Diajukan Sebagai Laporan Tugas Mandiri Praktik Klinik Kebidanan Tingkat II Semester
III Prodi D-III Kebidanan Stikes Mitra Bunda Persada Batam
Di susun oleh :
1. Vivin Nursyahdina Zebua NIM.526080618032
2. Alvina Dwi Wulandari NIM.526080618002
3. Anisa Fitri Rahmadianti NIM.526080618003
4. Nia Sri Daniati NIM.526080618018
5. Misgiyanti NIM.526080618015
6. Niky Fadilla NIM.526080618019
7. Memida Januarti NIM.526080618014
Pada Tanggal:
29 Januari 2020
Pembimbing:
Mengesahkan
Ketua Prodi D-III Kebidanan
Stikes Mitra Bunda Persada Batam
Di susun oleh :
1. Vivin Nursyahdina Zebua NIM.526080618032
2. Alvina Dwi Wulandari NIM.526080618002
3. Anisa Fitri Rahmadianti NIM.526080618003
4. Nia Sri Daniati NIM.526080618018
5. Misgiyanti NIM.526080618015
6. Niky Fadilla NIM.526080618019
7. Memida Januarti NIM.526080618014
Telah Diselesaikan Laporan Kasus Praktik Klinik Kebidanan dan Telah Disetujui
Oleh Pembimbing Lahan Praktik Maupun Akademik
Pada Tanggal:
29 Januari 2020
PERNYATAAN KEASLIAN
i
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa:
Prodi D-III kebidanan Stikes Mitra Bunda Persada Batam, dengan ini saya
menyatakan bahawa isi laporan yang saya buat adalah benar.
Mengetahui,
Yang Menyatakan
Ci Ruangan Mahasiswa
Pembimbing Akademik
KATA PENGANTAR
ii
Puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-Nya
lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur, kami meminta
ampunan dan kami meminta pertolongan.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta. Dengan hormat serta pertolongan-
Nya,puji syukur, pada akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan kasus kami
dengan judul “ Asuhan Kebidanan Pada Bayi baru lahir dengan Asfiksia
Sedang di Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam” dengan lancar.
Penulis pun menyadari dengan sepenuh hati bahwa tetap terdapat kekurangan
pada laporan kasus ini. Oleh sebab itu, penulis sangat menantikan kritik dan saran
yang membangun dari setiap pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai
penulisan laporan kasus berikutnya. Kami juga berharap hal tersebut mampu
dijadikan cambuk untuk kami supaya kami lebih mengutamakan kualitas laporan
di masa yang selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
iii
Halaman Persetujuan
Pernyataan Keaslian
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................2
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Derajat kesehatan merupakan pilar utama bersama-sama dengan
pendidikan ekonomi yang sangat erat dengan peningkatan kualitas sumber daya
manusia, sehingga dengan kondisi derajat kesehatan masyarakat yang
tinggi diharapkan akan tercipta sumber daya manusia yang tangguh,
produktif, dan mampu bersaing untuk menghadapi semua taantangan yang akan
dihadapi dalam pembangunan disegala bidang .Angka kematian perinatal, angka
kematian anak (bayi), angka kematian maternal, dan angka kematian balita
merupakan parameter keadaan kesehatan, pelayanan kebidanan dan kesehatan
serta mencerminkan keadaan social ekonomi suatu Negara.
Asfiksia neonatorum ialah bayi baru lahir yang mengalami kegagalan
bernapas secara spontan dan teratur segera setelah ia dilahirkan. Biasanya,
keadan ini disertai dengan hipoksia, hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis.
Hipoksia yang terdapat pada penderita asfiksia menjadi faktor terpenting yang
dapat menghambat adaptasi pada anak baru lahir terhadap kehidupan
ekstrauterin. Asfiksia neonatorum akan terjadi apabila saat lahir bayi mengalami
gangguan pertukaran gas dan transport O2 dari ibu kejanin sehingga terdapat
gangguan dalam persediaan O2 dan dalam menghilangkan CO2. Gangguan ini
dapat berlangsung secara menahun akibat kondisi ibu atau kelainan pada ibu saat
kehamilan (Wahyuni,Sari. 2012)
1
4. Apa saja komplikasi pada Asfiksia?
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia
kasus selanjutnya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat
bernafas secara spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir (Mansjoer,
2013). Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan
asidosis, bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan
kerusakan otak atau kematian. Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi
organ vital lainnya. (Saiffudin, 2015). Asfiksia merupakan suatu keadaan
dimana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah
lahir, keadaan tersebut dapat disertai dengan adanya hipoksia, hiperkapnea dan
sampai ke asidosis (Hidayat, 2014).
