Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan proses yang fisiologis, namun kehamilan yang normal dapat
berubah menjadi patologis/abnormal. Kehamilan pada seorang wanita dewasa adalah
suatu hal yang wajar karena merupakan proses alami, tetapi bukan berarti tidak ada
risiko. Risiko kehamilan bersifat dinamis, karena ibu hamil yang normal secara tiba-tiba
dapat menjadi berisiko tinggi. Ibu hamil akan menghadapi kegawatan dengan derajat
ringan sampai berat yang dapat menyebabkan baya terjadinya ketidaknyamanan
ketidakpuasan, kesakitan, kecacatan atau bahkan kematian terhadap ibu dan atau
bayinya, terutama pada kelompok ibu hamil risiko tinggi, maupun ibu hamil risiko
rendah yang mengalami komplikasi pada persalinan. Besarnya kemungkinan terjadinya
komplikasi persalinan pada setiap ibu tidaklah sama, tergantung keadaan selama
kehamilan apakah ibu hamil tersebut tanpa masalah termasuk kelompok kehamilan risiko
rendah atau ibu hamil dengan masalah/faktor risiko, yaitu kehamilan risiko tinggi dan
kehamilan risiko sangat tinggi.
Kehamilan resiko tinggi adalah suatu kehamilan yang memiliki resiko lebih besar
dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kecacatan
atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan. Kehamilan risiko tinggi menurut
Poedji Rochjati merupakan kehamilan dengan satu atau lebih satu faktor risiko, baik dari
pihak ibu maupun janinnya yang memberi dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu
maupun janinnya, memiliki risiko kegawatan tetapi tidak darurat.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengkaji dan memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif pada Ny. “I” pada masa kehamilan fisiologis dengan resiko
tinggi
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian data pada klien dengan kehamilan fisiologis trimester
II dengan resiko tinggi
2. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah pada klien dengan kehamilan
fisiologis trimester II dengan resiko tinggi
3. Mengidentifikasi masalah potensial pada klien dengan kehamilan fisiologis
trimester II dengan resiko tinggi
4. Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera pada klien dengan kehamilan
fisiologis Trimester II dengan resiko tinggi
5. Membuat rencana asuhan pada klien dengan kehamilan fisiologis Trimester
II dengan resiko tinggi
6. Melaksanakan rencana asuhan atau tindakan pada klien dengan kehamilan
fisiologis Trimester II dengan resiko tinggi
7. Membuat evaluasi yang telah diberikan.

1.3 Metode Penulisan


Teknik pengumpulan data diperoleh melalui :
a) Studi kasus
Dengan melihat dan mempelajari kasus.
b) Studi kepustakaan
Dengan membaca dan mempelajari buku-buku refrensi yang berhubungan dengan
masalah yang ditulis. Tujuannya agar mendapat data dasar yang teoritis dan
bersifat ilmiah.
c) Observasi
Dengan melakukan pengamatan secara langsung kepada klien dan keluarga,
tenaga kesehatan/ bidan tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah
kesehatan ibu.
d) Wawancara
Dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada klien dan keluarga,
tenaga kesehatan/bidan tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah
kesehatan ibu. Tujuannya agar memperoleh data secara langsung dari sumber
data.

1.4 Sistematika Penulisan


a. Bab I : Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan
khusus, metode penelitian dan sistematika penulisan.
b. Bab II : Tinjauan Teori
Berisi tentang konsep teori kehamilan dan konsep manajemen kehamilan.
c. Bab III : Tinjauan Kasus
Berisi tentang Pengkajian data, Identifikasi diagnosa/ masalah, Perencanaan,
Implementasi dan Evaluasi.
d. Bab IV : Pembahasan
Membahas tentang kesenjangan antara teori dan kasus dalam praktik di lapangan.
e. Bab V : Penutup
Berisi tentang simpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Kehamilan adalah suatu hal yang fisiologis atau alamiah yang dialami oleh
seorang perempuan. Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana di dalam rahim
wanita terdapat hasil konsepsi (pertemuan ovum dan spermatozoa), setiap wanita yang
memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi dan melakukan
hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat, sangat besar
kemungkinannya akan mengalami kehamilan. (Damai Yanti, 2017: 8)
Kehamilan adalah proses mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan placenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi.
(Nanik, 2017 :79-80).
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang kemungkinan dapat
menyebabkan terjadinya bahaya atau komplikasi baik terhadap ibu maupun janin yang
dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan
dengan kehamilan persalinan dan nifas normal akibat adanya gangguan/komplikasi
kehamilan. Pada kehamilan risiko tinggi terdapat tindakan khusus terhadap ibu dan
janin. (Rochjati,2014.)

2.2 Tanda Tanda Kehamilan Resiko Tinggi


a. Riwayat Keguguran
Keguguran dapat terjadi secara tidak sengaja, misalnya : karena cemas, stress dan
menimbulkan depresi tetapi ada juga keguguran yang di sengaja dilakukan oleh tenaga
non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat atau efek samping yang serius
seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan.
b. Riwayat Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim yang
belum siap dalam suatu proses kehamilan,berat badan bayi rendah juga dipengaruhi
oleh kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi
sangat rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) yang kurang, keadaan psikologi ibu
kurang stabil. Selain itu cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik)
proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti minum obat-obatanatau dengan loncat-
loncat dan memijat pertunya. Pengetahuan ibu hamil akan gizi masih kurang, sehingga
akan berakibat kekurangan berbagai zat yang di perlukan saat pertumbuhan dengan
demikian akan mengakibatkan tingginya kelahiran prematur, BBLR dan cacat bawaan.
c. Mudah terjadi infeksi. Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah dan stress
memudahkan terjadi infeksi saat hamil.
d. Anemia Kehamilan
Penyebab anemia pada saaat hamil di sebabkan kurangnya pengetahuan akan
pentingnya gizi pada saat hamil , karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu
mengalami anemia. Tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan
jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Jika seseorang
kehilngan sel darah merah maka akan terjadi anemis.
e. Keracunan Kehamilan (Gestosis)
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin
meningkatkan terjadinya keracunan kehamilan dalam bentuk Pre-Eklampsia
memerlukan perhatian karena dapat menyebabkan kematian.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi kehamilan Resiko Tinggi


a. Faktor ibu

1) Usia Usia ibu merupakan salah satu faktor risiko yang berhubungan dengan
kualitas kehamilan. Anak perempuan berusia 20 tahun atau kurang, kehamilan usia
dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum stabil
dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat
ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika
si ibu mengandung bayinya.
2) Paritas (frekuensi melahirkan). Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan
pertumbuhan janin dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya
sudah lemah. Pada keadaan ini sering kali ditemukan perdarahan sesudah
persalinan akibat darikemunduran kemampuan kontraksi uterus. Kontraksi uterus
diperlukan untuk menghentikan perdarahan sesudah persalinan. Sering pula
ditemukan inersia uteri(tidak cukupnya tenaga/HIS untuk mengeluarkan janin).
3) Penyakit yang menyertai kehamilan
a) Pre-eklamsi
Pengertian Pre-eklamsi dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah
140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan
ketiga). Gejala preeklamsi antara lain adalahhipertensi dimana tekanan darah lebih
dari 140 mm systolis dan 90 mm diastolis, odema atau bengkak pada tangan dan
wajah, dan protein dalam urin. Gejala subjektif seperti sakit kepada yang keras,
sakit ulu hati, dan penglihatan kabur.

b) Anemia

Anemia terjadi bila kadar hemoglobin darah (Hb) kurang dari 11gr/dl (Maulana,
2008). Gejala anemia antara lain cepat lelah mata berkunang, ering pusing, mual
dan muntah bertambah,kurang nafsu makan. Penyebab anemia antara lain kurang
gizi, krkurangan zat besi dan asam folat.

