DISUSUN OLEH
DHEA AYU ND
NIM P17310193032
Mahasiswa,
Dhea Ayu ND
Nim. P17310193032
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
d. Adaptasi Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek
gumoh dan batuk yang sudah matang sudah mulai terbentuk dengan baik saat lahir.
Kapasitas lambung bayi terbatas, yaitu kurang dari 30 cc. Kapasitas lambung akan
bertambah bersamaan dengan bertambahnya usia. Bahaya diare menjadi masalah
serius pada bayi baru lahir karena usus kecil dan usus besar bayi belum mampu
melindungi diri dari zat berbahaya (Noordiati, 2018).
e. Adaptasi Ginjal
Adaptasi ginjal pada bayi baru lahir, yaitu laju filtrasi glomerulus relatif
rendah pada saat lahir disebabkan oleh tidak adekuatnya area permukaan kapiler
glomerulus, meskipun keterbatasan ini tidak mengancam bayi baru lahir yang
normal, tetapi menghambat kapasitas bayi untuk berespons terhadap stresor.
Penurunan kemampuan untuk mengekskresikan obat-obatan dan kehilangan cairan
yang berlebihan mengakibatkan asidosis dan ketidakseimbangan cairan. Sebagian
besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan 2-6 kali
sehari pada 1-2 hari pertama; setelah itu, mereka berkemih 5-20 kali dalam 24 jam.
Urin dapat keruh karena lendir dan garam asam urat; noda kemerahan (debu batu
bata) dapat diamati pada popok karena kristal asam urat.
f. Adaptasi Imunologi
Sistem imunitas bayi baru lahir, masih belum matang sehingga rentan terhadap
berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang menyebabkan kekebalan
alami dan buatan. Kekebalan alami terdiri dari struktur tubuh yg mencegah dan
meminimalkan infeksi. Beberapa contoh kekebalan alami adalah perlindungan oleh
kulit membran mukosa, fungsi saringan saluran napas, pembentukan koloni mikroba
oleh kulit dan usus, perlindungan kimia oleh asam lambung. Kekebalan alami juga
disediakan pada tingkat sel darah yang membantu bayi baru lahir membunuh
mikroorganisme asing. Tugas utama bayi dan anak-anak awal membentuk
kekebalan. Pencegahan pajanan mikroba seperti praktik persalinan aman, menyusui
ASI dini dan pengenalan serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting
(Noordiati, 2018).
2.1.4 Masalah dan Penatalaksanaannya
a. Muntah
Muntah adalah proses reflek yang sangat terkoordinasi yang didahului dengan
peningkatan air liur. Tanda muntah adalah keluar muntahan lewat mulut, terjadi
kehilangan cairan, bila muntah hebat, terjadi ketegangan otot dinding perut,
perdarahan konjunctiva, rupture esophagus dan aspirasi muntah.
Penyebab muntah ditinjau dari sifat muntah adalah:
a) Keluar cairan terus menerus, kemungkinan disebabkan oleh obstruksi
oesophagus.
b) Muntah proyektil kemungkinan disebabkan oleh stenosis pylorus.
c) Muntah hijau kekuningan ,kemungkinan disebabkan oleh obstruksi dibawah
ampula vateri.
d) Muntah segera setelah lahir dan menetap, kemungkinan disebabkan oleh
tekanan intra cranial tinggi atau obstruksi usus.
Faktor yang predisposisi adalah faktor psikogenik, faktor infeksi
(appendicitis, peritonitis, adnexitis, hepatitis dan infeksi traktus akut), faktor lain
(invaginasi, kelainan intra cranial, kelainan endokrin, reflex). Penatalaksanaan
muntah adalah dengan kaji faktor penyebab, beri suasana tenang, kaji sifat muntah,
lanjutkan pemberian ASI bila muntah berhenti, bila muntah tetap berlanjut, segera
kolaborasi dengan tim medis (Setiyani dkk, 2016).
b. Gumoh/ Regurgitasi
Gumoh/Regurgitasi adalah keluarnya (tumpah/gumoh) susu yang telah
ditelan ketika atau beberapa saat setelah minum susu botol/menyusu dan dalam
jumlah yang sedikit. Penyebab gumoh atau regurgitasi pada bayi adalah bayi sudah
kenyang, salah posisi menyusui, posisi botol salah, terburu-buru menyusui
Penatalaksanaan gumoh/ regurgitasi adalah:
a) Perbaiki teknik menyusui.
b) Perbaiki posisi botol saat menyusu.
c) Setelah bayi minum, usahakan bayi disendawakan.
d) Saat menyusu, mulut bayi tertutup rapat yaitu bibir mencakup rapat pada areola
mammae (Setiyani dkk, 2016).
c. Oral Trush
Oral thrush (moniliasis) disebut juga candidiasis adalah penyakit rongga mulut
yang ditandai dengan lesi-lesi yang bervariasi seperti, lunak, bergumpal merupakan
bongkahan putih, seperti beludru yang dapat dihapus atau diangkat dan
meninggalkan permukaan merah, kasar, dan berdarah, dapat berupa bercak putih
dengan putih merah terutama pada bagian dalam pipi, pallatum lunak, lidah, dan
gusi. Penyebab Oral Trush Penyebab penyakit ini adalah jamur candida albicans.
Tanda-tanda oral trush moniliasis ini sering ditemukan pada bayi dan anak.
Kelompok ini merupakan stomatis akut yang ditandai dengan bercak-bercak putih
kekuningan yang menimbul pada dasar selaput lendir yabg merah. Bila bercak ini
dihapus dasarnya mudah berdarah. Pada stadium permulaan tampak selaput lendir
berwarna merah dengan gambaran granula yang kasar. Pada hari berikutnya
tampak bercak putih sebesar jarum pentul, dan dalam 2-3 hari akan bergabung
menjadi bercak besar seperti membran. Bagian yang paling sering terkena adalah
mukosa bukalis, bagian dorsal, dan lateral lidah, dan gusi. Rasa nyeri terjadi
terutama bila tersentuh makanan. Pada bayi sering disangka sebagai sisa susu yang
tidak tertelan.
Penatalaksanaan oral trush pada moniliasis, perawatan pertama-tama yang
harus dilakukan adalah memberhentikan obat antibiotika dan kortikosteroid yang
telah digunakan dan perlu diperiksa secara teliti adanya diabetes mellitus.
Pemberian aplikasi nystatin atau mikostatin dan ampoterisin B adalah obat-obat
yang dapat mematikan jamur candida albicans (Setiyani dkk, 2016).
d. Diaper Rush
Diaper Rush / Ruam popok adalah istilah dari peradangan kulit yang terjadi
pada area popok. Tanda-tanda Diaper Rush Kemerahan pada area kulit yang
terkena popok, biasanya pantat dan genetalia sampai selangkangan. Ruam popok
umumnya dialami oleh bayi berusia 4 hingga 15 bulan. Diaper Rush penyebabnya
bisa karena kebersihannya tidak terjaga, sering buang air, bayi sedang
mengkonsumsi antibiotik atau bayi menyusui yang mendapat antibiotik dari air
susu ibunya (Seyani dkk, 2016).
Penatalaksanaan Diaper Rush dengan memilih popok dari bahan kain yang
menyerao keringat atau sekali pakai. Ruam popok akan cepat sembuh dengan
mengganti popok lebih sering serta menjaga kebersihan. Mengganti popok sesering
mungkin, hindari penggunaan tisu basah, gunakan air bersih untuk membersihkan
popok, keringkan dengan menepuk kulit bayi jangan digosok, hindari
menggunakan popok terlalu kencang, gunakan obat yang mengandung anti jamur
(Setiyani dkk, 2016).
e. Seborrhoe
Seborrhoe adalah sebum lemak yang berlebihan, terjadi pada 3 bulan pertama
kehidupan. Tanda-tanda Seborrhoe Ruam merah mengelupas pada kulit kepala,
alis, lipatan leher, ketiak, lipat paha. Penatalaksanaan Seborrhoe menggunakan
emolin (krem berair) atau hidrocortison 0,5% atau 1%, kulit kepala diurut dengan
minyak, kemudian dikeramas dengan shampoo lembut, jika resisten gunakan asam
salisilat 1% dalam krem mengandung air sebagai keratolitik (Setiyani dkk, 2016).
f. Miliarisis
Miliariasis disebut juga sudamina, liken tropikus, biang keringat, keringet
buntet. Merupakan penyakit kulit akibat adanya sumbatan saluran kelenjar
keringat, sehingga keringat tidak bisa keluar dan masuk ke sekitar saluran di bawah
sumbatan, biasanya timbul di wajah, leher dan dada bagian atas. Penyebab
Miliarisis Udara panas dan lembab, pakaian yang tidak menyerap keringat,terpajan
bahan kimia tertentu dan penyakit kulit yang menyebabkan penyumbatan pori
kelenjar keringat. Penyumbatan ini dapat disebabkan oleh bakteri yang
menimbulkan radang dan edema akibat keringat yang tidak dapat keluar dan
diabsorbsi oleh stratum korneum. Bayi kurang aktif dapat terkena
miliariasis.Tanda-tanda miliariasis adalah papula yang keras yang keras berwarna
putih mengkilat seperti Mutiara, esikel kecil superfisialis yang berkelompok
berdiameter 1-3 mm, keringat yang berlebihan (Seyani dkk, 2016).
Penatalaksanaan miliariasis dengan menempatkan bayi di tempat yang dingin
agar pengeluaran keringat berhenti, gunakan pakaian tipis dan mudah menyerap
keringat dan lembut, geri obat antikolinergik yang membuat produksi keringat
berkurang, beri bedak kocok bersifat mendinginkan dan desinfektan serta anti gatal
(misal lotion, kummerfeldi (Setiyani dkk, 2016).
g. Obstipasi
Obstipasi adalah keadaan atau gejala terhambatnya gerakan sisa makanan di
saluran pencernaan sehingga tidak dapat buang air besar (defekasi) secra lancar dan
teratur. Obstipasi dapat disebabkan karena gangguan pencernaan (obstipasi sample)
dan akibat penyakit (obstipasi simtomatik) pada bayi yang minum susu botol
kurang baik kualitasnya, bayi yang dapat makanan padat terus menerus bisa timbul
obstipasi. Tanda obstipasi yaitu bayi tidak bisa BAB, perut tampak membengkak,
feses berbentuk bulat kecil seperti kotoran kambing.
Penalaksanaan Obstipasi Penatalaksanaan obstipasi adalah:
a) Anjurkan ibu meningkatkan asupan cairan dan serat yang mengandung buah-
buahan dan cairan.
b) Anjurkan mengurangi minum susu formula dengan protein tinggi diganti susu
dengan protein rendah.
c) Beri suplemen serat (Setiyani dkk, 2016).
2.1.5 Kebutuhan Dasar Neonatus
a. Nutrisi
Nutrisi yang adekuat dan seimbang merupakan kebutuhan yang penting
berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak pada tahun-tahun pertama
kehidupan. Ibu memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi
dan menu seimbang. Air susu ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap
dan seimbang bagi bayi terutama pada 6 bulan pertama (ASI Ekslusif). Sampai umur
6 bulan ASI adalah makanan terbaik yang ideal untuk bayi baik ditinjau dari segi
kesehatan fisis maupun psikis.ASI mempunyai kadar laktosa tinggi yang diperlukan
otak bayi (Setyani dkk, 2018).
b. Perawatan Kesehatan Dasar
Perawatan kesehatan anak merupakan suatu tindakan yang berkesinambungan
dan terdiri dari pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Tindakan pencegahan
primer dilakukan untuk mencegah risiko tinggi terkena penyakit, seperti melakukan
imunisasi. Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan SDIDTK
(Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang) minimal 2 kali setahun. Tujuan
pemantauan yang teratur untuk mendeteksi secara dini dan menanggulangi bila ada
penyakit dan gangguan tumbuh kembang, mencegah penyakit serta memantau
pertumbuhan dan perkembangan anak. Imunisasi Anak perlu diberikan imunisasi
dasar yang lengkap yaitu BCG, Polio, DPT, Hb, Hib dan Campak agar terlindung dari
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Setyani dkk, 2018).
c. Kebutuhan Pakaian
Pakaian yang layak, bersih dan aman (tidak mudah terbakar, tanpa pernik-
pernik yang mudah menyebabkan anak kemasukan benda asing). Kebutuhan rasa
aman dan nyaman yang diberikan pada anak dapatdiberikan melalui pemenuhan
kebutuhan pakaian pada anak. Pakaian merupakan sebuah bentuk perlindungan dan
kehangatan yang diberikan untuk mencegah dan melindungi anak dari berbagai benda
yang dapat membahayakan anak (Setyani dkk, 2018).
d. Kebutuhan Perumahan
Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak
membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan dan kesehatan
penghuninya. Misalnya, ventilasi dan pencahayaan yang cukup, tidak penuh sesak,
cukup leluasa untuk anak bermain, bebas polusi, maka akan menjamin tumbuh
kembang anak. Rumah dijadikan sebagai tempat berlindung dari cuaca dan kondisi
lingkungan sekitar, menyatukan keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan
seseorang. Rumah yang sehat akan meningkatkan kualitas kesehatan fisik dan
psikologis penghuninya (Setyani dkk, 2018).
e. Higiene Diri Dan Sanitasi Lingkungan
Kebersihan, baik kebersihan perseorangan maupun lingkungan memegang
peranan penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang kurang
akan memudahkan terjadinya penyakit-penyakit kulit dan saluran perncernaan,
sedangkan kebersihan lingkungan erat hubungannya dengan penyakit saluran
pernafasan, percernaan serta penyakit akibat nyamuk. Pendidikan kesehatan kepada
masayarakat harus ditumjukkan bagaimana membuat lingkungan menjadi layak untuk
tumbuh kembang anak, sehingga meningkatkan rasa aman bagi ibu/pengasuh anak
dalam menyediakan kesempatan bagi anaknya untuk mengeksplorasi lingkungan
(Setyani dkk, 2018).
Data Subjektif
A. Identitas
1. Identitas pasien
Nama bayi : Untuk mengenal bayi
Jenis kelamin : Untuk memberikan informasi kepada ibu dan keluarga serta
memfokuskan saat pemeriksaan genetalia.
Anak ke : Untuk mengkaji adanya sibling rivalry
F. Riwayat Imunisasi
Bertujuan untuk mengkaji status imunisasi guna melakukanpencegahan terhadap
beberapa penyakit tertentu.
G. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a) Nutrisi: Bertujuan untuk mengkaji kecukupan nutrisi bayi. Rentang frekuensi
menyusui yang optimal adalah antara 8-12 kali setiap hari.
b) Pola Istirahat: Kebutuhan istirahat neonatus adalah 14-18 jam/hari.
c) Eliminasi: Jika bayi mendapatkan ASI, diharapkan bayi minimum 3-4 kali
buang airbesar dalam sehari, feses-nya harus sekitar 1 sendok makan atau lebih
danberwarna kuning. Sedangkan buang air kecilnya pada hari pertama dan
keduaminimal 1-2 kali serta minimal 6 kali atau lebih setiap hari setelah hari
ketiga
d) Personal Hygiene: Bayi dimandikan setelah 6 jam setelah kelahiran dan minimal
2kali sehari. Jika tali pusat belum puput dan dibungkus dengan kassa steril,
minimaldiganti 1 kali dalam sehari. Dan setiap buang air kecil maupun buang
air besarharus segera diganti dengan pakaian yang bersih dan kering
Data Objektif
A. Pemeriksaan umum
Kesadaran umum : Composmentis/
Kesadaran : Baik/ Cukup
Tanda-tanda vital : Suhu : 36,5 – 37,5 ˚C
Nadi : 120 – 160 kali/menit
RR : 40 – 60 kali/menit
Antropometri :
Berat badan : 2500 – 4000 gram
Panjang badan : 45 – 50 cm
Lingkar kepala : 33 – 35 cm
Lingkar dada : 30,5 – 33 cm
Lingkar lengan : 10-11 cm
B. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Kepala : Periksa adanya trauma kelahiran misalnya: caput suksedaneum, sefal
hematoma, entuk kepala terkadang asimetris akibat penyesuaian
jalan lahir, umumnya hilang dalam 48 jam. Ubun-ubun besar rata
atau tidak menonjol, namun dapat sedikit menonjol saat bayi
menangis.
Muka : warna, merah/pucat.
Mata : Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau
retina, ada/tidak secret pada mata.
Hidung :ada/tidak ada secret pada hidung.
Telinga : Periksa jumlah, bentu dan posisi pada bayi cukup bulan.
Mulut : Kemerahan/pucat,
Leher : Ada/tidak pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan vena
jugularis
Dada :Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah yang dalam.
Bahu, lengan -
dan tangan : Jumlah jari, ada/tidak apidaktil/sidaktil,
Abdomen : Bentuk, ada/tidak ada pembengkakan.
Tali pusat : Bersih/ tidak, ada infeksi/tidak.
Genetalia : Bayi perempuan kadang terlihat cairan vagina berwarna putih atau
kemerahan dan bayi sudah terbukti dapat buang air kecil dan buang
air besar dengan lancar dan normallabia mayora menutupi labia
mayora/tidak
Ekstremitas : bergerak aktif/tidak, Posisi tungkai dan lengan fleksi.
Punggung : ada/tidak pembengkakan/cekungan,
Kulit : Seluruh tubuh bayi harus tampak merah muda, mengindikasikan
perfusi perifer yang baik.
C. Pemeriksaan Refleks
Meliputi refleks Morro, rooting, sucking, grasping, neck righting, tonic neck, startle,
babinski, merangkak, menari / melangkah, ekstruasi, dan galant’s.
2.2.2 Menegakkan Diagnosa dan Identifikasi Masalah
Data dasar yang telah ditemukan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosis aktual terhadap bayi baru lahir yaitu APGAR score, pemeriksaan fisik,
tanda-tanda vital.
DX : Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan (NCB-SMK) Usia .. Jam
Keadaan Bayi Normal
DS : - Ibu mengatakan HPHT tanggal
- Ibu mengatakan melahirkan pada tanggal….. pukul…
DO : KU : baik/cukup
Kesadaran : composmenstis/
TTV : Nadi : 120 – 160 kali/menit
Suhu : 36,5 ˚C – 37,5 ˚C
RR : 40 – 60 kali/menit
Berat badan : 2500 – 4000 gram
Panjang badan : 45 – 50 cm
Lingkar kepala: 33 – 35 cm
Lingkar dada : 30,5 – 33 cm
Tanggal lahir : (tanggal – bulan – tahun)
2.2.3 Menegakkan masalah potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah
dan diagnosa potensial lain yang sudah diidentifikasi. Oleh karena itu, membutuhkan
antisipasi pencegahan serta pengawasan.
2.2.4 Menegakkan kebutuhan segera
Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemenk kebidanan dari
data yang dikumpulkan dapat menunjukkan suatu situasi yang memerlukan tindakan
segera.
2.2.5 Intervensi
Rencana asuhan kebidanan yang dilakukan pada neonatusadalah pastikan bayi tetap
hangat dan mendapat ASI eksklusif, jaga kontak kulit antara ibudan bayi, tutupi
kepala bayi dengan topi, berikan pendidikan kesehatan padaibu dan atau keluarga
terkait dengan permasalahan bayi yang dialami serta lakukan rujukansesuai pedoman
MTBS jika ada kelainan.
2.2.6 Implementasi
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil disesuaikan dengan rencana
asuhanyang telah disusun dan dilakukan secara komprehensif, efektif, efisien dan
aman
berdasarkan evidence based kepada bayi, meliputi rencana asuhan kebidanan yang
dilakukan pada neonatus adalah memastikan bayi tetap hangat dan mendapat ASI
eksklusif,menjaga kontak kulit antara ibu dan bayi, menutupi kepala bayi dengan topi
yang hangat,memberikan pendidikan kesehatan pada ibu dan atau keluarga terkait
dengan permasalahanbayi yang dialami serta melakukan rujukan sesuai pedoman
MTBS jika ada kelainan.
2.2.7 Evaluasi
Penilaian atau evaluasi dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan
sesuaidengan kondisi bayi kemudian dicatat, dikomunikasikan dengan ibu dan atau
keluarga sertaditindak lanjuti sesuai dengan kondisi bayi. Berikut adalah hasil
evaluasinya bayi telahdibedong dengan kain bersih dan kering dan memakai topi bayi,
bayi mendapatkan ASIeksklusif, dan ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali
konseling mengenai permasalahan yang dialami oleh bayinya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
b) Riwayat Natal
Ibu melahirkan bayi kedua pada usia kehamilan 39 minggu. Ibu mulai
merasakan kontraksi tanggal 19 oktober 2021 jam 04.00 WIB. Lama kala I
pembukaan 4 cm-10 cm selama 2 jam jam. Kala II ibu berlangsung 15 menit.
Kala III ibu berlangsung 10 menit dan kala IV 2 jam. Ibu melahirkan di bidan
pada tanggal 19 Oktober 2021 jam 09.50 WIB bayi berwarna merah muda,
langsung menangis, gerak aktif, jenis kelamin perempuan, berat badan lahir
3500 gram, Panjang badan 49 cm.
c) Riwayat Postnatal
By. Ny.“I” telah diberikan vitamin K dan salep mata pada 1 jam setelah lahir
dan 1 jam kemudian diberikan imunisasi HB0. Sudah dimandikan pada 6 jam
setelah lahir dan ganti popok serta dilakukan perawatan tali pusat.
d) Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi : Bayi diberikan nutrisi berupa ASI saja dan sudah menyusui
pada jam pertama setelah melahirkan serta menyusui bayinya
setiap 2 jam.
Eliminasi : Bayi sudah BAK dan BAB.
Istirahat : Bayi sudah tidur antara jam 11.00 WIB sampai jam 14.00 WIB
tapi kadang terbangun.
Kebersihan : Bayi sudah dimandikan 1 kali pada pukul 16.00 WIB dan ganti
popok serta perawatan tali pusat.
e) Data Psikologi, social, budaya
Ibu mengatakan bahwa ibu, suami, dan keluarganya merasa bahagia atas
kelahiran anak keempatnya. Ibu mengatakan ada budaya pada bayi yaitu
peringatan 40 hari atau selapanan dan 7 bulanan.
B. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital : Nadi : 124 kali/menit
Suhu : 36,7 °C
Pernafasan : 42 kali/ menit
Panjang Badan : 49 cm
Berat Badan : 3500 gram
Lingkar Kepala : 32 cm
Lingkar dada : 31 cm
2) Pemeriksaan Fisik
Inspeksi:
Kulit : Kulit bayi berwarna merah muda.
Kepala : Tidak ada caput succedaneum dan tidak ada cepal hematoma.
Muka : Muka bayi berwarna merah muda, bersih, tidak pucat.
Mata : Konjungtiva merah muda, Sklera putih.
Hidung : Hidung bersih, tidak ada cuping hidung.
Mulut : Mulut bayi bersih.
Dada : Tidak terdapat retraksi pada dada.
Abdomen : Tali pusat belum lepas.
Ekstremitas : Bergerak dengan aktif, jari lengkap, tidak ada polidaktili dan
sindaktili.
Genetalia : Labia mayora menutupi labia minora.
Anus : Anus bayi berlubang.
Reflek Morro :+
Reflek Rooting :+
Reflesk Sucking :+
Palmar grasp :+
Reflek Swallowing : +
DO :
a) Pemeriksaan Umum
Tanda-tanda vital : Nadi : 124 kali/menit
Suhu : 36,7 °C
Pernafasan : 42 kali/ menit
Panjang Badan : 49 cm
Berat Badan : 3500 gram
Lingkar Kepala : 32 cm
Lingkar dada : 31 cm
Lingkar lengan : 11 cm
b) Pemeriksaan Fisik
Kulit : Kulit bayi berwarna merah muda.
Kepala : Rambut ibu berish, berwarna hitam, tidak ada molase, tidak ada caput
succedaneum.
Muka : Muka bayi berwarna merah muda, bersih, tidak pucat.
Mata : Konjungtiva merah muda, Sklera putih.
Hidung : Hidung bersih, tidak ada cuping hidung.
Mulut : Mulut bayi bersih.
Dada : Tidak terdapat retraksi pada dada.
Abdomen : Tali pusat belum lepas.
Ekstremitas : Bergerak dengan aktif, jari lengkap, tidak ada polidaktili dan
sindaktili.
Genetalia : Penis berlubang, skrotum sudah turun.
Anus : Anus bayi berlubang.
Reflek Morro : +
Rooting Reflex: +
Sucking Reflex: +
Palmar grasp : +
3.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Tidak ada
3.4 Idenntifikasi Kebutuhan Segera
Tidak ada
3.5 Intervensi
Tanggal : 19 Oktober 2021
Pukul : 17.15 WIB
DX : Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan (NCB-SMK) Usia 7
Jam Keadaan Bayi Normal.
Kriteria Hasil : Tanda-tanda vital : Suhu : 36,5 – 37,5 ˚C
Nadi : 120 – 160 kali/menit
RR : 40 – 60 kali/menit
Antropometri : Berat badan : 2500 – 4000 gram
Panjang badan : 45 – 50 cm
Lingkar kepala : 33 – 35 cm
Lingkar dada : 30,5 – 33 cm
Lingkar lengan : 10-11 cm
Intervensi:
3.6 Implementasi
Tanggal : 19 Oktober 2021
Pukul : 17. 25 WIB
DX : Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan (NCB-SMK) Usia 7 Jam
Keadaan Bayi Normal.
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital : Nadi : 124 kali/menit
Suhu : 36,7 °C
Pernafasan : 42 kali/ menit
Panjang Badan : 49 cm
Berat Badan : 3500 gram
Lingkar Kepala : 32 cm
Lingkar dada : 31 cm
Lingkar Lengan : 11 cm
2. Memberitahukan kepada ibu untuk menyusui bayinya selama 2 tahun. Memberikan
ASI Eksklusif selama 6 bulanMemberitahukan juga bahwa ukuran lambung bayi
baru lahir masih sebesar buah ceri sehingga yang dapat masuk hanyalah cairan
yaitu ASI. Menganjurkan kepada ibu dan keluarga supaya tidak memberi makanan
selain ASI kepada bayi. Memberitahu ibu tentang ASI yang mengandung banyak
nutrisi yang dibutuhkan tubuh bayi. Serta mengingatkan bawha lebih
mengutamakan ASI dibandingkan dengan susu formula.
3. Mengajari ibu cara menyusui yang benar yaitu dengan menggunakan bantal
sebagai penyangga bayi, menghadapkan bayi ke arah tubuh ibu, memastikan areola
masuk kedalam mulit bayi. Waktu terbaik bagi ibu untuk menyusui yaitu setiap 2
jam sekali.
4. Mengajari ibu cara untuk merawat tali pusat yaitu dengan menggunakan kasa
kering tanpa diberikan cairan apapun.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang dalam 1 minggu atau
saat tali pusat bayi sudah lepas atau saat ada keluhan.
6. Mendokumentasikan pada buku KIA
3.7 Evaluasi
Tanggal : 19 Oktober 2021
Pukul : 17.30 WIB
Dx : Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan (NCB-SMK) Usia 7 Jam
Keadaan Bayi Normal.
S : - Ibu mengatakan mengerti dan dapat mengulangi penjelasan cara menyusui
yang baik dan benar.
- Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
O : - Ibu mampu mengulangi sebagian besar penjelasan yang telah diberikan.
- Ibu mampu memperagakan sebagian besar gerakan cara menyusui yang
baik dan benar.
A : Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan (NCB-SMK) Usia 7 Jam
Keadaan Bayi Normal.
P : - perencanaan dilanjutkan dirumah
- Anjuran kepada ibu menyusui yang baik dan benar
- Menasehati ibu cara merawat tali pusat yang baik dan benar
- Anjuran untuk control kembali saat ada keluhan / waktu imunisasi.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini, penulis akan membandingkan antara teori yang ada dengan
praktik dilapangan.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan yang
terjadi pada asuhan kebidanan pada Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan
teori yang ada.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada By. Ny. “I”, penulis dapat menyimpulkan hal
berikut:
a) Pengkajian data didapatkan bahwa bayi lahir pada tanggal 19 Oktober 2021 pukul
09.50 WIB dengan persalinan spontan dibidan. Data yang didapatkan yaitu
pemeriksaan nadi 124 kali permenit, pernafasan 42 kali permenit,berat badan 3500
gram, Panjang badan 49 cm, lingkar kepala 32 cm, suhu 36,5°C.
b) Identifikasi Masalah pada kasus ini Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan.
Tidak ada data yang mendukung adanya diagnose potensial.
c) Perencanaan dilakukan berdasarkan diagnose yang ada. Memberitahu hasil
pemeriksaan, KIE tentang ASI dan ASI eksklusif, cara menyusui yang benar,
perawatan tali pusat bayi, kunjungan ulang.
d) Implementasi dilakukan berdasarkan perencanaan asuhan serta tidak semua
perencanaan dilakukan.
e) Evaluasi hasil asuhan adalah ibu mengerti yang dijelaskan dan dapat mengikuti ajaran
yang dilakukan.
f) Setelah dilakukan pembahasan tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan yang
dilakukan.
5.2 Saran
a) Bagi tenaga kesehatan dan mahasiswa kesehatan asuhan yang dilakukan harus
berdasarkan manajemen asuhan yang ada.
b) Bagi klien diharapkan untuk bisa merawat bayinya secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Noorbaya, Siti dan Herni Johan. 2019. Panduan Belajar Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak Prasekolah. Yogyakarta. Gozyen Publishing.
Noordiati. 2018. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. Malang :
Penerbit Wineka Media.
Setiyani, Astuti, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra
Sekolah. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan
dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa
Kehamilan Usia 7 Jam Keadaan Bayi Normal Di PMB Titik Sunaryati” dapat terselesaikan
dengan baik.
Tak lupa ucapan terimakasih disampaikan kepada pihak yang telah membantu
terselesainya laporan asuhan ini, khususnya kepada:
1. Ibu Herawati Mansyur, SST., M.Pd., M.Psi. selaku ketua Jurusan Kebidanan.
2. Ibu Rita Yulifah, S.Kp., M.Kes., selaku ketua Program Studi DIII Kebidanan
Malang.
3. Ibu Rita Yulifah, S.Kp,M.Kes selaku pembimbing institusi.
4. Ibu Titik Sunaryati. selaku pembimbing klinik.
5. Kedua orangtua yang telah memberikan dukungan moril dan materiil.
Dalam penulisan dan penyusunan asuhan kebidanan ini masih jauh dari sempurna dan
banyak kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Penulis