Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

Asuhan Kebidanan Pada By, Ny. S Usia 2 Jam


Di Klinik Pratama Mitra Bunda Batam
Tahun 2020

Diajukan Sebagai Laporan Tugas Mandiri Praktik Klinik Kebidanan

Tingkat II Semester IV Prodi D-III Kebidanan

Institut Kesehatan Mitra Bunda Batam

Di susun oleh :
1. Vivin Nursyahdina Zebua Nim.526080618032
2. Dina Rusdiana Nim.526080618006
3. Neneng Rosdiana Nim.526080618017

Pada Tanggal:
06 Juli 2020

Pembimbing:

1. Pembimbing Lahan : dr. Rizka Amelia


Tanda Tangan :

2. Pembimbing Akademik : Desi Pramita,S.ST,M.Kes


Tanda Tangan :

Mengesahkan
Ketua Prodi D-III Kebidanan
Institut Kesehatan Mitra Bunda Batam

Norma Jeepi Margiyanti, S.SiT, M.Kes


HALAMAN PERSETUJUAN

Asuhan Kebidanan Pada By, Ny. S Usia 2 Jam


Di Klinik Pratama Mitra Bunda Batam
Tahun 2020

Di susun oleh :
Vivin Nursyahdina Zebua
Nim.526080618032

Telah Diselesaikan Laporan Kasus Praktik Klinik Kebidanan dan Telah Disetujui Oleh
Pembimbing Lahan Praktik Maupun Akademik

Pada Tanggal:
06 Juli 2020

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(dr. Rizka Amelia) ( Desi Pramita,S.ST,M.Kes)

HALAMAN PERSETUJUAN

i
Asuhan Kebidanan Pada By, Ny. S Usia 2 Jam
Di Klinik Pratama Mitra Bunda Batam
Tahun 2020

Di susun oleh :
Dina Rusdiana
Nim.526080618006

Telah Diselesaikan Laporan Kasus Praktik Klinik Kebidanan dan Telah Disetujui Oleh
Pembimbing Lahan Praktik Maupun Akademik

Pada Tanggal:
06 Juli 2020

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(dr. Rizka Amelia) ( Desi Pramita,S.ST,M.Kes)

HALAMAN PERSETUJUAN

ii
Asuhan Kebidanan Pada By, Ny. S Usia 2 Jam
Di Klinik Pratama Mitra Bunda Batam
Tahun 2020

Di susun oleh :

Neneng Rosdiana
Nim.526080618017

Telah Diselesaikan Laporan Kasus Praktik Klinik Kebidanan dan Telah Disetujui Oleh
Pembimbing Lahan Praktik Maupun Akademik

Pada Tanggal:
06 Juli 2020

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(dr. Rizka Amelia) ( Desi Pramita,S.ST,M.Kes)

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa:


iii
1. Vivin Nursyahdina Zebua Nim.526080618032
2. Dina Rusdiana Nim.526080618006
3. Neneng Rosdiana Nim.526080618017

Prodi D-III kebidanan Institut Kesehatan Mitra Bunda Batam, dengan ini saya menyatakan
bahawa isi laporan yang saya buat adalah benar.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan dapat di pergunakan
sebagaimana mestinya.

Batam, 06 Juli 2020

Mengetahui,

Yang Menyatakan,
Mahasiswa

(Vivin Nursyahdina Zebua)

Ci Ruangan/ Pembimbing lahan Pembimbing Akademik

(dr. Rizka Amelia) (Desi Pramita,S.ST,M.Kes)

KATA PENGANTAR

iv
Puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kami
memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur, kami meminta ampunan dan kami
meminta pertolongan.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita
semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Dengan hormat serta pertolongan-Nya,puji syukur, pada akhirnya kami dapat menyelesaikan
laporan kasus kami dengan judul “ Asuhan Kebidanan Pada Bayi baru lahir usia 2 jam di
Klinik Mitra Bunda Batam” dengan lancar.

Penulis pun menyadari dengan sepenuh hati bahwa tetap terdapat kekurangan pada
laporan kasus ini. Oleh sebab itu, penulis sangat menantikan kritik dan saran yang
membangun dari setiap pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan laporan
kasus berikutnya. Kami juga berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk untuk kami
supaya kami lebih mengutamakan kualitas laporan di masa yang selanjutnya.

Batam, 06 Juli 2020

Penyusun

DAFTAR ISI
v
Halaman Persetujuan
Pernyataan Keaslian
Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Bayi baru lahir................................................................................3
2.1.1 Pengertian.................................................................................................3
2.1.2 Ciri-ciri Bayi baru lahir normal................................................................3
2.1.3 Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Di Luar Uterus.............4
2.1.4 Masalah.....................................................................................................7
2.1.5 Komplikasi dan faktor resiko..................................................................10

