Oleh :
Mengetahui,
i
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Penguji I Penguji II
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Patologi
Ny. A Umur 18 Tahun P1A0Ah1 6 Hari Postpartum
Dengan Retensio Sisa Plasenta”.
Penyusun
iii
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................ 3
1. Tujuan Umum ........................................................................................ 3
2. Tujuan Khusus ....................................................................................... 3
D. Manfaat ...................................................................................................... 4
1. Bagi Penulis ........................................................................................... 4
2. Bagi Institusi .......................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................... 5
A. NIFAS ....................................................................................................... 5
1. Pengertian .............................................................................................. 5
2. Tahapan Masa Nifas .............................................................................. 5
3. Tujuan Asuhan Masa Nifas.................................................................... 6
4. Perubahan Fisiologis Alat Reproduksi pada Masa Nifas....................... 6
B. Perdarahan Postpartum ............................................................................. 8
1. Pengertian .............................................................................................. 8
2. Faktor Resiko ......................................................................................... 9
3. Etiologi................................................................................................... 9
C. Retensio Sisa Plasenta ............................................................................. 11
1. Definisi................................................................................................. 11
2. Etiologi................................................................................................. 11
3. Tanda Gejala Retensio Sisa Plasenta ................................................... 12
4. Diagnosa .............................................................................................. 13
5. Penanganan .......................................................................................... 13
BAB III TINJAUAN KASUS ................................................................................ 14
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................... 20
iv
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 22
A. Kesimpulan .............................................................................................. 22
B. Saran ........................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 23
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di DIY Berdasarkan data dari BPS, angka kematian ibu dalam 4 tahun
terakhir menunjukkan penurunan yang cukup baik. Angka terakhir yang
dikeluarkan oleh BPS adalah tahun 2008, di mana angka kematian ibu di DIY
berada pada angka 104/100rb kelahiran hidup, menurun dari 114/100rb
kelahiran hidup pada tahun 2004. Sedangkan pada tahun 2011, jumlah kasus
kematian ibu yang dilaporkan kabupaten/kota pada tahun 2011 mencapai 56
kasus, meningkat dibandingkan tahun 2010 sebanyak 43 kasus. Tahun 2012
jumlah kematian ibu menurun menjadi sebanyak 40 kasus sesuai dengan
pelaporan dari Dinas kesehatan Kab/Kota, sehingga apabila dihitung menjadi
Angka Kematian Ibu Dilaporkan sebesar 87,3 per 100.000 kelahiran hidup.
(Profil Kesehatan DIY 2013)
1
Menurut Riskesdas 2013, penyebab terbesar kematian ibu selama
tahun 2010-2013 masih tetap sama yaitu perdarahan. Sedangkan partus
lama merupakan penyumbang kematian ibu terendah. Sementara itu
penyebab lain-lain juga berperan cukup besar dalam menyebabkan
kematian ibu. Yang dimaksud dengan penyebab lain-lain adalah penyebab
kematian ibu secaratidak langsung, seperti kondisi penyakit kanker, ginjal,
jantung, tuberkulosis atau penyakit lain yang diderita ibu. Tingginya
kematian ibu akibat penyebab lain-lain menuntut peran besar rumah sakit
dalam menangani penyebab tersebut.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
2. Bagi Institusi
a. BPM
Dapat menjadi pelaporan dan evaluasi tindakan dalam memberikan
asuhan ibu nifas patologi dengan perdarahan karena retensio sisa
plasenta
b. Pendidikan
c. Dapat menjadi bahan pembelajaran dan menambah referensi dalam
memahami asuhan kebidanan ibu nifas patologi dengan perdarahan
karena retensio sisa plasenta
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. NIFAS
1. Pengertian
5
misalnya pendarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan
dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus,
pengeluaran lokia, tekanan darah, dan suhu.
b. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu) Pada fase ini bidan
memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada
perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan
baik.
