PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Kehamilan adalah suatu hal yang fisiologis atau alamiah yang dialami oleh
seorang perempuan. Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana di dalam rahim
wanita terdapat hasil konsepsi (pertemuan ovum dan spermatozoa), setiap wanita yang
memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi dan melakukan
hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat, sangat besar
kemungkinannya akan mengalami kehamilan. (Damai Yanti, 2017: 8)
Kehamilan adalah proses mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan placenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi.
(Nanik, 2017 :79-80).
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang kemungkinan dapat
menyebabkan terjadinya bahaya atau komplikasi baik terhadap ibu maupun janin yang
dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan
dengan kehamilan persalinan dan nifas normal akibat adanya gangguan/komplikasi
kehamilan. Pada kehamilan risiko tinggi terdapat tindakan khusus terhadap ibu dan
janin. (Rochjati,2014.)
1) Usia Usia ibu merupakan salah satu faktor risiko yang berhubungan dengan
kualitas kehamilan. Anak perempuan berusia 20 tahun atau kurang, kehamilan usia
dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum stabil
dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat
ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika
si ibu mengandung bayinya.
2) Paritas (frekuensi melahirkan). Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan
pertumbuhan janin dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya
sudah lemah. Pada keadaan ini sering kali ditemukan perdarahan sesudah
persalinan akibat darikemunduran kemampuan kontraksi uterus. Kontraksi uterus
diperlukan untuk menghentikan perdarahan sesudah persalinan. Sering pula
ditemukan inersia uteri(tidak cukupnya tenaga/HIS untuk mengeluarkan janin).
3) Penyakit yang menyertai kehamilan
a) Pre-eklamsi
Pengertian Pre-eklamsi dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah
140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan
ketiga). Gejala preeklamsi antara lain adalahhipertensi dimana tekanan darah lebih
dari 140 mm systolis dan 90 mm diastolis, odema atau bengkak pada tangan dan
wajah, dan protein dalam urin. Gejala subjektif seperti sakit kepada yang keras,
sakit ulu hati, dan penglihatan kabur.
b) Anemia
Anemia terjadi bila kadar hemoglobin darah (Hb) kurang dari 11gr/dl (Maulana,
2008). Gejala anemia antara lain cepat lelah mata berkunang, ering pusing, mual
dan muntah bertambah,kurang nafsu makan. Penyebab anemia antara lain kurang
gizi, krkurangan zat besi dan asam folat.
7) Faktor janin
- Kelainan letak janin
a. Letak sungsang
Letak sungsang merupakan suatu letak dimana bokong bayi merupakan
bagian rendah dengan atau tanpa kaki, keadaan dimana janin terletak
memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian
bawah kavum uteri. (Kemenkes RI, 2013)
b. Letak Lintang
Merupakan kelainan letak janin kepala ada di samping kanan atau kiri
dalam rahim ibu. Bayi letak lintang tidak dapat lahir melalui jalan lahir
biasa, karena sumbu tubuh janin melintang terhadap sumbu tubuh ibu
(kemenkes RI, 2013
c. Janin ganda
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih
(Kemenkes RI, 2013).
d. Janin besar
Merupakan bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gr. Dalam
kehamilan dikatakan janin besar apabila usia kehamilan ibu dan
perkembangan besar perut ibu tidak sesuai dan dapat diketahui berat janin
dengan tafsiran berat janin. Penyebab antara lain adalah ibu dengan
riwayat diabetes, mengalami diabetes gestatsional, kenaikan berat badan
yang berlebih saat kehamilan.
a. Kelompok 1
Deteksi risiko dapat dilakukan dengan anamnesis. Kategori yang termasuk dalam
kelompok satu adalah:
1. Terlalu muda (kurang dari16 tahun)
Ibu yang baru pertama kali hamil (primigravida) pada usia ≤ 16 tahun, dimana
pada usia tersebut organ reproduksi belum siap menerima kehamilan, kondisi
rahim dan panggul yang masih kevil mengakibatkan janin mengalami gangguan.
