Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN FISIOLOGIS

PADA NY. Z USIA 26 TAHUN G1P0A0 9+6 MINGGU

DI PUSKESMAS NAILAN

KAB PONOROGO

Oleh :

ZULFIANA DYAH INDARWATI

NIM. 2182B1224

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN (F2K)

IIK STRADA INDONESIA

KEDIRI

i
2021PERSETUJUAN

Laporan Praktek Asuhan Kebidanan Dengan Judul “Asuhan Kebidanan


Kehamilan Fisiologis Pada Ny. Z Usia 26 Tahun G1P0A0 9+6 Minggu di
Puskesmas Nailan Kabupaten Ponorogo” telah disetujui oleh pembimbing
penyusun asuhan pada :

Tanggal : Maret 2022

Ponorogo, Maret 2022

Mahasiswa

Zulfiana Dyah Indarwati

Megetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Bd. Asruria Sani Fajriah, SST., MKM Dhaniar Ristiyanti,S.ST.Keb.,SKM

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas


rahmat dan bimbingan-Nya, sehingga dapat tersusun Asuhan Kebidanan
Kehamilan Fisiologis Pada Ny. Z Usia 26 Tahun G1P0A0 9+6 Minggu di
Puskesmas Nailan Kabupaten Ponorogo di Program studi pendidikan Profesi
Bidan Institut Kesehatan F2K (IIK) Strada Indonesia.
Laporan Asuhan Kebidanan ini disusun sebagai tugas individu dalam

praktik klinik Kebidanan pada Remaja yang diwajibkan bagi mahasiswa

Program studi pendidikan Profesi Bidan Institut Kesehatan (IIK) Strada

Indonesia. Dengan laporan asuhan kebidanan ini semoga bermanfaat bagi

mahasiswa, tempat lahan praktek maupun pihak pendidikan. Kami mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Ibu Bd. Asruria Sani Fajriah, SST., MKM selaku Dosen Pembimbing

2. Ibu Dhaniar Ristiyanti,S.ST.Keb.,SKM selaku Pembimbing Lahan

3. Ibu dr. Heny Tri Rachmawati selaku Kepala Puskesmas Nailan

4. Semua pihak yang sudah membantu terselesaikannya penyusunan asuhan

kebidanan ini

Akhirnya kami berharap Laporan asuhan kebidanan ini dapat

menambah ilmu khususnya tentang kehamilan dan dapat dipertanggungjawabkan

secara akademik, sehingga dapat menambah meningkatkan kopetensi

mahasiswa Program studi Pendidikan Profesi Bidan Institut Kesehatan (IIK)

Strada Indonesia.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................ii

KATA PENGANTAR....................................................................................iii

DAFTAR ISI..................................................................................................iv

DAFTAR BAGAN ........................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................7

1.2 Tujuan ..............................................................................................10

1.3 Manfaat.............................................................................................10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Dari Sumber Pustaka.............................................................11

2.2 Pathway.............................................................................................42

2.3 Manajemen Asuhan Kebidanan .......................................................43

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Data Subjektif...................................................................................45

3.2 Data Objektif....................................................................................47

3.3 Analisa Data......................................................................................50

iii
3.4 Intervensi..........................................................................................50

3.5 Implementasi.....................................................................................53

3.6 Evaluasi.............................................................................................56

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan.......................................................................................58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan........................................................................................59

5.2 Saran..................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.3 Pathway Kehamilan Trimester 1 ……………………………..42

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang

didalam rahimnya terdapat embrio atau fetus. Kehamilan dimulai pada saat

masa konsepsi hingga lahirnya janin, dan lamanya kehamilan dimulai dari

ovulasi hingga partus yang diperkirakan sekitar 40 minggu dan tidak melebihi

43 minggu (Kuswanti, 2014).

Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari), dihitung dari

hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan

1 dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan 2 dari bulan keempat sampai 6

bulan, triwulan 3 dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Prawirohardjo, 2015).

Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan

mempengaruhi tingkat keberhasilan kehamilan serta kondisi status kesehatan

calon bayi yang masih didalam rahim maupun yang sudah lahir, sehingga

disarankan agar calon ibu dapat menjaga perilaku hidup sehat dan

menghindari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi calon ibu pada

masa kehamilan (Johnson, 2016). Kehamilan merupakan suatu kondisi

fisiologis, namun kehamilan normal juga dapat berubah menjadi kehamilan

patologis (Walyani, 2015). Patologi pada kehamilan merupakan suatu

gangguan komplikasi atau penyulit yang menyertai ibu saat kondisi hamil

(Sukarni & Wahyu, 2013)

1
Risiko tinggi pada kehamilan dapat ditemukan saat menjelang waktu

kehamilan, waktu hamil muda, waktu hamil pertengahan, saat ini bahkan

setelah persalinan (Manuaba, 2012). Ibu hamil yang mengalami gangguan

medis atau masalah kesehatan akan dimasukan kedalam kategori risiko tinggi,

sehingga kebutuhan akan pelaksanaan asuhan pada kehamilan menjadi lebih

besar (Robson and Waugh, 2012).

Angka Kematian Ibu atau AKI adalah jumlah kematian selama kehamilan

dengan periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan. AKI di Provinsi Jawa

Timur mencapai 91,92 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab terbesar

kematian ibu secara langsung berturut-turut adalah Preeklamsi berat/eklamsi

(PEB) sebesar 28,92% atau 153 orang; perdarahan 26,28% atau 139 orang;

infeksi 3,59% atau sebanyak 19 orang; dan penyebab lain-lain 29,11% atau

154 orang (Dinkes jatim, 2018). Sedangkan Angka Kematian Ibu di

Kabupaten Ponorogo sebesar 89 per 100.000 kelahiran hidup penyebab

tingginya AKI di Ponorogo karena KTD (Kehamilan Tidak Diingingkan), dan

faktor kesehatan misalnya seorang ibu menderita penyakit tertentu dan ketika

hamil mempunyai resiko tinggi. Sebagian besar kematian ibu terjadi pada usia

reproduktif, atau usia yang lanjut tapi tetap meneruskan kehamilannya. Pada

(ibu berusia) remaja atau usia di bawah 25 tahun tidak jadi penyumbang AKI

(Dinkes Kabupaten Ponorogo, 2018). Sedangkan pada tahun 2017 AKI di

Kabupaten Ponorogo sebesar 63 per 100.000 (Dinkes Kabupaten Ponorogo,

2017) jika dibandingkan AKI dari tahun 2017 sampai dengan 2018

mengalami peningkatan sebesar 26 per 100.000 kelahiran hidup. (Dinkes

Kabupaten Ponorogo, 2018). Program untuk mengatur strategi guna

2
menurunkan Angka Kematian Ibu hamil yaitu dengan mengadakan Rumah

Tunggu Kelahiran (RTK), dalam RTK ibu hamil diberikan pendampingan

pelayanan kesehatan serta kebutuhan lainnya hingga persalinan, tapi layanan

ini khusus untuk ibu hamil yang persalinannya memerlukan pertolongan

spesifik (Dinkes Kabupaten Ponorogo,2019).

Komplikasi dalam kehamilan dapat terjadi pada tahap kehamilan

trimester manapun, mulai dari fertilisasi hingga persalinan. Diagnosis dini

faktor risiko terhadap komplikasi akan mengarah pada pengobatan dan

mencegah timbulnya bahaya terhadap ibu maupun janin (Johnson, 2016).

Pemeriksaan dan pengawasan terhadap ibu hamil sangat perlu dilakukan

secara teratur. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik

dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas

sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. Selain itu juga untuk

mendeteksi dini adanya kelainan, komplikasi dan penyakit sehingga dapat

dicegah atau diobati.

3
2.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis di

Puskesmas Nailan Kabupaten Ponorogo.

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanaan pengkajian pada ibu hamil fisiologis

b. Menganalisa data berupa merumuskan diagnosa kebidanan, masalah

dan kebutuhan ibu hamil.

c. Membuat penatalaksanaan tindakan yang akan dilakukan sesuai

dengan pengkajian pada ibu hamil.

d. Melakukan pendokumentasian tindakan pada ibu hamil

3.3 Manfaat

1) Lahan Praktek

Mengajukan agar memberikan asuhan kebidanan sesuai standart sehingga

persalinan bisa bersalinan bisa berlangsung dengan aman tidak terjadi

komplikasi

2) Bagi IIK Strada Indonesia

Bisa memberikan mesukkan tentang penanganan persalinan fisiologis

pencegahan komplikasi pada persalinan

3) Bagi mahasiswa

Agar lebih meningkatkan dan mengembangkan lagi pengetahuannya

tentang persalinan sehingga kedepannya dapat memberikan asuhan yang

komperenhensif dan meningkatkan pelayanan yang berkualitas

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Dari Sumber Pustaka

1. Konsep Dasar Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi

sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40

minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Widatiningsih &

Dewi, 2017).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu bila

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi (Walyani, 2015).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

kehamilan adalah suatu proses yang diawali dengan penyatuan

spermatozoa dan ovum (fertilisasi) dan dilanjutkan dengan implantasi

hingga lahirnya bayi yang lamanya berkisar 40 minggu.

b. Tanda – Tanda Kehamilan Sesuai Umur Kehamilan

Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017) tanda – tanda kehamilan

dibagi menjadi tiga yaitu tanda dugaan hamil (presumtif sign), tanda

tidak pasti hamil (probable sign), dan tanda pasti hamil (positive sign).