Jadi, Asfiksia neonatorum adalah keadan bayi baru lahir yang tidak dapat
bernapas secara spontan dengan ditandai adanya hipoksemia (penurunan
PaO2), hiperkarbia (peningkatan PaCO2), dan asidosis (penurunan PH).
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas
secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin
dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam
kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. (Sarwono, 2012: 709).
2.2 Etiologi/Penyebab
3
d. Uraemia dan toksemia gravidarum
e. Anemia berat
f. Cacat bawaan
g. Trauma
2. Asfiksia dalam persalinan
a. Kekurangan O2
b. Partus lama (CPD, rigid serviks dan atonia/ insersi uteri)
c. Ruptur uteri yang memberat, kontraksi uterus yang terus-menerus
mengganggu sirkulasi darah ke uri
d. Tekanan terlalu kuat dari kepala anak pada plasenta.
e. Prolaps fenikuli tali pusat akan tertekan antara kepaladan panggul.
f. Pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya.
g. Perdarahan banyak : plasenta previa dan solutio plasenta.
h. Kalau plasenta sudah tua : postmaturitas (serotinus), disfungsi uteri.
i. Paralisis pusat pernafasan
j. Trauma dari luar seperti oleh tindakan forceps
k. Trauma dari dalam : akibat obat bius
Menurut Betz et al. (2015), terdapat empat faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya asfiksia, yaitu :
1. Faktor ibu
a. Hipoksia ibu
Dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik
atau anestesi dalam, dan kondisi ini akan menimbulkan hipoksia janin
dengan segala akibatnya.
4
2. Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan
kondisi plasenta, asfiksis janin dapat terjadi bila terdapat gangguan
mendadak pada plasenta, misalnya perdarahan plasenta, solusio
plasenta.
3. Faktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran
darah dalam pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran
gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan
pada keadaan tali pusat menumbung, melilit leher, kompresi tali pusat
antara jalan lahir dan janin.
4. Faktor neonatus
Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena
beberapa hal yaitu pemakaian obat anestesi yang berlebihan pada ibu,
trauma yang terjadi saat persalinan misalnya perdarahan intra kranial,
kelainan kongenital pada bayi misalnya hernia diafragmatika, atresia
atau stenosis saluran pernapasan, hipoplasia paru.
2.3 Patofisiologi
5
berangsur-angsur dan bayi memasuki periode apneu primer. Apabila bayi
dapat brnapas kembali secara teratur maka bayi mengalami asfiksia ringan.
Jika berlanjut, bayi akan menunjukkan pernafasan yang dalam, denyut
jantung terus menurun disebabkan karena terjadinya metabolisme anaerob
yaitu glikolisis glikogen tubuh yang sebelumnya diawali dengan asidosis
respiratorik karena gangguan metabolisme asam basa, Biasanya gejala ini
terjadi pada asfiksia sedang - berat, tekanan darah bayi juga mulai
menurun dan bayi akan terlihat lemas (flascid). Pernafasan makin lama
makin lemah sampai bayi memasuki periode apneu sekunder. Selama
apneu sekunder, denyut jantung, tekanan darah dan kadar O2 dalam darah
(PaO2) terus menurun. Pada paru terjadi pengisian udara alveoli yang tidak
adekuat sehingga menyebabkan resistensi pembuluh darah paru.
Sedangkan di otak terjadi kerusakan sel otak yang dapat menimbulkan
kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya. Pada saat ini,
Bayi sekarang tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidak akan
menunjukkan upaya pernafasan secara spontan.
6
3. Asfiksia Berat
Skor APGAR 0-3, pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung
kurang dari 100x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan kadang-
kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada. Pada asfiksia dengan henti
jantung yaitu bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit
sebelum lahir lengkap atau bunyi jantung menghilang post partum,
pemeriksaan fisik sama pada asfiksia berat. (Manuaba, I. 2013).