BAB III TINJAUAN KASUS


3.1 Format BBL............................................................................................14

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil........................................................................................................20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan.............................................................................................22
5.2 Saran.......................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama
bayi yang lahir sehat. Bayi yang nantinya tumbuh menjadi anak dewasa melalui proses yang
panjang, dengan tidak mengesampingkan faktor lingkungan keluarga. Terpenuhinya
kebutuhan dasar anak (asah-asih-asuh) oleh keluarga akan memberikan lingkungan yang
terbaik bagi anak, sehingga tumbuh kembang anak menjadi seoptimal mungkin. Tetapi tidak
semua bayi lahir dalam keadaan sehat. Beberapa bayi lahir dengan gangguan pada masa
prenatal, natal dan pascanatal. Keadaan ini akan memberikan pengaruh bagi tumbuh kembang
anak selanjutnya (yuliana sundari,2012).
Proses kelahiran sangat dipengaruhi oleh kehamilan. Dalam kehamilan yang tidak
ada gangguan, diharapkan kelahiran bayi yang normal melalui proses persalinan yang
normal,dimana bayi dilahirkan cukup bulan, pengeluaran dengan tenaga hejan ibu dan
kontraksi kandung rahim tanpa mengalami asfiksi yang berat ataupun trauma pada saat lahir.
Tingkat kejadian mengenai kematian ibu dan bayi cukup tinggi terutama kematian perinatal
yang disebabkan karena kematian akibat kurang bulan (prematur), dan kejadian infeksi yang
meningkat karena partus tak maju, partus lama, dan partus buatan. (yuliana sundari,2012).
Berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), angka kematian bayi di
Indonesia pada 2019 lalu adalah 21,12. Angka ini menurun dari catatan pada 2018 ketika
angka kematian bayi di Indonesia masih mencapai 21,86 atau pada 2017 yang mencapai
22,62. Faktanya, grafik angka kematian bayi di Indonesia memang memperlihatkan
penurunan setiap tahun. Sebagai gambaran, pada 1952 lalu angka kematian bayi di Indonesia
mencapai 192,66 dan pada 1991 masih sekitar 61,94. Menurunnya angka kematian bayi di
Indonesia banyak dipengaruhi oleh meningkatnya penyediaan fasilitas kesehatan di berbagai
daerah. Hal ini diikuti dengan menurunnya penyakit infeksi dan meluasnya cakupan imunisasi
pada bayi. Meski terus mengalami peningkatan yang signifikan, angka kematian bayi di
Indonesia masih tergolong tinggi dibanding negara Asia Tenggara lainnya. Pada 2019, negara
Asia Tenggara dengan angka kematian bayi paling rendah adalah Singapura (2,26), disusul
Malaysia (6,65), Thailand (7,80), Brunei Darussalam (9,83), dan Vietnam (16,50). UNICEF
menunjukkan sekitar 2,6 juta bayi meninggal pada bulan pertama kehidupan mereka di
seluruh negara setiap tahun.

1
Peran Pemerintah menurunkan AKB sangatlah perlu , dalam upaya menurunkan AKB
pemerintah membuat program indonesia sehat yang salah satunya berfokus pada Standar
pelayanan minimal yang tercantum dalam PMK 43/2016 tentang SPM Bidang Kesehatan dan
Perpres No. 2 tahun 2018 berisikan salah satunya tentang “Setiap bayi baru lahir mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar”.
Peran Bidan dalam menurunkan AKB yaitu dengan cara melakukan asuhan yang
terbaik sesuai dengan SOP dan menjalankan program yang telah dibuat oleh pemerintah.

1.2     Rumusan Masalah


1. Apa pengertian bayi baru lahir ?
2. Apa saja ciri – ciri bayi baru lahir normal ?
3. Bagaimana adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus?
4. Apa saja masalah pada bayi baru lahir ?
5. Apa saja komplikasi pada bayi baru lahir dan faktor risiko
6. Bagaimana mendokumentasikan SOAP asuhan kebidanan pada bayi baru lahir ?

1.3    Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal

1.3.2 Tujuan khusus


1. Untuk mengetahui pengertian bayi baru lahir
2. Untuk mengetahui ciri-ciri bayi baru lahir
3. Untuk mengetahui adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus
4. Untuk mengetahui masalah pada bayi baru lahir
5. Untuk mengetahui komplikasi pada bayi baru lahir dan faktor risiko
6. Mampu mendokumentasikan SOAP asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

1.4    Manfaat Penulisan


1. Manfaat Ilmiah
Diharapkan laporan kasus ini dapat menjadi sumber informasi dan memperkaya
ilmu pengetahuan serta berbagai bahan acuan untuk laporan kasus selanjutnya.
2. Manfaat Bagi Institusi
Merupakan input dalam memberikan bekal bagi mahasiswa agar berhasil dalam
menetapkan asuhan kebidanan pada klien.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Bayi baru lahir


2.1.1 Pengertian Bayi Baru Lahir (BBL)
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37- 42
minggu atau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram,
bayi baru lahir (newborn atau neonatus) adalah bayi yang baru di lahirkan sampai
dengan usia empat minggu (Wahyuni, 2012).
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan,namun tidak
ada batasan yang pasti.Menurut psikologi, bayi adalah periode perkembangan yang
panjang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan.Asuhan tidak hanya diberikan
kepada ibu, tapi juga sangat diperlukan oleh bayi baru lahir (BBL). Walaupun
sebagian besar proses persalinan terfokus pada ibu, tetapi karena proses tersebut
merupakan pengeluaran hasil kehamilan (Bayi) maka penatalaksanaan persalinan
baru dapat dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga
berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan asuhan yang segera, aman, dan
bersih untuk BBL merupakan bagian esensial asuhan BBL. Bayi “cukup bulan”
adalah bayi yang dilahirkan setelah usia kehamilan genap mencapai 37 minggu dan
sebelum usia kehamilan genap mencapai 41 minggu (Williamson, 2014 : 3).