c. Periode late postpartum (1 minggu- 5 minggu) Pada periode ini bidan
tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan seharihari serta konseling
KB
a. Involusi Uterus
6
Tabel involusi uterus menurut Pudiastuti (2011)
b. Lokhea
Lokhea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan
vagina selama masa nifas. Dua sampai tiga hari post partum akan
mengeluarkan lokia rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi
darah segar dan sisa–sisa selaput ketuban, sel–sel desidua, verniks
caseosa, lanugo dan mekonium. Pada hari ketiga sampai ketujuh akan
mengeluarkan lokia sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah
dan lendir . Pada hari ketujuh samai hari ke empat belas akan
mengeluarkan lokia serosa berwarna kuning dan cairan ini tidak
berdarah lagi. Setelah 2 minggu akan mengeluarkan lokia alba berupa
cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel–sel
desidua (Saleha, 2009)
c. Endometrium
Perubahan pada endometrium adalah trombosis, degenerasi, dan
nekrosis ditempat implantasi plasenta. Pada hari pertama tebal
endometrium 2,5 mm, mempunyai permukaan yang kasar akibat
pelepasan desidua, dan selaput janin. Setelah tiga hari mulai rata,
sehingga tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas implantasi
plasenta (Saleha, 2009).
d. Serviks
7
Perubahan yang terjadi pada servik ialah bentuk servik agak
mengangah seperti corong, segera setelah bayi lahir. Bentuk ini
disebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi,
sedangkan servik tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada
perbatasan antara korvus dan servik berbentuk semacam cincin
(Sulistyawati, 2009).
e. Vagina dan Perinium
Perubahan yang terjadi pada servik ialah bentuk servik agak
mengangah seperti corong, segera setelah bayi lahir. Bentuk ini
disebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi,
sedangkan servik tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada
perbatasan antara korvus dan servik berbentuk semacam cincin
(Sulistyawati, 2009).
B. Perdarahan Postpartum
1. Pengertian
8
uteri. Perdarahan postpartum sekunder yang terjadi setelah 24 jam
persalinan, biasanya oleh karena sisa plasenta (Prawirohardjo, 2010)
2. Faktor Resiko
3. Etiologi
a. Antonia Uteri
Perdarahan postpartum bisa dikendalikan melalui kontraksi dan
retraksi serat – serat myometrium. Kontraksi dan retraksi ini
menyebabkan terlipatnya pembuluh – pembuluh darah sehingga aliran
darah ke tempat plasenta menjadi terhenti. Kegagalan mekanisme
akibat gangguan fungsi myometrium dinamakan antonia uteri dan
keadaan ini menjadi penyebab utama perdarahan postpartum.
Sekalipun pada kasus perdarahan postpartum kadang – kadang sama
sekali tidak disangka antonia uteri sebagai penyebabnya, namun
9
adanya faktor presdiposisi dalam banyak hal harus menimbulkan
kewaspadaan dokter terhadap kemungkinan gangguan tersebut (Oxorn
& Forte, 2010; h. 413).
b. Trauma dan laserasi
Perdarahan yang cukup banyak terjadi dari robekan yang dialami
selama proses melahirkan baik yang normal maupun dengan tindakan.
Jalan lahir harus diinspeksi sesudah tiap kelahiran selesai sehingga
sumber perdarahan dapat dikendalikan (Oxorn & Forte, 2010; h. 414).
c. Retensio Plasenta
Retensio sebagian atau seluruh plasenta dalam rahim akan
mengganggu kontraksi, menyebabkan sinus – sinus darah tetap
terbuka, dan menimbulkan perdarahan postpartum. Begitu bagian
plasenta terlepas dari dinding uterus, perdarahan terjadi dari daerah
itu. Bagian plasenta yang masih melekat merintangi retraksi
myometrium dan perdarahan berlangsung terus sampai sisa organ
tersebut terlepas serta dikeluarkan (Oxorn & Forte, 2010; h. 415).
d. Kelainan Perdarahan
Setiap penyakit hemorhogik (blood dyscrasias) dapat diderita oleh
wanita hamil dan kadang – kadang menyebabkan perdarahan
postpartum. Afibrinogen atau hipofibrinogen dapat terjadi setelah
abruptio plasenta, retensio janin – mati yang lama didalam rahim, dan
pada emboli cairan ketuban.