2.4 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin muncul pada asfiksia neonatus antara lain:
7
d. Koma
Apabila pada bayi asfiksia berat tidak segera ditangani akan
menyebabkan koma karena beberapa hal diantaranya hipokemia
dan pendarahan otak. (Muslimatun, 2011)
2.5 Pencegahan
Upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi penyebab
utama kematian bayi baru lahir adalah pelayanan antenatal yang berkualitas ,
asuhan persalinan normal dan pelayanan kesehatan bayi baru lahir dengan asuhan
neonatal dasar oleh tenaga kesehatan professional . penerapan manajamen asfiksia
bayi baru lahir unutk mempersiapkan penolong persalinan melakukan penilaian ,
membuat klasifikasi serta memberikan tindakan kepada bayi baru lahir dengan
tepat dan cepat ( Prawiroharjo, 2010 )
Apabila penanganan bayi dengan asfiksia tiak dilakukan dengan sempurna
akan memperburuk keadaan bayi bahkan bisa menimbulkan kematian pada bayi ,
untuk itu perlu petugas yang terlatih dalam melakukan tindakan resusitasi pada
bayi baru lahir dan juga tersedianya alat yang lengkap untuk melkukan resusitasi
pada bayi baru lahir ( Prawiroharjo , 2010 )
2.6 Penanganan
8
2. Memulai pernapasan :
a. Lakukan rangsangan taktil Beri rangsangan taktil dengan menyentil
atau menepuk telapak kakiLakukan penggosokan punggung bayi
secara cepat,mengusap atau mengelus tubuh,tungkai dan kepala bayi.
b. Bila perlu lakukan ventilasi tekanan positif
3. Mempertahankan sirkulasi darah :
Rangsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara kompresi dada atau
bila perlu menggunakan obat-obatan
1. Tindakan umum
a. Pengawasan suhu
b. Pembersihan jalan nafas
c. Rangsang untuk menimbulkan pernafasan
2. Tindakan khusus
a. Asfiksia berat
Resusitasi aktif harus segera dilaksanakan, langkah utama
memperbaiki ventilasi paru dengan pemberian O2 dengan tekanan
dan intermiten, cara terbaik dengan intubasi endotrakeal lalu
diberikan O2 tidak lebih dari 30 mmHg. Asphiksia berat hampir
selalu disertai asidosis, koreksi dengan bikarbonas natrium 2-4
mEq/kgBB, diberikan pula glukosa 15-20 % dengan dosis 2-
4ml/kgBB. Kedua obat ini disuntuikan kedalam intra vena perlahan
melalui vena umbilikalis, reaksi obat ini akan terlihat jelas jika
ventilasi paru sedikit banyak telah berlangsung. Usaha pernapasan
biasanya mulai timbul setelah tekanan positif diberikan 1-3 kali, bila
setelah 3 kali inflasi tidak didapatkan perbaikan pernapasan atau
frekuensi jantung, maka masase jantung eksternal dikerjakan dengan
frekuensi 80-100/menit. Tindakan ini diselingi ventilasi tekanan
dalam perbandingan 1:3 yaitu setiap kali satu ventilasi tekanan diikuti
oleh 3 kali kompresi dinding toraks, jika tindakan ini tidak berhasil
9
bayi harus dinilai kembali, mungkin hal ini disebabkan oleh
ketidakseimbangan asam dan basa yang belum dikoreksi atau
gangguan organik seperti hernia diafragmatika atau stenosis jalan
nafas.
