Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

Asuhan Kebidanan Pada By, Ny. E Dengan ASFIKSIA sedang


Di Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam
Tahun 2020

Diajukan Sebagai Laporan Tugas Mandiri Praktik Klinik Kebidanan Tingkat II Semester
III Prodi D-III Kebidanan Stikes Mitra Bunda Persada Batam

Di susun oleh :
1. Vivin Nursyahdina Zebua NIM.526080618032
2. Alvina Dwi Wulandari NIM.526080618002
3. Anisa Fitri Rahmadianti NIM.526080618003
4. Nia Sri Daniati NIM.526080618018
5. Misgiyanti NIM.526080618015
6. Niky Fadilla NIM.526080618019
7. Memida Januarti NIM.526080618014

Pada Tanggal:
29 Januari 2020

Pembimbing:

1. Pembimbing Lahan : Ns. Susy Arissani, M.Kep


Tanda Tangan :

2. Pembimbing Akademik : Renny Adelia Tarigan., SST, MKM


Tanda Tangan :

Mengesahkan
Ketua Prodi D-III Kebidanan
Stikes Mitra Bunda Persada Batam

Norma Jeepi Margiyanti, S.SiT., M.Kes


HALAMAN PERSETUJUAN

Asuhan Kebidanan Pada By, Ny. E Dengan ASFIKSIA sedang


Di Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam
Tahun 2020

Di susun oleh :
1. Vivin Nursyahdina Zebua NIM.526080618032
2. Alvina Dwi Wulandari NIM.526080618002
3. Anisa Fitri Rahmadianti NIM.526080618003
4. Nia Sri Daniati NIM.526080618018
5. Misgiyanti NIM.526080618015
6. Niky Fadilla NIM.526080618019
7. Memida Januarti NIM.526080618014

Telah Diselesaikan Laporan Kasus Praktik Klinik Kebidanan dan Telah Disetujui
Oleh Pembimbing Lahan Praktik Maupun Akademik

Pada Tanggal:

29 Januari 2020

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

( Ns. Susy Arissani, M.Kep ) ( Renny Adelia Tarigan., SST, MKM )

PERNYATAAN KEASLIAN

i
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa:

1. Vivin Nursyahdina Zebua NIM.526080618032


2. Alvina Dwi Wulandari NIM.526080618002
3. Anisa Fitri Rahmadianti NIM.526080618003
4. Nia Sri Daniati NIM.526080618018
5. Misgiyanti NIM.526080618015
6. Niky Fadilla NIM.526080618019
7. Memida Januarti NIM.526080618014

Prodi D-III kebidanan Stikes Mitra Bunda Persada Batam, dengan ini saya
menyatakan bahawa isi laporan yang saya buat adalah benar.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan dapat di


pergunakan sebagaimana mestinya.

Batam, 29 Januari 2020

Mengetahui,

Yang Menyatakan
Ci Ruangan Mahasiswa

( Ns. Susy Arissani, M.Kep ) Vivin Nursyahdina Zebua


NIM. 526080618032

Pembimbing Akademik

( Renny Adelia Tarigan., SST, MKM )

KATA PENGANTAR

ii
Puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-Nya
lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur, kami meminta
ampunan dan kami meminta pertolongan.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta. Dengan hormat serta pertolongan-
Nya,puji syukur, pada akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan kasus kami
dengan judul “ Asuhan Kebidanan Pada Bayi baru lahir dengan Asfiksia
Sedang di Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam” dengan lancar.
Penulis pun menyadari dengan sepenuh hati bahwa tetap terdapat kekurangan
pada laporan kasus ini. Oleh sebab itu, penulis sangat menantikan kritik dan saran
yang membangun dari setiap pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai
penulisan laporan kasus berikutnya. Kami juga berharap hal tersebut mampu
dijadikan cambuk untuk kami supaya kami lebih mengutamakan kualitas laporan
di masa yang selanjutnya.