2.1.2 Ciri-ciri Bayi Normal


1) Berat badan 2500-4000 gram.
2) Panjang badan lahir 48-52 cm.
3) Lingkar dada 30-38 cm.
4) Lingkar kepala 33-35 cm .
5) Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180×/menit, kemudian
menurun sampai 120-140×/menit.
6) Pernafasan pada menit-menit pertama kira-kira 80x/menit, kemudian menurun
setelah tenang kira-kira 40×menit.
7) Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup terbentuk
dan diliputi vernix caseosa,Kuku panjang .
8) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
3
9) Genitalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan),
10) Testis sudah turun (pada laki-laki).
11) Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
12) Refleksmoro sudah baik: bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan
seperti memeluk.
13) Refleks grasping sudah baik: apabila diletakkan suatu benda diatas telapak tangan,
bayi akan menggengam / adanya gerakan refleks.
14) Refleks rooting/mencari puting susu dengan rangsangan tektil pada pipi dan
daerah mulut Sudah terbentuk dengan baik.
15) Eliminasi baik: urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
mekonium berwarna hitam kecoklatan (Saleha, 2012)

2.1.3 Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Di Luar Uterus


Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari
kehidupan didalam uterus ke kehidupan diluar uterus. Beberapa perubahan fisiologi
yang dialami bayi baru lahir antara lain yaitu :
a. Sistem Pernafasan
Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika harus mengatasi
resistensi paru pada saat pernapasan yang pertama kali. Pada umur kehamilan 34-
36 minggu struktur paru-paru matang, artinya paru-paru sudah bisa
mengembangkan sistem alveoli. Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari
pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui
paru-paru bayi. (Rahardjo dan Marmi, 2015: 14).
Tabel 2.2 Perkembangan sistem pulmunol sesuai umur kehamilan.

U mur kehamilan Perkembangan

24 hari Bakal paru-paru terbentuk


26-28 hari Dua bronchi membesar
6 minggu Di bentuk segmen bronkus
12 minggu Differensial lobus
24 minggu Di bentuk alveolus
28 minggu Di bentuk surfaktan
34-36 minggu Maturasi struktur

4
Struktur matang ranting paru-paru sudah bisa mengembangkan sistem alveoli.
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta.
Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paruparu bayi. Rangsangan gerakan
pernapasan pertama (Indrayani, 2013:311) :
1) Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi mekanik)
2) Penurunan Pa02 dan peningkatan PaC02 merangsang kemoreseptor yang
terletak disinus karotikus (stimulasi kimiawi)
3) Rangsangan dingin didaerah muka dan perubahan suhu didalam uterus
(stimulasi sensorik)
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama
sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli,
selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas
dengan merintih sehingga tertahan di dalam. Respirasi pada neonatus biasanya
pernafasan diafragmatik dan abdominal, sedangkan frekuensi dan dalam tarikan
belum teratur. Apabila surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-
paru kaku sehingga terjadi atelektasis, dalam keadaan anoksia neonatus masih
dapat mempertahankan hidupnya karena adannya kelanjutan metabolisme
anaerobik.

b. Sirkulasi darah
Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati,
sebagian langsung ke serambi kiri jantung, kemudian ke bilik kiri jantung. Dari
bilik kiri darah di pompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah di
pompa sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus ke aorta. Setelah
bayi lahir, paru akan berkembang mengakibatkan tekanan-tekanan arteriol dalam
paru menurun.
Tekanan dalam jantung kiri lebih besar dari pada tekanan jantung kanan yang
mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara fungsional. Hal ini terjadi pada
jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan
tekanan dalam aorta desenden naik dan karena rangsangan biokimia (pa02 yang
naik), duktus arteriosus akan berobliterasi, ini terjadi pada hari pertama. Aliran
darah paru pada hari pertama ialah 4-5 liter per menit / m2.Aliran darah sistolik

5
pada hari pertama rendah yaitu 1.96 liter/menit/m2 karena penutupan duktus
arteriosus (Indrayani, 2013: 312).
c. Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari orang dewasa sehingga
metabolisme basal per kg BB akan lebih besar, sehingga BBL harus menyesuaikan
diri dengan lingkungan baru sehingga energi diperoleh dari metabolisme
karbohidrat dan lemak. Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari perubahan
karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah
mendapat suhu pada hari keenam, energi 60% di dapatkan dari lemak dan 40%
dari karbohidrat (Indrayani, 2013).

d. Keseimbangan air dan fungsi ginjal


Tubuh bayi baru lahir relatif mengandung lebih banyak air dan kadar natrium
relatif lebih besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal
belum sempurna karena:
1. Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa
2. Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus
proksimal
3. Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatus relatif kurang bila
dibandingkan dengan orang dewasa (Indrayani, 2013: 313).

e. Imunoglobulin
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan
neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang
matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan
alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang berfungsi mencegah atau
meminimalkan infeksi. Beberapa contoh kekebalan alami yaitu Perlindungan dari
membran mukosa, Fungsi saringan saluran nafas, Pembentukan koloni mikroba
dikulit dan usus, Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung (Walyani
dan Purwoastuti, 2015:135).

