Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY"S” P20002 7 JAM POST PARTUM FISIOLOGIS”


DI BPS PUJIATI KRADENAN PALANG
TANGGAL 8 JULI -28 JULI 2019

GARNIS YUNITASARI
17.15.1.149.009

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan klinik kebidanan yang berjudul Asuhan Kebidanan pada Ny"S”


P20002 7 Jam Post Partum Fisiologis ini telah di setujui sebagai laporan praktik
kebidanan di BPS Pujiati tanggal 08 Juli 2019 sampai tanggal 28 Juli 2019 ini
telah disetujui dan di sahkan oleh pembimbing praktek dan pembimbing
akademik.

Tuban, 26 juli 2019

Mengetahui

Pembimbing Praktek Pembimbing Akademik

Pujiati.,Amd.keb Erna Eka Wijayanti, SST.,M.Keb.


NIP.19770107 200801 2 010 NIK. 45115014

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telalh melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini
yang berjudul "Asuhan Kebidanan pada Ny"S” P20002 7 Jam Post Partum Fisiologis
" ini tepat waktu. Tak lupa saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besamya
kepada:

1. Dr. H. Miftahul Munir,SKM., DIE selaku Ketua STIKES NU Tuban yang


telah memberikan bimbingan sehingga kami bisa menjalankan praktek
lapangan dengan baik

2. Pujiati selaku Bidan Praktik Swasta Desa Kradenan,Palang yang telah


memberi dan meluangkan waktu dan kesempatan untuk mengijinkan kami
praktek di BPS.

3. Erna Eka Wijayanti, SST M.Keb selaku pembimbing Akademik AKBID NU


Tuban.

4. Dan tak lupa kepada kedua orangtua yang selalu memberikan segalanya dan
mendukung sepenuhnya tanpa rasa pamrih.

5. Dan juga teman-teman yang ikut menyumbangkan ide-ide kreatifnya demi


kesempurnaan makalah saya ini.

Demikian pembuatan laporan ini saya buat dengan sepenuhnya walaupun


laporan ini masih jauh dari kesempunaan. Untuk itu kritik dan saran yang
konstruktif sangat saya perlukan demi tercapainya kesempurnaan laporan
kebidanan selanjutnya. Semoga bermanfaat untuk semua pembaca dan saya
ucapkan terimakasih sebesar-besamya.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Tuban, 26 Juli 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori...................................................................................................5
2.2 Konsep Dasar Kebidanan Menurut Hellen Varney............................15
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Tinjauan Kasus....................................................................................18
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.........................................................................................27
4.2 Saran...................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................28

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ada beberapa penyebab ibu meninggal setelah melahirkan. Bisa karena
komplikasi selama masa nifas  menurut WHO sekitar 58 ribu ibu melahirkan
meninggal karena komplikasi selama masa nifas. Mengutip laman situs
Kementerian Kesehatan RI, dalam laporan capaian kinerja Kemenkes RI tahun
2015-2017 lalu, Menteri Kesehatan RI, Nila Djuwita Moeloek mengungkapkan
bahwa jumlah kasus kematian ibu menurun. Angka kematian ibu di tahun 2015
berjumlah 4.999 kasus, sedangkan di tahun 2016 menjadi 4.912 kasus. Di tahun
2017 (semester 1) angkanya menurun lagi menjadi 1712 kasus. Selama tiga tahun,
angka kematian ibu melahirkan menurun sekitar 3287 kasus. Angka kematian
bayi juga juga menurun. Di tahun 2015, angka kematian bayi sebanyak 33.278
kasus, di tahun 2016 angkanya menjadi 32.007, dan di 2017 (semester I) menjadi
10.294 kasus. 
Berdasarkan laporan Riskesdas 2013 Kementerian Kesehatan, sebagian besar
kematian ibu terjadi pada masa nifas. Pelayanan masa nifas berperan penting
dalam upaya menurunkan angka kematian ibu yang diberikan selama periode 6
jam sampai 42 hari setelah melahirkan. Periode masa nifas yang berisiko terhadap
komplikasi pasca persalinan terutama terjadi pada periode 3 hari pertama setelah
melahirkan. Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa kebanyakan cakupan
pelayanan kesehatan masa nifas semakin menurun seiring waktu. 

Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat
kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6
minggu atau ± 40 hari (Prawirohardjo, 2002).

Dari data diatas penulis memutuskan mengambil kasus pada Ny"S” P20002 7
Jam Post Partum Fisiologis ". Adapun tujuanya untuk memberikan asuhan
kebidanan yang tepat terhadap asuhan pada kehamilan.

v
1.1 1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan dalam penulisan asuhan kebidanan ini mahasiswa mendapat
pengalaman nyata pada Asuhan Kebidanan pada Ny"S” P20002 7 Jam Post Partum
Fisiologis
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek kebidanan ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian atau pengumpulan data
subyektif dan obyektif pada Ny"S” P20002 7 Jam Post Partum Fisiologis
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah/diagnosa kebidanan pada Ny"S”
P20002 7 Jam Post Partum Fisiologis
3. Mahasiswa mampu mengantisipasi diagnose dan masalah potensial
berdasarkan diagnose/masalah utama pada Ny"S” P20002 7 Jam Post Partum
Fisiologis.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan segera pada Ny"S” P20002 7
Jam Post Partum Fisiologis.
5. Mahasiswa mampu melakukan intervensi dan perencanaan pada Ny"S” P20002 7
Jam Post Partum Fisiologis
6. Mahasiswa mampu melakukan implementasi atau pelaksanaan rencana yang
telah disusun pada Ny"S” P20002 7 Jam Post Partum Fisiologis
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang telah
dilakukan pada Ny"S” P20002 7 Jam Post Partum Fisiologis
1.3 Ruang Lingkup
Pada laporan ini penyusun membatasi permasalahan pada tinjauan teori dan
tinjauan kasus pada Ny"S” P20002 7 Jam Post Partum Fisiologis di BPS Pujiati
Kradenan, Palang pada tanggal 08 Juli 2019.