4) Riwayat kehamilan yang lalu


- Seorang wanita yang 3 kali berturut-turut mengalami keguguran.
- Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi prematur, memiliki risiko yang
lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya.
- Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi dengan berat badan kurang
dari 1,5 kg, memiliki risiko sebesar 50% untuk melahirkan bayi prematur
pada kehamilan berikutnya.
- Seorang wanita yang telah mengalami kehamilan sebanyak 6 kali atau
lebih.
- Seorang wanita yang pernah mengalami pre-eklamsi atau eklamsi,
kemungkinan akan mengalaminya lagi pada kehamilan berikutnya,
terutama jika diluar kehamilan dia menderita tekanan darah tinggi.
- jika seorang wanita pernah melahirkan bayi dengan kelainan genetik atau
cacat bawaan, biasanya sebelum merencanakan kehamilan berikutnya,
dilakukan analisa genetik pada bayi dan kedua orangtuanya
5) Riwayat keluarga
Riwayat adanya keterbelakangan mental atau penyakit keturunan lainnya di
keluarga ibu atau ayah menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya
kelainan tersebut pada bayi yang dikandung. Kecenderungan memiliki anak
kembar juga sifatnya diturunkan.

6) Kelainan struktur Kelainan struktur pada organ reproduksi wanita (misalnya


rahim ganda atau leher rahim yang lemah) bisa meningkatkan risiko
terjadinya keguguran. Untuk mengetahui adanya kelainan struktur, bisa
dilakukan pembedahan diagnostik, USG atau rontgen.

7) Faktor janin
- Kelainan letak janin
a. Letak sungsang
Letak sungsang merupakan suatu letak dimana bokong bayi merupakan
bagian rendah dengan atau tanpa kaki, keadaan dimana janin terletak
memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian
bawah kavum uteri. (Kemenkes RI, 2013)
b. Letak Lintang
Merupakan kelainan letak janin kepala ada di samping kanan atau kiri
dalam rahim ibu. Bayi letak lintang tidak dapat lahir melalui jalan lahir
biasa, karena sumbu tubuh janin melintang terhadap sumbu tubuh ibu
(kemenkes RI, 2013
c. Janin ganda
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih
(Kemenkes RI, 2013).
d. Janin besar
Merupakan bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gr. Dalam
kehamilan dikatakan janin besar apabila usia kehamilan ibu dan
perkembangan besar perut ibu tidak sesuai dan dapat diketahui berat janin
dengan tafsiran berat janin. Penyebab antara lain adalah ibu dengan
riwayat diabetes, mengalami diabetes gestatsional, kenaikan berat badan
yang berlebih saat kehamilan.

2.4 Akibat Kehamilan Resiko Tinggi

a. Kelompok 1
Deteksi risiko dapat dilakukan dengan anamnesis. Kategori yang termasuk dalam
kelompok satu adalah:
1. Terlalu muda (kurang dari16 tahun)
Ibu yang baru pertama kali hamil (primigravida) pada usia ≤ 16 tahun, dimana
pada usia tersebut organ reproduksi belum siap menerima kehamilan, kondisi
rahim dan panggul yang masih kevil mengakibatkan janin mengalami gangguan.
Disisi lain mental ibu belum siap menerima kehamilan dan persalinan serta
bahaya kehamilan diusia muda adalah terjadinya perdarahan kehamilan, prematur,
dan perdarahan pasca melahirkan. Selain itu kehamilan usia muda lebih rentan
terhadap terjadinya pre-eklamsi (suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan
darah tinggi, protein dalam air kemih dan penimbunan cairan selama kehamilan)
dan eklamsi (kejang akibat pre-eklamsi) keadaan ini disebabkab belum matangnya
alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun
perkembangan dan pertumbuhan janin.
2. Terlalu tua (lebih dari 35 tahun)
Kehamilan diusia lebih dari 35 tahun merupakan salah satu risiko dimana pada
usia tersebut, ibu dikategorikan usia tua. Pada usia diatas 35 tahun ibu mudah
terserang penyakit sehingga mengakibatkan anak mengalami kecacatan maupun
lahir dengan berat rendah, abortus, serta pada ibu bisa terjadi preeklamsi. Usia ibu
yang relatif tua dimana usia ibu diatas 35 tahun merupakan faktor yang dapat
membahayakan keselamatannya. Faktor tersebut menyebabkan daya tahan tubuh
ibu hamil mulai menurun sehingga pada saat persalinan tidak kuat lagi mengejan.
Selain itu fungsi alat reproduksi mulai menurun sehingga tidak mampu lagi
menampung kehamilan yang terjadi
3. Primi tua
Primi tua sekunder dimana ibu jarak antara kehamilan sekarang dengan kehamilan
sebelumnya adalah lebih dari 10 tahun. Hal ini seolah ibu menghadapi kehamilan
seperti kehamilan pertama. Persalinan dapat berjalan tidak lancer, terjadinya
perdarahan pasca persalinan.
4. Anak terkecil kurang dari 2 tahun
Jarak antar kehamilan kurang dari 2 tahun dapat menjadi risiko dalam kehamilan.
Dimana kondsi rahim belum pulih sepertu semula dan ibu juga masih dalam
proses menyusui. Komplikasi yang mungkin terjadi yaitu perdarahan setelah bayi
lahir, bayi lahir belum cukup umur sehingga Berat Bayi Lahir Rendah.
5. Gravida lebih dari 4
Ibu yang sudah mengalami persalinan sebanyak 4 kali atau lebih akan
mendapatkan komplikasi akibat kekenduran rahim. Keadaan tersebut dapat
menyebabkan kelainan letak janin, persalinan lama, perdarahan pasca persalinan,
dan rahim robek pada kelainan letak lintang.
6. Terlalu pendek (< 145 cm)
Pada tinggi badan ibu yang kurang dari 145 cm, komplikasi yang dapat terjadi
adalah ketidaksesuain ukuran panggul ibu dan kepala janin sehingga ibu akan
kesulitan melahirkan secara spontan.
7. Pernah gagal kehamilan
Kegagalan kehamilan seperti keguguran (abortus), meninggal dalam kandungan,
lahir dalam keadaan belum cukup umur, lahir mati, dan lahir hidup kemudian mati
pada usia ≤ 7 hari, kehamilan sebelumnya pernah keguguran sebanyak ≥ 2
kali.Kegagalan kehamilan dapat berulang dan terjadi lagi, dengan tanda-tanda
pengeluaran buah kehamilan sebelum waktunya keluar darah.
8. Riwayat obstetri dengan alat bantu, manual plasenta, pemberian infus, sc
Persalinan yang lalu dengan tindakan Persalinan ditolong oleh alat bantu (tarikan
tang/vakum), uri manual (manual plasenta), pemberian infus / tranfusi pada saat
persalinan dan operasi sectio caesars pada persalinan. Bahaya yang dapat terjadi
adalah infeksi bila tangan penolong tidak steril, perforasi, radang dan perdarahan.
Dengan riwayat section caesarea akan meningkatkan risiko terjadinya rupture
perineum, perdarahan, dan infeksi (Kemenkes RI, 2013).