Salah satu teori etiologik mempostulasikan bahwa bahan
thromboplastik yang timbul dari degenerasi dan autolisis desidua serta
plasenta dapat memasuki sirkulasi maternal dan menimbulkan
koagulasi intravaskuler serta penurunan fibrinogen yang
beredar.Keadaan tersebut, yaitu suatu kegagalan pada mekanisme
pembekuan, menyebabkan perdarahan yang tidak dapat dihentikan
dengan tindakan yang biasanya dipakai untuk mengendalikan
perdarahan (Oxon & Forte, 2010)
.
10
e. Sisa plasenta dan polip plasenta
Sisa plasenta dalam nifas menyebabkan perdarahan dan infeksi.
Perdarahan yang banyak dalam nifas hampir selalu disebabkan oleh
sisa plasenta. Jika pada pemeriksaan plasenta ternyata jaringan
plasenta tidak lengkap, maka harus dilakukan eksplorasi dari cavum
uteri. Potongan – potongan plasenta yang tertinggal tanpa diketahui
biasanya menimbulkan perdarahan postpartum lambat (Saleha, 2009).
1. Definisi
2. Etiologi
11
Selain itu penyebab lainnya adalah :
12
4. Diagnosa
5. Penanganan
a. Pasang infus
b. Lakukan ekplorasi digital (bila servik terbuka) dan mengeluarkan
bekuan darah atau jaringan. Bila servik hanya dapat dilalui alat
kuretase, lakukan evakuasi sisa plasenta denganAVM atau dilatasi dan
kuretase.
c. Bila kadar Hb < 8 gr% beri tranfusi darah, bila kadar Hb > 8 gr%
berikan sulfas ferosus 600 mg/hari selama 10 hari (Saifuddin, 2009).
d. Berikan terapi uterotonik
e. Berikan antibiotika karena perdarahan juga merupakan gejala metritis.
Sisa plasenta bisa diduga bila kala uri berlangsung tidak lancar atau
setelah melakukan plasenta manual atau menemukan adanya kotiledon yang
tidak lengkap pada saat melakukan pemeriksaan plasenta dan masih ada
perdarahan dari ostium uteri eksternum pada saat kontraksi rahim sudah baik
dan robekan jalan lahir sudah terjahit. Untuk itu, harus dilakukan eksplorasi
kedalam rahim dengan cara manual/digital atau kuret dan pemberian
uterotonika. Anemia yang ditimbulkan setelah perdarahan dapat diberi
transfuse darah sesuai dengan keperluannya (Prawirohardjo, 2010)
13
BAB III
TINJAUAN KASUS
No RM :
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sangat pusing dan mengeluarkan banyak darah
3. Riwayat pernikahan
Ibu mengatakan menikah sejak usia 17 tahun, status sah
4. Riwayat menstruasi
Menarch umur 13 tahun, lama menstruasi 7 hari, siklus teratur
setiap bulan, tidak mengalami disminorea
HPHT : 27 – 12 - 2015
HPL : 4-09-2016
14
5. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
apapun
6. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis,
menular, maupun menurun
b. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit, kronis,
menular maupun menurun
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit
kronis, menular maupun menurun
7. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Terakhir
ANC : TM 1 : tidak pernah
TM 2 : 1x
TM 3 : 4x
Imunisasi TT : TT2 TT1 : Sebelum menikah (caten)
TT2 : Saat ANC Pertama kali
Umur kehamilan : Minggu hari
Tanggal persalinan : jam WIB
Lama persalinan : kala 1 : jam perdarahan kala 1 : 50cc
kala 2 : menit kala 2 : 100cc
kala 3 : menit kala 3 : 100cc
kala 4 : 2 jam kala 4 : 250cc
Bayi lahir tanggal : jam WIB
Cara persalinan : spontan
Jenis kelamin : laki-laki
Apgar score : 7/7/8
Plasenta lahir : lengkap
8. Pola Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
Makan : 2-3x / hari, jenis nasi, lauk
Minum : 4-6 gelas/hari, jenis air mineral, kopi, teh
Keluhan : ibu tidak suka makan sayur
b. Eliminasi
BAB : 1x sehari
15
BAK : 3-4x sehari
Keluhan : tidak ada
c. Personal Hygiene