Disisi lain mental ibu belum siap menerima kehamilan dan persalinan serta
bahaya kehamilan diusia muda adalah terjadinya perdarahan kehamilan, prematur,
dan perdarahan pasca melahirkan. Selain itu kehamilan usia muda lebih rentan
terhadap terjadinya pre-eklamsi (suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan
darah tinggi, protein dalam air kemih dan penimbunan cairan selama kehamilan)
dan eklamsi (kejang akibat pre-eklamsi) keadaan ini disebabkab belum matangnya
alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun
perkembangan dan pertumbuhan janin.
2. Terlalu tua (lebih dari 35 tahun)
Kehamilan diusia lebih dari 35 tahun merupakan salah satu risiko dimana pada
usia tersebut, ibu dikategorikan usia tua. Pada usia diatas 35 tahun ibu mudah
terserang penyakit sehingga mengakibatkan anak mengalami kecacatan maupun
lahir dengan berat rendah, abortus, serta pada ibu bisa terjadi preeklamsi. Usia ibu
yang relatif tua dimana usia ibu diatas 35 tahun merupakan faktor yang dapat
membahayakan keselamatannya. Faktor tersebut menyebabkan daya tahan tubuh
ibu hamil mulai menurun sehingga pada saat persalinan tidak kuat lagi mengejan.
Selain itu fungsi alat reproduksi mulai menurun sehingga tidak mampu lagi
menampung kehamilan yang terjadi
3. Primi tua
Primi tua sekunder dimana ibu jarak antara kehamilan sekarang dengan kehamilan
sebelumnya adalah lebih dari 10 tahun. Hal ini seolah ibu menghadapi kehamilan
seperti kehamilan pertama. Persalinan dapat berjalan tidak lancer, terjadinya
perdarahan pasca persalinan.
4. Anak terkecil kurang dari 2 tahun
Jarak antar kehamilan kurang dari 2 tahun dapat menjadi risiko dalam kehamilan.
Dimana kondsi rahim belum pulih sepertu semula dan ibu juga masih dalam
proses menyusui. Komplikasi yang mungkin terjadi yaitu perdarahan setelah bayi
lahir, bayi lahir belum cukup umur sehingga Berat Bayi Lahir Rendah.
5. Gravida lebih dari 4
Ibu yang sudah mengalami persalinan sebanyak 4 kali atau lebih akan
mendapatkan komplikasi akibat kekenduran rahim. Keadaan tersebut dapat
menyebabkan kelainan letak janin, persalinan lama, perdarahan pasca persalinan,
dan rahim robek pada kelainan letak lintang.
6. Terlalu pendek (< 145 cm)
Pada tinggi badan ibu yang kurang dari 145 cm, komplikasi yang dapat terjadi
adalah ketidaksesuain ukuran panggul ibu dan kepala janin sehingga ibu akan
kesulitan melahirkan secara spontan.
7. Pernah gagal kehamilan
Kegagalan kehamilan seperti keguguran (abortus), meninggal dalam kandungan,
lahir dalam keadaan belum cukup umur, lahir mati, dan lahir hidup kemudian mati
pada usia ≤ 7 hari, kehamilan sebelumnya pernah keguguran sebanyak ≥ 2
kali.Kegagalan kehamilan dapat berulang dan terjadi lagi, dengan tanda-tanda
pengeluaran buah kehamilan sebelum waktunya keluar darah.
8. Riwayat obstetri dengan alat bantu, manual plasenta, pemberian infus, sc
Persalinan yang lalu dengan tindakan Persalinan ditolong oleh alat bantu (tarikan
tang/vakum), uri manual (manual plasenta), pemberian infus / tranfusi pada saat
persalinan dan operasi sectio caesars pada persalinan. Bahaya yang dapat terjadi
adalah infeksi bila tangan penolong tidak steril, perforasi, radang dan perdarahan.