b. Kelompok 2
Dilakukan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.
Beberapa katagori yang termasuk ke dalam kelompok dua adalah:
1. Penyakit pada ibu hamil
Beberapa penyakit ibu hamil yang dikategorikan sebagai gawat obstetri yaitu:
anemia dapat mengakibatkan perdarahan hingga syok, malaria pada ibu hamil,
penyakit TBC dapat ditularkan kejanin setelah dilahirkan, payah jantung memberi
pengaruh buruk pada kehamilan apabila ibu hipoksia hingga sianosis yang dapat
mengakibatkan kematian ibu dan janin, diabetes militus dapat mengakibatkan
makrosomia (berat bayi lebih dari 4000 gram), kelainan letak dan gangguan
penyembuhan luka, HIV/AIDS emngakibatkan gangguan kekebalan tubuh
sehingga ibu mudah sakit, bayi tertular, pertumbuhan intrauterine terhambat
hingga resiko prematur.
2. Bengkak muka dan tungkai, hipertensi
Bengkak pada tungkai bawah dan kaki pada usia kehamilan diatas 20 minggu
merupakan hal yang normal akibat perubahan fisik kehamilan, tetapi bengkak
pada muka dan tangan disertai dengan tekanan darah yang tinggi (lebih dari
140/90 mmHg) dan proteinuria merupakan tanda adanya preeklamsi. hal ini harus
segera ditangani dimana pada keadaan preeklamsi ibu bisa mengalami kejang,
saluran nafas terganggu sehingga ibu dan janin kekurangan oksigen dan dapat
mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin hingga kematian pada ibu dan janin
(Kemenkes RI, 2013).
3. Kelainan letak
- Letak sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana letak kepala janin berada di atas
(fundus uteri) sedangkan keki berada dibawah. Keadaan ini dapat
mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan, prolapsus (keluarnya tali
pusat) sebelum bayi lahir mengakibatkan bayi kekurangan nutrisi dan
asfiksia, terjadinya fraktur pada bayi, sedangkan pada ibu dapat
mengakibatkan trauma pada serviks dan vagina. Pada kehamilan letak
sungsang tidak dapat ditolong dengan normal melainkan dengan tindakan
(sc).
- Letak lintang

Merupakan kelainan letak janin kepala ada di samping kanan atau kiri dalam
rahim ibu. Bayi letak lintang tidak dapat lahir melalui jalan lahir biasa, karena
sumbu tubuh janin melintang terhadap sumbu tubuh ibu. Bahaya pada letak
lintang adalah terjadinya robekan rahim sehingga ibu mengalami perdarahan,
infeksi, hingga syok dan kematian (Sarwono, 2010).

- Kehamilan ganda
Ibu hamil dengan dua janin (gemelli), atau tiga janin (triplet) atau lebih dalam
rahim. Rahim ibu membesar dan menekan organ dalam dan menyebabkan
Bahaya yang dapat terjadi adalah keracunan kehamilan, hidramnion, anemia,
persalinan prematur, kelainan letak, perdarahan saat persalinan.
- Hidramnion
Terdapatnya jumlah amnion berlebih hingga 2 liter. Hidramnion berhubungan
dengan peningkatan mortalitas dan morbiditas perinatal, serta komplikasi
maternal seperti abrupsio plasenta, disfungsi uterus, dan perdarahan
pascasalin.keluhan yang akan dirasakan ibu adalah sesak nafas, perut
membesar berisi cairan, pembengakakn apda tungkai. Akibat dari hidramnion
ini adalah cacat bawaan pada bayi, kelainan letak, persalinan prematur, dan
perdarahan pasca persalinan.
- Bayi Mati dalam Kandungan
Kematian bayi dalam kandungan terjadi ketika Gerakan janin tidak terasa
dalam 12 jam, tidak terdapat pembesaran perut dan tidak terdengar denyut
jantung janin. Bahaya yang dapat terjadi pada ibu adalah gangguan
pembekuan darah akibat jaringan-jaringan yang mati masuk kedalam darah
ibu.
- Serotinus
Merupakan kehamilan lebih bulan dimana usia kehamilan lebih dari 42
minggu. Pada usia tersebut fungsi dari jaringan uri dan pembuluh darah akan
menurun serta cairan ketuban juga mulai berkurang. Maka akan
menyebabkan kulit janin mengkerut dan kemungkinan janin akan mati
mendadak dalam kandungan dapat terjadi.

c. Kelompok 3
Merupakan kegawatdaruratan dan perlu segara dirujuk dengan rujukan terlambat
Adanya ancaman nyawa ibu dan bayi yaitu perdarahan antepartum, dan pre-eklasmi
atau eklamsi.
1. Perdarahan antepartum
Perdarahan yang terjadi sebelum persalinan. Perdarahan sebelum terjadinya
persalinan harus diperhatikan karena merupakan keadaan yang mengancam ibu
dan janin. Perdarahan yang sedikit-sedikit tapi terus-menerus, lama-lama ibu akan
kehilangan banyak darah, perdarahan sekaligus banyak yang menyebabkan ibu
syok, lemah nadi dan tekanan darah menurun.(Sarwono, 2010). Bahaya yang
dapat terjadi adalah bayi dilahirkan sebelum cukup bulan, ibu dapat kehilangan
banyak darah dan anemia berat, terjadinya syok pada ibu, kematian ibu dan janin.
2. Pre- eklamsi/ eklamsi
Pre-eklamsia berat bila tidak ditangani dengan benar akan terjadi kejang-kejang,
menjadi eklamsia. Pada waktu kejang, pernafasan ibu dapat terganggu sehingga
ibu dan janin akan kekurangan oksigen yang dapat mengancam nyawa ibu dan
janin. Keadaan ini juga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin
(Sarwono, 2010).

2.5 Penatalaksanaan Kehamilan Resiko Tinggi

Kehamilan resiko tinggi harus di tangani oleh ahli kebidanan yang harus melakukan
penanganan yang intensif, untuk menghadapi kehamilan resiko tinggi ini diperlukan
upaya promotif dan preventif. Pencegahan terjadinya kehamilan berisiko menurut
Widatiningsih dan Dewi (2017) dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Pengenalan Jenis Risiko Kehamilan