f. Truktus digestivenus

6
Truktus digestivenus relatif lebih berat dan lebih panjang dibandingkan
dengan orang dewasa. Pada neonatus traktus digestivenus mengandung zat yang
berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut
meconium. Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama dan 4 hari
biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa. Enzim dalam traktus
digestivenus biasanya sudah terdapat pada neonatus kecuali amilase pankreas.
Bayi sudah ada refleks hisap dan menelan, sehingga pada bayi lahir sudah bisa
minum ASI. Gumoh sering terjadi akibat dari hubungan oesofagus bawah dengan
lambung belum sempurna, dan kapasitas dari lambung juga terbatas yaitu < 30 cc
( Indrayani, 2013: 314).

g. Hati
Fungsi hati janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih dalam
keadaan matur (belum matang), hal ini dibuktikan dengan ketidak seimbangan
hepar untuk menghilangkan bekas penghancuran dalam peredaran darah
(Rahardjo dan Marmi, 2015: 22). Setelah segera lahir, hati menunjukkan
perubahan kimia dan morfologis, yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan
kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang walaupun
memakan waktu yang lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru
lahir, daya detoksifikasi hati pada neonatus juga belum sempurna, contohnya
peberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih dari 50 mg/kgBB/hari dapat
menimbulkan grey baby syndrome (Indrayani, 2013: 314).

2.1.4 Masalah pada bayi baru lahir


A. Bayi rewel
Rewel atau menangis tidak selalu karena lapar. Rewel bisa disebabkan
mengompol, kepanasan/kedinginan, terlalu lelah atau ingin tidur, ingin
ditimang atau mendengar suara ibunya, merasa sendiri, atau memang ada yang
tidak nyaman/nyeri pada tubuhnya.
Terkadang kandungan susu sapi (susu, biskuit, roti dan lainnya) atau
kafein (teh, kopi, coklat) pada makanan/minuman ibu juga dapat menjadi
penyebabnya. Susu sapi memicu alergi, sementara kafein dapat membuat bayi
sulit tidur dan gelisah.

7
B. Diaper Rash
Diaper Rash atau ruam popok adalah ruam yang berkembang di area
penggunaan popok. Pada kasus ringan, kulit akan menjadi kemerahan. Dalam
kasus yang lebih parah, mungkin akan disertai nyeri luka terbuka. Diaper Rash
biasanya terlihat di sekitar pangkal paha dan di dalam lipatan paha atas dan
pantat. Kasus ringan akan sembuh dalam waktu 3 sampai 4 hari dengan
pengobatan, Penyebabnya adalah :
1. Kelembaban dan gesekan
2. Urine dan feses Karena peran fecal enzim (protease, lipase) yang
mengubah urea menjadi amonia, menyebakan peningkatan pH dan
memicu iritasi kulit.
3. Mikroorganisme Candida albicans mungkin terisolasi pada hampir 80%
dari bayi dengan iritasi kulit perineum. Infeksi oleh candida albicans
umumnya terjadi 48-72 jam setelah iritasi.
4. Iritasi kimia karena sabun, deterjen dan antiseptik dapat memicu atau
meningkatkan iritasi primer dermatitis. Dengan menggunakan popok
sekali pakai akan mengurangi kemungkinan ini.

C. Gumoh
Gumoh adalah keluarnya isi lambung tanpa adanya tekanan dan
kontraksi dari diagfragma atau dinding perut (Sudarmo). Gumoh terjadi
seperti ilustrasi air yang mengalir kebawah, bisa sedikit seperti meludah atau
kadang-kadang cukup banyak, cairan yang keluar biasanya berupa ASI dengan
volume yang tidak terlalu banyak dibawah 10cc (Istianto, 2013). Gumoh
biasanya terjadi setelah bayi menyusui, akan tetapi dapat juga terjadi 1-2
jam setelah menyusu (Widyastuti, 2012). Faktor penyebabnya, diantaranya :
1. Faktor posisi ibu saat menyusui, kebiasaan pada saat ibu menyusui
sambil tiduran miring dan bayi dalam posisi telentang, akibatnya cairan
tidak masuk kedalam saluran pencernaan akan tetapi masuk ke dalam
saluran pernapasan.
2. Karena posisi bayi yang salah setelah menyusui, karena pada saat
setelah disusui lambung bayi telah terisi penuh dengan cairan, apabila

8
setelah disusui langsung ditidurkan maka cairan yang ada didalam
lambung bayi akan mencari tempat yang paling rendah oleh karena itu
cairan akan sangat mudah keluar dan kemudian bayi gumoh.
3. Ibu tidak menyendawakan bayi setelah menyusui
D. Cradle cap (Kerak Topi)
Kerak topi umumnya timbul pada minggu pertama, namun dapat juga
terjadi pada usia lebih dari 3-4 bulan. Kulit kepala bayi tampak dilapisi oleh
lapisan kerak yang cukup tebal dan berminyak. Kadang kerak dapat juga
dijumpai pada bagian kulit lain sepeti pada wajah, telinga, leher dan ketiak.
Umumnya tidak gatal dan bayi tidak merasa terganggu. Kelainan kulit ini
penyebabnya pada sebagian besar kasus tidak diketahui dan akan menghilang
dengan sendirinya.
Penggunaan sampo secara rutin dapat mengurangi lapisan kerak yang
terbentuk dan mempercepat proses penyembuhan. Bila kerak cukup tebal
dapat digunakan sampo yang mengandung bahan anti-ketombe. Bila kerak
tidak membaik setelah 2 minggu atau kerak disertai dengan rasa gatal / nyeri
atau meluas bayi perlu dirujuk.

