OLEH :
JIHAN
PFB23033
2024
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : JIHAN
NIM : PFB23033
Mengetahui,
Pembimbing Institusi
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
Fisiologi Balita Pada Ny ”A” Di Ruang Poli Anak RSU Dewi Sartika Kota
Ucapan terima kasih Penulis haturkan kepada ibu Bd. Via Zakiah, S.ST., M.keb
selaku Pembimbing praktik Kebidanan dan dukungan yang telah diberikan selama
hambatan namun berkat bantuan berbagi pihak maka penyusunan laporan praktik
kebidanan balita ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis dengan tulus
1. Dra. Hj.Rosmawati Ibrahim, SST., MS., M.Kes selaku Ketua STIKes Pelita Ibu
dan penguji I
2. Kepala RSU Dewi Sartika Kota Kendari yang telah bersedia memberikan izin
selesai.
iii
iii
4. Kedua Orang tua atas curahan kasih sayang, kesabaran mendidik, dukungan
5. Kepala Ruangan dan Bidan di ruang Poli Anak RSU Dewi Sartika Kota
Kendari
Laporan praktik Asuhan kebidanan fisiologis balita yang disusun ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Kendari, Maret
Penulis
iv
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan......................................................................................................... 3
D. Manfaat....................................................................................................... 4
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 24
B. Saran.......................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam merupakan suatu gangguan yang sering terjadi pada bayi atau
anak. Anak dikatakan demam apabila suhu tubuh anak lebih dari 37 ℃. Suhu
tubuh normal pada manusia berkisar antara 36-37 ℃. Suhu tubuh anak yang
terus meningkat sering kali menjadi pengalaman yang menakutkan bagi orang
bahwa jumlah kasus demam di seluruh dunia mencapai 11-20 juta orang dan
sepanjang tahun. Kasus demam diderita oleh anak-anak sebesar 91% berusia 2-
19 tahun.
berbeda bila dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini dikarenakan, apabila
tindakan dalam mengatasi suhu tubuh tidak tepat dan lambat maka akan
dapat membahayakan keselamatan anak, jika tidak ditangani dengan cepat dan
mencapai 17%, pada suhu 43°C akan koma dengan kematian 70% dan pada
1
2
Apabila demam tidak segera diatasi bisa terjadi kejang pada anak dan
2016)
terjadi di masyarakat sangat bervariasi, mulai dari yang ringan yaitu berupa
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
objektif pada An. “D” fisiologi balita di RSU Dewi Sartika Kota
Kendari.
Kendari.
D. Manfaat
Kajian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan panduan bagi
tindakan.
2. Bagi Mahasiswa
Kajian ini dapat menjadikan sumber informasi dan bahan bacaan untuk
1. Definisi Balita
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun
atau lebih popular dengan pengertian anak dibawah lima tahun. Balita
adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah
(3- 5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh pada orang tua
untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan
(Lusia, 2019).
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai
lebih banyak dengan kualitas yang tinggi Kesehatan seorang balita sangat
dipengaruhi oleh gizi yang terserat didalam tubuh kurangnya gizi yang
suatu penduduk yang berada dalam rentan usia tertentu. Usia balita dapat
tahun), golongan batita (2-3 tahun), dan golongan prasekolah (>3-5 tahun)
(kemenkes, 2020).
5
6
2. Karakteristik Balita
Menurut karakterisik, balita terbagi dalam dua kategori, yaitu anak usia
1- 3 tahun (batita) dan anak usia pra sekolah 3 – 5 tahun (balita). Anak usia
1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari
apa yang disediakan oleh ibunya. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar
dari masa usia pra sekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang
relatif besar. Pola makan yang diberikan sebaiknya dalam porsi kecil
dengan frekuensi sering karena perut balita masih kecil sehingga tidak
Wati,2019).
gizi adalah asupan makanan dan penyakit infeksi. Beberapa faktor yang
gizi yang pokok di tempat paling sedikit dua pertiga dunia adalah
menurunkan status gizi. Apabila status gizi tidak cukup maka daya
b. Infeksi
Penyakit infeksi dan keadaan gizi anak merupakan dua hal yang
berkurangnya zat gizi ke dalam tubuh anak. Dampak infeksi yang lain
menyebabkan diare pada anak dapat mengakibatkan cairan dan zat gizi
asupan zat gizi sangat kurang sekali bahkan bila berlanjut lama dapat
c. Pengetahuan Gizi
bahan makanan. Status gizi yang baik penting bagi kesehatan setiap
peralatan makan pada setiap keluarga. Semakin tersedia air bersih untuk
kurang gizi.