Batam, 29 Januari 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

iii
Halaman Persetujuan
Pernyataan Keaslian
Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Asfiksia...................................................................................3
2.2 Etiologi Asfiksia.......................................................................................3
2.3 Patofisiologi Asfiksia................................................................................5
2.4 komplikasi Asfiksia..................................................................................7
2.5 Pencegahan Asfiksia.................................................................................8
2.6 Penanganan Asfiksia.................................................................................8

BAB III TINJAUAN KASUS


3.1 Format BBL............................................................................................11

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil........................................................................................................20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan.............................................................................................21
5.2 Saran.......................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Derajat kesehatan merupakan pilar utama bersama-sama dengan
pendidikan ekonomi yang sangat erat dengan peningkatan kualitas sumber daya
manusia, sehingga dengan kondisi  derajat kesehatan masyarakat yang
tinggi  diharapkan akan tercipta sumber daya manusia yang tangguh,
produktif,  dan mampu bersaing untuk menghadapi semua taantangan yang akan
dihadapi dalam pembangunan disegala bidang .Angka kematian perinatal, angka
kematian anak (bayi), angka kematian maternal, dan angka kematian balita
merupakan parameter keadaan  kesehatan, pelayanan kebidanan dan kesehatan
serta mencerminkan keadaan social ekonomi suatu Negara.
Asfiksia neonatorum ialah bayi baru lahir yang mengalami kegagalan
bernapas secara spontan dan teratur segera setelah ia dilahirkan. Biasanya,
keadan ini disertai dengan hipoksia, hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis.
Hipoksia yang terdapat pada penderita asfiksia menjadi faktor terpenting yang
dapat menghambat adaptasi pada anak baru lahir terhadap kehidupan
ekstrauterin. Asfiksia neonatorum akan terjadi apabila saat lahir bayi mengalami
gangguan pertukaran gas dan transport O2 dari ibu kejanin sehingga terdapat
gangguan dalam persediaan O2 dan dalam menghilangkan CO2. Gangguan ini
dapat berlangsung secara menahun akibat kondisi ibu atau kelainan pada ibu saat
kehamilan (Wahyuni,Sari. 2012)

1.2     Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Asfiksia?

2. Bagaimana etiologi Asfiksia?

3. Bagaimana patofisiologi Asfiksia?

1
4. Apa saja komplikasi pada Asfiksia?

5. Bagaimana pencegahan Asfiksia?

6. Bagaimana penanganan pada Asfiksia?

7. Bagaimana cara mendokumentasikan SOAP asuhan kebidanan pada

bayi baru lahir dengan Asfiksia?

1.3    Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui pengertian Asfiksia

2. Untuk mengetahui etiologi Asfiksia

3. Untuk mengetahui patofisiologi Asfiksia

4. Untuk mengetahui komplikasi pada Asfiksia

5. Untuk mengetahui pencegahan pada Asfiksia

6. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada Asfiksia

7. Mampu mendokumentasikan SOAP asuhan kebidanan pada bayi baru

lahir dengan Asfiksia

1.4    Manfaat Penulisan

Diharapkan Laporan Kasus ini dapat menjadi sumber informasi dan

memperkaya ilmu pengetahuan serta berbagai bahan acuan untuk laporan

kasus selanjutnya.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat
bernafas secara spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir (Mansjoer,
2013). Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan
asidosis, bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan
kerusakan otak atau kematian. Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi
organ vital lainnya. (Saiffudin, 2015). Asfiksia merupakan suatu keadaan
dimana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah
lahir, keadaan tersebut dapat disertai dengan adanya hipoksia, hiperkapnea dan
sampai ke asidosis (Hidayat, 2014).

Jadi, Asfiksia neonatorum adalah keadan bayi baru lahir yang tidak dapat
bernapas secara spontan dengan ditandai adanya hipoksemia (penurunan
PaO2), hiperkarbia (peningkatan PaCO2), dan asidosis (penurunan PH).
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas
secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin
dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam
kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. (Sarwono, 2012: 709).

2.2     Etiologi/Penyebab

Proses terjadinya asfiksia neonatorum ini dapat terjadi pada masa


kehamilan, persalinan atau segera setelah bayi lahir. Penyebab asfiksia
menurut Mochtar (2010) adalah :

1. Asfiksia dalam kehamilan


a. Penyakit infeksi akut
b. Penyakit infeksi kronik
c. Keracunan oleh obat-obat bius