1) Tanda−tanda dugaan hamil (presumtif sign)

5
Tanda dugaan (presumtif) yaitu perubahan fisiologis yang dialami

pada wanita namun sedikit sekali mengarah pada kehamilan karena

dapat ditemukan juga pada kondisi lain serta sebagian besar bersifat

subyektif dan hanya dirasakan oeh ibu hamil. Yang temasuk

presumtif sign adalah :

a) Amenorea

Haid dapat berhenti karena konsepsi namun dapat pula terjadi

pada wanita dengan stres atau emosi, faktor hormonal,

gangguan metabolisme, serta kehamilan yang terjadi pada

wanita yang tidak haid karena menyusui ataupun sesudah

kuretase. Amenorea penting dikenali untuk mengetahui hari

pertama haid terakhir (HPHT) dan hari perkiraan lahir (HPL).

b) Nausea dan vomitus (mual dan muntah)

Keluhan yang sering dirasakan wanita hamil sering disebut

dengan morning sickness yang dapat timbul karena bau rokok,

keringat, masakan, atau sesuatu yang tidak disenangi. Keluhan

ini umumnya terjadi hingga usia 8 minggu hingga 12 minggu

kehamilan.

c) Mengidam

Ibu hamil ingin makanan atau minuman atau meginginkan

sesuatu. Penyebab mengidam ini belum pasti dan biasanya

terjadi pada awal kehamilan.

6
d) Fatique (Kelelahan) dan sinkope (pingsan)

Sebagian ibu hamil dapat mengalami kelelahan hingga pingsan

terlebih lagi apabila berada di tempat ramai. Keluhan ini akan

meghilang setelah 16 minggu.

e) Mastodynia

Pada awal kehamilan mamae dirasakan membesar dan sakit. Ini

karena pengaruh tingginya kadar hormon esterogen dan

progesteron. Keluhan nyeri payudara ini dapat terjadi pada

kasus mastitis, ketegangan prahaid, penggunaan pil KB.

f) Gangguan saluran kencing

Keluhan rasa sakit saat kencing, atau kencing berulang – ulang

namun hanya sedikit keluarnya dapat dialami ibu hamil.

Penyebabnya selain karena progesteron yang meningkat juga

karena pembesaran uterus. Keluhan semacam ini dapat terjadi

pada kasus infeksi saluran kencing, diabetes militus, tumor

pevis, atau keadaan stress mental.

g) Konstipasi

Konstipasi mungkin timbul pada kehamilan awal dan sering

menetap selama kehamilan dikarenakan relaksasi otot polos

akibat pengaruh progesteron. Penyebab lainnya yaitu

perubahan pola makan selama hamil, dan pembesaran uterus

yang mendesak usus serta penurunan motilitas usus

7
h) Perubahan Berat Badan

Berat badan meningkat pada awal kehamilan karena perubahan

pola makan dan adanya timbunan cairan berebihan selama

hamil.

i) Quickening

Ibu merasakan adanya gerakan janin untuk yang pertama kali.

Sensasi ini bisa juga karena peningkatan peristaltik usus,

kontraksi otot perut, atau pergerakan isi perut yang dirasakan

seperti janin bergerak.

2) Tanda tidak pasti kehamilan (probable sign)

a) Peningkatan suhu basal tubuh

Kenaikan suhu basal lebih dari 3 minggu, kemungkinan adanya

kehamilan. Kenaikan ini berkisar antara 37,20C sampai dengan

37,80C.

b) Perubahan warna kulit

Cloasma Gravidarum/topeng kehamilan berupa berwarna

kehitaman sekitar mata, hidung, dan pelipis yang umumnya

terjadi pada kehamilan mulai 16 minggu. Warna akan semakin

gelap jika terpapar sinar matahari. Perubahan kulit lainnya bisa

berupa hiperpigmentasi di sekitar aerola dan putting mamae,

munculnya linea nigra yaitu pigmentasi pada linea medialis

perut yang tampak jelas mulai dari pubis sampai umbilikus.

Perubahan pada kulit terjadi karena rangsangan Melanotropin

8
Stimulating Hormone/MSH.

Striae gravidarum berupa garis−garis tidak teratur sekitar perut

berwarna kecoklatan, dapat juga berwarna hitam atau ungu tua

(striae livide) atau putih (striae albicans) yang tejadi dari

jaringan koagen yang retak diduga karena pengaruh

adrenocortikosteroid. Seringkali terjadi bercak−bercak

kemerahan (spider) karena kadar esterogen yang tinggi.

c) Perubahan Payudara

Pembesaran dan hipervaskularisasi mamae terjadi sekitar

kehamilan 6 sampai 8 minggu. Pelebaran aeroa dan

menonjolnya kalenjer montgomery, karena rangsangan hormon

steroid. Pengeluaran kolostrum biasanya kehamilan 16 minggu

karena pengaruh prolaktin dan progesteron.

d) Pembesaran Perut

Biasanya tampak setelah 16 minggu karena pembesaran uterus.

Ini bukan tanda diagnostik pasti tapi harus dihubungkan degan

tanda kehamilan lain. Perubahan kurang dirasakan

primigravida, karena kondisi otot−otot masih baik. Pembesaran

perut mungkin dapat ditemui pada obesitas, kelemahan otot

perut, tumor pelvik dan perut, ascites, hernia perut bagian

depan.

e) Epulis

Hipertropi pada gusi belum diketahui penyebabnya secara

9
jelas. Dapat tejadi juga pada infeksi lokal, pengapuran gigi atau

kekurangan vitamin C.

f) Balotement

Pada kehamilan 16 sampai 20 minggu pemeriksaan palpasi

kesan seperti ada masa yang keras, mengapung dan memantul

di uterus. Dapat terjadi pada tumor uterus, mioma, acites, dan

kista ovarium.

g) Kontraksi Uterus

Kontraksi uterus yang dirasakan seperti tertekan dan kencang,

disebut kontraksi brackston Hics. Uterus mudah terangsang oeh

peninggian hormon oksitosin gejala ini biasanya mulai usia

kehamilan 28 minggu pada primi dan semakin lanjut

kehamilannya semakin sering dan kuat.

h) Tanda Chadwick dan Goodell

Terjadi perubahan warna pada vagina atau porsio mejadi

kebiruan atau ungu yang disebut tanda chadwick. Perubahan

konsistensi serviks menjadi lunak disebut tanda goodell.

3) Tanda Pasti Kehamilan (positive sign)

a) Teraba bagian−bagian janin

Umumnya pada kehamilan 22 minggu janin dapat diraba pada

wanita kurus dan otot perut relaksasi. Kehamilan 28 minggu

jelas bagian janin dapat diraba demikian pula gerakan janin

dapat dirasakan oleh ibu.

10
b) Gerakan Janin

Pada kehamilan 20 minggu gerakan janin dapat dirasakan oleh

pemeriksa.

c) Terdengar Denyut Jantung Janin

Dengan menggunakan ultrasound denyut jantung janin dapat

terdengar pada usia 6 sampai 7 minggu. Jika menggunakan

dopler pada usia 12 minggu sedangkan jika menggunakan

stetoskop leannec 18 minggu. Frekuensi deyut jantung janin

antara 120 sampai dengan 160 kali permenit yang akan jelas

terdengar bila ibu tidur terlentang atau miring dengan

punggung bayi di depan.

d) Pemeriksaan Rontgent

Gambaran tulang mulai terlihat degan sinar X pada usia

kehamilan 6 minggu namun masih belum dapat dipastikan

bahawa itu adalah gambaran janin. Pada kehamilan 12 sampai

14 minggu baru dapat dipastikan gambaran tulang janin.

e) Ultrasonografi

USG dapat digunakan umur kehamilan 4 sampai 5 minggu

untuk memastikan kehamilan dengan melihat adanya kantong

gestasi, gerakan janin dan deyut jantung janin.

f) Electrocardiography

ECG jantung janin mulai terihat pada kehamilan 12 minggu.