Mandi : ibu mandi 2x sehari
d. Pola aktivitas
Ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga dan melakukan aktivitas
seperti mencuci, memasak, menyapu
e. Pola istirahat
Tidur siang : 1-2 jam
Tidur malam : 6-8 jam
9. Data Psikososial
a. Ibu mengatakan senang denga kelahiran anaknya
b. Ibu merasa takut karena banyak mengeluarkan darah
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
KU : Sedang Kesadaran : komposmentis
TD : 90/60 MmHg TB : 156 cm
N : 100x/menit BB : 54 kg
R : 18x/menit
S : 37,60C
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : kulit kepala bersih, tidak ada luka
Wajah : simetris, pucat
Mata : sklera putih, konjungtiva pucat
Mulut : bibir kering, tidak ada stomatitis
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar
Limfe
Dada : simetris, puting susu menonjol, tidak ada
pebengkakan/benjolan abnormal, asi sudah keluar
abdomen : tidak ada luka bekas operasi, perut tampak lembek
genetalia : jahitan sudah kering, pembalut penuh darah,
pengeluaran darah + 350cc, tidak ada odema pada
vulva
periksa dalam : serviks terbuka
16
3. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 10 gr%
Golongan darah :A
HbsAg : negatif
17
4. Berikan injeksi ergomentrin 0,2 mg
5. Pantau keadaan ibu selama 2 jam
6. Anjurkan ibu tetap mengkonsumsi makan dan minum
7. Berikan terapi obat
18
7. Memberikan terapi asam mefanamat 500 mg diminum 3x sehari dan
amoxilin 500 mg diminum 3x sehari serta diberikan tablet Fe 600 mg
perhari.
19
BAB IV
PEMBAHASAN
20
Pemberian terapi di BPM Mujiasih sudah sesuai dengan teori. Pasien telah
diberikan uterotonik melalui injeksi ergomertrin 0,2 mg secara IM. Ibu juga
diberikan terapi obat antibiotik amoxilin 500 mg diminum 3x sehari dan tablet Fe
600 mg perhari. Kemudian ibu juga diberikan terapi asam mefenamat untuk
mengurangi rasa sakit pada jahitan ibu.
21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah
masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar dari rahim. Masa
nifas berlangsung dari 2 jam setelah persalinan hingga 6 minggu berikutnya.
Berakhirnya masa nifas ditandai dengan pulihnya organ-organ yang berkaitan
dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lainnya
berkaitan saat persalinan. (Seherni, dkk: 2009)
B. Saran
1. Institusi Pelayanan
Diharapkan laporan ini dapat dijadikan bahan evaluasi agar dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan SOP
2. Institusi Pendidikan
Agar laporan ini dapat dipergunakan sebagai bahan bagi pembelajaran.
3. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat megetahui dan memahami serta dapat
memberikan asuhan pada ibu nifas patologi
22
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Ayu dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.
Jakarta : EGC.
Nugroho, Taufan. 2012. Obsgyn Obstetri dan Ginekologi Untuk Kebidanan dan
Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Nugroho, Taufan. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Oxorn, Harry dan Forte, Wiliam R. 2010. Ilmu Kebidanan : Patologi dan Fisiologi
Persalinan. Yogyakarta : Andi, YEM.
Prawirohardjo S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan IV. Jakarta : TIM.
Saifuddin A. B.2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba
Medika.
Sari,Y.R. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Patologi Ny.A P1A0 dengan
Retensio Sisa Plasenta di RSUD dr. Moewardi di Surakarta. KTI. STIKES
Kusuma Husada. Surakarta
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan dan Ibu Bersalin. Jakarta: Medika
23