3
d. Uraemia dan toksemia gravidarum
e. Anemia berat
f. Cacat bawaan
g. Trauma
2. Asfiksia dalam persalinan
a. Kekurangan O2
b. Partus lama (CPD, rigid serviks dan atonia/ insersi uteri)
c. Ruptur uteri yang memberat, kontraksi uterus yang terus-menerus
mengganggu sirkulasi darah ke uri
d. Tekanan terlalu kuat dari kepala anak pada plasenta.
e. Prolaps fenikuli tali pusat akan tertekan antara kepaladan panggul.
f. Pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya.
g. Perdarahan banyak : plasenta previa dan solutio plasenta.
h. Kalau plasenta sudah tua : postmaturitas (serotinus), disfungsi uteri.
i. Paralisis pusat pernafasan
j. Trauma dari luar seperti oleh tindakan forceps
k. Trauma dari dalam : akibat obat bius
Menurut Betz et al. (2015), terdapat empat faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya asfiksia, yaitu :

1. Faktor ibu
a. Hipoksia ibu
Dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik
atau anestesi dalam, dan kondisi ini akan menimbulkan hipoksia janin
dengan segala akibatnya.

b. Gangguan aliran darah uterus


Berkurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan
berkurangnya aliran oksigen ke plasenta dan juga ke janin, kondisi ini
sering ditemukan pada gangguan kontraksi uterus, hipotensi mendadak
pada ibu karena perdarahan, hipertensi pada penyakit eklamsi.

4
2. Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan
kondisi plasenta, asfiksis janin dapat terjadi bila terdapat gangguan
mendadak pada plasenta, misalnya perdarahan plasenta, solusio
plasenta.

3. Faktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran
darah dalam pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran
gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan
pada keadaan tali pusat menumbung, melilit leher, kompresi tali pusat
antara jalan lahir dan janin.

4. Faktor neonatus
Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena
beberapa hal yaitu pemakaian obat anestesi yang berlebihan pada ibu,
trauma yang terjadi saat persalinan misalnya perdarahan intra kranial,
kelainan kongenital pada bayi misalnya hernia diafragmatika, atresia
atau stenosis saluran pernapasan, hipoplasia paru.

2.3     Patofisiologi

Janin yang kekurangan O2 sedangkan kadar CO2-nya bertambah,


akan menyebabkan muncul rangsangan terhadap nervus vagus sehingga
DJJ (denyut jantung janin) menjadi lambat. Jika kekurangan O2 terus
berlangsung maka nervus vagus tidak dapat dipengaruhi lagi. Timbulah
kini rangsangan dari nervus simpatikus sehingga DJJ menjadi lebih cepat
akhirnya ireguler dan menghilang. Janin akan mengadakan pernafasan
intrauterin dan bila kita periksa kemudian terdapat banyak air ketuban dan
mekonium dalam paru, bronkus tersumbat dan terjadi atelektasis. Bila
janin lahir, alveoli tidak berkembang.

Apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan akan ganti, denyut


jantung mulai menurun. Sedangkan tonus neuromuskuler berkurang secara

5
berangsur-angsur dan bayi memasuki periode apneu primer. Apabila bayi
dapat brnapas kembali secara teratur maka bayi mengalami asfiksia ringan.
Jika berlanjut, bayi akan menunjukkan pernafasan yang dalam, denyut
jantung terus menurun disebabkan karena terjadinya metabolisme anaerob
yaitu glikolisis glikogen tubuh yang sebelumnya diawali dengan asidosis
respiratorik karena gangguan metabolisme asam basa, Biasanya gejala ini
terjadi pada asfiksia sedang - berat, tekanan darah bayi juga mulai
menurun dan bayi akan terlihat lemas (flascid). Pernafasan makin lama
makin lemah sampai bayi memasuki periode apneu sekunder. Selama
apneu sekunder, denyut jantung, tekanan darah dan kadar O2 dalam darah
(PaO2) terus menurun. Pada paru terjadi pengisian udara alveoli yang tidak
adekuat sehingga menyebabkan resistensi pembuluh darah paru.
Sedangkan di otak terjadi kerusakan sel otak yang dapat menimbulkan
kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya. Pada saat ini,
Bayi sekarang tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidak akan
menunjukkan upaya pernafasan secara spontan.

Gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama kehamilan/


persalinan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi
akan menyebabkan kematian jika resusitasi dengan pernafasan buatan dan
pemberian O2 tidak dimulai segera. Kerusakan dan gangguan ini dapat
reversible atau tidak tergantung dari berat badan dan lamanya asfiksia.