11
c. Kasifikasi Usia Kehamilan

Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017), kehamilan dibagi menjadi :

1) Kehamilan Trimester I (1-12 minggu)

2) Kehamilan Trimester II (13−27 minggu)

3) Kehamilan Trimester III (28−40 minggu)

d. Perubahan Fisiologis dalam Masa Kehamilan

Banyak perubahan-perubahan yang terjadi setelah fertilisasi dan

berlanjut sepanjang kehamilan.

Berikut beberapa perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi pada

wanita hamil, diantaranya:

1. Perubahan Sistem Reproduksi

a. Vagina dan Vulva

Vagina sampai minggu ke-8 terjadi peningkatan vaskularisasi

atau penumpukan pembuluh darah dan pengaruh hormon

esterogen yang menyebabkan warna kebiruan pada vagina yang

disebut dengan tanda Chadwick. Perubahan pada dinding vagina

meliputi peningkatan ketebalan mukosa vagina, pelunakan

jaringan penyambung, dan hipertrofi (pertumbuhan abnormal

jaringan) pada otot polos yang merenggang, akibat perenggangan

ini vagina menjadi lebih lunak.

Respon lain pengaruh hormonal adalah seksresi sel-sel vagina

meningkat, sekresi tersebut berwarna putih dan bersifat sangat

asam karena adanya peningkatan PH asam sekitar (5,2 – 6).

Keasaman ini berguna untuk mengontrol pertumbuhan bakteri

12
patogen/ bakteri penyebab penyakit (Kumalasari, Intan. 2015 : 4)

b. Uterus/Rahim

Perubahan yang amat jelas terjadi pada uterus/ rahim sebagai ruang

untuk menyimpan calon bayi yang sedang tumbuh. Perubahan ini

disebabkan antara lain:

1) Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah

2) Hipertrofi dan hiperplasia (pertumbuhan dan perkembangan

jaringan abnormal) yang meyebabkan otot-otot rahim menjadi

lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena

pertumbuhan janin.

3) Perkembangan desidua atau sel-sel selaput lendir rahim selama

hamil. Ukuran uterus sebelum hamil sekitar 8 x 5 x 3 cm dengan

berat 50 gram (Sunarti, 2013: 43). Uterus bertambah berat

sekitar 70-1.100 gram selama kehamilan dengan ukuran uterus

saat umur kehamilan aterm adalah 30 x 25 x 20 cm dengan

kapasitas > 4.000 cc. Pada perubahan posisi uterus di bulan 32

pertama berbentuk seperti alpukat, empat bulan berbentuk bulat,

akhir kehamilan berbentuk bujur telur.

Pada rahim yang normal/ tidak hamil sebesar telur ayam,

umur dua bulan kehamilan sebesar telur bebek, dan umur tiga

bulan kehamilan sebesar telur angsa (Kumalasari, Intan. 2015:

5). Dinding – dinding rahim yang dapat melunak dan elastis

menyebabkan fundus uteri dapat didefleksikan yang disebut

dengan Mc.Donald, serta bertambahnya lunak korpus uteri dan

13
serviks di minggu kedelapan usia kehamilan yang dikenal

dengan tanda Hegar.

Perhitungan lain berdasarkan perubahan tinggi fundus

menurut Kusumawati (2008) dalam Sartika, Nita. (2016: 9)

dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisis maka

diperoleh, usia kehamilan 22-28 minggu : 24-26 cm, 28

minggu : 26,7 cm, 30 minggu : 29-30 cm, 32 minggu : 29,5-30

cm, 34 minggu : 30 cm, 36 minggu : 32 cm, 38 minggu : 33 cm,

40 minggu : 37,7 cm.

c. Serviks

Akibat pengaruh hormon esterogen menyebabkan massa

dan kandungan air meningkat sehingga serviks mengalami

penigkatan vaskularisasi dan oedem karena meningkatnya 33

suplai darah dan terjadi penumpukan pada pembuluh darah

menyebabkan serviks menjadi lunak tanda (Goodel) dan

berwarna kebiruan (Chadwic) perubahan ini dapat terjadi pada

tiga bulan pertama usia kehamilan.

d. Ovarium

Manuaba mengemukakan dengan adanya kehamilan, indung

telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan

meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang

sempurna pada usia 16 minggu (Sinta, Janing. 2012.

www.bidanshare.wordpress.com diakses 1 September 2017).

Pada kehamilan ovulasi berhenti, corpus luteum terus tumbuh

14
hingga terbentuk plasenta yang mengambil alih pengeluaran

hormon estrogen dan progesteron.

e. Kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengaruh Melanocyte Stimulating

Hormone atau hormon yang mempengaruhi warna kulit pada

lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis

(kelenjar pengatur hormon adrenalin). Hiperpigmentasi ini

terjadi pada daerah perut (striae gravidarum), garis gelap

mengikuti garis diperut (linia nigra), areola mama, papilla

mamae, pipi (cloasma gravidarum). Setelah persalinan

hiperpigmentasi ini akan berkurang dan hilang.

f. Payudara

Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan

semakin dekatnya persalinan, payudara menyiapkan diri untuk

memproduksi makanan pokok untuk bayi baru lahir. Perubahan

yang terlihat diantaranya:

1) Payudara membesar, tegang dan sakit hal ini dikarenakan

karena adanya peningkatan pertumbuhan jaringan alveoli dan

suplai darah yang meningkat akibat oerubahan hormon selama

hamil.

2) Terjadi pelebaran pembuluh vena dibawah kulit payudara

yang membesar dan terlihat jelas.

3) Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta

15
muncul areola mamae sekunder atau warna tampak kehitaman

pada puting susu yang menonjol dan keras.

4) Kelenjar Montgomery atau kelenjar lemak di daerah sekitar

puting payudara yang terletak di dalam areola mamame

membesar dan dapat terlihat dari luar. Kelenjar ini

mengeluarkan banyak cairan minyak agar puting susu selalu

lembab dan lemas sehingga tidak menjadi tempat berkembang

biak bakteri.

5) Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila di pijat. Mulai

kehamilan 16 minggu, cairan yang dikeluarkan bewarna jernih.

Pada kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu warna cairan

agak putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32

minggu sampai anak lahir, cairan yang keluar lebih kental,

berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini di

sebut kolostrum

2. Sistem Sirkulasi Darah (Kardiovaskular)

Volume darah semakin meningkat karena jumlah serum lebih

besar daripada pertumbuhan sel darah sehingga terjadi hemodelusi

atau pengenceran darah. Volume darah ibu meningkat sekitar 30%-

50% pada kehamilan tunggal, dan 50% pada kehamilan kembar,

peningkatan ini dikarenakan adanya retensi garam dan air yang

disebabkan sekresi aldosteron dari hormon adrenal oleh estrogen.

Cardiac output atau curah jantung meningkat sekitar 30%, pompa

jantung meningkat 30% setelah kehamilan tiga bulan dan kemudian

16
melambat hingga umur 32 minggu. Setelah itu volume darah

menjadi relatif stabil (Kumalasari, Intan. 2015: 5). Jumlah sel darah

merah semakin meningkat, hal ini untuk mengimbangi

pertymbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak

seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi 36

hemodelusi yang disertai anemia fisiologis. Dengan terjadinya

hemodelusi, kepekatan darah berkurang sehingga tekanan darah

tidak udah tinggi meskipun volume darah bertambah.

3. Perubahan Sistem Pernafasan (Respirasi)

Seiring bertambahnya usia kehamilan dan pembesaran rahim,

wanita hamil sering mengeluh sesak dan pendek napas, hal ini

disebabkan karena usus tertekan ke arah diafragma akibat dorongan

rahim yang membesar. Selain itu kerja jantung dan paru juga

bertambah berat karena selama hamil, jantung memompa darah

untuk dua orang yaitu ibu dan janin, dan paru-paru menghisap zat

asam (pertukaran oksigen dan karbondioksida) untuk kebutuhan

ibu dan janin.

3. Perubahan Sistem Perkemihan (Urinaria)

Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat karena menyaring

darah yang volumenya meningkat sampai 30%-50% atau lebih,

serta pembesaran uterus yang menekan kandung kemih

menyebabkan sering berkemih (Sunarti. 2013: 48). Selain itu

terjadinya hemodelusi menyebabkan metabolisme air makin lancar

sehingga pembentukan air seni pun bertambah. Faktor penekanan

17
dan meningkatnya pembentukan air seni inilah yang menyebabkan

meningkatnya frbeberapa hormon yang dihasilkan yaitu

hormoekuensi berkemih. Gejala ini akan 37 menghilang pada

trimester 3 kehamilan dan diakhir kehamilan gangguan ini akan

muncul kembali karena turunya kepala janin ke rongga panggul

yang menekan kandung kemih.

4. Perubahan Sistem Endokrin

Plasenta sebagai sumber utama setelah terbentuk menghasikan

hormon HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) hormon utama

yang akan menstimulasi pembentukan esterogen dan progesteron

yang di sekresi oleh korpus luteum, berperan mencegah terjadinya

ovulasi dan membantu mempertahankan ketebalan uterus. Hormon

lain yang dihasilkan yaitu hormon HPL (Human Placenta

Lactogen) atau hormon yang merangsang produksi ASI, Hormon

HCT (Human Chorionic Thyrotropin) atau hormon penggatur

aktivitas kelenjar tyroid, dan hormon MSH (Melanocyte

Stimulating Hormon) atau hormon yang mempengaruhi warna atau

perubahan pada kulit.

5. Perubahan Sistem Gastrointestinal

Perubahan pada sistem gasrointestinal tidak lain adalah

pengaruh dari faktor hormonal selama kehamilan. Tingginya kadar

progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh yang dapat

meningkatkan kolesterol darah dan melambatkan kontraksi otot-

otot polos, hal ini mengakibatkan gerakan usus (peristaltik)

18
berkurang dan bekerja lebih lama karena adanya desakan akibat

tekanan dari uterus yang membesar sehingga 38 pada ibu hamil

terutama pada kehamilan trimester 3 sering mengeluh

konstipasi/sembelit. Selain itu adanya pengaruh esterogen yang

tinggi menyebabkan pengeluaran asam lambung meningkat dan

sekresi kelenjar air liur (saliva) juga meningkat karena menjadi

lebih asam dan lebih banyak. Menyebabkan daerah lambung terasa

panas bahkan hingga dada atau sering disebut heartburn yaitu

kondisi dimana makanan terlalu lama berada dilambung karena

relaksasi spingter ani di kerongkongan bawah yang memungkinkan

isi lambung kembali ke kerongkongan (Kumalasari, Intan.2015: 7).

Keadaan lain menimbulkan rasa mual dan pusing /sakit kepala

pada ibu terutama di pagi hari (morning sickness) jika disertai

muntah yang berlebihan hingga mengganggu aktivitas ibu sehari-

hari disebut : Hyperemesis gravidarum (Sunarti. 2013: 47).

1) Perubahan Adaptasi Psikologis Ibu Selama Hamil

a) Trimester I (Periode penyesuaian terhadap kehamilan)

Pada awal kehamian sering muncul perasaan ambivalen

dimana ibu hamil merasa ragu terhadap kenyataan bahwa dirinya

hamil. Ambivalen dapat terjadi sekalipun kehamilan ini

direncnakan dan sangat diharapkan. Gambaran respon terhadap

ambivalen ini yaitu selama beberapa minggu awal kehamilan

apakah ibu hamil atau tidak serta menghabiskan banyak waktu

19
untuk membuktikan kehamilan (Widatiningsih & Dewi, 2017).

Pada trimester I ini daat terjadi labilitas emosiona, yaitu

perasaan yang mudah berubah dalam waktu singkat dan tak

dapat diperkirakan. Dapat timbul perasaan khawatir seandainya

bayi yang dikandungnya cacat atau tidak sehat, khawatir akan

jatuh, cemas dalam melakukan hubungan seksual dan sebagainya

(Widatiningsih & Dewi, 2017).

b) Trimester II (Periode sehat)

Trimester ini ibu merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur

diri lebih baik, kondisi ibu lebih menyenangkan, ibu mulai

terbiasa dengan perubahan fisik tubuhnya, janin belum terlalu

besar sehingga belum menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu sudah

mulai menerima dan mengerti tentang kehamilannya. Secara

kogniti, pada trimester II ibu cenderung membutuhkan informasi

mengenai pertumbuhan dan perkembangan bayinya serta

perawatan kehamiannya (Widatiningsih & Dewi, 2017).

c) Trimester III (Periode menunggu dan waspada)

Trimester ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran

bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya

akan lahir sewaktu-waktu ini menyebabkan ibu meningkatkan

kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan

terjadinya persalinan. Respon terhadap perubahan gambaran diri

yaitu ibu merasa dirinya aneh dan jelek (Widatiningsih & Dewi,

2017).

20
Ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya

dan kehilangan perhatian kusus yang diterima selama hamil.

Pada trimester inilah ibu memerlukan ketenangan dan dukungan

yang lebih dari suami, keluarga dan bidan. Trimester ini adalah

saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua

(Widatiningsih & Dewi, 2017).

3) Perubahan yang terjadi pada kehamilan trimester I

Pada saat berlangsungnya masa kehamilan, secara tidak

langsung tubuh akan mengalami beberapa perubahan yang

signifikan. Perubahan yang terjadi seperti pembengkakan payudara,

kulit pecah-pecah, dan perkembangan rahim, namun sebagian ibu

hamil juga akan mengalami kerontokan pada rambut. Beberapa

wanita hamil, terkadang mereka menginginkan makanan atau

minuman yang segar dan cenderung asam. Masa kehamilan

umunnya berlangsung selama 280 hari (Purwoastuti & Walyani,

2015).

Trimester I (0-12 minggu) sering dianggap sebagai periode

penyesuaian terhadap kenyataaan bahwa mereka sedang

mengandung. Pada beberapa wanita hamil, mereka akan mengalami

perasaan cemas, defresi, dan kesedihan. Biasanya perasaan itu 11

akan berakhir dengan sendirinya seiring dengan mereka menerima

kehamilannya. Pada trimester pertama wanita hamil akan

mengalami ketidaknyamanan seperti mual (nausea), kelelahan,

merasa sangat lelah dan kurang bertenaga, perubahan nafsu makan,

21
dan kepekaan emosional. Pada fase ini tubuh ibu akan bekerja keras

dan sistem dalam tubuh berusaha untuk membiasakan diri dengan

peningkatan hormon progresteron(Sukarni K, 2013).

Gejala mual-mual sering muncul pada fase ini. Gejala lain

diantaranya produksi air liur berlebihan, sering buang air kecil,

perubahan suasana hati, lekas marah, timbul jerawat, perut

kembung dan ngidam. Puting susu mulai membesar dan areola juga

lebih besar dan lebih gelap untuk mempersiapkan ASI untuk buah

hatinya nanti (Purwoastuti & Walyani, 2015).

4) Kebutuhan gizi ibu hamil trimester I

Arisman (2012) menyatakan bahwa anjuran makanan untuk ibu

hamil yaitu :

1) Makan makanan yang memenuhi 4 sehat 5 sempurna, yaiu: nasi,

lauk, sayur, buah, susu

2) Porsi makanan lebih dibanding ketika tidak hamil 3) Tidak ada

pantangan selama hamil

4) Jika mual dan muntah, pilih makanan yang tidak berlemak,

seperti: roti, ubi, singkong, biskuit dan buah

5) Jangan minum jamu, minuman keras, dan merokok

6) Nutrisi yang diburuhkan seperti, kalori, protein, vitamin D,

vitamin E, vitamin K, vitamin C, dan vitamin B6.

5) Definisi mual (nausea)pada kehamilan trimester I

22
Mual merupakan gejala pertama yang dialami ibu yang sering

terjadi sebelum periode menstruasi pertama tidak datang. Mual dan

muntah pada kehamilan merupakan reaksi tubuh ibu terhadap

perubahan yang terjadi akibat kehamilan. Kehamilan memengaruhi

sistem tubuh, baik secara hormonal, fisik, maupun psikologi. Mual

yang terkadang disertai muntah biasanya timbul sejak usia gestasi 5

minggu, yang dihitung berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir

(HPHT), dan mencapai pncak pada usia gestasi 8 hingga 12 minggu

serta berakhir pada usia gestasi 16 hingga 18 minggu (Tiran, 2008).

Kejadian mual dan muntah yang berlebihan disebut dengan

hyperemesis gravidarum. Faktor risiko hyperemesis gravidarum

meliputi gangguan hipertiroid 15 klinis, diagnosis psikiatri sebelum

hamil, kehamilan mola, kehamilan kembar dengan janin laki-laki

dan perempuan, diabetes, gangguan pencernaan(Pratami, 2016).

6) Etiologi mual pada kehamilan

Rasa mual membuat seorang wanita hamil lebih sulit makan

meskipun sudah tersedia makanan favoritnya.Mual dan muntah

disebabkan oleh adanya perubahan hormon yang terjadi pada ibu

hamil. Berikut ini adalah beberapa penyebab umum mual muntah

yaitu (Pratami, 2016):

a. Hormon estrogen dan progesteron Hormon progesteron dibentuk

oleh corpus luteum. Peningkatan hormon estrogen dan progesteron

dapat mengganggu sistem pencernaan ibu hamil, dan membuat

23
kadar asam lambung meningkat hingga muncul keluhan mual dan

muntah. Hormon ini dapat memperlambat fungsi metabolisme

termasuk sistem pencernaan.

b. Human chorionic gonadotrophin(hCG) Hormon hCG dalam

aliran darah sangat membantu untuk menjaga persediaan estrogen

dan progesteron serta untuk mencegah masa menstruasi.

Meningkatnya hormon hCG secara tiba-tiba dapat mengakibatkan

efek pedih pada lapisan perut, dan efek ini berupa rasa mual.

Hormon ini juga menyebabkan hilangnya gula dari darah, yang

dapat menimbulkan perasaan sangat lapar dan sakit.Jadi hormon

hCG ini sangat berpengaruh terhadap timbulnya rasa mual dan

muntah pada ibu hamil.

c. Makanan Makanan-makanan berminyak dapat menyebabkan

mual dan muntah pada ibu hamil. Fungsi sistem pencernaan yang

telah menurun akibat hormon akan semakin memburuk saat

mendapat asupan makanan yang pedas dan berminyak.

7) Faktor yang mempengaruhi rasa mual

Faktor fisiologis yang menyebabkan mual dan muntah yaitu

seperti situasi korpus luteum sisi kanan menyebabkan tingginya

kadar hormon steroid di dalam sistem porta hepatik, perubahan

karbohidrat dan metabolisme lemak, dampak pada kemampuan

mencium dan melihat, faktor genetik, hormon hCG, faktor

24
imunologis, hormon estrogen dan progesteron. Selain itu terdapat

faktor predisposisi mual dan muntah pada kehamilan dapat

dikaitkan denganperilaku, dukungan, keletihan, mual dan muntah

dikehamilan sebelumnya, merokok, masalah sosio-ekonomi,

kesulitan dalam masalah membina hubungan, dan psikologis

(Tiran, 2008).

8) Dampak mual pada kehamilan trimester I Mual dan muntah jika

tidak ditangani dengan baik akan berlanjut menjadi hyperemesis

gravidarum atau mual dan muntah yang berlebihan sehingga dapat

mengganggu aktivitas sehari-hari dan keadaan ibu hamil menjadi

buruk (Tiran, 2012).

a. Dampak yang terjadi pada ibu akibat dari mualdan muntah yaitu :

menurunnya cairan elektrolit didalam tubuh ibu, sehingga terjadi

hemokonsentrasi yang dapat memperlambat peredaran darah, nafsu

makan menurun yang mempengaruhi tumbuh kembang janin,

gangguan nutrisi, dehidrasi, kelemahan, dan penurunan berat

badan(Marunung, 2011).

b. Selain keadaan umum ibu menjadi buruk, dampak yang

ditimbulkan dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti

abortus, bayi lahir rendah, kelahiran prematur, serta malforasi pada

bayi baru lahir (Saifuddin, 2012).

9) Cara mengatasi mual pada kehamilan trimester I

Menurut Purwaningsih & Siti Fatmawati (2010), mual dan muntah

25
sering dialami oleh ibu hamil trimester I, cara mengatasi masalah

tersebut agar dapat mempertahankan asupan nutrisi dan cairan pada

ibu hamil yaitu sebagai berikut :

a. Menghindari bau atau faktor-faktor penyebab terjadinya mual dan

muntah

b. Sediakan makanan kering seperti biscuit atau roti bakar sebelum

bangun dari tempat tidur di pagi hari

c. Jaga pola makan dengan cara makan sedikit-sedikit tapi sering

d. Hindari makanan yang mengandung lemak, dan berminyak, serta

berbumbu keras

e. Bangun dari tempat tidur secara perlahan-lahan dan jangan

langsung bergerak

f. Banyak mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat

g. Banyak minum air, dan mengkonsumsi vitamin B6 yang

diimbangi dengan istirahat yang cukup

i. Konsep Antenatal Care Standar Pelayanan Antenatal (10 T)

1) Pengertian ANC

Menurut Walyani (2015) asuhan antenatal care adalah

suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi, dan

penangan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses

kehamilan dan persiapan persalinan yang aman dan memuaskan.

26
2) Tujuan ANC

Menurut Walyani (2015) tujuan asuhan Antenatal Care (ANC)

adalah sebagai berikut:

a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan

ibu dan tumbuh kembang janin

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental

dan sosial pada ibu dan bayi

c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau implikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat

penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan

d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin

e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI Ekslusif

f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

3) Tempat Pelayanan ANC

Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015), pelayanan ANC

bisa diperoleh dari pelayanan kesehatan tingkat primer

(Polindes, Poskesdes, BPM, BPS, posyandu dan Puskesmas),

pelayanan kesehatan tingkat sekunder (Rumah sakit baik milik

pemerintah maupun swasta) dan pelayanan kesehatan tingkat

27
tersier (Rumah sakit tipe A dan B baik milik pemerintah maupun

swasta).

4) Langkah-Langkah Dalam Perawatan Kehamilan/ANC

Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015), Kemenkes R.I

menetapkan standar pelayanan ANC dalam 10 T antara lain :

a) Timbang berat badan dan tinggi badan (T1)

Penimbangan berat badan setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi andanya gangguan

pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang

dari 9 kilo selama kehamilan atau kurang dari 1 kilo setiap

bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan

janin.

Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan

dilakukan untuk menapis adanya faktor resiko pada ibu

hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm

meningkatkan resiko terjadinya CPD ( Cephalo Pelvic

Disproportion )

b) Tekanan darah (T2)

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan

antenatal diakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi

( tekanan darah ≥ 140/90 mmHg ) pada kehamilan dan

preeklampsia (hipertnsi disertai oedema pada wajah dan

tungkai bawah, dan proteinuria).

28
c) Nilai status gizi (ukur LILA) (T3)

Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama

oleh tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil

beresiko Kurang Energi Kronis (KEK), disini maksudnya ibu

hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung

lama (beberapa bulan atau tahun) dimana LILA kurang dari

23,5 cm. Ibu hamil dengan akan dapat melahirkan bayi berat

lahir rendah (BBLR).

d) Pengukuran tinggi fundus uteri (T4)

Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali

kunjungan antenatal untuk mendeteksi pertubuhan janin

sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika fundus uteri

tidak sesuai degan umur kehamilan, kemungkinan ada

gangguan pertumbuhan janin.

e) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (T5)

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir

trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mngetahui letak janin.

Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau

keapala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan

letak, panggul sempit, atau ada masalah lain.

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan

selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat

kurang dari 120x/menit atau DJJ cepat lebih dari 160x/menit

29
menunjukkan adanya gawat janin.

f) Pemberian imunisasi TT (T6)

Untuk mencegah terjadinya tetanun neonatorum, ibu

hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak

pertama, ibu hamil diskrining status imunisasinya. Pemberian

imunisasi TT pad ibu hamil disesuaikan dengan status

imunisasi T ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiliki status

imunisasi T2 agar mendapatkan perlindungan terhadap infeksi

tetanus. Ibu hamil dengan status imunisasi T5 (TT long life)

tidak prlu diberikan imunisasi TT lagi.

g) Pemberian tablet tambah darah (tablet Fe) (T7)

Untuk mencegah anemia zat besi, setiap ibu hamil hamil

harus mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan asam

folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan

sejak kontak pertama.

h) Tes Laboratorium (T8)

Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan pada ibu

hamil adalah pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus.

Pemeriksaan laboratorium rutin adalah pemeriksaan

laboratorium yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil

yaitu golongan darah, hemoglobin darah, dan pemeriksaan

spesifik daerah endemis (malaria, HIV, dll). Sementara

pemeriksaan laboratorium khusus adalah pemeriksaan

laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil

30
yang melakukan kunjungan antenatal.

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat

antenatal tersebut meliputi :

(1) Pemeriksaan golongan darah

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak

hanya untuk mengetahui jenis golongan darah ibu

melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor

darah yang sewaktu- waktu diperlukan apabila terjadi

situasi kegawatdaruratan.

(2) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (HB)

Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil

dilakukan minimal sekali pada trimester I dan sekali pada

trimester III. Pemeriksaan ini ditujukan untuk

mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau

tidak selama kehamilannya, karena kondisi anemia dapat

mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam

kandungan. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu

hamil pada trimester II dilakukan atas indikasi.

(3) Pemeriksaan protein dalam urine

Pemeriksaan protein dalam urine pada ibu hamil

dilakukan pada trimester II dan III atas indikasi.

Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya

protein uria pada ibu hamil. Protein uria merupakan salah

31
satu indikator terjadinya preeklampsi pada ibu hamil.

(4) Pemeriksaan kadar gula darah

Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes melitus

harus dilakukan pemeriksaan gula darah selama

kehamilannya minimal sekali pada trimester I, sekali

pada trimester II dan sekali pada trimester III.

(5) Pemeriksaan darah malaria

Semua ibu hamil didaerah endemis malaria

dilakukan pemeriksaan darah malaria dalam rangka

skrining pada kunjungan pertama antenatal. Ibu hamil di

daerah non endemis malaria dilakukan pemeriksaan

darah malaria apabila ada indikasi.

(6) Pemeriksaan tes sifilis.

Pemeriksaan tes sifilis dilakukan didaerah dengan

resiko tinggi dan ibu hamil yang diduga menderita sifilis.

Pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin

pada kehamilan.

(7) Pemeriksaan HIV

Tes HIV wajib ditawarkan oleh tenaga kesehatan

kesemua ibu hamil secara inklusif dengan pemeriksaan

laboratorium rutin lainnya didaerah epidemi meluas dan

terkonsentrasi dan didaerah epidemi HIV rendah

32
penawaran tes HIV oleh tenaga kesehatan diprioritaskan

pada ibu hamil dengan IMS dan TB. Teknik penawaran

ini disebut Provider Initiated Testing And Counselling

(PITC) atau tes HIV atas Inisiatif Pemberi Pelayan

Kesehatan (TIPK).

(8) Pemeriksaan BTA

Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang

dicurigai menderita tuberkulosis sebagai pencegahan

agar infeksi tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan

janin.

i) Tatalaksana Kasus / penanganan kasus (T9)

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil

pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan

pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan

kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat

ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.

j) Temu Wicara/Konseling (T10)

Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap

kunjungan antenatal yang meliputi : kesehatan ibu, perilaku

hidup bersih dan sehat, peran suami / keluarga dalam

kehamilan dan perencanaan persalinan, tanda bahaya pada

kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi

komplikasi, asupan gizi seimbang, gejala penyakit menular

33
dan tidak menular, penawaran untuk melakukan tes HIV,

inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI eksklusif, KB pasca

persalinan, imunisasi, peningkatan kesehatan pada kehamilan.

j. Kebijakan Kunjungan Antenatal Care

Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017) WHO menyarankan

kunjungan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan yang

dilakukan pada waktu tertentu karena terbukti efektif. Model

kunjungan ANC yang sedikit (4 kali sesuai standar) untuk ibu hamil

resiko rendah sudah menjadi kebijakan program ANC di Indonesia.

Bukti terkini menunjukkan bahwa ANC 4 kali selama hamil

yang diberikan dengan tujuan tertentu dan berkualitas terbukti

efektif dan tidak memengaruhi outcome (ibu dan bayi) hanya saja

kepuasan klien berkurang karena sedikitnya ANC ini. Ibu yang

tidak rutin ANC cenderung melahirkan BBLR 1,5 kali lebih besar

daripada yang rutin.

34
Menurut Walyani (2015) menjelaskan pemeriksaan pertama segera dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid, dan pemeriksaan ulang setiap bulan

sampai umur kehamilan 7 bulan, setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 8 bulan, dan setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi kehamilan. 2.2

Pathway Kehamilan

TRIMESTER 1

Perubahan selama Kehamilan

Fisik Emosional Sosial Kultural Kognitif

Perubahan fisik ibu hamil Ambivalen Menarik diri dari hal yg

disuka & suatu hubungan

Tertarik dg perubahan fisik,gejala


& cara pencegahan
Kelelahan Nyeri Frekuensi Morning Labilitas ↑ Mengambil peran sbg ibu

payudara urin ↑ sickness

Berkhaal Dukungan sosial

Seksualitas/Libido ↓

35
Dukungan emosional Menerima kehamilan Perilaku hidup sehat

36
2.2 Bagan 2.2 Pathway KehamilanMangement Kebidanan Varney dengan

dokumentasi SOAP

2.3.1 Pengkajian

Dalam langkah ini berisikan data subjektif yang diperoleh dari

anamnesa dengan klien dan data objektif yang di peroleh dari

pemeriksaan petugas

2.3.2 Identifikasi analisis/diagnosis

Pada langkah ini menganalisis atau mendiagnosa berdasarkan

pengkajian yang telah dilakukan.

2.3.3 Identifikasi dan masalah potensial

Menentukan adanya masalah yang mungkin muncul dan menyusun

persiapan antisipasi, sehingga kita selalu siap siaga dalam

menghadapi berbagai kemungkinan

2.3.4 Identifikasi tindakan segera dan atau kolaborasi

Menentukan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan

konsultasi atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain

berdasarkan kondisi klien.

2.3.5 Intervensi Pada langkah ini, menyususn rencana yang akan

dilaksanakan untuk mengatasi masalah agar tidak terjadi

komplikasi.

2.3.6 Implementasi Mengacu pada intervensi.Pada langkah ini sebagian

dari rencana yang telah disusun dilaksanakan secara efisien dalam

artian pelaksanakannya sendiri.

37
2.3.7 Evaluasi Mengacu pada hasil. Merupakan langkah akhir dari proses

asuhan kebidanan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan tindakan asuhan kebidanan yang dilakukan sesuai

dengan yang telah dilakukan dengan menggunakan SOAP.

38
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Data Subjektif

Anamnesa dilakukan oleh : Zulfiana Dyah Indarwati di Puskesmas Nailan

Hari / Tanggal : Selasa, 1 Maret 2022 Jam : 10.00 WIB

Nama : Ny. Z Nama Suami : Tn. H

Umur : 26 th Umur : 27 th

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : Perguruan Tinggi Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Guru Pekerjaan : Karyawan Swasta

Suku bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa

Alamat : Nailan

a. Keluhan Utama:

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan ibu merasakan

mual dan muntah sejak 2 hari yang lalu + 2-3 kali sehari, di pagi hari dan

kadang setelah makan.

c. Riwayat Perkawinan

Status : Menikah

Umur Waktu menikah : 24 th.

Pernikahan sah ke : Sah ke-1

39
Lama Pernikahan : 2 Tahun

d. Riwayat Obstetri

Riwayat Haid:

Menarche : 15 tahun

Nyeri Haid : Ada

Siklus : 28 hari

Lama : 7 hari

Warna darah : Merah Kehitaman

Leukhorea :-

e. Riwayat Kehamilan sekarang :

1) G1P0A0Ah0

2) Usia kehamilan : 9+6 mg

3) HPHT : 22-12-2021

4) HPL : 28-09-2022

5) Keluhan : Mual saat pagi hari atau setelah makan

f. Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu:

Persalinan NifasKead
Tahun Tempat Asi anak
Jenis Penolong JK/ BB Penyulit IMD Penyulit
persalianan eksklusif sekarang
Hamil Sekarang

g. Riwayat Kontrasepsi

1) Riwayat KB :

Ibu mengatakan belum pernah memakai alat kontrasepsi apapun.

40
2) Rencana Setelah Melahirkan :

Setelah melahirkan ibu ingin KB IUD

h. Kebutuhan Fisik

1. Nutrisi : (porsi, jenis makanan/minuman yang dikonsumsi, pantangan,

keluhan)

Sejak hamil ibu makan 1 porsi jenisnya nasi, sayuran, lauk pauk,

buah, minum ± 2000 ml jenisnya air putih dan 1 gelas teh, tidak ada

pantangan makanan dan tidak ada keluhan.

2. Eliminasi :

1) BAK

BAK sifat cair, frekuensi : 6-7 kali, warna kuning jernih, bau khas

urin

2) BAB

BAB bau khas warna kuning keemasan, frekuensi : 1 kali sehari

3. Istirahat (tidur)

Tidur malam + 6 jam

Tidur Siang + 30 menit

4. Personal hygiene

Mandi 2 x 1 sehari

Keramas 2 hari sekali

3.2 Data Obyektif:

a. Pemeriksaan Umum:

1) Keadaan umum : baik

41
2) Kesadaran : Composmentis

3) Tensi :120/80 mmHg

4) Nadi : 86 x/menit

5) BB Sekarang : 60 kg

6) Suhu : 36.6 0C

7) TB : 158 cm

8) RR : 24 cm

9) LILA : 28 cm

10) IMT : 22,26 (normal)

b. Pemeriksaan Fisik

Kepala : tidak ada benjolan, kulit kepala bersih

Mata : simetris, sklera berwarna putih, konjungtiva

berwarna merah muda, tidak ada edema pada

kelopak mata

Hidung : simetris, tidak ada polip, bersih

Mulut : gigi tidak ada caries, gusi tidak epulis, lidah bersih

Telinga : simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik

Leher : tidak ada bendungan vena, tidak ada

pembengkakan limfe, tidak ada pembesaran

kelenjar tiroid

Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe

Dada : simetris, tidak ada massa, hiperpigmentasi areola,

pembuluh darah vena tidak tampak, kolostrum

42
belum keluar

Perut : pembesaran ke atas, terdapat linea nigra, tidak

terdapat bekas operasi, strie albican

Lipat paha : tidak ada varises

Vulva : tidak ada keputihan, tidak ada luka/ kondiloma,

tidak oedema.

Ekstremitas : tidak oedema, tidak ada varises

Refleks patella : +./+

Punggung : tidak ada luka, bersih, tidak ada kelainan tulang

belakang

Anus : tidak ada ambeien

c. Status Obstetrik

1. Inspeksi:

Muka : tidak terdapat kloasma gravidarum, tidak oedema

Mamae : simetris, hiperpigmentasi areola, puting menonjol

Abdomen : linea nigra, striae albican

Vulva : tidak ada keputihan ataupun luka dan varises

2. Palpasi

Leoplod I : teraba tegang

Leoplod II : belum teraba

Leoplod III: belum teraba

Leoplod IV: belum teraba

3. TFU : 3 jari di atas simpisis

43
3.3 Analisa Data

Ny. Z 26 tahun G1P0A0 9+6 mg hamil normal.

3.4 Intervensi

Tanggal : 1 Maret 2022 Jam : 10.15 WIB

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan kepada ibu

2. Anjurkan untuk tetap makan sedikit-sedikit tetapi sering agar nutrisi tetap

terjaga.

3. Anjurkan ibu untuk mengonsumsi rebusan jahe untuk menghilangkan rasa

mual yang dirasakan atau mengkonsumsi permen jahe sehari maksimal 4

buah permen tidak boleh lebih.

4. Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium (ANC Terpadu)

5. Beritahu tanda bahaya TM I

6. Berikan ibu vitamin B6 untuk mengurangi mual muntah dan suplemen Fe

untuk penambah darah

7. Anjurkan kunjungan ulang 1 bulan lagi

8. Lakukan Dokumentasi

3.5 Implementasi

Tanggal : 1 Maret 2022 Jam : 10.20 WIB

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu

*Agar ibu mengetahui keadaanya saat ini.

44
Hasil : ibu memahami informasi yang diberikan dan keadaan dirinya serta

bersedia mendapatkan terapi sesuai yang diberikan tenaga kesehatan.

2. Menganjurkan untuk tetap makan sedikit-sedikit tetapi sering agar nutrisi

tetap terjaga dan mencegah mual timbul dan menjelaskan kepada ibu

bahwa mual muntah yang dialamiya sekarang masih dalam batas normal

*Agar nutrisi ibu hamil tetap terpenuhi untuk kebutuhan janinnya dan ibu

diharapkan untuk tetap tenang.

Hasil : ibu bersedia melakukan anjuran bidan untuk makan sedikit tetapi

sering.

3. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi rebusan jahe untuk mengurangi

rasa mual yang dirasakan atau mengkonsumsi permen jahe sehari

maksimal 4 buah permen tidak boleh lebih.

*Jahe mengandung gingerol yang mampu memblok serotonin, yaitu

senyawa yang menyebabkan perut berkontraksi, sehingga menimbulkan

rasa mual.

Hasil : ibu bersedia mengonsumsi air rebusan jahe

4. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium (ANC

Terpadu)

*Pemeriksaan awal di trimester I dilakukan untuk mengetahui kondisi

secara umum ibu sebagai langkah awal dalam pemeriksaan, seperti Hb,

Vct, HbsAg, Golongan darah, GDS.

Hasil : ibu bersedia melakukan pemeriksaan laboratorim ANC Terpau di

puskesmas

5. Memberitahu tanda bahaya TM I

45
*Agar ibu mengethaui tanda bahaya TM I tentang perdarahan mengarah

kepada abortus kehamilan ektopik (KET), mual muntah berlebih yang

mengarah kepada hiperemesis gravidarum, apabila tidak mendapatkan

penanganan segera bisa mengakibatkan kematian, perdarahan pervaginam,

sakit kepala yang hebat, bengkak pada wajah dan tangan, ketuban pecah

sebelum waktunya.

Hasil : ibu sudah mengerti dengan tanda bahaya trimester I.

6. Memberikan ibu vitamin B6 untuk mengurangi mual muntah dan

suplemen Fe untuk penambah darah

*Vitamin B6 diberikan kepada ibu untuk mengurangi keluhan mual

muntah pada ibu dan tablet Fe untuk menambah kadar Hb ibu karena

terjadi peningkatan kebutuhan zat besi dua kali lipat akibat peningkatan

volume darah tanpa ekspansi volume plasma, untuk memenuhi kebutuhan

ibu (mencegah kehilangan darah pada saat melahirkan) dan pertumbuhan

janin.

Hasil : ibu bersedia minum vitamin B6 dan tablet Fe dan Ibu sudah

mengerti tentang pendidikan kesehatan yang diberikan

7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi atau

jika ada keluhan

*Pada trimester 1 dilakukan kunjungan minimal sekali tujuannya untuk

mengetahui status kehamilan, faktor resiko, letak janin, laboratorium awal,

dan tanda bahaya.

Hasil : ibu bersedia kunjungan ulang satu bulan lagi

8. Melakukan Dokumentasi

46
Hasil : Dokmentasi sudah dilakukan

3.6 Evaluasi

Tanggal : 1 Maret 2022 Jam : 10.25 WIB

S : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan ibu merasakan

mual dan muntah sejak 2 hari yang lalu + 2-3 kali sehari, di pagi hari dan

kadang setelah makan.

O : Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tensi :120/80 mmHg

Nadi : 86 x/menit

BB Sekarang : 60 kg

Suhu : 36.6 0C

RR : 24 cm

A : Ny. Z 26 tahun G1P0A0 9+6 mg hamil normal

P :

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu

*Agar ibu mengetahui keadaanya saat ini.

Hasil : ibu memahami informasi yang diberikan dan keadaan dirinya

serta bersedia mendapatkan terapi sesuai yang diberikan tenaga

kesehatan.

47
2. Menganjurkan untuk tetap makan sedikit-sedikit tetapi sering agar

nutrisi tetap terjaga dan mencegah mual timbul dan menjelaskan

kepada ibu bahwa mual muntah yang dialamiya sekarang masih dalam

batas normal

*Agar nutrisi ibu hamil tetap terpenuhi untuk kebutuhan janinnya dan

ibu diharapkan untuk tetap tenang.

Hasil : ibu bersedia melakukan anjuran bidan untuk makan sedikit

tetapi

sering.

3. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi rebusan jahe untuk

mengurangi rasa mual yang dirasakan atau mengkonsumsi permen

jahe sehari maksimal 4 buah permen tidak boleh lebih.

*Jahe mengandung gingerol yang mampu memblok serotonin, yaitu

senyawa yang menyebabkan perut berkontraksi, sehingga

menimbulkan rasa mual.

Hasil : ibu bersedia mengonsumsi air rebusan jahe

4. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium (ANC

Terpadu)

*Pemeriksaan awal di trimester I dilakukan untuk mengetahui kondisi

secara umum ibu sebagai langkah awal dalam pemeriksaan, seperti

Hb, Vct, HbsAg, Golongan darah, GDS.

Hasil : ibu bersedia melakukan pemeriksaan laboratorim ANC Terpau

di puskesmas

5. Memberitahu tanda bahaya TM I

48
*Agar ibu mengethaui tanda bahaya TM I tentang perdarahan

mengarah kepada abortus kehamilan ektopik (KET), mual muntah

berlebih yang mengarah kepada hiperemesis gravidarum, apabila tidak

mendapatkan penanganan segera bisa mengakibatkan kematian,

perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, bengkak pada wajah

dan tangan, ketuban pecah sebelum waktunya.

Hasil : ibu sudah mengerti dengan tanda bahaya trimester I.

6. Memberikan ibu vitamin B6 untuk mengurangi mual muntah dan

suplemen Fe untuk penambah darah

*Vitamin B6 diberikan kepada ibu untuk mengurangi keluhan mual

muntah pada ibu dan tablet Fe untuk menambah kadar Hb ibu karena

terjadi peningkatan kebutuhan zat besi dua kali lipat akibat

peningkatan volume darah tanpa ekspansi volume plasma, untuk

memenuhi kebutuhan ibu (mencegah kehilangan darah pada saat

melahirkan) dan pertumbuhan janin.

Hasil : ibu bersedia minum vitamin B6 dan tablet Fe dan Ibu sudah

7. mengerti tentang pendidikan kesehatan yang diberikan

Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi

atau jika ada keluhan

*Pada trimester 1 dilakukan kunjungan minimal sekali tujuannya

untuk mengetahui status kehamilan, faktor resiko, letak janin,

laboratorium awal, dan tanda bahaya.

