Anda di halaman 1dari 77

LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIK

PERSALINAN, BBL DAN NIFAS PADA NY “S” DI

BLUD PUSKESMAS KANDAI

KOTA KENDARI

OLEH :

Dwi Kiswanti
PFB23017

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA IBU KENDARI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

2024
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Dwi Kiswanti

NIM : PFB23017

JUDUL : LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI

HOLISTIK PERSALINAN, BBL DAN NIFAS PADA NY “S” DI

BLUD UPTD PUSKESMAS KANDAI KOTA KENDARI

MENGETAHUI,

PEMBIMBING INSTITUSI

JULIAN JINGSUNG, SST., M.Kes


NIDN. 0907029003

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat

hidayah dan izin-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik

Asuhan Kebidanan dengan tema “Laporan Praktik Asuhan Kebidanan

Fisiologi Holistik Persalinan, BBL dan Nifas Pada Ny ”S” Di BLUD

Puskesmas Kandai Kota Kendari” tepat pada waktunya.

Laporan praktik Kebidanan ini merupakan salah satu rangkaian praktik

kebidanan holistic dalam rangka memenuhi persyaratan pendidikan profesi bidan.

Penulis menyadari bahwa dalam praktik, pengkajian, konseling hingga

penyusunan laporan praktik ini penulis mengalami beberapa kendala atau

hambatan namun berkat bantuan berbagi pihak maka penyusunan laporan praktik

kebidanan Holistik ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis dengan

tulus mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Hj.Rosmawati Ibrahim,SST.,MS.,M.Kes selaku Ketua Stikes Pelita Ibu

dan Penguji I yang telah membantu memberi saran dan masukan untuk

penyempurnaan penyususnan laporan praktik kebidanan holistic ini

2. Wa Ode Sri Kamba Wuna, S.ST., M.Kes selaku Penguji II yang telah
membantu memberi saran dan masukan untuk penyempurnaan penyususnan
laporan praktik kebidanan holistic ini
3. Julian jingsung, SST., M.Kes selaku dosen pembimbing institusi dalam Stase :

Praktik Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik persalinan, nifas, bayi baru lahir

dan balita serta anak pra sekolah. atas arahan, bimbingan dan dukungan yang

telah di berikan selama proses penyusunan laporan ini.

iii
4. Kepala BLUD Puskesmas Kandai Kota Kendari yang telah bersedia

memberikan izin melakukan praktik kebidanan holistik di lingkup wilayah

kerja hingga selesai.

5. Kepala Ruangan Bersalin BLUD Puskesmas Kandai dan seluruh staf dan bidan

yang telah ikut membantu dan mengarahkan dalam proses praktik kebidanan

holistik ini.

6. Kedua Orang tua atas curahan kasih sayang, kesabaran mendidik, dukungan

dan doanya kepada penulis

7. Responden yang telah bersedia meluangkan waktunya dan membantu dalam

proses praktik kebidanan holistik

8. Teman seperjuangan mahasiswi Pendidikan profesi bidan angkatan V yang

telah membantu dan memberikan support dalam proses praktik dan

penyusunan laporan kebidanan holistik ini

Laporan praktik Asuhan kebidanan fisiologis yang disusun ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar laporan praktik kebidanan holistik ini dapat bermanfaat.

Kendari, 21 Februari

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................II

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………...….2
C. Tujuan...........................................................................................................2
D. Manfaat.........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Persalinan............................................................................4


B. Tinjauan Khusus Nyeri...............................................................................13
C. Teori Bayi Baru Lahir.................................................................................15
D. Tinjauan Teori tentang masa Nifa……………………………………….19

BAB III PEMBAHASAN


A. Pengkajian Asuhan Kebidanan Fisiologi Persalinan,BBL dan
Nifas………………………………………………………………..…….33
B. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Fisiologi Persalinan, Bayi Baru Lahir
dan Nifas ……………………………………………………….………..41
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………67
B. Saran……………………………………………………………………...68
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................69

v
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya

tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang

membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan,

pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai (Manuaba, 2015)

Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai

oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta.

Inpartu (mulai partus) ditandai dengan penipisan dan pembukaan serviks,

kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi 2 kali

dalam 10 menit), cairan lendir bercampur darah (show) melalui vagina

(Widianto, 2021).

Bayi baru lahir adalah bayi yang berumur 0-28 hari yang baru mengalami

proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke

kehidupan ekstra uterin , bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat

badan 2500-4000 gram, umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menagis,

bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik, tidak ada cacat

bawaan (Kemenkes, 2020).

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pascapersalinan harus

terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang

meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan


2

penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI,

cara menjarangkan kehamilan, dan nutrisi bagi ibu (Saifuddin, 2020).

Berdasarkan penyebab sebagian besar kematian ibu pada tahun 2020

disebabkan oleh perdarahan sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam kehamilan

sebanyak 1.100 kasus, dan gangguan sistem peredaran darah sebanyak 230

kasus. Pada tahun 2020 menemukan bahwa dari total 1951 kelahiran spontan

pervaginam, 57% ibu mendapat jahitan perineum (28% karena episiotomi dan

29% karena robekan spontan) (Kemenkes RI, 2020).

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan pengkajian

kasus dengan judul “Laporan Praktik Asuhan Kebidanan Fisiologi Holistik

Persalinan Normal Dan Bayi Baru Lahir serta Nifas Pada Ny’’S’’ Di BLUD

UPTD Puskesmas Kandai”

B. Rumusan Masalah

Melakukan Pengkajian Asuhan Kebidanan Fisiologi Holistik Persalinan

Normal dan Bayi Baru Lahir Pada Ny “S” Di Ruang Nifas BLUD Puskesmas

Kandai.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk menerapkan asuhan kebidanan fisiologi persalinan, bayi baru lahir

dan nifas pada Ny “S” di BLUD Puskesmas Kandai.

2. Tujuan Khusus
3

a. Mampu melakukan pengumpulan data dasar secara subjektif dan

objektif

pada Ny “S” fisiologi persalinan, BBL dan nifas di BLUD Puskesmas

Kandai

b. Menginterpretasikan data klien meliputi diagnosis, masalah, dan

kebutuhan khusus pada Ny “S” di BLUD Puskesmas Kandai

c. Menyusun rencana tindakan pada Ny “S” di BLUD Puskesmas Kandai

d. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny “R” di BLUD

Puskesmas Kandai

D. Manfaat

1. Bagi Profesi Bidan

Kajian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan panduan bagi

tenaga kesehatan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan serta

meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan dalam melakukan

tindakan.

2. Bagi Mahasiswa

Kajian ini dapat menjadikan sumber informasi dan bahan bacaan untuk

meningkatkan pengetahuan tentang asuhan kebidanan terkait masa

persalinan.

3. Bagi Klien dan Masyarakat

Kajian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan ibu tentang

persalinan normal dan bagaimana proses persalinan itu terjadi.


4
BAB II

TIJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Persalinan

1. Definisi Persalinan

Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan

sendirinya tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit

yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan

pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai.

(Manuaba, 2017)

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

persentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Sarwono, 2020).

2. Etiologi Persalinan

Sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teori-teori

yang kompleks, factor-faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur

uterus, sirkulasi uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi disebut sebagai factor-

faktor yang mengakibatkan persalinan mulai. Menurut Manuaba mulai dan

berlangsungan persalinan, antara lain:

a. Teori penurunan hormon

Penurunan kadar hormon esterogen dan progesterone yang terjadi

4
5

1-2 minggu sebelum partus dimulai. Progesterone bekerja sebagai

penenang bagi otot-otot uterus dan akan menyebabkan kekejangan

pembuluhan darah sehingga timbul his bila kadar progestoren turun.

b. Teori plasenta menjadi dua

Villi korialis mengalami perubahan-perubahan, sehingga kadar

estrogen dan progesterone menurun yang menyebabkan kekejangan

pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.

c. Teori distensi rahim

Keadaan uterus yang terus menerus membesar dan menjadi

tegang menyebabkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin

merupakan factor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter

sehingga plasenta menjadi degenerasi

d. Teori iritasi mekanik

Tekanan pada ganglio servikale dari pleksus frankenhauser yang

terletak di belakang serviks. Bila ganglio ini tertekan, kontraksi uterus

akan timbul.

3. Bentuk dan Jenis Persalinan

Menurut Mochtar (2017), beberapa istilah yang ada hubunganya dengan

partus

a. Bentuk persalinan berdasarkan definisi

1) Persalinan spontan

Bila persalinan selurunya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri

melalui jalan lahir.


6

2) Persalinan buatan

Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar misalnya

forrcep/vakum /SC.

3) Persalinan anjuran

Bila kekuatan yang di perlukan untuk persalinan di timbulkan dari

luar dengan jalan rangsangan misalnya pemberian pitocin dan

prostaglandin (Mochtar, 2017).

b. Jenis persalinan menurut cara persalinan

1) Partus biasa (normal) atau disebut juga partus spontan adalah proses

lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri

tanpa bantuan alatalat serta tidk melukai ibu dan bayi, umumnya

berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan normal dianggap

normal jika prosesnya terjadi pada umur kehamilan cukup bulan

(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.