Asfiksia neonatorum diklasifikasikan sebagai berikut :


1. Asfiksia Ringan ( vigorus baby)
Skor APGAR 7-10, bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan
istimewa.
2. Asfiksia sedang ( mild moderate asphyksia)
Skor APGAR 4-6, pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung
lebih dari 100/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, reflek
iritabilitas tidak ada.

6
3. Asfiksia Berat
Skor APGAR 0-3, pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung
kurang dari 100x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan kadang-
kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada. Pada asfiksia dengan henti
jantung yaitu bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit
sebelum lahir lengkap atau bunyi jantung menghilang post partum,
pemeriksaan fisik sama pada asfiksia berat. (Manuaba, I. 2013).

2.4   Komplikasi

     Komplikasi yang mungkin muncul pada asfiksia neonatus antara lain:

a. Edema otak dan pendrahan otak


Pada penderita asfiksia dengan gangguan fungsi jantung yang telah
berkelanjutan sehingga terjadi renjatan neonatus sehingga aliran
darah ke otak menurun. Keadaan ini akan menyebabkan hipoksia
dan iskemik otak yang berakibat terjadinya edema otak, dan
pendarahan otak
b. Anuria atau oliguria
Disfungsi ventrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita
asfiksia. Keadaan ini dikenal istilah disfungsi miokardium pada
saat terjadinya yang disertai dengan perubahan sirkulasi. Pada
keadaan ini curah jantung akan lebih banyak mengalir ke organ
seperti mesentrium atau ginjal. Hal ini yang menyebabkan
terjadinya hipoksemia pada pembuluh darah mesentrium dan ginjal
yang yang menyebabkan pengeluaran urine sedikit
c. Kejang
Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan
prtukarn gas dan transportasi  sehingga penderita kekurangan
persediaan  dan kesulitan pengeluaran  hal ini dapat menyebabkan
kejang pada bayi tersebut karena disfungsi jaringan efektif

7
d. Koma
Apabila pada bayi asfiksia berat tidak segera ditangani akan
menyebabkan koma karena beberapa hal diantaranya hipokemia
dan pendarahan otak. (Muslimatun, 2011)

2.5 Pencegahan

Upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi penyebab
utama kematian bayi baru lahir adalah pelayanan antenatal yang berkualitas ,
asuhan persalinan normal dan pelayanan kesehatan bayi baru lahir dengan asuhan
neonatal dasar oleh tenaga kesehatan professional . penerapan manajamen asfiksia
bayi baru lahir unutk mempersiapkan penolong persalinan melakukan penilaian ,
membuat klasifikasi serta memberikan tindakan kepada bayi baru lahir dengan
tepat dan cepat ( Prawiroharjo, 2010 )
Apabila penanganan bayi dengan asfiksia tiak dilakukan dengan sempurna
akan memperburuk keadaan bayi bahkan bisa menimbulkan kematian pada bayi ,
untuk itu perlu petugas yang terlatih dalam melakukan tindakan resusitasi pada
bayi baru lahir dan juga tersedianya alat yang lengkap untuk melkukan resusitasi
pada bayi baru lahir ( Prawiroharjo , 2010 )

2.6 Penanganan

Tindakan untuk mengatasi asfiksia neonatorum disebut resusitasi bayi baru


lahir yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan
membatasi gejala sisa yang mungkin muncul. Tindakan resusitasi bayi baru
lahir mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal dengan ABC resusitasi :
1. Memastikan saluran nafas terbuka :
a. Meletakan bayi dalam posisi yang benar
b. Menghisap mulut kemudian hidung kalau perlu trachea
c. Bila perlu masukan ET (endotracheal tube) untuk memastikan
pernapasan terbuka

8
2. Memulai pernapasan :
a. Lakukan rangsangan taktil Beri rangsangan taktil dengan menyentil
atau menepuk telapak kakiLakukan penggosokan punggung bayi
secara cepat,mengusap atau mengelus tubuh,tungkai dan kepala bayi.
b. Bila perlu lakukan ventilasi tekanan positif
3. Mempertahankan sirkulasi darah :
Rangsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara kompresi dada atau
bila perlu menggunakan obat-obatan

Cara resusitasi dibagi dalam tindakan umum dan tindakan khusus :