b. Asfiksia sedang
Berikan stimulasi agar timbul reflek pernapasan, bila dalam waktu
30-60 detik tidak timbul pernapasan spontan, ventilasi aktif harus
segera dilakukan, ventilasi sederhana dengan kateter O2 intranasal
dengan aliran 1-2 lt/mnt, bayi diletakkan dalam posisi dorsofleksi
kepala. Kemudioan dilakukan gerakan membuka dan menutup nares
dan mulut disertai gerakan dagu keatas dan kebawah dengan
frekuensi 20 kali/menit, sambil diperhatikan gerakan dinding toraks
dan abdomen. Bila bayi memperlihatkan gerakan pernapasan spontan,
usahakan mengikuti gerakan tersebut, ventilasi dihentikan jika hasil
tidak dicapai dalam 1-2 menit, sehingga ventilasi paru dengan
tekanan positif secara tidak langsung segera dilakukan, ventilasi
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan dari mulut ke mulut
atau dari ventilasi ke kantong masker. Pada ventilasi dari mulut ke
mulut, sebelumnya mulut penolong diisi dulu dengan O2, ventilasi
dilakukan dengan frekuensi 20-30 kali permenit dan perhatikan
gerakan nafas spontan yang mungkin timbul. Tindakan dinyatakan
tidak berhasil jika setelah dilakukan berberapa saat terjasi penurunan
frekuensi jantung atau perburukan tonus otot, intubasi endotrakheal
harus segera dilakukan, bikarbonas natrikus dan glukosa dapat segera
diberikan, apabila 3 menit setelah lahir tidak memperlihatkan
pernapasan teratur, meskipun ventilasi telah dilakukan dengan
adekuat ( Prawiroharjo , 2010 )
10
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. SUBYEKTIF
a. Identitas Bayi
Nama : By.Ny.E
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke- : Pertama
Ibu Suami
Nama : Ny.E Tn.F
Umur : 35Th 25Th
Suku/bangsa : Melayu/Indonesia Melayu/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Komp.Rusun pemko Komp.Rusun pemko
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kehamilan : G1P0A0
Kompilasi pada kehamilan : Tidak Ada
2) Riwayat Persalinan
a) Tanggal/Jam Persalinan : 29 Januari 2020
b) Jenis Persalinan : Normal
c) Anak Lahir Seluruhnya Jam : 14.00 WIB
d) Warna Air Ketuban : Jernih
e) Penolong Persalinan : Dokter
f) Bonding Attachment : Dilakukan
c. Keluhan utama :
11
Saat lahir ekstermitas bayi tampak biru , gerakan sedikit , dan tidak langsung
menangis
2. OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : lemah
2) Kesadaran : Somnolen
3) Tanda-tanda Vital : Heart Rate :115 x/menit
Respiratory Rate :35 x/menit
Temperature :36,5C
4) Antropometri
Berat Badan / Panjang Badan : 2500gram / 47cm
Lingkar Dada / Lingkar Kepala : 33cm / 34cm
12
4) Grasping : Ada
5) Neck righting : Ada
6) Tonic neck : Ada
7) Startle : Ada
8) Babinski : Ada
9) Merangkak : Tidak ada
10) Ekstruasi : Tidak ada
3. ANALISA
4. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 29 Januari 2020
Waktu : 14.00 WIB
2. Memberi informasi pada ibu dan keluarga bahwa bayi ibu mengalami
asfiksia sedang yaitu keadaan dimana bayi tidak bernapas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir disebabkan oleh bayi yg tidak
mendapatkan cukup oksigen selama proses kelahiran, tindakan yang
dilakukan adalah resusitasi.
Ibu dan keluarga sudah mengetahui keadaan bayinya saat ini dan
seyuju atas tindakan yang akan dilakukan.
13
c) Memposisikan kepala bayi sedikit ekstensi dengan cara mengganjal
bahu bayi 2-3 cm.
d) Membersihkan jalan napas dari mulut hingga hidung dengan
caramenghisap lender pada mulut 5 cm dan hidung 3 cm.
e) Memberikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung bayi
dengan cara menepuk.
f) Mengobservasi tanda-tanda vital bayi, terutama pernafasan tiap4
jam.
Evaluasi
a) Tubuh bayi telah dikeringkan dan bayi sudah diganti dengan kain
yang bersih dan kering.
b) Bayi telah didekatkan di dekat lampu sorot dengan jarak 60 cm
c) Kepala bayi sudah di resposisi menggunakan ganjal bahu setinggi 2-
3cm dan posisi bayi sudah sedikit ekstensi.
d) Telah dibersihkan jalan nafas dan bayi menangis kuat.
e) Telah diberikan rangsanga taktil pada telapak kaki dan punggung
bayidengan cara menepuk dan pernafasan mulai teratur serta bayi
sudah menangis kuat.
f) Setelah dilakukan observasi tanda-tanda vital pada bayi setiap 4 jam
dengan hasil:
14
5. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya setiap 2-3jam sekali
Ibu telah menyusui bayinya setiap 2-3jam sekali
15
CATATAN PERKEMBANGAN
Data Subjektif
kondisi bayi masih lemah.