2) Partus luas biasa (abnormal) adalah persalinan per vaginam dengan

bantuan alatalat atau melalui dinding perut dengan operasi sectio

caesaria (SC).

c. Jenis persalinan menurut umur kehamilan

1) Abortus adalah terhentinya kehamilan dapat hidup (viable), berat

janin dibawah 1000 gram dan umur kehamilan dibawah 28 minggu.

2) Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada

kehamilan 28- 36 minggu, janin dapat hidup tetapi prematur, berat

janin antara 1000- 2500 gram.


7

3) Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada

kehamilan 37- 40 minggu, janin matur, berat badan di atas 2500

gram.

4) Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2

minggu atau lebih dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut

postmatur.

5) Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin

di kamar mandi, di atas becak dan sebagainya.

6) Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk

memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya disproporsi

sefalopelvik.

4. Tanda-Tanda Persalinan

Tanda persalinan menurut (Mochtar, 2017) meliputi terjadinya

lightening, terjadi his permulaan, terjadi his persalinan, pengeluaran lendir

dan darah, dan pengeluaran cairan ketuban.

a. Lightening

Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi penurunan

fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang

disebabkan:

1) Kontraksi Braxton hicks

2) Ketegangan dinding perut

3) Ketegangan ligamentum rotundum


8

4) Gaya berat berat janin di mana kepala kearah bawah Masuknya

kepala bayi di pintu atas panggul dirasakan ibu hamil: terasa ringan

di bagian atas, rasa sesaknya berkurang, di bagian bawah terasa

sesak, terjadi kesulitan saat berjalan, dan sering miksi.

b. His permulaan

Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi braxton hicks.

Kontraksi ini dapat dikemukakan sebagai keluhan, karena dirasakan

sakit dan mengganggu. Kontraksi Braxton hicks terjadi karena

perubahan keseimbangan estrogen, progesteron, dan memberikan

kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan makin tua hamil,

pengeluaran estrogen dan progesteron makin berkurang sehingga

oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering, sebagai his

palsu.

Sifat his permulaan (palsu):

1) Rasa nyeri ringan dibagian bawah

2) Datangnya tidak teratur

3) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda

4) Durasinya pendek

5) Tidak bertambah bila beraktivitas

c. His persalinan mempunyai sifat:

1) Pinggang terasa sakit menjalar ke depan

2) Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin

besar
9

3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks

4) Makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah

d. Pengeluaran lendir dan darah, adanya his persalinan terjadi perubahan

pada serviks yang menyebabkan pendataran dan pembukaan,

pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis

lepas, dan terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.

e. Pengeluaran cairan ketuban, pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah

yang menimbulkan pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru

pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban

diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

5. Tahapan Persalinan

a. Kala I dimulai dari pada saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10

cm). Proses ini terbagi menjadi dua fase. Fase laten (8 jam) serviks

membuka sampai 5 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3

sampai 10 cm kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.

b. Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir,

proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi

c. Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

d. Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post

partum (Saifuddin, 2020).


10

6. Mekanisme Persalinan Normal

Tiga faktor yang memegang peran pada persalinan ialah: kekuatan-

kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan kekuatan mengejan,

keadaan jalan lahir dan janinnya sendiri.

His adalah salah satu kekuatan ipada ibu yang menyebabkan serviks

membuka dan mendorong janin ke bawah. Pada persentase kepala, bila his

sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga

panggul.

a. Turunnya kepala

Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan

sinklitismus, ialah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan

bidang pintu atas panggul. Dapat pula kepala janin masuk dalam

keadaan asinklitismus, yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan

bidang pintu atas panggul. Asinklitismus anterior menurut naegele ialah

apabila arah sumbu kepala membuat sudut lancip ke depan dengan

pintu atas panggul. Dapat pula asinklitismus posterior menurut Litzman

ialah apabila keadaan sebaliknya dari asinklitismus anterior.

Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan dari pada

mekanisme turunnya kepala dengan asinklitismus posterior karena

ruangan pelvis didaerah posterior lebih luas jika dibandingkan dengan

ruangan pelvis di daerah anterior.


11

b. Fleksi

Kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling

kecil, yakni dengan diameter suboksipitobregmatikus (9,5 cm) dan

dengan sirkumferensia suboksipitobregmatikus (32 cm) sampai didasar

panggul kepala janin berada didalam keadaan fleksi maksimal. Kepala

yang sudah turun menemui diafragma pelvis dan tekanan intrauterine di

sebabkan oleh his yang berulang-ulang kepala mengadakan rotasi,

disebut pula putaran paksi dalam.

c. Putaran paksi dalam

Setelah kepala melakukan fleksi didalam hal ini mengadakan rotasi

ubun-ubun kecil akan berputar ke arah depan, sehingga didasar panggul

ubun-ubun kecil dibawah simfisis dan dengan suboksiput sebagai

hipomoglion, kepala melakukan defleksi untuk dapat dilahirkan.

d. Ekstensi

Setelah kepala melakukan putaran paksi dalam pada tiap his vulva

lebih membuka dan kepala janin makin tampak. Perineum menjadi

makin lebar dan tipis, anus membuka dinding rectum. Dengan kekuatan

his bersama dengan kekuatan mengejan, berturut-turut tampak bregma,

dahi, muka, dan akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir, kepala segera

mengadakan rotasi yang disebut putaran paksi luar.

e. Putaran paksi luar


12

Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali ke posisi sebelum

putaran paksi dalam terjadi untuk menyesuaikan kedudukan kepala

dengan punggung anak. Bahu melintasi pintu atas panggul dalam

keadaan miring. Didalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri

dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga didasar panggul,

apabila kepala telah dilahirkan bahu berada dalam posisi depan

belakang.

f. Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar selanjutnya dilahirkan bahu depan

terlebih

dahulu, baru kemudian bahu belakang. Demikian pula dilahirkan

trokanter depan terlebih dahulu baru kemudian trokanter belakang.

Kemudian bayi lahir seluruhnya (Sarwono,2020).

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

Faktor yang mempengaruhi persalinan adalah 5P:

a. Passage merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri

dari rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina

b. Power (his dan tenaga meneran) adalah kekuatan his atau kontraksi dan

kekuatan mengejan ibu yang sangat penting dalam proses persalinan

c. Passanger Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin,

ada/tidak kelainan anatomik mayor)


13

d. Psikologis ibu Keadaan psikologis adalah keadaan emosi, jiwa,

pengalaman, adat istiadat, dan dukungan dari orang-orang tertentu yang

dapat memengaruhi proses persalinan

e. Penolong peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah

mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada

ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan

penolong dalam menghadapi proses persalinan (Mochtar, 2017).

B. Tinjauan Teori Khusus Nyeri Pinggang

1. Definisi Nyeri

Rasa nyeri pada persalinan disebabkan oleh kombinasi peregangan

segmen bawah rahim (selanjutnya serviks) dan iskemia (hipoksia) otot-

otot rahim. Reaksi terhadap nyeri merupakan respons yang sifatnya sangat

individual. Reaksi ini tergantung pada kepribadian, kondisi emosional

serta tingkat pemahaman pasien, latar belakang kultural, keluarga serta

pendidikannya, dan pengalaman sebelumnya (Prawirohardjo, 2020).

Pada kala satu persalinan, nyeri timbul akibat pembukaan servik dan

kontraksi uterus. Sensasi nyeri menjalar melewati syaraf simposis yang

memasuki modula spinalis melalui segmen posterior syaraf spinalis

torakalis. Penyebaran nyeri pada kala satu persalinan adalah nyeri

punggung bawah yang dialami ibu disebabkan oleh tekanan kepala janin

terhadap tulang belakang, nyeri ini tidak menyeluruh melainkan nyeri

disuatu titik. Akibat penurunan janin, lokasi nyeri punggung berpindah ke

bawah, ke tulang belakang bawah serta lokasi denyut jantung janin


14

berpindah ke bawah pada abdomen ibu ketika terjadi penurunan kepala.

Stimulus nyeri dalam persalinan tidak dapat dihilangkan, kecuali jika

dilakukan sectio caesaria yang akan menghentikan proses persalinan.

Beberapa abnormalis seperti malpresentasi, dapat meningkatkan atau

memperpanjang stimulus tersebut sehingga menambah potensi keluhan

nyeri. Ambang nyeri dalam persalinan dapat diturunkan oleh rasa takut,

kurangnya pengertian, dan berbagai permasalahan jasmani (demam,

kelelahan, asidosis dehidrasi, ketegangan (Manuba, 2017).

2. Penatalaksanaan Nyeri pada saat Persalinan

a. Masase Punggung

Masase punggung atau penekanan tulang sacrum merupakan salah

satu Metode untuk menurunkan nyeri saat proses melahirkan. Pada teori

menunjukkan masae sepunggung sangat baik dilakukan selama

persalinan, seperti penggosokan badan bagian belakang terutama

dilakukan di ketika terjadinya upaya untuk melancarkan proses

keluarnya bayi berasal Rahim melalui leher Rahim atau bervariasi

dalam hal Bermacam pegangan serta daerah. pengaruh pengendalian

nyeri hanya berlangsung selama masase dilakukan (Atnesia, 2022).

b. Relaksasi

Relaksasi artinya teknik untuk mencapai kondisi rileks. Maksudnya

waktu seluruh sitem saraf, organ tubuh, dan panca indra kita beristirahat

buat melepaskan ketegangan yg terdapat, kita intinya tetap sadar salah

satu cara yang paling umum digunakan adalah kontrol pernafasan.