1.4 Metode Penelitian


Metode penulisan asuhan kebidanan ini didapat dari:
1. Studi pustakan dengan membaca literature tentang kehamilan fisiologis
2. Pengumpulan data secara langsung melalui teknik:
1. Wawancara : melakukan tanya jawab dengan pasien
2. Observasi :memantau pasien secara langsung

vi
3. Pemeriksaan fisik
3. Sumber data
1. Primer : Tanya jawab dengan pasien
2. Sekunder : diperoleh dari status pasien
1.5 Pelaksanaan
Pelaksanaan praktek manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny"S” P20002 7 Jam
Post Partum Fisiologis di BPS Pujiati Kradenan, Palang pada tanggal 08 Juli
2019.

vii
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Masa Nifas


2.1.1 Definisi

Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6
minggu atau ± 40 hari (Prawirohardjo, 2002).

Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari persalinan


selesai sampai alat – alat kandung kembali seperti pra hamil. Lamanya masa nifas
ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998).

2.1.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas

Asuhan nifas bertujuan untuk :

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologiknya.

b. Melaksanakan skrining yang komprehensip, mendeteksi masalah, mengobati


atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,


keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi yang sehat.

d. Memberikan pelayanan KB.

e. Mempercepat involusi alat kandung.

f. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium.

g. Melancarkan fungsi alat gastro intestinal atau perkamihan.

h. Meningkatkan kelancaran peredarahan darah sehingga mempercepat fungsi


ASI dan pengeluaran sisa metabolisme. (Mochtar, 1998).

viii
2.1.3 Tahapan Masa Nifas

Adapun tahapan-tahapan masa nifas (post partum/puerperium) adalah :


1. Puerperium dini yaitu  masa kepulihan, yakni saat-saat ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh dari organ-
organ genital, kira-kira antara 6-8 minggu.
3. Remot puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna teutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai
komplikasai. Sebagai catatan, waktu untuk sehat sempurna biasa cepat bila
kondisi sehat prima, atau biasa juga berminggu-minggu, bulanan, bahkan
tahunan, bila ada gangguan-gangguan kesehatan lainnya.

2.1.4 Perubahan Masa Nifas

Pada masa nifas, alat genetalia external dan internal akan berangsur– angsur pulih
seperti keadaan sebelum hamil.

a. Corpus uterus

Setelah plasenta lahir, uterus berangsur – angsur menjadi kecil sampai akhirnya
kembali seperti sebelum hamil.

Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi

INVOLUSI TINGGI FUNDUS UTERI BERAT UTERUS


Bayi lahir Setinggi pusat 1.000gr
Uri lahir 2 jari di bawah pusat 750 gr
I minggu Pertengahan pusat sympisis 500 gr

ix
2 minggu Tak teraba diatas sympisis 350 gr
6 minggu Bertambah kecil 50 gr
8 minggu Sebesar normal 30 gr

(Sumber : Mochtar, 1998)

b. Endometrium

Perubahan–perubahan endometrium ialah timbulnya trombosis degenerasi dan


nekrosis di tempat inplantasi plasenta.

Hari I : Endometrium setebal 2 – 5 mm dengan permukaan yang kasar akibat


pelepasan desidua dan selaput janin.

Hari II : Permukaan mulai rata akibat lepasnya sel – sel dibagian yang mengalami
degenerasi.

c. Involusi tempat plasenta.

Uterus pada bekas inplantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan
menonjol ke dalam cavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, penonjolan tersebut
dengan diameter ± 7,5 cm, sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan 6
minggu telah mencapai 24 mm.

d. Perubahan pada pembuluh darah uterus.

Pada saat hamil arteri dan vena yang mengantar darah dari dan ke uterus
khususnya ditempat implantasi plasenta menjadi besar setelah post partum otot –
otot berkontraksi, pembuluh – pembuluh darah pada uterus akan terjepit, proses
ini akan menghentikan darah setelah plasenta lahir.

e. Perubahan servix

Segera setelah post partum, servix agak menganga seperti corong, karena
corpus uteri yang mengadakan kontraksi. Sedangkan servix tidak berkontraksi,

x
sehingga perbatasan antara corpus dan servix uteri berbentuk seperti cincin.
Warna servix merah kehitam – hitaman karena pembuluh darah.

Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukan 2 – 3


jari saja dan setelah 1 minggu hanya dapat dimasukan 1 jari ke dalam cavum uteri.

f. Vagina dan pintu keluar panggul

Vagina dan pintu keluar panggul membentuk lorong berdinding lunak dan luas
yang ukurannya secara perlahan mengecil. Pada minggu ke – 3 post partum,
hymen muncul beberapa jaringan kecil dan menjadi corunculac mirtiformis.

g. Perubahan di peritoneum dan dinding abdomen

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu


kehamilan dan partus, setelah janin lahir berangsur-angsur ciut kembali.
Ligamentum latum dan rotundum lebih kendor dari pada kondisi sebelum hamil.
(Mochtar, 1998).