1) Kehamilan Risiko Rendah (KRR), tempat persalinan dapat dilakukan di rumah
maupun di polindes, tetapi penolong persalinan harus bidan, dukun membantu
perawatan nifas bagi ibu dan bayinya.
2) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT), memberi penyuluhan agar pertolongan persalinan
oleh bidan atau dokter puskesmas, di polindes atau puskesmas (PKM), atau langsung
dirujuk ke rumah sakit, misalnya pada letak lintang dan ibu hamil pertama (primi)
dengan tinggi badan rendah.
3) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST), diberi penyuluhan dirujuk untuk
melahirkan di rumah sakit dengan alat lengkap dan di bawah pengawasan dokter
spesialis
b. Pengawasan antenatal yang berfungsi untuk:
1) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan,
saat persalinan, dan kala nifas.
2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dan kala
nifas.
3) Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan,
kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
4) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal (Widatiningsih dan
Dewi, 2017).
c. Gaya Hidup Ibu
1) Diet dan pengawasan berat badan. Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat
menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil. Kekurangan nutrisi
dapat menyebabkan (anemia, partus prematur, abortus, dan lain-lain), sedangkan
kelebihan nutrisi dapat menyebabkan (preeklampsia, bayi terlalu besar, dan lain-
lain). Manuaba dalam Widatiningsih dan Dewi (2017) pada saat hamil, bukan
merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual. Umumnya hubungan
seksual diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati.
2) Kebersihan dan pakaian. Kebersihan harus selalu dijaga pada masa hamil. Pakaian
harus longgar, bersih, dan mudah dipakai, memakai sepatu dengan tumit yang tidak
terlalu tinggi, memakai kutang yang menyokong payudara, dan pakaian dalam yang
selalu bersih.
3) Perawatan gigi. Wanita hamil pada trimester I mengalami mual dan muntah
(morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi yang tidak
diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies gigi, ginggivitis, dan sebagainya.
4) Perawatan payudara. Perawatan ini bertujuan memelihara hygiene payudara,
melenturkan/menguatkan puting susu, dan mengeluarkan puting susu yang datar atau
masuk ke dalam.
5) Imunisasi Tetanus Toksoid (TT). Imunisasi untuk melindungi janin yang akan
dilahirkan terhadap tetanus neonatorum.
6) Wanita pekerja. Wanita hamil boleh bekerja tetapi jangan terlampau berat.
Melakukan istirahat sebanyak mungkin. Menurut undang-undang perburuhan,
wanita hamil berhak mendapat cuti hamil satu setengah bulan sebelum bersalin atau
satu setengah bulan setelah bersalin.
7) Merokok, minum alkohol dan kecanduan narkotik. Ketiga kebiasan ini secara
langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dan
menimbulkan kelahiran dengan berat badan lebih rendah, atau mudah mengalami
abortus dan partus prematurus, dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan
pertumbuhan dan perkembangan mental.
8) Obat-obatan. Pengobatan penyakit saat hamil harus memperhatikan apakah obat
tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin

2.6 KSPR

Kartu Skor Poedji Rochjati  atau yang biasanya disingkat dengan KSPR biasanya
digunakan untuk menentukan tingkat resiko pada ibu hamil. KSPR telah disusun dengan
format yang sederhana untuk melakukan skrning terhadap ibu hamil dan mengelompokan
ibu kedalam kategori sesuai ketetapan sehingga dapat menentukan intervensi yang tepat
terhadap ibu hamil berdasarkan kartu ini.
I II III IV

TRIWULAN
KE Masalah / Faktor Resiko SKOR
L NO. I II III. III.
F.R
Skor Awal Ibu Hamil 2 2

I 1 Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun 4

2 Terlalu tua hamil I ≥35 Tahun 4

Terlalu lambat hamil I kawin ≥4


4
Tahun

Terlalu lama hamil lagi ≥10


3 4
Tahun

4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun 4

5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4

6 Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun 4

7 Terlalu pendek ≥145 cm 4

8 Pernah gagal kehamilan 4

Pernah melahirkan dengan


4
a.terikan tang/vakum
9
b. uri dirogoh 4

c. diberi infus/transfuse 4

10 Pernah operasi sesar 8

II 11 Penyakit pada ibu hamil 4


Kurang Darah, Malaria, TBC
4
Paru, Payah Jantung

         Kencing Manis (Diabetes) 4

         Penyakit Menular Seksual 4

Bengkak pada muka / tungkai


12 4
dan tekanan darah tinggi.