1. Tindakan umum
a. Pengawasan suhu
b. Pembersihan jalan nafas
c. Rangsang untuk menimbulkan pernafasan
2. Tindakan khusus
a. Asfiksia berat
Resusitasi aktif harus segera dilaksanakan, langkah utama
memperbaiki ventilasi paru dengan pemberian O2 dengan tekanan
dan intermiten, cara terbaik dengan intubasi endotrakeal lalu
diberikan O2 tidak lebih dari 30 mmHg. Asphiksia berat hampir
selalu disertai asidosis, koreksi dengan bikarbonas natrium 2-4
mEq/kgBB, diberikan pula glukosa 15-20 % dengan dosis 2-
4ml/kgBB. Kedua obat ini disuntuikan kedalam intra vena perlahan
melalui vena umbilikalis, reaksi obat ini akan terlihat jelas jika
ventilasi paru sedikit banyak telah berlangsung. Usaha pernapasan
biasanya mulai timbul setelah tekanan positif diberikan 1-3 kali, bila
setelah 3 kali inflasi tidak didapatkan perbaikan pernapasan atau
frekuensi jantung, maka masase jantung eksternal dikerjakan dengan
frekuensi 80-100/menit. Tindakan ini diselingi ventilasi tekanan
dalam perbandingan 1:3 yaitu setiap kali satu ventilasi tekanan diikuti
oleh 3 kali kompresi dinding toraks, jika tindakan ini tidak berhasil

9
bayi harus dinilai kembali, mungkin hal ini disebabkan oleh
ketidakseimbangan asam dan basa yang belum dikoreksi atau
gangguan organik seperti hernia diafragmatika atau stenosis jalan
nafas.

b. Asfiksia sedang
Berikan stimulasi agar timbul reflek pernapasan, bila dalam waktu
30-60 detik tidak timbul pernapasan spontan, ventilasi aktif harus
segera dilakukan, ventilasi sederhana dengan kateter O2 intranasal
dengan aliran 1-2 lt/mnt, bayi diletakkan dalam posisi dorsofleksi
kepala. Kemudioan dilakukan gerakan membuka dan menutup nares
dan mulut disertai gerakan dagu keatas dan kebawah dengan
frekuensi 20 kali/menit, sambil diperhatikan gerakan dinding toraks
dan abdomen. Bila bayi memperlihatkan gerakan pernapasan spontan,
usahakan mengikuti gerakan tersebut, ventilasi dihentikan jika hasil
tidak dicapai dalam 1-2 menit, sehingga ventilasi paru dengan
tekanan positif secara tidak langsung segera dilakukan, ventilasi
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan dari mulut ke mulut
atau dari ventilasi ke kantong masker. Pada ventilasi dari mulut ke
mulut, sebelumnya mulut penolong diisi dulu dengan O2, ventilasi
dilakukan dengan frekuensi 20-30 kali permenit dan perhatikan
gerakan nafas spontan yang mungkin timbul. Tindakan dinyatakan
tidak berhasil jika setelah dilakukan berberapa saat terjasi penurunan
frekuensi jantung atau perburukan tonus otot, intubasi endotrakheal
harus segera dilakukan, bikarbonas natrikus dan glukosa dapat segera
diberikan, apabila 3 menit setelah lahir tidak memperlihatkan
pernapasan teratur, meskipun ventilasi telah dilakukan dengan
adekuat ( Prawiroharjo , 2010 )

10
BAB III
TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Pada By, Ny. E Dengan ASFIKSIA sedang


Di Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam
Tahun 2020

1. SUBYEKTIF
a. Identitas Bayi
Nama : By.Ny.E
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke- : Pertama

Identitas Orang Tua

Ibu Suami
Nama : Ny.E Tn.F
Umur : 35Th 25Th
Suku/bangsa : Melayu/Indonesia Melayu/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Komp.Rusun pemko Komp.Rusun pemko

b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kehamilan : G1P0A0
Kompilasi pada kehamilan : Tidak Ada
2) Riwayat Persalinan
a) Tanggal/Jam Persalinan : 29 Januari 2020
b) Jenis Persalinan : Normal
c) Anak Lahir Seluruhnya Jam : 14.00 WIB
d) Warna Air Ketuban : Jernih
e) Penolong Persalinan : Dokter
f) Bonding Attachment : Dilakukan

c. Keluhan utama :

11
Saat lahir ekstermitas bayi tampak biru , gerakan sedikit , dan tidak langsung
menangis

2. OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : lemah
2) Kesadaran : Somnolen
3) Tanda-tanda Vital : Heart Rate :115 x/menit
Respiratory Rate :35 x/menit
Temperature :36,5C