15

dengan menarik nafas dalam–pada kita mengalirkan oksigen ke darah

yang kemudian dialirkan ke seluruh bagian tubuh. Hasilnya kita

menjadi lebih tanang serta stabil

Teknik relaksasi bertujuan untuk menghasilkan respons relaksasi

alami tubuh, yang ditandai menggunakan pernapasan yang lebih

lambat, tekanan darah yang lebih rendah, serta perasaan yang lebih

baik. Teknik relaksasi umumnya diklaim aman buat orang sehat, meski

ada beberapa laporan pengalaman negatif mirip peningkatan

kecemasan. Teknik relaksasi yang termasuk dalam ulasan ini mencakup

khayalan terpandu, relaksasi otot progresif, teknik pernapasan, yoga,

serta meditasi (Atnesia, 2022).

C. Tinjauan Teori Bayi Baru Lahir

1. Definisi BBL

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat. Bayi baru lahir normal

adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan lebih dari atau sama dengan

37 minggu dengan berat 2500-4000 gram (Manuaba, 2015).

Bayi baru lahir adalah bayi yang baru dilahirkan selama satu jam

pertama kelahiran (Saifuddin, 2020)

Bayi baru lahir adalah bayi yang berumur 0-28 hari yang baru

mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan

intra uterin ke kehidupan ekstra uterin , bayi baru lahir normal mempunyai

ciri-ciri berat badan 2500-4000 gram (Kemenkes, 2020).


16

2. Klasifikasi BBL

Menurut Sarwono (2020), bayi dikelompokkan menjadi dua kelompok

yaitu:

a. Bayi menurut Usia Kehamilannya

1) Bayi kurang bulan: bayi yang lahir <259 hari (37 minggu).

2) Bayi cukup bulan: bayi yang lahir antara 259–293 hari (37 minggu–

42 minggu).

3) Bayi lebih bulan: bayi yang lahir >294 hari (>42 minggu).

b. Bayi menurut berat badan saat lahir

1) Bayi berat badan lahir rendah: bayi yang lahir dengan berat badan

<2,5 kg.

2) Bayi berat badan lahir cukup: bayi yang lahir dengan berat badan

antara 2,5 kg–4 kg.

3) Bayi berat badan lahir lebih: bayi yang lahir dengan berat badan >4

kg (Sarwono, 2020)

3. Tanda-tanda bayi baru lahir normal

a. Lahir aterm antara 37- 42 minggu

b. Berat badan 2500 - 4000 gram.

c. Panjang badan 48 - 52 cm.

d. Lingkar dada 30 - 38 cm.

e. Lingkar kepala 33 - 35 cm.

f. Frekuensi jantung 120-160×/menit.

g. Pernapasan ± 40 - 60×/menit.
17

h. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup.

i. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.

j. Kuku agak panjang dan lemas.

k. Nilai APGAR > 7

l. Gerakan aktif

m. Bayi lahir langsung menangis kuat

n. Refleks Rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada

pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.

o. Refleks Sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik.

p. Refleks Moro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.

q. Refleks Graps atau menggenggam sudah baik.

r. Genitalia

1) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada

skrotum dan penis yang berlubang.

2) Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora

s. Eliminasi baik, yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24

jam pertama dan mekonium berwarna hitam kecoklatan (Rohani,2018).

4. Hal – Hal yang dilakukan pada Bayi Baru Lahir

Menghisap lendir dan merangsang pernafasan sekaligus menilai

Apgar Score, tujuan menghisap lendir adalah saluran pernafasan bebas

dari sumbatan kotoran sehingga pasien dapat bernapas secara normal.

a. APGAR Score

Tanda Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2


18

Appearance Pucat / biru Tubuh merah Seluruh tubuh


(warna kulit) seluruh tubuh ekstermitas kemerahan
Biru
Pulse (denyut Tidak ada <100 >100
jantung)
Grimace (tonus Tidak ada Ekstermitas Gerakan aktif
otot) sedikit fleksi
Activity Tidak ada Sedikit gerak Langsung
(aktivitas) menangis
Respiration Tidak ada Lemah /tidak Menangis
(pernapasan) teratur
Interprestasi :

1) Nilai 1-3 asfiksia berat

2) Nilai 4-6 asfiksia sedang

3) Nilai 7-10 asfiksia ringan (Rohani,2018).

5. Mekanisme kehilangan panas

a. Evaporasi, penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas

tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera

dikeringkan.

b. Konduksi, kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara

tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, contoh meja, tempat tidur,

timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan

menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda-benda

tersebut.

c. Konveksi, kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara

sekitar yang lebih dingin, contoh ruangan yang dingin, adanya aliran

udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau

pendingin ruangan.
19

d. Radiasi, kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat

benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh

bayi,karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi

(walaupun tidak bersentuhan secara langsung) (Saifuddin,2020).

D. Tinjauan Teori Tentang Masa Nifas

1. Definisi Tentang Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat - alat kandungan kembali seperti semula

sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau kurang lebih 42

hari. (Sarwono, 2020).

Masa nifas dimulai setelah 2 jam postprtum dan berakhir ketika

alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya

berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan

baik secara fisiologis maupun psikologis akan membaik dalm waktu 3

bulan (Manuaba, 2017).

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah

kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat–alat kandungan kembali

seperti keadaan sebelum hamil, yang berlangsung selama ± 6 minggu

(Nugroho, 2014).

2. Tujuan Masa Nifas


20

Pada masa nifas ini akan terjadi perubahan-perubahan fisik maupun

psikis berupa organ reproduksi, terjadinya proses laktasi, terbentuknya

hubungan antara orang tua dan bayi dengan memberi dukungan. Atas

dasar tersebut perlu dilakukan suatu pendekatan antara ibu dan keluarga.

Adapun tujuan asuhan masa nifas yaitu :

a) Menjaga kesehatan ibu dan bayi, baik fisik maupun psikis.

b) Melaksnakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjdi komplikasi, baik pada ibu

maupun bayi.

c) Memberikan Kesehatan kesehatan tentang perawatan kesehatan

diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayi, dan

perawatan bayi sehat.

d) Memberikan pelayanan KB.

e) Untuk mendapatkan esehatan emosi.

f) Memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI).

g) Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perwatan mandiri sampai

masa nifas selesai dan memelihara byi dengan baik, sehingga bayi

dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal

(Saifuddin., 2020).

3. Tahapan Asuhan Masa Nifas

Adapun tahapan masa nifas pada ibu menurut Manuaba (2017) ialah

sebagai berikut:
21

a. Periode immediate postpartum; dimana pada periode ini segera

setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam pertama. Pada periode

ini ialah masa kritis. Dimana masa inilah sering terjadi insiden

perdarahan postpartum karena atonia uteri. Di periode ini

merupakan peran petugas kesehatan diperlukan untuk melakukan

pemantauan secara kontinu, yang meliputi; kontraksi uterus,

pengeluaran lokia, kandung kemih, tekanan darah dan suhu.

b. Periode early postpartum; Peran petugas kesehatan dibutuhkan

disini dimana tugasnya memastikan involusi uteri dalam keadaan

normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak

demam, dan makanan serta cairan ibu tercukupi agar ibu dapat

menyusui dengan baik.

c. Periode late postpartum; pada periode ini ibu tetap terlaksana untuk

melakukan pelayanan kesehatan disertai pemeriksaan sehari-hari

pada ibu serta konseling perencanaan KB.

d. Remote puerperium; pada periode ini disebut juga dengan masa

untuk pemulihan dan membutuhkan waktu untuk sehat kembali

terutama selama ibu hamil atau bersalin terdapat penyakit infeksi

ataupun komplikasi (Manuaba, 2017).

4. Perubahan Sistem Reproduksi (Saifuddin, 2020)

a. Perubahan Sistem Reproduksi (Saifuddin, 2020)

1) Uterus
22

Involusi uterus merupakan suatu proses kembalinya uterus pada

kondisi sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari

decidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi

necrotic(layu/mati). Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan

pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana tinggi fundus uteri (TFU).

Involusio Uteri Tinggi Fundus Berat uterus

Bayi Lahir Setinggi pusat 1000 gr

Plasenta lahir 1-2 jari bawah pusat 750 gr

1 minngu post partum Pertengahan pusat simpisis 500 gr

2 minggu post partum 1-2 jari diatas simpis 350 gr

6 minggu post partum Tidak teraba 50 gr

2) Perubahan serviks dan segmen bawah uterus

Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, terkulai,

dan berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri

berkontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan

antara korpus uteri dan serviks uteri berbentuk cincin. Warna serviks

merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Setelah minggu

pertama serviks mendapatkan kembali tonusnya.

3) Vulva, Vagina, dan Perineum

Berkurangnya sirkulasi progesteron membantu pemulihan otot panggul,

perineum, vagina, dan vulva kearah elastisitas dari ligamentum otot

rahim. Merupakan proses yang bertahap Pada awal masa nifas, vagina

dan muara vagina membentuk suatu lorong luas berdinding licin yang

berangsur-angsur mengecil ukurannya tetapi jarang kembali ke bentuk


23

nullipara. Rugae mulai tampak pada minggu ketiga. Hymen muncul

kembali sebagai kepingan-kepingan kecil jaringan yang setelah

mengalami sikatrisasi akan berubah menjadi caruncule mirtiformis.

4) Lochea

Lochea Waktu Warna Ciri-Ciri

Rubra 1-3 hari Merah Kehitaman Terdiri dari sel


desidua, verniks
caseosa, rambut
lanugo, sisa
mekoneum dan
sisa darah
Saguilenta 4-7 Hari Merah Kecoklatan Sisah darah dan
selaput ketuban
Serosa 7-14 Hari Kekuningan Sel darah
bercampur lendir
dan sisah leukosit
Alba >14 Hari Putih Lendir servik

b. Sistem Pencernaan

Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga

diperbolehkan untuk mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu makan

diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun

kadar progesteron menurun setelah melahirkan, asupan makanan juga

mengalami penurunan selama satu atau dua hari Pasca melahirkan, ibu

sering mengalami konstipasi. Hal ini disebebkan tonus otot usus

menurun selama proses persalinan dan awal masa nifas, diare sebelum

persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan, dehidrasi,

haemoroid ataupun laserasi jalan lahir.

c. Perubahan sistem perkemihan


24

Pada masa hamil, perubahan hormonal yaitu kadar steroid tinggi

yang berperan meningkatkan fungsi ginjal. Begitu sebaliknya, pada

postpartum kadar steroid menurun sehingga menyebabkan penurunan

fungsi ginjal. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam

waktu 12-36 jam sesudah melahirkan Namun demikian, setelah

melahirkan ibu merasa sulit buang air kecil. Hal yang menyebabkan

kesulitan buang air kecil pada ibu postpartum antara lain adanya odema

trigonium yang menimbulkan obstruksi sehingga terjadi retensi urin,

diaforesis yaitu mekanisme tubuh untuk mengurangi cairan yang

terretensi dalam tubuh dan terjadi selama 2 hari setelah melahirkan.

d. Perubahan sistem musculoskeletal

Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah plasenta lahir.

Pembuluh-pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot-otot

uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah

plasenta dilahirkan.

e. Perubahan tanda-tanda vital

Dalam 24 jam postpartum, suhu badan akan naik kurang lebih

0,5°C dari keadaan normal (37,5°C-38°C) sebagai akibat kerja keras

sewaktu melahirkan, kehilangan cairan, dan kelelahan.

Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali

permenit. Denyut nadi selama jam pertama setelah melahirkan biasanya

akan lebih cepat. Tetapi, setiap denyut nadi yang melebihi 100 kali
25

permenit adalah abnormal dan hal ini menunjukkan adanya

kemungkinan infeksi

Tekanan darah biasanya tidak berubah. Tekanan darah tinggi pada

masa nifas dapat menandakan terjadinya pre-eklamsi postpartum,

Pernapasan pada ibu nifas umumnya lambat atau normal. Hal ini

dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat.

f. Perubahan sistem kardiovaskuler

Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk

menampung aliran darah yang meningkat, yang diperlukan oleh

plasenta dan pembuluh darah uteri. Penurunan estrogen menyebabkan

diuresis yang terjadi secara cepat sehingga mengurangi volume plasma

kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama

setelah kelahiran bayi.

g. Perubahan sistem hematologi

Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen, dan

plasma, serta faktor-faktor pembekuan darah makin meningkat. Pada

hari pertama masa nifas, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit

menurun, tetapi darah akan mengental sehingga meningkatkan faktor

pembekuan darah (Mochtar, 2017).

5. Adaptasi Psikologi Masa Nifas

Menurut Nugroho (2014), perubahan psikologi masa nifas adalah:

1) Adapasi Psikologis pada masa nifas

a) Masa taking in (fokus pada diri sendiri)


26

Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung

pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat

itu, fokus perhatian ibu terutama pada diri sendiri. Pengalaman

selama proses persalinan berulang kali diceritakannya. Hal ini

membuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap lingkungannya.

Kemampuan mendengarkan dan menyediakan waktu yang cukup

merupakandukungan yang tidak ternilai bagi ibu. Kehadiran suami

dan keluarga sangat diperlukan pada fase ini. Petugas kesehatan

dapat menganjurkan kepada suami dan keluarga untuk memberikan

dukungan moril dan menyediakan waktu untuk mendengarkan

semua yang disampaikan oleh ibu agar dia dapat melewati fase ini

dengan baik.

b) Masa Taking Hold (Fokus Pada Bayi)

Fase taking hold adalah fase yang berlangsung antara 3-10 hari

setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan

ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat

bayi. Ibu memiliki perasaan yang sangat sensitif sehingga mudah

tersinggung dan gampang marah sehingga kita perlu berhati-hati

dalam berkomunikasi dengan ibu. Pada fase ini ibu memerlukan

dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk

menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya

sehingga timbul percaya diri. Tugas sebagai tenaga kesehatan

adalah misalnya dengan mengajarkan cara merawat bayi, cara


27

menyusui dengan benar, cara merawat luka jahitan, mengajarkan

senam nifas, memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan

ibu misalnya seperti gizi, istirahat, kebersihan diri dan lain- lain.

c) Masa Letting Go (Mengambil Alih Tugas sebagai Ibu Tanpa

Bantuan Nakes)

Fase letting go merupakam fase menerima tanggung jawab akan

peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu

sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya, serta

kepercayaan dirinya sudah meningkat. Pendidikan yang telah kita

berikan pada fase sebelumnya akan sangat berguna bagi ibu. Ibu

lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan bayinya.

Dukungan suami dan keluarga masih sangat diperlukan ibu.

Suami dan keluarga dapat membantu merawat bayinya.

Mengerjakan urusan rumah tangga sehingga ibu tidak terlalu

terbebani. Ibu memerlukan istirahat yang cukup sehingga

mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk merawat bayinya.

2) Postpartum Blues.

Post partum blues atau sindrom ibu baru, dimengerti sebagai

suatu sindrom gangguan efek ringan pada minggu pertama setelah

persalinan. Puncak dari post partum blues ini 3-5 hari setelah

melahirkan dan berlangsung dari beberapa hari sampai 2 minggu. Oleh

karena begitu umum, maka diharapkan tidak dianggap sebagain

penyakit. Post partum blues tidak mengganggu kemampuan seorang


28

wanita untuk merawat bayinya sehingpga ibu dengan post partum blues

masih bisa merawat bayinya (Nugroho, 2014).

6. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

a. Nutrisi dan cairan

Anjuran pemenuhan gizi ibu menyusui antara lain mengkonsumsi

tambahan kalori tiap hari sebanyak 500 kalori. Makan dengan

diet berimbang, cukup protein, mineral, dan vitamin. Minum sedikitnya

3 liter setiap hari, terutama setelah menyusui. Mengkonsumsi tablet zat

besi selama masa nifas. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar

dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.

b. Ambulasi dini

Lakukan ambulasi dini pada ibu nifas dua jam setelah persalinan

normal, sedangkan pada ibu nifas dengan partus sectio caesarea

ambulasi dini dilakukan paling tidak setelah 12 jam masa nifas setelah

ibu sebelumnya istirahat (tidur). Tahap ambulasi dini dapat dilakukan

dengan miring kiri atau kanan terlebih dahulu, kemudian duduk dan

apabila ibu sudah cukup kuat berdiri maka ibu dianjurkan untuk

berjalan.

c. Kebutuhan eliminasi

Ibu harus berkemih spontan dalam 6-8 jam masa nifas, motivasi

ibu untuk berkemih dengan membasahi bagian vagina atau melakukan

kateterisasi karena urin yang tertahan dalam kandung kemih akan

menghambat uterus berkontraksi dengan baik sehingga menimbulkan


29

perdarahan yang berlebihan. Sebaiknya pada hari kedua nifas ibu sudah

bisa buang air besar, jika sudah hari ketiga ibu masih belum bisa BAB,

ibu bisa menggunakan pencahar berbentuk supositoria sebagai pelunak

tinja. Feses yang tertahan dalam usus semakin lama akan mengeras

karena cairan yang terkandung dalam feses akan selalu diserap oleh

usus, hal ini dapat menimbulkan konstipasi pada ibu nifas.

d. Kebersihan diri

Untuk mencegah terjadinya infeksi baik pada luka jahitan dan

maupun kulit anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh.

Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan

arah sapuan dari depan terlebih dahulu kemudian ke belakang

menggunakan sabun dan air. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut

setidaknya dua kali sehari. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan

sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.

Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu

untuk menghindari menyentuh daerah luka.

e. Istirahat

Ibu nifas sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk

memulihkan kembali keadaan fisiknya. Keluarga disarankan untuk

memberikan kesempatan kepada ibu dan beristirahat yang cukup

sebagai persiapan energi menyusui bayinya nanti.


30

f. Seksual

Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah

merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya

kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Banyak budaya dan agama yang

melarang untuk melakukan hubungan seksual sampai masa waktu

tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah kelahiran.

Keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan.

g. Keluarga berencana

Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun

sebelum ibu hamil kembali. Biasanya wanita tidak akan menghasilkan

telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama meneteki.

Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan

kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu sudah haid lagi.

h. Senam nifas

Untuk mencapai hasil pemulihan otot yang maksimal, sebaiknya

latihan masa nifas dilakukan seawal mungkin dengan catatan menjalani

persalinana dengan normal dan tidak ada penyulit (masa nifas)

(Saifuddin, 2020)

Terjadinya percepatan involusi uterus pasca persalinan melalui

senam nifas dilakukan 3 kali kajian rutin selama 10 hari pada ibu nifas.

Oleh karena itu bidanbidan praktik perlu untuk mengajarkan senam

nifas kepada ibu-ibu pasca persalinan sehingga bisa mempercepat


31

involusi uterusnya. Selain itu untuk melatih senam nifas dierlukan

mengikuti sosialisasi dan juga pelatihan-pelatihan senam nifas (Azhari,

2022) .

7. Kunjungan Masa Nifas

Menurut Kemenkes (2020), paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas

dilakukan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah masalah

yang terjadi

a. 6-8 jam setelah persalinan

1) Mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan rujuk jika

perdarahan berlanjut

3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

4) Pemberian ASI awal

5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hypothermi 2 6

hari setelah persalinan

7) Jika petugas kesehatan menolong persalinan ia harus tinggal

dengan ibu dan bayi lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran

atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan baik.

b. 6 hari setelah persalinan


32

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,

fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak

ada bau.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam

3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat

4) Memberikan konseling pada ibu tentang asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

c. 2 minggu setelah persalinan

Sama seperti asuhan 6 hari setelah persalinan

d. 6 minggu setelah persalinan

Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu alami dan

memberikan konseling KB secara dini


BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI PERSALINAN

NORMAL PADA NY “S” DI RUANG BERSALIN

BLUD UPTD PUSKESMAS KANDAI

Tgl/ Jam masuk : 12-02-2024/ Jam 13.30 Wita


Tgl./ Jam Pengkajian : 12-02-2024/ Jam 13.35 Wita
Nama Pengkaji : Dwi Kiswanti
Identifikasi Data Dasar

A. IDENTITAS ISTRI / SUAMI

Nama : Ny. “S” / Tn. “A”

Umur : 34 Tahun / 34 Tahun

Suku : Muna / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : S1 / S1

Pekerjaan : IRT / Swasta

Alamat : Jl.Ir, Soekarno

Lama menikah : ± 3 Tahun

B. DATA SUBJEKTIK

1. Alasan Datang

Seorang perempuan usia 34 tahun, datang ke ruang bersalin BLUD UPTD

puskesmas Kandai, ibu mengatakan merasakan nyeri perut tembus

33
belakang di sertai Pengeluaran lendir sejak pukul 05.00 wita. HPHT 06-05-

2023

34
34

2. Riwayat keluhan utama

a. Mulai timbulnya : Sejak pukul 05.00 Wita.

b. Sifat keluhan : Hilang timbul

c. Lokasi keluhan : Perut tembus belakang

d. Faktor pencetus : Adanya his (kontraksi uterus )

e. Usaha klien untuk mengatasi keluhan adalah dengan mengelus – elus dan

memijit bagian pinggang.

3. Riwayat Obstetrik

a. Riwayat haid

1) Menarche : 14 tahun

2) Siklus haid : 28 – 30 hari

3) Lamanya haid : 6 – 7 hari

4) Dismenorrhe : Tidak ada

b. Riwayat kehamilan sekarang

1) Kehamilan Sekarang : GVPIV A0

2) HPHT : 06-05-2023

3) TP : 13-02-2024

4) Gerakan Janin : Dirasakan sejak usia kehamilan 20 minggu

5) Keluhan saat hamil muda : Mual dan muntah dipagi hari

6) Frekuensi kunjungan ANC : 4 kali

7) Imunisasi TT : TT Lengkap

8) Obat yang dikonsumsi selama hamil : SF, Kalsium, Vitamin C.


35

4. Riwayat ginekologi

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti Infertilitas, massa,

tidak ada riwayat operasi.

5. Riwayat KB

Ibu mengatakan menggunakan kontrasepsi kb suntiik 3 bulan

6. Riwayat penyakit

Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang lalu dan tidak ada riwayat

penyakit turunan seperti Asma, TBC, Jantung dan Hepatitis B.

7. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar:

a. Pola Nutrisi

1) Kebiasaan:

a) Frekuensi makan : 3 x sehari

b) Kebutuhan cairan : ± 7 – 8 gelas sehari

2) Perubahan selama inpartu:

Nafsu makan ibu menjadi berkurang karena nyeri yang dirasakan.

b. Pola eliminasi

1) BAK

a) Kebiasaan

(1) Frekuensi : 5 x sehari

(2) Warna : Kekuningan

(3) Bau khas : Khas Amoniak

b) Perubahan selama inpartu

Frekuensi BAK meningkat 7 x sehari


36

2) BAB

a) Kebiasaan

(1) Frekuensi : 1x sehari

(2) Konsistensi : Lunak

(3) Masalah : Tidak Ada

b) Perubahan selama inpartu

Selama Inpartu ibu telah BAB sebanyak 1x sehari

c. Pola Personal Hygiene

1) Kebiasaan

a) Mandi 2 – 3x sehari dengan menggunakan sabun

b) Keramas 3x seminggu

c) Menggosok gigi setiap kali mandi dan sebelum tidur

d) Genitalia dibersihan setiap kali selesai BAB, BAK dan pada saat

mandi

e) Mencuci tangan setiap menyentuh makanan

f) Pakaian dalam diganti setiap mandi atau setiap lembab

g) Pakaian diganti setiap kali selesai mandi dan setiap kali kotor

2) Perubahan selama inpartu

Ibu tidak dapat membersihkan dirinya dengan baik karena nyeri

yang dirasakan.

d. Pola Istirahat

1) Kebiasaan

a) Istrahat / tidur siang : ±2 jam ( pukul 14.00 -16. 00 wita)


37

b) Istrahat / tidur malam : ± 8 jam (pukul 21.00 - 05.00 wita)

2) Perubahan selama inpartu

Ibu tidak dapat beristirahat karena nyeri yang dirasakan.

C. DATA PSIKOLOGI DAN SOSIAL

Suami dan keluarga sangat senang dan mendukung saat proses persalinan

serta mendoakan agar persalinan berjalan dengan lancar

D. DATA OBJEKTIF

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Berat badan

Sebelum hamil : 58 kg

Selama hamil : 70 kg

4. Tinggi Badan : 165 cm

5. Lila : 28 cm

6. TP : 13-02-2024

7. Tanda – tanda vital

a. Tekanan darah : 118/66 mmHg

b. Nadi : 80x/menit

c. Suhu : 36,5 ºC

d. Pernapasan : 20x/menit
38

8. Pemeriksaan (Head To Toe)

a. Kepala

Rambut tampak lurus, pendek, hitam, tampak rontok, ada ketombe,

kusut dan tidak ada benjolan

b. Wajah

Ekspresi wajah tampak meringis, tidak ada Cloasma gravidarum, dan

tidak ada oedema pada wajah

c. Mata

Simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus,

dan penglihatan normal

d. Hidung

Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada polip, tidak ada

epitaksis, dan tidak ada pengeluaran secret

e. Mulut

Bibir terlihat lembab, tidak ada sariawan, tidak terdapat caries gigi

tanggal, gigi tampak bersih

f. Telinga

Simetris kiri dan kanan, daun telinga terbentuk sempurna, tidak ada

pengeluaran sekret, dan pendengaran normal/jelas

g. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan pelebaran vena jugularis


39

h. Payudara

Simetris kiri dan kanan, puting susu tampak menonjol, tampak

hiperpigmentasi antara areola mammae, ada pengeluaran kolostrum

i. Abdomen

1) Inspeks

Tidak ada bekas operasi dan pembesaran perut sesuai umur

kehamailan

2) Palpasi:

a) Leopold I : 3 jari bawah Px (TFU 31 cm, LP 103 cm)

Di tinggi fundus uteri teraba bulat dan tidak

melenting (bokong).

b) Leopold II : Punggung kiri

c) Leopold III : Preskep

d) Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP/divergen

e) TBJ : 31 x 103 = 3.193

3) Auskultasi

Frekuensi DJJ 138 x/menit, terdengar jelas dan kuat

j. Genitalia luar

Tidak ada oedema, varises dan tampak pengeluaran lendir bercampur

darah

k. Anus

Tidak terdapat hemoroid


40

l. Ekstremitas

1) Ekstremitas atas: Simetris kiri dan kanan, warna kuku merah muda,

tidak ada oedema

2) Ekstremitas bawah: Simetris kiri dan kanan, warna kuku merah

muda, tidak ada oedema, dan tidak ada varises

9. Pemeriksaan Penunjang

a. HB : 11,5gr/dl

b. HIV/AIDS :-

c. Hepatitis B :-

10. Pemeriksaan dalam

VT I, tanggal 12-02-2024 pukul 13.30 wita dengan hasil : dinding vagina

elastis, porsio tipis, pembukaan 4 cm, ketuban utuh, presentase kepala,

posisi UUK kanan depan, penurunan kepala hodge II, tidak ada molase,

kesan panggul normal, pelepasan lendir, DJJ terdengar jelas, kuat dan

teratur dengan frekuensi 138 x/menit.

Pukul Frekuensi Durasi Kekuatan DJJ Nadi


13.30-14.00 4 x 10 42”45”45”46 Kuat 138 x/m 80 x/m
14.30-15.00 4 x 10 46”45”45”45 Kuat 140 x/m 78 x/m
15.30-16.00 5 x 10 45”48”46”45”45 Kuat 144 x/m 80 x/m
16.30-16.48 5 x 10 50”48”50”50”50 Kuat 150 x/m 80 x/m

VT II: Pukul 16.30 Porsio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban pecah

spontan, penurunan kepala hodge IV, posisi UUK di bawah simpisis,

pelepasan lendir bercampur darah, DJJ (+) terdengar jelas, kuat dan teratur

dengan frekuensi 150x/menit.


41
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIK

PERSALINAN NORMAL PADA NY “S” DI RUANG BERSALIN

BLUD UPTD PUSKESMAS KANDAI

Tgl/ Jam masuk : 12-02-2024/ Jam 13.30 Wita


Tgl./ Jam Pengkajian : 12-02-2024/ Jam 13.35 Wita
Nama Pengkaji : Dwi Kiswanti

Identitas Istri / Suami


Nama : Ny. “S” / Tn. “A”

Umur : 34 Tahun / 34 Tahun

Suku : Muna / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : S1 / S1

Pekerjaan : IRT / Swasta

Alamat : Jl.Ir, Soekarno

Lama menikah: ± 3 Tahun

KALA I FASE AKTIF

Tanggal 12-02-2024 Pukul : 13. 35 Wita

Subjektif ( S )

Seorang perempuan usia 34 tahun, datang ke ruang bersalin BLUD UPTD

Puskesmas Kandai, Ibu mengatakan merasakan nyeri perut tembus belakang

disertai pengeluaran lendir sejak pukul 05.00 Wita, Ibu mengatakan hamil yang ke

lima dan ibu memperkirakan usia kehamilannya 9 bulan, HPHT: 06-05-2023

42
43

Data Objektif ( O )

TP: 13-02-2024, Keadaan umum ibu baik, TTV (TD 118/66 mmhg, N: 80x/menit,

S : 36,5 ˚C, P : 20 x/menit) dilakukan pemeriksaan dalam (VT I) dengan hasil :

Dinding vagina elastis, porsio tipis, pembukaan 4 cm, ketuban (+), presentase

kepala, UUK Kanan depan, penurunan kepala Hodge II, tidak ada molase, kesan

panggul normal serta adanya pengeluaran lendir. DJJ terdengar jelas, kuat dan

teratur dengan frekuensi 138x/menit, kontraksi 4 x dalam 10 menit, durasi

“42”45”45”46.

Assessment ( A )

GVPIVA0, Umur kehamilan 40 minggu 2 hari, intrauterine, janin tunggal, janin

hidup, presentase kepala, kepala sudah masuk PAP, Inpartu Kala I Fase Aktif,

keadaan umum Ibu dan Janin Baik

Planning ( P )

Tanggal 12-02-2024 pukul: 13.35 wita

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

2. Menjelaskan pada ibu bahwa penyebab nyeri yang dirasakan merupakan hal

yang normal

3. Observasi His, DJJ dan nadi tiap 30 menit dan kandung kemih setiap 2 jam,

dan mengobservasi pembukaan dan tekanan darah setiap 4 jam atau jika ada

indikasi lain

4. Memberi dukungan emosional/support kepada ibu

5. Mengajarkan tehnik relaksasi dan mengatur nafas pada saat ada kontraksi

untuk mengurangi nyeri.


44

6. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman atau berjalan disekitar

tempat tidur

7. Mengajarkan suami memijat pinggang belakang (os sacrum)

8. Menganjurkan ibu makan dan minum diantara his

9. Menyiapkan peralatan pertolongan persalinan dan obat-obatan esensial siap

pakai dan steril.

10. Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan

DJJ 138 x/m, nadi 80 x/m, His kuat dan teratur, frekuensi 4 x dalam 10 menit

SOAP KALA II dan III


Data Subjektif (S)

Ibu merasa ketubannya pecah dan adanya dorongan yang kuat untuk
45

mengedan.

Data Objektif ( O )
Melihat tanda dan gejala kala II, Jam 16.30 Wita VT II: Porsio tidak teraba,

pembukaan 10 cm, ketuban pecah spontan berwarna Jernih, presentase kepala,

posisi UUK di depan simpisis, tidak ada molase, penurunan kepala Hodge IV,

peningkatan pengeluaran lendir bercampur darah, DJJ (+) terdengar jelas, kuat

dan teratur dengan frekuensi 150 x/menit, kontraksi 5 x 10 menit, durasi

”50”48”50”50”50

Assesment ( A )

Kala II persalinan, keadaan ibu baik dan janin baik

Planning ( P )

Tanggal 12-02-2024 Jam 16.35 Wita

1. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap

2. Memastikan kembali kelengkapan alat partus, alat hecting dan obat-obat

esensial

3. Menganjurkan pada suami untuk mendampingi istrinya dan membantu ibu ke

posisi setengah duduk serta memberi ibu makan dan minum jika tidak ada his.

4. Memberitahu ibu untuk mengedan saat his datang dan mengajarkan ibu

mengedan yang benar

5. Memimpin persalinan.

Pada pukul 16.48 wita, bayi lahir spontan LBK, langsung menangis kuat,

jenis kelamin : Laki-laki, Apgar Score: 8/9, bayi diletakkan diatas perut ibu,

bayi dikeringkan dihangatkan rangsang taktil, cek fundus, bayi tunggal,


46

suntikkan oksitosin secara IM di 1/3 distal lateral paha ibu, ganti sarung bayi,

jepit tali pusat, potong dan ikat tali pusat, bayi diletakkan didada ibu untuk

IMD. Pindahkan klem 5-10 cm didepan vulva, lakukan peregangan tali pusat

terkendali. Pukul 16.53 wita plasenta lahir lengkap, kemudian tangan kiri

melakukan masase fundus.

SOAP KALA IV
SUBJEKTIF (S)

Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya, ibu masih merasa lelah dan

mules pada perutnya.


47

OBJEKTIF (O)

Ku ibu baik, kontraksi uterus baik, TFU 1 jari bawah pusat, kandung kemih

kosong, perdarahan ±100cc dan tidak terdapat ruptur

ASSESMENT (A)

Kala IV, keadaan umum ibu baik

PLANNING (P)

Tanggal 12-02-2024 Jam: 16.55

Wita

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

2. Mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase fundus uteri

3. Melakukan dekontaminasi alat partus di larutan clorin 0,5 % selama 10

menit dan dekontaminasi tempat persalinan

4. Membersihkan ibu dari darah, lendir, dan sisa cairan ketuban dengan larutan

DTT

5. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan membilas di air mengalir

dan mengeringkan

6. Memastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI dan

Menganjurkan keluarga untuk memberitahu ibu makan dan minum

7. Mengobservasi TTV, kontraksi uterus TFU, kandung kemih, dan perdarahan

8. Melakukan penimbangan, pengukuran bayi dan memberikan Vit.K serta

salep mata, setelah 1 jam bayi diberikan suntikan hepatitis B

9. Melengkapi partograf
48

Keadaan umum ibu baik, TTV : TD 120/70 mmHg, N: 88 x/m, S: 36,50C,

P: 20x/m, TFU 1 jari bawah pusat, perdarahan ±20 cc, BBL: 3100 gram,

PBL: 50 cm, JK: ♂, LK: 33 cm, LD: 32 cm, LP: 31 cm, LILA: 10 cm, bayi

sudah diberi salep mata dan injeksi vit. K.


PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS BAYI BARU

LAHIR PADA BAYI NY ”S” DI RUANG BERSALIN

BLUD UPTD PUSKESMAS KANDAI

Tgl/ Jam Lahir :12-02-2024/Jam 16.48 Wita


Tgl./ Jam Pengkajian : 12-02-2024/ Jam 19. 00
Wita
Nama Pengkaji : Dwi Kiswanti
Identifikasi Data Dasar

A. IDENTITAS

1. Identitas bayi

Bayi Ny : “S”

Tanggal Lahir : 12 Februari 2024 Pukul 16.48 Wita

Jenis kelamin : ♂ (Laki – laki)

Umur : 2,5 Jam

Anak Ke : V (Lima)

2. Identitas orangtua

Nama : Ny. “S” / Tn. “A”

Umur : 34 Tahun / 34 Tahun

Suku : Muna / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : S1 / S1

Pekerjaan : IRT / Swasta

Alamat : Jl.Ir, Soekarno

Lama menikah : ± 3 Tahun

49
50

B. DATA BIOLOGIS

Seorang bayi laki-laki umur 2 jam lahir di BLUD UPTD Puskesmas

Kandai pada tanggal 12-02-2024 pukul 16.48 wita.

1. Riwayat kelahiran

a. Tempat persalinan : BLUD UPTD Puskesmas Kandai

b. Jenis persalinan : Normal

c. Umur kelahiran : 40 minggu 2 hari

d. Penolong persalinan : Bidan

2. Pola pemenuhan kebutuhan dasar bayi

a. Kebutuhan nutrisi

1) Jenis : ASI

2) Frekuensi : Tiap 2 jam atau setiap bayi menangis

3) Masalah : Tidak ada

b. Pola eliminasi

1) BAK : (+)

2) BAB : (+)

3) Masalah : Tidak ada

c. Personal Hygiene

1) Tali pusat masih basah

2) Loyor bayi diganti setiap selesai BAB dan BAK.

d. Pola Istirahat

Bayi lebih banyak tidur, terbangun ketika merasa lapar


51

C. DATA SOSIAL

Suami dan keluarga sangat bahagia dengan kelahiran bayinya dan

membantu mengurus bayinya

D. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum bayi : baik

b. Pemeriksaan TTV

1) Nadi : 130 x/menit

2) Pernapasan : 40 x/menit

3) Suhu : 36,5 0C

2. Pemeriksaan antropometri

a. Berat badan bayi : 3100 gram

b. Panjang Badan bayi : 50 cm

c. Lingkar Kepala

1) Muka Belakang

Diameter suboksipito bregmatikus : 9,5 cm

Diameter submento - bregmatika : 9,5 cm

Diameter oksipito frontalis : 12 cm

Diameter mento - oksipitalis : 13,5 m

2) Melintang

Bitemporalis : 8 cm

Biparietalis : 9,25 cm
52

3) Melingkar

Sirkumferensia suboksipito bregmatikus : 32 cm

Sirkumferensia suboksipito frontalis : 32 cm

Sirkumferensia oksipitalis frontalis : 33 cm

Sirkumferensia mento oksipitalis : 34 cm

d. Lingkar Dada : 32 cm

e. Lingkar Perut : 31 cm

f. LILA : 10 cm

3. Pemeriksaan (Head To Toe)

a. Kepala

Rambut hitam, tipis, tidak ada benjolan, keadaan ubun-ubun teraba

lembek serta tidak ada komplikasi lain yang menyertai.

b. Mata

Simetris kiri dan kanan, reflex buka mata spontan, reflex berkedip

positif (+) kiri dan kanan

c. Hidung

Simetris kiri dan kanan, tidak ada polip, tidak ada pengeluaran secret

dan tidak ada kelainan

d. Mulut

Reflek menghisap baik, pallatum tidak ada kelainan, lidah bersih,

bibir tampak lembab dan tidak pucat

e. Telinga

Simetris kiri kanan tidak ada pengeluaran secret


53

f. Leher

Tidak ada trauma dan tonus otot leher baik

g. Dada dan Abdomen

Gerak dada sesuai nafas bayi, tidak ada rektrasi, Nampak

pembentukan putting bayi sempurna, tonus otot bayi baik, tali pusat

masih basah dan bersih

h. Punggung

Tidak ada cekungan dan benjolan pada punggung

i. Genitalia

Tidak ada kelainan pada genetalia, dan testis lengkap

j. Ekstremitas

1) Atas : Jari tangan kanan dan kiri lengkap, pergerakan tangan aktif

dan kuat, kuku panjang dan lunak, refleks grasping baik

2) Bawah : Telapak kaki halus, jari kaki kiri dan kanan lengkap,

pergerakan aktif, refleks Babinski baik

k. Kulit : Kulit kemerah-merahan

l. Refleks

1) Refleks moro (Refleks kejut) : Baik, saat bayi di kejutkan reaksi

bayi seperti ingin Memeluk

2) Refleks rooting (Refleks mencari) : Baik, saat disentuh pipinya

bayi menoleh.

3) Refleks grasping (Refleks menggeggam) : Baik, saat di sentuh

telapak tangan bayi reflex menggenggam


54

4) Refleks sucking (Refleks mengisap) : Baik, reflex menghisap dan

menelan bayi cukup baik

5) Refleks babynsky : Baik, saat telapak kaki di sentuh jempol kaki

fleksi sementara jari-jari lain ekstensi.

m. Therapy

1) Vit K

2) Salep mata

3) HB0

E. DATA SOSIAL IBU DAN KELUARGA

Ibu dan keluarga mengatakan sangat bahagia dengan kelahiran bayinya.


PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS BAYI

BARU LAHIR PADA BAYI NY “S” DI RUANG BERSALIN

BLUD UPTD PUSKESMAS KANDAI

Tgl/ Jam Lahir :12-02-2024/Jam 16.48 Wita


Tgl./ Jam Pengkajian : 12-02-2024/ Jam 18. 30
Wita
Nama Pengkaji : Dwi Kiswanti
Identifikasi Data Dasar

1. Identitas bayi

Bayi Ny : “S”

Tanggal Lahir : 12 Februari 2024 Pukul 16.48 Wita

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 2,5 Jam

Anak Ke :V

2. Identitas orangtua

Nama : Ny. “S” / Tn. “A”

Umur : 34 Tahun / 34 Tahun

Suku : Muna / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : S1 / S1

Pekerjaan : IRT / Swasta

Alamat : Jl.Ir,Soekarna

Lama menikah : ± 3 Tahun

55
56

Subjektif ( S )

Ibu mengatakan bayinya baru saja dilahirkan dan ibu merasa bahagia

Objektif ( O )

Bayi lahir tanggal 12-02-2024 jam 16.48 Wita secara spontan dengan presentase

belakang kepala, menangis kuat, kulit kemerahan, tonus otot kuat. Keadaan umum

bayi baik, tanda-tanda vital (HR: 130×/menit Suhu : 36,5 0C, Pernapasan : 40

x/menit). Berat badan : 3.100 gram, panjang badan :50 cm, lingkar kepala: 33 cm,

lingkar dada : 32 cm, lingkar perut : 31 cm, pada pemeriksaan fisik tidak ada

kelainan, refleks bayi baik, tali pusat masih basah dan bersih, bayi menyusui

dengan baik, BAB (+), BAK (+).

Assesment ( A )

Bayi baru lahir normal masa gestasi 282 hari sesuai dengan masa kehamilan, umur

2 jam, keadaan umum bayi baik.

Planning ( P )

Tanggal 12-02-2024 pukul : 18.30 wita

1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi

2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayi

3. Menjaga suhu badan bayi tetap hangat dengan membungkus bayi

menggunakan selimut bersih dan kering

4. Mengajarkan ibu tehnik dan posisi menyusui bayi yang benardan mengajarkan

ibu memberikan ASI setiap 2 jam atau ketika bayi menangis

5. Memberikan Health Education mengenai

a. Perawatan tali pusat


57

b. ASI esklusif

c. Imunisasi

d. Tanda bahaya pada bayi

6. Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan.


58

PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIC MASA

NIFAS PADA NY “S” DI RUANG NIFAS BLUD UPTD PUSKESMAS

KANDAI KOTA KENDARI

Tgl/ Jam masuk : 12-02-2024 Jam 13.30 Wita


Tgl./ Jam Pengkajian : 12-02-2024 Jam 19.00 Wita
Nama Pengkaji : Dwi Kiswanti
Identifikasi Data Dasar

A. Identitas Istri / Suami

Nama : Ny. “S” / Tn. “A”

Umur : 34 Tahun / 34 Tahun

Suku : Muna / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : S1 / S1

Pekerjaan : IRT / Swasta

Alamat : Jl.Ir, Soekarno

Lama menikah : ± 3 tahun

B. Data Biologis / Fisiologis

Seorang perempuan berusia 34 tahun, telah melahirkan anak kelima

pada tanggal 12-02-2024, pukul 16.48 Wita di ruang bersalin BLUD UPTD

Puskesmas kandai dengan keluhan nyeri pada bagian perut bagian bawah.

1. Riwayat keluhan utama

a. Timbu sejak : Setelah melahirkan


59

b. Sifat Keluhan : Sering

c. Lokasi Keluhan : Perut bagian bawah

d. Pengaruh keluhan terhadap aktifitas : Mengganggu

e. Usaha untuk mengatasi keluhan : Berbaring dan mengelus-elus perut

2. Riwayat obstetric

a. Riwayat haid

1) Menarche : 14 tahun

2) Siklus haid : 28 - 30 hari

3) Lamanya : 6 - 7 hari

4) Banyaknya : 2 - 3x ganti pembalut

5) Dismenorhae : Tidak ada

3. Riwayat persalinan

a. PVA0

b. Umur kehamilan : 40 minggu 2 hari

c. Jenis persalinan : Normal

d. Plasenta : Lahir lengkap

e. Penyulit : Tidak ada

f. Lama persalinan : 5 jam 23 menit

g. Kala I : 3 Jam

h. Kala II : 18 Menit

i. Kala III : 5 Menit

j. Kala IV : 2 Jam

k. Plasenta : Lahir lengkap


60

4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Hami Tahun Usia Jenis Penolong Penyulit Bayi Nifas


l ke Partus kehamilan partus kehaamilan
dan JK BB PB ASI Penyulit
persalinan
I 2010 40 minggu Normal Dukun - p - - + -

II 2012 39 minggu Normal Bidan - P 2.900 48 Cm + -


gram
III 2015 40 minggu Normal Bidan - p 2700 48 Cm + -
gram
IV 2018 40 minggu Normal Bidan - p 2700 48 Cm + -
gram
V 2024 40 minggu Normal Bidan - L 3100 50 Cm + _
2 hari gram

5. Riwayat ginekologi

Ibu mengatakan tidak ada riwayat ginekologi seperti infertilitas, massa,

penyakit dan operasi.

6. Riwayat KB

a. Jenis KB : Suntik

b. Lama Penggunaan: ± 3 tahun

c. Keluhan : Tidak ada

7. Riwayat penyakit yang lalu

Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang lalu dan tidak ada

riwayat penyakit turunan seperti asma, TBC, jantung dan hepatitis B.

8. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a. Pola nutrisi

1) Kebiasaan

Frekuensi makan : 3x sehari

Frekuensi minum : 6-7 gelas/hari

Pantang makan : Tidak ada


61

2) Selama masa nifas tidak ada perubahan

b. Pola eliminasi

1) BAK

a) Kebiasaan

Frekuensi : 6-7x sehari

Warna/bau : Jernih kekuningan/khas amoniak

Masalah : Tidak ada

b) Selama masa nifas : Ibu sudah BAK 1 kali

2) BAB

a) Kebiasaan

Frekuensi : 1x/sehari

Warna/bau : Lunak

Masalah : Tidak ada

b) Selama masa nifas : Ibu belum BAB

c. Pola istrahat

1) Kebiasaan

Malam : 6-7 jam (pukul 22.00 - 05.00 wita)

Siang : 1-2 jam (pukul 14.00 -16. 00 wita)

Masalah : tidak ada

2) Selama masa nifas : Ibu sudah tertidur

d. Personal hygiene

1) Kebiasaan

a) Mandi 2x sehari pagi dan sore menggunakan sabun mandi


62

b) Rambut dikeramas 4x seminggu dengan menggunakan

shampo

c) Gigi dibersihkan 2x sehari yaitu sesudah makan dan sebelum

tidur

d) Selalu mencuci tangan ketika menyentuh makanan

e) Pakaian diganti setiap kali kotor dan sesudah mandi

f) Pakaian dalam diganti setiap mandi atau setiap lembab

g) Genitalia dibersihkan setelah BAK dan BAB serta setelah

mandi

2) Selama masa nifas : Ibu belum mandi setelah persalinan

C. Dukungan Sosial

Suami dan keluarga sangat senang atas kelahiran anggota keluarga baru

mereka dan akan mendukung pemulihan kondisi ibu pasca persalinan.

D. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum ibu baik

b. Tanda-tanda vital:

1) Tekanan Darah : 110/80 mmHg

2) Nadi : 82x/menit

3) Pernapasan : 22x/menit

4) Suhu : 360C

2. Pemeriksaan fisik

a. Kepala
63

Rambut tampak lurus, pendek, hitam, tampak rontok, ada ketombe,

kusut dan tidak ada oedema.

b. Wajah

Ekspresi wajah tampak tenang, tidak ada cloasma gravidarum, dan

tidak ada oedema pada wajah

c. Mata

Simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterus, dan

penglihatan normal.

d. Hidung

Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada polip, tidak ada

epitaksis, dan tidak ada pengeluaran sekret.

e. Mulut

Bibir lembab, tidak ada sariawan, terdapat gigi yang tanggal, gigi

tampak bersih

f. Telinga

Simetris kiri dan kanan, daun telinga terbentuk sempurna, tidak ada

pengeluaran sekret, dan pendengaran normal/jelas.

g. Leher

Tidak terlihat adanya pembesaran kelenjar tiroid, dan adanya

pelebaran vena jugularis, dan tidak terdapat massa pada leher

h. Payudara

Simetris kiri dan kanan, puting susu tampak menonjol, tampak

hiperpigmentasi pada areola mammae, ada pengeluaran kolostrum


64

i. Abdomen

1) Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi, dan terdapat linea nigra

2) Palpasi : teraba bundar dan keras, TFU 1 jari bawah pusat dan

kontraksi uterus baik

j. Genitalia

1) Pengeluaran : Lochea rubra

2) Jahitan rupture : (-)

3) Odema vulva : (-)

4) Infeksi : (-)

k. Anus : tidak ada hemoroid

l. Ekstremitas

1) Ekstremitas atas : Simetris kiri dan kanan, Tidak ada oedema,

kuku pendek dan bersih

2) Ekstremitas bawah : Simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema

dan varices, refleks patella : (+/+)


PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIC

MASA NIFAS PADA NY “S” DI RUANG NIFAS

BLUD UPTD PUSKESMAS KANDAI

Tgl/ Jam masuk : 12-02-2024/ Jam 13.30 Wita


Tgl./ Jam Pengkajian : 12-02-2023/ Jam 19.00 Wita
Nama Pengkaji : Dwi Kiswanti

Identitas Istri / Suami

Nama : Ny. “S” / Tn. “A”

Umur : 34 Tahun / 34 Tahun

Suku : Muna / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : S1 / S1

Pekerjaan : IRT / Swasta

Alamat : Jl.Ir, Soekarno

Lama menikah: ± 3 tahun

Subjektif ( S )

Seorang perempuan usia 34 tahun, melahirkan anak kelima pada tanggal

12-02-2024, pukul 16.48 Wita di ruang bersalin BLUD UPTD Puskesmas Kandai

dengan keluhan nyeri pada bagian perut bagian bawah.

65
66

Objeektif ( O )

Keadaan umum Ibu baik, tekanan darah : 110/80mmHg, Nadi: 82 x/menit, Suhu:

360 C, pernapasan: 22 x/menit, TFU 1 jari bawah pusat, teraba bundar dan keras,

kontraksi uterus baik, terdapat pengeluaran lochea rubra, ASI (+). Pada

pemeriksaan fisik tidak terdapat kelainan.

Assessment ( A )

PVA0, keadaan umum baik.

Planning ( P )

Tanggal : 12-02-2024 Pukul : 20.05 Wita

1. Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan dan menjelaskan pada ibu bahwa

keluhannya merupakan hal yang normal pada ibu nifas

2. Memberikan Health Education (HE) tentang:

a. Makanan bergizi/menu seimbang terdiri dari komponen-komponen

yang: cukup jumlahnya, cukup kualitasnya, mengandung beragam

zat gizi (energi, protein, vitamin, dan mineral) yang dibutuhkan

tubuh

b. Perawatan payudara pada ibu nifas

c. Personal hygiene

3. Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan.


67

CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP)

Hari ke - 1

Tanggal 13-02-2024 Pukul : 15.30 wita

SUBJEKTIF (S)

Ibu mengatakan masih ada pengeluaran darah pada jalan lahir, ibu sudah bisa

melakukan aktivitas seperti biasa.

Objectif (O)

Keadaan umum ibu baik, TTV : TD 110/80 mmhg, N : 80 x/menit, S : 36˚C, P :

20x/menit, kontraksi uterus baik, TFU 1 jari dibawah pusat, pengeluaran lochea

rubra.

Assesment (A)

Nifas hari pertama, keadaan umum ibu baik.

Planning (P)

Tanggal : 13-02-2024 Pukul :16.05 wita

1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan

2. Memberikan HE pada ibu tentang :

a. Perawatan Tali Pusar

b. Tanda bahaya masa nifas

c. Senam nifas

3. Ibu sudah boleh pulang, Ibu mengerti dan akan melaksanakan anjuran yang

diberikan oleh bidan.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengkajian Asuhan Kebidanan Persalinan dan bayi baru lahir yang telah

dilakukan pada tanggal 12 Februari 2024 dengan mengumpulkan semua

informasi (data) yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan

dengan kondisi klien kemudian melakukan pemeriksaan yang digunakan

sebagai data objektif, melakukan interpretasi data untuk mengetahui

kebutuhan yang perlu dipersiapkan berupa konseling lalu membuat diagnosa

dan asuhan penatalaksanaan berdasarkan kasus yang didapat yang

keseluruhannya dibuatkan pendokumentasian asuhan kebidanan persalinan

dan bayi baru lahir dalam bentuk SOAP.

B. Saran

1. Bagi Profesi Bidan

Diharapkan dapat menjadi panduan dan masukan pagi tenaga profesi

bidan dalam memberikan asuhan kebidanan serta meningkatkan

profesinalisme tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan sesuai dengan

masalah yang di alami klien.

2. Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa diharapkan laporan komprehensif ini dapat menjadi

sumber untuk menambah dan memperdalam ilmu pengetahuan tentang

persalinan normal

68
69

3. Bagi klien dan Masyarakat

Disarankan kepada klien dan masyarakat terutama ibu hamil yang akan

melakukan persalinan hendaknya selalu memperhatikan kebutuhan gizi,

pola istirahat selama masa kehamilannya. Melakukan aktifitas fisik ringan

seperti yoga atau jalan santai dipagi hari.


DAFTAR PUSTAKA

Atnesia Ajeng, Bunga F S, Arnilia S. 2022. Mengurangi Nyeri Persalinan dengan


Menggunakan Metode Komplementer. Vol 4

Azhari Tika, Ani T, (2022). Percepatan Involusi Uterus pasca Persalinan melalui
Senam Nifas. Jurnal Kebidanan Terkini. Vol 01

Kemenkes RI, (2020) Pedoman Pelayanan Antenatal Persalinan, Nifas, Dan Bayi

Manuaba, I. A. C. (2018). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:


EGC.

Manuaba, I. A. C. (2017). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Mochtar, R. 2017. Sinopsis Obstetri Jilid 2 Edisi 3. Jakarta: EGC

Nugroho, Taufan. 2014. Asuhan Kebidanan Nifas (Askeb 3). Yogyakarta: Nuha
Medika.

Prawirohardjo, S. (2020). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Rohani, Saswita, R., & Marisah. (2018). Asuhan Kebidanan pada Masa
Persalinan. Jakarta: Salemba Medika.

Saiffudin, Abdul Bari.(2020). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Materal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo

70

Anda mungkin juga menyukai