13 Hamil kembar 4

14 Hydramnion 4

15 Bayi mati dalam kandungan 4

16 Kehamilan lebih bulan 4

17 Letak sungsang 8

18 Letak Lintang 8

III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8

20 Preeklampsia/kejang-kejang 8

JUMLAH SKOR
KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN
PADA KEHAMILAN TRIMSETER II

3.1 Langkah 1: Pengkajian Data


Dalam tahap ini data/fakta yang dikumpulkan adalah data subyektif atau data obyektif
dari pasien.
A.Data Subyektif
1. Biodata
a. Nama ibu dan suami
Sebagai tanda pengenal dan membedakan pasien satu dengan yang lain.
b. Umur
Untuk mengetahui adanya seperti <16 tahun, alat reproduksi belum matang,
mental dan psikisnya belum siap, sedangkan umur > 35 tahun terlalu tua untuk
hamil.
c. Suku bangsa
Untuk mengetahui kebudayaan yang ada pada pasien.
d. Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut, sehingga memudahkan tenaga
kesehatan untuk dapat membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa.
e. Pendidikan
Untuk memudahkan tenaga kesehatan dalam memberikan asuan sesuai dengan
tingkat pendidikan yang di tempuh pasien.
f. Pekerjaan
Untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonomi karena ini juga
mempengaruhi gizi pasien selama hamil, dan juga persiapan untuk biaya
persalinan yang tidak sedikit dan bisa menggunakan BPJS.
g. Alamat
Untuk mengetahui jarak antara rumah pasien dengan rumah bidan, puskesmas,
klinik ataupun RS sehingga memudahkan apabila terjadi yang tidak diinginkan.
2. Alasan Datang
Ibu ingin memeriksakan kehamilannya karena pada trimester II ibu sering mengalami
sesak nafas, insomnia, sering BAK, kram pada kaki, mengalami oedema,varises pada
kaki, sering mengalami kontraksi dan haemoroid.
3. Keluhan Utama
Keluhan utama pada kasus kehamilan fisiologis trimester II adalah biasanya ibu
sering mengeluh sesak nafas, insomnia,nyeri pada bagian punggung, sering buang air
kecil, kram pada kaki, mengalami oedema, varises pada kaki, sering mengalami
kontraksi dan haemoroid.
4. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan meliputi riwayat kesehatan sekarang bertujuan untuk mengetahui
apakah ibu sedang menderita penyakit-penyakit, riwayat kesehatan lalu bertujuan
untuk mengetahui sakit yang pernah diderita, dan riwayat kesehatan keluarga tujuan
nya yaitu untuk mengetahui apakah dari pihak keluarga ada sedang menderita
penyakit keturunan atau menular.
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid
Riwayat haid ditanyakan untuk mengetahui menarche, lama haid, banyaknya,
HPHT, HPL, keluhan.
b. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui apakah mengalami tanda bahaya dalam kehamilan. Dalam
persalinan apakah proses persalinannya spontan apakah dengan tindakan lain.
Dalam nifas untuk mengetahui apakah pernah mengalami tanda bahaya pada saat
nifas, memantau proses menyusui, adanya infeksi.
c. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : dikaji untuk menghitung usia kehamilan.
HPL : dikaji untuk mengetahuii perkiraan lahir bayi.
Keluhan : dikaji untuk mengetahui apakah pada kehamilantrimester III ibu
mengalami tanda bahaya dalamkehamilannya.
6. Riwayat Perkawinan
Bertujuan untuk mengetahui status pernikahan, usia pernikahan, dan lama
pernikahan.
7. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah sebelumnya ibu pernah menggunakan KB atau belum,
apabila sudah menggunakan KB apa, kapan mulai menggunakan dan hingga kapan,
rencana setelah melahirkan akan menggunakan KB apa.
8. Pola Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
Ibu yang sedang hamil bersangkutan dengan proses pertumbuhan yaitu
pertumbuhan fetus yang ada didalam kandungan dan pertumbuhan berbagai
organ ibu, pendukung proses kehamilan. Makanan di perlukan untuk
pertumbuhan janin, plasenta, uterus, mammae dan organ lain.
Kebutuhan wanita hamil:
1) Kalori
Makanan sumber kalori adalah kentang, singkong, tepung, cereal, nasi. Pada
Tambahan energy diperlukan untuk menunjang meningkatnya metabolism,
pertumbuhan janin dan plasenta.
2) Protein
Kebutuhan protein selama hamil bertambah sebanyak 10 gr/hari, berarti
wanita hamil haru mengonsumsi protein sebanyak 60 gr/hari. Sangat berguna
untuk prtumbuhan perkembangan sel, sekresi essensial tubuh.
3) Lemak
Asupan lemak pada ibu hamil tidak boleh melebihi 25% kebutuhan energy.
Lemak hanya sebagai tambahan cukup gunakan 1-2 sendok makan minyak
untuk memasak atau dioles.
4) Vitamin A
Kebutuhan vitamin A selama hamil sama dengan tidak hamil. Suplementasi
secara rutin tidak dianjurkan karena jika berlebihan akan berakibat toksik
atau racun dan teratogen. Sumber vitamin A adalah sayuran hijau, buah,
susu, penambahan vitamin A adalah (20.000-30.000 IU). Apabila kelebihan
juga dapat menimbulkan gejala sakit kepala, mual, diplopia, alopecia,
gangguan hati dan kulit.
5) Vitamin B
B6 berfungsi untuk metabolism karbohidrat, dan protein. Tidak diberikan
kepada wanita dengan resiko tinggi seperti perokok, sumber makanan
vitamin B6 adalah daging unggas, telur, sayuran kuning tua, tepung cereal.
Vitamin B1, B2, B3 digunakan untuk metabolism energy. Sumber makanan
terdapat pada hati, daging sapi, telur, keju dan sayuran hijau. Vitamin B12
berguna untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah ptih, pembelahan
sel, sintesa protein dan memelihara sel saraf sumber vitamin pada protein
hewani dan rumput laut.
6) Vitamin C
Wanita hamil memerlukan 70 mg/hari. Kadar vit C menurun saat kehamilan
karena meningkatnya volume darah dan aktivitas hormone berfungsi sebagai
antioksidan, membantu tyrosin, folat, dan beberapa obat juga membantu
fungsi leukosit dan respon imun. Sumber vit C pada buah strawberry, melon,
jeruk, dan syuran hijau.
7) Vitamin D
Berfungsi untuk penyerapan calcium dan pospor dari saluran cerna ke tulang
dan gigi ibu dan janin. Sumber makanan terdapat pada telur dan susu.
Kebutuhan ibu hamil adalah 10 mikrogram/hari.
8) Vitamin K
Diperlukan dalam sintesis prothrombin dan faktor pembekuan darah.
Sumber makanan pada daging, kuning telur, dan daging. Kebutuhan untuk
ibu hamil belum jelas karena kurangnya penelitian.
9) Asam folat
Kebutuhan folat bagi ibu hamil 400-600 mikrogram/hari. Kebutuhan folat
meningkat selama hamil karena meningkatnya aktivitas dan ukuran sel
uterin, perkembangan plasenta dan meningkatnya sel darah merah.
10) Vitamin E
Berfungsi sebagai antioksidan, pemeliharaan sel kulit dan sel darah merah.
Tidak dianjurkan untuk pemberian rutin sumber makanan terdapat pada
gandum, padi-padian, kacang.
11) Kalsium
Penting dalam pembentukan tulang dan gigi janin. Kalsium ditransfer ke
janin 330 mg/hari pada kehamilan 35 minggu. Kebutuhan kalsium pada
kehamilan 1200 mg/hari.
b. Pola Eliminasi BAK dan BAB
Untuk mengetahui pola buang air kecil dan buang air besar pada ibu hamil dan
apakah ada penyulit saat buang air kecil atau buang air besar. Dan disarankan
pada saat hamil mengurangai minum yang mengandung zat diuretic seperti kopi
dan teh pada malam hari, yaitu untuk mengurangi frekuensi BAK malam hari.
c. Pola Aktivitas
Pada trimester I ibu dilarang melakukan aktivitas yang berat yang akan membuat
ibu capek dan mengganggu kehamilan ibu.
d. Pola Istirahat
Untuk mengetahui pola istirahat ibu apakah cukup atau kurang. Pada ibu hamil
trimester I istirahat pada siang hari minimal 1-3 jam, pada malam hari kurang
lebih 8 jam.
e. Pola personal Hyangine
Untuk mengetahui pola kebersihan ibu untuk menjaga tubuh dan kesehatan nya
untuk menghindari dari penyakit, infeksi yang membahayakan diri dan janinnya.
f. Pola Seksual
Untuk mengetahui selama hamil trimester I ini apakah ada keluhan atau penyulit
antara ibu dan suami saat melakukan koitusakan tetapi pada trimester I ini
biasanya ibu lebih tidak ingin melakukan hubungan seksual karena merasa akan
ketidaknyamanan dan biasanya ibu akan lebih menjaga kehamilannya.

9. Psikososial, kultural, spiritual


Bertujuan untuk mengetahui respon ibu dan keluarga dalam penerimaan kehamilan
dan anggota baru yang akan datang. Dukungan dari keluarga dan hubungan baik
antara suami dan keluarga mengenai kehamilannya. Serta pantangan atau adat
kebiasaan dalam keluarga, dan ketaatan dalam menjalankan ibadah.

10. Data Pengetahuan Ibu


Untuk mengetahui apakah ibu mengerti tentang kehamilan seperti yang dialaminya
sekarang.
Data Obyektif
a. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum: pada ibu hamil TM I keadaan ibu normal.
2. Kesadaran : pada ibu hamil TMI tingkat kesadaran ibu baik.
3. TD : ibu hamil TM I tekanan darah normal120/80 mmHg
4. Nadi : pada ibu hamil nadi normal antara 80-100 kali.
5. Suhu : suhu normal pada ibu hamil 36,5-37,5 derajat celcius.
6. Pernafasan : ibu lebih merasa sulit dalam bernafas karena tekanan pada
janin didalam perut yang semakin membesar.
7. Berat Badan : IMT = Berat Badan(Kg)
Tinggi badan(m) x tinggi badan(m)
 Sangat Kurus: kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
 Kurus: kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0-18,4
 Normal: berat badan 18,5-25,0
 Gemuk: kelebihan berat badantingkat ringan 25,1-27,0
 Sangat Gemuk: kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
8. Tinggi Badan : dalam kehamilan kemungkinan panggul sempit apabila tinggi
badan <150cm.
9. LILA : untuk mengetahui keadaan gizi ibu, normalnya 23,5 cm.
b. Inspeksi
1. Kepala : bertujuan untuk mengetahui kebersihan rambut, dan apakah
ada benjolan pada kepala.
2. Muka : bertujuan untuk mengetahui keadaan muka ibu apakah
pucat,apakah terdapat oedema pada wajah.
3. Mata : bertujuan untuk mengetahui keadaan conjungtiva pucat atau
merah muda dan warna skelra putih atau tidak.
4. Mulut : bertujuan untuk mengetahui keadaan gigi bersih,berlubang
apakah terdapat caries pada gigi.
5. Telinga : bertujuan untuk simetrisitas dan juga serumen pada telinga.
6. Hidung : bertujuan untuk mengetahui kebersihan hidung, apakah
terdapat benjolan dalam hidung.
7. Leher : bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pembesaran
kelenjar thyroid, kelenjar limfe, pelebaran vena jugularis.
8. Dada & Axilla: untuk mengetahui retraksi dinding dada, pembesaran kelenjar
limfe.
9. Abdomen : bertujuan untuk mengetahui apakah ada bekas luka operasi
pada daerah perut, ukuran dan bentuk, gerakan janin, adanya
linea gravidarum, striae gravidarum, tinggi fundus uteri.
10. Genitalia : bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi keputihan,
terdapat oedema, varices vagina, dan terjadi pengeluaran
pervaginam.
c. Pemeriksaan khusus Obstetri
1. Dada: Pada saat hamil mamae akan membesar karena Karena adanya
peningkatan supali darah bawah pengaruh aktivitas hormon, jaringan
glandular dari payudara membesar dan puting menjadi lebih efektif walaupun
perubahan payudara dalam bentuk yang membesar terjadi pada waktu
menjelang persalinan.
2. Abdomen:
- Leopold I : untuk menentukan umur kehamilan dan bagian janin yangterdapat
pada fundus. Bagian janin yang terdapat pada fundus adalah bokong.
- Leopold II: untuk menentukan letak punggung janin dan bagianbagian kecil
janin.
- Leopold III: untuk menentukan presentasi janin atau bagian janin yang
berada di segmen bawah uterus atau bagian terbawah janin dan apakah
bagian tersebut sudah masuk ke rongga panggul atau belum.
- Leopold IV: untuk menentukan seberapa jauh bagian terbawah janin sudah
masuk PAP
d. Auskultasi
Dilakukan untuk mengetahui detak jantung janin dalam keadaan normal 120
—160 kali/menit.
e. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tes laboratorium, skor poedji rochjati, dan USG.