4) Antropometri
Berat Badan / Panjang Badan : 2500gram / 47cm
Lingkar Dada / Lingkar Kepala : 33cm / 34cm

b. Pemeriksaan Fisik Khusus


1) Kulit : kebiruan
2) Kepala : Simetris,Tidak ada caput & cepalhematoma
3) Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat,sklera non ikterik
4) Telinga : Simetris , tidak ada serumen
5) Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung
6) Mulut : Tidak ada labioskisis & tidak ada kelainan lainnya
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid,parotis,kelenjar getah bening & vena
jugularis
8) Klavikula : Tidak ada fraktur klavikula
9) Dada : Simetris , tidak ada retraksi dada
10) Umbilicus : Tidak terinfeksi & kering
11) Ekstremitas
Jari / Bentuk : Lengkap / normal
Gerakan : lemah
Kelainan : Tidak ada
12) Punggung : Tidak ada spinabifida
13) Genetalia : Labia mayora telah menutupi labia minora
14) Anus : Berlubang
15) Eliminasi : BAK sudah ada
16) Pemeriksaan Refleks
1) Moro : Ada
2) Rooting : Ada
3) Sucking : Ada

12
4) Grasping : Ada
5) Neck righting : Ada
6) Tonic neck : Ada
7) Startle : Ada
8) Babinski : Ada
9) Merangkak : Tidak ada
10) Ekstruasi : Tidak ada

3. ANALISA

By.Ny.E usia 0 hari jenis kelamin perempuan dengan asfiksia sedang

4. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 29 Januari 2020
Waktu : 14.00 WIB

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada bayinya


Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : Somnolen
Heart Rate : 95 x/menit
Respiratory Rate : 30 x/menit
Temperature : 360C
Berat Badan / Panjang Badan : 2500gram / 47cm
Lingkar Dada / Lingkar Kepala : 33cm / 34cm

 Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan pada bayinya.

2. Memberi informasi pada ibu dan keluarga bahwa bayi ibu mengalami
asfiksia sedang yaitu keadaan dimana bayi tidak bernapas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir disebabkan oleh bayi yg tidak
mendapatkan cukup oksigen selama proses kelahiran, tindakan yang
dilakukan adalah resusitasi.

 Ibu dan keluarga sudah mengetahui keadaan bayinya saat ini dan
seyuju atas tindakan yang akan dilakukan.

3. Melakukan tindakan resusitasi pada bayi dengan asfiksia sedang :


a) Mengeringkan tubuh bayi dengan cara mengganti kain bersih dan
kering.
b) Meletakkan bayi di bawah lampu sorot dengan jarak 60 cm.

13
c) Memposisikan kepala bayi sedikit ekstensi dengan cara mengganjal
bahu bayi 2-3 cm.
d) Membersihkan jalan napas dari mulut hingga hidung dengan
caramenghisap lender pada mulut 5 cm dan hidung 3 cm.
e) Memberikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung bayi
dengan cara menepuk.
f) Mengobservasi tanda-tanda vital bayi, terutama pernafasan tiap4
jam.
 Evaluasi
a) Tubuh bayi telah dikeringkan dan bayi sudah diganti dengan kain
yang bersih dan kering.
b) Bayi telah didekatkan di dekat lampu sorot dengan jarak 60 cm
c) Kepala bayi sudah di resposisi menggunakan ganjal bahu setinggi 2-
3cm dan posisi bayi sudah sedikit ekstensi.
d) Telah dibersihkan jalan nafas dan bayi menangis kuat.
e) Telah diberikan rangsanga taktil pada telapak kaki dan punggung
bayidengan cara menepuk dan pernafasan mulai teratur serta bayi
sudah menangis kuat.
f) Setelah dilakukan observasi tanda-tanda vital pada bayi setiap 4 jam
dengan hasil:

Jam Denyut Respirasi suhu


jantung
19.00 120 x/i 33 x/i 36,30C
23.00 125 x/i 37 x/i 36,50C
03.00 128 x/i 45 x/i 36,60C

4. Kolaborasi dengan dr. Sp. A untuk memberikan terapi:


a) Oksigen 2 liter/menit, per nasal.
b) Injeksi Vit. K 1 mg secara IM.
c) Cefotaxim 1 x 125 mg, secara IV.
d) Infus RL 12 tpm

 Setelah diberikan terapi: oksigen 2 liter/ menit per nasal, injeksi Vit.K


1mg secara IM, Cefotaxim 1 x 125 mg secara IV, infus RL 12tpm, bayi
sudah bisa bernafas dan keadaannya sudah mulai membaik.