E. Oral Trush
Oral trush adalah terinfeksinya membran mukosa mulut bayi oleh jamur
candidiasis yang ditandai dengan munculnya bercak bercak keputihan yang
membentuk plak-plak berkeping dimulut. Biasanya penderita akan menunjukan
gejala demam karana adanya iritasi gastrointestinal.
Oral trush terjadi karena infeksi jamur candida albicans yang
merupakan organisme penghuni kulit dan mukosa mulut,vagina dan saluran
cerna. Tanda dan gejala sangat mudah terlihat, pada pasien oral trush adalah
lesi dimulut berwarna putih dan membentuk plak-plak berkeping yang
menutup seluruh atau sebagian lidah, kedua bibir, gusi, dan mukosa pipi.

F. Mongolian spot (bercak kebiruan)


Pada bayi Asia bercak kebiruan kerap tampak pada daerah bokong,
punggung bagian bawah dan pundak. Bercak ini akan menghilang (berubah
menjadi seperti warna kulit lainnya) seiring dengan pertambahan usia.

9
G. Miliaria
Pada masyarakat kita miliaria lebih dikenal dengan istilah biang
keringat akibat tersumbatnya kelenjar keringat. Membuat bayi nyaman,
memakai pakaian tipis dan ringan, dan segera mengganti bila basah umumnya
cukup untuk menghilangkan miliaria, karena pada dasarnya miliaria memang
bersifat sementara.

2.1.5 Komplikasi pada Bayi Baru Lahir dan Faktor Risiko


A. Sindrom aspirasi mekonium
Sindrom aspirasi mekonium adalah terjadi jika janin menghirup
mekonium yang tercampur dengan cairan ketuban, baik ketika bayi masih
berada dalam rahim atau sesaat setelah dilahirkan. Pada bayi prematur yang
memiliki sedikit ketuban, sindroma ini sangat parah. Mekonium yang
terhirup lebih kental sehingga penyumbatan udara lebih berat.
Faktor penyebab :
1. Aspirasi mekonium terjadi jika janin mengalami stress selama proses
persalinan
2. Selama persalinan berlangsung, bayi bisa saja mengalami kekurangan
O2. Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya gerakan usus dan
pengenduran otot anus, sehingga mekonium dikeluarkan kedalam cairan
ketuban yang mengelilingi bayi didalam rahim. Cairan ketuban dan
mekonium bercampur membentuk cairan bewarna hijau dengan
kekentalan yang bervariasi
Faktor resiko :
1. Kehamilan post matur
2. Persalinan yang sulit
3. Gawat janin
4. Hipoksia intra-uterin
Gejala :
1. Terlihat adanya mekonium dalam cairan ketuban
2. Kulit bayi tampak kehijauan (terjadi jika mekonium telah dikeluarkan
lama sebelum persalinan)

10
3. Bayi tampak lemas atau lemah
4. Kulit bayi tampak kebiruan (sianosis)
5. Takipneu (laju pernapasan yang cepat)
6. Apneu (henti nafas)
B. Apneu
Berhentinya pernapasan selama 20 detik atau lebih. Apneu
dihubungkan dengan adanya bradikardia, sianosis, atau perubahan tingkat
kesadaran (Fargoroff dan martin 2011). Penyebab apnea yang paling sering
pada bayi prematur adalah defisiensi surfaktan paru atau imaturitas
mekanisme kontrol dari sistem saraf pusat.
Faktor resiko :
1. Hipoksia
2. Pneumonia
3. Gangguan metabolisme

C. Pletora
Suatu keadaan dimana warna kulit neonatus mengindikasikan atau
memperlihatkan kondisi kelebihan sel darah merah dalam sirkulasi. Dalam
kasus pletora ini hematokrit bayi > 70 %
Faktor pendukung :
1. Pengkleman tali pusat yang terlambat
2. Memegang bayi dibawah plasenta, sehingga memungkinkan darah
mengalir ke bayi dan meberikan volume sirkulasi darah yang besar
Faktor resiko :
1. Ibu dengan riwayat diabetes mellitus
2. Hipotiroidisme neonatus

D. Berat badan lahir rendah (BBLR)


BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram.
Kategori berat badan lahir rendah (BBLR) :
1. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat
badan dibawah 2500 gram pada saat lahir.

11
2. Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi dengan
berat badan dibawah 1500 gram pada saat lahir.
3. Bayi dengan berat badan lahir ekstrem rendah (BBLER) adalah bayi
dengan berat badan dibawah 1000 gram pada saat lahir.

Tanda dan gejala :


1. BB < 2500 gram
2. PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm
3. Elastisitas daun telinga
4. Kulit tipis, transparan, pembuluh darah kelihatan.
Faktor yang mempengaruhi BBLR:
1. Faktor ibu : Umur, jumlah paritas , penyakit kehamilan, gizi kurang
atau malnutrisi, kelelahan, merokok dll
2. Faktor janin : kehamilan kembar.