1. Pengertian Demam
dapat berada di atas suhu normal. Demam bukan salah satu dari penyakit,
tetapi kondisi ini merupakan gejala dari adanya suatu penyakit. Demam
adalah peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal akibat adanya infeksi
atau peradangan yang dapat di tandai dengan anak rewel, lemas, dan pucat
(Ismoedijanto, 2016).
9
2. Penyebab Demam
Demam merupakan akibat kenaikan set point (oleh sebab infeksi) atau
Semakin muda umur bayi, semakin kecil kemampuan untuk merubah set-
point dan memproduksi panas. Bayi kecil sering terkena infeksi berat
Secara garis besar, ada dua kategori demam yang sering kali diderita
oleh anak balita (dan manusia pada umumnya) yaitu demam noninfeksi
sejak lahir, dan tidak ditangani dengan baik. Contoh demam non-
b. Demam infeksi
patogen, misalnya kuman, bakteri, viral atau virus, atau binatang kecil
pada anak antara lain yaitu tetanus, mumps atau parotitis epidemik, 12
morbili atau measles atau rubella, demam berdarah, TBC, tifus dan
3. Fatofisiologi Demam
oleh karena aliran darah makin cepat sehingga makanan dan oksigenasi
makin lancar. Namun kalau suhu terlalu tinggi (di atas 38,5ºC) pasien
mulai merasa tidak nyaman, aliran darah cepat, jumlah darah untuk
(Ismoedijanto, 2016).
11
dipompa lebih kuat dan cepat, frekuensi napas lebih cepat. Dehidrasi
Kerusakan jaringan akan terjadi bila suhu tubuh lebih tinggi dari 41 ℃,
terutama pada jaringan otak dan otot yang bersifat permanen. Kerusakan
2016).
4. Klasifikasi Demam
a. Demam septic
ke tingkat yang sangat tinggi pada malam hari dan kembali di atas
normal pada pagi hari. Demam ini juga dapat ditandai dengan badan
Demam ini dapat menurun setiap hari tetapi pernah mencapai suhu
mencapai dua derajat, tidak sebesar perbedaan suhu yang tercatat pada
demam septik.
12
c. Demam Intermiten
Suhu tubuh turun menjadi normal selama beberapa jam sehari. Jika
demam terjadi setiap dua hari dapat disebut tersiana, dan jika demam
d. Demam Kontinu
Pada siang hari suhu tidak berubah lebih dari satu derajat. Demam
e. Demam Siklis
Demam ini terjadi kenaikan suhu tubuh selama beberapa hari yang
diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
sebagai berikut:
sebagai berikut:
6. Komplikasi Demam
a. Dehidrasi
b. Hipoksia
Pada anak demam tinggi dapat terjadi peningkatan laju nadi dan
pemberian oksigen.
c. Hipoglikemia
d. Kejang demam
dan tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak merusak otak.
7. Penanganan Demam
a. Tindakan Farmakologis
Ibuprofen dapat diberikan ulang dengan jarak 6-8 jam dari jarak
pemberian sebelumnya.
1) Berikan kompres hangat pada tubuh, tidak hanya pada dahi tetapi
2) Lebih baik anak tidak diselimuti dengan selimut yang tebal karena
keringat.
toleransi tubuh.
4) Minum air putih yang banyak. memberikaan minum air putih yang
6) Periksa keadaan suhu tubuh setiap empat jam sekali dengan alat
8) Memakai pakaian yang tipis agar panas bisa keluar dengan mudah.