2.1.4 Adaptasi Psikologi Masa Nifas

a. Masa Taking In

1. Dimulai sejak dilahirkan sampai 2 – 3 hari.

2. Ibu bersifat pasif dan berorientasi pada diri sendiri.

3. Tingkat ketergantungan tinggi.

4. Kebutuhan nutrisi dan istirahat tinggi.

b. Masa Taking Hold

1. Berlangsung sampai 2 minggu.

xi
2. Klien mulai tertarik pada bayi.

3. Ibu berupaya melakukan perawatan mandiri.

c. Masa taking Go

1. Berlangsung pada minggu ke III – IV.

2. Perhatian pada bayi sebagai individu terpisah. (Mochtar, 1998)

2.1.5 Aspek – Aspek Klinik Masa Nifas

1. Suhu badan dapat mengalami peningkatan setelah persalinan, tetapi tidak lebih
dari 380C. Bila terjadi peningkatan melebihi 380C selama 2 hari berturut-turut,
maka kemungkinan terjadi infeksi. kontraksi uterus yang diikuti HIS pengiring
menimbulkan rasa nyeri-nyeri ikutan (after pain) terutama pada multipara,
masa puerperium diikuti pengeluaran cairan sisa lapisan endomentrium serta
sisa dari implantasi plasenta yang disebut lochea.

2. Pengeluaran lochea terdiri dari :

1. Lochea rubra : hari ke 1 – 2. Terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa


ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernix kaseosa, lanugo, dan mekonium.

2. Lochea sanguinolenta : hari ke 3 – 7 Terdiri dari : darah bercampur


lendir, warna kecoklatan.

3. Lochea serosa : hari ke 7 – 14. Berwarna kekuningan.

4. Lochea alba : hari ke 14 – selesai nifas Hanya merupakan cairan putih


lochea yang berbau busuk dan terinfeksi disebut lochea purulent.

3. Payudara

xii
Pada payudara terjadi perubahan atropik yang terjadi pada organ pelvix,
payudara mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas kecuali jika laktasi
supresi payudara akan lebih menjadi besar, kencang dan lebih nyeri tekan sebagai
reaksi terhadap perubahan status hormonal serta dimulainya laktasi.

Hari kedua post partum sejumlah colostrums cairan yang disekresi oleh
payudara selama lima hari pertama setelah kelahiran bayi dapat diperas dari
puting susu. Colostrums banyak mengandung protein, yang sebagian besar
globulin dan lebih banyak mineral tapi gula dan lemak sedikit.

4. Traktus Urinarius

Buang air sering sulit selama 24 jam pertama, karena mengalami kompresi
antara kepala dan tulang pubis selama persalinan.

Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesudah
melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormone esktrogen yang bersifat
menahan air akan mengalani penurunan yang mencolok, keadaan ini
menyebabkan diuresis.

5. System Kardiovarkuler

Normalnya selama beberapa hari pertama setelah kelahiran, Hb, Hematokrit


dan hitungan eritrosit berfruktuasi sedang. Akan tetapi umumnya, jika kadar ini
turun jauh di bawah tingkat yang ada tepat sebelum atau selama persalinan awal
wanita tersebut kehilangan darah yang cukup banyak. Pada minggu pertama
setelah kelahiran , volume darah kembali mendekati seperti jumlah darah waktu
tidak hamil yang biasa. Setelah 2 minggu perubahan ini kembali normal seperti
keadaan tidak hamil.(Saifuddin, 2002).

2.1.5 Perawatan Masa Nifas

Perawatan puerperium dilakukan dalam bentuk pengawasan sebagai berikut :

a. Rawat gabung

xiii
Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama, sehingga ibu lebih
banyak memperhatikan bayinya, memberikan ASI sehingga kelancaran
pengeluaran ASI terjamin.

1. Pemeriksaan umum; kesadaran penderita, keluhan yang terjadi setelah


persalinan.

2. Pemeriksaan khusus; fisik, tekanan darah, nadi, suhu, respirasi, tinggi


fundus uteri, kontraksi uterus.

3. Payudara; puting susu atau stuwing ASI, pengeluaran ASI. Perawatan


payudara sudah dimulai sejak hamil sebagai persiapan untuk menyusui
bayinya. Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu merupakan
rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oxitosin
dikeluarkan oleh hipofisis. Produksi akan lebih banyak dan involusi uteri
akan lebih sempurna.

4. Lochea; lochea rubra, lochea sanguinolenta.

5. Luka jahitan; apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda infeksi
(kotor, dolor/fungsi laesa dan pus ).

6. Mobilisasi; karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur


terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring ke kiri
dan kekanan serta diperbolehkan untuk duduk, atau pada hari ke – 4 dan
ke- 5 diperbolehkan pulang.

7. Diet; makan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan
makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayuran dan buah-
buahan.

8. Miksi; hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya,


paling tidak 4 jam setelah kelahiran. Bila sakit, kencing dikaterisasi.

xiv
9. Defekasi; buang air besar dapat dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila
sulit bab dan terjadi obstipasi apabila bab keras dapat diberikan laksans per
oral atau perektal. Jika belum biasa dilakukan klisma.

10. Kebersihan diri; anjurkan kebersihan seluruh tubuh, membersihkan daerah


kelamin dengan air dan sabun. Dari vulva terlebih dahulu dari depan ke
belakang kemudian anus. Mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari,
mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan kelamin.