Dengan riwayat section caesarea akan meningkatkan risiko terjadinya rupture
perineum, perdarahan, dan infeksi (Kemenkes RI, 2013).
b. Kelompok 2
Dilakukan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.
Beberapa katagori yang termasuk ke dalam kelompok dua adalah:
1. Penyakit pada ibu hamil
Beberapa penyakit ibu hamil yang dikategorikan sebagai gawat obstetri yaitu:
anemia dapat mengakibatkan perdarahan hingga syok, malaria pada ibu hamil,
penyakit TBC dapat ditularkan kejanin setelah dilahirkan, payah jantung memberi
pengaruh buruk pada kehamilan apabila ibu hipoksia hingga sianosis yang dapat
mengakibatkan kematian ibu dan janin, diabetes militus dapat mengakibatkan
makrosomia (berat bayi lebih dari 4000 gram), kelainan letak dan gangguan
penyembuhan luka, HIV/AIDS emngakibatkan gangguan kekebalan tubuh
sehingga ibu mudah sakit, bayi tertular, pertumbuhan intrauterine terhambat
hingga resiko prematur.
2. Bengkak muka dan tungkai, hipertensi
Bengkak pada tungkai bawah dan kaki pada usia kehamilan diatas 20 minggu
merupakan hal yang normal akibat perubahan fisik kehamilan, tetapi bengkak
pada muka dan tangan disertai dengan tekanan darah yang tinggi (lebih dari
140/90 mmHg) dan proteinuria merupakan tanda adanya preeklamsi. hal ini harus
segera ditangani dimana pada keadaan preeklamsi ibu bisa mengalami kejang,
saluran nafas terganggu sehingga ibu dan janin kekurangan oksigen dan dapat
mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin hingga kematian pada ibu dan janin
(Kemenkes RI, 2013).
3. Kelainan letak
- Letak sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana letak kepala janin berada di atas
(fundus uteri) sedangkan keki berada dibawah. Keadaan ini dapat
mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan, prolapsus (keluarnya tali
pusat) sebelum bayi lahir mengakibatkan bayi kekurangan nutrisi dan
asfiksia, terjadinya fraktur pada bayi, sedangkan pada ibu dapat
mengakibatkan trauma pada serviks dan vagina. Pada kehamilan letak
sungsang tidak dapat ditolong dengan normal melainkan dengan tindakan
(sc).
- Letak lintang
Merupakan kelainan letak janin kepala ada di samping kanan atau kiri dalam
rahim ibu. Bayi letak lintang tidak dapat lahir melalui jalan lahir biasa, karena
sumbu tubuh janin melintang terhadap sumbu tubuh ibu. Bahaya pada letak
lintang adalah terjadinya robekan rahim sehingga ibu mengalami perdarahan,
infeksi, hingga syok dan kematian (Sarwono, 2010).
- Kehamilan ganda
Ibu hamil dengan dua janin (gemelli), atau tiga janin (triplet) atau lebih dalam
rahim. Rahim ibu membesar dan menekan organ dalam dan menyebabkan
Bahaya yang dapat terjadi adalah keracunan kehamilan, hidramnion, anemia,
persalinan prematur, kelainan letak, perdarahan saat persalinan.
- Hidramnion
Terdapatnya jumlah amnion berlebih hingga 2 liter. Hidramnion berhubungan
dengan peningkatan mortalitas dan morbiditas perinatal, serta komplikasi
maternal seperti abrupsio plasenta, disfungsi uterus, dan perdarahan
pascasalin.keluhan yang akan dirasakan ibu adalah sesak nafas, perut
membesar berisi cairan, pembengakakn apda tungkai. Akibat dari hidramnion
ini adalah cacat bawaan pada bayi, kelainan letak, persalinan prematur, dan
perdarahan pasca persalinan.
- Bayi Mati dalam Kandungan
Kematian bayi dalam kandungan terjadi ketika Gerakan janin tidak terasa
dalam 12 jam, tidak terdapat pembesaran perut dan tidak terdengar denyut
jantung janin. Bahaya yang dapat terjadi pada ibu adalah gangguan
pembekuan darah akibat jaringan-jaringan yang mati masuk kedalam darah
ibu.