Suhu yang sangat tinggi lebih dari 38C suhu rektal pada anak –
BAB III
16
ASUHAN KEBIDANAN
A. IDENTITAS
Alamat : Teplan
B. DATA SUBJEKTIF
Seorang ibu dating Bersama anaknya ke RSU Dewi Sartika Kota Kendari
16
17
1. Riwayat keluhan
a. Pasien mengatakan susah tidur karena badan terasa berat dan panas
seperti diabetes.
a. Pola Nutrisi
Kebiasaan :
Kebiasaan :
1) Frekuensi : 4 - 5 x sehari
2) Warna : Kekuningan
18
Perubahan selama sakit : BAB dan BAK hanya 2-3 kali sehari.
Kebiasaan :
3) Genitalia dibersihan setiap kali selesai BAB, BAK dan pada saat
mandi
4) Pakaian diganti setiap kali selesai mandi dan setiap kali kotor
baik
d. Istirahat / Tidur
Kebiasaan :
Perubahan selama sakit : tidur siang hanya 1 jam dan saat malam tidur
4. Pemeriksaan Fisik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tinggi Badan : 80 Cm
19
d. Berat Badan : 12 Kg
3) Suhu : 38,9ºC
a. Kepala : Rambut hitam tampak bersih, tidak rontok , tidak ada ketombe
ada oedema.
c. Mata : Simetris kiri dan kanan, kunjungtiva merah muda, sclera tidak
d. Hidung : Simetris kiri dan kanan / tidak ada secret, tidak ada epistaksis,
e. Mulut : Bibir lembab, tidak ada sariawan, gigi tampak bersih, tidak ada
f. Telinga : Simetris kiri dan kanan tidak ada pengeluaran cairan, tidak
kelenjar tyroid
1) Atas: Simetris kiri dan kanan tidak ada oedema, kuku tampak bersih,
2) Bawah: reflex patella (+), simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema.
21
A. IDENTITAS
Alamat : Teplan
Subjektif (S)
Seorang ibu dating bersama anaknya ke RSU Dewi Sartika Kota Kendari
mengatakan anaknya sakit dengan keluhan lemas, menggigil, dan tubuh terasa
Objektif (O)
21
Keadaan Umum: Lemah, Tinggi Badan: 80 Cm, Berat Badan: 12 Kg, Tekanan
darah: 90/60 mmHg, Nadi: 80×/ menit, Suhu: 38,9ºC, Pernapasan: 20×/ menit,
Assesment (A)
Planning (P)
Januari 2024 dengan mengumpulkan semua informasi (data) yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien kemudian
B. Saran
1. Untuk klien
Diharapkan untuk para orang tua agar mejaga pola hidup anak untuk
Asuhan yang diberikan pada klien sudah baik dan hendaknya bidan
lebih menekankan pada konseling bahaya pada anak jika tidak di tangani
lebih cepat.
23
23
DAFTAR PUSTAKA
Ismoedijanto, I. (2016) “Demam pada Anak,” Sari Pediatri, 2(2), hal. 103. doi:
10.14238/sp2.2.2000.103-8.
Kemenkes, (2020). Status Gizi Balita dan Interaksinya. Kalimantan.Sehat
Negriku
Lusia (2019) Mengenal Demam dan Perawatannya Pada Anak. Airlangga
University Press.
Plipat, N, H and WR, A. (2018). The Febrile child In Pediatric, In New York.
Proverawato, A dan Wati, E, K. 2019. Ilmu Gizi Keperawatan dan Gizi
Kesehatan. Yogyakarta. Nuha Medika.
Wardiyah, A., Setiawati and Romayati, U.(2016). Perbandingan Efektifitas
Pemberian Kompres Hangat dan Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu
Tubuh Anak yang Mengalami Demam di Ruang Alamanda RSUD dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi
Lampung Tahun 2015, Jurnal Kesehatan Holistik, 10(1),pp.36 – 44.
Widjaja, M. C. (2016) Mencegah & Mengatasi Demam pada Balita. Ciganjur:
Kawan Pustaka.
WHO. (2020). World Health Statistics.
24