14
5. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya setiap 2-3jam sekali
 Ibu telah menyusui bayinya setiap 2-3jam sekali

6. Melakukan perawatan bayi dengan inkubator dengan suhu 36,6oC.


 Setelah dilakukan perawatan bayi dengan inkubator dengan suhu36,60C
maka suhu tubuh bayi sudah mulai meningkat yaitu 36,2° C

7. Melakukan perawatan tali pusat pada bayi dengan menggunakkan


kassasteril.
 Tali pusat pada bayi telah di bungkus dengan menggunakkan kassa
steril

15
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari / Tanggal : Kamis / 30 januari 2020


Jam : 15.00 WIB

Data Subjektif
kondisi bayi masih lemah.

Data Objektif
Keadaan Umum              :    Lemah
Tanda-tanda Vital           :    Suhu                   : 36,8
                                        Respirasi             : 53 x/Menit
                                        Denyut Jantung  : 125 x/Menit  
Analisa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan, Usia 1 hari  dengan asfiksia
sedang keadaan umum lemah.

Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga keadaan bayinya saat ini

Keadaan Umum : Lemah

S : 36,8 Rr : 53 x/Menit N: 125 x/Menit

 Ibu dan keluarga sudah mengetahui kondisi bayinya saat ini.

2. Memantau infuse dan O2

 Infuse terpasang ditangan kanan dan O2 terpasang dihidung.


3. Memantau kenyamanan dan kebersihan bayi dengan cara mengganti

pampers setelah BAB dan BAK


 Pampers kering
4. Memberi nutrisi melalui OGT

 Sudah di beri susu sebanyak 5 cc

16
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari / Tanggal : Jumat / 31 januari 2020

Jam : 15.00 WIB

Data Subjektif
kondisi bayi Ny. E sudah baik.

Data Objektif
Keadaan Umum    :    baik 
suhu    :  37,20 C Rr  : 55 x/Menit N: 127 x/menit

 Analisa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan, Usia 2 hari dengan Asfiksia
sedang keadaan umum baik.
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga keadaan bayi saat ini

Keadaan Umum : baik

suhu : 37,20 C Rr : 55 x/Menit N: 127 x/menit

 Ibu dan keluarga sudah mengetahui kondisi bayinya saat ini.

2. Memantau infuse, OGT dan 02 


 infuse terpasang ditangan kiri, Selang OGT terpasang dimulut dan O2
sudah dilepas
3. Memantau kenyamanan bayi dengan mengganti pampers setelah bayi

BAB atau BAK


 Pampers kering
4. Memberi nutrisi melalui selang OGT

 Sudah di beri susu sebanyak 20 cc

17
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari / Tanggal : Sabtu / 01 Februari 2020

Jam : 15.00 WIB

Data Subjektif
dokter mengintruksikan bayi Ny. E boleh pulang.

Data Objektif
Keadaan Umum        :    Baik
Suhu                          : 36,80 CRr  : 53 x/Menit               N  : 125 x/Menit

Analisa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan, Usia 3 hari keadaan umum baik.

Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu dan keluarga keadaan bayi saat ini

Keadaan Umum : Baik


Suhu : 36,80 C Rr : 53 x/Menit N : 125 x/Menit
 Ibu dan keluarga sudah mengetahui kondisi bayinya saat ini.

2. Memantau kenyamanan bayi dengan cara mengganti pampers setelah bayi


BAB dan BAK.
 Pampers kering

3. Memberi nutrisi per oral


 Sudah di beri susu sebanyak 40 cc

18
4. Menyiapkan bayi untuk persiapan pulang          
 Bayi sudah dibedong dan diberikan pada keluarganya

5. Memberitahu ibu bahwa hari ini bayi ibu sudah diperbolehkan pulang karena

kondisi bayinya sudah membaik serta tidak perlu penanganan khusus dan ibu

harus menandatangani inform concent.

 ibu mau menandatangani inform concent sebelum membawa bayinya pulang

kerumah.