- Serotinus
Merupakan kehamilan lebih bulan dimana usia kehamilan lebih dari 42
minggu. Pada usia tersebut fungsi dari jaringan uri dan pembuluh darah akan
menurun serta cairan ketuban juga mulai berkurang. Maka akan
menyebabkan kulit janin mengkerut dan kemungkinan janin akan mati
mendadak dalam kandungan dapat terjadi.
c. Kelompok 3
Merupakan kegawatdaruratan dan perlu segara dirujuk dengan rujukan terlambat
Adanya ancaman nyawa ibu dan bayi yaitu perdarahan antepartum, dan pre-eklasmi
atau eklamsi.
1. Perdarahan antepartum
Perdarahan yang terjadi sebelum persalinan. Perdarahan sebelum terjadinya
persalinan harus diperhatikan karena merupakan keadaan yang mengancam ibu
dan janin. Perdarahan yang sedikit-sedikit tapi terus-menerus, lama-lama ibu akan
kehilangan banyak darah, perdarahan sekaligus banyak yang menyebabkan ibu
syok, lemah nadi dan tekanan darah menurun.(Sarwono, 2010). Bahaya yang
dapat terjadi adalah bayi dilahirkan sebelum cukup bulan, ibu dapat kehilangan
banyak darah dan anemia berat, terjadinya syok pada ibu, kematian ibu dan janin.
2. Pre- eklamsi/ eklamsi
Pre-eklamsia berat bila tidak ditangani dengan benar akan terjadi kejang-kejang,
menjadi eklamsia. Pada waktu kejang, pernafasan ibu dapat terganggu sehingga
ibu dan janin akan kekurangan oksigen yang dapat mengancam nyawa ibu dan
janin. Keadaan ini juga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin
(Sarwono, 2010).
Kehamilan resiko tinggi harus di tangani oleh ahli kebidanan yang harus melakukan
penanganan yang intensif, untuk menghadapi kehamilan resiko tinggi ini diperlukan
upaya promotif dan preventif. Pencegahan terjadinya kehamilan berisiko menurut
Widatiningsih dan Dewi (2017) dapat dijabarkan sebagai berikut:
2.6 KSPR
Kartu Skor Poedji Rochjati atau yang biasanya disingkat dengan KSPR biasanya
digunakan untuk menentukan tingkat resiko pada ibu hamil. KSPR telah disusun dengan
format yang sederhana untuk melakukan skrning terhadap ibu hamil dan mengelompokan
ibu kedalam kategori sesuai ketetapan sehingga dapat menentukan intervensi yang tepat
terhadap ibu hamil berdasarkan kartu ini.
I II III IV
TRIWULAN
KE Masalah / Faktor Resiko SKOR
L NO. I II III. III.
F.R
Skor Awal Ibu Hamil 2 2
c. diberi infus/transfuse 4
Penyakit Menular Seksual 4
13 Hamil kembar 4
14 Hydramnion 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak Lintang 8
20 Preeklampsia/kejang-kejang 8
JUMLAH SKOR
KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN
PADA KEHAMILAN TRIMSETER II
3.1 Pengkajian
Hari/tanggal : 26 Oktober 2021
Pukul : 19.08 WIB
Tempat : PMB Titik Sunaryati
Oleh : Dhea Ayu ND
Data Subjektif
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. I Nama Suami : Tn W
Umur : 38 tahun Umur : 38 tahun
Agama : Katolik Agama : Katolik
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : tukang las
Alamat : pilang 4/14
2. Alasan datang
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan keempat dan ibu ingin memeriksakan
kehamilannya.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasa mual dan muntah.
