Anda di halaman 1dari 51

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI

PADA BAYI NY. “N” DENGAN BBLR


DI RSUD UNDATA PALU

Di Susun Oleh :
1. ASRINI 7. MURTAFIA
2. FATIMAH THURSINA SARI 8. ERNA NOVIA
3. MUSLIMA 9. SRI WAHYUNI
4. NURFAINI 10. RATNI
5. RIRIN SINTA 11. NUR HIKMAH
6. STEVI AGNES 12. SRI JUMRIATI

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA
NUSANTARA PALU
2020

1
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Berat badan lahir merupakan salah satu indikator dalam tumbuh
kembang anak hingga masa status gizi yang diperoleh janin selama dalam
kandungan. Bayi baru lahir (BBL) normal merupakan bayi yang lahir dari
kehamilan 37-42 minggu atau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram
sampai dengan 4000 gram. Pada waktu kelahiran adaptasi fisiologi dan
psikologi mulai terjadi pada tubuh bayi baru lahir, karna adanya peubahan
tersebut maka bayi memerlukan pemantauan yang ketat untuk menentukan
bagaimana membuat suau transisi yang baik terhadap kehidupannya di
luar uterus ( Rahardjo dan Marni 2015).
Pada negara berkembang, berat bayi lahir rendah (BBLR) masih
menjadi salah satu permasalahan defisiensi zat gizi. Bayi Berat Lahir
Rendah adalah berat badan kurang dari 2.500 gram, tanpa memandang
masa gestasi. Bayi yang lahir dengan Bayi Berat Lahir Rendah beresiko
tinggi mengalami mortalitas dan morbiditas pada masa pertumbuhannya.
Bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) akan meningkatkan angka
kematian bayi. Berat badan lahir sangat menentukan prognosa dan
komplikasi yang terjadi. Hal ini akan bertambah buruk jika berat badan
tidak bertambah untuk waktu yang lama (Maryunani A,2013).
Tahun 2015 AKB Turun 47% antara tahun 1990-2015 yaitu dari
36/1.000 kelahiran hidup menjadi 19/1.000 kelahiran hidup pada tahun
2015(World health organization,2015). Data dari indonesia pada tahun
2017 Untuk Data AKB terjadi peningkatan dari tahun 2015 sebesar
22,23%/1.000 KH menjadi 24%/1.000.
Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah pada
tahun 2016 AKB sebanyak 537 orang, tahun 2017 sebanyak 633 orang,
dan tahun 2018 sebanyak 498. AKB Provinsi sulawesi tengah dari tahun
3

2016-2018 mengalami fluktuasi (Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi


Tengah 2016-2018).
Berdasarkan Data Dinas kesehatan Kota Palu Pada tahun 2016
Jumlah AKB Sebanyak 16 jiwa, tahun 2017 sebanyak 6 jiwa, tahun 2018
sebanyak 15 jiwa. Dengan demikian AKB di kota palu dari tahun 2016-
2018 mengalami fluktasi (Dinas Kesehatan Kota Palu, 2016-2018).
Mortalitas dan morbiditas neonatus pada bayi preterm/prematur
masih sangat tinggi. Di Negara Barat sampai 80% dari kematian neonatus
adalah akibat prematuritas, dan pada bayi yang selamat 10% mengalami
permasalahan jangka panjang. Penyebab persalinan preterm seperti faktor
pada ibu, faktor janin dan plasenta, ataupun faktor lain seperti seperti
sosioekonomik. Angka kejadian persalinan preterm pada umumnya adalah
sekitar 6-10%. Hanya 1,5% persalinan terjadi pada umur kehamilan
kurang dari 32 minggu dan 0,5% pada kehamilan kurang dari 28 minggu.
Namun, kelompok ini merupakan duapertiga dari kematian neonatal
(Saifuddin, AB, dkk, 2014).
Penelitian lain menunjukkan bahwa umur kehamilan dan berat bayi
lahir saling berkaitan dengan risiko kematian perinatal. Pada kehamilan
umur 32 minggu dengan berat bayi >1500 gram keberhasilan hidup sekitar
85%, sedang pada umur kehamilan sama dengan berat janin <1500 gram
angka keberhasilan sebesar 80%. Pada umur kehamilan <32 minggu
dengan berat lahir <1500 gram angka keberhasilan hanya sekitar 59%.Hal
ini menunjukkan bahwa keberhasilan persalinan preterm tidak hanya
tergantung umur kehamilan, tetapi juga berat bayi lahir (Saifuddin, AB,
dkk, 2014:668).
Dalam meningkatkan kelangsungan hidup bayi memerlukan
penatalaksanan yang terus menerus dan berkesinambungan. Pelayanan
kesehatan neonatal harus dilaksanakan secara terpadu dan
berkesinambungan, sedangkan SDM dan fasilitas masih terbatas dan
belum merata, sehingga perlu di bentuk regionalisasi pelayanan kesehatan
neonatal (Fauziah, A, 2013).
4

Sebagai bagian dari tim pelayanan kesehatan, bidan dan perawat


yang berkecimpung dalam pelayanan kesehatan bayi harus mengenal
masalah apa saja yang kiranya dapat terjadi pada bayi dengan Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR). Usaha terpenting dalam penalaksanaan bayi
BBLR adalah dengan cara mencegah terjadinya kelahiran bayi BBLR,
dengan perawatan antenatal yang maksimal, serta mencegah atau
meminimalkan gangguan/komplikasi yang dapat timbul sebagai akibat dari
keterbatasan berbagai fungsi tubuh bayi yang dilahirkan dengan Bayi
Berat Lahir Rendah (Maryunani, 2013).
Angka kematian bayi dan anak telah terjadi penurunan yang
bermakna namun kematian bayi baru lahir masih cukup tinggi. Hal ini erat
kaitannya dengan kurangnya penanganan komplikasi obstetri, dan masih
rendahnya status kesehatan ibu. Selama kehamilan banyak hal yang bisa
terjadi yang bisa berdampak pada ibu maupun pada bayinya kelak.
Komplikasi bayi berat lahir rendah yang sering dijumpai adalah asfiksia
dan hipotermi.
Adapun upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi
Bayi Berat Lahir Rendah yaitu dengan memberikan pengawasan antenatal
yang baik kepada ibu hamil. Memberi nasehat tentang gizi saat kehamilan,
meningkatkan keadaan sosial-ekonomi keluarga dan kesehatan
lingkungan. Berdasarkan uraian data diatas maka penulis tertarik untuk
mengangkat kasus bayiBayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Sehingga
penulis menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan dengan
judul "Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi “N” dengan Bayi Berat
Lahir Rendah di RSUD Undata Palu tahun 2020".
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan kebidanan yang diberikan pada By Ny “N”
usia 5 hari NKB KMK Dengan Bayi Berat Lahir Rendah di RSUD Undata
Palu?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
5

Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada BBLR


secara menyeluruh dengan manejemen asuhan kebidanan dan
pendokumentasian dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa telah melakukan pengkajian baik data subjektif
maupun objektif pada bayi Ny “N” usia 5 hari NKB KMK
Dengan Bayi Berat Lahir Rendah di RSUD Undata Palu
b. Mahasiswa telah mengidentifikasi masalah berdasarkan data
yang telah dikumpulkan pada bayi Ny “N” usia 5 hari NKB
KMK Dengan Bayi Berat Lahir Rendah.
c. Mahasiswa telah menentukan masalah potensial yang mungkin
terjadi pada bayi Ny “N” usia 5 hari NKB KMK Dengan Bayi
Berat Lahir Rendah.
d. Mahasiswa telah menentukan kebutuhan segera bila ditemui
masalah pada bayi Ny “N” usia 5 hari NKB KMK Dengan Bayi
Berat Lahir Rendah
e. Mahasiswa telah menentukan rencana tindakan sesuai standar
dan kebutuhan klien pada bayi Ny “N” usia 5 hari NKB KMK
Dengan Bayi Berat Lahir Rendah.
f. Mahasiswa telah melakukan tindakan yang telah direncanakan
pada bayi Ny “N” usia 5 hari NKB KMK Dengan Bayi Berat
Lahir Rendah.
g. Mahasiswa telah mengevaluasi tindakan yang telah diberikan
pada bayi Ny“N” usia 5 hari NKB KMK Dengan Bayi Berat
Lahir Rendah.
h. Mahasiswa telah melakukan pendokumentasian dalam bentuk
SOAP pada bayi Ny “N” usia 5 hari NKB KMK Dengan Bayi
Berat Lahir Rendah.

D. Manfaat
1. Manfaat bagi institusi pendidikan
6

Hasil laporan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal dapat
menjadi sumber bacaan dan referensi bagi mahasiswi akademi
kebidanan Stikes Widya Nusantara Palu.
2. Manfaat bagi mahasiswa
a. Setelah membaca asuhan kebidanan ini, mahasiswa mampu
memberikan asuhan kebidanan pada kasus bayi Ny. “N” usia 5
hari NKB KMK Dengan Berat Badan Lahir sesuai dengan
diagnosa dan masalah yang ada.
Menurut teori dan menerapkan pada praktek lapangan secara
langsung serta mendeteksi dini dengan menangani adanya
komplikasi dengan cepat dan tepat.
b. Dapat meningkatkan pengetahuan serta mengaplikasikan
tentang perawatan bayi baru lahir.
3. Manfaat bagi masyarakat
Dengan dilakukannnya asuhan kebidanan pada bayi baru lahir,
masyarakat khususnya orangtua mengerti dalam memberikan
asuhan yang baik pada bayi dengan BBLR. Dengan demikian
komplikasi dapat terdeteksi secara dini dan segera mendapat
penanganan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Umum Tentang Bayi Baru Lahir (BBL)


1. Pengertian bayi baru lahir normal
Seorang bayi adalah mahkluk hidup yang belum lama lahir sampai
umur 1 tahun, namun tidak ada batasan pasti. Pada masa ini manusia
sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian
(Jaya,2016). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37-42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram
(Vidia, 2016). Berdasarkan teori di atas dapat di simpulkan bahwa bayi
baru lahir merupakan bayi yang lahir dengan usia kehamilan aterm,
dengan berat badan 2500-4000 gram,dan apgar skor > 7 tanpa cacat
bawaan.
2. Karakteristik bayi normal
Pada bayi baru lahir normal memiliki beberapa ciri-ciri yaitu berat
badan sekitar 2500-4000 gram, panjang badan sekitar 48-52 cm, lingkar
dada 30-38 cm. lingkar kepala 33-35 cm, memiliki frekuensi jantung
normal sekitar 120-160 x/menit, pernapasan ± 40 – 60 x/menit, dan
kulitnya kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutannya cukup,
rambut lanugo, tidak terlihat, kepala biasanya telah sempurna, kuku agak
panjang dan lemas, dan genetalia pada perempuan labia mayora sudah
menutupi labia minora, Sedangkan genetalia pada laki-laki testisnya sudah
turun, skrotumnya sudah ada, reflex pada bayi baru lahir sudah ada seperti
reflex hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik, reflex moro sudah
baik, bila bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti
memeluk,reflex grapsnya sudah baik, dan pola eliminasi baik, urin dan
mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, dimana mekonium biasanya
berwarna hitam kecoklatan (Marmidan, R, 2012).

7
8

3. Penanganan Bayi Baru lahir


Kebutuhan dan tindakan perawatan bayi baru lahir :
a. Membersihkan jalan nafas
b. Memotong dan merawat tali pusat
c. Mempertahankan suhu tubu bayi
d. Identifikasi
e. Pencegahan infeksi
f. Menilai apgar skor (Prawiroharjo, 2014)

Tabel 2.1
Penilaian Apgar score
Skor 0 1 2
Appearence color Pucat Badan merah Seluru tubuh
(warna kulit) Ekstremitas biru kemerah-merahan

Pulse (heart rate) atau Tidak ada <100x/menit >100xm


frekuensi jantung

Grimace (reaksi Tidak ada Sedikit gerakan Menagis,batuk/


terhadap rangsangan mimik Bersin

Activity (tonus otot) Lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif


dalam fleksi
sedikit
Respiration (usaha Tidak ada Lemah,tidak Menangis kuat
nafas) teratur

(Sumber : Saleha, 2013)


4. Pencegahan kehilangan panas
a. Mekanisme kehilangan panas.
9

Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara


berikut :
1) Konduksi
Konduksi adalah pemindahan panas dari suatu objek ke objek
lain melalui kontak langsung. Melalui proses ini, panas dari tubuh
bayi berpindah ke objek lain yang lebih dingin yang bersentuhan
langsung dengan kulit bayi. Meja, tempat tidur, atau timbangan
yang suhunya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap tubuh
bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi di letakkan di atas
benda - benda tersebut.
2) Konveksi
Hilangnya panas melalui konveksi terjadi ketika panas dari
tubuh bayi berpindah ke udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang
di lahirkan atau di tempatkan di dalam ruangan yang dingin akan
cepat mengalami kehilangan panas.
3) Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas antara dua objek dengan
suhu berbeda tanpa saling bersentuhan. Kehilangan panas melalui
radiasi terjadi karena bayi di tempatkan di dekat benda – benda
yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari pada suhu tubuh
bayi.
4) Evaporasi
Evaporasi adalah proses perpindahan panas dengan cara
mengubah cairan manjadi uap. Evaporasi merupakan jalan utama
kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi karena
penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh
bayi sendiri, karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera
dikeringkan. (Purwoastuti, 2015).

b. Mencegah kehilangan panas


10

1) Keringkan bayi segera setelah bayi lahir untuk mencegah


terjadinya evaporasi dengan menggunakan handuk atau kain
(menyeka tubuh bayi juga termasuk rangsangan taktil untuk
membantu memulai pernapasan).
2) Selimuti tubuh bayi dengan kain bersih dan hangat segera
setelah mengeringkan tubuh bayi dan memotong tali pusat.
Sebelumnya ganti handuk atau kain yang telah di gunakan untuk
mengeringkan tubuh bayi. Kain basah di dekat bayi dapat
menyerap panas tubuh bayi malalui radiasi.
3) Selimuti bagian kepala karena kepala merupakan permukaan
tubuh yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan
panas jika tidak di tutupi.
4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
Sebaiknya pemberian ASI harus dalam waktu 1 jam pertama
kelahiran.
5) Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat, yang paling ideal
adalah bersama dengan ibunya agar menjaga kehangatan
tubuh bayi, dan mencegah paparan infeksi pada bayi.
6) Jangan segara menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
Sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti
bayi dengan kain yang kering dan bersih. Berat badan bayi
dapat di nilai dari selisih berat bayi di kurangi dengan kain
selimut bayi yang di gunakan. Bayi sebaiknya di mandikan
sedikitnya 6 jam setelah lahir.
Sebelum di mandikan periksa bahwa suhu tubuh bayi stabil
(suhu aksila antara 36,5ºC – 37,5ºC ), jika suhu tubuh bayi
masih dibawah batas normal maka selimuti tubuh bayi dengan
longgar, tutupi bagian kepala, tempatkan bersama dengan
ibunya (skin to skin), tundah memandikan bayi sampai suhu
tubuhnya stabil dalam waktu 1 jam (Rukiah, dkk, 2013).
B. Tinjauan umum tentang Bayi Berat lahir rendah (BBLR)
11

1. Pengertian bayi berat lahir rendah


a. Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah kurang dari 2500 gram
yaitu usia kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan
lebih rendah dari semestinya, sekalipun cukup bulan,atau
karena kombinasi keduanya (Manuaba, 2013).
b. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi kurang dari
2500 gram (Fauziah,A, 2013).
c. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi Baru lahir
yang berat badanya saat lahir kurang dari 2500 gram sampai
dengan 2.499 gram (Rukiyah, 2013).
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa BBLR
merupakan bayi yang berat badannya kurang dari 2500
gram dan umur kehamilannya kurang dari 37 minggu atau
aterm.
2. Klasifikasi Bayi Berat Lahir Rendah
Bayi yang lahir dengan berat 2500 gram atau lebih di
anggap cukup matang. Pertumbuhan rata-rata bayi didalam rahim
dipengaruhi oleh berbagai faktor (keturunan, penyakit ibu, nutrisi
dan sebagainya). Oleh karena itu di lakukan penggolongan dengan
menggabungkan berat badan lahir dan umur kehamilan sebagai
berikut :
a. Bayi yang berat lahirnya kurang dari 2500 gram, disebut bayi
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
b. Bayi berat lahir sangat rendah, kurang dari 1500 gram,
diistilakan sebagai bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR)
c. Bayi berat lahir sangat rendah sekali, kurang dari 1000 gram,
diberikan istilah bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR)
(Maryunani, A, 2013).
Menurut beratnya dapat di bedakan menjadi :
a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR): 1500 – 2499 gram
b. Berat badan sangat rendah (BBLSR): < 1500 gram
12

c. Berat badan lahir ekstrem rendah(BBLER): < 1000 gram


(Fauziah,A, 2013).
Berdasarkan umur kehamilan atau masa gestasi di bedakan
menjadi:
a. Preterm infant atau bayi 9 prematur adalah bayi yang lahir
pada umur kehamilan tidak mencapai 37 minggu.
b. Term infant atau bayi cukup bulan (mature atau aterm) adalah
bayi yang lahir pada umur kehamilan 37-42 minggu.
c. Postterm infant atau bayi lebih bulan adalah bayi yang lahir
pada umur kehamilan sesudah 42 minggu (Amiruddin, 2014).
Berdasarkan pengelompokkan tersebut bayi berat lahir
rendah (BBLR) dapat di kelompokkan menjadi prematuritas
murni dan dismaturitas :
a. Prematuritas murni adalah bayi dengan kehamilan kurang dari
37 minggu dan berat badannya sesuai untuk masa kehamilan
itu atau biasa di sebut dengan neonatus kurang bulan sesuai
masa kehamilan (NKB – SMK ).
b. Dismaturitas adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang
dari berat badan seharusnya untuk kahamilan itu atau biasa di
sebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan
(NKB – SMK ). Berarti bayi mengalami gangguan intra uteri
dan merupakan bayi yang kecil masa kehamilan (KMK)
(Amiruddin, 2014).
4. Etiologi Bayi Berat lahir Rendah
a. Faktor Ibu
1) Toksemia gravidarum (pre-eklamsia dan eklamsia)
2) Riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan
antepartum, malnutrisi, dan Anemia sel sabit
3) Kelainan bentuk uterus misalnya: uterus bukirnis,
inkompeten serviks
4) Tumor misalnya: mioma uteri dan eistoma
13

5) Ibu yang menderita penyakit misalnya: akut dengan


gejala panas tinggi (tifus abdominalis, dan malaria),
kronis yaitu TBC, penyakit jantung, Hipertensi dan
penyakit ginjal
6) Trauma pada masa kehamilan antara lain jantung
7) Kebiasaan ibu (ketergantungan obat narkotika, rokok dan
alkohol)
8) Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun dan
lebih dari 35 tahun
9) Bekerja yang terlalu berat
10) Perdarahan antepartum
Hasil penelitian pada 131 wanita dengan yang
melahirkan bayi kurang dari 2500 gram, 57,1% berusia
kurang dari 20 tahun, dan 92,9% peningkatan berat badan
yaitu < 6,5 kg, dan 64,9 % Hemoglobin>9,5%. (Jasashree,
2015)
b. Faktor janin
1) Kehamilan ganda
2) Ketuban pecah dini
3) Cacat bawaan
4) Kelainan kromosom
5) Infeksi (misal: rubella, sifilis, toksoplamosis)
6) Insufensi plasenta Inkompatibilitas darah ibu dari janin
(faktor rhesus, golongan darah A,B dan O)
7) Infeksi dalam rahim
c. Faktor lain
1) Faktor plasenta : plasenta previa, solusio plasenta,
plasenta kecil.
2) Faktor lingkungan : radiasi atau zat – zat beracun
3) Keadaan sosial ekonomi yang rendah
14

4) Kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan dan merokok


(Rukiah, dkk,2013).
5. Patofisiologi Anemia terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah
Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karena
keperluan akan zat zat makanan makin bertambah dan terjadi pula
perubahan-perubahan dalam darah dan sum-sum tulang. Volume
darah bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut
hidremia atau hypervolomia. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel
darah kurang dibandingkan dengan plasma, sehingga terjadi
pengeceran darah.pertambahan tersebut berbanding sebagai
berikut yaitu, plasma 30% sel darah 18% dan hemoglobin 19%.
Hemodilusi dianggap sebagai penyesuain diri secara fisiologi
dalam kehamilan dan bermanfaat bagi ibu yaitu dapat
meringankan beban kerja jantung yang harus bekerja lebih berat
dalam masa hamil, yang disebabkan oleh peningkatan cardiac
output akibat hipervolemia. kerja jantung lebih ringan apabila
viskositas darah rendah. resistensi perifer berkurang pula,
sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua, pada perdarahan waktu
persalinan, banyaknya unsure besi yang hilang lebih sedikit
dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental.
Bertambahnya darah dalam kehamilan sudahmulai sejak
kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam
kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Tarwoto,2013).
6. Patofisiologi Hipertensi terhadap kejadian Bayi Berat Lahir
Rendah
Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat
aliran darah dari cabang-cabang arteri uterine dan arteria ovarika.
Kedua pembuluh darah tersebut menembus miometrium berupa
arteri arkuarta dan arteri akuarta memberi cabang arteri radialis.
Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis dan
arteri basalis memberi cabang arteri spiralis. Pada hamil normal,
15

dengan sebab yang belum jelas, terjadi invasi trofoblas ke dalam


lapisan otot arteri spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan
otot tersebut sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas
juga memasuki jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan
matriks menjadi gembur dan memudahkan lumen arteri spiralis
mengalami distensi dan dilatasi.
Distensi dan vasodilatasi lumen arteri spiralis ini memberi
dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi vaskular,
dan peningkatan aliran darah pada daerah uteroplasenta.
Akibatnya, aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan
juga meningkat, sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin
dengan baik.Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi
sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan
matriks sekitarnya.
Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku, dan keras,
sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami
distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis relatif
mengalami vasokonstriksi, dan terjadi kegagalan "remodeling
arteri spiralis", sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan
terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta.
7. Penyakit Yang Berhubungan Dengan Bayi Berat Lahir Rendah
Bayi Berat Lahir Rendah mungkin prematur (kurang bulan)
atau dismaturitas (cukup bulan). Beberapa penyakit yang
berhubungan dengan BBLR:
Penyakit yang berhubungan dengan prematuritas
a. Sindrom gangguan pernapasan idiopatik (penyakit membran
hialin)
b. Pneumonia aspirasi, karena refleks menelan dan batuk belum
sempurna.
c. Perdarahan spontan dalam ventrikal otak lateral, akibat anoksia
otak (erat
16

d. kaitannya dengan gangguan pernapasan)


e. Hiperbilirubinemia, karena fungsi hati belum matang
f. Hipotermi
Penyakit yang berhubungan dengan dismaturitas :
a. Sindrom aspirasi mekonium
b. Hipoglikemia, karena cadangan glukosa rendah
c. Hiperbilirubinemia
d. Hipotermi (Maryunani A,2013).
8. Penatalaksanaan Bayi Bayi Berat Lahir Rendah
a. Mempertahankan Suhu Tubuh Dengan Ketat
Karena bayi BBLR mudah mengalami hipotermi, maka itu
suhu tubuhnya harus di pertahankan dengan ketat. Cara
mempertahankan suhu tubuh bayi BBLR dan penangannya jika
lahir di puskesmas atau petugas kesehatan yaitu :
1) Keringkan badan bayi BBLR dengan handuk hangat,
Kering dan Bersih.
2) Kain yang basah secepatnya di ganti dengan yang kering
dan hangat dan pertahankan tubuhnya dengan tetap
3) Berikan lingkungan hangat dengan cara kontak kulit ke
kulit dan bungkus bayi BBLR dengan kain hangat
4) Beri lampu 60 watt denga jarak minimal 60 cm dari bayi
5) Beri oksigen
6) Tali pusat dalam keadaan bersih
b. Mencegah infeksi dengan ketat
Bayi BBLR sangat rentan akan infeksi, maka prinsip –
prinsip pencegahan infeksi termasuk cuci tangan sebelum
memegang bayi.
c. Pengawasan Nutrisi
Refleks menelan bayi BBLR belum sempurna dan sangat
lemah, sehingga pemberian nutrisi harus di lakukan dengan
cermat. Sebagai langkah awal jika bayi BBLR bisa menelan
17

adalah tetesi ASI dan jika bayi BBLR belum bisa menelan
segera rujuk (rujuk ke rumah sakit jika bayi BBLRnya di
tangani di puskesmas).
d. Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi
bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab
itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
Kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir adalah 120-150
ml/kg/hari atau 100-120cal/kg/hari. Pemberian dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kemampuan bayi untuk segera
mungkin mencukupi kebutuhan cairan/kalori. Selain itu
kapasitas lambung bayi BBLR sangat kecil sehingga minum
harus sering di berikan tiap jam. Perhatikan apakah selama
pemberian minum bayi menjadi cepat lelah, menjadi biru atau
perut membesar / kembung (Rukiah, dkk, 2013). Pada BBLR
terdapat pula perawatan Menggunakan Perawatan Bayi Lekat
(Kangaroo Mother Care), perawatan bayi lekat ini merupakan
cara yang murah, aman dan mudah diterapkan yaitu dengan
cara mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara kontak ke
kulit seawal mungkin, mendukung ibu untuk memberikan Asi,
Manfaat KMC ini yaitu dapat menjaga ikatan emosi ibu dan
bayi, dapat melatih ibu cara menyusui yang baik dan benar,
melatih bayi untuk menghisap dan menelan secara teratur dan
terkoordinasi.
Ada beberapa langkah-langkah dalam perawatan bayi lekat yaitu:
1) Letakkan Bayi diantara payudara ibu dengan kaki bayi di
bawah payudara ibu dan tangan bayi di atasnya.
2) Kulit bayi harus melekat pada dada ibu (kontak kulit-kulit)
dengan kepala bayi menoleh pada satu sisi (kiri/kanan).
3) Gunakan baju kanguru/selendang/kain panjang untuk
membungkus bayi dan ibu dengan nyaman, caranya yaitu,
18

letakkan bagian tengah kain menutupi bayi di dada ibu,


bungkus dengan kedua ujung kain mengelilingi ibu di bawah
lengannya ke punggung ibu, silangkan ujung kain di belakang
ibu,bawa kembali ujung kain ke depan, ikat ujung kain untuk
mengunci di bawah bayi, topang kepala bayi dengan menarik
pembungkus ke atas hanya sampai telinga bayi.
C. Proses Manajemen Asuhan kebidanan
1. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
Menurut Helen varney, Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7
(tujuh ) langkah yaitu sebagai berikut:
a. Langkah I : Identifikasi Data Dasar
Pada langkah pertama ini semua informasi akurat dan
lengkap dikumpulkan dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Untuk memperoleh data di lakukan Anamnese
meliputi: melakukan tanya jawab kepada ibu untuk memperoleh
data meliputi: riwayat kesehatan, riwayat reproduksi: riwayat haid,
riwayat obstetri, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, riwayat
ginekologi, riwayat KB, riwayat pemenuhan kebutuhan dasar, data
sosial ekonomi dan psikologi. Pada Anamnese akan didapatkan
kemungkinan bayi berat badan lahir rendah pada usia kehamilan
kurang dari 37 minggu, Namun dapat juga terjadi pada kehamilan
aterm,atau pada usia kehamilan 42 minggu. Dan pada Anamnesis
akan didapatkan pula riwayat kehamilan yang berpengaruh
terhadap berat badan janin seperti usia ibu waktu hamil kurang
dari 20 tahun,atau lebih dari 35 tahun, Perdarahan anterpartum.
Penyakit-penyakit yang diderita oleh ibu termasuk penyakit
jantung, TBC, hipertensi dan penyakit ginjal dapat pula
berpengaruh terhadap berat badan janin.
Bayi Bayi Berat Lahir Rendah juga bisa terjadi karena
adanya riwayat ibu bekerja terlalu berat dan adapula faktor lain
yang menyebabakan BBLR seperti plasenta previa, Kebiasaan
19

Keluarga di rumah seperti pekerjaan yang melelahkan dan


merokok. Pada pemeriksaan fisik akan didapatkan berat badan bayi
kurang dari 2500 gram bayi bisa preterm atau aterm, jaringan
lemak bawah kulit sedikit,tulang tengkorak pada bayi lunak mudah
bergerak, kulit tipis, merah dan transparan, verniks kaseosanya
sedikit/ tidak ada,menangis lemah.
Bayi berat lahir sangat rendah mempunyai tanda-tanda
vital: pernapasan sekitar 45 sampai 50 denyut per menit
(pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea (gagal napas)),
frekuensi nadi 100 sampai 140 denyut per menit, dan suhu dibawah
36,5 . Ukuran antropometri: berat badan kurang dari 2500 gram,
panjang kurang dari 45 cm, lingkaran dada kurang dari 30 cm,
lingkaran kepala kurang dari 33 cm, dan LILA dibawah dari 9,5
cm. Kepala: relatif lebih besar, tidak mampu tegak dan tulang
tengkorak lunak mudah bergerak. Kulit: kulit tipis transparan,
rambut lanugo banyak, dan lemak kulit kurang.
Genetalia, bayi perempuan: klitoris yang menonjol dengan
labia mayora yang belum berkembang, bayi laki-laki: skrotum
yang belum berkembang sempurna dengan ruga yang kecil, testis
tidak turun kedalam skrotum, ekstremitas: paha abduksi, sendi
lutut/kaki fleksi-lurus dan kuku jari tangan dan kaki belum
mencapai ujung jari. Refleks menelan dan menghisap yang lemah,
menangis lemah dan otot hipotonik lemah.
Tahap ini merupakan langkah yang menentukan langkah
berikutnya. Kelengkapan data yang sesuai dengan kasus yang
dihadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau
tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini
harus komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil
pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi atau
masukan klien yang sebenarnya.
b. Langkah II : Identifikasi diagnosa/Masalah aktual
20

Pada langkah ini bidan melakukan identifikasi diagnosis


atau masalah berdasarkan interprestasi yang akurat terhadap data-
data yang telah di kumpulkan. Data dasar yang sudah di kumpulkan
di interprestasi sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah
yang spesifik. Rumusan masalah dan diagnosa keduanya digunakan
karena masalah tidak dapat di defenisikan seperti diagnosis tetapi
tetap membutuhkan penanganan.
Masalah BBLR ditegakkan berdasarkan interprestasi data
dasar yang di kumpulkan bahwa BBLR akan menimbulkan
masalah-masalah seperti suhu tubuh yang tidak stabil atau masalah
dalam pengaturan temperature pada bayi, Terjadinya Gangguan
pernafasan pada Bayi Berat Lahir Rendah,dan gangguan persyarafan.
c. Langkah III : Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah potensial atau
diagnosa potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan membutuhkan pencegahan. Bidan di harapkan waspada
dan bersiap mencegah diagnosis/masalah potensial terjadi. Pada bayi
Bayi Berat Lahir Rendah maka perlu di lakukan antisipasi terjadinya
hipotermia, dimana hipotermi terjadi karena hanya sedikit lemak tubuh
dan pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir belum matang.
Sindrom gangguan pernapasan idiopatik (penyakit membrane
hialin), sering terjadi pada BBLSR kurang bulan yaitu pernafasan yang
tidak teratur, merintih waktu ekspirasi, thoraks yang lunak dan otot
respirasi yang lemah, resiko aspirasi akibat belum terkoordinirnya
refleks menghisap dan reflex menelan. Hipoglikemia adalah sedikitnya
simpanan energi pada bayi sehingga BBLR membutuhkan ASI sesegera
mungkin setelah lahir dan berikan ASI setiap 2 jam sekali pada minggu
pertama. Hiperbilirubinemia Terjadi karena fungsi hati belum matang.
d. Langkah IV : Melaksanakan Tindakan Emergency atau Kolaborasi
21

Pada langkah ini, bidan atau dokter mengidentifikasi perlunya


segera melakukan konsultasi atau melakukan kolaborasi bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Pada kondisi BBLR, dengan usia kehamilan aterm dan tidak
mengalami gangguan nafas atau cacat yang harus dilakukan tindakan
segera, maka tidak diperlukan tindakan emergency, namun jika terjadi
gagal nafas, sianosis, hipotermi, kejang, gemetar atau tremor,
pernafasan cepat, kulit dingin, refleks moro menurun atau tidak ada,
kegagalan menetek demgan baik, muntah yang kuat, Tonus otot
menurun atau tidak ada. Maka perlu dilakukan tindakan emergency.
e. Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
dan ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. langkah ini
merupakan kelanjutan penatalaksanan terhadap masalah atau
diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Adapun
penatalaksanaan BBLR yaitu: mempertahankan suhu tubuh dengan
ketat, karena bayi BBLR mudah mengalami hipotermi, maka suhu
tubuhnya harus di pertahankan dengan ketat. Mencegah infeksi
dengan ketat pada BBLR sangat rentan akan infeksi, maka prinsip-
prinsip pencegahan infeksi termasuk cuci tangan sebelum
memegang bayi.
Pengawasan nutrisi refleks menelan bayi BBLR belum
sempurna dan sangat lemah, sehingga pemberian nutrisi harus
dilakukan dengan cermat. Penimbangan ketat perubahan berat
badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya
dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbanagn berat badan
harus dilakukan dengan ketat. Perawatan bayi lekat (Kangaroo
Mother Care), perawatan bayi lekat ini merupakan cara yang
murah, aman dan mudah diterapkan yaitu dengan cara
mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara kontak ke kulit
seawal mungkin, mendukung ibu untuk memberikan Asi, manfaat
22

KMC ini yaitu dapat menjaga ikatan emosi ibu dan bayi, dapat
melatih ibu cara menyusui yang baik dan benar, melatih bayi untuk
menghisap dan menelan secara teratur dan terkoordinasi.
f. Langkah VI : Pelaksanaan (implementasi)
Rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada
langkah lima dilaksanakan secara efisien dan aman. perencanaan
ini dilakukan oleh seluruh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau
anggota tim kesehatan lainnya. Pada kondisi dimana bayi berat
lahir rendah dilakukan pengukuran antropometri, pengukuran
tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik, rawat gabung. Maka dapat
dilakukan penatalaksanaan secara umum. Kecuali apabila bayi
mengalami tanda dan gejala seperti gagal nafas, hipotermia,
kejang, gemetar atau tremor, pucat dan sianosis, dll. Maka dapat
dilakukan penatalaksanaan secara khusus

g. Langkah VII : Evaluasi


Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan
yang di berikan. Meliputi apakah pemenuhan kebutuhan telah
terpenuhi sesuia diagnosa atau masalah.
1. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Pendokumentasian dalam asuhan kebidanan adalah suatu
pencatatan lengkap dan akurat terhadap keadaan atau kejadian
yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan (proses asuhan
kebidanan) Pendokumentasian asuhan yang telah di berikan
harus di catat benar, jelas, singkat dan logis dalam suatu metode
pendokumentasian dalam bentuk SOAP, yaitu :
S (Subjektif )
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan
data klien melalui anamnesis (langkah 1 varney).
O (Objektif)
23

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik


klien, hasil laboratorium, dan uji diagnosis lain yang dirumuskan
dalam data fokus untuk mendukung asuhan (langkah 1 varney)
A (Assesment)
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan
interprestasi data subjektif dan Objektif dalam suatu identifikasi:
c. Diagnosis/ masalah
d. Antisipasi diagnosis/ masalah potensial
e. perlunya tindakan Segera oleh bidan atau dokter/
konsultasi/kolaborasi dan atau rujukan (langkah I,II,III,dan
IV varney).
P (Planning)
Menggambarkan pendokumentasian tindakan dan evaluasi
perencanaan berdasarkan assesment (langkah V, VI dan VII
verney) (Surachmindari,RY, 2014 ).
SOAP ini di lakukan pada asuhan tahap berikutnya, dan
atau pada evaluasi hari berikutnya/kunjungan berikutnya yang
dilakukan setiap bulan selama 4 kali kunjungan untuk
memantau perkembangan klien. Kunjungan rumah dilakukan
untuk asuhan yang lebih efektif.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI


PADA BAYI NY. “N” DENGAN BBLR
DI RSUD UNDATA PALU

No. register : 01-02-18-81


Tanggal Masuk : 15 Februari 2020 Jam : 20.56 Wita
Tanggal Pengkajian : 20 Februari 2020 Jam : 09.00 Wita

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS /BIODATA
Nama : By. Ny “N”
Umur bayi : 5 hari
Tgl /jam /lahir : 15-02-2020/20.45 Wita
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : Empat

Nama ibu : Ny ”N” Nama ayah : Tn ”N”


Umur ibu : 37 Th Umur : 30 Th
Suku : Kaili Suku : Kaili
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : DIII Farmasi Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat rumah :Ds.Ungkaya Bungku

B. ANAMNESE (DATA SUBYEKTIF)


Tanggal : 20 Februari 2020 Jam : 09.00 Wita
1. Keluhan Utama
Keadaan bayi lemah,belum bisa menghisap putting susu,bayi di
inkubator

24
25

2. Riwayat anamnese
a. G4P3A0
b. HPHT : 08-06-2019
c. TP : 15-03-2020
d. UK : 36 minggu
e. Riwayat ANC : 3 kali, di Puskesmas oleh Bidan
f. Imunisasi TT : Lengkap
g. Keluhan saat hamil
TM I :Mual Muntah
TM II :Tidak ada keluhan
TM III : Sering BAK
h. Penyakit saat hamil : Tidak ada
i. Kebiasaan makan : Normal
j. Merokok/obat/jamu : Tidak ada
k. Komplikasi ibu : Tidak Ada
l. Komplikasi janin : Tidak ada
3. Riwayat intranatal
a. Lahir tanggal : 15 Februari 2020 Jam : 20.56
Wita
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Jenis persalinan : Operasi Sectio Caesaria
d. Atas indikasi : Plasenta previa dan riwayat
SC pada tahun 2016
e. Penolong : Dokter SPOG
f. Di : Ruang OK RSUD Undata
g. Ketuban pecah : Warna : Jernih
h. Komplikasi persalinan
Ibu : Tidaka ada
Bayi :Hipotermi,Prematur BBLR .
A/S : 7/8
4. Riwayat Pengobatan
26

Berdasarkan kolaborasi dengan dokter maka bayi telah diberikan


Pengobatan mulai tanggal 16 Februari 2020:
a. Pemberian infus cairan dextrose10 % 2cc/oral
5. Riwayat pemeriksaan Antropometri
Berdasarkan hasil pemeriksaan antropometri yang telah dilakukan
pada tanggal 15 Februari 2020 diperoleh hasil :
Berat dadan (BB) : 1730 gr
Panjang badan (PB) : 39 cm
Lingkar kepala (LK) : 31,5 cm
Lingkar dada : 28 cm
Lingkar lengan atas (LiLA) : 7 cm
6. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bayi
a. Nutrisi/ Cairan
Refleks menghisap lemah,pemberian cairan baik,bayi diberi
ASIP 20 cc/ 3jam secara oral.
b. Eliminasi
BAB : sudah BAB dengan warna hijau kehitaman yaitu
meconium dengan keadaan lembek.
BAK : sudah BAK 2 kali dengan warna kuning
c. Tidur
Bayi lebih banyak tidur, terbangun jika lapar dan pakaiannya
basah.
d. Personal Hyigiene
Bayi belum pernah mandi,dibersihkan dengan menggunakan
tissue basah,pakaian diganti setiap kali basah,lembab atau kotor.
C. Data Objektif
1. Keadaan Umum Bayi Baru Lahir
Keadaan Umum : sedang
Kesadaran : Composmentis
Suhu : 36,3°C, axila
Pernafasan : 56x/menit
27

Denyut jantung : 133x/menit


Warna Kulit : Kemerahan
Tonus otot : Lemah
BBS : 1730 gram
2. Pemeriksaan Fisik Bayi
a. Kepala
Ubun-ubun : Belum menutup
Caput succedancum : Tidak ada
Cepal haematoma : Tidak ada
Hidrosefalus : Tidak ada
b. Mata
Kesimetrisan : Simetris
Tanda-tanda infeksi : Tidak ada
Konjungtiva : Merah muda
Sklera : Tidak ikterus
Kelainan pada mata : Tidak ada
c. Telinga
Kesimetrisan : Simetris
Kelainan : Tidak ada
d. Hidung
Lubang hidung : Simetris kiri dan kanan
e. Mulut
Trush : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
Mukosa bibir : kering
f. Leher
Pembengkakan : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
g. lengan atas
Bentuk : Simetris
Gerakan : Sedikit flexi
28

Jumlah jari : lengkap


h. Dada
Bentuk dada : Normal
Putting susu : Sudah terbentuk
Bunyi jantung : Normal
Pernapasan : Tidak teratur (frekuensi 56x/m)
i. Abdomen
Perdarahan tali pusat : Tidak ada
Dinding perut : Normal, tidak ada benjolan
Distensi : tidak ada
Gastrokisis : tidak ada
Omfalokel : tidak ada
Bentuk perut : Normal
j. Genetalia :Labia mayora belum sepenuhnya
menutupi labia minora
k. Tungkai dan kaki
Bentuk : Simetris
Gerakan : Sedikit Flexi
Jumlah Jari : Lengkap
l. Anus : Berlubang
m. Punggung
Spina Bifida : Tidak Ada
Mielomeningokel : Tidak Ada
n. Reflex
Fefleks Moro : Lemah
Refleks Rooting : Lemah
Refleks Babinsky : Lemah
Refleks Graphs/Plantar : Lemah
Refleks Sucking : Lemah
Refleks Tonic Neck : Lemah
o. Eliminasi
29

BAK : Sudah, warna kekuningan,


Meconium : Sudah, warna hijau kehitaman
Pemeriksaan Penunjang
a. Cek Bilirubin : 8,11 Mg/Dl
b. GDS : 73 mg/dl

II. IDENTIFIKASI DATA DASAR


Diagnisa Kebidanan : Bayi Ny. N usia 5 hari neonatus kurang bulan,
kecil masa kehamilan dengan BBLR

DS :Ibu melahirkan bayi kurang bulan(UK 36 minggu), HPHT :


08-06-2019, TP: 15-03-2020, Jenis persalinan SC di RSUD
Undata Palu pada tanggal 15 Februari 2020,Jenis Kelamin
Perempuan dengan BBL: 1930 gr PB: 39 cm.
DO
a. Keadaan Umum bayi
Keadaan Umum : sedang
Kesadaran : Composmentis
b. TTV :
Suhu : 36,3°C, axila
Pernafasan : 56x/menit, tidak teratur
Denyut jantung : 133x/menit, teratur
Warna kulit : kemerahan
Gerakan : flexi sedikit
Tali pusat : normal
BBS : 1730 gr
c. Reflex
Fefleks Moro : Lemah
Refleks Rooting : Lemah
Refleks Babinsky : Lemah
Refleks Graphs/Plantar : Lemah
30

Refleks Sucking : Lemah


Refleks Tonic Neck : Lemah

Analisa Data
Dilihat dari tafsiran persalinannya pada tanggal 15-03-2020 dan bayi lahir
secara SC pada tanggal 15-02-2020 dengan BB saat lahir 1930 gram,artinya bayi
lahir dengan masa gestasi atau usia kehamilan 36 minggu dan mempunyai berat
badan kurang dari seharusnya. Untuk masa kehamilan biasa neonatus kurang
bulan dan kecil untuk masa kehamilannya dilihat dari berat badan bayi,berat
badan bayi sekarang 1730 gram artinya bayi berat lahir rendah yaitu bayi dengan
berat badn 1.500-2.500 gram yang disebut dengan BBLR.
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
- Hipotermia
- Hipoglikemia
- Hiperbilirubinemia
- Perdarahan Spontan dalam ventrikal otak lateral
IV.TINDAKAN SEGERA
Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukan tindakan segera
V. PERENCANAAN
A. Tujuan
1. Berat badan naik, tetap,atau penurunan tidak lebih dari 10 %dari berat
badan
sebelumnya
2. Kebutuhan bayi akan nutrisi terpenuhi/ terarasi
3. Tidak terjdi hipotermi, hipoglekemia,hiperbilirubin , perdarahan spontan
dalam ventrikel otak
4. TTV dalam batas normal
B. Kriteria
1. Berat badan bayi bertambah
2. Bayi dapat meminum sesuai dengan kebutuhan
3. Bayi dapat menyusui pada ibunya dengan baik
31

4. Bayi tidak dirawat diinkubator


5. TTV dalam batas normal ( denyut jantung 120x/menit-160x/menit),
pernafasan (40x/ menit) suhu (36,5-37,50C )
C. Rencana Tindakan
Tanggal : 20 Februari 2020 Pukul : 10.30 WITA
1. Lakukan pendekatan terapeutik dan beritahukan pada keluarga mengenai
kondisi bayi saat ini dan hasil pemeriksaan.
Rasional: agar terjalin hubungan yang baik dengan pasien dan keluarga
sehingga memungkinkan klien menjadi lebih kooperatif dengan tindakan
yang diberikan.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.
Rasional: mencegah transmisi kuman yang dapat memeperburuk
kesehatan bayi karena system imun bayi masih lemah.
3. Lakukan pemeriksaan bayi observasi TTV, dan menimbang bayi setiap
hari
Rasional: mengetahui perkembangan kesehatan bayi,memberikan
gambaran dan menentukan tindakan selanjutnya, BB bayi merupakan
indikator perkembangan fisik bayi, kemajuan dalam perawatan BBLR.
4. Pertahankan tubuh bayi dengan perawatan incubator dan selimuti bayi.
Rasional: mencegah bayi dari hipotermi, mencegah bayi kehilangan suhu
tubuh bayi dan menjaga kehangatan bayi.
5. Anjurkan pada ibu untuk memberi ASI
Rasional: Pemerian ASI secara teratur sangat membantu dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi.
6. Intake Asip sebanyak 20 cc tiap 3 jam secara oral
Rasional: intake yang adekuat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
khususnya sehingga tidak terjadi hipoglekemia
7. Lakukan perawatan tali pusat
Rasional: untuk mengurangi resiko infeksi
8. Jaga personal hygiene bayi dengan mengganti pakaian /popok bayi
setiap hari
32

Rasional: pakaian bayi yang basah menyebabkan bayi kehilangan panas


secara kort dan kebersihan bayi tetapa terjaga.
9. Lakukan penilaian adanya tanda-tanda infeksi
Rasional : Dengan penilaian adanya tanda-tanda infeksi merupakan tolak
ukur dalam penilaian keadaan bayi.
10. Lakukan pendokumentasian
Rasional : Pencatatan dan pelaporan yang baik dapat dijadikan pegangan
bagi petugas kesehatan.
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 20 Februari 2020 Pukul : 10.35 Wita
1. Pukul 10.35 Wita Melakukan pendekatan terapeutik pada keluarga
dengan cara:
a. Memperkenalkan diri kepada keluarga bayi sebagai tenaga
kesehatan yang akan merawat bayinya.
b. Memanggil bayi dengan nama ibunya.
c. Mendengarkan secara aktif kehendak serta keluhan-keluhan yang
disampaikan oleh keluarga bayi.
d. Menanggapi pertanyaan serta kekhawatiran keluarga bayi.
Hasil : Ibu dan keluarga merasa senang dan terjalin hubungan yang baik
dan lancar
2. Pukul 10.36 Wita Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
bayi menggunakan sabun dan air mengalir, dan mengeringkan dengan
handuk kering dan bersih.
Hasil : Telah dilakukan cuci tangan sebelum dan setelah memegang bayi
3. Pukul 10.40 Menimbang bayi serta mengobservasi TTV bayi.
Hasil : TTV : DJB :133x/m S: 36,3°C
R : 56x/m
4. Pukul 10.45 Wita Menjaga kehangatan bayi pada infant warmer dengan
suhu 34-35°C dan selimuti bayi menggunakan kain.
Hasil : Bayi telah ditempatkan di inkubator
5. Pukul 10.50 Wita Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI
33

Hasil : Ibu bersedia melakukannya


6. Pukul 10.55 Wita Intake Asip sebanyak 20cc/oral tiap 3 Jam
Hasil : Asip telah diberikan
7. Pukul 10.58 Wita Melakukan perawatan tali pusat dengan cara sebelum
dan sesudah memegang bayi, selalu mencuci tangan dengan sabun di
bawah air mengalir, tidak member apapun pada tali pusat, rawat tali
pusat terbuka dan kering, bila tali pusat kotor/basah cuci dengan air, air
dengan air bersih dan sabun mandi dan kemudian keringkan dengan air
bersih.
Hasil : Telah dilakukan perawatan tali pusat
8. Pukul 11.05 Wita Menjaga personal hygiene bayi dengan mengganti
pakaian /popok bayi setiap hari atau setiap kali BAB dan BAK
Hasil : Personal hyigiene telah dijaga
9. Pukul 11.10 Wita Melakukan penilaian adanya tanda-tanda infeksi
Hasil : Telah dilakukan penilaian tand-tanda infeksi
10. Pukul 11.15 Wita Melakukan pendokumentasian
Hasil : Pendokumentasian telah dilakukan.
III. EVALUASI
Tanggal : 20 Februari 2020 Pukul: 11.07 Wita
1. Ibu dan keluarga merespon positif.
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi telah
dilakukan.
3. BB : 1730 gram
TTV : N :133x/m R: 56x/m
S : 36,3°C
4. Bayi tidak mengalami hipotermi ditandai dengan S:36,3°C
5. Ibu bersedia memberikan ASI pada bayinya
6. Intake Asi sebanyak 20cc dengan ASIP tiap 3 Jam telah dilakukan.
7. Perawatan tali pusat telah dilakukan.
8. Pakaian/popok bayi telah diganti.
34

9. tanda-tanda infeksi tidak ditemukan ditandai dengan tali pusat bersih dan
kering,tidak terdapat kemerahan dan cairan pada tali pusat.
10. Pendokumentasian telah dilakukan
35

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 21 Februari 2020 Pukul : 09.00 Wita

DATA SUBYEKTIF
Keadaan bayi sudah mulai membaik ,bayi masih banyak tidur,refleks saat
menghisap sudah mulai membaik,bayi sudah tidak diinkubator.
DATA OBYEKTIF
1. KU : sedang
Kesadaran : Composmentis
2. TTV
Suhu : 36.7°C
Nadi : 145x/m
Pernapasan : 42x/m
BB : 1755 gram
3. Konjungtiva tampak merah muda
4. Kulit tampak kekuningan,tipis dan jaringan lemak sedikit
5. Refleks menghisap dan menelan baik
6. Tali pusat bersih, tidak ada perdarahan
7. Refleks gerakan tangan dan kaki masih lemah.
ASSESMENT
Bayi Ny. N usia 6 hari neonatus kurang bulan,kecil masa kehamilan dengan
BBLR.
PLANNING
Tanggal : 21 Februari 2020 Jam : 09.15 Wita
1. Pukul 09.15 Wita Memberikan penjelasan pada ibu tentang keadaan bayinya
Hasil : Bayi dalam keadaan sehat dengan TTV : N : 142 x/m, S: 36,7oC, R :
42 x/m
2. Pukul 09.16 Wita memberikan intake ASIP dibantu dengan dot bayi
sebanyak 40 cc /3 jam
Hasil : ASIP telah diberikan
36

3. Pukul 09.18 Wita Mengobservasi TTV .


Hasil : TTV : Djb : 142 x/m s: 36,7oC
R : 42 X/m
4. Pukul 09.20 Wita Menimbang berat badan bayi
Hasil : BB sekarang : 1640 gram
5. Pukul 09.22 Wita Melakukan perawatan tali pusat
Hasil : telah dilakukan perwatan tali pusat
6. Pukul 09.24 Wita Mengganti pakaian dan popok bayi jika telah BAB/BAK .
Hasil : ibu telah melaksanakannya.
7. Pukul 09.26 Wita Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan menyelimuti
bayi menggunakan kain.
Hasil :bayi telah diselimuti.
8. Pukul 09.28 Wita Menjelaskan tentang pemberian ASI secara on demand
Hasil : ibu mengerti tentang penjelasan tentang pemberian ASI secara on
demand
9. Pukul09.30 Melakukan pendokumentasian
Hasil : Pendokumentasian telah dilakukan
37

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 22 Februari 2020 Pukul : 09.00 Wita

DATA SUBYEKTIF
Keadaan bayi lemah,banyak tidur,refleks saat menghisap baik
DATA OBYEKTIF
1. KU : sedang
Kesadaran : Composmentis
2. TTV
Suhu : 36.5°C
Nadi : 138 x/m
Pernapasan : 54x/m
BB : 1780 gram
3. Konjungtiva tampak merah muda
4. Kulit tampak kemerahan,tipis dan jaringan lemak sedikit
5. Refleks menghisap dan menelan baik
6. Tali pusat bersih, tidak ada perdarahan
7. Refleks gerakan tangan dan kaki masih lemah.
ASSESMENT
Bayi Ny. N usia 7 hari neonatus kurang bulan ,kecil masa kehamilan dengan
BBLR.
PLANNING
Tanggal : 22 Februari 2019 Jam : 09.15
1. Pukul 09.15 Wita Memberikan penjelasan pada ibu tentang keadaan bayinya
Hasil : Bayi dalam keadaan sehat dengan TTV : N : 138 x/m S: 36,5oC, R :
54x/m
2. Pukul 09.16 Wita memberikan intake ASIP dibantu dot bayi sebanyak 40
cc/3 jam.
Hasil : ASIP telah diberikan
3. Pukul 09.18 Wita Mengobservasi TTV .
38

Hasil : TTV : Djb : 142 x/m s: 36,7oC


R : 42 X/m
4. Pukul 09.20 Wita Menimbang berat badan bayi
Hasil : BB sekarang : 1640 gram
5. Pukul 09.22 Wita Melakukan perawatan tali pusat
Hasil : telah dilakukan perwatan tali pusat
6. Pukul 09.24 Wita Mengganti pakaian dan popok bayi jika telah BAB/BAK .
Hasil : ibu telah melaksanakannya
7. Pukul 09.26 Wita Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan menyelimuti
bayi menggunakan kain.
Hasil :bayi telah diselimuti
8. Pukul 09.28 Wita Menjelaskan tentang pemberian ASI secara on demand
Hasil : ibu mengerti tentang penjelasan tentang pemberian ASI secara on
demand
9. Pukul 09.30 Wita sMelakukan pendokumentasian
Hasil : Pendokumentasian telah dilakukan
BAB IV
PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan pembahasan manajemen asuhan


kebidanan pada bayi Ny ‟N‟ dengan bayi berat lahi rendah 1930, kasus ini
diambil di ruang Peristi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata dan
asuhan dilakukan selama 3 hari mulai dari tanggal 20 s/d 22 Februari 2020. Di
ruang peristi asuhan dilakukan dengan bantuan bidan atau tenaga kesehatan
dengan menggunakan peralatan dan bahan yang tersedia dan sesuai standar
rumah sakit Pembahasan ini akan membahas tentang perbandingan studi kasus
pada bayi Ny‟N‟dengan bayi berat lahir rendah dengan tinjauan teoritis.
Pembahasan akan diuraikan secara narasi dengan 7 langkah varney dan soap
sebagai berikut
.
A. Langkah I Pengumpulan Data Dasar (Pengkajian)
Tahap identifikasi data dasar (pengkajian) merupakan langkah
pertama yang dilakukan untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat
dan lengkap daari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien
mengenai bayi Ny ‟N orang tua maupun bidan dan dokter yang ada
diruangan dapat memberikan informasi secara terbuka sehingga
memudahkan untuk memperoleh data yang diinginkan sesuai dengan
permasalahan yang diangkat. Data yang diambil dari studi kasus bayi Ny
‟N‟ dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) selama bayi dirawat di
Rumah Sakit Pengkajian anamnese yaitu HPTHT tanggal 08 Juni 2019,
taksiran persalinan tanggal 15 Febuari 2020, anak ketiga dan tidak pernah
keguguran selama hamil pemeriksaan kehamilan sebanyak 3 kali, imunisasi
lengkap, Bayi lahir secara SC, umur kehamilan 27 minggu 3 hari, dan
presentasi kepala dengan berat badan 1930 gram dan panjang badan 39 cm,
jenis kelamin perempuan pada tanggal 15 Februari 2020.
Pengkajian hari pertama dirawat di inkubator, keadaan umum
bayi lemah, berat badan sekarang 1930 gram, refleks menghisap dan

39
40

menelan lemah dan bayi belum bisa menghisap puting susu ibu, tanda-
tanda vital: suhu 36,3 ºC, denyut jantung 133 x/menit, pernapasan
56x/menit, dada ikut dengan gerakan nafas, keadaan tali pusat belum kering
dan dijepit, tidak bengkak, tidak ada infeksi dan perdarahan, gerakan
tangan dan kaki lemah, dan integritas kulit tampak tipis, lemak kulit
kurang, tampak kemerahan, dan tidak ada lanugo, dan bayi diberi ASI per
oral .
Pengkajian hari kedua umur 6 hari masih di incubator, berat
badan sekarang 1755 gram, panjang badan 39 cm, refleks menghisap dan
menelan baik vital: suhu 36,5ºC, denyut jantung 145 x/menit, pernapasan
42 x/menit, gerakan dada sesuai dengan pola napas bayi, gerakan tangan
dan kaki lemah, dan integritas kulit tampak tipis, lemak kulit kurang atau
sedikit, tampak kemerahan, dan tidak ada lanugo, dan bayi diberi ASI Perah
dibantu susu formula dengan menggunakan
Pengkajian hari ketiga umur 7 hari , keadaan umum bayi sedang,
berat badan sekarang 1780 gram, refleks menghisap dan menelan baik
tanda vital: suhu 36,5 ºC, denyut jantung 138 x/menit, pernapasan 54
x/menit, gerakan dada sesuai dengan pola napas bayi, dan integritas kulit
tampak tipis, lemak kulit kurang, tampak kemerahan, dan tidak ada lanugo,
tali pusat telah puput (lepas), tampak bersih, tidak ada perdarahan dan
infeksi, gerakan tangan dan kaki masih lemah, dan bayi bantu susuh
pormula menggunakan doot diberi ASI Perah dibantu.
Bayi berat lahir rendah mempunyai karakteristik yaitu berat
badan1500 kurang dari 2500 gram, panjang kurang dari 45 cm, lingkaran
dada kurang dari 30 cm, lingkaran kepala kurang dari 33 cm, usia
kehamilan kurang dari 37 minggu, kepala relatif lebih besar, kulit tipis
transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang, otot hipotonik
lemah, pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea (gagal napas),
ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut/ kaki fleksi-lurus, kepala tidak
mampu tegak, pernapasan sekitar 45 sampai 50 denyut per menit dan
41

frekuensi nadi 100 sampai 140 denyut per menit (Manuaba, IAC, dkk,
2010).
Alat kelamin: pada laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum
kurang, testis belum turun ke dalam skrotum. Untuk bayi perempuan
klitoris menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia mayora, tonus otot
lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah, fungsi saraf
yang belum atau kurang matang,mengakibatkan refleks isap, menelan dan
batuk masih lemah atau tidak efektif, dan tangisannya lemah, jaringan
kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhn otot dan jaringan lemak
masih kurang (Amiruddin, R, & Hasmi, 2014).
Bayi kurang bulan ialah bayi dengan masa kehamilan kurang
dari 37 minggu(259 hari) (Amiruddin, R, & Hasmi, 2014). Bayi berat lahir
rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang
dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram) (Rukiah, dkk, 2013:26). Berat
bayi lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang memiliki berat badan 2500
gram atau kurang saat lahir (Williamson, R, & Kenda, C, 2013:). Bayi berat
badan lahir cukup: bayi dengan berat lahir > 2500 gram.

Berdasarkan tijauan teori dan kasus pada bayi Ny.”N” NKB


KMK Dengan BBLR ditemukan persamaan antar terori dengan kasusa
sehingga tidak di temukan adanya kesenjangan.

B. Langkah II Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual


Berdasarkan data yang diperoleh diagnosa atau masalah aktual
pada bayi Ny ‟N‟ adalah NKB/KMK/, bayi berat lahir rendah (BBLR). Bayi
dengan berat badan 1730 gram umur 5 hari dengan konsep teori bahwa bayi
berat lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan 1500 gram
kurang dari 2500 gram, maka hal ini sesuai dengan data yang ada yang
menandakan bayi tersebut adalah bayi berat lahir rendah (BBLR)
(Amiruddin, R, & Hasmi, 2014).
42

Umur 5 hari berat badan 1730 gram, umur 6 hari berat badan
1755 gram, umur 7 hari berat badan 1780 gram, dengan konsep teori bahwa
bayi berat lahir rendah atau Very Low Birthweight Infant adalah bayi
dengan berat badan lahir 1000-1500 gram (Marmi & Kukuh, R, 2015).
Bayi lahir dengan sektio cesarea, presentase belakang kepala,
masa gestasi 36 minggu yaitu NKB/KMK/ dengan konsep teori bahwa
neonatus kurang bulan (NKB) adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan kurang dari 37 minggu dan kecil masa kehamilan (KMK) adalah
berat badan akibat bayi mengalami retardasi intra uterine dan merupakan
bayi yang kecil untuk masa pertumbuhan maka hal ini sesuai dengan data
yang ada dari tanggal HPHT 8 Juni 2019, HTP tanggal 15 Maret 2020
dengan masa gestasi 36 minggu dan umur kehamilan kurang dari 37 minggu
dan pengkajian umur 5 hari berat badan 1730 gram yang menandakan bayi
tersebut adalah neonatus kurang bulan (NKB) dan sesuai masa kehamilan
(SMK) (Maryunani, A, 2013).
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, berdasarkan teori
bahwa bayi berat lahir rendah refleks menghisap dan menelannya masih
lemah dan belum sempurna, otot pencernaan belum sempurna atau masih
lemah, dan pusat pengaturan suhu badan masih dalam perkembangan.
Dengan demikian tidak ada kesenjangan antara konsep dengan studi pada
kasus bayi Ny „‟N‟

C. Langkah III Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial


Adapun masalah potensial yang dapat ditegakkan pada studi
kasus ini adalah gangguan immunologi ini berpotensi terjadi hipotermi,
hipoglikemia, hiperbilirubinemia, dan perdarahan spontan dalam ventrikal
otak lateral, sebagaiberikut.
Masalah potensial di RSUD Undata terjadinya hipotermi,
berdasarkan teori bahwa bayi berat lahir rendah mudah mengalami
hipotermi karena hanya memiliki sedikit lemak tubuh dan pengaturan suhu
tubuh pada bayi belum matang serta kehilangan panas disebabkan oleh
43

permukaan tubuh bayi yang kurang relatif lebih luas bila dibandingkan
dengan berat badan (Maryunani, A, 2013).
Potensial terjadinya hipoglikemia, berdasarkan teori bahwa bayi berat lahir
sangat rendah mudah mengalami hipoglikemia karena hanya sedikitnya
simpanan energy atau cadangan glukosa dalam hati berkurang sehingga
kadar gula dalam darah akan menurun pada bayi (Maryunani, A, 2013).
Potensial terjadinya hiperbilirubinemia, berdasarkan teori bahwa
bayi berat lahir rendah dengan umur kehamilan kurang bulan dapat
mengalami hiperbilirubinemia terjadi karena fungsi hati belum matang atau
belum terbentuk sempurna pada bayi sehingga menjadi kuning lebih awal
dan lebih lama daripada bayi yang cukup beratnya (Maryunani, A, 2013).
Potensial terjadinya perdarahan spontan dalam ventrikal otak
lateral,berdasarkan teori bahwa bayi berat lahir sangat rendah dengan umur
kehamilan kurang bulan dapat mengalami perdarahan spontan dalam
ventrikal otak lateral karena berhubungan belum matangnya sistem
pembekuan darah dan organ pada bayi belum matang atau belum terbentuk
sempurna (Maryunani, A, 2013).
Potensial terjadinya hipotermi, hipoglikemia, hiperbilirubinemia, dan
perdarahan spontan dalam ventrikal otak lateral tetap mengacu pada konsep
dasar dan data yang ada dalam menegakkan masalah yang mungkin muncul
pada klien bila tidak segera ditangani. Sehingga pada tahap ini tidak
ditemukan adanya kesenjangan antara konsep dasar dan masalah potensial
pada bayi Ny ‟N‟
D. Langkah IV Tindakan Segera/Kolaborasi
Menurut teori tindakan segera/kolaborasi, di Rumah Sakit jika
dalam keadaan tertentu terjadi kejadian hipotermi, hipoglikemia,
hiperbilirubinemia, sindrom gangguan pernapasan idiopatik (penyakit
membran hialin), dan perdarahan spontan dalam ventrikal otak lateral maka
perlu dilakukan tindakan tergantung keadaan bayi.
Bayi Ny ‟N‟ tidak dilakukan tindakan segera/kolaborasi karena
kondisi bayi tidak memerlukan tindakan tersebut sehingga dapat terlihat
44

adanya kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dengan yang seharusnya


menurut teori yang ada.
E. Langkah V Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
Tinjauan asuhan kebidanan pada bayi Ny ‟N‟ yang dilakukan di
Rumah Sakit undata Daerah Palu meliputi di Rumah Sakit Umum Daerah
Undata selama 3 hari mulai dari tanggal 20 s/d 22 Februari 2020. Pengkajian
di Rumah Sakit Umum Daerah Undata menganjurkan ibu Cuci tangan
sebelum dan sesudah kontak dengan bayi, lakukan pemeriksaan bayi
observasi TTV, dan menimbang bayi setiap hari, pertahankan tubuh bayi
dengan perawatan incubator dan selimuti bayi. anjurkan pada ibu untuk
memberi ASI intake Asip sebanyak 20 cc tiap 3 jam secara oral lakukan
perawatan tali pusat jaga personal hygiene bayi dengan mengganti
pakaian /popok bayi setiap hari lakukan penilaian adanya tanda-tanda infeksi
Adapun secara khusus yaitu inkubator. Cara pemakaian
inkubator adalah pastikan inkubator berfungsi dengan baik, nyalakan alat
sebelum di pakai agar matras, linen hangat dan atur suhu inkubator yang
dikehendaki (dilakukan bertahap) sesuai umur dan berat bayi, lalu gunakan
satu inkubator untuk satu bayi. Periksa suhu inkubator dengan termometer
ruang, minimalkan membuka pintu inkubator, jaga lubang selalu tertutup agar
suhu inkubator tetap hangat, lalu bersihkan inkubator dengan desinfektan dan
ganti air reservoir setiap hari (Sudarti & Afroh, F, 2013).
Berdasarkan tinjauan teoritis asuhan yang diberikan bayi dengan berat badan
lahir rendah (BBLR) adalah tindakan umum pada BBLR. Secara umum yaitu
memepertahankan tubuh dengan ketat karena bayi mudah mengalami
hipotermi, maka itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat,
mencegah infeksi dengan ketat karena bayi BBLR sangat rentan akan infeksi.
Adapun prinsip–prinsip pencegahan infeksi adalah termasuk cuci tangan
sebelum memegang bayi, pengawasan nutrisi (ASI) refleks menelan bayi
BBLR belum sempurna dan sangat lemah, sehingga pemberian nutrisi harus
di lakukan dengan cermat. Sebagai langkah awal jika bayi BBLR bisa
45

menelan adalah tetesi ASI dan jika bayi BBLR belum bias menelan segera
rujuk (rujuk ke rumah sakit jika bayi BBLRnya di tangani di Puskesmas).
Penimbangan ketat, perubahan berat mencerminkan kondisi
gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubu, oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat. Kebutuhan cairan
untuk bayi baru lahir adalah 120-150 ml/kg/hari atau 100-120ml/kg/hari.
Pemberian dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan bayi untuk
segera mungkin mencukupi kebutuhan cairan/kalori. Selain itu kapasitas
lambung bayi BBLR sangat kecil sehingga minum harus sering diberikan tiap
jam. Perhatikan apakah selama pemberian minum bayi menjadi cepat lelah,
menjadi biru atau perut membesar/kembung.
Asuhan kebidanan pada bayi Ny ‟N‟ berdasarkan dengan
intervensi yang dilakukan tidak ditemukan adanya kesenjangan antara apa
yang ada dalam konsep dasar dengan yang dilakukan dilahan praktik.
F. Langkah VI Penatalaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
Berdasarkan tinjauan manajemen Asuhan kebidanan bahwa
melaksanakan rencanakan tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman
pada klien. Implementasi dapat dilaksanakan seluruhnya oleh bidan ataupun
sebagian dilaksanakan ibu serta kerjasama dengan tim kesehatan lainnya
sesuai dengan tindakan yang telah direncanakan. Pada saat dilakukan
tindakan pada bayi, yang pertama dilakukan yaitu mencuci tangan sebelum
dan sesudah melakukan tindakan untuk pencegahan terjadinya infeksi.
Pada studi kasus By ”N” dengan berat badan lahir rendah semua
tindakan yang telah direncanakan seperti mempertahankan suhu tubuh bayi
dengan ketat, melakukan pengawasan nutrisi, melakukan perawatan tali
pusat dengan ketat, melakukan penimbangan serta pemantauan tanda-tanda
vital dan memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada ibu dan keluarga
selama berada di Rumah Sakit Undata dan dapat dilaksanakan seluruhnya
dengan baik tanpa ada hambatan karena adanya kerjasama dan penerimaan
yang baik dari keluarga.
46

Asuhan kebidanan pada bayi Ny ‟N‟ berdasarkan implementasi


yang dilakukan tidak ditemukan adanya kesenjangan antara apa yang ada
dalam konsep dasar dengan yang dilakukan dilahan praktik.
G. Langkah VII Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan dalam asuhan kebidanan yang
penting guna
mengetahui sejauh mana kemajuan yang telah dicapai. Dilakukan evaluasi
keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana
setelah di identifikasi di dalam masalah dan diagnosis.
Evaluasi, berdasarkan dilahan praktik meliputi selama 3 hari dirumah sakit
pada tanggal 20 s/d 22 Februari asuhan kebidanan bayi Ny ‟N‟ yang telah
dilakukan untuk BBLR diperoleh hasil, yaitu: Selama asuhan 3 hari di
RSUD Undata, kebutuhan bayi akan nutrisi belum terpenuhi karena
terjadinya gangguan Selama 3 hari berat badan bayi naik turun dan hanya
mengalami kenaikan 50 ons yaitu dari 1730 menjadi 1780 gram, bayi sudah
mulai membaik cara menghisap dan menelan serta produksi ASI lancar.
Tidak terjadi hipotermi, ditandai dengan selama asuhan di rumah sakit
tanda-tanda vital dalam batas normal dan dirawat di incubator. Tidak terjadi
hipoglikemia Tidak terjadi sindrom gangguan pernapasan idiopatik
(penyakit membran hialin), hiperbilirubinemia, dan perdarahan spontan
dalam ventrikal otak lateral,tidak terjadi infeksi Dengan demikian dapat
terlihat bahwa proses manajemen Asuhan kebidanan yang diterapkan pada
bayi ”N” usia 5 hari NKB KMK dengan Bayi Berat Lahir Rendah, d.RUSD
undata palu masa kehamilan tidak di temukan kesenjangan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mempelajari tinjauan teoritis dan pengalaman langsung
lahan praktik melalui studi kasus serta membandingkan antara tinjauan
teoritis dan praktik tentang kasus BBLR dengan umur hari dan kurang
bulan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Asuhan kebidanan pada bayi Ny ‟N‟ dengan BBLR dilakukan dengan
teknik pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang dimulai dari
pengkajian dan analisa data dasar, pada langkah ini dilakukan
pengkajian dengan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk
mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, mulai dari anamnesis
riwayat kesehatan, pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan reflex.
2. Diagnosa/masalah aktual yang ditegakkan pada bayi Ny ‟N‟ dengan
Bayi Berat Lahir Rendah umur 5 hari dimana bayi dengan berat badan
kurang dari berat badan seharusnya untuk umur kehamilan kurang
bulan maka diagnosis yang neonatus kurang bulan-kecil masa
kehamilan (NKBKMK).
3. Diagnosa/Masalah potensial yang ditegakkan pada By ”N” dengan
berat badan lahir rendah yaitu rentan terjadi hipotermi, kejang,
hipoglekemia, hiperbilirubenemia
4. Tindakan segera/kolaborasi pada By ”N”, tidak ditemukan adanya
indikasi untuk melakukan tindakan segera.
5. Rencana asuhan kebidanan pada By ”N” dengan bayi berat badan
lahir rendah direncanakan seluruh kegiatan yang akan dilakukan
untuk menangani bayi dengan bayi berat badan lahir rendah serta
komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi, termasuk mendeteksi
dini kemungkinan terjadinya komplikasi dan merencanakan
penanganan segera

47
48

6. Penatalaksanaan tindakan asuhan kebidanan yang dilakukan pada


kasus By ”N” dengan bayi berat lahir rendah dengan umur kehamilan
36 minggu dengan berat 1730 gram dimana berat badan tidak sesuai
dengan usia kehamilan. Penanganan yang diberikan yaitu merawat
bayi dalam inkubator, pemberian minum yang teratur dan pemberian
ASIP eksklusif secara on demand, pencegahan infeksi serta
menggunakan perawatan bayi lekat (kangaroo mather care)
7. Tindakan evaluasi pada By ”N” dengan BBLR telah diberikan
semaksimal mungkin dan sesuai standar pelayanan/rencana asuhan
kebidanan serta komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi dapat
teratasi.
8. Pendokumentasian dilaksanakan mulai tanggal 20 Febuari s/d 22
febuarii 2020, pengkajian pertama sampai pengkajian ketiga tanggal
20 s/d 22 febuari 2020 dilakukan di RSUD undata palu , pengkajian
pertama dan kedua tanggal 21 febuari 2020, dan pengkajian ketiga
tanggal 22 febuari 2020

B. Saran
Adapun saran yang penulis kemukakan untuk mencapai asuhan kebidaanan
yang baik, diperlukan:
1. Pada tempat pelayanan kesehatan yang melakukan perawatan bayi
diharapkan ruangan yang cukup hangat, peralatan yang tetap steril,
tersedianya tempat mencuci tangan dengan menggunakan kran air
yang mengalir dan bila memungkinkan menyiapkan pakaian khusus
dalam ruangan, baik untuk petugas maupun pengunjung bayi.
2. Untuk penanganan kegawatdaruratan neonatal khususnya Bayi Berat
Lahir Rendah, perlu penyediaan fasilitas alat yang memadai dan tenaga
yang professional untuk menunjang pelaksanaan tindakan.
3. Diharapkan petugas kesehatan dapat melakukan pengawasan dan
penanganan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan yang
berlaku pada ibu hamil yang lebih ketat, pemeriksaan yang akurat serta
49

penanganan dan perawatan yang tepat pada bayi khususnya Berat


Badan Lahir rendah.
4. Bagi masyarakat agar memeriksakan diri (Kehamilan) secara teratur,
memberikan ASI secepatnya dan diberikan setiap saat, merawat bayi
dengan 3B yaitu bersih tangan, bersih pakaian, serta alat yang
digunakan bersih.
5. Bagi institusi, untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, penerapan
manajemen asuhan dalam pemecahan masalah harus lebih
ditingkatkan
dan dikembangkan mengingat proses tersebut sangat bermanfaat dalam
membina tenaga bidan guna menciptakan sumber daya manusia yang
berpotensi dan profesional
DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, R, & Hasmi. 2014. Determinan kesehatan ibu dan anak. Trans info
Medika. Jakarta.
Fauziah,A, & Sudatri. 2013. Asuhan neonatus resiko tinggi dan kegawatan. Nuha
medika. yogyakarta.
Marmi & Kukuh, R. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta : Pustaka Belajar. 2015..
Maryuni,A. 2013. Asuhan bayi dengan berat badan lahir rendah. Trans info
Medika. Jakarta
Rukiyah, AY, Yulianti, L. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Trans
Info Media. Jakarta
Jasashree,Kotabal. 2015. Study on the factor associated with low birt weigt among
newborns delivered in a tertiary- care hospital,Shimoga,Karnataka.
internasional journal of medical science and public Health. departemen
of community medicine 4,no,9. India
Jaya,P. 2016. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi,Balita,danAnak Pra
sekolah. Trans Info Media. Jakarta
Saifuddin, AB, dkk.2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Ed.4, Cet.4. Jakarta
Tarwoto. 2013. Buku Saku Anemia pada ibu Hamil. Trans info Medika. Jakarta
Purwoastuti,E, & Walyani,ES.2015.Asuhan persalinan dan bayi baru lahir.
Pustaka Baru Press. Yogyakarta
.

50
51

Anda mungkin juga menyukai