3.2 Langkah II: Interpretasi Data


1.Diagnosa
X G…P…Ab…, umur… tahun, umur kehamilan… minggu janin tunggal hidup
intra uteri dengan (masalah).
a. Data dasar yang yang telah dikumpulkan, kemudian diinterpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
b. Diagnosis kebidanan yang disimpulkan oleh bidan antara lain sebagai berikut.
1) Paritas.
2) Usia kehamilan dalam minggu.
3) Keadaan janin.
4) Normal atau tidaknya kondisi kehamilan ibu.

3.3 Langkah III: Diagnosis Potensial


Melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mngantisipasi
penangananya. Cara ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah dan diagnosis
potensial berdasarkan diagnosis masalah yang sudah teridentifikasi. Pada kehamilan
dapat terjadi perdarahan pervagina, sakit kepala hebat,nyeri abdomen yang
hebat,perubahan visual secara tiba-tiba.
3.4 Langkah IV: Tindakan Segera
Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah potensial. Cara ini
dilakukan setelah masalah dan diagnosis potensial diidentifikasi. Penetapan kebutuhan
ini dilakukan dengan cara mengantisipasi dan menentukan kebutuhan apa saja yang
akan diberikan pada pasien dengan melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lainnya.

3.5 Langkah V: Rencana Tindakan


Cara ini dilakukan dengan dengan menentukan langkah selanjutnya berdasarkan hasil
kajian pada langkah sebelumnya. Dalam pembuatan perencanaan asuhan antenatal
bertujuan untuk memantau kemajuan kehamilan pemantauan terhadap tumbuh
kembang janin, dengan adanya perubahan fisik dan psikologis yang akan terjadi maka
harus bisa mempertahankan kesehatan fisik,mental dan social, deteksi dini adanya
ketidaknormalan, mempersiapkan persalinan cukup bulan dan selamat agar masa nifas
normal dan dapat menggunakan ASI ekslusif sehingga mampu mempersiapkan ibu dan
keluarga dengan kehadiran bayi baru lahir.
3.6 Langkah VI: Pelaksanaan
Merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana tindakan asuhan kehamilan
trimesterI.
3.7 Langkah VII: Evaluasi
Merupakan langkah terakhir yang bertujuan untuk pengecekan apakah rencana asuhan
pada ibu hamil sudah benar-benar telah terpenuhi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

3.1 Pengkajian
Hari/tanggal : 26 Oktober 2021
Pukul : 19.08 WIB
Tempat : PMB Titik Sunaryati
Oleh : Dhea Ayu ND
Data Subjektif
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. I Nama Suami : Tn W
Umur : 38 tahun Umur : 38 tahun
Agama : Katolik Agama : Katolik
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : tukang las
Alamat : pilang 4/14
2. Alasan datang
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan keempat dan ibu ingin memeriksakan
kehamilannya.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasa mual dan muntah.
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit menular seperti PMS, TBC,
Hepatitis, HIV/AIDS, penyakit menurun sepertiDiabetes Melitus, Asma,
Hipertensi, dan penyakit menahun seperti Jantung.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan saat ini keluarga ibu dan keluarga suami tidak pernah dan tidak
sedang menderita penyakit menular seperti PMS, TBC, Hepatitis, HIV/AIDS,
penyakit menurun seperti DM, Asma, Hipertensi, dan penyakit menahun seperti
Jantung
c. Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan dari pihak suami maupun dirinya tidak ada yang memiliki
keturunan kembar.
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 tahun
Lama Haid : 6-7 hari
Siklus Haid : teratur (28 hari)
Disminorhe : Tidak ada
HPHT : 22 Mei 2021
HPL : 29 Februari 2022
Banyak darah : 3-4 x sehari ganti pembalut.
Sifat darah : cair, berwarna merah, dan berbau anyir.
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilannya yang keempat, ketika kehamilan
yang ketiga pada usia kehamilan 4 minggu ibu mengalami abortus karena terlalu
lelah bekerja dan tidak dilakukan curratage.
c. Riwayat Kehamilan Sekarang
Trimester II : Ibu mengatakan ini adalah kunjungan keduannya selama trimester
II
6. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan saat ini adalah perkawinannya yang pertama, umur awal ibu menikah
25 tahun, dan lama perkawinan ibu 13 tahun, dengan status pernikahan sah.
7. Riwayat Keluarga Berencana (KB)
Ibu mengatakan setelah keguguran menggunakan KB suntik
8. Riwayat imunisasi tetanus toksoid
Ibu mengatakan sudah melakukan suntik TT pada saat balita, kelas 1 SD, kelas 3 SD,
kelas 4 SD dan pada saat akan menikah.
9. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi : Ibu makan 2-3 kali sehari, dengan satu centong nasi denganlauk pauk
ikan, terkadang sayuran, dan mengonsumsi buah,ibu minum air putih
5-6 gelas sehari, dan minum susu 1 kalisehari.
b) Eliminasi : Ibu rutin BAB 1 kali dalam sehari, konsistensi lunak, warna dan bau
khas feses, ibu tidak merasa sakit ketika BAB, dan ibu mengatakan
sering BAK 5-6 kali dalam satu hari, warnadan bau khas urine,ibu
tidak merasa sakit ketika BAK.
c) Aktivitas : Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti, memasak,menyapu,
mengepel, dan mencuci, dibantu oleh suami. Saat melakukan aktivitas
terkadang pernafasannya terasa pengap dan mudah berkeringat.
d) Istirahat : Ibu mengatakan tidur sekitar pukul 23.00 WIB dan bangun pukul
05.00 WIB . Ibu tidur kurang lebih selama 6 jam. serta tidur siang ± 1
jam sehari pada jam 13.00-14.00 WIB
e) Seksualitas: Ibu mengatakan tidak ada keluhan maupun ketidaknyamanan saat
berhubungan seksual sebelum hamil dan . Saat hamil ibu tidak
melakukan hubungan seksual
f) Personal hygiene: Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, keramas 3 kali dalam
seminggu, ganti celana dalam setiap kali mandi dan mengganti
pakaian setiap kali mandi dan saat dianggap kotor atau lembab.
10. Pola Kebiasaan
Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu jenis apapun dan tidak pernah minum obat
selain obat dari dokter atau bidan. Ibu juga mengatakan tidak pernah minum-minuman
beralkohol serta tidak merokok.
11. Riwayat Psikologi, Sosial, Ekonomi, Budaya dan Spiritual.
a. Psikologi
Ibu mengatakan tidak merasakan kecemasan maupun kekhawatiran untuk
sementara ini.
b. Sosial
Ibu mengatakan ibu dan keluarganya senang dengan kehamilan ini dan merupakan
kehamilan yang diinginkan. Ibu tinggal serumah dengan suami. Ibu mernecanakan
kelahirannya di bidan dengan pengambilan keputusan adalah suami dan saat
melahirkan ibu ingin didampingi oleh suami. Rencana rujukan bila terjadi
kegawatan di rumah sakit Lawang Medika. Transportasi yang digunakan ketika
hendak bersalin yaitu motor atau mobil.
b. Ekonomi
Ibu mengatakan sudah mempunyai tabungan untuk menyambut persalinan ini.
c. Budaya
Ibu mengatakan tidak pernah meminu jamu dan melakukan budaya tidur diatas
pembakaran. Ibu mengatakan masih menganut tentang acara adat seperti
selametan pada saat hamil maupun bayi sudah lahir. Ibu mengatakan tidak ada
pantangan makanan.
d. Spiritual
Ibu mengatakan ibu, suami dan keluarga menerima semua nasib atas kehendak
Allah SWT.
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum: Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,6° C
RR : 20x/menit
Nadi : 84x/menit
TB : 159 cm
BB awal : 55 kg
BB sekarang : 60,4 kg
LILA : 28,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1) Kepala : Rambut bersih, rambut tidak rontok, tidak ada benjolan
abnormal.
2) Wajah : Tidak ada cloasma gravidarum, tidak odema, wajah tidak
pucat.
3) Mata : Konjungtiva merah muda (tidak anemis), sklera putih
4) Hidung : Tidak ada secret dan peradangan mukosa pada hidung.
5) Telinga : Daun telinga bersih, tidak ada serumen.
6) Mulut : Bibir tidak pucat, tidak pecah-pecah, tidak kering, tidak ada
sariawan, tidak ada inflamasi pada bibir, lidah tidak pucat,
tidak adanya lesi pada mukosa mulut, tidak adanya luka pada
mukosa mulut, tidak adanya luka pada gusi, tidak adanya
caries gigi.
7) Leher : Tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid, tidak trampak
pembesaran kelenjar limfe, tidak tampak pembesaran vena
jugularis.
8) Payudara : Papilla mamae menonjol, hyperpigmentasi pada aerola,
kelenjar montgamery menonjol.
9) Abdomen : Tidak ada bekas operasi,tidak adanya linea nigra, tidak adanya
striae, tidak adanya linea gravidarum, adanya stretch mark.
10) Genetalia : Pemeriksaan genetalia tidak dilakukan
11) Anus : Pemeriksaan pada anus tidak dilakukan.
12) Ekstremitas : Tidak ada odema dan varises pada ekstremitas atas dan
bawah.
b. Palpasi
1) Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, tidak adanya
pembesaran kelenjar limfe, tidak adanya pembedaran vena
jugularis.
2) Payudara : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak adanya nyeri tekan,
dan colostrum belum keluar.
3) Abdomen