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit menular seperti PMS, TBC,
Hepatitis, HIV/AIDS, penyakit menurun sepertiDiabetes Melitus, Asma,
Hipertensi, dan penyakit menahun seperti Jantung.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan saat ini keluarga ibu dan keluarga suami tidak pernah dan tidak
sedang menderita penyakit menular seperti PMS, TBC, Hepatitis, HIV/AIDS,
penyakit menurun seperti DM, Asma, Hipertensi, dan penyakit menahun seperti
Jantung
c. Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan dari pihak suami maupun dirinya tidak ada yang memiliki
keturunan kembar.
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 tahun
Lama Haid : 6-7 hari
Siklus Haid : teratur (28 hari)
Disminorhe : Tidak ada
HPHT : 22 Mei 2021
HPL : 29 Februari 2022
Banyak darah : 3-4 x sehari ganti pembalut.
Sifat darah : cair, berwarna merah, dan berbau anyir.
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilannya yang keempat, ketika kehamilan
yang ketiga pada usia kehamilan 4 minggu ibu mengalami abortus karena terlalu
lelah bekerja dan tidak dilakukan curratage.
c. Riwayat Kehamilan Sekarang
Trimester II : Ibu mengatakan ini adalah kunjungan keduannya selama trimester
II
6. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan saat ini adalah perkawinannya yang pertama, umur awal ibu menikah
25 tahun, dan lama perkawinan ibu 13 tahun, dengan status pernikahan sah.
7. Riwayat Keluarga Berencana (KB)
Ibu mengatakan setelah keguguran menggunakan KB suntik
8. Riwayat imunisasi tetanus toksoid
Ibu mengatakan sudah melakukan suntik TT pada saat balita, kelas 1 SD, kelas 3 SD,
kelas 4 SD dan pada saat akan menikah.
9. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi : Ibu makan 2-3 kali sehari, dengan satu centong nasi denganlauk pauk
ikan, terkadang sayuran, dan mengonsumsi buah,ibu minum air putih
5-6 gelas sehari, dan minum susu 1 kalisehari.
b) Eliminasi : Ibu rutin BAB 1 kali dalam sehari, konsistensi lunak, warna dan bau
khas feses, ibu tidak merasa sakit ketika BAB, dan ibu mengatakan
sering BAK 5-6 kali dalam satu hari, warnadan bau khas urine,ibu
tidak merasa sakit ketika BAK.
c) Aktivitas : Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti, memasak,menyapu,
mengepel, dan mencuci, dibantu oleh suami. Saat melakukan aktivitas
terkadang pernafasannya terasa pengap dan mudah berkeringat.
d) Istirahat : Ibu mengatakan tidur sekitar pukul 23.00 WIB dan bangun pukul
05.00 WIB . Ibu tidur kurang lebih selama 6 jam. serta tidur siang ± 1
jam sehari pada jam 13.00-14.00 WIB
e) Seksualitas: Ibu mengatakan tidak ada keluhan maupun ketidaknyamanan saat
berhubungan seksual sebelum hamil dan . Saat hamil ibu tidak
melakukan hubungan seksual
f) Personal hygiene: Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, keramas 3 kali dalam
seminggu, ganti celana dalam setiap kali mandi dan mengganti
pakaian setiap kali mandi dan saat dianggap kotor atau lembab.
10. Pola Kebiasaan
Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu jenis apapun dan tidak pernah minum obat
selain obat dari dokter atau bidan. Ibu juga mengatakan tidak pernah minum-minuman
beralkohol serta tidak merokok.
11. Riwayat Psikologi, Sosial, Ekonomi, Budaya dan Spiritual.
a. Psikologi
Ibu mengatakan tidak merasakan kecemasan maupun kekhawatiran untuk
sementara ini.
b. Sosial
Ibu mengatakan ibu dan keluarganya senang dengan kehamilan ini dan merupakan
kehamilan yang diinginkan. Ibu tinggal serumah dengan suami. Ibu mernecanakan
kelahirannya di bidan dengan pengambilan keputusan adalah suami dan saat
melahirkan ibu ingin didampingi oleh suami. Rencana rujukan bila terjadi
kegawatan di rumah sakit Lawang Medika. Transportasi yang digunakan ketika
hendak bersalin yaitu motor atau mobil.
b. Ekonomi
Ibu mengatakan sudah mempunyai tabungan untuk menyambut persalinan ini.
c. Budaya
Ibu mengatakan tidak pernah meminu jamu dan melakukan budaya tidur diatas
pembakaran. Ibu mengatakan masih menganut tentang acara adat seperti
selametan pada saat hamil maupun bayi sudah lahir. Ibu mengatakan tidak ada
pantangan makanan.
d. Spiritual
Ibu mengatakan ibu, suami dan keluarga menerima semua nasib atas kehendak
Allah SWT.
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum: Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,6° C
RR : 20x/menit
Nadi : 84x/menit
TB : 159 cm
BB awal : 55 kg
BB sekarang : 60,4 kg
LILA : 28,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1) Kepala : Rambut bersih, rambut tidak rontok, tidak ada benjolan
abnormal.
2) Wajah : Tidak ada cloasma gravidarum, tidak odema, wajah tidak
pucat.
3) Mata : Konjungtiva merah muda (tidak anemis), sklera putih
4) Hidung : Tidak ada secret dan peradangan mukosa pada hidung.
5) Telinga : Daun telinga bersih, tidak ada serumen.
6) Mulut : Bibir tidak pucat, tidak pecah-pecah, tidak kering, tidak ada
sariawan, tidak ada inflamasi pada bibir, lidah tidak pucat,
tidak adanya lesi pada mukosa mulut, tidak adanya luka pada
mukosa mulut, tidak adanya luka pada gusi, tidak adanya
caries gigi.
7) Leher : Tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid, tidak trampak
pembesaran kelenjar limfe, tidak tampak pembesaran vena
jugularis.
8) Payudara : Papilla mamae menonjol, hyperpigmentasi pada aerola,
kelenjar montgamery menonjol.
9) Abdomen : Tidak ada bekas operasi,tidak adanya linea nigra, tidak adanya
striae, tidak adanya linea gravidarum, adanya stretch mark.
10) Genetalia : Pemeriksaan genetalia tidak dilakukan
11) Anus : Pemeriksaan pada anus tidak dilakukan.
12) Ekstremitas : Tidak ada odema dan varises pada ekstremitas atas dan
bawah.
b. Palpasi
1) Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, tidak adanya
pembesaran kelenjar limfe, tidak adanya pembedaran vena
jugularis.
2) Payudara : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak adanya nyeri tekan,
dan colostrum belum keluar.
3) Abdomen
3.5 Intervensi
Dx : G4 P2002 Ab100 UK 22-23 minggu T/H/I dengan keadaan ibu dan janin baik.
Tujuan : Ibu mengerti dan memahami kondisi kehamilannya, keadaan ibu dan janin
sehat. Tidak terjadi komplikasi pada ibu dan janin dalam proses kehamilannya.
Kriteria Hasil:
K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
Pemeriksaan TTV :
- TD :120/80 mmHg
-S : 36,6oC
-N : 80-90 x/menit
-R : 16-24 x/ menit
- TFU : setinggi pusat
Asam folat untuk mencegah kecacatan organ otak maupun fisik
Kaslium untuk pertumbuhan tulang dan gigi
Vitamin B6 untuk mengurangi keluhan mual dan muntah
Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan kehamilannya.
R/ Ibu menjadi mengerti tentang keadaannya dan janinnya saat ini.
2. Jelaskan pada ibu tentang ketidaknyamanan kehamilan trimester II
R/ Pengetahuan ibu bertambah sehingga tidak khawatir dengan kehamilannya.
3. Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan yang terjadi pada Trimester II.
R/ Pengetahuan ibu bertambah sehingga ibu lebih kooperatif terhadap asuhan yang
diberikan.
4. Jelaskan pada ibu tentang pola istirahat yang cukup.
R/ Membantu pengetahuan ibu tentang pola istirahat untuk janinnya
5. Jelaskan Pada ibu tentang resiko riwayat kehamilan dengan abortus
R/ pengetahuan ibu bertambah sehingga ibu lebih menjaga kehamilannya
6. Membantu ibu untuk memeriksakan kehamilannya 1 bulan atau lagi dan datang jika
terdapat tanda-tanda bahaya untuk datang ke fasilitas kesehatan yang terdekat.
R/ ibu mengetahui kapan harus kembali ke fasilitas kesehatan terdekat dan ibu dapat
mengetahui kondisi kehamilannya.
3.6 Implementasi
Hari, tanggal : 26 Oktober 2021
Pukul : 19. 18 WIB
1. Menjelaskan semua hasil pemeriksaan pada ibu hamil.
K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
Pemeriksaan TTV :
- TD: 120/80 mmHg
- S: 36,6°C
- N: 84x/ menit
- R: 20x/ menit
- BB : 60,4 kg
- Tb : 159 cm
- UK: 17-18 minggu
Abdomen:
Leopold I : Teraba Ballotement
2. Menjelaskan pada ibu tentang ketidaknyamanan mual dan muntah , sehingga
menganjurkan ibu untuk makan sedikit-sedikit tetapi sering.
3. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan yang akan terjadi pada TM II
Tanda bahaya kehamilan Trimester II:
a) Perdarahan
b) Nyeri abdomen yang hebat.
4. Menjelaskan pada ibu agar berhati-hati dalam kehamilannya, istirahat yang cukup,
tidak terlalu lama berdiri dan menghindari memakan makanan yang mengandung gas
seperti, nanas, durian, nangka karena dapat menyebabkan kram/kontraksi perut pada
usia kehamilan 22-23 mingu.
5. Menjelaskan pada ibu tentang resiko riwayat kehamilan abortus karena dapat
menyebabkan kelahiran bayi cacat, berat badan bayi lahir rendah, hingga
prematuritas.
6. Memberitahu ibu untuk datang periksa pada kunjungan selanjutnya yaitu 1 bulan lagi
atau ketika ibu memiliki keluhan.
3.7 Evaluasi
Hasil pemeriksaan Ny “I” usia 38 tahun G4 P2002 Ab100 UK 22-23 minggu T/H/I dengan
janindan bayi baik. Ibu mengatakan telah mengerti dengan penjelasan yang diberikan
danmaumelakukan anjuran yang telah diberikan oleh petugas serta ibu mengangguk dan
mampu menjawab pertanyaan yang telah diberikan olehpetugas. Petugas memberi , KIE
tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil Trimester II, KIE pola istirahat yang cukup,
KIE tentang riwayat kehamilan resiko tinggi abortus, KIE tentang tanda-tanda bahaya
kehamilan Trimester II danmenjelaskan untuk melakukan kunjungan ulang.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada tanggal 26 Oktober 2021 telah dilakukan pengkajian dan pemeriksaan pada ibu
hamil Ny “I” G4 P2002 Ab100 UK 22-23 minggu T/H/I dengan kehamilan resiko tinggi
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang kemungkinan dapat menyebabkan
terjadinya bahaya atau komplikasi baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya
selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan
persalinan dan nifas normal akibat adanya gangguan/komplikasi kehamilan. Pada kehamilan
risiko tinggi terdapat tindakan khusus terhadap ibu dan janin. (Rochjati,2014.)
Pada pengkajian data objektif didapatkan keadaan ibu kondisi baik, dengan tanda-
tanda vital yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84x/menit, pernafasan 20x/menit dan
suhu 36,6° C yang menandakan masih dalam batas normal ibu tidak pucat, kaki tidak
bengkak serta tidak ditemukan tanda-tanda komplikasi. Pada pemeriksaan payudara tidak ada
benjolan abnormal, , terjadi hiperpygmentasi pada areola. Pada pemeriksaan abdomen teraba
ballottement.
Dari hasil Analisa didapatkan diagnose bahwa Ny “I” usia 38 tahun UK 22-23
minggu T/H/I dengan kehamilan resiko tinggi. Dengan penatalaksanaan sebagai berikut
menjelaskan hasil pemeriksaan, KIE tentang istirahat yang cukup, minum 8 gelas/hari, KIE
tentang konsumsi tablet Fe, KIE tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil Trimester II, KIE
tentang tanda-tanda bahaya kehamilan Trimester II, KIE tentang riwayat kehamilan resiko
tinggi dan menjelaskan untuk melakukan kunjungan ulang. Hasil evaluasi menyatakan bahwa
ibu mengerti tentang KIE yang diberikan dan dianjurkan dan ibu bersedia melakukan yang
dianjurkan. Kesimpulannya yaitu Ny “I” G4 P2002 Ab100 UK 22-23 minggu T/H/I, dengan
kehamilan resiko tinggi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada pengkajian didapatkan hasil bahwa ibu mengatakan ada keluhan nyeri panggul
dan pinggang. Pada data obyektif diperoleh TTV dalam batas normal, pada payudara
tidak terdapat benjola abnormal, TFU teraba ballotement, tidak ada odema di wajah,
tangan ataupun kaki. Diperoleh diagnose G4 P2002 Ab100 usia 38 tahun UK 22-23 minggu.
Intervensi yang diberikan menjelaskan tentang gizi seimbang, KIE tentang istirahat
yang cukup , KIE tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil Trimester II, KIE tentang
mual dan muntah pada kehamilan, KIE tentang tanda-tanda bahaya kehamilan Trimester
II, KIE tentang riwayat kehamilan resiko tinggi abortus dan menjelaskan untuk
kunjungan ulang kehamilan.
5.2 Saran
1. Untuk pasien diharapkan dapat melaksanakan anjuran dan nasihat yang diberikan
petugas sehingga dapat meningkatkan kesehatan pasien serta terhindar dari terjadinya
komplikasi.
2. Untuk mahasiswa agar semua meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam
melakukan komunikasi dan pelayanan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Sri, dkk.2017. Asuhan Ibu dalam Masa Kehamilan. Jakarta Timur: Penerbit Erlangga.
Mandang, Jenni, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Bogor: In Media
Nangtalon, Jamille. 2017. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir.Jakarta Timur: Penerbit
Erlangga.
Nugroho, Taufan, dkk. 2018. Buku Ajar Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha
Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan (Edisi Ke Empat). Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo
Yanti, Damai,2017. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Bandung: PT. Refika Aditama
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN KOMPREHENSIF
TRIMESTER II TERHADAP NY. “I”
USIA 38 TAHUN G4 P2002 AB100 UK 22-23 MINGGU
DENGAN KEHAMILAN RIWAYAT ABORTUS
DI PMB TITIK SUNARYATI
TANGGAL 26 NOVEMBER 2021
DISUSUN OLEH
DHEA AYU NABILA DEWI
NIM P17310193032
Mahasiswa,
Dhea Ayu
Nim. P17310193032
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
laporan dengan judul “Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif Trimester II
terhadap Ny “C” Usia 38 Tahun G4 P2002 AB100 UK 22-23 Dengan Kehamilan Riwayat
Abortus Di PMB Titik Sunaryati” dapat terselesaikan dengan baik.
Tak lupa ucapan terimakasih disampaikan kepada pihak yang telah membantu
terselesainya laporan asuhan ini, hususnya kepada:
1. Ibu Herawati Mansyur, SST., M.Pd., M.Psi. selaku ketua Jurusan Kebidanan.
2. Ibu Rita Yulifah, S.Kp., M.Kes., selaku ketua Program Studi DIII Kebidanan
Malang.
3. Ibu Rita Yulifah, S.Kp, M.Kes selaku pembimbing institusi.
4. Ibu Titik Sunaryati. selaku pembimbing klinik.
5. Kedua orangtua yang telah memberikan dukungan moril dan materiil.
Dalam penulisan dan penyusunan asuhan kebidanan ini masih jauh dari
sempurna dan banyak kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan.
Penulis