E. Hipotermi
Hipotermia adalah turunmya suhu tubuh bayi dibawah 30. Hipotermia
adalah pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas. Hipotermia
adalah suhu rektal bayi dibawah 350 C. (Hellen, 2012). Hipotermi pada BBL
adalah suhu di bawah 36,5 ºC, yang terbagi atas : hipotermi ringan (cold
stres) yaitu suhu antara 36-36,5 ºC, hipotermi sedang yaitu antara 32-36ºC,
dan hipotermi berat yaitu suhu tubuh <32 ºC.
Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi
rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tetap hangat tidak diterapkan
secara tepat, terutama pada masa stabilisasi yaitu 6-12 jam pertama, setelah
lahir. Misalnya bayi baru lahir dibiarkan basah dan telanjang selama
menunggu plasenta lahir atau meskipun lingkungan sekitar bayi cukup
hangat namun bayi dibiarkan telanjang atau segera dimandikan.
Mekanisme kehilangan panas :
a) Evaporasi adalah cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi.
Kehilangan panas terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada
permukaan tubuh bayi setelah lahir karena bayi tidak cepat.

12
b) Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara
tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.
c) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan
dekat benda yang mempunyai temperatur tubuh rendah dari
temperature tubuh bayi. Bayi akan mengalami kehilangan panas
melalui cara ini meskipun benda yang lebih dingin tersebut tidak
bersentuhan langsung dengan tubuh bayi.
d) Konveksi Yaitu hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara
sekeliling bayi. Missal bayi diletakkan dekat, pintu / jendela terbuka.
Tanda dan gejala hipotermi Hipotermi memiliki gejala sebagai berikut :
1. Bayi tampak lesu.
2. Tubuh bayi teraba dingin.
3. Bayi menggigil.
4. Suhu (aksila) bayi turun dibawah 36° C.
5. Kulit pucat.

F. Asfiksia neonatus
Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir. Sering kali bayi yang sebelumnya mengalami gawat
janin akan mengalami asfiksia sesudah persalinan. Masalah ini mungkin
berkaitan dengan keadaan ibu, tali pusat, atau masalah pada bayi selama
atau sesudah persalinan (Depkes RI, 2012).
Gejala dan tanda Asfiksia :
1. Tidak bernafas atau napas megap-megap atau pernapasan lambat
(kurang dari 30 kali per menit)
2. Tangisan lemah atau merintih
3. Warna kulit pucat atau biru
4. Tonus otot lemas atau ekstremitas terkulai
5. Denyut jantung tidak ada atau lambat (bradikardia) (kurang dari 100
kali per menit)

13
BAB III

TINJAUAN KASUS

LEMBAR PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN


PADA BAYI BARU LAHIR
1. SUBYEKTIF
a. Identitas Bayi
Nama : By.Ny.S
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke- : 4 Empat
Identitas Orang Tua

Ibu Suami
Nama : Ny.S Tn.E
Umur : 21 Tahun 40 Tahun
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia Jawa / Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SD SMA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Punggur

b. Data Kesehatan
1) Riwayat Kehamilan
G4P1A2 Hidup 1
Kompilasi pada kehamilan : Tidak ada
2) Riwayat Persalinan
a) Tanggal / Jam Persalinan : 06 juli 2020 / 07: 55 Wib
b) Jenis Persalinan : Normal
c) Lama Persalinan : Kala I : 8 Jam Kala III : 15 menit
Kala II : 2 Jam Kala IV : 5 menit

14
d) Anak Lahir Seluruhnya Jam : 07 : 55 Wib
e) Warna Air Ketuban : Jernih
f) Trauma Persalinan : Tidak ada
g) Penolong Persalinan : Bidan
h) Penyulit Dalam Persalinan : Tidak ada
i) Bonding Attachment : Tidak ada

2. OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Tanda-tanda Vital : Heart Rate : 148 x/menit
Respiratory Rate : 56 x/menit
Temperature : 36,2C
3) Antropometri
Berat Badan / Panjang Badan : 3200 gram / 49 cm
Lingkar Dada / Lingkar Kepala : 33 cm / 34 cm

4) Apgar Score

Tanda 1’ 5”
Appearance color
(Warna Kulit) 2 2
Pulse
( Denyut Jantung ) 2 2
Grimace
( Refleks ) 1 1
Activity
( Tonus Otot) 2 2
Respiration
( Usaha Bernapas) 1 2
JUMLAH 8 9

b. Pemeriksaan Fisik Khusus


15
1) Kulit : Normal , Kemerahan
2) Kepala : Tidak ada caput succedaneum dan chepalo hematoma
3) Mata : Normal , simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi.
4) Telinga : Normal, simetris , tidak ada kelainan
5) Hidung : Normal , simetris , tidak ada kelainan.
6) Mulut : Tidak ada Labio palatoakizis , tidak ada labioskizis
7) Leher : Tidak ada pembesaran dan benjolan
8) Klavikula : Normal , Tidak ada kelainan
9) Dada : Tidak ada kelainan
10) Umbilicus : Tidak ada kelainan
11) Ekstremitas
Jari / Bentuk : Lengkap , Tidak ada kelaianan
Gerakan : Normal
Kelainan : Tidak ada
12) Punggung : Normal , Tidak ada spina bifida
13) Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia miniro.
14) Anus : (+) Berlubang
15) Eliminasi : Miksi dan Mekonium sudah keluar
16) Pemeriksaan Refleks
1) Moro : (+) Positif
2) Rooting : (+) Positif
3) Sucking : (+) Positif
4) Grasping : (+) Positif
5) Neck righting : (+) Positif
6) Tonic neck : (+) Positif
7) Startle : (+) Positif
8) Babinski : (+) Positif
9) Merangkak :-
10) Menari/melangkah :-
11) Ekstruasi :-
12) Galant’s :-
17) Pemeriksaan Penunjang : Tidak di lakukan
3. ANALISA

16
By.Ny .S usia 2 jam lahir spontan cukup bulan sesuai masa kehamilan.

4. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 06 juli 2020
Waktu : 10 : 00 Wib

1. Memberitahu kepada ibu tentang keadaan bayinya bahwa :


a. KU bayi : Baik
b. Suhu : 36,2 0C
c. Pernafasan : 56 x/menit
d. Heart rate : 148 x/menit
e. Apgar Skore : 8/9
f. BB : 3200 gram
g. PB : 52 cm
h. LK : 33 cm
i. LD : 34cm
j. LILA : 12 cm
k. Anus : Berlubang (+) positif
Kelainan : Tidak ada

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

2. Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayi di ruangan dengan cara memakaikan
baju, bedong , popok dan apabila kainnya basah segera di ganti.

Evaluasi : Bayi sudah memakai pakaian lengkap seperti baju, popok, sarung tangan, topi,
dan lain-lain.

3. Memberitahu kepada ibu tentang perawatan tali pusat, seperti :


a. Menjaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih dan kering.
b. Jangan beri alkohol ataupun bethadine pada tali pusat.

Evaluasi : Ibu mengerti dan paham mengenai perawatan tali pusat pada bayi

4. Memberitahu ibu mengenai pentingnya ASI ekslusif, pemberian ASI saja termasuk
kolostrum tanpa tambahan apapun sejak lahir, dengan kata lain pemberian susu formula, air
matang, air gula, dan madu untuk bayi baru lahir tidak di benarkan. Karena ASI merupakan
17
nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung kebutuhan energy dan zat yang di
butuhkan selama 6 bulan pertama kehidupan bayi. Dan di berikan setiap 2 jam sekali.

Evaluasi : ibu sudah mengerti dan paham tetntang pemberian ASI

5. Memberitahu kepada ibu setiap pagi bayi dimandikan dan berjemur sebelum pukul 08.30
dengan cara : sinar matahari harus mengenai kulit bayi tapi tidak langsung mengenai mata,
sebelum dan sesudah berjemur bayi harus disusui.

Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan dan bisa melakukannya dirumah.

6. Menjelaskan kepada ibu mengenai tanda bahaya Bayi baru lahir yaitu infeksi pada tali pusat,
hipotermi, bayi tidak dapat menyusui, bayi kuning atau ikterik, kejang, nafas > 60 x/menit,
merintih, dan sianosis. Jika terdapat tanda–tanda tersebut segera bawa bayi ke tenaga
kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Evaluasi : Ibu mengerti mengenai tanda-tanda bahaya pada bayi dan apabila terdapat tanda-
tanda tersebut
ibu bersedia untuk membawa bayi ke tenaga kesehatan terdekat.

7.  Memberikan / mengoleskan salep mata pada bayi, Pemberian salep atau tetes mata diberikan
untuk pencegahan infeksi mata. Beri bayi salep atau tetes mata antibiotika profilaksis
(tetrasiklin 1%, oxytetrasiklin 1% atau 11 antibiotika lain). Pemberian salep atau tetes mata
harus tepat 1 jam setelah kelahiran. Upaya pencegahan infeksi mata tidak efektif jika
diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran

Evaluasi : Bayi sudah diberi salep mata.

8. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya imunisasi 1 bulan lagi untuk mendapatkan
imunisasi BCG dan Polio 1 yang berfungsi mencegah serangan penyakit tuberkulosis (TB)
pada paru-paru dan kadang kala juga bisa berkembang menjadi meningitis serta mencegah
penyakit polio

Evaluasi : Ibu bersedia membawa bayinya imunisasi 1 bulan lagi

BAB IV

PEMBAHASAN

18
4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data subjektif Bayi Ny. S lahir normal dan spontan pada tanggal 06
Juli 2020, pukul 07.55 Wib dengan bugar, Ny S bayi baru lahir normal ditandai
dengan lahir presentasi kepala melewati vagina tanpa alat apapun dan usia kehamilan
ibu 40 minggu. Didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Wahyuni, 2012 Bayi baru
lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37- 42 minggu atau 294 hari
dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram, bayi baru lahir (newborn
atau neonatus) adalah bayi yang baru di lahirkan sampai dengan usia empat minggu.
Berdasarkan data objektif By. Ny S lahir dengan menangis kuat, tidak ada cacat
bawaan, warna kulit kemerahan, tonus otot aktif dan pernafasan baik nilai APGR 8/9.
Jenis kelamin perempuan, berat badan 3200 gram, panjang badan 52 cm, ekstremitas
lengkap, reflek bagus, pergerakan aktif, anus (+). Hal ini sesuai dengan teori dimana
bayi baru lahir normal dan sehat apabila warna kulit merah, denyut jantung >100 x/i,
menangis kuat, tonus otot bergerak aktif, pernafasan baik dan tidak ada komplikasi
pada bayi tersebut (Tando, 2016).
Berdasarkan data subjektif & objektif dapat disimpulkan bahwa analisa nya
adalah By.Ny .S usia 2 jam lahir spontan cukup bulan sesuai masa kehamilan.
Berdasarkan Penatalaksanaan pada saat umur bayi 2 jam, dilakukan pemeriksaan
fisik bayi serta memberikan penyuluhan kepada ibu tentang perawatan pencegahan
hipotermi, pemberian ASI eksklusif, dilakukan penimbangan berat badan dan
pengukuran panjang badan dengan hasil berat badan 3200 gram, panjang badan 52 cm.
Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir 6 jam setelah lahir memberikan suntik
imunisasi HB0 pada paha bagian luar untuk imunisasi dasar , dan suntik Vit K. Jika
bayi masih belum melakukan IMD dalam waktu 6 jam, lanjutkan asuhan perawatan
neonatal esensial lainnya (menimbang, pemberian vitamin K, salep mata, serta
pemberian gelang pengenal) kemudian dikembalikan lagi kepada ibu untuk belajar
menyusu. Upaya pencegahan infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam
setelah kelahiran (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Ditegaskan dari penelitian Novianti (2013) yang berjudul Asuhan Kebidanan
Pada Bayi Baru Lahir Terhadap Bayi Ny. S di BPS Martini Bandar Lampung, bayi
baru lahir normal adalah bayi yang lahir tanpa masalah apapun, lahir dengan umur
kehamilan 37 – 42 minggu dengan berat badan 2500 – 4000 gram tanpa cacat bawaan.

19
Bayi baru lahir dilakukan perawatan rutin diatas perut ibu segera dilakukan
IMD dan dilakukan penilaian selintas yaitu bayi menangis kuat, tonus otot baik, warna
kulit kemerahan, cukup bulan. Didukung dengan teori yang ada dari Ambarwati
(2010) Inisiasi menyusu dini atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu
sendiri segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan
the best crawl atau merangkak mencari payudara. Dari penelitian Novianti (2013)
yang berjudul Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap Bayi Ny. S di BPS
Martini Bandar Lampung, menyebutkan bahwa melakukan IMD sebelum dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.

BAB V

20
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37- 42
minggu atau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram, bayi
baru lahir (newborn atau neonatus) adalah bayi yang baru di lahirkan sampai dengan usia
empat minggu (Wahyuni, 2012).
Ciri- ciri bayi baru lahir normal salah satunya yaitu Berat badan 2500-4000 gram,
Panjang badan lahir 48-52 cm, Lingkar dada 30-38 cm, Lingkar kepala 33-35 cm, Bunyi
jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180×/menit, kemudian menurun sampai
120-140×/menit,Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
terbentuk dan diliputi vernix caseosa, Kuku panjang, Rambut lanugo tidak terlihat dan
rambut kepala biasanya telah sempurna, Genitalia : labia mayora sudah menutupi labia
minora (pada perempuan),Testis sudah turun (pada laki-laki). Eliminasi baik: urine dan
mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan
(Saleha, 2012).
Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari
kehidupan didalam uterus ke kehidupan diluar uterus. Beberapa perubahan fisiologi yang
dialami bayi baru lahir antara lain yaitu Sistem Pernafasan, Sirkulasi darah,
Metabolisme, Keseimbangan air dan fungsi ginjal, Imunoglobulin, Truktus digestivenus,
Hati.
Masalah pada bayi baru lahir yang sering dialami yaitu Bayi rewel, Diaper Rash,
Gumoh, Cradle cap (Kerak Topi), Oral Trush, Mongolian spot (bercak kebiruan),
Miliaria. Komplikasi pada Bayi Baru Lahir yaitu Sindrom aspirasi mekonium, Apneu,
Pletora, Berat badan lahir rendah (BBLR), Hipotermi, Asfiksia neonatus
5.2 SARAN
1. Diharapkan kepada mahasiswi kebidanan untuk benar-benar mengerti tentang
penatalaksanaan pada bayi baru lahir.
2. Diharapkan kepada setiap orang tua untuk selalu merawat bayinya dengan baik sesuai
anjuran dokter/bidan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial & Pedoman Teknis

Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta. 2010

Kementerian Kesehatan RI, 2013

Kriebs, Jan M & Gegor CL. Buku Saku Asuhan Kebidanan Varney. Jakarta: EGC, 2009.

Putra, SR. Buku Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita Untuk Keperawatan Dan Kebidanan.
Yogyakarta. Diva Press. 2012

Rahardjo, K & Marmi .Asuhan Neonatus Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah. Yogyakarta
:Pustaka Pelajar, 2015.

Saleha, S. Asuhan Kebidanan Neonates, Bayi Dan Balita. Makassar: Alauddin University
Press. 2012.

Saifuddin, AB. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010

Saifuddin, AB. Buku Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. 2014.

Anda mungkin juga menyukai