Leopold II : tidak dilakukan


Leopold III : tidak dilakukan
Leopold IV : tidak dilakukan
c. Auskultasi
DJJ : 140X/menit
d. Perkusi
Reflek patella pada kaki kanan dan kiri positif

3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah


Dx : G4 P2002 Ab100 UK 22-23 minggu T/H/I keadaan ibu dan janin baik.
Ds : Pada kehamilan kedua ini dengan UK 22-23 minggu. Ibu mengeluh mual
muntah.
Do : K/U: Baik
Kesadaran: Composmentis KSPR : Skor awal : 2
Terlalu tua :4
Pernah gagal hamil :4
= 10
Pemeriksaan TTV
- TD: 120/80 mmHg
- S: 36,6°C
- N: 84x/ menit
- R: 20x/ menit
Antropometri:
- TB : 159 cm
- BB sebelum : 55 kg
- BB sekarang : 60,4 kg
Selisih BB : 5,4 kg
LILA : 28,5 cm
Pemeriksaan Khusus Obstetri
Leopold I : Teraba Ballotement, TFU setinggi pusat
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold III : tidak dilakukan
Leopold IV : tidak dilakukan

3.3 Diagnosa Potensial


Potenisal terjadi karena memiliki riwayat abortus imminens,
3.4 Antisipasi Masalah (Kebutuhan Segera)
Memberitahu ibu tentang ketidaknyamanan ibu hamil Trimester II supaya tidak
mengkhawatirkan kehamilannya serta menganjurkan ibu untuk makan makanan yang
sehat dan bergizi serta minum air putih minimal 8 gelas perhari, menganjurkan ibu agar
lebih banyak istirahat/duduk agar tidak terjadi kontraksi pada kehamilannya.

3.5 Intervensi
Dx : G4 P2002 Ab100 UK 22-23 minggu T/H/I dengan keadaan ibu dan janin baik.
Tujuan : Ibu mengerti dan memahami kondisi kehamilannya, keadaan ibu dan janin
sehat. Tidak terjadi komplikasi pada ibu dan janin dalam proses kehamilannya.
Kriteria Hasil:
K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
Pemeriksaan TTV :
- TD :120/80 mmHg
-S : 36,6oC
-N : 80-90 x/menit
-R : 16-24 x/ menit
- TFU : setinggi pusat
Asam folat untuk mencegah kecacatan organ otak maupun fisik
Kaslium untuk pertumbuhan tulang dan gigi
Vitamin B6 untuk mengurangi keluhan mual dan muntah

Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan kehamilannya.
R/ Ibu menjadi mengerti tentang keadaannya dan janinnya saat ini.
2. Jelaskan pada ibu tentang ketidaknyamanan kehamilan trimester II
R/ Pengetahuan ibu bertambah sehingga tidak khawatir dengan kehamilannya.
3. Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan yang terjadi pada Trimester II.
R/ Pengetahuan ibu bertambah sehingga ibu lebih kooperatif terhadap asuhan yang
diberikan.
4. Jelaskan pada ibu tentang pola istirahat yang cukup.
R/ Membantu pengetahuan ibu tentang pola istirahat untuk janinnya
5. Jelaskan Pada ibu tentang resiko riwayat kehamilan dengan abortus
R/ pengetahuan ibu bertambah sehingga ibu lebih menjaga kehamilannya
6. Membantu ibu untuk memeriksakan kehamilannya 1 bulan atau lagi dan datang jika
terdapat tanda-tanda bahaya untuk datang ke fasilitas kesehatan yang terdekat.
R/ ibu mengetahui kapan harus kembali ke fasilitas kesehatan terdekat dan ibu dapat
mengetahui kondisi kehamilannya.

3.6 Implementasi
Hari, tanggal : 26 Oktober 2021
Pukul : 19. 18 WIB
1. Menjelaskan semua hasil pemeriksaan pada ibu hamil.
K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
Pemeriksaan TTV :
- TD: 120/80 mmHg
- S: 36,6°C
- N: 84x/ menit
- R: 20x/ menit
- BB : 60,4 kg
- Tb : 159 cm
- UK: 17-18 minggu
Abdomen:
Leopold I : Teraba Ballotement
2. Menjelaskan pada ibu tentang ketidaknyamanan mual dan muntah , sehingga
menganjurkan ibu untuk makan sedikit-sedikit tetapi sering.
3. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan yang akan terjadi pada TM II
Tanda bahaya kehamilan Trimester II:
a) Perdarahan
b) Nyeri abdomen yang hebat.
4. Menjelaskan pada ibu agar berhati-hati dalam kehamilannya, istirahat yang cukup,
tidak terlalu lama berdiri dan menghindari memakan makanan yang mengandung gas
seperti, nanas, durian, nangka karena dapat menyebabkan kram/kontraksi perut pada
usia kehamilan 22-23 mingu.
5. Menjelaskan pada ibu tentang resiko riwayat kehamilan abortus karena dapat
menyebabkan kelahiran bayi cacat, berat badan bayi lahir rendah, hingga
prematuritas.
6. Memberitahu ibu untuk datang periksa pada kunjungan selanjutnya yaitu 1 bulan lagi
atau ketika ibu memiliki keluhan.
3.7 Evaluasi
Hasil pemeriksaan Ny “I” usia 38 tahun G4 P2002 Ab100 UK 22-23 minggu T/H/I dengan
janindan bayi baik. Ibu mengatakan telah mengerti dengan penjelasan yang diberikan
danmaumelakukan anjuran yang telah diberikan oleh petugas serta ibu mengangguk dan
mampu menjawab pertanyaan yang telah diberikan olehpetugas. Petugas memberi , KIE
tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil Trimester II, KIE pola istirahat yang cukup,
KIE tentang riwayat kehamilan resiko tinggi abortus, KIE tentang tanda-tanda bahaya
kehamilan Trimester II danmenjelaskan untuk melakukan kunjungan ulang.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada tanggal 26 Oktober 2021 telah dilakukan pengkajian dan pemeriksaan pada ibu
hamil Ny “I” G4 P2002 Ab100 UK 22-23 minggu T/H/I dengan kehamilan resiko tinggi
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang kemungkinan dapat menyebabkan
terjadinya bahaya atau komplikasi baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya
selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan
persalinan dan nifas normal akibat adanya gangguan/komplikasi kehamilan. Pada kehamilan
risiko tinggi terdapat tindakan khusus terhadap ibu dan janin. (Rochjati,2014.)
Pada pengkajian data objektif didapatkan keadaan ibu kondisi baik, dengan tanda-
tanda vital yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84x/menit, pernafasan 20x/menit dan
suhu 36,6° C yang menandakan masih dalam batas normal ibu tidak pucat, kaki tidak
bengkak serta tidak ditemukan tanda-tanda komplikasi. Pada pemeriksaan payudara tidak ada
benjolan abnormal, , terjadi hiperpygmentasi pada areola. Pada pemeriksaan abdomen teraba
ballottement.
Dari hasil Analisa didapatkan diagnose bahwa Ny “I” usia 38 tahun UK 22-23
minggu T/H/I dengan kehamilan resiko tinggi. Dengan penatalaksanaan sebagai berikut
menjelaskan hasil pemeriksaan, KIE tentang istirahat yang cukup, minum 8 gelas/hari, KIE
tentang konsumsi tablet Fe, KIE tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil Trimester II, KIE
tentang tanda-tanda bahaya kehamilan Trimester II, KIE tentang riwayat kehamilan resiko
tinggi dan menjelaskan untuk melakukan kunjungan ulang. Hasil evaluasi menyatakan bahwa
ibu mengerti tentang KIE yang diberikan dan dianjurkan dan ibu bersedia melakukan yang
dianjurkan. Kesimpulannya yaitu Ny “I” G4 P2002 Ab100 UK 22-23 minggu T/H/I, dengan
kehamilan resiko tinggi.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada pengkajian didapatkan hasil bahwa ibu mengatakan ada keluhan nyeri panggul
dan pinggang. Pada data obyektif diperoleh TTV dalam batas normal, pada payudara
tidak terdapat benjola abnormal, TFU teraba ballotement, tidak ada odema di wajah,
tangan ataupun kaki. Diperoleh diagnose G4 P2002 Ab100 usia 38 tahun UK 22-23 minggu.
Intervensi yang diberikan menjelaskan tentang gizi seimbang, KIE tentang istirahat
yang cukup , KIE tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil Trimester II, KIE tentang
mual dan muntah pada kehamilan, KIE tentang tanda-tanda bahaya kehamilan Trimester
II, KIE tentang riwayat kehamilan resiko tinggi abortus dan menjelaskan untuk
kunjungan ulang kehamilan.
5.2 Saran
1. Untuk pasien diharapkan dapat melaksanakan anjuran dan nasihat yang diberikan
petugas sehingga dapat meningkatkan kesehatan pasien serta terhindar dari terjadinya
komplikasi.
2. Untuk mahasiswa agar semua meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam
melakukan komunikasi dan pelayanan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Sri, dkk.2017. Asuhan Ibu dalam Masa Kehamilan. Jakarta Timur: Penerbit Erlangga.
Mandang, Jenni, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Bogor: In Media
Nangtalon, Jamille. 2017. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir.Jakarta Timur: Penerbit
Erlangga.
Nugroho, Taufan, dkk. 2018. Buku Ajar Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha
Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan (Edisi Ke Empat). Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo
Yanti, Damai,2017. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Bandung: PT. Refika Aditama
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN KOMPREHENSIF
TRIMESTER II TERHADAP NY. “I”
USIA 38 TAHUN G4 P2002 AB100 UK 22-23 MINGGU
DENGAN KEHAMILAN RIWAYAT ABORTUS
DI PMB TITIK SUNARYATI
TANGGAL 26 NOVEMBER 2021

DISUSUN OLEH
DHEA AYU NABILA DEWI
NIM P17310193032

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN KOMPREHENSIF
TRIMESTER II TERHADAP NY. “C”
USIA 38 TAHUN G4 P2002 AB100 UK 22-23 MINGGU
DENGAN KEHAMILAN RIWAYAT ABORTUS
DI PMB TITIK SUNARYATI
TANGGAL 26 OKTOBER 2021

Mahasiswa,

Dhea Ayu
Nim. P17310193032

Pembimbing Institusi, Pembimbing Klinik,

Rita Yulifah, S.Kp,M.Kes Titik Sunaryati, STr. Keb


NIP. 196607271991032003
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
laporan dengan judul “Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif Trimester II
terhadap Ny “C” Usia 38 Tahun G4 P2002 AB100 UK 22-23 Dengan Kehamilan Riwayat
Abortus Di PMB Titik Sunaryati” dapat terselesaikan dengan baik.

Tak lupa ucapan terimakasih disampaikan kepada pihak yang telah membantu
terselesainya laporan asuhan ini, hususnya kepada:
1. Ibu Herawati Mansyur, SST., M.Pd., M.Psi. selaku ketua Jurusan Kebidanan.
2. Ibu Rita Yulifah, S.Kp., M.Kes., selaku ketua Program Studi DIII Kebidanan
Malang.
3. Ibu Rita Yulifah, S.Kp, M.Kes selaku pembimbing institusi.
4. Ibu Titik Sunaryati. selaku pembimbing klinik.
5. Kedua orangtua yang telah memberikan dukungan moril dan materiil.

Dalam penulisan dan penyusunan asuhan kebidanan ini masih jauh dari
sempurna dan banyak kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan.

Malang, 20 Oktober 2021

Penulis

Anda mungkin juga menyukai