Data Objektif
Keadaan Umum : Lemah
Tanda-tanda Vital : Suhu : 36,8
Respirasi : 53 x/Menit
Denyut Jantung : 125 x/Menit
Analisa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan, Usia 1 hari dengan asfiksia
sedang keadaan umum lemah.
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga keadaan bayinya saat ini
16
CATATAN PERKEMBANGAN
Data Subjektif
kondisi bayi Ny. E sudah baik.
Data Objektif
Keadaan Umum : baik
suhu : 37,20 C Rr : 55 x/Menit N: 127 x/menit
Analisa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan, Usia 2 hari dengan Asfiksia
sedang keadaan umum baik.
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga keadaan bayi saat ini
17
CATATAN PERKEMBANGAN
Data Subjektif
dokter mengintruksikan bayi Ny. E boleh pulang.
Data Objektif
Keadaan Umum : Baik
Suhu : 36,80 CRr : 53 x/Menit N : 125 x/Menit
Analisa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan, Usia 3 hari keadaan umum baik.
Penatalaksanaan
18
4. Menyiapkan bayi untuk persiapan pulang
Bayi sudah dibedong dan diberikan pada keluarganya
5. Memberitahu ibu bahwa hari ini bayi ibu sudah diperbolehkan pulang karena
kondisi bayinya sudah membaik serta tidak perlu penanganan khusus dan ibu
kerumah.
c. Merawat talipusat bayinya dengan cara menjaga agar talipusat bayi tetap
d. Memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir yaitu seperti Bayi rewel ,
e. Suhu tubuhnya tinggi dari 37,50C menganjurkan ibu untuk segera datang
ketenaga kesehatan jika menemui tanda dan gejala tanda bahaya pada
pertumbuhan bayinya
ibu sudah mengerti yang disampaikan dan ibu mau melakukan hal-hal yang
dianjurkan.
19
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pada asuhan kebidanan yang kami buat antara tinjauan teori (Hidayat,
2014).Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat
bernafas secara spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir Asfiksia
berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis, bila proses ini
berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian.
Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya. Asfiksia
merupakan suatu keadaan dimana bayi tidak dapat bernapas secara spontan
dan teratur segera setelah lahir, keadaan tersebut dapat disertai dengan adanya
hipoksia, hiperkapnea dan sampai ke asidosis.
Jadi, Asfiksia neonatorum adalah keadan bayi baru lahir yang tidak
dapat bernapas secara spontan dengan ditandai adanya hipoksemia (penurunan
PaO2), hiperkarbia (peningkatan PaCO2), dan asidosis (penurunan PH).Asfiksia
Neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir.Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam
uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam
kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. (Sarwono, 2012).
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada By,Ny “E” usia 0 hari bayi
dengan keluhan setalah lahir tidak menangis, badan kebiruan. Dari data
pengkajian didapatkan bahwa By,NY “E” di konfimasikan dengan hasil
pemeriksaan bayi ibu mengalami Asfiksia yaitu terjadi ketika otak bayi dan
organ tidak mendapat cukup oksigen sebelum atau selama dan sesudah
persalinan.Setelah dilakukan analisa data pada By Ny “E” dengan Ikterus
Neonatorum, didapatkan tidak adanya kesenjangan antara teori dan praktek.
Pada teori dilakukan asuhan kebidanan pada bayi yang menggalami Ikterus
20
Neonaturum yaitu akan membutuhkan perawatan yang serius untuk
mengawasi pola perkembangan bayi dan bayi akan dipasangkan Oksigen .
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Langkah-langkah
Tahap pertama adalah langkah awal , dan tahap kedua adalah ventilasi
B. Saran
Sebaiknya kita sebagai mahasiswa kebidanan harus mempelajari tentang
kelaianan bawaan dan penatalaksanannya khususnya Asfiksia sebagai
tambahan ilmu pengetahuan dan bekal kita apabila sudah mengabdi
dimasyarakat atau di tempat pelayanan kesehatan, demi kesejahteraan
neonatus.
21
22
DAFTAR PUSTAKA