Hasil : ibu bersedia kunjungan ulang satu bulan lagi

8. Melakukan Dokumentasi

49
Hasil : Dokmentasi sudah dilakukan

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Pada Ny. Z Usia 26 tahun G1P0A0 9+6

minggu di Puskesmas Nailan Kabupaten Ponorogo dengan pendokumentasian

SOAP. Hasil pengkajian didapatkan data Ny. Z datang ke puskesmas ingin

memeriksakan kehamilannya. Berdasarkan hasil anamnesa, ibu mengeluh

bahwa sejak 2 hari yang lalu mengalami mual dan muntah pada pagi hari atau

setelah makan . Hal ini dapat menggangu proses kehamilan dan membuat

ketidaknyamanan pada ibu hamil. Menurut Dr. Marjorie Greenfield, sekitar

70 persen perempuan mengalami mual di awal kehamilannya, dan sekitar 50

persen mengalami muntah.

Mual (nause) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar

dan sering didapatkan pada kehamilan trimester 1. Mual muntah biasanya

terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.

Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6 minggu dari hari pertama haid

terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah

terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% terjadi pada multigravida.

Penanganan ibu emesis gravidarum adalah makan sedikit tapi sering,

hindari makanan yang berminyak dan berbumbu merangsang seperti terlalu

pedas atau terlalu asam. Makan biskuit terlebih dahulu setelah bangun tidur

50
dan hindari gosok gigi setelah makan. Bangun dari tidur secara perlahan dan

hindari melakukan secara tiba-tiba.

Menganjurkan ibu meminum air rebusan jahe karena zat kimia yang

terdapat dalam jahe dapat mempengaruhi syaraf, lambung dan usus untuk

mengurangi mual serta jahe mengandung gingerol yang mampu memblok

serotonin, yaitu senyawa yang menyebabkan perut berkontraksi, sehingga

menimbulkan mual.

Permen jahe bisa menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi mual

muntah pada ibu hamil trimester 1, seperti di jelaskan diatas bahwa khasiat

jahe memang terbukti memiliki aktivitas antiemetik yang manjur, jahe

mempunyai sifat yang ringan, dan tidak akan menimbulkan efek samping

yang dapat membahayakan kehamilan baik bagi ibu maupun bayi, jahe bisa di

konsumsi dalam bentuk apapun misalnya permen, minuman, manisan, atau

tablet.

Mual muntah atau emesis gravidarum memang bukanlah suatu hal yang

bersifat patologis dalam kehamilan namun kehadirannya dapat menjadi suatu

ketidaknyamanan tersendiri bagi ibu hamil trimester 1, dan mual muntah yang

tidak di atasi dengan baik dapat mengarah pada hiperemesis gravidarum, atau

mual muntah yang terjadi secara berlebihan.

Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat

dalam darah sehingga mempengaruhi sistem pencernaan. Tetapi mual dan

muntah yang terjadi terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi. Untuk itu

peneliti menguji cobakan pada permen jahe sebagaisalah satu alternatif untuk

mengurangi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester 1.\

51
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilaksanakan asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan

menggunakan manajemen kebidanan menurut SOAP dengan pola pikir

varney dan data perkembangan soap maka kesimpulannya adalah :

1. Telah melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. Z usia 26 tahun

G1P0A0 9+6 minggu dengan keluhan susah tidur . Kemudiam telah

melakukan pengkajian obyektif didapatkan keadaan umum ibu baik,

kesadaran composmentis, tensi normal 120/70mmHg, nadi 81x/menit,

suhu 36.60C, respirasi 22x/menit. Pemeriksaan fisik ibu normal tidak

ada tanda bahaya pada kehamilan trimester ke-3.

2. Telah melakukan analisa data yang didapatkan dari pengkajian data

dengan hasil Ny. Z usia 26 tahun G1P0A0 9+6 minggu di Puskesmas

Nailan Kabupaten Ponorogo.

3. Melakukan pelaksanaan asuhan sesuai dengan keluhan Ny. Z usia 26

tahun G1P0A0 9+6 minggu di Puskesmas Nailan Kabupaten Ponorogo.

4. Telah melakukan pendokumentasian kehamilan fisiologis

52
5.2 Saran

5.2.1 Bagi lahan praktek

Mengajukan agar memberikan asuhan kebidanan sesuai standart

sehingga persalinan bisa berlangsung dengan aman tidak terjadi

komplikasi

5.2.2 Bagi IIK Strada Indonesia

Bisa memberikan masukan tentang penanganan kepada ibu nifas

fisiologis pencegahan komplikasi pada post partum

5.2.3 Bagi mahasiswa

Agar lebih meningkatkan dan mengembangkan lagi pengetahuannya

tentang persalinan sehingga kedepannya dapat memberikan asuhan

yang komperenhensif dan meningkatkan pelayanan yang berkualitas

53
DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Kabupaten Ponorogo. 2019. Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo

Gideon Koren, dkk. 2016.Demonstration of early efficacy results of the delayed-


release combination of doxylamine-pyridoxine for the treatment of nausea
and vomiting of pregnanc. BMC Pregnancy and Childbirth : 16:371.

Jiang, Qinxian, et all. 2015. Effects of Yoga Intervention during Pregnancy : A


Review for Current Status. American Jo ur nal of Perinatology Vol. 3 2 No.
6.

Hani, Umi dkk. 2014. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta :
Salemba medika.

Indah Lestari, Maisaro. Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Kualitas Tidur


Ibu Hamil Trimester III

Kemenkes RI. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan. Jakarta : Kemenkes RI

Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta : Kementerian


Kesehatan RI. 2019

Maghfiroh, Ainul dan Lestari Puji Astuti. 2016. Pengaruh Permen Jahe Terhadap
Penurunan Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester 1 Di Wilayah
Puskesmas Kaliwungu Kabupaten Kendal 2016. Kebidanan STIKes Karya
Husada Semarang.

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB.
Jakarta: EGC.

Maternity, Dainty, Dkk. 2016. Pengaruh Inhalasi Aromaterapi Lemon Terhadap


Morning Sickness Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Tulang

54
Bawang I Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang Tahun
2016. Jurnal Kebidanan : Vol 2, No 3, Juli 2016 : 115-120

Nila, dkk. 2017. Perbedaan Senam Hamil dan Akupresur terhadap Penurunan
Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Ibu Hamil Trimester III. Universitas
Diponegoro Semarang.

Owais, S. et al. (2018) Non-Pharmacological Interventions for Improving


Postpartum Maternal Sleep: A Systematic Review and Meta-Analysis, Sleep
Medicine Reviews. Elsevier Ltd. doi: 10.1016/j.smrv.2018.01.005

Ozkan, Semiha Aydin, et all. 2018. The eff ect of relaxation exercises on sleep
quality in pregnant women in the third trimester: A randomized controlled
trial. Complementary Therapies in Clinical Practice : (32) 79–84

Prawirohardjo, Sarwono. 2015. Buku Acuan Nasional Pelayanan


Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Roy, A, S. E. Evers, M. K. Campbell. 2012. Dietary Supplement Use And Iron,


Zinc And Folate Intake In Pregnant Women In London, Ontario. Chronic
Diseases and Injuries in Canada. Vol 32, No 2

Saifuddin, Abdul Bari. 2011. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sitanggang, Berliana dan Nasution, Siti Saidah S.2012.Faktor-Faktor Status


Kesehatan pada Ibu Hamil. Jurnal Keperawatan Klinis Vol 4 No. 1

Sulistyawati, A. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:


Salemba Medika.

Sulistyawati, M dan Farida Umamah. 2014. Konsumsi Makanan Kecil Di Pagi


Hari Mempengaruhi Morning Sickness Pada Ibu Hamil Trimester Pertama
Di Wilayah Kerja Bps Ida Ayu Desa Becirongengor Sidoarjo. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, Vol 7, No12, hal 1-8

55
Suryati, Yayat, dkk. 2018. Pengaruh Aromatherapy Lemon Terhadap Emesis
Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I. PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1,
Halm. 208-215

Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.

Wiwit dan Lina. 2017. Kontribusi Senam Ibu Hamil Trimester III dalam
Pengurangan Nyeri Pinggang di Wilayah Ekskotatif Cilacap. Vol. 8 No. 1.
hlm. 17-27.

Yavari Kia, Parisa, et all. 2014. The Effect of Lemon Inhalation Aromatherapy on
Nausea and Vomiting of Pregnancy: A Double-Blinded, Randomized,
Controlled Clinical Trial. Iran Red Crescent Med J; 16(3): e14360

56
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN STASE 3

Nama : Zulfiana Dyah Indarwati

Nim : 2182B1224

Judul Asuhan Kebidanan : Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologis

Pada Ny. Z Usia 26 Tahun G1P0A0 9+6 Minggu

di Puskesmas Nailan Kabupaten Ponorogo

Dosen Pembimbing : Bd. Asruria Sani Fajriah, SST., MKM

Pembimbing Lahan : Dhaniar Ristiyanti,S.ST.Keb.,SKM

NO TANGGAL KETERANGAN TTD

57

Anda mungkin juga menyukai