11. Menganjurkan pada ibu agar mengikuti KB sendini mungkin setelah 40


hari (16 minggu post partum).

12. Nasehat untuk ibu post partum; sebaiknya bayi disusui. Psikoterapi post
natal sangat baik bila diberikan. Kerjakan gimnastik sehabis bersalin.
Sebaiknya ikut KB.

b. Imunisasi; bawalah bayi ke RS, PKM, posyandu atau dokter praktek untuk
memperoleh imunisasi

c. Cuti hamil dan Bersalin

Menurut undang–undang bayi, wanita, pekerja berhak mengambil cuti hamil dan
bersalin selama 3 bulan yaitu 1 bulan sebelum bersalin dan 2 bulan sesudah
bersalin(Manuaba, 1998).

2.1.6 Program dan Kebijakan Teknis

Paling sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas yang dilakukan untuk menilai
status ibu dan bayi baru lahir. Untuk mencegah, mendeteksi serta menangani
masalah – masalah yang terjadi.

a. Kunjungan masa nifas terdiri dari :

1. Kunjungan I : 6 – 8 jam setalah persalinan

Tujuannya :

xv
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan


berlanjut.

c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

d. Pemberian ASI awal.

e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

2. Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan

Tujuannya :

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus


dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.

b. Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.

c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat.

d. Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda penyakit.

e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari.

3. Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan.

Tujuannya : sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan )

4. Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan

Tujuannya :

xvi
a. Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami.

b. Memberikan konseling untuk KB secara dini (Mochtar, 1998).

2.1.6 Tanda Bahaya Masa Nifas

Tanda-tanda bahaya nifas sebagai berikut :

1. Perdarahan pervaginam

2. Sakit kepala hebat

3. Pembengkakan di wajah, tangan dan kaki

4. Payudara yang berubah merah, panas, dan terasa sakit

5. Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia mudah mengalami
infeksi

6. Adanya infeksi bakteri

7. Demam, muntah dan nyeri saat berkemih.

8. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama

9. Kram di perut

10. Merasa sangat letih atau napas terengah-engah

11. Rasa sakit di bagian abdomen atau punggung ( winkjosastro, 2008)

2.2 Konsep Dasar Kebidanan Menurut Hellen Varney

Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah


kesehatan klien yang khusus dilakukan oleh bidan di dalam memberikan asuhan
kebidanan kepada individu, keluarga, dan masyarakat. Dalam melaksanakan
manajemen kebidanan penulis menggunakan tujuh langkah : (Varney, Hellen.
Mencjemen Asuhan Kebidanan 1997)

xvii
2.2.1 Pengumpulan Data
Data lengkap untuk mengevaluasi pasien, data dasar ini mencakup riwayat
penyakit, pemeriksaan fisik dan panggul atas indikasi, mempelajari data Yaitu
pengumpulan Taboratorium dan informasi yang ada sangkut pautnya dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Langkah ini mencakup :
A. Data Subyektif
Diperoleh dari anamnesa dan Tanya jawab secara langsung dengan pasien. Data
ini meliputi:
1. Identitas/biodata
 Nama

Agar dapat mengenal pasien serta untuk membedakan dengan pasien lain.
 Umur

Untuk mengetahui apakah usia pasien termasuk resiko tinggi atau tidak, dan
menyesuaikan terapi yang diberikan.
 Suku/Bangsa

Untuk mengetahui cara bahasa dan adat istiadatn ya/ kebiasaan pasien.
 Agama

Untuk memberikan bimbingan spiritual kepada pasien pada saat dibutuhkan.


 Pendidikan

Hal ini penting karena berkenaan dengan pemberian motivasi dan pendidikan
kesehatan yang dapat diterima pasien sesuai dengan tingkat pengetahuannya
 Pekerjaan

Untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi pasien juga untuk mengetahui
apakah pekerjaan tersebut mengganggu penyakitnya, sehingga dapat memberikan
pelayanan yang sesua.
 Alamat

Untuk mengetahui tempat tinggal pasien, menjaga kemungkinan bila ada pasien
yang bernama sama. Juga untuk keperluan bila mengadakan kunjungan rumah

xviii
2. Keluhan Utama
Berisi tentang keluhan yang dirasakan pada ibu nifas misalnya nyeri pada
perutnya, pusing berlebihan dll
3. Riwayat Menstruasi
Untuk memberikan kesan tentang faal alat kandungan, haid terakhir, teratur
tidaknya dan siklusnya, apakah ada nyeri saat haid atau tidak dan untuk
menentukan usia kehamilan serta tafsiran persalinan.
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Untuk mengetahui apakah pasien sudah pernah hamil, apakah saat persalinan yang
dahulu ada penyulit serta nifasnya dan penyulit apa yang bisa mempengaruhi
kehamilan, persalinan dan nifas saat ini.
5. Riwayat nifas sekarang
Untuk mengetahui kondisi klien sekarang, dan apakah klien memiliki keluhan
atau tidak
6. Riwayat kesehatan klien
Apakah pasien pernah mengidap penyakit menahun, menurun, ataupun menular
dari data riwayat kesehatan ini dapat dipergunakan sebagai penanda akan adanya
penyulit masa nifas.
7. Riwayat kesehatan Keluarga
Adakah klien mempunyai riwayat penyakit menurun, menular maupun
menahun,dan apakah punya keturunan kembar/Gemeli.untuk mengidentifikasi
wanita yang beresiko menderita penyakit genetik yang dapat mempengaruhi akhir
kehamilan atau resiko memliki bayi yang menderita penyakit genetik
8. Riwayat Psikososial
Bagaimna respon klien terhadap nifas ini serta respon suami dan keluarga
9. Pola Kehidupan
Bagaimanan pola istirahat sehan hari pasien, bagaimana nutrisi sebelum/selama
nifas, adakah pantangan terhadap makanan tertentu, dan diet khusus Bagaimana
juga frekuensi buang air besar, buang air kecil serta konsistensinya dan bagaimana
kebersihannya sehari-hari dalam kehidupannya, dan lain-lain.

B. Data Obyektif
Diperoleh langsung melalui pemeriksaan meliputi

xix
1. Pemeriksaan Umum
Meliputi kesadaran, keadaan umum, tinggi badan, respirasi, nadi, suhu,dan
tekanan darah.
2. Pemeriksaan fisik ( head to too)
Inspeksi
Kepala dan rambut :Untuk mengetahui status gizi dan personal hygiene pada
ibu.
Muka :Untuk mengetahui apakah pucat/tidak, oedema/tidak,
sclera putih/tidak, konjungtiva merah muda/tidak, ada cloasma gravidarum/ tidak
Mulut :Untuk mengatahui apakah ibu kekurangan vitamin C atau
tidak
Gigi :Untuk mengatahui apakah ada gangguan penyarapan
kalisium atau tidak
Leher :Untuk mengatahui apakah ada pembesaran kelenjar tyroid
yang diakibatkan oleh kekurangan yodium. Vena jugularis apakah ada gangguan
pada jantung Kelenjar limfe untuk mengatahui apakah ibu mengidap kangker
kelanjar getah bening
Payudara : Untuk mengatahui fungsi laktasi pada ibu. Puting susu
mrenonjol atau tidak
Abdomen :Untuk mengatahui apakah penurunan TFU sesuai atau
tidak
Vulva : Untuk mengetahui apakah ada varises dan odema/ tidak,
yang dapat mengganggu proses persalinan. Mengobservasi jumlah perdarahan,
luka jahitan
Anus : Untuk mengatahui apakah ada hemoroid/tidak jika ada
hemoroid ada kontraindikasi untuk mengajan.
Ekstremitas : Apakah ada varises/tidak, oedema/tidak yang dapat
mengakibatkan gangguan peredaran darah.

4. Pemeriksaan khusus
Palpasi
TFU MC Donald Menentukan TFU yaitu menentukan tinggi fundus uteri
selama masa nifas

xx
Perkusi Patella : Untuk mengatahui ibu kekurangan vitamin B1 atau tidak.
5. Pemeriksaan penunjang
Di dapat dari hasil laboratorium yang dilakukan.

2.2.2 Interprestasi Data/Diagnosa/Masalah


Berisi tentang diagnosa, masalah dan kebutuhan yang diberikan olch bidan
untuk ibu hamil.
Dx : G…PAPIAH UK …Post Partum fisiologis hari ke…
Ds : Data yang didapatkan sesual keluhan untuk penunjang diagnosa
Do : hasil pemeriksaan yang digunakan unutk menunjang diagnose

2.2.3 Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial


Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial sesuai dengan diagnosa
dan masalah yang sudah diidentifikasi,

2.2.4 Identifikasi Tindakan Segera


Pelayanan yang segera dilakukan demi keselarasan jiwa ibu dan anak, baik
itu dilakukan oleh bidan, dokter, atau konsultasi atau ditangani bersama dengan
tim tenaga kesehatan yang lain sesuai yang dialami oleh klien.
2.2.5 Perencanaan (intervensi)
Meliputi asuhan secara menyeluruh dengan rasionalnya

No Perencanaan Rasional
1 Jalin komunikasi terapeuti dengan klien Agar klien lebih kooperatif dan
percaya kepada petugas
2 Cuci tangan sebelum dan sesudah Untuk mecegah adanya infeksi
tindakan
3 Observasi TTV, perdarahan, kandung Untuk mengetahui keadaan umum
kemih, kontraksi, dan jelaskan hasil ibu, perdarahan dan kontraksi
pemeriksaan kepada klien uterus dan agar ibu mengetahui
kondisinya
3. Berikah HE tentang: Agar nutrisi ibu dan

xxi
a. Nutrisi kebutuhannya terpenuhi agar ibu
b. Eliminasi mengetahui apa saja tanda bahaya
c. Mobilisasi masa nifas
d. Personal hygine
e. Tanda bahaya masa nifas
4 Follow up 1 minggu lagi atau jika ada Untuk memantau kondisi ibu
keluhan untuk menghidari bahaya masa
nifas

2.2.6 Pelaksanaan (Implementasi)


Pada langkah ini rencana asuhan yang telah diuraikan pada intervensi
dilaksanakan secara efisien dan aman. Pelaksanaannya dilakukan oleh bidan
secara keseluruhan maupun sebagian dilaksanakan oleh anggota tim kesehatan
lainnya Pelaksanaan tindakan selalu diupayakan dalam waktu yang singkat,
efektif, berkualitas dan profesional.

2.2.7 Evaluasi
Merupakan langkah akhir untuk mengevaluasi dari pelayanan yang telah
diberikan kepada klien apakah benar benar sudah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan pasien, apakah pelayanan yang telah kita berikan berjalan dengan baik
sesuai harapan.
S :Data yang didapat dari permyataan pasien
O: Data yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan
A : Penilaian/ Diagnosa yang terjadi atas S dan O
P: Perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah yang didiagnosis

xxii
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN
Tanggal: 17 juli 2019 Jam: 10:00 wib
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama klien : Ny “S” Nama Suami : Tn “J”
Usia : 30 th Usia : 39 th
Suku/Bangsa : Jawa/Indo Suku/Bangsa : Jawa/Indo
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
No. Register : - Alamat : Kradenan
2. Alasan Kunjungan Saat Ini/Keluhan Utama
Ibu mengatakan telah melahirkan anak ke-2 perempuan dengan Panjang 50 cm
dan berat badan 2700 gram dan ibu tidak merasakan keluhan apa-apa
3. Riwayat Menstruasi
Siklus Menstruasi : ± 28 hari Menarche : 13 th
Lama : 8 hari HPHT : 17 - 10 - 2018
Warna : Merah Segar TP : 24 - 07 - 2019
Bau : Anyir Dysminore : (-)
Flour allbus : (-)
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

No Suami Uk Jenis Penolong Penyulit PB/BB Jenis H/ KB


ke persalinan kelamin M
1 1 37- Spontan Bidan - 49 cm/ P H pil
38 2900 g (5tahun)
mgg
2 1 N I F A S I N I

5. Riwayat Nifas Ini

xxiii
Ibu mengatakan ini adalah nifas ke-2 dan ibu telah melahirkan bayi
perempuan dengan Panjang 50 cm dan berat badan 2700 g, ibu mengatakan
tidak merasakan keluhan apa-apa

6. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat penyakit yang pernah di derita atau sedang di derita


Ibu mengatakan tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit yang
menular maupun menahun seperti DM, asma, hipertensi, hepatitis, TBC ,
jantung.
b. Riwayat penyakit keluarga atau keturunannya
Ibu mengatakan bahwa baik keluarga ibu maupun suami tidak pernah atau
tidak sedang menderita penyakit yang menular maupun menahun seperti
DM, asma, hipertensi, hepatitis, TBC , jantung.
c. Perilaku kesehatan
Ibu mengatakan selama berada di Bps ibu tidak pernah merokok, tidak
pernah menkonsumsi minuman keras dan tidak pernah minum jamu-
jamuan dan ibu tidak pernah melakukan pijat pada perutnya.
7. Data Psikososial

a. Respon ibu terhadap kelahiran bayinya


Ibu mengatakan bahwa ibu dan keluarga merasa sangat bahagia dan
merasa lega atas kelahiran anak ke-2 nya
b. Rencana menyusui bayi
Ibu mengatakan akan menyusui bayinya selama 2 tahun dengan 6 bulan
pertama asi eklusif
c. Tingkat pengetahuan
Ibu sudah mengetahui tentang asi eklusif selama 6 bulan pertama
d. Rencana mengasuh bayi
Ibu mengatakan bahwa bayinya akan diasuh sendiri dan di bantu suami
serta di bantu oleh orang tua
e. Rencana KB
Ibu mengatakan akan menggunakan KB Pil

xxiv
8.Pola Kehidupan Sehari-hari

a. Pola Nutrisi : ibu mengatakan setelah melahirkan sudah makan


dengan porsi cukup, dan minum sudah cukup banyak
b. Pola Eliminasi : ibu mengatakan sudah BAK 3-4 kali dan belum
BAB
c. Pola Istirahat : ibu mengatakan sudah istirahat tetapi terkadang
terbangun untuk melihat dan menyusui bayinya
d. Pola personal hygine : ibu mengatakan sudah bisa berdiri sendiri dan
ganti pembalut jika terasa penuh
e. Pola aktivitas : ibu mengatakan sudah bisa duduk dan berjalan
f. Hubungan Seksual : Tidak dikaji

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmetris
KU : Baik
TB/BB : 160 cm / 65 kg
TTV : - Tekanan Darah : 110/70 mmhg
- Nadi : 80x/menit
- Suhu : 360C
- Respirasi : 20x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi dan Palpasi
1. Kepala dan Rambut : kulit kepala bersih, tidak berketombe dan tidak ada
benjolan
2. Wajah : tidak ada cloasma gravidarum, tidak pucat dan
tidak ada odema
3. Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda
4. Mulut : tidak pucat, tidak ada stomatitis dan tidak ada
caries gigi
5. Leher : tidak ada pembesarann kelenjar tyroid , limfe dan
vena jugularis

xxv
6. Payudara
a. Bentuk : simetris, tidak ada benjolan abnormal
b. Aerola : Hiperpigmentasi
c. Putting Susu : Menonjol
d. Keluaran : Asi
7. Abdomen
a. Luka Bekas Jahitan SC :-
b. TFU : Pertengahan pusat dan syimpisis
c. Konsistensi Uterus : Keras
d. Kontraksi Uterus : Baik
e. Kandung Kencing : Kosong
f. Diastatis Rektus Abdominalis : Tidak
8. Lochea
a. Jenis : Sanguinolenta
b. Bau : Anyir
c. Warna : kuning
9. Perineum
a. Bekas Jahitan : (+)
b. Kebersihan : (+)
c. Odema : (-)
10. Anus : tidak ada hemoroid
11. Ektremitas atas/bawah : tidak ada varices dan odema, tidak ada
homan
b. Data penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium : (-)
2. Data kehamilan dan persalinan sekarang
a. Usia Kehamilan : 39 minggu
b. Penyulit : tidak ada
c. Pemeriksaan Kehamilan : 6 kali
d. Proses persalinan : spontan
 Kala 1 : 17 Juli 2019 wib jam 08.00 WIB
 Kala 2 : 17 Juli 2019 wib jam 08.30 WIB

xxvi
 Kala 3 : 17 Juli 2019 wib jam 08.40 WIB
 Kala 4 : 17 Juli 2019 wib jam 10.40 WIB
e. Keadaan Bayi
 A-S : 8-9
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 BB/PB : 2700 g/50 cm

3.2 INTERPRETASI DATA/DIAGNOSA


Diagnose : P20002 7 jam Post Partum
DS : Ibu mengatakan telah melahirkan anak ke-2 dan ASI tidak lancar
DO : Kesadaran : Composmetris
KU : Baik
TB/BB : 160 cm / 65 kg
TTV : - Tekanan Darah : 110/70 mmhg
- Nadi : 80x/menit
- Suhu : 36 0C
- Respirasi : 20x/menit

Conjungtiva merah muda, sclera putih, tidak ada pembesaran kelenjar


tiroid, limfe, vena jugularis, puting susu menonjol, tidak ada benjolan
abnormal, TFU 2 jari dibawah pusat, konsistensi uterus keras, kontraksi
uterus baik dan kandung kemih kosong, jenis lochea sanguinolenta berbau
anyir dan berwarna kuning,tidak ada varices atau oedema, dan tidak ada
tanda-tanda tromboflebitis.

3.3 DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


-
3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
1. perawatan payudara
2. cara menyusui dengan benar
3.5 PERENCANAAN
Tanggal : 17 juli 2019 jam : 10:15 wib
Tujuan

xxvii
1. Tujuan jangka panjang : Agar tidak terjadi komplikasi selama masa nifas
2.Tujuan jangka pendek : Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan 30 menit
diharapkan ibu mengerti dan bisa mengulangi apa yang sudah dijelaskan
Bidan.
Kriteria :
 TTV dalam Keadaan Normal
 Tidak terjadi perdarahan
 Konsistensi Uterus Baik

No Intervensi Rasional
1 Jalin komunikasi terapeuti dengan klien Agar klien lebih kooperatif dan
percaya kepada petugas
2 Cuci tangan sebelum dan sesudah Untuk mecegah adanya infeksi
tindakan
3 Observasi TTV, perdarahan, kandung Untuk mengetahui keadaan umum
kemih, kontraksi, dan jelaskan hasil ibu, perdarahan dan kontraksi
pemeriksaan kepada klien uterus dan agar ibu mengetahui
kondisinya
4. Berikah HE tentang: Agar nutrisi ibu dan
1. Nutrisi kebutuhannya terpenuhi agar ibu
2. Eliminasi mengetahui apa saja tanda bahaya
3. Mobilisasi masa nifas
4. Istirahat
5. Personal hygine
6. Tanda bahaya masa nifas
7. Perawatan payudara
8. Cara menyusui dengan benar
9. Penyebab Asi tidak lancar
10. Involusi uteri
5. Follow up 1 minggu lagi atau jika ada Untuk memantau kondisi ibu
keluhan untuk menghidari bahaya masa
nifas

xxviii
3.6 PELAKSANAAN
Tanggal/jam Implementasi
17 juli 2019 1. Menjalin komunikasi terapeutik dengan klien
10 : 25 wib 2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan agar terhindar
dari infeksi
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa saat ini ibu
baik-baik saja, TTV dalam batas normal
- Tekanan Darah: 110/70 mmhg
- Nadi : 80x/menit
- Suhu : 36 0C
- Respirasi : 20x/menit
- TFU : pertengahan pusat dan syimpisis
- Konsistensi Uterus : Keras
- Kontraksi Uterus : Baik
- Kandung Kencing : Kosong
4. Memberikan HE Tentang :
a. Nutrisi
 Memberitahu ibu bahwa selama masa nifas untuk tidak
pilih-pilih makanan (tarak) karena saat nifas ibu membutuhkan
nutisi yang cukup untuk mempercepat terjadinya involusi uteri
 Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi
seimbang yaitu makanan yang mengandung protein,
karbohidrat, vitamin dan mineral serta minum air putih yang
banyak
b. Istirahat
Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup ,untuk
mengembalikan tenaga akibat kelelahan selama proses
melahirkan, usahakan ibu tenang dan rileks
Apabila bayi tidur usahakan ibu untuk tidur karena kurang

xxix
tidur akan mempengaruhi
 Jumlah asi yang dikeluarkan
 Memperlambat proses involusi
 Menyebankan ibu depresi dan ketidaknyamanan merawat
bayi
c. Eliminasi
Menjelaskan kepada ibu harus segera BAB ,mengimbangi
makan makananan yang mengandung banyak serat
d. Mobilisasi
Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu tidak boleh malas
bergerak, harus banyak bergerak agar ibu cepat pulih
e. Personal hygine
Menjelaskan kepada ibu cara membersihkan kemaluan yaitu
guyur dengan air bersih setiap BAB dan BAK, cebok dari
depan ke belakang, harus sering mengganti pembalut dan
celana dalam
f. Tanda bahaya masa nifas
Meminta ibu untuk segera periksa atau dating ke fasilitas
kesehatan apabila mengalami salah satu dari beberapa tanda
bahaya masa nifas :
 Perdarahan pervaginam
 Nyeri kepala hingga ulu hati
 Bengkak pada wajah dan tangan
 Pandangan kabur
 Demam
g. perawatan payudara
1. Pasang handuk, kopres puting susu dengan kapas yang
sudah dibasahi babyoil, tuangkan babyoil dikedua telapak
tangan, bersihkan kedua puting susu. Lakukan pengurutan.
2. Pertama, tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua
payudara, pengurutan dari atas kesamping kemusian
kebawah sambil mengangkat payudara dan lepaskan

xxx
keduanya. Laukan 20-30 kali.
3. Kedua, sokong payudara dengan tangan kiri lakukan
gerakan kecil dengan dua atau tiga jadi tangan kanan, dari
pangkal payudara sampai puting susu, lakukan 20-30 kali.
4. Ketiga, satu telapak tangan meapung satu payudara , tangan
kirinya dengan sisi jari kelingking mengurut payudara
kearah puting keseluruh payudara. Lakukan 20-30 kali.
5. Keempat, satu telapak tangan menopang payudara dan
tangan lainnya menggenggam dan mengurut dari pamgkal
payudara kearah puting. Lakukan 20-30 kali.
6. Kelima. Menguyur payudara dengan air dingin dan air
hangat secara bergantian.
7. Mengeringkan payudara dengan waslap
8. Evaluasi kemampuan ibu untuk melakukan perawatan
payudara.
9. Angkat handuk penutup, pakaikan bra dan baju ibu
h. cara menyusui dengan benar
1. Mencuci tangan
2. Mengatur posisi ibu dan bayi senyaman mungkin
3. Mengamati apakan puting susu ibu lecet/ tidak
4. Memimbing ibu membersihkan puting susu terlebih dahulu
dengan kapas yang sudah dibasahi air masak.
5. Menyusukan bayi pada ibu
6. Membimbing ibu untuk memasukan puting susu ke mulut
bayi sampai ke areola mamae
7. Mengamati puting susu berada diatas lidah bayi saat
dihisap.
8. Anjurkan ibu menyusui selama 15-20 menit
9. Membimbing ibu untuk melepas puting susu dengan jalan
menekan dagu bayi
10. Membimbing ibu untuk menyendawakan bayi
11. Mengajari ibu untuk membersihkan mulut bayi dengan

xxxi
kapas yang sudah dibasahi air masak.
12. Merapikan ibu dan bayi
13. Mencuci tangan.
i. penyebab ASI tidak lancar
1. Faktor ekonomi
2. Faktor istirahat
3. Faktor psikologis
4. Faktor nutrisi
5. Follow up 1 minggu lagi atau sewaktu-waktu ada keluhan

3.7 EVALUASI
Tanggal : 17 juli 2019 Jam : 10:35 wib
S : ibu mengatakan bahwa telah mengerti tentang penjelasan yang diberikan
oleh bidan dan akan melaksanakan apa yang sudah disampaikan
O :- Tekanan Darah : 110/70 mmhg
- Nadi : 80x/menit
- Suhu : 36 0C
- Respirasi : 20x/menit
- TFU : pertengahan pusat dan simpisis
- Konsistensi Uterus : Keras
- Kontraksi Uterus : Baik
- Kandung Kemih : Kosong

A : P20002 7 jam Post Partum


P : Berikah HE tentang:
a. Nutrisi
b. Eliminasi
c. Mobilisasi
d. Personal hygine
e. Tanda bahaya masa nifas

xxxii
f. Cara menyusui dengan benar
g. Perawatan payudara
h. Penyebab asi tidak lancar

Berikan Terapi
Terapi : ponstelax : 3 X 1 500mg
Gestiamin : 3 X 1 20mg
Omemox : 3 X 1 500mg
Follow Up 1 minggu lagi atau sewaktu-waktu jika Ibu merasa ada
keluhan

xxxiii
BAB III
PENUTUP
4.1 Simpulan
Masa nifas merupakan masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung
selama 6 – 8 minggu atau dalam agama islam disebut 40 hari, tahap- tahap masa
nifas meliputi : puerpurium dini, puerpurium intermedial, remot puerpurium.
Tujuan dari masa nifas yaitu untuk mengetahui kesejahtraan ibu dan bayi, baik
dari kesehatan, kebersihan , nutrisi, pemberian ASI, tanda bahaya masa nifas,
perdarahan, cara mencegah hipotermi pada bayi.
4.2 Saran
asuhan pada ibu nifas sangat di perlukan karena sangat membantu ibu dalam
menjalankan perannya sebagai seorang ibu ketika mengalami kesulitan dalam
mengasuh bayinya. Serta, dengan adanya konseling masa nifas ibu menjadi lebih
memahami betapa pentingnya menjaga kebersihan, pemenuhan nutrisi, waspada
akan terjadinya kelainan-kelainan yang dapat membahayakan ibu dan bayinya.
Selain itu juga dapat membantu mahasiswa dalam belajar tentang betapa
pentingnya asuhan kebidanan untuk ibu nifas khususnya mahasiswa kebidanan.

xxxiv
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidibn Bidan, Cetakan 1, EGC, Jakarta.

Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC,
Jakarta.

Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC,


Jakarta. Sarwoho 13, 1999. Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS — SP.

Ningsih, 2009. (www.tutorial-kuliah.blogspot.com./2009), Tutor kuliah,diakes


pada tanggal 21 Juni 2019.

Sarwono P, 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal, Edisi I, Cetakan 3, YBP - SP, Jakarta.

Tenreng, 2008. (www.tenreng.files.wordpress.com/2009),Asuhan Keperawatan


Post Op SC, diakes pada tanggal 21 Juni 2019.

xxxv

Anda mungkin juga menyukai