6. Memberikan Konseling pada ibu sebelum bayi pulang

a. Tetap memeberikan bayinya ASI setiap 2-3 jam / secara ondement

b. Menjaga personal hygiene bayinya dengan cara memandikan bayinya ,

mengganti popok dan bajunya bila sudah basah

c. Merawat talipusat bayinya dengan cara menjaga agar talipusat bayi tetap

kering dan tidak diberikan apapun agar tidak terinfeksi

d. Memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir yaitu seperti Bayi rewel ,

Malas menyusu , bergerak hanya jika diberi rangsangan.

e. Suhu tubuhnya tinggi dari 37,50C menganjurkan ibu untuk segera datang

ketenaga kesehatan jika menemui tanda dan gejala tanda bahaya pada

bayi baru lahir

f. Rutin membawa bayinya keposyandu setiap bulan agar bayinya

mendapatkan imunisasi dasar lengkap, pengukuran tinggi badan

,penimbangan berat badan gunanya untuk mengetahui perkembangan dan

pertumbuhan bayinya

 ibu sudah mengerti yang disampaikan dan ibu mau melakukan hal-hal yang

dianjurkan.

19
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Pada asuhan kebidanan yang kami buat antara tinjauan teori (Hidayat,
2014).Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat
bernafas secara spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir Asfiksia
berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis, bila proses ini
berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian.
Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya. Asfiksia
merupakan suatu keadaan dimana bayi tidak dapat bernapas secara spontan
dan teratur segera setelah lahir, keadaan tersebut dapat disertai dengan adanya
hipoksia, hiperkapnea dan sampai ke asidosis.

Jadi, Asfiksia neonatorum adalah keadan bayi baru lahir yang tidak
dapat bernapas secara spontan dengan ditandai adanya hipoksemia (penurunan
PaO2), hiperkarbia (peningkatan PaCO2), dan asidosis (penurunan PH).Asfiksia
Neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir.Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam
uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam
kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. (Sarwono, 2012).

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada By,Ny “E” usia 0 hari bayi
dengan keluhan setalah lahir tidak menangis, badan kebiruan. Dari data
pengkajian didapatkan bahwa By,NY “E” di konfimasikan dengan hasil
pemeriksaan bayi ibu mengalami Asfiksia yaitu terjadi ketika otak bayi dan
organ tidak mendapat cukup oksigen sebelum atau selama dan sesudah
persalinan.Setelah dilakukan analisa data pada By Ny “E” dengan Ikterus
Neonatorum, didapatkan tidak adanya kesenjangan antara teori dan praktek.
Pada teori dilakukan asuhan kebidanan pada bayi yang menggalami Ikterus

20
Neonaturum yaitu akan membutuhkan perawatan yang serius untuk
mengawasi pola perkembangan bayi dan bayi akan dipasangkan Oksigen .

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat


bernapas secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin
sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan.
Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan
tali pusat, atau masalah yang mempengaruh kesejahteraan bayi selama atau
sesudah persalinan.Penanganannya adalah dengan tindakan resusitasi.
Tindakan resusitas bayi baru lahir mengikuti tahapan- tahapan yang dikenal
sebagai ABC resusitasi, yaitu :
1. Memastikan saluran terbuka.
2. Memulai pernafasan
3. Mempertahankan sirkulasi

Langkah-langkah

resusitasi, meliputi 2 tahap.

Tahap pertama adalah langkah awal , dan tahap kedua adalah ventilasi

B. Saran
Sebaiknya kita sebagai mahasiswa kebidanan harus mempelajari tentang
kelaianan bawaan dan penatalaksanannya khususnya Asfiksia sebagai
tambahan ilmu pengetahuan dan bekal kita apabila sudah mengabdi
dimasyarakat atau di tempat pelayanan kesehatan, demi kesejahteraan
neonatus.

21
22
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, R. (2010). Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Prawiroharjo,Sarwono.2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.


Muslihatun,wati nur 2011.  Asuhan Neonatus bayi dan balita.Yogyakarta : Fitra
Maya
Manuaba, I. (2013). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta :EGC
Saifuddin AB. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta: EGC. 2015. 2. The Lancet Global Health, Volume 1.
Arif, Mansjoer, dkk. ( 2013 ). Kapita Selekta Kedokteran.Edisi 3. Jakarta :
Medica Aesculpalus. Arabaci, B. Health Services Management in Primary
Hidayat Alimul A,A, 2014. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai