4 Saudara _ _ _
Perempuan

b. Penyakit:
1) Hipertensi : Tidak ada
2) Penyakit jantung coroner : Tidak ada
3) Diabetes : Tidak ada
9. Keluhan sistemis yang dirasakan pasien:
a. Sistem saraf pusat:
1) Pusing : Tidak
2) Sakit kepala : TIdak
3) Terasa berputar : Tidak
b. Kardiovaskular-respirasi:
1) Sesak napas : Tidak
2) Pembekakan tungkai : Tidak
3) Dada berdebar : Tidak
4) Nyeri dada : Tidak
c. Sistem pencernaan:
1) Nafsu makan : Tidak
2) Mual : Tidak
3) Muntah : Tidak
4) Penurunan berat badan : Tidak
5) Nyeri abdomen : Ya
d. System genito-urinari:
1) Sulit buang air kecil (BAK) : Tidak
2) BAK ada darah : Tidak
3) Nyeri saat BAK : Tidak
10. Riwayat pemenuhan kebutuhan Dasar
a. Pola nutrisi
1) Frekuensi makan : 3x sehari
2) Frekuensi minum : 8 gelas/ hari
3) Makanan pantangan : Tidak ada
b. Pola eliminasi
1) BAK
a) Frekuensi : 7-8 x sehari
b) Warna : Kuning
c) Bau : Khas amoniak
d) Masalah : Tidak ada
2) BAB
a) Frekuensi : 1-2 x sehari
b) Konsistensi : Lunak
c) Masalah : Tidak ada
c. Pola istirahat
1) Tidur malam : 8 jam (22.00 – 06.00 WITA)
2) Tidur siang : 2 jam (13.00 – 15.00 WITA)
3) Masalah : Tidak ada
d. Personal hygiene
1) Mandi : 2 x sehari
2) Menggosok gigi : 3-4 x sehari
3) Keramas : 2x seminggu
4) Membersihkan genitalia dan anus : Setiap selesai BAK dan BAB

DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a) Berat badan : 40 kg
1) BB Sekarang : 40 kg
2) Tinggi badan : 145 cm
3) LILA : 22 cm
b) Tanda-tanda vital
1) TD : 100/80 mmHg
2) N : 80 x/ menit
3) P : 20 x/ menit
4) S : 36,5 C
2. Pemeriksaan head to toe (inspeksi, palpasi, aukultasi, dan perkusi)
a. Kepala :
Rambut hitam, tampak bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe dan
tidak ada massa/benjolan disekitar kepala pasien.
b. Wajah
Ekspresi wajah tampak tenang, tidak ada cloasma dan tidak ada
oedema.
c. Mata
Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus
dan penglihatan normal.
d. Hidung
Simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret, tidak ada epitaksis dan
penciuman normal.
e. Mulut
Bibir lembab, tidak ada sariawan, gigi tampak bersih, tidak ada caries
dan gigi tanggal, lidah tampak bersih.
f. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran cairan dan pendengaran
normal.
g. Leher
Tidak ada pelebaran vena jugularis dan tidak ada pembesaran tyroid.
h. Payudara
Simetris kiri dan kanan, tampak bersih, puting susu kiri dan kanan
menonjol, tidak ada benjolan.
i. Abdomen
Nyeri pada perut bagian bawah
j. Ekstremitas
a) Atas dimetris kiri dan kanan, tidak ada oedema, kuku tampak bersih,
tidak pucat, tidak sinosis
b) Bawah simetris kiri dan kanan,tidak ada oedema pada kaki kiri dan
kanan.

DATA PENUNJANG
a. HB : 12 Gr/dl
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK REMAJA
PADA Nn “M” DENGAN DISMINORHEA PRIMER
DI UPTD PUSKESMAS JATI RAYA
KOTA KENDARI

No reg :-
Tanggal masuk : 05/04/2023 09.00 Wita
Tanggal pengkajian : 05/04/2023 09.15 Wita
Nama pengkaji :Kristin Wulandari

IDENTITAS
Nama : Nn “M”
Umur : 15 tahun
Suku : Tolaki
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Alamat :Jl Cendana
No Hp :-

SUBJEKTIF (S)
Seorang perempuan (Nn M) berusia 15 tahun, datang ke Poli KIA/KB Puskesmas
Jati Raya untuk memeriksakan kesehatannya, dengan keluhan nyeri perut bagian
bawah saat menstruasi.

OBJEKTIF (O)
Keadaan umum baik, tanda tanda vital dalam batas normal (TD:100/80 mmHg,
N:80x/menit, S:36,50C, P:20x/menit), BB: 40 kg, TB: 145 Cm, LILA: 22 Cm.
Pada pemeriksaan fisik tidak terdapat kelainan. Hb : 12 Gr

ASSESMENT (A)
Nn “M” umur 15 tahun dengan disminorhea primer

PENATALAKSANAAN (P)
Tanggal: 05 April 2023 Jam 09.15 Wita
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien bahwa keadaan umum baik dengan
BB : 40 kg, TB : 145 cm, LILA : 22 cm, TD : 100/80 mmHg, N : 80x/menit, S
: 36,5 C, dan P : 20x/menit
2. Memberitahu pasien bahwa keluhannya merupakan hal yang normal di alami
saat menstruasi
3. Memberitahu pasien untuk kompres air hangat pada perut bagian bawah saat
menstruasi
4. Memberikan Healt Education tentang makanan yang bergizi seperti makanan
yang banyak mengandung asam folat dan zat besi
5. Menganjurkan untuk istarahat yang cukup
6. Menganjurkan pasien apabila keluhan masih tetap di rasakan konsul ke bidan
atau puskesmas terdekat.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah dilaksanakan asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan
menggunakan manajemen kebidanan menurut SOAP dengan pola fikir varney
maka penulis dapat menyimpulkan pada pengkajian remaja dengan
dismenorea primer didapatkan data subjektif dan data objektif. Data subjektif
di peroleh dari wawancara dengan pasien dimana pasien mengeluh bahwa
nyeri pada perut bagian bawahnya sehingga mengganggu aktifitas pasien.
Dalam teori dan praktek terdapat kesenjangan dalam melakukan pengkajian
data subjektif dan objektif karena pada pengkajian data subjektif terdapat
hambatan pada waktu yang terbatas.
Dalam analisa data di dapatkan diagnosa kebidanan pada Nn.M umur 15
tahun dengan dismenorea primer.Masalah yang timbul adalah rasa nyeri yang
dirasakannya. Pada Kasus Nn.M dengan dismenorea primer dengan tetap
mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat dan makanan bergizi
lainnya. Pasien di beri konseling tentang pencegahan dan penanganan nyeri
menstruasi.
B. Saran
1. Bagi Profesi Kebidanan
Diharapkan mahasiswa dapat memberikan pelayanan asuhan kebidanan
sesuai standar, dapat mengaplikasikan materi yang telah diberikan serta
mampu memberikan asuhan bermutu dan berkualitas pada masyarakat.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan laporan tugas ini bisa menjadi bahan bacaan atau referensi
bagi institusi pendidikan untuk memberi masukan terhadap penulis
selanjutnya mengenai asuhan kebidanan remaja dengan dismenorea
primer.
3. Bagi Puskesmas
Asuhan kebidanan yang telah dilakukan dapat dijadikan sebagai bahan
standard pelayanan yang harus diberikan dalam menjalankan asuhan
kebidanan Remaja dengan dismenorea primer agar dapat meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan, meningkatkan komunikasi dengan
masyarakat sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih
optimal kepada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Diananda, A. 2018. Psikologi Remaja dan Permasalahannya. Jurnal ISTIGHNA,


Vol. 1, No 1, Januari 2018 P-ISSN 1979-2824.
Fajarini, Y, I., Nurdiati, D, S., Padmawati, R, S. (2018). Prestasi Belajar Pada
Remaja Yang Mengalami Disminorea Primer. Jurnal Kesehatan
Reproduksi Volume 5 No 1 tahun 2018.
Horman, N., Manoppo, J., Meo, L, N. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Disminore Primer Pada Puteri Di Kabupaten Kepulauan
Sangihe. Jurnal Keperawatan, Volume 9, No 1, Februari 2021, (Hal. 38-
47).
Islami, A., Farida.(2019) Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi
Pada Remaja Putri Tingkat III. Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7,
Nomor 1 (halaman 13 – 18).
Kurniati, B., Amelia, R., & Oktora, M. Z.(2019). Hubungan Indeks Massa Tubuh
dengan Kejadian Disminore pada Mahasiswi Angkatan 2015 Fakultas
Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang. Health & Medical Journal.
Larasati, T. A., & Alatas, F. (2016). Disminore Primer dan Faktor Risiko
Disminore
Primer pada Remaja. Majority, 5(3), 79-84.
Lestari, H., Fahrurrozi, & Astuti, F. (2019). Pengaruh Terapi Murrotal Al-Qur’an
Terhadap Perubahan Skala Nyeri Haid (Disminorea) Pada Siswi Kelas X,
XI, Dan XII MA Asy-Ayafi’iah bendung Desa Kilang Kecamatan
Montong Gading Kabupaten Lombok Timur 2017. Prima , 5(2),69 – 74.
Maimunah, S., Sari, R. D. P., & Prabowo, A.Y. (2017). Perbandingan Efektivitas
Kompres Hangat dan Kompres Dingin sebagai Terapi Non-Farmakologis
Disminore pada Remaja. Medula, 7(5), 79-83.
Nugroho, T., Utama, B, I (2014). Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita (1 st
ed.). Bogor : IN MEDIA
Nurwana, N., Sabilu, Y ., Fachlevy, A. (2017). Analisis Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Disminore Pada Remaja Putri Di Sma
Negeri 8 Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Unsiah, 2 (6), 185630.
Pangestu. (2020). Efektifitas Pemberian Minuman Kunyit Asam Dan Air Jahe
Terhadap Penurunan Disminorea Primer Pada Remaja Putri Di Pondok
Pesantren Jadid Kumpai Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Kebidanan
Khatulistiwa, 6 Nomor 1,48-g5 4 September 2021.
Prayuni, E, D., Imandiri, A., Adiyanti, M.(2018) Terapi Menstruasi Tidak Teratur
Dengan Akupuntur Dan Herbal Pegagan(Centella Asiatica (L.)). Journal
Of Vocational Health Studies 02 : 86 – 91.
Rusyanti, S.I (2020). Massage Effleurage Menurunkan Nyeri Haid. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 13(1), 78-84.

Anda mungkin juga menyukai